• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. angka. Seperti yang diungkapkan oleh Creswel (2017: 5) bahwa penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. angka. Seperti yang diungkapkan oleh Creswel (2017: 5) bahwa penelitian"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang pengumpulan data dan mengolah data dengan angka. Seperti yang diungkapkan oleh Creswel (2017: 5) bahwa penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jenis quasi

experimental design. Metode ini merupakan pengembangan dari true experimental design. Jenis quasi ini mempunyai kelas kontrol, tetapi tidak

berfungsi untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Adapun perbedaan true experimental dengan quasi experimental

design yaitu terletak pada pemilihan subjek penelitian, dimana pada true experimental pemilihan subjek dilakukan secara random, sedangkan bentuk quasi experimental pemilihan subjek tidak dilakukan secara random. (Jakni,

2018: 73).

Adapun bentuk desain yang dilakukan oleh peneliti yaitu Nonequivalent

(2)

pretest-posttest desain, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random. (Jakni, 2018: 74).

Gambar 6

Desain Nonequivalent Group Pretest-Posttest Design. (Sumber: Jakni, 2018: 74)

Keterangan:

= kelompok eksperimen tidak dipilih secara random/acak. = kelompok control tidak dipilih secara random/acak.

& = Pretest (kelompok eksperimen dan kontrol sebelum Perlakuan)

= Perlakuan (treatment)

& = Posttest (kelompok eksperimen dan kontrol setelah Perlakuan)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN Mangkubumi tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 47 orang.

(3)

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas III-A dan kelas III-B SDN Mangkubumi. Jumlah siswa kelas III-A sebanyak 23 siswa, sedangkan untuk kelas III-B sebanyak 27 siswa. Dua kelas ini akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik dalam penentuan sampel ini menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. (Sugiyono, 2016: 124-125). Adapun untuk menentukan kelas kontrol dan eksperimen dilakukan dengan cara mengundian menggunakan teknik simple

random sampling.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Mangkubumi Kota Tasikmalaya yang beralamat di jl A.H Nasution No 283 pada kelas III semester II tahun ajaran 2018/2019.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai dari proses observasi terlebih dahulu yaitu pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019, kemudian melakukan penelitian pada bulan april 2019. Dengan alokasi waktu terlampir pada lampiran 8. D. Variabel Penelitian

Variabel bebas (independent variable) menurut Creswel (2017: 70) merupakan variabel yang (mungkin) menyebabkan, memengaruhi, atau berefek pada outcome. Variabel ini juga dikenal dengan istilah variabel treatment,

(4)

manipulated, antecedent, atau predictor. Adapun Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah “Media Tulang Napier”.

Sedangkan variable terikat (dependent variable) menurut Creswel (2017: 70) merupakan variabel yang bergantung pada variabel bebas atau dapat dikatakan sebagai variabel hasil dari pengaruh varibabel bebas. Istilah lain untuk variabel terikat adalah variabel criterion, outcome, effect, atau response”. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu “prestasi belajar siswa”.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2015: 308) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendaatkan data”. Untuk itu, pada penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, wawancara, dan dokumentasi.

a. Wawancara tidak terstruktur

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara tidak tertulis, dengan tujuan untuk melakukan studi terlebih dahulu dan menemukan permasalahan yang harus diteliti, serta untuk mengetahui hal-hal dari responden.

b. Dokumentasi

Dokumentasi peneliti digunakan untuk mengumpulkan data mengenai gambaran pada proses penelitian berlangsung, dan penggunaan media saat pembelajaran.

(5)

c. Tes

Pada penelitian ini sebelumnya kelas kontrol dan eksperimen diberikan soal pretest dan posttest sebanyak 10 soal berupa uraian.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Tabel 1.

Kisi-kisi Instrumen Soal

KD Indikator Nomor soal Butir soal 3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan cacah - Mengidentifikasi sifat operasi hitung perkalian - Melakukan operasi

hitung perkalian 2 angka

- Melakukan operasi hitung perkalian 3 angka

1, 2 3, 4, 5, 6, 7 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 2 5 7 4.1 Menyelesaikan masalah yang melibatkan pengunaan sifat- sifat operasi hitung pada bilangan cacah - Memecahkan masalah sehari-hari yang menggunakan konsep perkalian 15, 16, 17, 18, 19, 20 6 Jumlah soal 20

Untuk kriteria penilaian soal dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 2.

Kriteria Penilaian Soal Uraian Pretest dan Posttest.

