• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Seksual Pranikah

1. Perilaku a. Pengertian

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak ( Wawan dan Dewi, 2010).Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang di maksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berbicara, menangis, berjalan ,menulis dan sebagainya. dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitass manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.(Notoadmojo, 2012).

b. Faktor- faktor perilaku

Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua respons.

a) Respondent respons atau reflexive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan–rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.6

(2)

b) Operant respons atau instrument respons, yaitu respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons.

Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku kesehatan menurut Lawrence Green terbagi tiga teori penyebab masalah kesehatan yaitu:

a) Faktor – faktor predisposisi (disposing faktors), yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan , sikap, keyakinan, keperrcayaan, nial-nilai, dan tradisi.

b) Faktor- faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana fasilitas untuk terjadinya perilaku.

c) Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

Determinan perilaku menurut teori Snehandu B. Karr mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku yaitu:

a) (intention) adalah seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus dari luar dirinya.

b) (social support). Adalah dimana didalam kehidupan seseorang di masyarakat , perilaku orang tersebut cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakat disekitarnya

c) (accessibility of information), adalah tersedianya informasi-informasi yang terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang.

(3)

d) (personal autonomy), adalah kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan .

e) (action situation), adalah tindakan apapun di suatu kondisi dan situasi yang mendukung maupun tidak dalam berperilaku.

Secara tematik yang sudah dijelaskan diatas,dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang dihasilkan dari faktor dalam sendiri dan luar subyek itu sendiri, serta di pengaruhi oleh beberapa faktor penentu atau determinan,sehingga determinan perilaku ini, masing-masing akan membentuk pada asumsi-asumsi yang membangun suatu perilaku pada seseorang.

c. Bentuk-bentuk perubahan perilaku

Notoatnodjo (2007), bentuk-bentuk perubahan perilaku adalah a) Perubahan alamiah ( Natural Change )

Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat di dalamnya juga akan mengalami perubahan.

b) Perubahan terencana ( Planned Change )

Perubahan perilaku ini terjadi memang direncanakan sendiri oleh subjek.

c) Kesediaan untuk berubah ( Readdiness to Change )

Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubahnya perilakunya), dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut.

(4)

2. Seksual Pranikah a. Pengertian

Seks adalah sesuatu yang bersifat biologis dan karenanya seks dianggap sebagai sesuatu yang stabil (Wahid , 2011). Handoyo (2010), Seks adalah bagian dari kehidupan manusia, sesuatu yang ada dan tidak bisa ditolak.

Seksmempunyai arti jenis kelamin, suatu yang dapat dilahat, dapat ditunjuk. Jenis kelamin ini memberi kita pengertian tentang suatu sifat atau ciri yang membedakan antara laki-laki atau perempuan yang secara biologis ( PKBI, 2004).

Hubungan seks pranikah adalah perilaku yang dilakukan sepasang individu karena adanya dorongan seksual dalam bentuk penetrasi penis kedalam vagina. Perilaku ini disebut juga koitus, koitus secara moralitas hanya dilakukan oleh sepasang individu yang telah menikah. Tidak ada satu agamapun yang mengijinkan seks diluar ikatan pernikahan.(wahid, 2011)

seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan remaja tanpa adanya ikatan pernikahan. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing.(sarwono, 2012).

Sarwono (2010), bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah antar lain:

a) Berpelukan

Perilaku seksual berpelukan akan membuat jantung berdegup lebih cepat dan menimbulkan rangsangan seksual pada individu.

b) Ciuman kering

Perilaku seksual cium kering berupa sentuhan pipi dengan pipi dan pipi dengan bibir.

(5)

c) Cium basah

Aktifitas cium basah berupah sentuhan bibir, dampak cium bibir dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat dan menimbulkan dorongan seksual sehingga tidak terkendali d) Merabah bagian tubuh yang sensitif

Merupakan kegiatan meraba atau memegang bagian tubuh yang sensitif seperti payudara, vagina dan penis.

e) Petting

Merupakan keseluruan aktifitas seksual noon intercourse (hingga menempelkan alat kelamin). Dampakny menimbulkan ketagihan.

f) Oral seksual

Oral seksual pada laki-laki adalah ketika seseorang mengunakan bibir, mulut dan lidahnya pada penis dan sekitarnya, sedangkan pada wanita melibatkan bagian disekitar vulva yaitu labia,klitoris dan bagian dalam vagina. g) Intercourse atau bersenggama

Merupakan aktifitas seksual dengan memasukan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan.

