• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONITORING DAN ANALISIS KUALITAS QUALITY OF SERVICES KAMERA CCTV PADA JARINGAN WIRELESS (STUDI KASUS : PT. INDONET DI CIREBON)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MONITORING DAN ANALISIS KUALITAS QUALITY OF SERVICES KAMERA CCTV PADA JARINGAN WIRELESS (STUDI KASUS : PT. INDONET DI CIREBON)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MONITORING DAN ANALISIS KUALITAS QUALITY OF SERVICES

(QOS) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN TRAFIK

KAMERA CCTV PADA JARINGAN WIRELESS

(STUDI KASUS : PT. INDONET DI CIREBON)

Sri Utami Intan Wijaya 1), Dian Ade Kurnia, M.Kom 2), Erlina Dyanti, M.Kom 2) Program Studi Teknik Informatika, Teknik Informatika, STMIK IKMI Cirebon

Jl. Perjuangan No. 10-B Majasem Cirebon e-mail: Intangladys1@gmail.com

Absract - PT Indonet is one of the Internet Service Provider (ISP) that is long enough to be Indonesia, where one of the services is to provide Wireless / Wired IP-based CCTV connected to the network are monitored in a single server. The purpose of the installation of CCTV cameras is to reduce the risk of loss and enhance the security and performance of the network assets and employees will increase. With the application of these technologies will require an IP camera for connection to the network. In the application of these technologies will be measured parameters of quality of service (QoS), which includes the delay, packet loss and throughput, so comes the issues to be addressed in this study is "Monitoring and Analysis of Quality of Service Traffic CCTV Cameras Wireless Networking". Tools that will be used to measure the QoS parameters using Wireshark software. From the measurement results of the QoS parameters can be known of the factors that affect QoS in wireless networks is the attenuation, distortion and delay propagation.

Keywords: QoS, Wireless, CCTV, Packet Loss, Throughput, Delay. 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi sebagai sarana mempercepat proses penyampaian informasi, maka ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan pada penyampaian informasi yang lebih efisien dan praktis. Teknologi jaringan dapat digunakan untuk mempermudah dalam hal untuk mendistribusikan data dalam suatu pekerjaan. Jaringan komputer pada umumnya menggunakan kabel sebagai media transmisi, untuk implementasinya tidak terlalu sulit tetapi jika lokasinya sulit untuk dijangkau dan hanya bersifat sementara dengan menggunakan kabel sebagai media transmisi, tentu hal ini sangatlah tidak efektif. Sebagai

alternatif

lain

kita

dapat

menggunakan

teknologi

jaringan

wireless.

Masalah yang dihadapi di Pt. Indonet adalah sering terjadi delay, throughput, packet loss karena perubahan atau perbedaan cuaca dan jarak.

Oleh karena itu diperlukan monitoring jaringan untuk mengevaluasi peforma dan untuk memastikan efisiensi dan stabilitas operasional jaringan.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang penelitian maka penulis bermaksud untuk mengambil topik skripsi dengan judul

“MONITORING DAN ANALISIS

KUALITAS QUALITY OF SERVICES (QOS) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN TRAFIK KAMERA CCTV PADA JARINGAN WIRELESS STUDI KASUS : PT. INDONET DI CIREBON “ .

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana memonitor dan menganalisis kualitas layanan (QoS) trafik kamera CCTV pada jaringan wireless di PT Indonet Cirebon.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud :

Maksud dari penelitian ini adalah adalah memonitor trafik kamera CCTV pada jaringan wireless agar dapat melihat kecepatan traffic pemakaian delay, packet loss dan throughput.

Tujuan :

Tujuan dari penelitian ini adalah hasil dari pengukuran dan penilitian tersebut akan dianalisis untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepadatan traffic dan mengetahui yang dapat menyebabkan kelemahan dalam mengirim dan mengakses gambar/ streaming video pada layanan jaringan, sehingga dapat memberikan pengembangan dan peningkatan infrastruktur jaringan.

