• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

B

B

A

A

B

B

V

V

I

I

A

A

R

R

A

A

H

H

A

A

N

N

P

P

E

E

M

M

A

A

N

N

F

F

A

A

A

A

T

T

A

A

N

N

R

R

U

U

A

A

N

N

G

G

Arahan pemanfaatan ruang wilayah di Provinsi Jawa Barat berpedoman pada rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan penetapan Kawasan Strategis Provinsi (KSP), melalui penyusunan rencana pengembangan masing-masing Wilayah Pengembangan (WP), keterkaitan fungsional antar Wilayah Pengembangan (WP), serta rencana indikasi program pemanfaatan ruang.

6.1 RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH PENGEMBANGAN (WP)

Wilayah Jawa Barat ditetapkan menjadi 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP) yang merupakan ruang dalam menempatkan rencana pembangunan antar wilayah dan antar sektor yang akan dilakukan hingga tahun 2029. Sudut pandang pengembangan WP, pada awalnya merujuk pada isu strategis kewilayahan yang terbagi dalam 5 (lima) wilayah kerja koordinasi pembangunan di Jawa Barat, yang terdiri dari Wilayah Priangan Timur, Wilayah Cekungan Bandung, Wilayah Purwakarta, Wilayah Bogor dan Wilayah Cirebon. Secara garis besar isu strategis kewilayahan ini menggambarkan kondisi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antar wilayah, dalam hal ini kesenjangan antarwilayah baik antar Kabupaten/Kota maupun antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Selanjutnya ditetapkan kebijakan pembangunan kewilayahan, dalam hal ini salah satunya adalah berdasarkan WP yang ditentukan berdasarkan potensi wilayah, aglomerasi pusat-pusat permukiman perkotaan dan kegiatan produksi serta perkembangan daerah sekitarnya tetap dipertahankan. WP juga mengacu pada skenario pengembangan wilayah sesuai target pencapaian penataan ruang dan arah pengembangan ekonomi.

Wilayah Pengembangan (WP), ditetapkan dalam 6 (enam) wilayah, meliputi WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP Ciayumajakuning, WP Priangan Timur dan Pangandaran, dan WP Sukabumi dan sekitarnya, serta WP Kawasan Khusus (KK) Cekungan Bandung.

(2)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Rencana WP dilaksanakan berdasarkan penetapan tema, sektor unggulan, fokus pengembangan, serta pengembangan infrastruktur wilayah di setiap WP. Rencana Wilayah Pengembangan dapat dilihat pada Gambar 6.1 dan penentuan Wilayah Pengembangan dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Gambar 6.1

(3)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Tabel 6.1

Penentuan Wilayah Pengembangan (WP) Wilayah

Pengembangan (WP)

Tema

Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan

Sektor Unggulan dan Potensial Wilayah WP Bodebekpunjur Mengendalikan perkembangan fisik wilayah Melengkapi fasilitas pendukung PKNp dan PKL

 Kota Bogor, Kota Depok dan Kota Bekasi diarahkan sebagai kota terdepan ibukota Negara yang merupakan bagian dari pengembangan KSN Jabodetabekpunjur untuk mendorong pengembangan PKN kawasan perkotaan Jabodetabek, menjadi simpul pelayanan dan jasa perkotaan, serta mengembangkan sektor perdagangan, jasa dan industri padat tenaga kerja;

 Kabupaten Bogor dan Bekasi diarahkan menjadi kawasan penyangga dalam sistem PKN kawasan perkotaan Jabodetabek, serta untuk mengembangkan sektor industri ramah lingkungan dan hemat penggunaan air tanah, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam untuk mendukung pembangunan di Bodebekpunjur;

 Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor - Cianjur diarahkan pada kegiatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan lindung di KSN Jabodetabekpunjur. Pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis dan agrowisata Mengembangkan infrastruktur strategis Mengembangkan perdagangan jasa, industri non polutan dan industri kreatif, pariwisata

Investasi padat modal yg efisien lahan, air baku, energi, teknologi tinggi, non-polutif

Pengendalian pemanfaatan lahan di kaw. konservasi, pelibatan swasta & masyarakat dalam kegiatan ekonomi, peningkatan SDM lokal

Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein hewani)

WP Purwasuka Mendorong pengembangan kawasan dengan tetap mengendalikan sawah di Pantura Melengkapi fasilitas pendukung PKW dan PKL  PKW Cikampek-Cikopo diarahkan untuk memenuhi fungsinya sebagai PKW dengan melengkapi sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi dengan wilayah pengaruhnya;

 Kabupaten Purwakarta diarahkan pada kegiatan industri non-polutif dan non-ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi dan cadangan air, industri kreatif, pariwisata dan agroindustri, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam;  Kabupaten Subang Pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata, dan pertambangan. Mengembangkan infrastruktur strategis Mengembangkan pertanian tanaman pangan, agroindustri, industri manufaktur non polutif dan non

ekstraktif, industri kreatif dan multimedia, bisnis kelautan yang berdaya saing tinggi dan

(4)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Wilayah Pengembangan

(WP)

Tema

Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan

Sektor Unggulan dan

Potensial Wilayah

berorientasi ekspor diarahkan menjadi simpul pendukung

pengembangan PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya, diarahkan pada kegiatan pertanian lahan basah

berkelanjutan, industri polutif dan non-ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi dan cadangan air dan tidak mengakibatkan alih fungsi lahan sawah, bisnis kelautan, serta kegiatan pertambangan mineral non-logam.

 Kabupaten Karawang diarahkan menjadi simpul pendukung

pengembangan PKN Kawasan Perkotaan Bodedek, untuk kegiatan pertanian lahan basah berkelanjutan, bisnis kelautan, industri non-polutif dan non-ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi dan cadangan air, serta agroindustri. WP Ciayumajakuning Mendorong pengembangan wilayah gerbang timur Jawa Barat

Melengkapi fasilitas pendukung PKN, PKW dan PKL

 Kota Cirebon diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan sarana dan prasarana minimal PKN yang terintegrasi dengan wilayah pengaruhnya, serta menjadi simpul utama pelayanan jasa dan perdagangan, dan industri di Daerah bagian timur, serta untuk kegiatan wisata budaya dan religi;

 Kabupaten Cirebon diarahkan sebagai bagian dari PKN dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, dan mengarahkan kegiatan utama pada sektor industri, bisnis kelautan dan pertanian, serta kegiatan pertambangan mineral;

 Kabupaten Indramayu diarahkan menjadi PKW dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, serta diarahkan kegiatan utama pada pertanian lahan

Agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan, periwisata Mengembangkan infrastruktur strategis

Pola ruang PKN dalam bentuk ring (Ring 1: Jasa perdagangan dan transportasi, Ring 2: Industri berbasis lokal, Ring 3: Penyedia bahan baku)

Mengembangkan wisata budaya, religi dan alam

Mendorong agribisnis yang didukung sektor industri, perikanan laut dan darat, pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan & peternakan di kawasan pinggiran

(5)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Wilayah Pengembangan

(WP)

Tema

Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan

Sektor Unggulan dan Potensial Wilayah Mendorong pengembangan hutan mangrove, rumput laut dan perikanan tambak

basah berkelanjutan, bisnis perikanan dan kelautan, industri, pertambangan terutama minyak dan gas;

 Kabupaten Majalengka diarahkan menjadi lokasi Bandar udara

Internasional Jawa Barat dan Aerocity di Kertajati, daerah konservasi utama Taman Nasional Gunung Ciremai, serta untuk kegiatan agrobisnis dan industri bahan bangunan, serta kegiatan

pertambangan mineral, serta pengembangan sarana dan prasarana yang terintegrasi di PKW Kadipaten;

 Kabupaten Kuningan diarahkan sebagai PKL, dengan sarana dan prasarana pendukung minimal, serta diarahkan untuk menampung kegiatan sektor pertanian, wisata alam, agroindustri, dan daerah konservasi utama Taman Nasional Gunung Ciremai termasuk perlindungan sumberdaya air; dan

 Kabupaten Sumedang diarahkan sebagai PKL, dengan sarana dan prasarana minimal, serta untuk kegiatan utama agrobisnis dan industri, serta kegiatan pertambangan mineral. Pengendalian perikanan tangkap di kawasan pesisir WP Priatim - Pangandaran Mendorong perkembangan PKW Tasikmalaya dan PKNp Pangandaran, serta pengembangan secara terbatas kawasan Daerah bagian Selatan. Melengkapi fasilitas pendukung PKW dan PKL  Kota Tasikmalaya diarahkan sebagai bagian dari PKW dengan sarana dan prasarana minimal PKW yang terintegrasi, serta pusat pengembangan industri kerajinan, perdagangan dan jasa;  Kabupaten Tasikmalaya diarahkan untuk kegiatan sektor pertanian dan agroindustri, perikanan dan industri pengolahan perikanan, pusat pengembangan industri kerajinan, wisata alam, dan kegiatan

pertambangan mineral logam dan non logam ;

