TERAPI PERILAKU
TERAPI PERILAKU
I
I.. KKOONNSSEEP P DDAASSAAR R TTEERRAAPPI I PPEERRIILLAAKKUU
Selama masa perkembangannya sampai saat ini, terdapat tiga perubahan besar dalam
Selama masa perkembangannya sampai saat ini, terdapat tiga perubahan besar dalam
penerapan terapi perilaku, yaitu :
penerapan terapi perilaku, yaitu :
a.
a.
Te
Te
rap
rap
i
i
per
per
ila
ila
ku yang
ku yang
fok
fok
us pada memodi
us pada memodi
fi
fi
kas
kas
i
i
per
per
ila
ila
ku-
ku-
peri
peri
lak
lak
u
u
tam
tam
pak (
pak (
overt
overt
behavior
behavior
), yakni yang
), yakni yang
didas
didas
arkan pada prinsip dan prosedur
arkan pada prinsip dan prosedur
clasical
clasical
dan
dan
operant
operant
conditioning
conditioning
. Te
. Te
rdapat dua pendekatan
rdapat dua pendekatan
yang terkenal yakni :
yang terkenal yakni :
1.
1.
appl
appl
ied
ied
beh
behavio
avior
r
anal
analysi
ysi
s
s
(S
(S
ki
ki
nn
nn
er
er
)
)
Pa
Pa
da
da
pe
pe
nde
nde
kat
kat
an
an
in
in
i
i
as
as
um
um
si
si
ya
ya
ng
ng
digunakan adalah perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi (
digunakan adalah perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi (behavi
behavior is
or is a
a
function
function
of
of
its
its
consequences
consequences
)
)
.
.
Pr
Pr
o
o
s
s
e
e
d
d
u
u
r
r
y
y
an
an
g
g
d
d
i
i
g
g
un
un
a
a
ka
ka
n
n
b
b
e
e
r
r
up
up
a
a
pemberian
pemberian
reinforcement
reinforcement
,
, punishment
punishment
,
,
extinction
extinction
dan
dan stimulus contro
stimulus contro
l
l
.
.
2.
2.
Neobehavioristic mediational stimulus r
Neobehavioristic mediational stimulus response
esponse
(o!rer " iller).
(o!rer " iller).
erupakan aplikasi dari konsep
erupakan aplikasi dari konsep
clasical conditioning
clasical conditioning
. Pada pendekatan ini
. Pada pendekatan ini
mulai disadari bah!a proses mental mempunyai pengaruh terhadap hukum
mulai disadari bah!a proses mental mempunyai pengaruh terhadap hukum
bela#ar
bela#ar
yang
yang
kemudian
kemudian
membentuk
membentuk
suatu
suatu
perilaku.
perilaku.
odel
odel
pendekatan
pendekatan
Sti
Sti
mul
mul
us
us
$es
$es
pon
pon
men
men
ggun
ggun
akan
akan
pro
pro
ses
ses
med
med
ias
ias
ion
ion
al.
al.
T
T
ek
ek
nik
nik
-te
-te
kni
kni
k
k
yan
yan
g
g
digunakan berupa
digunakan berupa
systematic desensitizati
systematic desensitization
on
dan
dan flooding
flooding
.
.
b.
b.
%erakan
%erakan
ke
ke
dua
dua
ialah
ialah
Social
Social-Cogni
-Cogni
tive
tive
theor
theory
y
yan
yan
g
g
dip
dip
rak
rak
ars
ars
ai
ai
ole
ole
h
h
&an
&an
dur
dur
a
a
(1').
(1').
*da + faktor yang terpisah namun saling membentuk sistem interaksi satu sama
*da + faktor yang terpisah namun saling membentuk sistem interaksi satu sama
lainnya, yang berupa lingkungan (
lainnya, yang berupa lingkungan (external stimulus event)s
external stimulus event)s
, penguatan (
, penguatan (external
external
reinforcement
reinforcement
),
),
dan
dan
pr
pr
os
os
es
es
ko
ko
gni
gni
ti
ti
f
f
(
(cognit
cognitive
ive
mediat
mediat
ional
ional
pro
processe
cesse
s
s
).
).
Social-
Social-Cog
Cogni
niti
tive
ve
The
Theor
ory
y
be
be
r
r
an
an
gg
gg
ap
ap
an
an
ba
ba
h!
h!
a
a
ke
ke
t
t
ig
ig
a
a
el
el
em
em
en
en
te
te
r
r
se
se
bu
bu
t
t
sa
sa
l
l
i
i
ng
ng
mempengaruhi satu sama lain. leh karena itu, dalam prosedur treatment yang
mempengaruhi satu sama lain. leh karena itu, dalam prosedur treatment yang
men#adi fokus adalah indiidu itu sendiri sebagai
men#adi fokus adalah indiidu itu sendiri sebagai
agent of change
agent of change
.
.
*pl
*pl
ikasi dari
ikasi dari
teori ini adalah
teori ini adalah
Cognitive Behavior Therapy
Cognitive Behavior Therapy
(&T).
(&T).
/.
/.
%er
%er
aka
aka
n
n
ket
ket
iga dalam perk
iga dalam perk
emb
emb
anga
anga
n
n
ter
ter
api peril
api peril
aku didas
aku didas
ari oleh argu
ari oleh argu
men
men
tas
tas
i
i
0ayes (2).
0ayes (2).
3ang mulai menggunakan konsep penerimaan (
3ang mulai menggunakan konsep penerimaan (
acceptance
acceptance
) yg merupakan proses
) yg merupakan proses
akt
akt
if
if
da
da
ri
ri self-affirmation
self-affirmation
,
,
me
me
ne
ne
ri
ri
ma
ma
bu
bu
ka
ka
n
n
be
be
ra
ra
rt
rt
i
i
me
me
ny
ny
er
er
ah
ah
me
me
la
la
in
in
ka
ka
n
n
keberanian untuk mengalami4merasakan pikiran perasaan negatif. Terdapat dua
keberanian untuk mengalami4merasakan pikiran perasaan negatif. Terdapat dua
bentuk terapi perilaku yang menggunakan konsep
1.
1.
ialectical Behaviora Therapy
ialectical Behaviora Therapy (5&T)
(5&T)
Terdapat dua konsep penting dalam penerapan 5&T, yakni
Terdapat dua konsep penting dalam penerapan 5&T, yakni
!cceptance
!cceptance
and
and
change
change dan
dan
"indfullness
"indfullness. 6ntuk men/apai kondisi mindfullness dibutuhkan
. 6ntuk men/apai kondisi mindfullness dibutuhkan
beberapa kemampuan yang harus dikuasai, yakni :
beberapa kemampuan yang harus dikuasai, yakni :
engamati serta memperhatikan emosi yang dirasakan tanpa men/oba
engamati serta memperhatikan emosi yang dirasakan tanpa men/oba
untuk menghentikan !alaupun terasa sangat menyakitkan.
untuk menghentikan !alaupun terasa sangat menyakitkan.
en/oba untuk men#elaskan dan men#abarkan pikiran serta perasaan
en/oba untuk men#elaskan dan men#abarkan pikiran serta perasaan
yang sedang dirasakan.
yang sedang dirasakan.