Ma’shum dan Widyandana (2004),faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya aktifitas seks pranikah yaitu:

a) Faktor internal

Hal-hal yang datangnya dari dalam individu yaitu hormon seks.Hormon seks tersebut dapat sangat besar pengaruhnya dalam menimbulkan dorongan seksual karena hormon seksual itu baru saja aktif berfungsi secara optimal. Namun pada sisi lain kadar hormon iini sering kali belum stabil, karena itu dorongan seksual ini sebenarnya tumbuh secara alami. Dari peristiwa inilah mulai timbul perilaku seksual, yaitu tindakan atau perbuatan yang dilakukan yang didasari dengan dorongan seksual, antara

(6)

lain untuk memuaskan hasrat seksual. Salah satu perilaku seksual tersebut yaitu berhubungan seks sebelum menikah

b) Faktor eksternal

Dari luar diri orang yang bersangkutan antara lain:

1) Pengaruh informasi yang salah dan bahkan menyesatkan berkenaan dengan kesehatan reproduksi dan seksual

2) Berbagai media seperti VCD maupun buku yang dikategorikan porno

3) Adanya kesempatan yang dapat mendorong untuk melakukan hubungan seksual.

Bentuk praktek seks bebas menurut Ma’shum dan widyandana (2004), yaitu :

a. Bersentuhan (tauching) contohnya :pegangan tangan, berpelukan.

b. Berciuman (kissing) contohnya: ciuman pendek hinnga

c. Bercumbuhan (petting) yaitu membelai atau menyentuh bagian yang paling sensitif dari pasangan yang dapat membangkitkan gairah seksual, seperti memegang payudara dan alat kelamin.

d. Berhubungan kelamin (sexsual intercourse) adalah adanya kontak antara penis dan vagina dan dapat terjadi penetrasi penis ke dalam vagina.

Sugiharta dalam buku Soetchiningsih (2007), faktor-faktor utama yang mempengaruhi hubungan seksual pranikah yaitu:

1) Membaca buku dan menonton film porno 2) Karena sama suka

3) Kebutuhan biologis

(7)

Imron (2012), faktor- faktor yang menyebabkan remaja melakukan hubungan seksual pranikah adalah :

a) Adanya dorongan biologis

Dorongan biologis untuk melakukan hubungan seksual merupakan insting alamiah dari berfungsinya organ sistem reproduksi dan kerja hormon. Dorongan dapat meningkat karena pengaruh dari luar, misalnya dengan membaca buku atau melihat film / majalah yang menampilkan gambar-gambar yang membangkitkan erotisme.

b) Ketidakmampuan mengendalikan dorongan biologis

Kemampuan mengendalikan dorongan biologis dipengaruhi oleh nilai-nilai moral dan keimanan seseorang. Remaja yang memiliki keimanan kuat tidak akan melakukan seks pranikah,karena mengingat ini merupakan dosa besar yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun, keimanan ini dapat sirna tanpa bersisa bila remaja dipengaruhi oleh obat-obatan psikotropika, sehingga pelanggaran terhadap nilai-nilai agama dinikmati dengan tanpa bersalah.

c) Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan reproduksi pada remaja dapat disebabkan karena masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan repsoduksi sebagai hubungan seksual. Biasanya topik terkait reproduksi tabu dibicarakan dengan anak. Sehingga saluran – saluran informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat kurang.

d) Adanya kesempatan melakukan hubungan seksual pranikah . Faktor kesempatan melakukan hubungan seks pranikah sangat penting untuk dipertimbangkan,karena jika tidak ada

