• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karies Media

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karies Media"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Problem Based Learning

Problem Based Learning

Karies Media

Karies Media

Skenario: Skenario:

Seorang laki-laki berusia 57 tahun yang berprofesi sebagai guru datang ke klinik RSGM Seorang laki-laki berusia 57 tahun yang berprofesi sebagai guru datang ke klinik RSGM Unhas dengan keluhan gigi belakangkiri bawah terasa ngilu bila minum dingin dan makan Unhas dengan keluhan gigi belakangkiri bawah terasa ngilu bila minum dingin dan makan makanan manis. Pasien tersebut merasa tidak ada lubang pada giginya. Pada pemeriksaan klinis makanan manis. Pasien tersebut merasa tidak ada lubang pada giginya. Pada pemeriksaan klinis tampak warna kehitaman pada fisura oklusal gigi 35, dan pada sondasi terasa ngilu. Pasien tampak warna kehitaman pada fisura oklusal gigi 35, dan pada sondasi terasa ngilu. Pasien tersebut ingin penjelasan bagaimana hal

tersebut ingin penjelasan bagaimana hal ini terjadi dan ini terjadi dan juga rencana perawatan selanjutnya padajuga rencana perawatan selanjutnya pada gigi tersebut. Perkusi dan palpasi tidak

gigi tersebut. Perkusi dan palpasi tidak ada keluhan.ada keluhan.

Pertanyaan:

Pertanyaan:

1.

1. Apa definisi dari karies?Apa definisi dari karies? 2.

2. Apa saja etiologi karies?Apa saja etiologi karies? 3.

3. Jelaskan tentang patogenesis karies!Jelaskan tentang patogenesis karies! 4.

4. Jelaskan tentang histopatologi enamel& dentin!Jelaskan tentang histopatologi enamel& dentin! 5.

5. Apa saja klasifikasi karies? Termasuk karies apakah pada kasus di atas?Apa saja klasifikasi karies? Termasuk karies apakah pada kasus di atas? 6.

6. Pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan dalam mendiagnosis karies?Pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan dalam mendiagnosis karies? 7.

7. Jelaskan pilihan perawatan pada kasus!Jelaskan pilihan perawatan pada kasus! 8.

8. Apa saja bahan pelapik dan penumpat yang digunakan pada tambalan?Apa saja bahan pelapik dan penumpat yang digunakan pada tambalan?

Jawaban

Jawaban

1.

1. Dental karies adalah penyakit kronis menular yang mempengaruhi jaringan keras pada gigi:Dental karies adalah penyakit kronis menular yang mempengaruhi jaringan keras pada gigi: enamel, dentin dan sementum. Karies berawal dari metabolisme gula oleh mikroorganisme enamel, dentin dan sementum. Karies berawal dari metabolisme gula oleh mikroorganisme pada plak, yang menyebabkan terproduksinya zat asam. Setelah beberapa waktu, hal ini akan pada plak, yang menyebabkan terproduksinya zat asam. Setelah beberapa waktu, hal ini akan menyebabkan demineralisasi enamel, yang merupakan tahap awal dari karies. Proses karies menyebabkan demineralisasi enamel, yang merupakan tahap awal dari karies. Proses karies adalah suatu dinamika kompleks dimana demineralisasi dan remineralisasi terjadi disekitar adalah suatu dinamika kompleks dimana demineralisasi dan remineralisasi terjadi disekitar plak, sedangkan karies terjadi ketika perbaikan (remineralisasi) tidak cukup menutupi plak, sedangkan karies terjadi ketika perbaikan (remineralisasi) tidak cukup menutupi kerusakan (demineralisasi). [1]

kerusakan (demineralisasi). [1] 2.

2. Karies hanya akan timbul apabila 4 faktor berikut bekerja secara stimulan (Miller: Karies hanya akan timbul apabila 4 faktor berikut bekerja secara stimulan (Miller: 1889) [2]:1889) [2]: a.

a. BakteriBakteri

Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp. merupakan kuman yang kariogenik karena Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp. merupakan kuman yang kariogenik karena mampu dengan cepat memproduksi asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. mampu dengan cepat memproduksi asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena produksi polisakarida ekstraselnya yang lengket. Polisakarida ini permukaan gigi karena produksi polisakarida ekstraselnya yang lengket. Polisakarida ini memiliki konsistensi seperti gelatin, dan membuat bakteri-bakteri menempel memiliki konsistensi seperti gelatin, dan membuat bakteri-bakteri menempel membentuk plak, yang apabila sudah tebal akan menghambat fungsi saliva dalam membentuk plak, yang apabila sudah tebal akan menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak tersebut.