7angan langsung menghakimi atas pikiran dan perasaan yang sedang
7angan langsung menghakimi atas pikiran dan perasaan yang sedang
dialami, tapi /oba untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang
dialami, tapi /oba untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang
men#adi penyebab hal tersebut.
men#adi penyebab hal tersebut.
Stay in the present
Stay in the present
.
.
8okus pada satu hal (
8okus pada satu hal (
one mindfully
one mindfully).
).
2.
2.
!cceptance and Commitment Therapy
!cceptance and Commitment Therapy (*T).
(*T).
Sedangkan dalam
Sedangkan dalam
!cceptance
!cceptance
and
and
Commitment
Commitment
Therapy
Therapy
mengkombinasikan
mengkombinasikan
prinsip-prinsip behaiorisme
prinsip-prinsip behaiorisme
Skinner
Skinner
dengan
dengan
faktor
faktor
bahasa
bahasa dan
dan
kognitif serta
kognitif serta
bagaimana
bagaimana
ketiga
ketiga
faktor
faktor
tersebut
tersebut
berpengaruh
berpengaruh
dalam
dalam
psikopatologi.
psikopatologi.
Te
Terdapat
rdapat
empat konsep utama yakni:
empat konsep utama yakni:
#xperiential
#xperiential
avoidance
avoidance.
.
e
eng
nga/
a/u
u
pa
pada
da
pr
pr
os
oses
es
m
men
en/o
/oba
ba
un
unt
tuk
uk
menghindari pengalaman pribadi negatif atau menyedihkan,
menghindari pengalaman pribadi negatif atau menyedihkan,
!cceptance
!cceptance.
.
*
*T
T
dir
dir
an/a
an/ang
ng
unt
untuk
uk
mem
membant
bant
u
u
kli
klien
en
bela
bela#ar
#ar
bah!
bah!
a
a
menghindari pengalaman adalah bukan solusi.
menghindari pengalaman adalah bukan solusi.
Cognitive efusion
Cognitive efusion. 9onsep ini menga/u memisahkan pikiran dari
. 9onsep ini menga/u memisahkan pikiran dari
orang lain yang dan apa yang kita pikirkan.
orang lain yang dan apa yang kita pikirkan.
T$*P; P$;<*96 (&0*=;$ - T0$*P3)
Terdapat beberapa #enis terapiperilaku yang banyak digunakan orang, yaitu relaksasi, desensitisasi
sistematis, pembiasaan operan, modeling, pelatihan asersi, pelatihan aersif, dan
biofeedbac$
.
Relaksasi
*da yang berpendapat bah!a relaksasi adalah bukan termasuk terapi perilaku yang spesifik,
karena dalam terapi, latihan relaksasi ini sering pula digunakan sebagai pengantar. *lasannya
sangat #elas, yakni kalau melakukan kegiatan ma/am apapun, seandainya dilakukan dalam
kondisi dan situasi yang relaks, maka hasil dan prosesnya akan optimal. >amun, karena
menyangkut metode yang sama dengan terapi perilaku, ialah berupa pengaturan terutama
gerakan motorik, maka akan lebih tepat untuk menempatkan dalam kelompok Terapi Perilaku.
Tu#uannya sudah #elas, bah!a relaksasi merupakan upaya untuk mengendurkan ketegangan,
pertama-tama #asmaniah yang pada akhirnya mengakibatkan mengendurnya ketegangan #i!a.
aranya dapat bersifat respiratoris, yaitu dengan mengatur aktiitas bernafas, atau bersifat otot.
Pelatihan relaksasi pernafasan, dilakukan dengan mengatur mekanisme pernafasan, ialah
tempo4irama dan intensitas yang lebih lambat dan dalam. 9etentuan dalam bernafas, khususnya
dengan irama yang tepat, akan menyebabkan otot makin lentur dan dapat menerima situasi yang
merangsang luapan emosi tanpa membuatnya kaku.
Sangat biasa, dan itulah yang banyak dilakukan orang, yakni dalam bentuk penggabungan
relaksasi pernafasan dan otot. aranya adalah dengan mengatur nafas yang kemudian ditambah
dan dikombinasikan dengan pengaturan gerakan otot. 7adi,
1. Pertama ? tama mengatur irama dan kedalaman pernafasan sampai pada taraf yang paling
membuat pasien merasa nyaman.
2. 9emudian otot ? otot dilatih menegang dan melemas.
9ebanyakan pelatih relaksasi, memulai melemaskan atau menegangkan otot pada bagian tubuh
yang ter#auh dari #antung. *lasannya adalah agar kalau ter#adi keke#angan pada otot karena mulai
melatih, maka keke#angan itu tidak pada otot #antung atau yang dekat dengan #antung. 7adi,
mulai dari u#ung kuku, tungkai kaki, dan seterusnya, serta #ari tangan, tangan lengan dan
seterusnya.
Desensitisasi Sistematis
Proses teknik penanganan ini umumnya dilandasi oleh prinsip kontrakebiasaan bela#ar (counter
conditioning
), terutama dalam rangka menghilangkan ke/emasan dan kadang ? kadang #uga
ketakutan. 7enis teknik ini akan lebih baik kalau obyek yang menyebabkan men#adi tegang atau
takut, relatie #elas. isalnya, takut pada sesuatu benda (
phobia) atau takut kalau harus berpidato
di hadapan banyak orang, dengan alasan yang tidak masuk akan, irasional.
Tata laksana teknik terapi ini didasarkan pada desensitisasi, artinya membuat lebih tidak
sensitifnya ia terhadap sesuatu hal, keadaan, atau pendapat@ dan sistematika, yang berarti
memiliki urutan tertentu, se/ara bertahap. isalnya, menangani orang4klien yang takut pada
binatang tertentu, misalnya ular. 9lien diminta untuk memperhatikan gambar ular yang ke/il
yang ditempatkan pada tempat yang #auh. 9alau klien tidak menun#ukkan ketegangan,
ke/emasan atau ketakutan, gambar itu dikedepankan se/ara bertahap. 9emudian, gambarnya
diperbesar dan dilakukan hal yang sama. Selan#utnya, gambar diganti dengan ular ke/il yang
tidak berbahaya. 9emudian dengan ular yang besar dan seterusnya.
Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan pada teknik desensitisasi sistematis ini, yakni pertama,
pembuatan program terapi yang dibangun bersama antara klien dan terapis se/ara tepat,
dan %edua&menentukan obyek yang menakutkan itu. 9alau takut pada singa liar yang lapar, itu
!a#ar, bukan fobia. 6kuran fobia atau tidak, akan tergantung pada pendapat ilmu pengetahuan
dan pemahaman umum. 6lar sering disebut sebagai obyek fobia, karena menurut ilmu
pengetahuan, ular itu se/ara disebut sebagai obyek fobia, karena menurut ilmu pengetahuan, ular
itu se/ara umum bukanlah binatang buas yang memburu manusia untuk dipatuk. Takut pada
ke/oa pada kaum !anita pada umumnya, bisa normal, sehingga tidak dapat disebut fobia. Tetapi
kalau takutnya berlebihan, maka #adi disebut fobia.
Pembiasaan Operan
<andasan pembiasaan operan adalah aplikasi penguatan negatie dan positif (
negative and
positive reinforcement
),
respons cost&
pembentukan perilaku dengan an/er-an/er suksesif
(Shaping by successive approximations
), dan pembedaan (
iscrimination) atau penyamaan
('eneralization).
Penguatan atau
reinforcement adalah upaya agar apa yang telah di/apai atau dimiliki dapat
dipertahankan atau disebut ditingkatkan (positif). &isa #adi #uga sebaliknya, yaitu dilemahkan
atau disebut
extinction, bila kebiasaan yang telah relasi terapeutik antara terapis dank lien (8ord,
1'A). Penguatan negatie dilakukan seandainya terdapat tingkah laku yang tidak diharapkan,
misalnya ge#ala-ge#ala Bti/sC atau gagap.
peran merupakan inisiatif yang dilakukan oleh klien, dalam arti bah!a ia melakukan pemilihan
apa yang sebaliknya dilakukan berdasarkan berbagai opsi, yang disediakan.
(espons cost
, reposisi penguat positif berkaitan dengan perilaku negatie di/ontohkan dalam
kontrak penanggulangan (
Contract Treatment
) sering digunakan sebagai insentif bagi klien untuk
berpartisipasi se/ara penuh dalam suatu program terapeutik atau pendidikan. isalnya,
partisipan dalam program pendidikan keterampilan orang tua bisa diminta untuk menga#ukan
suatu simpanan yang sebanding dengan bayarannya, yang akan dibayarkan kepadanya #ika ia
telah menyelesaikan seluruh interensinya. 7ika, bagaimanapun, klien gagal datang pada sesi
interensi, suatu bagian dari tabungan akan datang sebagai denda, sebagai biaya. 7ika terdapat
banyak keterampilan harus dimiliki klien dalam proses interensinya, /ara
respons cost
ini sering
efektif. isalnya dalam usaha meningkatkan keterampilan sosial.
Pelatihan diskriminasi dan generalisasi terprogram, di/ontohkan oleh pendekatan keperilakuan
terhadap mana#emen strees dan pendidikan kesehatan. 9lien pertama ? tama dilatih untuk
membedakan antara stress4ketegangan dan relaksasi, dalam arti reaksi badan dan perilaku
kognitifnya. 5iskriminasi dapat dikuatkan dengan pelaksanaan stressnya selama seminggu dan
relaksasi dalam pelatihan relaksasi otot progresif.
Modeling
Prinsip teori yang melandasi teknik terapi ini adalah teori mengenai bela#ar melalui pengamatan
(
observation learning
) atau sering #uga disebut bela#ar sosial (
social learning
)
dari
alter
dan
!and"ra.
pada prinsipnya, terapis memperlihatkan model yang tepat untuk
membuat klien dapat meniru bagaimana ia seharusnya melakukan upaya menghilangkan
perasaan dari pikiran yang tidak seharusnya dari orang lain yang disebut model itu.
Terhadap dua konsep yang berbeda yang digunakan dalam modeling ini, yakni
antara
coping
dan
mastery model
menampilkan perilaku ideal, /ontohnya bagaimana menangani
ketakutan. Sebaliknya,
coping model
pada dasarnya menampilkan bagaimana ia tidak merasa
takut untuk menghadapi hal yang semula menakutkan.
Pelati#an Asersi
Pelatihan ini makin banyak dikembangkan dan digunakan orang karena untuk dapat membangun
ker#asama dan bergaul dengan orang lain diperlukan sikap dan kemampuan asertif. 9emampuan
asertif ini adalah kemampuan untuk mengekspresikan apa ada dalam diri seseorang se/ara
mandiri dan tegas serta memuaskan, rasional, dan #uga tanpa mengagrasi maupun mengikuti
orang lain. Saat ini banyak orang yang mengalami kesukaran dalam mengambil inisiatif yang
positif maupun negatie, berpendirian, dengan aturan ? aturan yang masuk akal, menolak,
permintaan yang tidak masuk akal.
!ssertion Training
(*T) digunakan untuk menanggulangi gangguan obsesif kompulsif,
alkoholisme, penyimpangan seksual, /emas saat berpa/aran, perilaku agrasif dan eksplosif, dan
kelemahan keterampilan sosial. Se/ara tipikal, perlaksanaan *T melibatkan teknik ? teknik
keperilakuan sebagai berikut:
Sharing by successive approximations
Teknik ini mungkin merupakan metode yang paling
fundamental, melibatkan proisi penguatan positif kepada klien sebagai pembela#aran untuk
menampilkan perilaku asertif terus menerus. aranya adalah seperti keterampilan desensitasi,
dimana dibuat suatu urutan bertingkat (hirakhi) dari perilaku yang hanya sedikit nilai asertifnya
sampai yang dinilai sangat asertif. 3ang lebih spesifik antara lain adalah:
"odelling
, dimana
klien men/ontoh perilaku asertif yang efektif@ kemudian latihan berperilaku (
behavior
rehearsal
), di mana klien berlatih melakukan tindakan ? tindakan dalam situasi yang tidak
mengan/am. Selan#utnya #uga
coaching
, di mana terapis melatih klien untuk melakukan tindakan
? tindakan asertif. Selan#utnya #uga pemberian umpan balik (
feed bac$
), dimana terapis
menyediakan penguat dan saran ? saran ketika klien berada dalam situasi pelatihan @ dan
pemberian instruksi ideotape. 5ari penelitian ? penelitian disimpulkan bah!a yang paling
efektif adalah kombinasi dari teknik-teknik tersebut.
!io$eedba%k
Teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk pembiasaan perilaku otomatis manusia.
Paradigma umum penanggulangan biofeedba/k melibatkan penggunaan peralatan perekam yang
se/ara terus menerus memantau respons ? respons fisik subyek dan tampilan respons itu kepada
subyek. isalnya peralatan men/atat detak #antung atau tegangan otot subyek, dan subyek dapat
mengamati dan menerima umpan balik.
!A! II
TIN&AUAN PUSTAKA
A. Pengertian Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah suatu kegiatan dalam memberikan askep baik di
institusi maupun di masyarakat yg bermanfaat dan berdampak terapeutik.