2. Landasan Teori 2.1 Monitoring

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program / Memantau perubahan, yang focus pada proses dan keluaran (Yoanes Dkk 2006)

2.2 Analisis

Analisis adalah proses mengurai konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya mejadi jelas (Fikri, 2007).

2.3 Kualitas Layanan (Quality Of Services)

Menurut

Kotler

(2002:83)

definisi

pelayanan

adalah

setiap

tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada

pihak lain, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan apapun..

2.4 Parameter Kualitas Layanan Jaringan.

Untuk suatu parameter kualitas layanan

jaringan terbagi menjadi 5 bagian

menurut B. Y. Jiang, C. Tham dan C.

Ko (2000, dalam Yoanes dkk 2006)

yaitu :

1.) Bandwidth adalah luas atau

lebar cakupan frekuensi yang

digunakan oleh sinyal dalam

medium tranmisi. Frekuensi

sinyal diukur dalam satuan

Hertz.

2.) Throughput merupakan jumlah

total kedatangan paket yang

sukses yang diamati pada

destination

selama

interval

waktu tertentu dibagi oleh

durasi interval waktu tersebut.

Throughput adalah kemampuan

sebenarnya

suatu

jaringan

dalam melakukan pengiriman

data.

3.) Jitter

didefinisikan

sebagai

perubahan latency pada suatu

periode.

Jitter

penundaan

perpariasi dari waktu ke waktu.

Jitter juga didefinisikan sebagai

gangguan

pada

komunikasi

digital maupun analog yang

disebabkan

oleh

perubahan

sinyal karena referensi posisi

waktu.

4.) Packet

Loss

didefinisikan

sebagai kegagalan transmisi

paket data mencapai tujuannya.

5.) Latency/ delay dalam hal ini

mengacu pada RAM adalah jeda

waktu ketika memori kali

pertama meminta data hingga

pesan

request

itu

sampai,

semakin tinggi suatu latency,

maka semakin tinggi kecepatan

pembacaan data dan itu berarti

performa memori semakin baik.

(3)

2.5 Kamera CCTV

Closed Circuit Television (CCTV)

adalah sebuah perangkat kamera video

digital yang digunakan untuk mengirim

sinyal ke layar monitor di suatu ruang

atau tempat tertentu.

2.5.1 Jenis CCTV

1.) Ptz Camera

2.) Dome Camera

3.) Bullet Camera

4.) Box Camera

5.) Board Camera

6.) Day/Night Camera

7.) Spy Camera

8.) Ip Camera / Network Camera

9.) Wireless Camera

10.) HD (High-definition) Camera

11.) Outdoor Camera

12.) Varifocal Camera

13.) IR (Infrared Camera)

2.5.2 Jarak Pemasangan CCTV di PT.Indonet

Jarak CCTV ke CCTV lain adalah 1 kilometer, Sehingga total CCTV nya ada 17 dibagi menjadi 3 area yaitu area 1, area2, dan area 3. Monitoring ini dilakukan di kantor. Terdapat 3 monitor sesuai dengan masing masing jumlah area.

2.6 Jaringan Wireless

Jaringan Wireless adalah jika dari arti katanya dapat diartikan “tanpa kabel”,

yaitu melakukan suatu hubungan

telekomunikasi menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti media kabel. Saat ini teknologi wireless sudah berkembang pesat, buktinya dapat dilihat dapat dilihat dengan semakin banyaknya yang menggunakan telepon sellular, selain itu berkembang juga teknologi wireless yang dipakai untuk mengakses internet. 2.7 Software Wireshark

Wireshark merupakan salah satu network analysis tools, atau disebut juga dengan protocol analysis tools atau packet sniffer yang dapat di download dengan mudah. Wireshark dapat digunakan untuk troubleshooting jaringan, analisis,

pengembangan software dan protocol, serta untuk keperluan edukasi. Wireshark merupakan software gratis, sebelumnya, Wireshark dikenal dengan nama Ethereal. (Goji,2014)

2.7.1 Fitur –fitur pada Wireshark 1. Bisa dijalankan di UNIX dan Windows 2. Dapat mencapture/menangkap paket

data secara langsung dari interface jaringan

3. Tampilan paket dengan informasi protokol yang sangat rinci.

4. Buka dan simpan data paket yang diambil.

5. Import dan Export paket data dari dan ke banyak program capture lainnya. 6. Filter paket pada banyak kriteria. 7. Cari untuk paket pada banyak kriteria. 8. Menampilkan paket dengan penuh

warna berdasarkan filter. 9. Membuat berbagai statistik.