(8)

kesempatan baik ruang maupun waktu, maka hubungan seks pranikah tidak akan terjadi. Terbukanya kesempatan pada remaja untuk melakukan hubungan seks didukung oleh hal-hal sebagai berikut:

a) Kesibukan orang tua yang menyebabkan kurangnya perhatian pada anak

b) Pemberian fasilitas pada anak berlebihan

c) Pergeseran nilai-nilai norma dan etika di masyarakat d) Kemiskinan

Handoyo (2010), ada beberapa alasan seorang remaja melakukan seks pranikah antara lain:

a) Tekanan yang datang dari teman pergaulannya

Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut , tekanan darin teman-temannya dirasakan lebih kuat daripada yang didapat dari pacarnya sendiri.

b) Adanya tekanan dari pacar

Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan risiko yang akan dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa.

c) Adanya kebutuhan badaniah

Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang . jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan hubungan

(9)

seks ini, sekali pun akibat dari perbuatanya tersebut tidak sepadan risiko yang akan dihadapinya.

d) Rasa penasaran

Pada usia remaja , keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa rasanya nikmat, ditambah lagi adanya informasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai apa yang diharapkan.

e) Pelampiasan Diri

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, missalnya karena terlanjur berbuat,seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.

Sofiyan (2012), dampak seks pra nikah terhadap kesehatan fisik dan psikologi, disini di jelaskan ada lima dampak antara lain: a) Hilangnya Keperwanan dan Keperjakaan

Indikasi fisik yang paling jelas terjadi pada perempuan yakni sobeknya selaput darah.

b) Kehamilan

Perilaku seks pra nikah dapat mengakibatkan kehamilan padahal pasangan tersebut belum terikat perkawinan. Biasanya kehamilan yang tidak diinginkan.

c) Aborsi dengan Segala Risikonya

Jika hubungan intim sudah berbuah kehamilan , maka biasanya pasangan tersebut akan melakukan pengguguran kandungan (aborsi). Mereka menganggap aborsi adalah jalan terbaik untuk menutupi aib dan rasa malu terhadap masyrakat sekitar, mereka juga belum siap untuk hidup berumah tangga, risikon

(10)

dari aborsi antara lain yaitu pendarahan, infeksi, kemandulan, bahkan kematian.

d) Penularan Penyakit Kelamin

Penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual,resiko tertular penyakit kelamin semakin besar ketika sering melakukan hubungan seksual secara berganti ganti pasangan. Beberapa penyakit kelamin yang dapat tersebar melalui hubungan seks pra nikah antar lain:

1) Gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrheae, dengan masa inkubasi (masa tunas ) 2 – 10 hari sesudah masuk ketubuh melalui hubungan seks.

2) Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh treponema pallidum, dengan masa inkubasi 2 – 6 minggu, kadang -kadang sampai tiga bulan sesudah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.

3) Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang melemahkan sistem ketebalan tubuh . sedangkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang berarti kumpulan gejalah penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang sifatnya diperoleh (bukan bawaan) (Kusmiran,2012).

e) Infeksi Saluran Reproduksi

Remaja perempuan yang sudah aktif secara seksual dibawah usia 20 tahun serta berganti – ganti pasangan cenderung mudah terkena kanker mulut rahim.

f) Perasaan Malu Bersalah Berdosa dan Tidak Berharga

Mereka yang sudah terjerumus pada perilaku seks pra nikah biasanya selalu dirundung bersalah. Perasaan malu dan bersalah semakin muncul ketika dirinya atau pasangannya

(11)

diketahui hamil padahal secara resmi belum menjadi suami istri.

Sedangkan menurut PILAR PKBI, 2010 (Pusat informasi dan layanan remaja, dan perkumpulan keluarga berencana indonesia) menjelaskan dampak dari seks pranikah terjadi secara psikologis dan sosial dan penyesalan berkepanjangan antra lain:

a) Tertekan dan muncul perasaan bersalah karena pelanggaran moral, yang juga berakibat pada saat setelah menikah.

b) Rasa takut akan adanya sanksi hukum jika hubungan tersebut di ketahui masyarakat.

c) Adanya kecenderungan perilaku seksual sebelum menikah akanmengarah pada perselingkuhan dan hubungan seks ekstra marital.

d) Kehamilan sehingga harus menikah dengan terpaksa.

e) Rasa takut karena hilang keperawanan yang mungkin berpengaruh pada pernikahannya nanti.

