• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjelasan Kedudukan Pancasila Dalam NKRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penjelasan Kedudukan Pancasila Dalam NKRI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

KEWARGANEGARAAN

NAMA

: MUTHMAINNAH

N I M

: 110 209 0050

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

(2)

1. Penjelasan kedudukan Pancasila dalam NKRI

Jawab :

a. Pancasila sebagai Dasar Negara

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia.

Pancasila sebagai falsafah negara (philosohische gronslag) dari negara, ideologi negara, dan staatside. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan “……..maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…..”

Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyaibeberapa fungsi pokok, yaitu:

1) Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No. XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No. IX/MPR/1978. merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan

2) Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya(merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologi) 3) Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam

mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan filosofis

Dengan syarat utama sebuah bangsa menurut Ernest Renan: kehendak untuk bersatu (le desir d’etre ensemble) dan memahami Pancasila dari sejarahnya dapat diketahui bahwa Pancasila merupakan sebuah kompromi dan konsensus nasional karena memuat nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh semua golongan dan lapisan masyarakat Indonesia.

Maka Pancasila merupakan intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi merangkum

(3)

semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam seloka “Bhinneka Tunggal Ika”.

b. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Dalam pengertian ini, Pancasila disebut juga way of life, weltanschaung,wereldbeschouwing, wereld en levens beschouwing, pandangan dunia,pandangan hidup, pegangan hidup dan petunjuk hidup. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang. Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila. Hal ini karena Pancasila Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis.

Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwanilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

c. Pancasila sebagai Margin Appreciation di Bidang Hukum

Peranan Pancasila sebagai margin of Appreciation di bidang hukum akan mwarnai segala sub sistem dibidang hukum, baik subsatansi hukum yang bernuansa “law making process”; struktur hukum yang banyak bersentuhan dengan “law enforcement” maupun budaya hukum yang berkaitan dengan “law awareness”. Negara Indonesia memiliki hukum nasional yang merupakan satu kesatuan sistem hukum. Sistem hukum Indonesia itu bersumber dan berdasar pada pancasila sebagai norma dasar bernegara. Pancasila berkedudukan sebagai grundnorm (norma dasar) atau staatfundamentalnorm (norma fondamental negara) dalam jenjang norma hukum di Indonesia.

Nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan perundangam yang ada. Perundang-undangan, ketetapan, keputusan, kebijaksanaan pemerintah, program-program pembangunan, dan peraturan-peraturan lain pada hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilai dasar pancasila.

(4)

Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral.

Norma-norma etik tersebut bersumber pada pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam :

1) ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.

2) Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika KehidupanBerbangsa, bernegara, danbermasyarakat merupakan penjabaran nilai - nilai pancasila sebagai pedoman dalamberpikir, bersikap, danbertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilaikeagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupanbermasyarakat.

e. Pancasila sebagai Margin of Appreciation di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Hal ini terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai margin ofl

appreciation di bidang pertahanan dan keamanan karena tujuan nasional

berupa “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dst.nya” merupakan alasan menyusun Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia dalam suatu UUD Negara Indonesia 1945 yang berlandaskan Pancasila.

2. Contoh – contoh nilai praksis Pancasila dalam kehidupan berbangsa & bernegara

Jawab :

Nilai-nilai praksis itu artinya suatu nilai yang langsung bisa diterapkan di masyarakat dan dengan cepat pula mendatangkan manfaat. Berikut ini bentuk-bentuk pengalaman dari setiap sila Pancasila yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari :

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

1) Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan YME.

3) Membina kerukunan hidup di antara sesame umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4) Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

5) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

6) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa kepada orang lain.

b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

(5)

2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira 5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain 6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8) Berani membela kebenaran dan keadilan

9) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

c. Persatuan Indonesia

1) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan

2) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa

3) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia

4) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika 5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

1) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

2) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

3) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

4) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

5) Dengan itikad baik dan rasa tanggun jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

6) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

7) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggunjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamkan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasanan kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 4) Menghormati hak orang lain.