(2)

b.

b. KarbohidratKarbohidrat

Karbohidrat menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa Karbohidrat menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel. Tetapi tidak semua karbohidrat sama derajat kariogeniknya, polisakarida ekstra sel. Tetapi tidak semua karbohidrat sama derajat kariogeniknya, karbohidrat kompleks relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna sempurna dalam karbohidrat kompleks relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna sempurna dalam mulut, sebaliknya karbohidrat sederhana akan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri mulut, sebaliknya karbohidrat sederhana akan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri c.

c. Daerah yang rentan pada gigiDaerah yang rentan pada gigi

Daerah gigi yang rentan terhadap karies yaitu pada kawasan yang memudahkan retensi Daerah gigi yang rentan terhadap karies yaitu pada kawasan yang memudahkan retensi plak, seperti:

plak, seperti:

-Pit dan fisur gigi posterior; pit palatal insisivus -Pit dan fisur gigi posterior; pit palatal insisivus -Proksimal sedikit dibawah titik

-Proksimal sedikit dibawah titik kontakkontak -Email pada bagian servikal gigi

-Email pada bagian servikal gigi

-Permukaan akar yang terbuka pada resesi gingiva -Permukaan akar yang terbuka pada resesi gingiva

-Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper -Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper -Permukaan gigi yang dekat dengan gigi

-Permukaan gigi yang dekat dengan gigi tiruan/jembatantiruan/jembatan d.

d. WaktuWaktu

Saliva mampu mendepositkan kembali mineral selama proses karies, yang

Saliva mampu mendepositkan kembali mineral selama proses karies, yang berarti prosesberarti proses karies merupakan proses demineralisasi dan remineralisasi yang silih berganti. Dengan karies merupakan proses demineralisasi dan remineralisasi yang silih berganti. Dengan adanya saliva, gigi baru akan mengalami kerusakan setelah waktu yang lama.

adanya saliva, gigi baru akan mengalami kerusakan setelah waktu yang lama. 3.

3. a. Teori Asidogenik Miller (1882)a. Teori Asidogenik Miller (1882)

Menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah adalah proses kemoparasiter yang terdiri atas Menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah adalah proses kemoparasiter yang terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email

dua tahap, yaitu dekalsifikasi email sehingga terjadi kerusakan total email dan dekalsifikasisehingga terjadi kerusakan total email dan dekalsifikasi dentin pada tahap awal diikuti oleh pelarutan residunya yang telah melunak. Asam yang dentin pada tahap awal diikuti oleh pelarutan residunya yang telah melunak. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam proses fermentasi karbohidrat dapat dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam proses fermentasi karbohidrat dapat mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini, karbohidrat, mikroorganisme, asam, dan plak mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini, karbohidrat, mikroorganisme, asam, dan plak gigi berperan dalam proses pembentukan karies.

gigi berperan dalam proses pembentukan karies. [3][3] b.

b. Teori Proteolitik Gottlieb (1944)Teori Proteolitik Gottlieb (1944)

Mempostulasikan bahwa karies merupakan suatu prose proteolisis bahan-bahan organik Mempostulasikan bahwa karies merupakan suatu prose proteolisis bahan-bahan organik dalam jaringan keras gigi oleh produk bakteri. Dalam teori ini dikatakan mikroorganisme dalam jaringan keras gigi oleh produk bakteri. Dalam teori ini dikatakan mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti lamela email dan sarung batang email (enamel rod menginvasi jalan organik seperti lamela email dan sarung batang email (enamel rod sheath), serta merusak bagian-bagian organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan sheath), serta merusak bagian-bagian organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam. Pigmentasi kuning merupakan ciri karies yang disebabkan produksi pigmen oleh asam. Pigmentasi kuning merupakan ciri karies yang disebabkan produksi pigmen oleh bakteri proteolitik. Teori proteolitik i

bakteri proteolitik. Teori proteolitik ini menjelaskan terjadinya karies dentin dengan emailni menjelaskan terjadinya karies dentin dengan email yang masih baik. Manley dan