B. Anak Jalanan 1. Pengertian

Salahhudin (2004), anak jalanan diartikan oleh masyarakat yaitu anak yang putus hubungan dengan orang tua atau keluarga yang berada dijalanan untuk mencari nafkah untuk menyambung hidupnya. Di berbagai sudut kota sering terjadi, anak jalanan yang harus bertahan hidup dengan cara-cara yang secara sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat umum , hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu keluarganya, tidak jarang pula mereka dicap sebagai penggangu ketertiban dan membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya razia bukan lagi hal yang aneh bagi mereka (Suyanto, 2010).

(12)

2. Karakteristik Anak Jalanan a. Usia Anak Jalanan

Yayasan Setara, 2004 usia anak jalanan akan berperan penting dalam pembentukan perilakunya. Karena usia berpengaruh pola pikir terhadap anak jalanan.

Ada empat tahapan perkembangan pada anak yang dimaksud oleh Rousseau adalah sebagi berikut

a) Usia 0-5 tahun adalah masa kanak-kanak, masa ini didominasi oleh perasaan senang dan tidak senang

b) Usia 5-12 tahun adalah masa bandel, tahap ini mencerminkan era manusia liar, manusia pengembara dalam evolusi manusia. c) Usia 12-15 tahun adalahbangkitnya akal, rasio, nalar, dan

kesadaran diri. Dalam masa ini terdapat kekuatan fisik yang luar biasa serta tumbuh keinginan tahu dan keinginan coba-coba.

d) Usia 15-20 tahun adalah masa dimana merupakan puncak perkembangan emosi. Dalam tahap initerjadi perubahan dari kecenderungan mementingkan diri sendiri, memperhatikan harga diri dan bangkitnya dorongan seks. Usia anak jalanan di Kota Semarang antara usia 10-18 tahun. Dengan jumlah 216 anak jalanan,terdiri dari laki-laki 158 dan 58 perempuan ( Dinsos, 2013).

b. Jenis Kelamin Anak Jalanan

Jenis kelamin anak jalanan mempengaruhi dalam berperilaku di kehidupannya. Jumlah anak jalan laki-laki lebih banyak dari jumlah anak jalanan perempuan. Ini diperjelas dari data bahwa anak jalanan perempuan 30-35% dari jumlah anak jalanan di Semarang (Dinsos, 2013)

c. Pendidikan Anak Jalanan

Pendidikan anak jalanan sebagian besar masih rendah, (SD sampai SMP) bahkan ada yang putus, dikarenakan banyaknya

(13)

putus sekolah ini ,anak jalanan lebih memilih bekerja di jalanan, dari pada melanjutkan pendidikan nya di tambah karena faktor ekonomi di keluarganya, yang mengharuskannya mereka berkerja di jalanan untuk membantu perekonomiannya (Solahuddin, 2004). d. Pekerjaan Anak Jalanan

Pekerjaan anak jalanan itu sangat bermacam-macam, sebagian dari mereka berpandangan bahwa mereka mendapatkan uang dari orang lain karena mereka mengerjakan sesuatu, menjual atau menawarkan jasa. Sebagai contoh adalah pengamen, dimana mereka senantiasa belajar untuk meningkatkan kualitas mereka bermusik dan bernyanyi. Tindakan dan sikap anak jalanan terutama yang berumur antara 15-17 tahun dan melakukan kegiatan secara berkelompok seperti pengamen dalam bus kota atau pengelap kaca mobil cenderung kasar. Mereka meminta uang kepada penumpang bus atau pengendara mobil dengan jalan paksa dan mengancam (Setara, 2004).

e. Penghasilan anak jalanan

Rata-rata per hari anak jalanan dapat memperoleh penghasilan sekitar 5.000-15.000. dibandingkan dengan Pegawai Negeri Golongan I dan II, misalnya tidak mustahil penghasilan kotor yang diperoleh anak jalanan lebih besar. Namun, karena penghasilan itu biasanya tidak mereka nikmati sendiri atau karena salah dalam pengolaannya,terjadi pada anak-anak jalanan seolah dengan identik dengan kemiskinan (Bagong, 2010).

f. Perilaku anak jalanan

Sudrajat dalam buku Bagong (2010), Gaya hidup dan perilaku anak jalanan yang sering kali membahayakan dan mengancam keselamatan dirinya sendiri, seperti perilaku ngelem, seks bebas, kebiasaan berkelahi, obat-obatan terlarang dan sebagaiannya.