2.7.2 Keterbatasan yang ada pada wireshark

1. Wireshark bukan merupakan sistem deteksi intrusi (Intrussion Detection System/IDS). Hal ini menyebabkan tidak akan ada peringatan ketika hal-hal aneh di jaringan dilakukan oleh seseorang. 2. Hal-hal yang terdapat pada jaringan tidak akan dimanipulasi atau diubah oleh Wireshark, maka sesuatu dari jaringan hanya akan “diukur” oleh Wireshark. Paket pada jaringan tidak dikirim oleh Wireshark. Hal-hal aktif lainnya tidak akan dilakukan oleh Wireshark (kecuali untuk resolusi nama, tetapi bahkan yang dapat dinonaktifkan).

2.7.3 Keunggulan Wireshark

1. Capture data dilakukan secara langsung dari network interface

2. Tersedia untuk OS Linux dan Windows 3. Bisa Export dan Import hasil capture dari atau ke computer lain.

4. Bisa memfilter hasil penangkapan data sesuai dengan yang kita inginkan

5. Bisa digunakan sebagai sniffer jaringan.

3 Analisis dan Perancangan 3.1 Sistem yang sedang berjalan

(4)

Jenis kamera CCTV di Indonet Jenis kamera CCTV yang digunakan di PT INDONET yaitu kamera CCTV AXIS PTZ 215. AXIS PTZ 215 adalah kamera IP outdoor yang mempunyai 48x total zoom, 12x optical and 4x digital yang memberikan cakupan area yang luas dengan kamera tunggal dan masih menangkap rekaman yang sangat rinci. Untuk meningkatkan rekaman dalam kondisi pencahayaan yang sulit, kamera ini juga memiliki peningkatan visibilitas yang memungkinkan kamera menangkap video rinci kedua daerah terang dan teduh secara bersamaan. Selain ini, Advanced depa analisis video yang dibangun ke dalam kamera yang membantu untuk meningkatkan akurasi dari sistem deteksi

3.2 Fungsi Kamera CCTV berbasis IP Adapun fungsi kamera CCTV yang berbasis IP sebagai berikut :

1. Open standart Protocol (TCP/ IP) TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet.

2. High image quality

Mempunyai kualitas dan resolusi gambar yang tinggi, sehingga hasil gambar yang didapatkan sangat bagus, terang meskipun objek

diletakkan jauh dari kamera cctv

dan pengambilan gambar pun tidak

langsung dari objek yang dilihat.

3.

Event management and intelligent

video

Demgan CCTV berbasis IP dapat merekam semua kejadian dan video yang dihasilkanpun terekam jelas. 4. Scalablity and flexibility

Kamera CCTV bisa lentur sehingga bisa memutar untuk merekam semua

kejadian di sekitar lingkungan. 5. Security

Dengan IP camera keamanannya lebih terjamin karena letak kamera CCTV yang susah dijangkau oleh tangan. Dengan kamera CCTV berbasis IP bisa direkam dalam waktu 24 jam.

3.3 Topologi

Menurut wawancara yang saya lakukan dengan karyawan PT. Indonet letak CCTV dari satu titik ke titik yang lain adalah 1km. Adapun pemasangan cctv di jasa marga yaitu di beberapa titik di jalan tol yang dirasa perlu dipasang cctv karena lokasi tersebut dirasa strategis untuk dipasangi cctv.