 Kabupaten Garut Pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, pertambangan mineral Mengembangkan infrastruktur strategis Mengembangkan pariwisata Pangandaran dsk Mengembangkan sektor dan komoditas unggulan

(6)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Wilayah Pengembangan

(WP)

Tema

Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan

Sektor Unggulan dan Potensial Wilayah dengan meningkatkan akses sentra-sentra produksi

diarahkan untuk kegiatan pertanian dan industri pengolahan pertanian, perikanan dan industri pengolahan perikanan, wisata alam dan minat khusus, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam;

 Rancabuaya di Kabupaten Garut diarahkan sebagai PKWp dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, serta kegiatan wisata minat khusus;

 Kabupaten Ciamis diarahkan untuk kegiatan sektor pertanian, industri pengolahan hasil pertanian, wisata pantai, perikanan dan industri pengolahan perikanan, serta kegiatan pertambangan mineral non logam;  Pangandaran di Kabupaten Ciamis diarahkan sebagai PKW dan PKNp dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi serta diarahkan sebagai daerah tujuan wisata nasional dan internasional;

 Kota Banjar diarahkan sebagai PKWp dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, serta kegiatan sektor perdagangan, jasa, dan sebagai pintu gerbang Daerah berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. WP Sukabumi dsk Mendorong perkembangan koridor Sukabumi-Cianjur dan PKNp Palabuhanratu, serta membatasi perkembangan di bagian selatan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Melengkapi fasilitas pendukung PKW dan PKL

 Kota Sukabumi diarahkan untuk pengembangan agribisnis,

pengembangan pusat pengolahan hasil peternakan, wisata agro, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, serta perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Sukabumi;  Kabupaten Sukabumi diarahkan untuk pengembangan agribisnis, pengembangan kawasan Pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, bisnis kelautan, dan pertambangan mineral. Mengembangkan infrastruktur strategis Mengembangkan agribisnis, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, wisata pantai dan agro, dan wisata minat khusus.

(7)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Wilayah Pengembangan

(WP)

Tema

Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan

Sektor Unggulan dan Potensial Wilayah Pengembangan bisnis kelautan yang berwawasan lingkungan dengan memanfaatkan modal investasi untuk menghasilkan daya saing global

pengembalaan umum ternak ruminansia, wisata pantai, wisata agro, wisata minat khusus, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, perdagangan dan jasa yang

mendukung fungsi PKW Palabuhanratu dan simpul layanan wilayah

sekitarnya,

pengembangan wilayah pesisir selatan melalui pengembangan wisata pantai dan wisata minat khusus serta perikanan tangkap, serta pertambangan mineral logam dan non logam;

 Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi diarahkan pula sebagai PKNp, dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, serta diarahkan untuk kegiatan bisnis kelautan skala nasional dan internasional; dan Kabupaten Cianjur diarahkan untuk pengembangan agribisnis tanaman pangan, pengembangan kawasan pengembalaan umum ternak ruminansia, wisata agro, wisata alam, industri kreatif, pengembangan wilayah pesisir untuk perikanan tangkap, wisata minat khusus, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam.

WP KK Cekungan Bandung Mengendalikan pembangunan dengan mengoptimalkan fungsi pemerintahan di tingkat pusat dan daerah

Melengkapi fasilitas pendukung PKN, PKW dan PKL

 Kota Bandung diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan kegiatan utama perdagangan dan jasa, industri kreatif dan teknologi tinggi, pariwisata, dan transportasi;

 Kabupaten Bandung diarahkan sebagai bagian dari PKN, dengan kegiatan utama industri non-polutif, wisata alam, pertanian dan Pertanian hortikultura, industri non-polutif, industri kreatif, perdagangan dan jasa, pariwisata, perkebunan dengan meningkatkan manajemen Mengendalikan pengembangan kegiatan di kawasan perkotaan Mengembangkan kawasan pinggiran PKN dengan tetap menjaga fungsi lindung kawasan

(8)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Wilayah Pengembangan

(WP)

Tema

Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan

Sektor Unggulan dan Potensial Wilayah Mengembangkan pembangunan dan hunian vertikal perkebunan;  Kabupaten Bandung Barat diarahkan sebagai bagian dari PKN dengan kegiatan utama industri non-polutif, pertanian, industri kreatif, dan teknologi tinggi;

 Kota Cimahi diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan kegiatan utama perdagangan dan jasa, industri kreatif dan teknologi tinggi; dan

 Kabupaten Sumedang diarahkan sebagai PKL, dilengkapi sarana dan prasarana pendukung minimal, serta pusat pendidikan tinggi di kawasan Jatinangor, agrobisnis dan industri.

pembangunan yang berkarakter lintas Kabupaten/Kota yang secara kolektif berbagi peran membangun dan percepatan perwujudan PKN Metropolitan Bandung Raya

Sumber: Hasil Analisis, 2008

Dalam upaya mendorong pemerataan pengembangan wilayah di setiap WP, ditetapkan arahan pengembangan Infrastruktur Wilayah yang mendukung berfungsinya masing-masing WP. Arahan Pengembangan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan infrastruktur wilayah yang ada untuk mendukung tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan termasuk kawasan andalan di Jawa Barat, meliputi arahan pengembangan infrastruktur jalan dan perhubungan, infrastruktur sumberdaya air dan irigasi, infrastruktur energi, infrastruktur telekomunikasi, infrastruktur permukiman, dan kawasan industri.

a. Wilayah Pengembangan Bodebekpunjur

Wilayah pengembangan (WP) Bodebekpunjur meliputi Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Cianjur (Kecamatan Cugenang, Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Cipanas). Kawasan Bodebek merupakan kawasan perkotaan yang berkembang pesat, sementara kawasan Puncak merupakan kawasan lindung yang perlu dikendalikan pengembangan fisiknya.

Kegiatan ekonomi diarahkan pada peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai, dan protein hewani) serta peningkatan investasi padat modal.

(9)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Sektor unggulan yang dikembangkan meliputi pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis dan agrowisata.

Tema pengembangan untuk WP Bodebekpunjur adalah mengendalikan perkembangan fisik wilayah.

Pengembangan kawasan diarahkan pada penyeimbangan kawasan konservasi dengan fungsi kawasan perkotaan yang berskala nasional dan internasional. Wilayah pengembangan ini memiliki dua karakteristik kawasan dengan arahan yang berbeda yaitu:

a. Kawasan perkotaan Bodebek diarahkan untuk memenuhi fungsinya sebagai kawasan perkotaan nasional dengan kegiatan industri, pariwisata, perdagangan dan jasa yang berdaya saing dan berorientasi nasional dan internasional.

b. Kawasan konservasi Bopunjur diarahkan untuk mempertahankan fungsi konservasi melalui kegiatan dalam bidang agribisnis dan pariwisata yang mempunyai keterkaitan dengan sumberdaya lokal dan dapat memberdayakan masyarakat setempat.

Fokus pengembangan :

a. Kota Bogor, Kota Depok dan Kota Bekasi, diarahkan sebagai kota terdepan yang berbatasan dengan ibukota negara yang merupakan bagian dari pengembangan KSN Jabodetabekpunjur untuk mendorong pengembangan PKN kawasan perkotaan Jabodetabek, menjadi simpul pelayanan dan jasa perkotaan, serta mengembangkan sektor perdagangan, jasa dan industri padat tenaga kerja;

b. Kabupaten Bogor dan Bekasi, diarahkan menjadi kawasan penyangga dalam sistem PKN kawasan perkotaan Jabodetabek, serta untuk mengembangkan sektor industri ramah lingkungan dan hemat penggunaan air tanah, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam untuk mendukung pembangunan di Bodebekpunjur; dan

c. Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, diarahkan pada kegiatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan lindung di KSN Jabodetabekpunjur.