(14)

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi menjadi anak jalanan 1) Faktor ekonomi di keluarganya

Sutomo(2010), salah satu upaya yang dilakukan keluarga miskin untuk menambah penghasilan keluarganya, selain mengikutsertakan istri ke dalam kegiatan publik, adalah dengan memanfaatkan anaknya untuk ikut serta dalam mencari penghasilan tambahan dengan mencari uang di jalanan seperti mengamen, mengemis, menjual koran dll di jalanan.

2) Faktor kekerasan dan keretakan kehidupan rumah tangga orang tuanya

Biasanya anak-anak yang memiliki keluarga atau orang tua penjudi dan peminum alkohol, biasanya relatif lebih rawan untuk memperoleh perlakuan yang salah kepada anaknya, pada kasus semacam ini anak membutuhkan kasih sayang dan perlindungan dari orang tuanya, akibatnya anak-anak memilih jalannya sendiri dengan keluar dari keluarganya dan hidup di jalanan, kendati kehidupan di jalanan sebenarnya tak kalah keras.( Irwanto, dalam buku Bagong 2010).

3) Faktor keinginan dari diri sendiri

Bagi anak-anak yang memilih keluar dari suasana rumah yang membosankan dan penuh dengan tekanan untuk sebagian anak mungkin melegakan apalagi ketika mereka mendapatkan uang dan mengendalikan pemanfaat uang nya secara mandiri, namun demikian bukan berarti kehidupan anak jalanan serba menggembirakan justru serba relatif bebas dan penuh dengan ancaman dari sekelilingnya.

(15)

C. Kerangka teori

Gambar 1.1.berdasarkan teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2012

F

aktor penguat  Perilaku individu sendiri  dorongan bilogis  Adanya kesempatan  Kurangnya pengetahuan Faktor Pemungkin  Fasilitas umum: media massa (tv, hp, internet, vcd porno,gambar porno) Perilaku Seksual Pranikah Faktor Presdisposisi  Sikap  Keyakinan  Nilai –nilai

(16)

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apas saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu gambaran perilaku seksual pranikah pada anak jalanan

Gambar

Gambar 1.1.berdasarkan teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2012F aktor penguat  Perilaku individusendiri dorongan bilogis Adanyakesempatan KurangnyapengetahuanFaktor Pemungkin Fasilitas umum:media massa (tv,hp, internet, vcdporno,gambarporno) Peri

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir skripsi ini dibuat dengan judul “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Perancangan Standard Operating Procedure untuk Meningkatkan Pengendalian

Teknik Pengukuran Pada Banyak Form Dengan Class Helper Selain menggunakan interposer class untuk melakukan pengukuran pada banyak form, teknik lain yang dapat digunakan adalah

Sarana prasarana yang digunakan untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar, seperti ruang pelayanan, alat pembelajaran, hingga waktu pelayanan masih menjadi

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan seluruh nikmat dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul “Kajian Sifat Fisik Dan

Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang saat ini telah berupaya menata diri menjadi salah satu perguruan tinggi negeri yang dikenal pada skala internasional dengan visi

Pengaruh Internalisasi Nilai Budaya Si Tou Timou Tou, Mapallus Dan Torang Samua Berdasarkan hasil dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa 15 item pertanyaan untuk variabel

Sehingga al-Sunnah dalam terminologi mereka adalah “perkataan, perbuatan dan taqrir al-Ma’shum.” Rahasia di balik itu semua adalah karena para Imam dari kalangan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu menganalisa daya penyerapan air laut pada Material Komposit serat pelepah sawit per 24 jam selama 9 hari