!. T"'"an Terapi Modalitas
1. menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku klien
2. mengurangi ge#ala gangguan #i!a
+. memperlambat kemunduran
. membantu adaptasi terhadap situasi sekarang
D. membantu keluarga dan orang-orang yang berarti
. mempengaruhi keterampilan mera!at diri sendiri
A. meningkatkan aktiitas
. meningkatkan kemandirian
(%ostetamy, 1'A+).
(. &enis Terapi Modalitas
). Terapi Lingk"ngan
a. Pengertian
"ilieu Therapy& b
erasal dari bahasa Peran/is yang berarti peren/anaan ilmiah dari
lingkungan untuk tu#uan yang bersifat terapeutik atau mendukung kesembuhan.
Pengertian lainnya adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan
modifikasi unsur-unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap
fisik dan psikis indiidu serta mendukung proses penyembuhan.
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar
ter#adi perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptie men#adi perilaku
adaptif. Pera!at menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik.
&entuknya adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku
dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktiitas dan interaksi.
5alam terapi lingkungan pera!at harus memberikan kesempatan, dukungan,
pengertian agar klien dapat berkembang men#adi pribadi yang bertanggung #a!ab. 9lien
#uga dipaparkan pada peraturan-peraturan yang harus ditaati, harapan lingkungan,
tekanan peer, dan bela#ar bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Pera!at #uga
mendorong komunikasi dan pembuatan keputusan, meningkatkan harga diri, bela#ar
keterampilan dan perilaku yang baru.
&ah!a lingkungan rumah sakit adalah lingkungan sementara di mana klien akan
kembali ke rumah, maka tu#uan dari terapi lingkungan ini adalah memampukan klien
dapat hidup di luar lembaga yang di/iptakan melalui bela#ar kompetensi yang
diperlukan untuk beralih dari lingkungan rumah sakit ke lingkungan rumah tinggalnya.
b. T"'"an
embantu ;ndiidu untuk mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu bela#ar memper/ayai
orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat.
1.
eningkatkan pengalaman positif pasien khususnya yang mengalami gangguan
mental, dengan /ara membantu indiidu dalam mengembangkan harga diri.
2.
eningkatkan kemampuan untuk berhubungan denagan orang lain
+.enumbuhkan sikap per/aya pada orang lain
.
empersiapkan diri kembali ke masyarakat, dan
D.en/apai perubahan yang positif
%. Karakteristik
<ingkungan harus bersifat terapeutik yaitu: mendorong ter#adi proses
penyembuhan, lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik sbb:
1. Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkannya.
2. Pasien merasa senang 4nyaman.dan tidak mera!sa takut dengan lingkungannya.
+. 9ebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhi
. <ingkungan rumah sakit4 bangsal yang bersih
D. <ingkungan men/iptakan rasa aman dari ter#adinya luka akibat impuls-impuls pasien.
. Personal dari lingkungan rumah sakit4bangsal menghargai pasien sebagai indiidu
yang memiliki hak, kebutuhan dan pendapat serta menerima perilaku pasien sebagai
respon adanya stress.
A. <ingkungan yang dapat mengurangi pembatasan-pembatasan atau larangan dan
memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan pilihannya dan
membentuk perilaku yang baru.
5isamping hal tersebut terapi lingkungan harus memiliki karakteristik:
1.
emudahkan perhatian terhadap apa yang ter#adi pada indiidu dan kelompok
selama 2 #am.
2.
*danya proses pertukaran informasi.
+.
Pasien merasakan keakraban dengan lingkungan.
.
Pasien merasa senang, nyaman, aman, dan tidak meras!a takut baik dari an/aman
psikologis maupun an/aman fisik.
D.
Penekanan pada sosialisasi dan interaksi kelompok dengan fo/us komunikasi
terapeutik.
.
Staf membagi tanggung #a!ab bersama pasien.
A.
Personal dari lingkungan manghargai klien sebagai indiidu yang memiliki hak,
kebutuhan, dan tanggung #a!ab.
.
9ebutuhan fisik klien mudah terpenuhi.
d. &enis*'enis lingk"ngan
*+ing$ungan ,isi$
*spek terapi lingkungan meliputi semua gambaran yang konkrit yang merupakan
bagian eksternal kehidupan rumah sakit.
Setting
nya meliputi:
a. &entuk dan struktur bangunan.
b. Pola interaksi antara masyarakat dengan rumah sakit.
Tiga aspek yang mempengaruhi ter!u#udnya lingkungan fisik terapeutik: a. <ingkungan fisik yang tetap.b. <ingkungan fisik semi tetap. /. <ingkungan fisik tidak tetap.
+ing$ungan ,isi$ Tetap
en/akup struktur dari bentuk bangunan baik eksternal maupun internal. &agian eksternal meliputi struktur luar rumah sakit, yaitu lokasi dan letak gedung sesuai dengan program pelayanan kesehatan #i!a, salah satunya kesehatan #i!a masyarakat. &erada di tengah-tengah pemukiman penduduk atau masyarakat sekitarnya serta tidak diberi pagar tinggi. 0al ini se/ara psikologis diharapkan dapat membantu memelihara hubungan terapeutik pasien dengan masyarakat. emberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap mengakui keberadaan pasien serta menghindari kesan terisolasi.
&agian internal gedung meliputi penataan struktur sesuai keadaan rumah tinggal yang dilengkapi ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi tertutup, E, dan ryang makan. asing-masing ruangan tersebut diberi nama dengan tu#uan untuk memberikan stimulasi pada pasien khususnya yang mengalami gangguan mental, merangsang memori dan men/egah disorientasi ruangan.
Setiap ruangan harus dilengkapi dengan #ad!al kegiatan harian, #ad!al terapi aktiitas kelompok, #ad!al kun#ungan keluarga, dan #ad!al kegiatan khusus misalnya rapat ruangan.
. +ing$ungan ,isi$ Semi Tetap
8asilitas-fasilitas berupa alat kerumahtanggaan meliputi lemari, kursi, me#a, peralatan dapur, peralatan makan, mandi, dsb. Semua perlengkapan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan pasien bebas berhubungan satu dengan yang lainnya serta men#aga priasi pasien
/ +ing$ungan ,isi$ Tida$ Tetap
<ebih ditekankan pada #arak hubungan interpersonal indiidu serta sangat dipengaruhi oleh so/ial budaya.
0 +ing$ungan 1si$ososial
<ingkungan yang kondusif yaitu fleksibel dan dinamis yang memungkinkan pasien berhubungan dengan orang lain dan dapat mengambil keputusan serta toleransi terhadap tekanan
eksternal.
a. 9omunikasi terapeutik, sikap bersahabat dan perasaan empati. b. bserasi pasien tiap 1D menit.