Rencana pengembangan infrastruktur strategis:  Tol Jakarta-Cikampek

 Pengembangan Angkutan Massal Perkotaan

(10)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Pengembangan permukiman vertikal

 TPPAS Nambo

Rincian rencana pengembangan infrastruktur wilayah di WP Bodebekpunjur terdiri dari: a. Rencana pengembangan infrastruktur jalan meliputi:

 Pembangunan jalan tol Bogor Ring Road, Depok-Antasari, Jagorawi-Cinere, Cimanggis-Cibitung, Cikarang-Tanjungpriok, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, dan Serpong-Cinere

 Pembangunan jalan lingkar Leuwiliang di Kabupaten Bogor  Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis. b. Rencana pengembangan infrastruktur perhubungan meliputi:

 Pengembangan Pelabuhan Laut di Kabupaten Bekasi

 Penyediaan terminal tipe A di Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kota Depok  Peningkatan/pembangunan rel ganda KA Perkotaan Manggarai-Cikarang (lintas

Manggarai-Jatinegara-Bekasi)

 Peningkatan rel ganda KA Perkotaan Parung Panjang-Tenjo  Pengembangan KA Perkotaan Jabodetabek

 Peningkatan jalur KA Antar Kota Bogor-Sukabumi

 Pembangunan shortcut jalur KA Perkotaan Parung Panjang-Citayam  Optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Atang Sanjaya di Kabupaten Bogor  Pengembangan angkutan massal perkotaan

 Peningkatan fasilitas dan prasarana lalu lintas angkutan jalan c. Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air meliputi:

 Pembangunan Waduk Ciawi, Narogong, Genteng, Sodong, Tanjung, Parung Badak, Cijuray, dan Cidurian (Kabupaten Bogor) dan Waduk Limo (Kota Depok)

 Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ  Pengembangan infrastruktur pengendali banjir

 Peningkatan kondisi jaringan irigasi.

d. Rencana pengembangan infrastruktur energi, meliputi :

 Pengembangan lapangan panas bumi eksisting di lapangan panas bumi Awi Bengkok dan Gunung Salak di Kabupaten Bogor

 Pengembangan prospek panas bumi di lapangan panas bumi Ciseeng dan Gn. Pancar di Kabupaten Bogor, serta lapangan panas bumi Gede Pangrango di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

(11)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Pengembangan pemanfaatan sampah sebagai sumber energi di TPA di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Depok

 Pengembangan gas regional dan gas kota di Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi

 Pengembangan energi terbarukan berupa energi air skala kecil, energi surya, energi angin dan bio-energi

 Pengembangan pemanfaatan gas alam di Kabupaten Bekasi (SPPBE, LNG Terminal, PLTG, dan LPG plant)

 Pengembangan Desa mandiri energi.

e. Rencana pengembangan permukiman di WP ini meliputi: 1. Rencana permukiman perkotaan meliputi:

 Pengembangan hunian vertikal di Kawasan Perkotaan Bodebek  Pengembangan kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun

 Peningkatan ketersediaan air bersih perkotaan dan pengembangan IPA/WTP di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor

 Pengembangan pengolahan air limbah yang memperhatikan baku mutu limbah cair dan merupakan sistem yang terpisah dari pengelolaan air limbah industri secara terpusat, terutama pada kawasan perumahan padat, pusat bisnis dan sentra industri

 Penataan jaringan drainase perkotaan

 Pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Nambo dengan cakupan pelayanan untuk wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok

 Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh di Kota Depok dan Kota Bekasi

 Pembangunan kawasan olahraga terpadu di PKN, PKW dan pembangunan sarana olahraga di PKL

 Pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKN, Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL

 Pembangunan pusat kebudayaan di PKN dan PKW

 Pengendalian pengembangan permukiman di kawasan Puncak untuk mendukung fungsi konservasi kawasan

(12)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

2. Rencana permukiman perdesaan meliputi:

 Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, permukiman kumuh nelayan, desa di kawasan perbatasan dengan Prov. Banten dan DKI, serta kawasan rawan bencana

 Penataan kawasan permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan pengelolaan bencana

 Pembangunan sarana olahraga dan pusat kegiatan belajar  Pembangunan Puskesmas

f. Rencana pengembangan kawasan industri meliputi: 1. Kawasan Industri MM2100, Cibitung Kab. Bekasi

2. Kawasan Industri EJIP (NEGAI), Cikarang, Cibarusah, Kab. Bekasi

3. Kawasan Industri Internasional Bekasi (Bekasi International Industrial Estate), Desa Sukaresmi, Kab. Bekasi

4. Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kab. Bekasi 5. Kawasan Industri Lippo Cikarang, Cikarang, Kab. Bekasi

6. Kawasan Industri Patria Manunggal Jaya, Cikarang, Kab. Bekasi 7. Kawasan Industri Gobel, Cibitung, Kab. Bekasi

8. Pusat Kawasan Industri dan Pergudangan Bertaraf Internasional Marunda, Kab. Bekasi

9. Kawasan Industri Sentul, Kab. Bogor

10. Pusat Kawasan Industri Cibinong, Kec. Citeureup-Cileungsi-Klapanunggal-Gunungputri, Kab. Bogor

b. Wilayah Pengembangan Purwasuka

Wilayah pengembangan (WP) Purwasuka meliputi Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang. Kawasan ini merupakan kawasan yang terletak di antara dua kawasan yang berkembang pesat, yaitu Bodebek dan Metropolitan Bandung Raya. Oleh karena itu, kawasan ini rawan terhadap potensi alih fungsi lahan menjadi kawasan industri dan perkotaan, terutama fungsinya sebagai ruang pangan Jawa Barat, alih fungsi lahan produksi pangan menjadi perhatian yang serius.

Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP ini adalah pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan,

(13)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

pariwisata, dan pertambangan. Terkait dengan sektor unggulan pertanian yang dimiliki, pengembangan ekonomi diarahkan pada peningkatan produksi dan distribusi pangan.

Pengembangan kawasan diarahkan untuk mewujudkan kawasan unggul industri pengolahan dengan tetap mempertahankan kegiatan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan darat pada kawasan yang telah mengembangkannya. Untuk kawasan pesisir diarahkan pengembangan bisnis kelautan yang berdaya saing tinggi dan berorientasi ekspor.

Tema pengembangan untuk WP Purwasuka adalah mendorong pengembangan kawasan dengan tetap mengendalikan lahan sawah di Pantura.

Fokus pengembangan WP ini adalah:

a. PKW Cikampek-Cikopo, diarahkan untuk memenuhi fungsinya sebagai PKW dengan melengkapi sarana dan prasarana yang terintegrasi dengan wilayah pengaruhnya (hinterland);

b. Kabupaten Purwakarta, diarahkan untuk kegiatan industri polutif dan non-ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi dan cadangan air, industri kreatif, pariwisata dan agroindustri, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non-logam;

c. Kabupaten Subang, diarahkan menjadi simpul pendukung pengembangan PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya, untuk kegiatan pertanian lahan basah berkelanjutan, industri non-polutif dan non-ekstraktif yang tidak mengganggu irigasi dan cadangan air serta tidak mengakibatkan alih fungsi lahan sawah, kegiatan bisnis kelautan, serta kegiatan pertambangan mineral non-logam

d. Kabupaten Karawang, diarahkan menjadi simpul pendukung pengembangan PKN Kawasan Perkotaan Bodebek, untuk kegiatan pertanian lahan basah berkelanjutan, bisnis kelautan, industri non-polutif dan non-ekstraktif yang tidak mengganggu irigasi dan cadangan air, serta kegiatan agroindustri.