3.4 Kinerja Saat Ini

3.4.1 Mendefinisikan Pengertian dan Variable

Pengukuran kualitas jaringan wireless pada kamera CCTV berbasis IP harus dilakukan pengukuran pada parameter-parameter kualitas jaringan menggunakan alat bantu tools

monitoring

yaitu

software

wireshark untuk pengukuran parameter

throughput, delay dan packet loss.

3.5 Mengidentifikasi dan Mendefisinikan Masalah

Pada tahap ini peneliti melakukan indentifikasi masalah-masalah pokok yang ada guna menjadi dasar kelompok atau organisasi, sehingga terjadi perubahan.

(5)

Bertambah banyaknya streaming video dan pengambilan gambar serta resolusi gambar yang besar dan jarak sertan cuaca, maka dapat meningkatnya trafik jaringan. Wireless memiliki banyak permasalahan, yang pertama nilai throughput yang signifikan yang disebabkan karena rentan terhadap gangguan cuaca kemampuan satelit untuk mengirim dan menerima data. Sedangkan gambar-gambar ataupun video dari setiap lokasi di Indonet (jalan tol) sangat diperlukan untuk melihat lalu lintas di jalan tol. Oleh karena itu kualitas jaringan harus berada pada kondisi yang baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas jaringan kamera CCTV berbasis IP pada jaringan wireless yaitu :

1. Topografi Kedua titik atau lokasi yang dianalisa

a. Lokasi Jalan Tol

Lokasi ini berada tidak jauh dari daerah Jalanan utama, dimana keadaan di lokasi ini terdapat banyak lalu lintas yang padat, jalanan yang sangat luas dan panjang. Dimana lokasi ini terdapat beberapa pohon yang besar serta cuaca yang panas. b. Lokasi Perkantoran

Pada lokasi ini termasuk daerah perkotaan, terdapat banyak bangunan tapi tidak terlalu tinggi sehingga tidak menghalangi signal-signal wireless. Sehingga kualitas layanan trafiknya optimal dan keadaan cuaca di daerah ini panas.

2. Seberapa besar pengaruh perubahan cuaca terhadap kualitas jaringan. 3. Bagaimana mengukur kualitas

teknologi wireless yang digunakan pada jaringan pusat layanan kamera CCTV.

3.6 Merumuskan Hipotesis

Rumusan hipotesis atau kerangka pemikiran akan memberikan manfaat, yaitu terjadi persepsi yang sama antara periset dan pembaca terhadap alur-alur pikiran periset, dalam rangka membentuk hipotesis-hipotesis risetnya secara logis. Dalam rumusan hipotesis penelitian ini

adalah :

1. Apakah memonitoring dan menganalisis parameter QoS diperlukan dalam trafik kamera CCTV pada jaringan wireless?

2. Apakah kinerja jaringan CCTV terhadap jaringan wireless di PT Indonet dipengaruhi oleh throughput, delay dan packet loss di lokasi jalan tol dan perkantoran?

3.7

Menyusun Rencana Eksperimen Untuk mengetahui kualitas jaringan kamera CCTV berbasis IP camera pada jaringan wireless PT Indonet harus dilakukan pengukuran pada parameter-parameter kualitas jaringan. Pada tahap ini akan ditentukan waktu pengukuran terhadap parameter kualitas jaringan dengan pengukuran delay, throughput dan packet loss. Pengukuran dilakukan pada proses transmisi data dari suatu titik pusat layanan internet di ruang DIVISI Teknologi Informasi PT Indonet.

1. Pengukuran parameter kualitas layanan jaringan dilakukan selama satu minggu kecuali hari minggu. Pengukuran dilakukan sehari untuk dua titik yaitu lokasi jalan tol dan perkantoran.

2. Pengukuran parameter QoS dilakukan pada saat jam sibuk pagi mulai dari jam 09.00 sampai jam 12.00 dan sore hari sekitar jam 13.00 sampai jam 15.00 dan dilakukan pada saat cuaca panas, mendung dan hujan.