/. 7elaskan tu#uan pengikatan4pengekangan se/ara berulang-ulang. d. Penuhi kebutuhan fisik pasien.
e. <ibatkan keluarga.
&eberapa prinsip yang perlu diyakini petugas kesehatan dalam berinteraksi dengan pasien: 1. Tingkah laku dikomunikasikan dengan #elas untuk mempertahankan, mengubah tingkah laku pasien. 2. Penerimaan dan pemeliharaan tingkah laku pasien tergantung dari tingkah laku partisipasi petugas
kesehatan dan keterlibatan pasien dalam kegiatan bela#ar.
+. Perubahan tingkah laku pasien tergantung pada perasaan pasien sebagai anggota kelompok dan pasien dapat mengikuti atau mengisi kegiatan.
. 9egiatan sehari-hari mendorong interaksi antara pasien.
D. empertahankan kontak dengan lingkungan misalnya adanya kalender harian dan adanya papan nama dan tanda pengenal bagi petugas kesehatan.
e.Peran Pera+at dalam Terapi Lingk"ngan 1. Pen/ipta lingkungan yang aman dan nyaman
a. Pera!at men/iptakan dan mempertahankan iklim4suasana yang akrab, menyenangkan, saling menghargai di antara sesame pera!at, petugas kesehatan, dan pasien.
b. Pera!at yang men/iptakan suasana yang aman dari benda-benda atau keadaan-keadaan yang menimbulkan ter#adinya ke/elakaan4luka terhadap pasien atau pera!at.
/. en/iptakan suasana yang nyaman.
d. Pasien diminta berpartisipasi melakukan kegiatan bagi dirinya sendiri dan orang lain seperti yang biasa dilakukan di rumahnya. isalnya membereskan kamar.
2. Penyelenggara proses sosialisasi
a. embantu pasien bela#ar berinteraksi dengan orang lain, memper/ayai orang lain, sehingga meningkatkan harga diri dan berguna bagi orang lain.
b. endorong pasien untuk berkomunikasi tentang ide-ide, perasaan dan perilakunya se/ara terbuka sesuai dengan aturan di dalam kegiatan-kegiatan tertentu.
/. elalui sosialisasi pasien bela#ar tentang kegiatan-kegiatan atau kemampuan yang baru, dan dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuan dan minatnya pada !aktu yang luang.
+. Sebagai teknis pera!atan
8ungsi pera!at adalah memberikan4memenuhi kebutuhan dari pasien, memberikan obat-obatan yang telah ditetapkan, mengamati efek obat dan perilaku-perilaku yang menon#ol4menyimpang serta mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam terapi tersebut.
. Sebagaileader atau pengelola.
Pera!at harus mampu mengelola sehingga ter/ipta lingkungan terapeutik yang mendukung penyembuhan dan memberikan dampak baik se/ara fisik maupun se/ara psikologis kepada pasien.
f. Jenis-jenis Kegiatan Terapi Lingkungan
a. Terapi rekreasi
yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada !aktu luang, dengan tu#uan pasien dapat melakukan kegiatan se/ara konstruktif dan menyenangkan serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial
b. Terapi kreasi seni
Pera!at dalam terapi ini dapat sebagai leaderatau beker#a sama denagn orang lain yang ahli dalam bidangnya karena harus sesuai dengan bakat dan minat.
c ance therapy2menari d. Terapi musik
e. Terapi dengan menggambar4melukis 5engan menggambar akan menurunkan ketegangan dan memusatkan pikiran yang ada.
f +iteratur2 biblio therapy
Terapi dengan kegiatan memba/a seperti noel, ma#alah, buku-buku dan kemudianmendiskusikannya. Tu#uannya adalah untuk mengembangkan !a!asan diri dan bagaimana mengekspresikan perasaan4pikiran dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang ada.
g 1ettherapy
Terapi ini bertu#uan untuk menstimulasi respon pasien yang tidak mampu mengadakan hubungan interaksi dengan orang-orang dan pasien biasanya merasa kesepian, menyendiri.
h 1lanttherapy
Terapi ini bertu#uan untuk menga#ar pasien untuk memelihara segala sesuatu4mahluk hidup, dan membantu hubungan yang akrab antara satu pribadi kepada pribadi lainnya.
,. Terapi Kel"arga a. Pengertian
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertu#uan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (%urman, 9niskern " Pinsof, 1').
Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah indiidu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga merupakan interensi spesifik dengan tu#uan membina komunikasi se/ara terbuka dan teraksi keluarga se/ara sehat.
b. T"'"an
1. enurunkan konflik ke/emasan keluarga
2. eningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga. +. eningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
. engembangkan hubungan peran yang sesuai
D. embantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga. . eningkatkan kesehatan #i!a keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.
%. Perkembangan
Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1'D-an oleh seorang *ntropologis bernama %regory &ateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skiFofrenia di
Palo *lto, alifornia.
Pada pertengahan 1'A-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif dan terapi keluarga. Se#alan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermun/ulan, begitu #uga program pelatihan terapi keluarga (%ale dan <ong, 1'')
un/ulnya buku-buku semipopuler se#ak tahun 1' hingga 1''2 memberikan pandangan dan proses yang melekat pada kehidupan perka!inan dan pasangan yang senantiasa berubah.
Perkembangan dari fokus pada indiidu, psikodinamik berdasarkan psikoterapi ke fokus pada keluarga sebagai unit dari terapi, dikemukakan of 7ones sebagai G S/eentifi/ $eoketion G.
Penggunaan terapi keluarga ini yaitu untuk mengerti perilaku manusia, khususnya disfungsi manusia. &erikut ini adalah asumsi yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan pendekatan ? pendekatan dalam praktek pera!atan kesehatan.
9eluarga merupakan unti sosial dasar dalam fungsi manusia. 9eluarga adalah fenomena sosial yang multikultural dan multidimensi. 9eluarga mempengaruhi seluruhnya sistem sosial baik pada perkembangan maupun kelangsungan perilaku seseorang.
Sebagai satu sistem sosial dasar keluarga mempunyai fungsi utama untuk mentransfer nilai budaya dan tradisi melalui generasinya. Perkembangan dan peningkatan sistem keluarga melalui organisasi yang kompleks berlangsung melalui tahap ?tahap perkembangan. ;ndiidu #uga berkembang melalui tahap ? tahap perkembangan dan per#alanan ini umumnya ter#adi dalam konteks keluarga.
9eluarga mengalami transisi dalam peristeHi!a perkembangan seperti : melahirkan, meninggal, dan menikah. 9e#adian ini menimbulkan perubahan pada anggota dan komposisi dari sistem keluarga. 9eluarga memproses dan mengembangkan kekuatan dan sumber internal. 5iantara sumber ?sumber tersebut adalah kemampuan untuk beradaptasi dan berubah dalam respon terhadap kebutuhan internal dan eksternal.