Rencana pengembangan infrastruktur strategis:  Pelabuhan laut Cilamaya

 Tol Cikampek-Palimanan  Waduk Sadawarna  Stasiun Telecommand  Satelit mikro (KSN)

(14)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Jaringan irigasi

Rencana pengembangan infrastruktur wilayah di WP Purwasuka terdiri dari : a. Rencana pengembangan infrastruktur jalan meliputi :

 Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis

 Pembangunan jalan lingkar Karawang di Kabupaten Karawang b. Rencana pengembangan infrastruktur perhubungan, meliputi :

 Pembangunan Pelabuhan Laut Internasional Cilamaya di Karawang  Penyediaan Terminal Tipe A di Karawang

 Optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Kalijati di Kabupaten Subang

 Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Antar Kota Cibungur-Tanjungrasa di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta

 Peningkatan keandalan sistem jaringan jalur KA lintas selatan yang menghubungkan kota-kota Cikampek-Purwakarta

 Peningkatan jalur KA lintas Cikampek-Padalarang, termasuk peningkatan spoor

emplasemen

 Pembangunan rel ganda parsial antara Purwakarta-Ciganea  Elektrifikasi rel ganda KA Antar Kota Cikarang-Cikampek

 Peningkatan keandalan sistem jaringan KA lintas utara Jakarta-Cikampek  Pembangunan jalur KA cepat lintas Jakarta-Surabaya

 Peningkatan fasilitas dan prasarana lalu lintas jalan c. Pengembangan infrastruktur energi, meliputi :

 Pengembangan prospek panas bumi di lapangan panas bumi Sagalaherang dan Tangkuban Perahu di Kabupaten Purwakarta dan Subang

 Pengembangan jaringan pipanisasi gas (gas pipeline) di Kabupaten Karawang, Purwakarta, dan Subang

 Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan berupa energi air skala kecil, energi surya, energi angin dan bioenergi

 Pengembangan pemanfaatan batubara untuk industri

 Pengembangan secara terkoordinasi pemanfaatan gas alam (SPPBE, PLTG, dan LPG Plant) di Kabupaten Karawang dan Subang

(15)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

d. Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air, meliputi :

 Pembangunan Waduk Sadawarna, Cilame, Talagaherang, Cipunagara, Kandung dan Bodas (Kabupaten Subang)

 Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ  Pengembangan infrastruktur pengendali banjir

 Peningkatan kondisi jaringan irigasi.

e. Rencana pengembangan permukiman, meliputi: 1. Rencana permukiman perkotaan meliputi:

 Pengembangan hunian vertikal terutama di pengembangan kawasan industri Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta

 Pengembangan kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun  Penataan kawasan permukiman kumuh

 Peningkatan pelayanan air bersih berupa pembangunan IPA/WTP dan pipa distribusi

 Pengembangan pengolahan air limbah  Penataan jaringan drainase perkotaan  Peningkatan pengelolaan persampahan

 Pembangunan kawasan olah raga di PKW dan sarana olah raga di PKL  Pembangunan Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL  Pembangunan pusat kebudayaan di PKW

 Pembangunan Pasar Induk Regional di PKW Cikampek-Cikopo. 2. Rencana permukiman perdesaan meliputi:

 Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, permukiman kumuh nelayan dan kawasan rawan bencana

 Penataan kawasan permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan pengelolaan bencana

 Pembangunan sarana olah raga dan pusat kegiatan belajar  Pembangunan Puskesmas

f. Rencana pengembangan kawasan industri meliputi:

1. Kawasan Industri KIIC, Kec. Teluk Jambe, Kab. Karawang

2. Kawasan Industri Taman Niaga Karawang Prima, Kec. Teluk Jambe, Kab. Karawang

(16)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

4. Kawasan Industri Kujang Cikampek, Kec. Cikampek, Kab. Karawang

5. Kawasan Industri Mandalapratama Permai, Kec. Cikampek. Kab. Karawang 6. Kawasan Industri Mitrakarawang, Kec. Ciampel, Kab. Karawang

7. Kawasan Industri Karawang 2000, Kab. Karawang

8. Kawasan Industri Suryacipta, Kec. Ciampel, Kab. Karawang

9. Kawasan Industri Kota Bukit Indah, Kab. Karawang dan Kab. Purwakarta 10. Kawasan Industri Lion, Kec. Campaka, Kab. Purwakarta

c. Wilayah Pengembangan Ciayumajakuning

Wilayah pengembangan (WP) Ciayumajakuning meliputi Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon. Wilayah pengembangan Ciayumajakuning sebagai fokus pengembangan kawasan di bagian timur Jawa Barat.

Kegiatan ekonomi diarahkan pada pengembangan kegiatan yang dapat mendorong peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein hewani), peningkatan investasi, pengembangan sumberdaya alam serta perdagangan dan jasa. WP Ciayumajakuning juga diarahkan sebagai pusat pengembangan agribisnis potensial. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP ini adalah agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan dan pariwisata.

Tema rencana WP Ciayumajakuning adalah mendorong pengembangan wilayah gerbang timur Jawa Barat.

Pengembangan wilayah pengembangan ini diarahkan untuk :

 Mendorong kawasan perkotaan yang ada di kawasan ini membentuk PKN Cirebon yang dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur penunjang kegiatan PKN. Pada kawasan ini didorong pengembangan kegiatan perdagangan jasa, industri pengolahan dan meningkatkan fungsi pelabuhan.

 Mendorong kawasan pinggirannya sebagai kawasan agribisnis yang didukung sektor industri, perikanan laut dan darat, pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan dan peternakan.

 Mendorong kawasan pesisir dalam pengembangan hutan mangrove, rumput laut dan perikanan tambak, pengendalian perikanan tangkap di Pantura Jawa Barat.

(17)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Mendorong terbentuknya kawasan bandara internasional Kertajati yang dilengkapi dengan infrastruktur dan kegiatan penunjangnnya.

Fokus pengembangan WP ini adalah:

a. Kota Cirebon, diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan sarana dan prasarana yang terintegrasi dengan wilayah pengaruhnya (hinterland), serta menjadi simpul utama pelayanan jasa dan perdagangan, dan industri di Provinsi Jawa Barat bagian timur, serta untuk kegiatan wisata budaya dan religi

b. Kabupaten Cirebon, diarahkan sebagai bagian dari PKN dengan sarana dan prasarana yang terintegrasi, dan mengarahkan kegiatan utama pada sektor industri, bisnis kelautan dan pertanian, dan kegiatan pertambangan mineral

c. Kabupaten Indramayu, diarahkan menjadi PKW dengan sarana dan prasarana yang terintegrasi, serta diarahkan untuk kegiatan utama pertanian lahan basah

d. berkelanjutan, bisnis perikanan dan kelautan, industri, pertambangan terutama minyak, gas, agribisnis dan agroindustri

e. Kabupaten Majalengka, diarahkan menjadi lokasi Bandara Internasional Jawa Barat dan Aerocity di Kertajati, daerah konservasi utama Taman Nasional Gunung Ciremai, serta untuk kegiatan agrobisnis dan industri bahan bangunan, dan pertambangan mineral serta pengembangan sarana dan prasarana yang terintegrasi di PKW Kadipaten

f. Kabupaten Kuningan, diarahkan sebagai PKL, dengan sarana dan prasarana pendukung, serta diarahkan untuk menampung kegiatan sektor pertanian, wisata alam, agroindustri, dan daerah konservasi utama Taman Nasional Gunung Ciremai, termasuk perlindungan sumber air

g. Kabupaten Sumedang, diarahkan sebagai PKL, dengan sarana dan prasarana, untuk kegiatan utama agribisnis dan industri, serta kegiatan pertambangan mineral

Rencana pengembangan infrastruktur strategis:

 Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka  Pelabuhan Arjuna-Cirebon

(18)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Rencana pengembangan infrastruktur wilayah di WP Ciayumajakuning, meliputi: a. Rencana pengembangan infrastruktur jalan, meliputi:

 Pembangunan jalan tol Kanci - Pejagan, Kota Cirebon

 Pembangunan jalan lingkar selatan di Kota Cirebon dan jalan lingkar Kadipaten di Kabupaten Majalengka

 Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis b. Rencana pengembangan infrastruktur perhubungan meliputi :

 Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka sebagai Pusat Persebaran Sekunder

 Optimalisasi fungsi Bandar Udara Cakrabuana (Penggung) di Kota Cirebon sebagai Pusat Persebaran Tersier

 Penyediaan terminal Tipe A di Cirebon, Terminal Tipe B di Kuningan dan Indramayu

 Peningkatan kapasitas dan fungsi Pelabuhan Internasional Arjuna di Kota Cirebon  Pengembangan sistem angkutan umum massal di PKN Cirebon

 Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA lintas utara-selatan yang menghubungkan Kota Indramayu –Jatibarang

 Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA lintas utara-selatan yang menghubungkan Kota Kadipaten-Cirebon

 Reaktivasi jalur KA Antar Kota Cirebon-Kadipaten-Kertajati

 Peningkatan keandalan sistem jaringan jalur KA lintas utara yang menghubungkan kota-kota Cikampek-Jatibarang-Cirebon

 Peningkatan fasilitas dan prasarana lalu lintas angkutan jalan c. Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air meliputi:

 Pembangunan Waduk Cipasang, Kadumanik, Cipanas, dan Cipanas Saat (Kabupaten Sumedang), dan Waduk Lap. Cinunjang (Kabupaten Kuningan)

 Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ  Pengembangan infrastruktur pengendali banjir

 Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Rengrang (Kabupaten Sumedang)  Peningkatan kondisi jaringan irigasi.

d. Rencana pengembangan infrastruktur energi, meliputi :

 Pengembangan PLTA Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang

(19)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Pengembangan Sumber Energi Panas Bumi Tampomas di Kabupaten Sumedang, dan Sangkan Hurip Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan serta Gn. Kromong di Kabupaten Cirebon

 Pengembangan jaringan pipa gas regional dan gas kota

 Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan berupa energi air skala kecil, energi surya, energi angin dan bio-energi

 Pengembangan pemanfaatan batubara untuk industri dan pembangkit listrik di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon

 Pengembangan Desa mandiri energi

e. Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi perdesaan. f. Rencana pengembangan permukiman di WP ini meliputi:

1. Rencana permukiman perkotaan meliputi:

 Pengembangan hunian vertikal di Kota Cirebon

 Pengembangan kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun

 Pengembangan pelayanan air bersih berupa pembangunan IPA/WTP dan jaringan distribusi

 Peningkatan sistem pengelolaan air limbah  Penataan jaringan drainase perkotaan

 Peningkatan tempat pengelolaan persampahan regional di Kabupaten Cirebon  Pembangunan kawasan permukiman di Kertajati Aerocity di Kabupaten

Majalengka

 Penataan permukiman kumuh

 Pembangunan kawasan olah raga terpadu di PKN dan PKW dan sarana olah raga di PKL

 Pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKN, Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL

 Pembangunan pusat kebudayaan di PKN dan PKW

 Pembangunan Pasar Induk Beras Regional di Kabupaten Indramayu dan Pasar Induk Regional di Kabupaten Cirebon.

2. Rencana permukiman perdesaan meliputi:

 Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, desa perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, permukiman kumuh nelayan dan kawasan rawan bencana

(20)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Penataan kawasan permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan pengelolaan bencana

 Pembangunan sarana olah raga dan pusat kegiatan belajar  Pembangunan Puskesmas

g. Pengembangan Kawasan Industri Kertajati Aerocity di Kabupaten Majalengka

d. Wilayah Pengembangan Priangan Timur dan Pangandaran

Wilayah Pengembangan (WP) Priatim dan Pangandaran meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar. Pengembangan WP Priatim dan Pangandaran dsk memperhatikan peningkatan aksesibilitas transportasi dan infrastruktur pendukung perkembangan wilayah dengan tetap mempertahankan kawasan lindung yang ada.

Pengembangan kegiatan ekonomi diarahkan pada mewujudkan kawasan Priangan Timur sebagai kawasan sentra bisnis dengan memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan produktivitas pada pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, dan industri pengolahan yang mampu mengoptimalkan sumberdaya alam dengan menerapkan IPTEK untuk menjamin peningkatan kesejahteraan pelaku ekonomi dengan tanpa merusak lingkungan dan nilai-nilai budaya setempat.

Sektor unggulan yang dikembangkan terdiri dari pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, industri kerajinan dan pertambangan mineral.

Tema rencana WP Priatim-Pangandaran adalah mendorong perkembangan PKW Tasikmalaya dan PKN sistem provinsi (PKNp) Pangandaran, serta pengembangan secara terbatas kawasan Jawa Barat bagian Selatan.

Pengembangan kawasan diarahkan kepada :

 Meningkatkan fungsi kota seperti Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Garut menjadi kota PKL yang dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur penunjang.

 Meningkatkan terbentuknya kawasan agrobisnis pada kantong-kantong lahan budidaya yang dapat dikembangkannya.

 Meningkatkan sentra-sentra industri kecil yang berbahan baku dan memperdayakan masyarakat setempat.

(21)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Membatasi pengembangan kawasan rawan bencana longsor dan banjir, serta pengendalian alih fungsi lahan di kawasan lindung.

Fokus pengembangan WP ini adalah :

1. Kota Tasikmalaya, diarahkan sebagai bagian dari PKW dengan sarana dan prasarana yang terintegrasi, serta pusat pengembangan industri kerajinan, perdagangan dan jasa;

2. Kabupaten Tasikmalaya, diarahkan untuk kegiatan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, agroindustri, perikanan dan industri pengolahan perikanan, pusat pengembangan industri kerajinan, wisata alam, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non-logam;

3. Kabupaten Garut, diarahkan untuk kegiatan dan industry pengolahan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, wisata alam dan minat khusus, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan nonlogam serta pengembangan sarana dan prasarana yang terintegrasi, serta kegiatan wisata minat khusus di PKWp Rancabuaya;

4. Kabupaten Ciamis, diarahkan untuk kegiatan dan industri pengolahan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, wisata pantai, serta kegiatan pertambangan mineral non-logam serta penyediaan sarana dan prasarana PKW Pangandaran yang terintegrasi serta pengembangan PKNp Pangandaran sebagai daerah tujuan wisata nasional dan internasional;

5. Kota Banjar, diarahkan sebagai PKWp dengan sarana dan prasarana perkotaan yang terintegrasi, kegiatan perdagangan, jasa, dan sebagai pintu gerbang Provinsi Jawa Barat yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah.

Rencana pengembangan infrastruktur strategis:  Jalur KA Antar Kota Banjar-Cijulang

 Jalur jalan Jawa Barat bagian Selatan lintas timur-barat

Rencana pengembangan infrastruktur wilayah di WP Priatim-Pangandaran terdiri dari :

a. Rencana pengembangan infrastruktur jalan meliputi peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis.

b. Rencana pengembangan infrastruktur perhubungan meliputi:  Penyediaan terminal Tipe A Kota Tasikmalaya

(22)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Optimalisasi fungsi Bandar udara Nusawiru di Pangandaran sebagai Pusat Persebaran Tersier, Pangkalan Udara Cibeureum di Kabupaten Tasikmalaya

 Revitalisasi jalur Kereta Api Antar Kota Banjar-Cijulang  Reaktivasi jalur KA Cikajang-Cibatu

 Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA lintas utara-selatan antara Galunggung-Tasikmalaya

 Peningkatan fasilitas dan prasarana lalu lintas angkutan jalan. c. Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air meliputi:

 Pembangunan Waduk Cibatarua di Kabupaten Garut, Waduk Lapangan Gagah Jurit, Sukahurip, Hyang, Cikembang dan Leuwikeris di Kabupaten Ciamis, dan Waduk Ciwulan di Kabupaten Tasikmalaya

 Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ  Pengembangan infrastruktur pengendali banjir

 Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Leuwigoong di Kabupaten Garut  Peningkatan kondisi jaringan irigasi.

d. Rencana pengembangan infrastruktur energi meliputi :

 Pengembangan pemanfaatan sumber energi panas bumi Kawah Drajat, Kawah Kamojang, Papandayan, Cilayu, Ciarinem, Cikuray dan Guntur Masigit di Kabupaten Garut dan sebagian Kabupaten Bandung, Gn. Sawal Kabupaten Ciamis, Karaha Bodas, Gn. Galunggung, Cipacing, Ciheras, Cigunung, Cibalong, Cipanas-Ciawi, Cakrabuana di Kabupaten Tasikmalaya

 Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan berupa energi air skala kecil, energi surya, energi angin, bio-energi

 Pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas alam  Pengembangan Desa mandiri energi.

e. Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi perdesaan. f. Rencana pengembangan permukiman di WP ini meliputi:

1. Rencana permukiman perkotaan meliputi:

 Pengembangan kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun  Pengembangan sistem pelayanan air bersih

 Peningkatan sistem pengelolaan air limbah di Pangandaran dan Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar

 Penataan permukiman kumuh

(23)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Pembangunan kawasan olah raga di PKW, serta sarana olah raga di PKL  Pembangunan Rumah Sakit (RS) Tipe B di PKW, serta Rumah Sakit Tipe C di

PKL

 Pembangunan pusat kebudayaan di PKNp

 Pembangunan pusat rekreasi terpadu skala nasional dan internasional di PKNp

2. Rencana permukiman perdesaan meliputi:

 Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, permukiman kumuh nelayan, desa di wilayah perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan kawasan rawan bencana

 Penataan kawasan permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan pengelolaan bencana

 Pembangunan sarana olah raga dan pusat kegiatan belajar  Pembangunan Puskesmas

e. Wilayah Pengembangan Sukabumi dan sekitarnya

Wilayah pengembangan (WP) Sukabumi meliputi Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Pengembangan WP Sukabumi diarahkan mendukung terwujudnya fungsi PKW yang terdapat di dalamnya yaitu PKW Sukabumi dan Pelabuhanratu yang hingga saat ini keberadaan PKW tersebut terutama PKW Pelabuhanratu belum optimal.

Kegiatan ekonomi diarahkan pada pengembangan kegiatan yang dapat mendorong peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi dan protein hewani). Sektor unggulan yang difokuskan dalam pengembangan kawasan terdiri dari peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan dan bisnis kelautan, serta pertambangan mineral.

Tema pengembangan WP Sukabumi dsk adalah mendorong perkembangan koridor Sukabumi-Cianjur dan PKN sistem provinsi (PKNp) Palabuanratu, serta membatasi perkembangan di bagian selatan Sukabumi dan Cianjur.

Pengembangan kawasan diarahkan pada wilayah pengembangan ini dapat dibedakan sebagai berikut :

(24)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

a. Untuk kawasan Kota Sukabumi, lebih diarahkan kepada pengembangan industri manufaktur dan kegiatan perdagangan jasa guna yang didukung oleh fasilitas minimal suatu PKW.

b. Untuk kawasan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur daratan arah pengembangan adalah pada pengembangan kawasan agribisnis, peternakan, pariwisata khususnya agrowisata, minat khusus dan wisata pegunungan.

c. Untuk kawasan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur pesisir diarahkan untuk mewujudkan kawasan pengembangan bisnis kelautan yang berwawasan lingkungan dengan memanfaatkan modal investasi untuk menghasilkan daya saing global.

Fokus pengembangan WP Sukabumi dsk adalah:

a. Kota Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan pusat pengolahan agribisnis dan peternakan, agropolitan, wisata agro, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, serta perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Sukabumi; b. Kabupaten Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan agribisnis, pengembangan

kawasan penggembalaan umum ternak ruminansia, wisata pantai, wisata agro, wisata minat khusus, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Palabuhanratu dan simpul layanan wilayah sekitarnya, pengembangan wilayah pesisir selatan melalui pengembangan wisata pantai dan minat khusus serta perikanan tangkap, serta pertambangan mineral logam dan non-logam serta pengembangan sarana dan prasarana yang terintegrasi yang diarahkan untuk kegiatan bisnis kelautan skala nasional dan internasional di PKNp Palabuhanratu;

c. Kabupaten Cianjur, diarahkan untuk pengembangan agribisnis, pertanian, perkebunan, kehutanan, pengembangan kawasan penggembalaan umum ternak d. ruminansia, wisata agro, wisata alam, industri kreatif, pengembangan wilayah

pesisir untuk perikanan tangkap, wisata minat khusus, serta pertambangan mineral logam dan non-logam.

Rencana pengembangan infrastruktur strategis:

 Bandar udara Citarate

(25)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Rencana pengembangan infrastruktur wilayah di WP Sukabumi dsk terdiri dari :

a. Rencana pengembangan infrastruktur jalan, meliputi:

 Pembangunan Jalan Lingkar Sukabumi di Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi, serta jalan lingkar Cianjur di Kabupaten Cianjur

 Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis. b. Rencana pengembangan infrastruktur perhubungan, meliputi:

 Penyediaan Terminal Tipe A di Kota Sukabumi dan terminal Tipe B di Palabuanratu  Peningkatan kapasitas pelabuhan laut perikanan samudera di Palabuanratu

 Peningkatan fasilitas dan prasarana lalulintas angkutan jalan dan alur pelayaran di wilayah Sukabumi Selatan

 Pembangunan Pangkalan Udara Citarate di Kabupaten Sukabumi

 Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA lintas utara-selatan yang menghubungkan kota-kota Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang

 Peningkatan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.

c. Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air, meliputi:

 Pembangunan Waduk Citepus, Waduk Ciletuh, Waduk Cikarang, Waduk Cikaso, Waduk Warungkiara dan Waduk Cibareno (Kabupaten Sukabumi) dan Waduk Cibuni dan Waduk Cimaskara (Kabupaten Cianjur)

 Revitalisasi dan optimalisasi fungsi situ

 Pengembangan infrastruktur pengendali banjir  Peningkatan kondisi jaringan irigasi

d. Rencana pengembangan infrastruktur energi, meliputi :

 Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pump storage Cisokan di Kabupaten Cianjur

 Pengembangan lapangan panas bumi Cisolok-Cisukarame di Kabupaten Sukabumi dan prospek panas bumi di Tanggeung-Cibungur dan Cipanas-Pacet di Kabupaten Cianjur

 Pengembangan pemanfaatan sumber-sumber energi air di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi

 Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan berupa energi air skala kecil, energi surya, energi angin dan bio-energi

 Pengembangan pemanfaatan batubara untuk pembangkit listrik  Pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas alam

(26)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Pengembangan Desa mandiri energi.

e. Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi perdesaan. f. Rencana pengembangan permukiman, meliputi:

1. Rencana permukiman perkotaan meliputi:

 Pengembangan kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun di Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi, serta Kabupaten Cianjur

 Pengembangan sistem pelayanan air bersih di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur, dan Kota Sukabumi

 Peningkatan sistem pengelolaan air limbah di Palabuanratu dan Kota Sukabumi

 Pengembangan permukiman perkotaan yang memperhatikan prinsip konservasi

 Penataan permukiman kumuh

 Penyediaan TPA sampah regional di Kabupaten Sukabumi  Penataan jaringan drainase perkotaan

 Pembangunan kawasan olah raga di PKW, serta sarana olah raga di PKL  Pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKNp, Rumah Sakit Tipe B di PKW, dan

Rumah Sakit Tipe C di PKL

 Pembangunan pusat kebudayaan di PKW dan PKNp  Pembangunan Pasar Induk Regional di Palabuanratu  Pembangunan pusat bisnis kelautan di PKNp

2. Rencana permukiman perdesaan meliputi:

 Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, desa perbatasan dengan Provinsi Banten, permukiman kumuh nelayan dan kawasan rawan bencana

 Penataan kawasan permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan penanggulangan bencana

 Pembangunan sarana olah raga dan pusat kegiatan belajar  Pembangunan Puskesmas

(27)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

f. Wilayah Pengembangan Kawasan Khusus Cekungan Bandung

Wilayah Pengembangan (WP) Kawasan Khusus (KK) Cekungan Bandung meliputi Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan sebagian Kabupaten Sumedang (Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Pamulihan). WP KK Cekungan Bandung merupakan kawasan yang berkembang pesat yang memerlukan pengendalian pemanfaatan ruang terutama di kawasan yang berfungsi sebagai kawasan resapan air.

Kegiatan ekonomi di WP KK Cekungan Bandung diarahkan pada kegiatan yang mampu mengendalikan pencemaran air, udara dan sampah. Dalam hal ini kegiatan ekonomi utama difokuskan pada perdagangan dan jasa sebagai kegiatan unggulan untuk kawasan perkotaan.

Pengembangan WP KK Cekungan Bandung diarahkan sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia dalam rangka mendukung pengembangan sektor unggulan pertanian, hortikultura, industri non-polutif, industri kreatif, perdagangan, jasa, pariwisata dan perkebunan, dengan meningkatkan manajemen pembangunan yang berkarakter lintas kabupaten/kota yang secara kolektif berbagi peran membangun dan mempercepat perwujudan PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya

Tema rencana WP KK Cekungan Bandung adalah mengendalikan pembangunan. Rencana pengembangan infrastruktur strategis:

 Bandara Husein Sastranegara  Pengembangan permukiman vertikal  TPK Sari Mukti

 TPPAS Legok Nangka  TPST Leuwigajah

Fokus pengembangan KK ini adalah:

a. Kota Bandung, diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan kegiatan utama perdagangan dan jasa, industri kreatif dan teknologi tinggi, dan pariwisata;

b. Kabupaten Bandung, diarahkan sebagai bagian dari PKN, dengan kegiatan utama industri non-polutif, agro industri, wisata alam, pertanian dan perkebunan;

(28)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

c. Kabupaten Bandung Barat, diarahkan sebagai bagian dari PKN dengan kegiatan utama industri non-polutif, pertanian, industri kreatif, dan teknologi tinggi;

d. Kota Cimahi, diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan kegiatan utama perdagangan dan jasa, industri kreatif, teknologi tinggi dan industri non-polutif; e. Kabupaten Sumedang, diarahkan sebagai PKL, dilengkapi sarana dan prasarana

pendukung, serta pusat pendidikan tinggi di kawasan Jatinangor, agrobisnis, dan industri nonpolutif.