5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

(6)

7) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Pada kenyataannya semua hal diatas belum bisa dilaksanakan secara

maksimal, hanya sebagian saja yang sudah terwujud dalam masyarakat, itupun terkadang masih banyak ketimpangan-ketimpangan.

a. Untuk sila ke – 1, nilai-nilai yang sudah terwujud dalam masyarakat antara lain :

1) Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hal ini dapat diwujudkan dengan taat beragama sesuai dengan agamanya masing masing.

2) Membina kerukunan, kerjasama dan sikap saling hormat menghormati antar umat beragama dengan kepercayaan. Membina kerukunan diawali dengan sikap saling menghormati dan setelah adanya

kerukunan biasanya terjalin kerja sama. Misalnya saja untuk masalah ibadah, dalam suatu forum yang melewati waktu ibadah pasti terdapat selang waktu istirahat, hal ini dilakukan karena untuk memberi kesempatan bagi yang akan beribadah.

b. Sila ke-2, mengenai nilai kemanusiaan dalam masyarakat sudah terlaksana dengan baik. Disaat Indonesia sedang banyak mengalami musibah, banyak sekali bantuan yang datang dari dalam maupun dari luar. Masyarakat banyak yang ikut berbondong-bondong membantu baik secara fisik yaitu dengan terjun langsung ke medan.

c. Sila ke-3, semangat persatuan dan kesatuan para pejuang Indonesia yang telah berhasil mencapai kemerdekaan harus kita teladani dalam kehidupan sekarang ini. Namun seiring dengan perkembangan jaman semangat itu semakin luntur. Contoh sikap yang menggambarkan persatuan dan kesatuan antara lain :

1) Sikap gotong royong warga masyarakat pedesaan tanpa pamrih dan semangat kekeluargaan.

2) Bergaul bersama dengan rukun tanpa membeda-bedakan asal usul teman.

d. Sila ke-4

Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Namun hal dan kewajiban tersebut tidak boleh bertentangan dengan kepentingan bersama karena kodrat manusia sebagai makhluk sosial bukanlah makhluk individu. Selain itu, kita juga harus mengharagi kepentingan orang lain, misalnya dalam suatu rapat terjadi perbedaan pendapat antar anggota dan kita sebagai warga negara yang baik harus menghargai pendapat orang lain, mencari pemecahannya secara musyawarah, lalu keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

e. Sila ke-5

(7)

bidang kehidupan, baik materiil maupun spirituil. Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia,baik di dalam maupun di luar negeri. Jadi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun, dalam penerapannya sekarang ini, banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan di negara kita, misalnya dalam bidang ekonomi terjadi ketimpangan perekonomian antara Jakarta dengan wilayah di luar Jakarta. Dalam bidang pendidikan, terjadi ketimpangan fasilitas pendidikan antara sekolah-sekolah di Jawa dengan yang di luar Jawa. Dalam bidang sosial pun masih banyak sekali terjadi ketimpangan.

(8)

Referensi

Buku Ajar Konsep Dasar.pdf

www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/125089098_1410-2323.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan kebalikan dari forward chaining dimana mulai dengan sebuah hipotesa (sebuah objek) dan meminta informasi untuk meyakinkan atau mengabaikan backward chaining inference

Tabel 4 Distribusi Aitem Skala Sikap terhadap Competitive Intelligence dengan Penomoran Baru yang digunakan pada Skala Penelitian 44 Tabel 5 Penyebaran Subjek Berdasarkan

Key Words : yellow fintuna fish ( Thunnus albacares), correlation between the length and the weight , Growth pattern.. ALBACARES) DENGAN POLA PERTUMBUHANNYA YANG DIDARATKAN

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui kondisi empiris pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah (2) mengetahui kondisi prososial siswa, (3) merumuskan

Dalam kuadran ini, guru menghayati kondisi netral yaitu tidak mengalami kepuasan kerja ataupun ketidakpuasan kerja, dimana total skor indikator dalam Satisfier/Motivator

Dengan berbagai terobosan-terobosan baru dalam hal kegiatan menanggulangi tawuran pelajar antar sekolah secara perlahan akan menciptakan persepsi di mana tawuran itu adalah

Metode ini adalah untuk pengembalian spektrum daya atau spektrum magnitudo dari sinyal yang diobservasi dalam derau tambahan melalui pengurangan dari estimasi spektrum

Pesan dakwah (maudu) adalah pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh dai (subjek dakwah) kepada mad’u (objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran