• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia (masyarakat). Aktivitas. komputer, belajar dan sebagainya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia (masyarakat). Aktivitas. komputer, belajar dan sebagainya."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia (masyarakat). Aktivitas komunikasi dapat terlihat dari setiap aspek kehidupan sehari – hari manusia, yaitu sejak dari bangun tidur pagi hari sampai dengan manusia beranjak tidur pada malam hari. Kita dapat menghitung dari waktu ke waktu, selalu terlibat dalam aktivitas komunikasi yang sifatnya rutinitas. Berapa jam waktu yang kita gunakan untuk mengobrol, membaca koran, mendengarkan siaran radio, menonton acara televisi, menggunakan komputer, belajar dan sebagainya.

Pentingnya komunikasi dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa presentase waktu yang digunakan dalam proses komunikasi sangat besar, berkisar antara 75% sampai 90% dari jumlah waktu kegiatan. Waktu yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut 5% digunakan untuk menulis, 10 % untuk membaca, 35% untuk berbicara, dan 50% untuk mendengar. Hal tersebut membuktikan betapa vitalnya komunikasi dalam tatanan sosial manusia. Dengan kata lain komunikasi telah menjadi „jantung‟ dari kehidupan kita. Komunikasi sudah menjadi

(2)

bagian dari kegiatan sehari – hari. Jarang disadari bahwa pada prinsipnya tidak seorang pun dapat melepaskan diri dari aktivitas komunikasi.1

Dalam perkembangannya kegiatan komunikasi dapat dilakukan pula dengan berbagai cara, salah satu kegiatan komunikasi yang dapat membawa pengaruh besar terhadap perkembangan hidup manusia adalah iklan. Iklan dibagi kembali menjadi dua bagian, yaitu iklan komersial dan iklan komersial. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi non-personal yang menyampaikan informasi berbayar sesuai keinginan dari institusi/sponsor tertentu melalui media massa yang bertujuan untuk mempengaruhi/mempersuasi masyarakat agar membeli suatu produk atau jasa. 2

Dalam perancangan ini iklan merupakan media yang tepat untuk dijadikan sebagai media komunikasinya. Iklan merupakan media komunikasi yang lebih cepat dipahami oleh para audiens atau masyarakat. Iklan dalam perancangan ini menggunakan iklan layanan masyarakat yang menyajikan pesan – pesan sosial yang memiliki tujuan untuk membangkitkan kembali kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus dihadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum di dalam masyarakat.3

Iklan yang merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menjual suatu produk ataupun jasa karena memiliki catatan

1

Tommy Suprapto.2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.2009

2

Heru Effendy. 2002. Mari Membuat Film (Panduan Menjadi Produser). Yogyakarta : Panduan

3

Rosenberg M. Jerry. (1995). Dictionary of Marketing and Advertising. Canada. John Wiley and Sons, Inc.

(3)

komunikasi yang harus dapat memberikan interaksi yang baik terhadap para audience yang melihatnya. Dalam menjalankan interaksi maka diperlukan pula pengetahuan yang bisa mendukung terjadinya interaksi. Salah satunya merupakan kegiatan membaca yang di jaman sekarang ini sudah mulai jarang diminati oleh masyarakat luas di Indonesia. Menurut M. Susan Burns dalam bukunya Starting Out Right minat baca merupakan sesuatu yang kompleks, yang melibatkan keterampilan membaca sekaligus lingkungan yang melingkupinya. Fasilitas merupakan salah satu faktor untuk membentuk masyarakat gemar membaca. Dengan membangun fasilitas yang memadai sebagai sarana untuk membaca, sehingga masyarakat baca dapat terbentuk.4

Hal ini didukung pula oleh pemerintah Republik Indonesia periode tahun 2005 – 2009 dibawah pimpinan Presiden R.I Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden R.I Muhammad Jusuf Kalla, diharapkan punya kepedulian terhadap minat baca bangsa. Karena itu diharapkan dalam masa kepemimpinannya terdapat bukti keberpihakan dan kepedulian pemerintah terhadap minat baca di Indonesia. Dalam pidatonya SBY mengatakan bahwa, “budaya baca bangsa, kita semua butuh

perubahan...’bersama kita maju’.5

Untuk mengetahui seberapa besar minat masyarakat Indonesia terhadap kegiatan membaca. Kita bisa memperhatikan baik dijalan, di bus, di angkot, di terminal, di sekolah atau di kampus, apakah ada di tempat – tempat tersebut anak – anak atau orang dewasa yang sedang asik membaca

4

Susan M. Burns, (1998). Starting Out Right: A Guide To Promoting Children’s Reading Succes. United States of America. The National Academy of Sciences.

5

(4)

buku atau koran. Dari hal tersebut dapat disimpulkan sejauh mana tingkat kesadaran budaya baca di negara kita jika dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang.

Sugesti yang menyatakan bahwa Jepang memang negara maju dan sewajarnya tingkat budaya baca mereka tinggi, sedangkan di Indonesia tingkat kesadaran pembelajaran hurufnya saja sudah rendah, bagaimana bisa meningkatkan budaya baca di negeri sendiri. Sebagai generasi penyelamat bangsa seharusnya dapat belajar dari bangsa yang sudah maju bukan hanya berdalih “memang sudah sewajarnya bangsa tersebut maju karena memang mereka negara maju”. Kalau berpikir seperti itu terus bagaimana bisa membantu negara sendiri agar menjadi negara yang maju.

Di dalam sebuah artikel yang berjudul “Budaya Membaca dan Menulis Masih Minim Di Sekolah”. Artikel tersebut menggambarkan bagaimana karakter anak didik sampai pada karakter mahasiswa di perguruan tinggi. Mereka masih terperangkap kedalam budaya lisan dan menjadikan tulisan seakan – akan menjadi beban. Dan sebagian kaum pendidik, yaitu guru – guru yang mengajar mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan dosen, sebagian ada yang terjebak dan hanyut dalam budaya lisan. Budaya lisan ngobrol dan berceloteh terasa mudah dan budaya tulisan – membaca dan menulis terasa melelahkan dan membosankan. Kalaupun ada kegiatan membaca dan menulis itu hanya sebatas tugas dan rutinitas yang dangkal sebagai seorang pendidik/pelajar. Bila seluruh kaum pendidik/pelajar bisa menyenangi kebiasaan membaca dan menulis maka tentu perpustakaan dan toko buku menjadi tempat yang amat menyenangkan dan mereka tentu akan menuju tempat mendidik dengan tas

(5)

yang penuh buku – buku, dan jurnal pendidikan. Tidak seperti fenomena yang terlihat sekarang ini dimana sebagian guru atau pendidik datang ke sekolah atau kekampus membawa tas kecil seperti tas pergi bagi yang wanita, sedangkan yang pria datang dengan gaya santai tersendiri pula.6 Dengan pengamatan dari artikel ini sudah terjadi perubahan perkembangan jaman yang semakin maju dan semakin canggih.

Fenomena lainnya yaitu artikel yang terdapat pada harian kompas Rabu, 29 Februari 2012 tentang “Minat Baca Indonesia Masih Rendah”. Artikel ini berisi minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Kondisi saat ini tercatat satu buku dibaca sekitar 80.000 penduduk Indonesia. Angka produksi buku di Indonesia sampai saat ini masih belum membanggakan. "Kita masih setara dengan Malaysia dan Vietnam, padahal jumlah penduduk Indonesia lebih banyak. Kondisi ini tidak masuk akal," kata Direktur Eksekutif Kompas Gramedia, Suwandi S Subrata, dalam jumpa pers usai pembukaan Gramedia Fair di Istora Senayan Jakarta, Rabu (29/2/2012).

Suwandi menyebutkan, tahun 2011 tercatat produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul. Dari sisi oplah, Indonesia memang lebih tinggi jika dibandingkan Malaysia. Untuk penerbit besar, umumnya satu buku dicetak sebanyak 3.000 eksemplar. Adapun di Malaysia sekitar 1.500 eksemplar per buku, atau hampir sama dengan penerbit kecil di Indonesia. Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta, tentu angka-angka produksi buku di Indonesia masih belum masuk akal. Kira-kira satu buku dibaca 80.000 orang. "Jadi, Kementerian Pendidikan dan

6

(6)

Kebudayaan dan kita yang peduli dengan masalah minat baca masyarakat yang belum menggembirakan masih harus bekerja lebih keras lagi," tutur Suwandi.

Komisaris PT Bank Central Asia, Raden Pardede, menyatakan ikut mendukung agar buku dapat dibaca sebanyak mungkin masyarakat Indonesia, termasuk anak-anak muda yang kini lebih gemar dengan media jejaring sosial."Anak-anak kita butuh membaca buku untuk meningkatkan pengetahuan. Karena itu kami ikut mendukung pendidikan untuk meningkatkan minat baca yang antara lain bekerja sama dengan Gramedia sebagai toko buku yang memimpin pasar saat ini," kata Raden.7

Kemudian berdasarkan dari data yang dilansir Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2009, kemampuan membaca masyarakat Indonesia berada pada posisi 57 dari 62 negara anggotanya. Bahkan OECD juga mencatat 34,5 persen masyarakat Indonesia masih buta huruf. Hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun yang sama, yang dirilis untuk mengetahui seberapa besar minat penduduk terhadap dua aktivitas, yaitu menonton dan membaca. Survei dilakukan kepada penduduk yang berusia 10 tahun ke atas. Hasilnya sungguh mengejutkan. Sebesar 90,27 persen penduduk menyukai menonton dan hanya 18,94 persen yang menyenangi aktivitas membaca surat kabar atau majalah. Minat membaca perlu ditumbuhkan sejak usia dini. Laporan Human Development Index (HDI)

7

Diakses pada 05-17 -2012/19.37

http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/29/21400769/Minat.Baca.Indonesia.Masih.Rendah/05-17/19.37

(7)

tahun 2011 yang dikeluarkan The United Nations Development Program (UNDP) menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam peringkat 124 dari 187 negara di dunia. Peringkat ini lebih rendah dibanding dengan 5 negara ASEAN lainnya, yaitu Singapura (26), Brunei (33), Malaysia (61), Thailand (103), dan Filipina (112). Namun demikian Indonesia tetap lebih tinggi di atas Vietnam (128), Laos (138), Kamboja (139), dan Myanmar (149). Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan kualitas manusia di Indonesia masih tergolong rendah, walupun mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Dengan kualitas manusia yang masih tergolong rendah, Indonesia dikhawatirkan tidak mampu bersaing di dunia global.8

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim, mengaku prihatin dengan kurangnya minat baca anak-anak di Tanah Air. "Minat baca anak-anak kita sangat kurang. Kalau anak-anak kita disuruh membaca pasti tidak akan betah, kecuali yang kemampuan belajarnya sudah baik. Tapi kalau menonton televisi, dari pagi sampai siang akan betah bahkan makan saja bisa sampai lupa," ujar Musliar dalam cara pengumuman pemenang Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan 2012 di Jakarta, Senin (5/11). 9

Atas dasar latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat sebuah rancangan pada media elektronik atau televisi. Media ini dipilih karena memiliki kelebihan dibanding dengan media lainnya. Media

8

Diakses Pada 16-05-2012/18.52 Beritaperpus.wordpress.com/2012/01/14/budaya-membaca-di-indonesia.htm

9

Diakses pada 23-03-2013 http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/11/05/md0653-minat-baca-anakanak-memprihatinkan

(8)

elektronik televisi tergolong cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas. Media elektronik televisi juga mempunyai audio visual yang memudahkan para audiens untuk memahami informasi atau pesan yang ingin disampaikan. Televisi juga memiliki jangkauan yang luas. Pada umumnya hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia sudah mempunyai televisi. Namun, kekurangan dari media elektronik ini yaitu tidak adanya pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang sudah ditayangkan.

Penulis bermaksud ingin mengajak masyarakat khususnya anak – anak usia 6 – 8 tahun untuk menggemari kegiatan membaca. Dengan menggunak an media audio visual dalam bentuk periklanan. Iklan yang dimaksud yaitu berupa iklan layanan masyarakat yang bertema “ Bangkitkan Kembali Minat Bacamu “.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan melihat pada latar belakang masalah yang telah diuraikan serta untuk memberikan arahan tentang penelitian yang akan dilakukan, maka rumusan masalah yang dapat dibuat yaitu bagaimanakah membuat iklan layanan masyarakat minat baca terlihat menarik untuk anak – anak usia 6 – 8 tahun ?

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada perancangan ini yaitu merancang iklan layanan masyarakat pada media televisi. Iklan di tayangkan pada media televisi yang memiliki jangkauan yang cukup luas dibanding media

(9)

lainnya. Pada perancangan ini media utama perancangan dibatasi dengan rendering yang hanya menggunakan Adobe After Effect software.

1.4 Maksud dan Tujuan

Pembuatan perancangan ini dimaksudkan untuk memberikan kembali kesadaran kepada masyarakat Indonesia tentang seberapa pentingnya kegiatan membaca bagi diri pribadi masing – masing. Hal ini juga bermaksud agar minat baca ini ditanamkan pula semenjak dini agar menjadi sebuah hal yang biasa, sehingga dapat terus dikembangkan walaupun perkembangan zaman yang semakin canggih. Dengan bertujuan agar kegiatan membaca ini tidak hilang seiring perkembangan zaman yang semakin modern ini.

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat dari perancangan ini adalah Menciptakan Iklan Layanan Mayarakat yang jelas dan dengan tujuan agar bisa menarik perhatian masyarakat luas kemudian menerapkan maksud atau isi dari iklan layanan masyarakat tersebut.

a. Manfaat Akademis

Dengan adanya perancangan ini diharapkan bisa memberikan kontribusi yang baik terhadap dunia pendidikan khususnya pada bidang ilmu komunikasi visual terhadap aplikasi yang digunakan dalam perancangan ini yaitu audio visual dan penggunaan konsep digital didalam pembuatan iklan ini.

b. Manfaat Praktis

Dalam perancangan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kreatif untuk mahasiswa/i komunikasi visual agar bisa lebih

(10)

meningkatkan imajinasi dan ide serta konsep yang bagus dalam pembuatan iklan, dapat memberikan nuansa yang berbeda dalam perancangan iklan layanan masyarakat. Perancangan iklan ini diharapkan dapat membawa perubahan yang baik untuk masyarakat terutama anak – anak. Periklanan melalui media televisi diharapkan bisa mendapatkan feedback sesuai dengan apa yang diinginkan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemaparan cuaca ( weathering ) terhadap karakteristik komposit HDPE–sampah organik berupa kekuatan bending dan

Menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat Bersama siswa mendiskusikan cara penyelesaian soal cerita tentang penjumlahan

Hasil penelitian untuk faktor permintaan secara simultan ada pengaruh nyata antara tingkat pendapatan, selera, jumlah tanggungan dan harapan masa yang akan datang

P (Participants) P1 dalam dialog tersebut adalah Lorna yang sedang berbicara pada P2 yaitu James... 145 No

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

[r]