3. Cara melakukan pengukuran parameter QoS dengan menggunakan tools wireshark.

4. Parameter QoS yang akan diukur berupa throughput, delay dan packet loss. Cara menggunakan softwarenya dengan menginstall terlebih dahulu kemudian masukkan ip address pada menu Wireshark dan Bandwidth, maka akan tampil hasil dari pengukuran berupa data dan gambar grafik dari bandwidth maximum, bandwidth minimum, bandwidth average,respon time dan packet loss.

(6)

5. Hasil dari analisis akan diukur dan standarkan dengan standar kualitas layanan versi TIPHON dan ITU-T dengan degradasi nilai sangat bagus, bagus, sedang dan jelek.

Dengan adanya pengaruh trafik jaringan maka akan dapat mengetahui lokasi mana saja yang banyak terdapat delay, throughput dan packet loss. 4 Implementasi Dan Pembahasan

Setelah melakukan proses perancangan, pada bab ini penulis akan melakukan eksperimen dan pengujian sistem terhadap jaringan yang akan dibangun berikut tahapan eksperimennya.

4.1 Hasil Pengukuran

Berikut ini hasil pengukuran parameter throughput berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada lokasi jalan tol area 1, area 2 dan area 3 di PT Indonet dan didapat hasil throughput dalam satuan bytes per second (bps)

1. Hasil Pengukuran Throughput Pagi Hari

Tabel 4.1. Grafik Pengukuran Throughput Pagi Hari

2. Hasil Pengukuran Throughput Sore Hari

Tahap awal server di install dengan menggunakan sistem operasi linux ubuntu 14.04 64bit, untuk membuat sebuah Domain Name Server (DNS), setelah DNS berhasil dibuat makan zimbra akan siap diinstallkan ke dalam server. Jika terjadi kesalahan pada DNS maka penginstallan zimbra tidak akan bisa berjalan denan lancar. Perlu diperhatikan juga Tabel 4.2. Grafik Pengukuran Throughput

sore Hari

3. Hasil Pengukuran Delay Pagi Hari

Tabel 4.3. Grafik Pengukuran Delay Pagi Hari

4. Hasil Pengukuran Delay Sore Hari

Tabel 4.4. Grafik Pengukuran Delay Sore Hari

5. Hasil Pengukuran Packetloss Pagi Hari

Tabel 4.5. Grafik Pengukuran Packetloss

(7)

6. Hasil Pengukuran Packetloss Sore Hari

Tabel 4.6 Grafik Pengukuran Packetloss sore Hari

4.2 Cara Menghitung Throughput, Delay , dan packetloss.

4.2.1 Cara menghitung Throughput 1. Buka aplikasi wirhesark

2. Pilih interfaces yang akan digunakan, dalam hal ini saya menggunakan wifi, kemudian klik capture option, pada kolom capture filter isi dengan icmp. Kemudian klik tombol start. 3. Setelah itu buka terminal / cmd (apabila menggunakan os windows) dalam hal ini saya menggunakna terminal, kemudian ketik perintah ping -c 10 -s 1000 “alamat ip yang di tuju” ( dalam hal ini saya menggunakan alamat ip router wan “202.159.10.82” ), kemudian tekan tombol enter. 4. Kemudian pada toolbar wireshark

klik tombol statistics, kemudian tombol summary. Disitu dapat dilihat throughput yang di dapat adalah sebesar 2302 bps atau 23kbps

4.2.2 Cara menghitung Delay 1. Buka aplikasi wirhesark

2. Pilih interfaces yang akan digunakan, dalam hal ini saya menggunakan wifi, kemudian klik capture option, pada kolom capture filter isi dengan icmp. Kemudian klik tombol start.