Rencana pengembangan infrastruktur wilayah di WP KK Cekungan Bandung terdiri dari :

a. Rencana pengembangan infrastruktur jalan, yaitu :

 Pembangunan jalan tol Soreang-Pasirkoja, jalan tol dalam Kota Bandung (Terusan Pasteur-Ujungberung-Cileunyi) dan Ujungberung-Gedebage-Majalaya

 Pembangunan jalan lingkar Majalaya dan Banjaran di Kabupaten Bandung  Pembangunan jalan alternatif Bandung-Lembang

 Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis. b. Rencana pengembangan infrastruktur perhubungan, meliputi:

 Pembangunan jalur ganda Kereta Api Perkotaan Kiaracondong-Rancaekek-Cicalengka

 Elektrifikasi jalur Kereta Api Perkotaan Padalarang-Kiaracondong-Cicalengka  Revitalisasi jalur Kereta Api Perkotaan Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari  Reaktivasi jalur KA Perkotaan Cikudapateuh-Soreang-Ciwidey

 Pembangunan/pengembangan KA perkotaan di Kota Bandung  Pembangunan DT Bandung Urban Railway Transport Development,  Elektrifikasi jalur KA Padalarang-Cicalengka

 Pengembangan terminal Tipe A di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung  Pengembangan sistem angkutan umum massal perkotaan

 Peningkatan kapasitas dan fungsi pelayanan Bandara Husein Sastranegara sebagai Pusat Persebaran Tersier

 Peningkatan fasilitas dan prasarana lalu lintas angkutan jalan. c. Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air, meliputi:

 Pembangunan Waduk Sukawana, Santosa, Ciwidey, Cimeta, Cikapundung, Citarik dan Tegalluar (Kabupaten Bandung)

(29)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Pengembangan infrastruktur pengendali banjir

 Peningkatan kondisi jaringan irigasi.

d. Rencana pengembangan infrastruktur energi, meliputi :

 Peningkatan energi panas bumi di Cibuni, Patuha, Wayang Windu, Kamojang, Papandayan, Tampomas, Gn. Malabar di Kabupaten Bandung, dan Tangkuban Perahu di Kabupaten Bandung Barat

 Pengembangan energi dari sampah TPA di KK Metropolitan Bandung Raya

 Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan berupa energi air skala kecil, energi surya, energi angin dan bioenergi

 Pengembangan jaringan pipanisasi gas regional dan gas kota di KK Metropolitan Bandung Raya

 Pemanfaatan batubara untuk industri  Pengembangan Desa mandiri energi.

e. Rencana pengembangan permukiman, meliputi: 1. Rencana permukiman perkotaan meliputi:

 Pengembangan hunian vertikal terutama di kawasan perkotaan, industri dan pendidikan, khususnya di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Jatinangor (Kabupaten Sumedang)

 Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor di Kabupaten Sumedang  Pengembangan kawasan siap bangun/lingkungan siap bangun di Kabupaten

Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang

 Peningkatan pengelolaan persampahan, revitalisasi TPA Leuwigajah, optimalisasi TPK Sarimurti, dan operasionalisasi TPPAS Regional Legok Nangka  Peningkatan pelayanan air bersih

 Peningkatan pengolahan air limbah  Penataan permukiman kumuh

 Penataan jaringan drainase perkotaan

 Pembangunan kawasan olah raga terpadu di PKN dan PKW dan sarana olah raga di PKL

 Pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKN, Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL

 Pembangunan pusat kebudayaan di PKN dan PKW 2. Rencana permukiman perdesaan meliputi:

(30)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, dan kawasan rawan bencana

 Penataan kawasan permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi terutama di WP KK Metropolitan Bandung Raya bagian utara dan selatan

 Pembangunan sarana olah raga dan pusat kegiatan belajar  Pembangunan Puskesmas

f. Pengembangan Kawasan Industri Rancaekek, terletak di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung

6.2 KETERKAITAN FUNGSIONAL ANTAR WP

Keterkaitan fungsional antarwilayah pengembangan menekankan pada keterkaitan-keterkaitan (linkages) antar Wilayah Pengembangan (WP), dalam bentuk keterkaitan penyediaan infrastruktur strategis yang mendukung kegiatan ekonomi di masing-masing WP. Rencana keterkaitan fungsional antar WP dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2

Keterkaitan Fungsional Antar WP dan KK

1

1

3

3

2

2

4

4

(31)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

Rencana pengembangan wilayah melalui keterkaitan fungsional antar WP dalam pembangunan dan peningkatan infrastruktur wilayah, terdiri atas :

1. Wilayah Bodebekpunjur-Cekungan Bandung-Purwasuka-Ciayumajakuning Tema pengembangan:

Mendorong pengembangan wilayah terutama wilayah Gerbang Timur dan Bagian Tengah Segitiga, dengan tetap mengendalikan perkembangan dan pembangunan ke arah timur wilayah Bodebek dan ke arah utara Metropolitan Bandung Raya.

Infrastruktur wilayah pendukung keterkaitan fungsional antar WP dalam Wilayah Bodebekpunjur-Metropolitan Bandung Raya-Purwasuka-Ciayumajakuning, meliputi :  Pembangunan Jalan Tol Cileunyi–Sumedang-Dawuan (Cisumdawu),

Cikopo/Cikampek-Palimanan (Cikapali)

 Pembangunan Jalan Kolektor Primer Lintas Utara  Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis

 Pembangunan Jalur Kereta Api Rancaekek–Jatinangor-Tanjungsari-Kertajati-Kadipaten-Cirebon

 Peningkatan keandalan sistem jaringan jalur KA lintas selatan yang menghubungkan kota-kota Purwakarta-Bandung

 Pembangunan jalur KA cepat lintas Jakarta-Bandung

 Pembangunan rel ganda parsial jalur KA Cisomang-Cikadondong  Peningkatan kondisi jaringan irigasi di bagian utara

 Pembangunan pipanisasi gas alam jalur South Sumatera West Java (SSWJ) dan

Trans Line Jawa Barat.

2. Wilayah Ciayumajakuning-Cekungan Bandung-Priatim dan Pangandaran Tema pengembangan:

Mendorong pengembangan wilayah Gerbang Timur Jawa Barat dan PKW Tasikmalaya – PKW Pangandaran dengan memperhatikan pengembangan secara terbatas di Jawa Barat bagian Selatan dan pengendalian pembangunan ke arah timur Metropolitan Bandung Raya.

Infrastruktur wilayah pendukung keterkaitan fungsional antar WP dalam Ciayumajakuning-Metropolitan Bandung Raya-Priatim dan Pangandaran, meliputi :

(32)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Pembangunan Jalan Tol untuk meningkatkan aksesibilitas antara wilayah selatan dengan tengah, yaitu ruas Cileunyi -Nagreg-Ciamis-Banjar yang menghubungkan wilayah Gerbang Timur dan Bagian Tenggara Jawa Barat (PKW Tasikmalaya dan Pangandaran)

 Peningkatan keandalan sistem jaringan jalur KA lintas selatan yang menghubungkan kota-kota Bandung-Tasikmalaya-Banjar

 Peningkatan jalan poros timur di jalur Pangandaran- Ciamis–Cikijing-Cirebon  Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis

Khususnya mengenai rencana pengembangan Jawa Barat Bagian Selatan, mengacu pada Rencana Induk Pengembangan Wilayah Jawa Barat bagian Selatan, maka strategi pengembangan difokuskan pada:

Cluster Pangandaran (Kabupaten Ciamis):

 Revitalisasi jalur kereta api dan kelengkapannya  Peningkatan fungsi bandar udara

 Rencana optimalisasi terminal bis Cluster Banjarsari (Kabupaten Ciamis):

 Perbaikan jalur kereta api Cijulang-Banjar

 Perbaikan ruas jalur Karangnunggal-Salopa-Banjarsari

3. Wilayah Sukabumi-Metropolitan Bandung Raya-Priatim dan Pangandaran Tema pengembangan:

Mendorong pengembangan PKW Tasikmalaya dan perkembangan koridor Sukabumi-Cianjur dengan memperhatikan pengembangan secara terbatas di Jawa Barat bagian Selatan dan mengendalikan pembangunan ke arah selatan Metropolitan Bandung Raya.