No Respon Terhadap Masalah Skor

1 Jika tidak ada jawaban atau salah 0

2 Jika jawaban kurang lengkap dan kurang tepat 1

3 Jika jawaban hampir lengkap 2

(6)

Berdasarkan tabel 2 diatas, penskoran setiap jawaban itu berbeda tergantung jawaban yang dikerjakan oleh siswa. Setia siswa yang menjawab lengkap dan jelas mendapat skor 3, untuk siswa yang menjawab soal hampir lengkap mendapat skor 2, sedangkan untuk siswa yang menjawab soal kurang lengkap dan tidak tepat mendapat skor 1, dan untuk siswa yang menjawab soal salah atau tidak menjawab sama sekali skor 0.

Untuk keseluruhan jawaban benar dari 10 butir soal yaitu 30 dan untuk skor maksimum 30. Setelah mendapatkan data skor jawaban benar dari setiap siswa, langkah selanjutnya yaitu mengubah jawaban skor benar ke dalam bentuk nilai.Adapun langkahnya sebagai berikut:

Nilai = × 100

Gambar 7 .

Rumusan Mengubah Skor Menjadi Nilai

Dilihat dari gambar di atas, bahwa nilai didapat dari dari skor jawaban benar kemudian dibagi skor maksimum, skor maksimum ini jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal tersebut. Setelah dibagi kemudian di kali 100.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum instrumen dijadikan sebagai alat ukur atau evaluasi, langkah selanjutnya yaitu menguji instrumen tersebut. Pengujian instrumen yang dilakukan yaitu dengan cara validatas dan reliabilitas.

(7)

1. Uji Validitas

Sebelum soal dipakai harus diuji coba terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan pengujian validitas yang terdiri dari:

a. Validitas isi

Validitas isi atau kontrak bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan tujuan ingin mengukur dengan kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti. Validitas ini dilakukan dengan meminta pertimbangan dari para ahli (pakar) dalam bidang evaluasi atau ahli dalam bidang sedang uji. (Jakni, 2018: 164). Adapun pakar atau ahli dalam bidang yang diteliti pada penelitian ini meminta pertimbangan kepada dosen pengampuh mata kuliah matematika yaitu ibu Milah Nurkamilah, M.Pd dengan hasil revisi sebanyak 2 kali, revisi pertama terletak pada indikator yang harus dijabarkan kembali yaitu melakukan operasi hitung perkalian menjadi melakukan operasi hitung perkalian 2 angka. Revisi kedua adanya tabel perkalian yang harus dihapus karena jika tabel perkalian dicantumkan hal yang ditakutkan siswa lebih terfokus pada tabelnya. Setelah revisi kedua hasilnya layak digunakan dengan revisi. Sedangkan ahli materi yang kedua ibu N Hakidah, S.Pd selaku wali kelas III, dengan hasil layak digunakan tanpa revisi karena melakukan validasi kepada wali kelas III setelah selesai revisi dari ahli materi yang pertama. b. Validitas Kontruksi

Validitas kontruksi merupakan validitas yang mengukur kesesuaian setiap butir soal dengan aspek dalam Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

(8)

Pengerjaannya dilakukan dengan cara logika bukan berdasarkan pengalaman. (Arikunto, 2018: 83)

Dalam penentuan tingkat validitas butir soal digunakan korelasi

product moment pearson dengan mengkorelasi antara skor yang didapat

siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Dengan rumus:

rxy=

∑ (∑ )(∑ )

√*( (∑ ) (∑ ) )( (∑ ) (∑ )

Gambar 8.

Rumus korelasi product moment pearson Keterangan:

rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = banyaknya peseta tes X = nilai hasil uji coba Y = nilai rata-rata harian

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus: thitung = √

Dimana: t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil n = jumlah responden

Distribusi tabel t untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) Kaidah keputusan: jika > berarti valid sebaliknya

Jika < berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka kriteria penafsiran indeks korelasinya (r) berikut ini:

(9)

Tabel 3.

Klasifikasi Koefisien Validitas

No Nilai Interprestasi 1 0,800-1,000 Sangat Tinggi 2 0,600-0,800 Tinggi 3 0,400-0,600 Cukup 4 0,200-0,400 Rendah 5 0,000-0,200 Sangat Rendah

Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa antara 0,800 sampai dengan 1,000 maka termasuk kategori validitas sangat tinggi. Jika antara 0,600 sampai dengan 0,800 termasuk validitas tinggi. Jika antara 0,400 sampai dengan 0,600 termasuk kategori validitas cukup. Jika antara 0,200 sampai dengan 0,400 termasuk kategori validitas rendah. Dan jika 0,000 sampai dengan 0,200 termasuk ke dalam kategori validitas sangat rendah.

Dengan bantuan SPSS 23 diperoleh hasil perhitungan validasi tiap soal tes uraian prestasi belajar siswa yang disajikan pada tabel 5 .

Tabel 4.

Hasil Uji Validitas tiap Butir Soal Nomor

Soal r hitung r tabel Keterangan Kriteria

1 ,303 0,244 Valid Rendah

2 ,302 0,244 Valid Rendah

3 ,114 0,244 Tidak Valid Sangat Rendah

4 ,401 0,244 Valid Cukup

5 ,438 0,244 Valid Cukup

6 ,344 0,244 Valid Rendah

7 ,706 0,244 Valid Tinggi

(10)

Nomor

Soal r hitung r tabel Keterangan Kriteria

9 ,765 0,244 Valid Tinggi

10 ,704 0,244 Valid Tinggi

11 ,793 0,244 Valid Tinggi

12 ,832 0,244 Valid Sangat Tinggi

13 ,826 0,244 Valid Sangat Tinggi

14 ,733 0,244 Valid Tinggi 15 ,721 0,244 Valid Tinggi 16 ,672 0,244 Valid Tinggi 17 ,688 0,244 Valid Tinggi 18 ,638 0,244 Valid Tinggi 19 ,686 0,244 Valid Tinggi 20 ,704 0,244 Valid Tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dari tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 20 butir soal menunjukan r hitung > r tabel sebanyak 19 soal dan dikategorikan soal tersebut valid, sedangkan 1 soal menunjukan r hitung < r tabel yang artinya soal tersebut tidak valid. Hal ini menunjukan bahwa semua soal yang valid dapat digunakan dalam penelitian ini. Akan tetapi soal yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini sebanyak 10 soal uraian, dengan memperhatikan indikator ketercapaian setiap butir soal. Adapun dari 20 nomor soal yang diambil nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 13, 14, 16, dan 19.

(11)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes sehingga hasilnya dapat dipercaya. Berikut ini cara untuk mengetahui besaran reliabilitas, yaitu sebagai berikut:

Tabel 5.

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

No Besaran Reliabilitas Keterangan

1 0,800-1,000 Sangat Tinggi

2 0,600-0,800 Tinggi

3 0,400-0,600 Cukup

4 0,200-0,400 Sedang

5 0,000-0,200 Rendah

Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa antara 0,800 sampai dengan 1,000 maka termasuk kategori reliabilitas sangat tinggi. Jika antara 0,600 sampai dengan 0,800 termasuk reliabilitas tinggi. Jika antara 0,400 sampai dengan 0,600 termasuk kategori reliabilitas cukup. Jika antara 0,200 sampai dengan 0,400 termasuk kategori reliabilitas sedang. Dan jika 0,000 sampai dengan 0,200 termasuk ke dalam kategori reliabilitas rendah.

Untuk mempermudah proses perhitungan uji reliabilitas maka peneliti menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan SPSS 23 dan

(12)

Tabel 6.

Uji Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items ,910 ,907 20

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang didapatkan dari hasil perhitungan ialah 0,910. Nilai Cronbach’s Alpha ini termasuk kedalam kategori besaran reliabilitas sangat tinggi. Dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari pada nilai Cronbach’s Alpha If

Item Delete.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif ini menggunakan statistik dengan menggunakan rumus-rumus dan aturan-aturan yang ada untuk mempermudah proses perhitungan dalam penelitian. Statistik yang digunakan terdapat dua macam yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang sudah terkumpul. Data tersebut ialah hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kegiatan statistik deskriptif ini, proses pengelolahan data menggunakan SPSS 23 dan Microsoft Excel untuk mengetahui pencapaian hasil prestasi belajar siswa sebelum pelajaran dan setelah diberikan

(13)

perlakuan. Dengan demikian, perlu dilakukan analisis terhadap perolehan nilai siswa pada saat pretest dan posttest dengan melihat interval kategori untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar siswa. Adapun interval kategori yaitu sebagai berikut:

Tabel 7.

Interval Kategori Hasil Belajar

No Interval Kategori 1 X ≥ ̅ + 1,5 Sangat Tinggi 2 ̅ + 0,5 ≤ X < ̅ + 1,5 Tinggi 3 ̅ - 0,5 ≤ X < ̅ + 0,5 Sedang 4 ̅ - 1,5 ≤ X < ̅ - 0,5 Rendah 5 X < ̅ - 1,5 Sangat Rendah

Penjelasan interval sebagai berikut.

Langkah awal yaitu penentuan data awal kategori interval

= Nilai Ideal (maksimum)

̅ = = ̅ a. Perhitungan = x 100 = x 100 = 100 b. Perhitungan ̅ ̅ = ̅ = x 100

(14)

= 50 c. Perhitungan

= ̅ = x 100 = 16,7

Setelah penentukan hitungan data awal interval kategori diketahui, langkah selanjutnya adalah menentukan interval kategori hasil belajar dengan langkah sebagai berikut:

a. Sangat tinggi = X ≥ ̅ + 1,5 = X ≥ 50 + (1,5 X 16,7) = X ≥ 50 + 25,05 = X ≥ 75 b. Tinggi = ̅ + 0,5 + ≤ X < ̅ + 1,5 = 50 + (0,5 X 16,7) ≤ X < 50 + (1,5 X 16,7) = 50 + 8,35 ≤ X < 50 + 25,05 = 58,35 ≤ X < 75 c. Sedang = ̅ – 0,5 ≤ X < ̅ + 0,5 = 50 – (0,5 X 16,7) ≤ X < 50 + (0,5 X 16,7) = 50 – 8,35 ≤ X < 50 – 8,35 = 42 ≤ X < 58 d. Rendah = ̅ - 1,5 ≤ X < ̅ – 0,5 = 50 – (1,5 X 16,7) ≤ X <50 – (0,5 X 16,7) = 50 – 25,05 ≤ X < 50 – 8,35

(15)

= 25 ≤ X > 42

e. Sangat Rendah= X < ̅ – 1,5

= X < 50 – (1,5 X 16,7) = X < 50 – 25,05 = X < 25

Setelah melakukan perhitungan data awal interval kategori, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan kriteria interval kategori dengan cara sebagai berikut:

Tabel 8.

Interval Kategori Prestasi Belajar

No Kategori Hasil Interval

1 Sangat Tinggi X ≥ 75 2 Tinggi 58 ≤ X < 75 3 Sedang 42 ≤ X < 58 4 Rendah 25 ≤ X < 42 5 Sangat Rendah X < 25 2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Pada tahap ini ada beberapa persyaratan untuk uji analisis data yang harus dipenuhi sebelum uji t dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas

(16)

signifikan atau tidaknya hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikan (Sig). dalam penelitian ini digunakan taraf signifikansi sebesar 5% α = 0,05 dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika nilai signifiansi (Sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima; Ha ditolak

Jika nilai signifiansi (Sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak; Ha diterima Dimana:

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Jika data berdistribusi normal, maka data yang dianalisis mengunakan statistik parametik dan jika data berdistribusi tidak normal maka data dianalisis menggunakan statistik non parametik. Bila diketahui data berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji homogenitas dan uji hipotesis.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan anatara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah menggunakan rumus dengan bantuan Ms.Excel sebagai berikut:

1) Rumus

Gambar 9. Rumus F hitung 2) Menentukan derajat kebebasan

(17)

= – 1

3) Taraf signifikan ( ) , maka dicari pada F , dengan kriteria pengujian:

Jika , berarti tidak homogen

Jika , berarti homogen. c. Uji Hipotesis

Dalam uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Bila dalam uji normalitas dan uji homogenitas berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji t. Uji t yang digunakan dalam penelitian ini adalah

independent sample t-test. Dalam penelitian ini eneliti membuat rumusan

hipotesis sebagai berikut: 1) Hipotesis Deskriptif

= Tidak terdapat pengaruh media pembelajaran tulang napier terhadap prestasi belajar siswa materi perkalian kelas III di SDN Mangkubumi.

= Terdapat pengaruh media pembelajaran tulang napier terhadap prestasi belajar siswa materi perkalian kelas III di SDN Mangkubumi.

2) Hipotesis Statistik

: (berarti tidak ada pengaruh) : (beraerti dapat perngaruh)

(18)

d. Indeks Gain

Uji N-Gain dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan dari media pembelajaran yang digunakan dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan media pembelajaran yang digunakan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dengan melihat rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji N-Gain dilakukan denggan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 23 dengan mengaplikasikan rumus N-Gain sebagai berikut:

Normal Gain = Gambar 10. Rumus N Gain

Adapun kategori indeks gain dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9.

Kategori Interprestasi Normal Gain Normal Gain Tafsiran

<0,40 Tidak Efektif

0,40 – 0,55 Kurang Efektif 0,56 – 0,75 Cukup Efektif >0,76 Efektif

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Giliran dalam penyajian makanan atau disebut dengan Courses pada masa sekarang dikenal dengan Menu Moderen atau Modern Menu yang terdiri dari 4 giliran makan atau courses

Namun jika APN yang dimasukan tidak sesuai, maka terjadi kondisi dimana terjadi kegagalan pada proses aktivasi PDP dari RNC ke arah SGSN karena penggunaan APN

(1) Dalam keadaan penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b belum atau tidak mampu

Satuan untuk intensitas penerangan adalah lux(lx), dengan simbol huruf E [2]. Dalam rancangan sistem penerangan untuk bangunan iradiator ini digunakan sistem

Dalam rangka memperkuat kelembagaan KASN maka perlu dilakukan beberapa upaya sebagai berikut: (1) Memperjelas dan memperkuat kewenangan KASN dalam melaksanakan pengawasan

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi web berbasis crowdfunding pada modul pemohon beasiswa yang berfokus pada proses pengajuan beasiswa yang

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kedua variabel prediktor tersebut dicari seberapa besar kontribusinya sehingga diketahui bahwa kontribusi perhatian