3. Setelah itu buka terminal / cmd (apabila menggunakan os windows) dalam hal ini saya menggunakna terminal, kemudian ketik perintah ping -c 10 -s 1000 “alamat ip yang di tuju” ( dalam hal ini saya menggunakan alamat ip router wan “202.159.10.82” ), kemudian tekan tombol enter. 4. Disitu terlihat terdapat packet

ICMP berjumlah108 buah

yang berisi reply dan request. paket nomer 2, 4, 6, 8 , 10 adalah paket ICMP reply sama seperti muncul reply pada terminal setelah melakukan ping

5. Selanjutnya saya akan

mencoba menghitung delay dari pengriman paket ping kedua. Visualisasi proses ping paket kedua ditunjukan oleh hasil capture nomer 5 dan 6. Langkah-langkahnya adalah : 6. Klik pada paket nomer 5

(ICMP request) → klik tanda +, kemudian lihat nilai “time since reference or first frame”. Disitu tertera 2,007075000 seconds.

7. Selanjutnya klik pada paket nomer 6 (ICMP reply) → klik tanda +, kemudian lihat nilai “time since reference or first

frame”. Disitu tertera

2,531194000 seconds.

8. Dari kedua nilai itu, kita dapat menghitung delay-nya dengan rumus :

Delay = waktu paket diterima – waktu paket dikirimkan = 2,531194000 - 2,007075000 = 0,524119 seconds

9. jadi delay untuk mengirimkan 1 paket ICMP 32 bytes pada

(8)

arsitektur jaringan di atas adalah 0, 524119 atau 524.299 ms.

4.2.3 Cara menghitung Packetloss 1. Buka aplikasi wirhesark 2. Pilih interfaces yang akan

digunakan, dalam hal ini saya menggunakan wifi, kemudian klik capture option, pada kolom capture filter isi dengan icmp. Kemudian klik tombol start.

3. Setelah itu buka terminal /

cmd (apabila

menggunakan os windows) dalam hal ini saya menggunakna terminal, kemudian ketik perintah ping -c 10 -s 1000 “alamat ip yang di tuju” ( dalam hal ini saya menggunakan alamat ip router wan “202.159.10.82” ), kemudian tekan tombol enter.

4. Dari gambar diatas nilai dari packet loss yang didapatkan jika kita hitung dengan menggunakan rumus adalah :

packet loss = ((10-10)/10)X100% = 0% jadi packet lossnya adalah 0%.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab - bab sebelumnya, maka dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan dengan mengukur hasil perhitungan kuisioner mengenai kepuasan pegawai terhadap sistem yang sedang berjalan, maka dari 10 (sepuluh) responden hasil yang di dapat sebagai berikut :

Tabel 5.1 hasil perhitungan kuisioner mengenai system yang sedang

berjalan.

Kelas Frekuensi Presentase

17 - 18 3 30% 19 - 20 2 20% 21 - 22 3 30% 23 - 24 1 10% 25 - 26 1 10% Total 10 100%

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem yang sedang berjalan kurang memuaskan.

2. Trafik kualitas layanan jaringan wireless dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya : jarak, cuaca dan elevasi yang terjadi. Faktor yang mempengaruhi kualitas jaringan yaitu throughput, delay dan packet loss adalah adanya redaman yang disebabkan oleh lemah atau kuat signal, distorsi,adanya variasi kecepatan propagasi yang dibatasi oleh kapasitas bandwidth, adanya delay propagasi yang disebabkan oleh jarak server ke user.

3. Penggunaan CCTV menggunakan wireless dipilih dikarenakan lokasi penempatan CCTV kebanyakan tersebar di berbagai macam lokasi yang cukup jauh.

4. Para pegawai yang kurang puas dengan system yang sedang berjalan karena sering terjadi delay, packet loss, dan terganggunya throughput ketika cuaca buruk.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, pengukuran dan analisis yang telah dilakukan terhadap jaringan internet di PT Indonet, maka dapat diambil beberapa saran sebagai berikut;

1. Dilakukan pengukuran secara rutin agar bisa cepat diatasi hal-hal yang bisa meningkatkan packet loss serta pemakaian bandwidth yang melampaui batas agar dapat dihasilkan gambar dengan resolusi yang tinggi. Bukan hanya untuk CCTV yang terhubung jaringan wireless tetapi dilakukan pengukuran

(9)

yang lain seperti kinerja jaringan Wide Area Network, Local Area Network dan sebagainya agar kinerja dalam jaringan berjalan lancar.