Perubahan dalam struktur dan proses keluarga menun#ukkan perubahan dalam seluruh anggota keluarganya. Perubahan dalam perilaku dan fungsi indiidu sebagai anggota keluarga berpengaruh terhadap sistem keluarga dan seluruh anggota keluarga lainnya. 9eluarga sebagai sistem adalah lebih dari se#umlah fungsi dari tiap ?tiap indiidu dari anggotanya. Perubahan dalam struktur dan fungsi keluarga dapat difasilitasi melalui terapi keluarga.
d. Kerangka teoritis
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertu#uan mengubah pola interaksi
keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (%urman,
9niskern " Pinsof, 1').
Terapi keluarga mun/ul dari obserasi bah!a masalah-masalah yang ada pada
terapi indiidual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. ontohnya, klien yang
menun#ukkan peningkatan selama men#alani terapi indiidual, bisa terganggu lagi
setelah kembali pada keluarganya.
Terapi keluarga didasarkan pada teori system (=an &ertalanffy, 1') yang terdiri
dari + prinsip :
1ertama&
adalah kausalitas sirkular, artinya peristi!a berhubungan dan saling
bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah?efek perhubungan.
%edua
, ekologi, mengatakan bah!a system hanya dapat dimengerti sebagai pola
integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. 5alam system keluarga,
perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
%etiga&
adalah sub#ektiitas yang artinya tidak ada pandangan yang ob#ektif terhadap
suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
9etika masalah mun/ul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah
keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota
keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang mun/ul. Tu#uan umum terapi
keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering per/aya
pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1'2).
Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :
1. 9risis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga.
2. 9etidak harmonisan seksual atau perka!inan
+. 9onflik keluarga dalam hal norma atau keturunan
&eberapa teori yang mendasari terapi keluarga adalah :
Psy/hodynamik 8amily Therapy.
Safir mengatakan bah!a ada hubungan antara psikopatologi indiidual dengan
dinamika keluarga.
ontoh :seseorang yang mempunyai harga diri rendah akan menampilkan suatu G 8alse
SelfG yang ditampilkan pada saat yang sama dia#uga takut ke/e!a dan sulit
memper/ayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. 0al ini menyebabkan kesulitan
yang serius dalam perka!inannya.
Tu#uan dari terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk
menolong anggota keluarga men/apai suatu pengertian tentang dirinya dan /aranya
beraksi satu sama lain di dalam keluarga.
5i sini anggota keluarga didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan
pikiran mereka ber#alan bebas tanpa sensor alam sadar dan memerbalisasilan
pikirannya. Terapist hendaknya dab tudak se/ara aktif melakukan interensi #uga hindari
memberi saran dan memanipulasi keluarga.
!e#a-io"ral amil/ T#erap/
Terapi perilaku dalam keluarga dia!ali dengan mempela#ari pola perilaku keluarganya
untuk
menentukan
keadaan
yang
menimbulkan
masalah
perilaku
itu.
&erdasarkan analisis ini, terapist membuat ren/ana untuk merubah keadaan tersebut
dengan /ara interensi langsung dalam keluarga.
Tu#uan utamanya adalah meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan
menghilangkan perilaku negatif. 0al ini dilakukan dengan mengatur keluarga sehingga
perilaku yang diinginkan diperkuat dengan memberi G $e!ard G.
0ro"p T#erap/ Approa%#es
Terapi kelompok dapat diterapkan didalam keluarga.
Tu#uannya adalah menolong anggota keluarga mendapatkan insight melalui proses
interaksi didalam kelompok. Peranan terapist adalah sebagai fasilitator dan kadang ?
kadang menginter pretasi apa yang ter#adi pada anggota kelompok.
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi proses komunikasi yang ter#adi didalam
keluarga dapat di#elaskan sebagai berikut :
Kom"nikasi dan kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong keluarga dan
men#elaskan arti komunikasi yang ter#adi diantara mereka. Terapist menyuruh anggota
keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat menyatakan
sesuatu.
Terapist #uga memperhatikan punktuasi dari proses komunikasi yang ter#adi pada
keluarga dengan tu#uan memper#elas kesalah pengertian, #uga diperhatikan bah!a non
erbal yang digunakan.
Kom"nikasi dan kek"atan
0aley mengatakan bah!a bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada orang lain
berati dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan.
ontoh : orang tua bertanggung #a!ab terhadap anak ? anak dan dia punya hak untuk
membatasi perilaku anak #ika anak sudah besar, dia punya hak sendiri untuk mengambil
keputusan. ara ini sering ditemukan pada terapi struktural dimana tu#uan proses, terapi
untuk merubah posisi dari batasan diatara sub sistem yang b erbeda dalam keluarga.
Kom"nikasi dan Perasaan.
=irginia safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi dari perasaan.
5ikatakan bah!a pasangan perka!inan yang mempunyai kebutuhan emosional
diharapkan ditentukan dalam perka!inan #ika kita menemukan kebutuhan emosional
hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat penting artinya : Tu#uan dari
terapi adalah memperbaiki bila terdapat ketidakpuasan.
Str"%t"ral amil/ T#erap/.
5ikembangkan oleh Salador inu/hin.
Perlu dinilai aspek dari fungsi keluarga.
Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi diatara anggota
keluarga.
8leksibilitas
dari
fungsi
keluarga
dan
kemampuannya
untuk
berubah.
G The 8amily $esonan/e G pada anggota keluarga dapat saling terikat atau saling
merenggang.
9onteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang teridiri dari keluarga
besar, tetangga lingkungan ker#a, lingkungan sekolah dari anggota keluarga supra sistem
bisa merupakan sumber stress atau sumber supprot dari lingkungan.bisa merupakan.
Tingkatan perkembangan kel"arga
ara keluarga memperlakukan ge#ala ? ge#ala yang terdapat pada anggota keluarga yang
sakit.
Terapist memulai terapi dengan /ara bergabung dengan keluarga dan berpartisipasi
dalam transaksi, sehingga terapist dapat mengobserasi aspek tertentu dari fungsi
keluarga dan struktur keluarga tersebut. 9emudian tentukan seberapa #auh ge#ala dari
pasien atau masalah keluarga berkaitan dengan fungsi keluarga (struktur keluarga). 7ika
berkaitan maka interensi merubah struktur diperlukan.
e. Indikasi
Terapi keluarga akan sangat bermanfaat #ika digunakan pada kasus yang
tepat.
;ndikasi terapi keluarga menurut !alrond skinner adalah :
%e#ala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga.
%e#ala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota
keluargannya dapat merupakan masalah se/ara indiidual.
9esulitan berpisah.