yang masih baik. Manley dan Hardwick (195Hardwick (1951) menggabungkan teori proteolitik dan 1) menggabungkan teori proteolitik dan teoriteori asidogenik. Menurut mereka teori-teori tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri maupun asidogenik. Menurut mereka teori-teori tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Teori ini

bersama-sama. Teori ini menyatakan bahwmenyatakan bahwa bakteri-bakteri a bakteri-bakteri dapat membentuk asam daridapat membentuk asam dari substrat karbohidrat, dan bakteri tertentu dapat merusak protein jika tidak ada substrat karbohidrat, dan bakteri tertentu dapat merusak protein jika tidak ada karbohidrat, karena itu terdapat dua tipe lesi karies. Pada tipe I,

karbohidrat, karena itu terdapat dua tipe lesi karies. Pada tipe I, bakteri menginvasi lamelabakteri menginvasi lamela email, menyerang email dan dentin sebelum tampak adanya gejala klinis karies. Tipe II, email, menyerang email dan dentin sebelum tampak adanya gejala klinis karies. Tipe II, tidak ada lamela email, hanya terdapat perubahan pada email sebelum terjadi invasi tidak ada lamela email, hanya terdapat perubahan pada email sebelum terjadi invasi mikroorganisme. Perubahan email ini terjadi akibat dekalsifikasi email oleh asam yang mikroorganisme. Perubahan email ini terjadi akibat dekalsifikasi email oleh asam yang dibentuk oleh bakteri dalam plak gigi diatas email. Lesi awal ini

dibentuk oleh bakteri dalam plak gigi diatas email. Lesi awal ini disebut juga chalky enamel.disebut juga chalky enamel. [3]

(3)

c.

c. Teori Proteolisis Kelasi Teori olTeori Proteolisis Kelasi Teori oleh Schatz (1955)eh Schatz (1955)

Kelasi adalah suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinat yang Kelasi adalah suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinat yang menghasilkan suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada email dimulai menghasilkan suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada email dimulai oleh mikroorganisme yang keratinolitik dan

oleh mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein serta komponenterdiri atas perusakan protein serta komponen organik email lainnya, terutama keratin. Ini

organik email lainnya, terutama keratin. Ini menyebabkan pembentukmenyebabkan pembentukan zat-zat an zat-zat yang dapatyang dapat membentuk kelat dan larut dengan komponen mineral gigi sehingga terjadi dekalsifikasi membentuk kelat dan larut dengan komponen mineral gigi sehingga terjadi dekalsifikasi email pada pH netral atau basa. [3]

email pada pH netral atau basa. [3] 4.

4. Karies Enamel [3]:Karies Enamel [3]: a.

a. Zona I: Zona Zona I: Zona TranslusenTranslusen

-Merupakan zona terdalam pada karies enamel. -Merupakan zona terdalam pada karies enamel.

-Lebih berporositas (1%) dibanding enamel normal (0.1%

-Lebih berporositas (1%) dibanding enamel normal (0.1%), pori), pori-porinya juga lebih besar.-porinya juga lebih besar. -Disolusi mineral umumnya terjadi pada pertemuan antara enamel prismitik dan -Disolusi mineral umumnya terjadi pada pertemuan antara enamel prismitik dan

interprismitik. interprismitik. b.

b. Zona II: Zona GelapZona II: Zona Gelap

-Terletak superfisial terhadap zona I, memiliki warna yang gelap. -Terletak superfisial terhadap zona I, memiliki warna yang gelap.

-Zona ini lebih sempit pada karies yang berkembang dengan cepat, dan lebih lebar pada -Zona ini lebih sempit pada karies yang berkembang dengan cepat, dan lebih lebar pada

karies yang berkembang

karies yang berkembang lambat.lambat. -Porositasnya 2-4%.

-Porositasnya 2-4%.

-Zona ini memperlihatkan tingkat remineralisasi dari karies enamel. -Zona ini memperlihatkan tingkat remineralisasi dari karies enamel. c.

c. Zona III: Badan LesiZona III: Badan Lesi

-Volume porositasnya 5-25%. -Volume porositasnya 5-25%.

-Kandungan kristal apatitnya lebih besar

-Kandungan kristal apatitnya lebih besar dibanding pada enamel normal, dibanding pada enamel normal, merupakan hasilmerupakan hasil pengendapan kembali mineral yang mengalami disolusi pada zona yang lebih

pengendapan kembali mineral yang mengalami disolusi pada zona yang lebih dalam.dalam. -Dengan serangan oleh asam yang terus-menerus pada

-Dengan serangan oleh asam yang terus-menerus pada enamel, Kristal apatit ini enamel, Kristal apatit ini juga dapatjuga dapat mengalami disolusi.

mengalami disolusi.

-Mineral yang hilang pada enamel

-Mineral yang hilang pada enamel digantikan dengan h2o dan zat organic.digantikan dengan h2o dan zat organic. d.

d. Zona IV: Zona permukaanZona IV: Zona permukaan -Ketebalan sekitar 40um -Ketebalan sekitar 40um

-Dalam kasus yang tidak dirawat, zona ini

-Dalam kasus yang tidak dirawat, zona ini biasanya hancur dan menimbulkan kavitasbiasanya hancur dan menimbulkan kavitas -Remineralisasi pada zona ini terjadi karena presipitasi aktif mineral dari plak dan saliva. -Remineralisasi pada zona ini terjadi karena presipitasi aktif mineral dari plak dan saliva. Karies Dentin [4]:

Karies Dentin [4]: a.

a. Zona Normal DentinZona Normal Dentin

Zona ini merupakan area terdalam dan memiliki tubulus dengan processus Zona ini merupakan area terdalam dan memiliki tubulus dengan processus odontoblas dan tidak terdapat kristal di dalam lumennya. Tidak ada bakteri di dalam odontoblas dan tidak terdapat kristal di dalam lumennya. Tidak ada bakteri di dalam tubulus. Stimulasi

tubulus. Stimulasi pada dentin menghaspada dentin menghasilkan ilkan sakit yang tajamsakit yang tajam.. b.

b. Zona Subtransparent DentinZona Subtransparent Dentin

Zona ini merupakan zona demineralisasi yang terjadi pada intertubulus dentin. Zona ini merupakan zona demineralisasi yang terjadi pada intertubulus dentin. Zona ini juga merupakan zona awal terbentuknya kristal yang sangat halus di dalam lumen Zona ini juga merupakan zona awal terbentuknya kristal yang sangat halus di dalam lumen tubulus dentin. Proses kerusakan processus odontoblas jelas. Masih belum ditemukan tubulus dentin. Proses kerusakan processus odontoblas jelas. Masih belum ditemukan adanya bakteri.

adanya bakteri. c.

(4)

Pada zona ini,

Pada zona ini, dentin menjadi lebih lunak dari dentin menjadi lebih lunak dari dentin normal. Hal ini dentin normal. Hal ini menunjukkmenunjukkanan bahwa hilangnya mineral yang terdapat di dalam intertubulus dentin. Pada zona ini juga bahwa hilangnya mineral yang terdapat di dalam intertubulus dentin. Pada zona ini juga tidak terdapat bakteri. Ikatan kolagen tetap utuh sehingga mampu meremineralisasi tidak terdapat bakteri. Ikatan kolagen tetap utuh sehingga mampu meremineralisasi intertubular dentin yang mulai rusak sehingga memungkinkan terjadinya self repair untuk intertubular dentin yang mulai rusak sehingga memungkinkan terjadinya self repair untuk melindungi pulpa.

melindungi pulpa. d.

d. Zona Turbid DentinZona Turbid Dentin

Pada zona ini telah terjadi invasi bakteri yang ditandai oleh pelebaran tubulus Pada zona ini telah terjadi invasi bakteri yang ditandai oleh pelebaran tubulus dentin yang diisi oleh

dentin yang diisi oleh bakteri. Serat kolagen yang menyusun struktur tubulus dentin mulaibakteri. Serat kolagen yang menyusun struktur tubulus dentin mulai terdenaturasi sehingga tidak terjadi self repair pada fase ini. Zona ini harus dibuang terdenaturasi sehingga tidak terjadi self repair pada fase ini. Zona ini harus dibuang selama melakukan restorasi.

selama melakukan restorasi. e.

e. Zona Infected Dentin (Outer Carious Dentin)Zona Infected Dentin (Outer Carious Dentin)

Zona ini merupakan lapisan terluar. Terdiri dari permukaan dentin yang penuh Zona ini merupakan lapisan terluar. Terdiri dari permukaan dentin yang penuh bakteri. Tidak adanya mineral dan kolagen yang menyusun dentin. Pembuangan area ini bakteri. Tidak adanya mineral dan kolagen yang menyusun dentin. Pembuangan area ini sangat dianjurkan untuk kesuksesan restorasi.

sangat dianjurkan untuk kesuksesan restorasi. 5.

5. Berdasarkan topografi [5]:Berdasarkan topografi [5]: a.

a. karies mahkotakaries mahkota b.

b. karies akarkaries akar

Berdasarkan jaringan yang bermasalah [5]: Berdasarkan jaringan yang bermasalah [5]: a.

a. Karies enamelKaries enamel b.

b. Karies dentinKaries dentin c.

c. Karies sementumKaries sementum d.

d. Karies kombinasiKaries kombinasi

Berdasarkan waktu terjadinya [5]: Berdasarkan waktu terjadinya [5]: a.

a. Karies primer: terjadi pada gigi yang sebelumnya sehatKaries primer: terjadi pada gigi yang sebelumnya sehat b.

b. Karies sekunder: terjadi pada gigi Karies sekunder: terjadi pada gigi yang sebelumnya sudah pernah dirawat/ditambalyang sebelumnya sudah pernah dirawat/ditambal c.

c. Karies relaps: terjadi pada bagian bawah tambalanKaries relaps: terjadi pada bagian bawah tambalan Berdasarkan kecepatan perkembangan [5]:

Berdasarkan kecepatan perkembangan [5]: a.

a. Karies akut: berkembang dengan cepat dan mengarah ke pulpaKaries akut: berkembang dengan cepat dan mengarah ke pulpa b.

b. Karies kronis: prosesnya lambat dan dapat dihentikan sementara atau permanenKaries kronis: prosesnya lambat dan dapat dihentikan sementara atau permanen c.

c. Arrested caries: karies yang tidak aktifArrested caries: karies yang tidak aktif Berdasarkan kedalaman [5]:

Berdasarkan kedalaman [5]: a.

a. Karies insipiens, yaitu hanya berupa white Karies insipiens, yaitu hanya berupa white spot pada permukaan enamelspot pada permukaan enamel b.

b. Karies superfisial, memepengaruhi enamel hingga ke DEJKaries superfisial, memepengaruhi enamel hingga ke DEJ c.

c. Karies media, melebihi DEJKaries media, melebihi DEJ d.

d. Karies profunda simplex, mencapai bagian dalam dentin, tetapi belum bersinggunganKaries profunda simplex, mencapai bagian dalam dentin, tetapi belum bersinggungan dengan pulpa

dengan pulpa e.

e. Karies profunda pulpae proxima, karies dalam yang mendekati pulpaKaries profunda pulpae proxima, karies dalam yang mendekati pulpa f.

(5)

Berdasarkan arah penyebaran [5]: Berdasarkan arah penyebaran [5]: a.

a. Penetrating caries, karies yang berkembang ke arah Penetrating caries, karies yang berkembang ke arah pulpapulpa b.

b. Undermining caries, karies yang berkembang ke arah lUndermining caries, karies yang berkembang ke arah l ateralateral Menurut G.V. Black [6]:

Menurut G.V. Black [6]: a.

a. Kelas I: Pada fisur bukal dan lingual gigi Kelas I: Pada fisur bukal dan lingual gigi molar, pada pit palatal insisivus.molar, pada pit palatal insisivus. b.

b. Kelas II: Dinding proksimal gigi posteriorKelas II: Dinding proksimal gigi posterior c.

c. Kelas III: Dinding proksimal gigi anteriorKelas III: Dinding proksimal gigi anterior d.

d. Kelas IV: Dinding proksimal gigi anterior, mencapai insisalKelas IV: Dinding proksimal gigi anterior, mencapai insisal e.

e. Kelas V: Sepertiga gingiva, dekat dengan servikal gigi anterior dan posteriorKelas V: Sepertiga gingiva, dekat dengan servikal gigi anterior dan posterior f.

f. Kelas VI: Pada insisal gigi anterior dan cups gigi posteriorKelas VI: Pada insisal gigi anterior dan cups gigi posterior

Diagnosis: Karies pada kasus merupakan karies media (intermediate caries). Rasa ngilu yang Diagnosis: Karies pada kasus merupakan karies media (intermediate caries). Rasa ngilu yang dirasakan menandakan karies sudah mencapai dentin, tetapi belum mencapai pulpa, dapat dirasakan menandakan karies sudah mencapai dentin, tetapi belum mencapai pulpa, dapat dilihat dari respon perkusi dan palpasi yang negatif. Kasus pada skenrio termasuk dalam dilihat dari respon perkusi dan palpasi yang negatif. Kasus pada skenrio termasuk dalam klasifikasi Black kelas I, yaitu meliputi pit d

klasifikasi Black kelas I, yaitu meliputi pit d an fisur oklusal gigi posterior (35).an fisur oklusal gigi posterior (35). 6.

6. Pemeriksaan klinis:Pemeriksaan klinis:

Umumnya memerlukan penerangan yang baik dan alat standar kedokteran gigi, terutama Umumnya memerlukan penerangan yang baik dan alat standar kedokteran gigi, terutama sonde. Tetapi dalam perkembangannya dianjurkan pengunaan sonde tumpul tekanan atau sonde. Tetapi dalam perkembangannya dianjurkan pengunaan sonde tumpul tekanan atau probe periodontal. Hal ini untuk mencegah pecahnya lapisan permukaan karies dini menjadi probe periodontal. Hal ini untuk mencegah pecahnya lapisan permukaan karies dini menjadi kavitas. Untuk mendeteksi karies dengan baik, terutama karies dini yang terlihat sebagai kavitas. Untuk mendeteksi karies dengan baik, terutama karies dini yang terlihat sebagai whitespot, gigi sebaiknya dikeringkan dan diperiksa kuadran demi kuadran. [7]

whitespot, gigi sebaiknya dikeringkan dan diperiksa kuadran demi kuadran. [7] Pemeriksaan radiografi:

Pemeriksaan radiografi:

Dapat digunakan untuk melihat karies aproksimal yang sulit dilihat secara klinis, tetapi perlu Dapat digunakan untuk melihat karies aproksimal yang sulit dilihat secara klinis, tetapi perlu diperhatikan bahwa radiografi hanya bisa mendeteksi karies yang prosesnya sudah lanjut. diperhatikan bahwa radiografi hanya bisa mendeteksi karies yang prosesnya sudah lanjut. [7][7] 7.

7. Tahapan perawatan pada karies media [8]:Tahapan perawatan pada karies media [8]: a.

a. Penyingkiran jaringan karies dengan menggunakan excavator dan bur low speed yangPenyingkiran jaringan karies dengan menggunakan excavator dan bur low speed yang besarnya disesuaikan dengan besar karies.

besarnya disesuaikan dengan besar karies. b.

b. Membersihkan permukaan preparasMembersihkan permukaan preparasi dari lapisan tipis i dari lapisan tipis debris atau sisa-sisa bahan tambalandebris atau sisa-sisa bahan tambalan sementara, contohnya dengan menggunakan hidrogen peroksida 3%.

sementara, contohnya dengan menggunakan hidrogen peroksida 3%. c.

c. Penempatan pelapik kalsium hidroksida sebagai basis tambalan dan melindungi gigiPenempatan pelapik kalsium hidroksida sebagai basis tambalan dan melindungi gigi dibawahnya dari iritasi kimiawi.

dibawahnya dari iritasi kimiawi. d.

d. Penggunaan bahan penumpat dengan pengerasan sinar, Penggunaan bahan penumpat dengan pengerasan sinar, dengan bahan dasar ionomer dengan bahan dasar ionomer kacakaca dan resin. Bahan ini

dan resin. Bahan ini memiliki akselerator yang dapat diaktifkan dengan sinar.memiliki akselerator yang dapat diaktifkan dengan sinar.

8.

8. Bahan pelapik dan basis [8,9]:Bahan pelapik dan basis [8,9]: a.

a. Vernis, dapat digunakan dalam tambalan amalgam atau emas. Vernis kavitas berfungsiVernis, dapat digunakan dalam tambalan amalgam atau emas. Vernis kavitas berfungsi sebagai membrane semipermeable, mencegah hipersensitifitas dentin

sebagai membrane semipermeable, mencegah hipersensitifitas dentin dengan melindungidengan melindungi tubuli dentinalis dari bahan tambalan di

(6)

b.

b. Kalsium hidroksida diaplikasikan di bagian terdalam dari kavitas yang telah dipreparasiKalsium hidroksida diaplikasikan di bagian terdalam dari kavitas yang telah dipreparasi dengan ketebalan 0.5-1.0 mm, berfungsi menstimulasi

dengan ketebalan 0.5-1.0 mm, berfungsi menstimulasi terbentuknya dentin sekunder yangterbentuknya dentin sekunder yang mempertebal dentin dan melindungi ruang pulpa di

mempertebal dentin dan melindungi ruang pulpa di bawahnya.bawahnya. Bahan penumpat [10]:

Bahan penumpat [10]: a.

a. Tumpatan emas directTumpatan emas direct Indikasi:

Indikasi: -Preparasi kecil kelas I, V, da-Preparasi kecil kelas I, V, dan VI.n VI.

-Untuk memperbaiki margin mahkota tuang emas, onlay dan -Untuk memperbaiki margin mahkota tuang emas, onlay dan inlay.inlay. -Untuk hypoplasia atau cacat lain pada bagian bukal atau

-Untuk hypoplasia atau cacat lain pada bagian bukal atau lingual.lingual. Kontraindikasi:

Kontraindikasi: -Pada pasien yang masih mud-Pada pasien yang masih muda, karena tulang alveolar dan jaringana, karena tulang alveolar dan jaringan periodontal belum kuat untuk menahan tekanan yang diberikan pada periodontal belum kuat untuk menahan tekanan yang diberikan pada saat penambalan untuk memastikan

saat penambalan untuk memastikan kepadatan tambalan.kepadatan tambalan. -Ketika retensi terbatas

-Ketika retensi terbatas

-Ketika estetik dianggap penting, contoh pada bagian labial. -Ketika estetik dianggap penting, contoh pada bagian labial. -Pada area yang menerima

-Pada area yang menerima tekanan besar.tekanan besar. b.

b. Dental AmalgamDental Amalgam Indikasi:

Indikasi: -Preparasi kelas I, II, V da-Preparasi kelas I, II, V dan VI.n VI.

-Pada karies yang meluas, amalgam digunakan sebagai pondasi dalam -Pada karies yang meluas, amalgam digunakan sebagai pondasi dalam

perencanaan restorasi logam tuang. perencanaan restorasi logam tuang. -Pada perawatan

-Pada perawatan postendodontpostendodontik.ik. Kontraindikasi:

Kontraindikasi: -Ketika estet-Ketika estetik dianggap ik dianggap penting, copenting, contoh pada ntoh pada bagian labagian labial.bial. -Pada preparasi kecil hingga sedang kelas I dan II.

-Pada preparasi kecil hingga sedang kelas I dan II. c.

c. Glass IonomerGlass Ionomer Indikasi:

Indikasi: -Preparasi kelas V, III, dan -Preparasi kelas V, III, dan kelas I yang keckelas I yang kecil.il. -Restorasi gigi sulung.

-Restorasi gigi sulung.

-Untuk sementasi inlay, onlay, mahkota tuang, dan pin. -Untuk sementasi inlay, onlay, mahkota tuang, dan pin. -Untuk pengisian pulpa

-Untuk pengisian pulpa (core-buildup)(core-buildup) Kontraindikasi:

Kontraindikasi: -Pada area y-Pada area yang menerima tekaang menerima tekanan besar, nan besar, seperti preparasi kseperti preparasi kelas I, II danelas I, II dan IV.

IV.

-Restorasi daerah cusp. -Restorasi daerah cusp. -Pasien dengan

-Pasien dengan xerostomia.xerostomia.

-Pasien yang bernapas lewat mulut, karena restorasi dapat berubah -Pasien yang bernapas lewat mulut, karena restorasi dapat berubah

opak, getis dan mudah fraktur. opak, getis dan mudah fraktur.

-Pada area yang membutuhkan estetik, seperti veneer

-Pada area yang membutuhkan estetik, seperti veneer pada anterior.pada anterior. d.

d. KompositKomposit Indikasi:

Indikasi: -Preparasi kecil hingga sedang kelas I da-Preparasi kecil hingga sedang kelas I dan II pada posterior maupun anterior.n II pada posterior maupun anterior. -Preparasi kelas III, IV dan V posterior maupun anterior, terutama saat estetik -Preparasi kelas III, IV dan V posterior maupun anterior, terutama saat estetik

dibutuhkan. dibutuhkan.

-Prosedur untuk meningkatkan estetik, seperti venee

-Prosedur untuk meningkatkan estetik, seperti venee r dan penutupan diastema.r dan penutupan diastema. -Sebagai pit dan fissure sealant.

-Sebagai pit dan fissure sealant.