Infrastruktur wilayah pendukung keterkaitan fungsional antar WP dalam Wilayah Sukabumi-Metropolitan Bandung Raya-Priatim dan Pangandaran, meliputi :

 Pembangunan jalan lintas selatan (horizontal) menghubungkan pusat-pusat kegiatan di selatan Jawa Barat

(33)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Penyelesaian penanganan jalan dan jembatan di bagian selatan untuk meningkatkan aksesibilitas antara wilayah selatan dengan tengah, yaitu ruas Sukanagara – Sindangbarang, ruas Cidaun – Naringgul – Ciwidey, ruas Caringin – Cikajang, ruas Pameungpeuk – Cikajang, ruas Agrabinta – Sagaranten – Sindangbarang, ruas Cipatujah – Karangnunggal – Tasikmalaya, ruas Bandung-Pangalengan-Rancabuaya, dan ruas Cikalong – Salopa - Tasikmalaya

 Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis

 Pembangunan jalan poros tengah di jalur Bandung-Pangalengan-Rancabuaya. Khususnya mengenai rencana pengembangan Jawa Barat Bagian Selatan, mengacu pada Rencana Induk Pengembangan Wilayah Jawa Barat bagian Selatan, maka strategi pengembangan difokuskan pada:

Cluster Sindangbarang (Kabupaten Cianjur):

 Pengembangan poros Cidaun-Naringgul-Ciwidey  Pembukaan akses menuju Pameungpeuk

Cluster Cikajang (Kabupaten Garut):

 Perbaikan ruas jalur Caringin-Bungbulang-Cikajang-Garut  Perbaikan ruas jalur Cikajang-Taraju-Karangnunggal  Perbaikan ruas Pameungpeuk-Cikajang

 Peningkatan terminal Cikajang menjadi terminal tipe C

Cluster Pameungpeuk (Kabupaten Garut):  Perbaikan ruas jalur Pameungpeuk-Cikajang  Rehabilitasi terminal Pameungpeuk

 Optimalisasi Pelabuhan Pameungpeuk

 Perbaikan ruas Utara-Selatan ke arah Caringin

Cluster Sagaranten (Kabupaten Sukabumi):

 Pengembangan poros Sagaranten-Tegalbuleud

 Perbaikan jalan Waluran-Jampang Tengah-Sagaranten-Pagelaran  Rehabilitasi terminal Sagaranten

(34)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Perbaikan ruas Agrabinta-Sindangbarang

Cluster Sukanagara (Kabupaten Cianjur):

 Perbaikan ruas jalur Sukanagara-Sindangbarang

Cluster Karangnunggal (Kabupaten Tasikmalaya):  Perbaikan ruas jalur Karangnunggal-Tasikmalaya  Perbaikan ruas jalur Karangnunggal-Cipatujah  Perbaikan ruas jalur Timur-Barat

 Rehabilitasi terminal Cipatujah dan Cibalong

Cluster Cisewu (Kabupaten Garut):

 Perbaikan ruas jalur Cisewu-Garut

Cluster Cikalong (Kabupaten Tasikmalaya):

 Perbaikan ruas jalur Cikalong-Salopa-Tasikmalaya  Perbaikan ruas jalur Trans-Selatan

Cluster Taraju (Kabupaten Tasikmalaya):

 Perbaikan ruas jalur Cikajang-Taraju-Karangnunggal  Perbaikan ruas jalur Taraju-Singaparna-Tasikmalaya

4. Wilayah Sukabumi-Cekungan Bandung-Bodebek Tema pengembangan:

Mendorong perkembangan koridor Sukabumi-Cianjur dengan tetap mengembangkan secara terbatas awa Barat bagian Selatan dan mengendalikan pembangunan ke arah selatan Bodebek dan ke arah barat Metropolitan Bandung.

Infrastruktur wilayah pendukung keterkaitan fungsional antar WP dalam wilayah Sukabumi-Cekungan Bandung-Bodebek, meliputi :

(35)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

 Pembangunan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi, Sukabumi-Ciranjang, dan Ciranjang-Padalarang

 Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis

 Pembangunan jalan poros barat di jalur Palabuhanratu-Cikidang-Cibadak-Bogor-Depok-Jakarta

 Revitalisasi Jalur KA Antar Kota Bandung-Sukabumi-Bogor

Khususnya mengenai rencana pengembangan Jawa Barat Bagian Selatan, mengacu pada Rencana Induk Pengembangan Wilayah Jawa Barat bagian Selatan, maka strategi pengembangan difokuskan pada:

Cluster Palabuhanratu (Kabupaten Sukabumi):

 Peningkatan fungsi pelabuhan menjadi pelabuhan samudra  Rencana optimalisasi terminal bis

Cluster Jampang Kulon (Kabupaten Sukabumi):

 Perbaikan ruas jalur Ujunggenteng-Surade-Jampang Kulon  Peningkatan sub terminal Surade menjadi terminal tipe C  Pembangunan bandar udara baru

Cluster Jampang Tengah (Kabupaten Sukabumi):

 Perbaikan ruas jalur Jampang Tengah-Kiara Dua

 Perbaikan ruas jalur Waluran-Jampang Tengah-Sagaranten-Pagelaran  Perbaikan ruas jalur Jampang Tengah-Sukabumi

 Pembangunan sub terminal di Kecamatan Jampang Tengah

6.3 INDIKASI PROGRAM PEMANFAATAN RUANG

Indikasi program pemanfaatan ruang lima tahunan dituangkan dalam program utama jangka menengah 5 (lima) tahunan, penunjukkan lokasi, instansi pelaksana, waktu pelaksanaan dan sumber pendanaan, yang meliputi :

a. Indikasi program dalam perwujudan struktur ruang, terdiri atas pengembangan infrastruktur strategis, perwujudan ruang untuk kawasan perkotaan, dan perwujudan ruang untuk kawasan perdesaan;

(36)

MATERI TEKNIS

RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029

b. Indikasi program perwujudan pola ruang, terdiri atas pencapaian kawasan lindung 45%, penyediaan ruang ketahanan pangan, pelaksanaan prinsip mitigasi bencana, dan perwujudan ruang investasi sekor perekonomian; dan

c. Indikasi program pentahapan pengembangan KSP

Pelaksanaan pemanfaatan ruang dibagi dalam tahapan dan target sebagai berikut: Tahun 2009-2013 :

 Terbentuknya sistem kota-kota melalui PKN, PKNp, PKW, dan PKWp, serta PKL  Peningkatan fungsi dan luasan menuju capaian 45% kawasan lindung menjadi

Jawa Barat sebagai eco-province

 Penetapan lahan sawah berkelanjutan dalam rangka ketahanan pangan Jawa Barat

 Pengembangan Kawasan Andalan, Koridor, Kawasan Perbatasan Antar Provinsi, Kawasan Strategis, dalam rangka penyediaan dan pengaturan ruang investasi  Pembangunan infrastruktur data spasial yang operasional dan terintegrasi Tahun 2013-2018:

 Berkembangnya sistem permukiman dan sarana prasarana wilayah baik di perkotaan maupun perdesaan, serta berkembangnya sistem transportasi massal  Mantapnya Jawa Barat sebagai eco province melalui pencapaian kawasan lindung

45%, dicerminkan dengan daya dukung dan daya tampung yang mampu mewadahi persebaran dan aktivitas penduduknya

 Meningkatnya ketersediaan air baku dalam rangka pemantapan ketahanan pangan Jawa Barat

 Penciptaan ruang investasi dalam sistem kawasan andalan dan kawasan strategis provinsi melalui pembangunan infrastruktur strategis

Tahun 2018-2023:

 Pemantapan struktur ruang yang mampu memberikan pelayanan secara merata sesuai dengan kebutuhannya dan mampu mendukung kegiatan perekonomian yang semakin tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi wilayah

 Meningkatnya konsistensi pelestarian kualitas dan fungsi lingkungan melalui pengelolaan Sumber Daya Alam yang memberikan nilai tambah terhadap Lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur pelaksanaan teknik tersebut adalah setelah data terkumpul maka data direduksi, artinya proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Informasi mengenai zooplankton di zona litoral Danau Singkarak didapat dari penelitian Intan (2009) bahwa jenis zooplankton yang ditemukan sebanyak 19 jenis yang

Sepanjang bulan Januari, SMGR cuma berhasil membukukan penjualan semen sebesar 2.18 juta ton.. Jumlah ini turun tipis 0.3% jika dibandingkan penjualan Januari 2016 sebesar 2.19

Pada pembuatan manisan pepaya kering ini, sebelum dilakukan proses pengeringan dilakukan perlakuan pendahuluan, yanki blanching yang bertujuan untuk menjaga mutu

Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SSRD adalah surat yang digunakan wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran

-Ada di dokumen MP (Manual Prosedur) untuk masing- masing pelayanan -Ada dikode etik kepegawaian UB dan diaplikasikan dalam jobdesk sesuai struktur organisasi jurusan

The experience of OECD countries shows that privatisation needs to be accompanied by reforms that adjust the regulatory environment to the operation of the former public enterprise as