Terapi keluarga yang berorientasi psikomaktika menyatakan bah!a terapi keluarga akan
berguna pada keluarga ? keluarga dapat fungsi yang didasari oleh paranoid SkiFoid,
hubungan yang G part ob#e/t G kurangnya G ego goundaries G dan terlalu
banyakmemamakai denial pro#eksi. a G Saerely 5isorganiFed 8amily G dan keadaan
sosial ekonomi yang sangat buruk.
f. Teknis
Terapi keluarga dilakukan dengan menggunakan tehnik berikut :
Terapi Kel"arga !erstr"kt"r
.
Terapi keluarnya berstruktur adalah suatu kerangka teori tehnik pendekatan indiidu
dalam konteks sosialnya.
Tu#uan adalah mengubah organisasi keluarga.
Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses balik antara lingkungan dan orang
yang terlibat perubahan? perubahan yang ditimbulkan oleh seseorang terhadap
sekitarnya dan /ara?/ara dimana umpan balik terhadap perubahan perubahan tadi
mempengaruhi tindakan selan#utnya. Terapi keluarga mempergunakan tehnik ? tehnik
dan mengubah konteks orang?orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka
berubah dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab
tempat dia berfungsi, kita mengubah pengalaman subyektifnya.
Terapi Indi-id" 1 Perorangan
elihat indiidu sebagai suatu tempat yang patologis dan mengumpulkan data yang di
peroleh dari atau tentang indiidu tadi.
Pada terapi perorangan dilakukan pengungkapan pikiran dan perasaan tentang
kehidupannya sekarang, dan orang ? orang didalamnya. $i!ayatnya perkembangan
konfliknya dengan orang tua dan saudara ? saudaranya.
&ila akan diru#uk ke dalam terapi keluarga maka terapist akan mengekporasi interaksi
indiidu dalam konteks hidup yang berarti.
5alam !a!an/ara keluarga terapist mengamati hubungan indiidu dengan anggota
keluarga lainnya dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga.
#. Karakteristik
1. empertahankan keseimbangan, fleksibel " adaptif perubahan tahap transisi dalam hidup. 2. Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap indiidu
+. 9ontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi " antar keluarga . 0ubungan antar keluarga yang erat " hindari men#auhi masalah
D. Perbedaan antar anggota keluarga mendorong untuk meningkatkan pertumbuhan " kreatiitas indiidu.
. rang tua " anak hubungan terbuka.
i. Peran Pera+at
1. mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga
2. memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk men/apai tu#uan dan usaha untuk berubah
+. mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan. . memberi penyuluhan, pera!atan di rumah, psiko edukasi, dll.
*ktifitas :
1. 9omponen dikdaktik : memberikan informasi " pendkes tentang gangguan #i!a, sistem kes!a " yankep.
2. 9omponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan konflik, mengatasi perilaku " stress
+. 9omponen emosi : memberikan kesempatan untuk memalidasi perasaan " bertukar pengalaman . 9omponen proses keluarga fokus pada koping keluarga " ge#ala sisa terhadap keluarga.
D. 9omponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan #aringan formal4informal untuk klien " keluarga
Selain Peran pera!at yang perlu diperhatikan #uga adalah bagaimana pera!at membantu serta mendorong keluarga untuk terlibat dalam men/egah klien kambuh.
2. Terapi Ok"pasi a. Pengertian
Terapi ker#a atau terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah ditetapkan. Terapi ini berfokus pada pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang, pemeliharaan dan peningkatan bertu#uan untuk membentuk seseorang agar mandiri, tidak tergantung pada pertolongan orang lain ($iyadi dan Pur!anto, 2').
b. "ngsi dan T"'"an
*dapun tu#uan terapi okupasi menurut $iyadi dan Pur!anto (2'), adalah: 1. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi mental:
a. en/iptakan kondisi tertentu sehingga klien dapat mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya.
b. embantu melepaskan dorongan emosi se/ara !a#ar.
/. embantu menemukan kegiatan sesuai bakat dan kondisinya.
d. embantu dalam pengumpulan data untuk menegakkan diagnosa dan terapi.
2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan gerak, sendi, otot dan koordinasi gerakan.
+. enga#arkan *5< seperti makan, berpakaian, &*9, &*& dan sebagainya. . embantu klien menyesuaikan diri dengan tugas rutin di rumah.
D. eningkatkan toleransi ker#a, memelihara dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki.
. enyediakan berbagai ma/am kegiatan agar di/oba klien untuk mengetahui kemampuan mental dan fisik, kebiasaan, kemampuan bersosialisasi, bakat, minat dan potensinya.
A. engarahkan minat dan hobi untuk dapat digunakan setelah klien kembali di lingkungan masyarakat.
%. Peranan akti-itas dalam terapi ok"pasi
uha# (2'), mengungkapkan aktiitas yang digunakan dalam terapi okupasi, sangat dipengaruhi oleh konteks terapi se/ara keseluruhan, lingkungan, sumber yang tersedia, dan #uga oleh kemampuan si terapi sendiri (pengetahuan, keterampilan, minat dan kreatiitasnya).
7enis kegiatan yang dapat dilakukan meliputi: latihan gerak badan, olahraga, permainan tangan, kesehatan, kebersihan, dan kerapian pribadi, peker#aan hari (aktiitas kehidupan sehari-hari, seperti dengan menga#arkan merapikan tempat tidur, menyapu dan mengepel), praktik pre-vo$asional , seni (tari, musik, lukis, drama, dan lain-lain), rekreasi (tamasya, nonton bioskop atau drama), diskusi dengan topik tertentu (berita surat kabar, ma#alah, teleisi, radio atau keadaan lingkungan) (uha#, 2').
2. *ktiitas
*ktiitas adalah segala ma/am aktiitas yang dapat menyibukan seseorang se/ara produktif yaitu sebagai suatu media untuk bela#ar dan berkembang, sekaligus sebagai sumber kepuasan emosional maupun fisik. leh karena itu setiap aktiitas yang digunakan harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Setiap gerakan harus mempunyai alasan dan tu#uan terapi yang #elas. 7adi, bukan hanya sekedar menyibukkan klien.
b. empunyai arti tertentu bagi klien, artinya dikenal oleh atau ada hubungannya dengan klien. /. 9lien harus mengerti tu#uan menger#akan kegiatan tersebut, dan apa kegunaanya terhadap upaya
penyembuhan penyakitnya.
d. 0arus dapat melibatkan klien se/ara aktif !alaupun minimal.
e. 5apat men/egah lebih beratnya ke/a/atan atau kondisi klien, bahkan harus dapat meningkatkan atau setidaknya memelihara kondisinya.
f. 0arus dapat memberi dorongan agar klien mau berlatih lebih giat sehingga dapat mandiri. g. 0arus sesuai dengan minat, atau setidaknya tidak diben/i olehnya.
h. 0arus dapat dimodifikasi untuk tu#uan peningkatan atau penyesuaian dengan kemampuan klien.