2. Untuk meningkatkan kepuasan pegawai disaran kan penggunaan wireless diganti dengan fiber optic, namun di karenkan implementasinya butuh biaya besar, maka perangkat yang ada perlu di upgrade ke perangkat yang lebih canggih.

Daftar Pustaka

1.) CCTV 2011,’Pengertian CCTV’, 22 Agustus 2011.

2.) Fikri, Zainal 2007,‘Filsafat Umum : Analisis Konsep

3.) Gunawan, Arif Hamdani 2008, Quality of Service dalam Data Komunikasi,, 8 Mei 2008.

4.) Goji, Tutorial Dasar Wireshark 2014. 5.) kotler,Philip. 2002. Managemen pemasaran

di Indonesia: analisis, perancangan, implementasi, dan pengendalian. Salemba empat. Jakarta.

6.) Ningsih, Yuli Kurnia dkk 2004, ‘Analisis Quality of Service (QoS) Pada Simulasi Jaringan Multiprotocol Label Switching Virtual Private Network (Mpls Vpn)’, Jetri, vol 3, no.2, pp.33-48. Diakses 21 September 2012

7.) Revathi, P., and Balasubramanian, R “Efficiency Analysis on QoS Multicast routing Protocol under Cross-layer Approach with Bandwidth estimated Admission Control,” International Jurnal of Algorithm, Computing and Mathematics, no 3, August 2009. Diakses 09 Juli 2015 8.) saifudin anwar, MA. 1998. metode

penulisan, pustaka pelajar,

9.) Sofa, Pakde 2008, Logika, Penalaran dan Analisis Definisi, 31 Januari 2008. Diakses 02 Juli 2015

10.) Supriyanto, Aji. 2006. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : Salemba Infotek.

11.) Suryabrata. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

12.) Yoanes, Suhardi, Armein Z.R. Langi (2006),“Metoda Real Time Flow Feasurement (RTFM) untuk monitoring QoS di jaringan NGN ”, Kelompok

Keahlian Sistem Informasi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

13.) Yuksel, M., Ramakrishnan, K.K., Kalyanaraman, S., Houle, J.D., Sandhuani, R. (2007).. “IEEE International Workshop on Quality of Service”. Evanstoll, IL, USA.pp.109_112, Jurnal Umum.

Gambar

Tabel 4.1. Grafik Pengukuran Throughput  Pagi Hari
Tabel 4.6 Grafik Pengukuran Packetloss  sore Hari

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi karena ia tinggal bersama keluarga besar dan masuk dalam kategori cacat mental ringan yang dapat di didik maka pemenuhan kewajiban istri oleh penyandang cacat mental

Perhitungan data dibantu program komputer yaitu SPSS versi 22 dengan metode statistik T-Test (dependent sample) untuk sampel sejenis selanjutnya perhitungan Uji-t untuk

menunjukkan bahwa kekasaran permukaan dipengaruhi secara langsung oleh kecepatan spindel dan laju umpan. Hal ini diamati bahwa kekasaran permukaan meningkat dengan

Berdasarkan hasil penelitian, semakin banyak penambahan serat ampas tebu maka tekstur kertas akan semakin kasar dikarenakan serat yang terdapat pada ampas tebu lebih

Selain itu diharapkan pihak Dinas Pasar Sleman juga memberikan pelatihan-pelatihan terkait pengelolaan koperasi yang baik dan benar sehingga kebijkaan yang dibuat oleh

Anak yang belum tuntas atau mendapat bintang satu () pada aspek 1 terdapat 5 anak yaitu : AN, BM, IO, OK, RF, dikarenakan kemampuan anak dalam mencampur dan

Menurut UU tentang HAM, pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja

Karena itu, menurut saya, mekanisme ‘impeachment’ dalam sistem pemerintahan presidential murni seperti Indonesia dan Amerika Serikat, bukan lah ancaman bagi Presiden/Wakil