d. Katakteristik
$iyadi dan Pur!anto, (2'), mengemukakan bah!a karateristik dari aktiitas terapi okupasi, yaitu: mempunyai tu#uan #elas, mempunyai arti tertentu bagi klien, harus mampu melibatkan klien !alaupun minimal, dapat men/egah bertambah buruknya kondisi, dapat memberi dorongan hidup, dapat dimodifikasi, dan dapat disesuaikan dengan minat klien.
e. Analisa Akti-itas
$iyadi dan Pur!anto (2'), menyatakan bah!a analisa dari kegiatan terapi okupasi, meliputi: #enis kegiatan yang dilakukan seperti latihan gerak badan atau peker#aan sehari-hari, maksud dan tu#uan dari kegiatan dilakukan dan manfaatnya bagi klien, sarana atau alat atau aktiitas dilakukan disesuaikan dengan #enis kegiatan yang dilakukan, persiapan terhadap sarana pendukung dan klien maupun pera!at, pelaksanaan dari kegiatan yang telah diren/anakan, kontra indikasi dan disukai klien atau tidak disukai
yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh klien.
$. Tindakan Terapi
*dapun proses dari terapi okupasi, sebagai berikut:
1. Pengumpulan data, meliputi data tentang identitas klien, ge#ala, diagnosis, perilaku dan kepribadian klien. isalnya klien mudah sedih, putus asa, marah.
2. *nalisa data dan identifikasi masalah dari data yang telah dika#i ditegakkan diagnosa sementara tentang masalah klien maupun keluarga.
+. Penentuan tu#uan dan sasaran dari diagnosa yang ditegakkan dapat dibuat sasaran dan tu#uan yang ingin di/apai.
. Penentuan aktiitas #enis kegiatan yang ditentukan harus disesuaikan dengan tu#uan terapi.
D. aluasi kemampuan klien, inisiatif, tanggung#a!ab, ker#asama, emosi dan tingkah laku selama aktiitas berlangsung. 5ari hasil ealuasi ren/anakan kembali kegiatan yang sesuai dan akan dilakukan. aluasi dilakukan se/ara periodik, misalnya 1 minggu sekali dan setiap selesai melaksanakan kegiatan.
g. Pelaksanaan Terapi
Terapi okupasi dapat dilakukan se/ara indiidu maupun kelompok tergantung dari kondisi klien dan tu#uan terapi.
1. etode
a. ;ndiidual: dilakukan untuk klien baru masuk, klien yang belum mampu berinteraksi dengan kelompok dan klien lain yang sedang men#alani persiapan aktiitas.
b. 9elompok: klien dengan masalah sama, klien yang lama dan yang memiliki tu#uan kegiatan yang sama. 7umlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok ke/il yang anggotanya berkisar antara D-12 orang (9eliat dan *kemat, 2D). 7umlah anggota kelompok ke/il menurut Stuart dan <araia (21, dalam 9eliat dan *kemat, 2D) adalah A-1 orang, $a!lins, Eilliams, dan &e/k (1''+, dalam 9eliat dan *kemat, 2D) menyatakan #umlah anggota kelompok adalah D-1 orang. 7ika anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya. 7ika terlalu ke/il, tidak /ukup ariasi informasi dan interaksi yang ter#adi. 7ohnson (dalam 3osep, 2') menyatakan terapi kelompok sebaiknya tidak lebih dari anggota karena interaksi dan reaksi interpersonal yang terbaik ter#adi pada kelompok dengan #umlah sebanyak itu. *pabila keanggotaanya lebih dari 1, maka akan
terlalu banyak tekanan yang dirasakan oleh anggota sehingga anggota merasa lebih terekspos, lebih /emas, dan seringkali bertingkah lakuirrasional .
2. Eaktu
Terapi dilakukan 1-2 #am setiap sesi baik metode indiidual maupun kelompok dengan frekuensi kegiatan per sesi 2-+ kali dalam seminggu. Setiap kegiatan dibagi men#adi 2 bagian, pertama: I-1 #am yang terdiri dari tahap persiapan dan tahap orientasi, kedua: 1-142 #am yang
terdiri dari tahap ker#a dan tahap terminasi ($iyadi dan Pur!anto, 2').
3. Psikoterapi S"porti$ a. Pengertian
Psikoterapi adalah /ara pengobatan dengan ilmu kedokteran terhadap gangguanmental emosional dengan mengubah pola pikiran, perasaan, dan perilaku agar ter#adi keseimbangan dalam diri indiidu tersebut.
5alam psikoterapi sangat diperlukan hubungan yang baik antara dokter dan pasien. b. T"'"an
1. enguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya
2. engembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri
+. eningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan %. &enis Terapi
).Ventilasi
Psikoterapi entilasi adalah bentuk psikoterapi yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya
akan berkurang.
a. Sikap terapis: men#adi pendengar yang baik dan penuh pengertian b. Topik pembi/araan: permasalahan yang men#adi stres yang utama ,.Pers"asi
Persuasi adalah psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan se/ara masuk akal tentang ge#ala-ge#ala penyakitnya yang timbul akibat /ara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.
a. Sikap terapis:
1. Terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta membebaskannya dari impuls yang mengganggu se/ara masuk akal dan sesuai hati nurani 2. &erusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bah!a ge#alanya akan hilang b. Topik pembi/araan: ide dan kebiasaan pasien yang mengarah pada ter#adinya ge#ala.
2. Psikoterapi reass"ran%e
Psikoterapireassuranceadalahpsikoterapiyang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bah!a ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya.
a. Sikap terapis: meyakinkan se/ara tegas dengan menun#ukkan hasil-hasil yang telah di/apai pasien. b. Topik pembi/araan: pengalaman pasien yang berhasil nyata
3.Psikoterapi s"gesti$
Psikoterapi sugestif adalahpsikoterapi yang berusaha menanamkan keper/ayaan pada pasien bah!a ge#ala-ge#ala gangguannya akan hilang.
a. Sikap terapis: meyakinkan dengan tegas bah!a ge#ala pasien pasti hilang
b. Topik pembi/araan: ge#ala-ge#ala bukan karena kerusakan organik4fisik dan timbulnya ge#ala-ge#ala tersebut adalah tidak logis
4. !imbingan
&imbingan adalahpsikoterapi yang memberi nasihat dengan penuh !iba!a dan pengertian a. Sikap terapis: menyampaikan nasihat dengan penuh !iba!a dan pengertian
b. Topik pembi/araan: /ara hubungan antar manusia, /ara berkomunikasi, dan /ara beker#a dan bela#ar yang baik
5. Pen/"l"#an
Penyuluhan atau konseling adalahpsikoterapi yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri se/ara lebih baik, agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri.
a. Sikap terapis: menyampaikan se/ara halus dan penuh kearifan.