-Sebagai periodontal splinting untuk gigi yang goyah. -Sebagai periodontal splinting untuk gigi yang goyah.

(7)

-Perbaikan mahkota porselen yang fraktur -Perbaikan mahkota porselen yang fraktur -Untuk merekatkan pirant orthodontic cekat -Untuk merekatkan pirant orthodontic cekat Kontraindikasi:

Kontraindikasi: -Pada ar-Pada area dengaea dengan tekan tekanan oklnan oklusal tinggusal tinggii -Apabila lesi menyebar hingga ke

-Apabila lesi menyebar hingga ke permukaan akarpermukaan akar -Pasien dengan risiko karies tinggi

-Pasien dengan risiko karies tinggi

-Preparasi yang meluas hingga subgingiva -Preparasi yang meluas hingga subgingiva -Pasien dengan oral hygiene rendah. -Pasien dengan oral hygiene rendah. e.

e. Gold InlayGold Inlay Kelebihan:

Kelebihan: -Cocok -Cocok untuk untuk restorasi restorasi gigi gigi posterior, posterior, tahan tahan terhadap terhadap tekanan tekanan oklusaloklusal -Kuat dan tidak mengalami perubahan dimensi

-Kuat dan tidak mengalami perubahan dimensi Kekurangan:

Kekurangan: -Kurang -Kurang estetikestetik

-Konduktivitas termal tinggi -Konduktivitas termal tinggi

-Sulit beradaptasi dengan baik pada dinding kavitas -Sulit beradaptasi dengan baik pada dinding kavitas -Membutuhkan media sementasi

-Membutuhkan media sementasi

-Membutuhkan keterampilan tinggi dari operator -Membutuhkan keterampilan tinggi dari operator f.

f. Ceramic InlayCeramic Inlay Kelebihan:

Kelebihan: -Biokompatibilitas-Biokompatibilitasnya nya tinggitinggi -Warnanya estetis

-Warnanya estetis -Keras dan kuat -Keras dan kuat -Tahan lama -Tahan lama Kekurangan:

Kekurangan: -Bersifat -Bersifat getis, getis, mudah mudah fraktur fraktur apabila apabila mendapat mendapat tekanan tekanan besarbesar

-Apabila permukaan agak kasar, dapat mengikis struktur gigi antagonis -Apabila permukaan agak kasar, dapat mengikis struktur gigi antagonis

Referensi:

Referensi:

1.

1. Barnett LV. The manual of dental assisting, 4e. Marricville: Elsevier Australia; 2005. P. 11.Barnett LV. The manual of dental assisting, 4e. Marricville: Elsevier Australia; 2005. P. 11. 2.

2. Kidd EAM, Kidd EAM, Joyston-Bechal S. Dasar-dasar karies: penyakit dan penanggulangannya. Jakarta:Joyston-Bechal S. Dasar-dasar karies: penyakit dan penanggulangannya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1992. P. 2

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1992. P. 2-9.-9. 3.

3. Purkait SK. Essentials of oral pathology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers;Purkait SK. Essentials of oral pathology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2011. P. 369, 382-383.

2011. P. 369, 382-383. 4.

4. Robertson TM, Heymann HO, Swift EJ. Studervant’s art and science of operative dentistry,Robertson TM, Heymann HO, Swift EJ. Studervant’s art and science of operative dentistry,

5e. Missouri: Mosby Elsevier; 2006. P. 101-102. 5e. Missouri: Mosby Elsevier; 2006. P. 101-102. 5.

5. Dostálová T, Dostálová M. Dentistry and oral diseases for medical students. Praha: GradaDostálová T, Dostálová M. Dentistry and oral diseases for medical students. Praha: Grada Publishing; 2010. P. 48-49.

Publishing; 2010. P. 48-49. 6.

6. Dofka CM. Competency skills for the dental assistant. New York: Delmar Publishers; 1996.Dofka CM. Competency skills for the dental assistant. New York: Delmar Publishers; 1996. P. 98.

P. 98. 7.

7. Baum, Phillips, Lund. Baum, Phillips, Lund. Buku ajar ilmu konservasi gigi. Buku ajar ilmu konservasi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1997. 153-157.

1997. 153-157. 8.

8. Anderson PC, Pendleton AE. The dental assistant, 7e. New York: Delmar Publishers; 2001. P.Anderson PC, Pendleton AE. The dental assistant, 7e. New York: Delmar Publishers; 2001. P. 320-322.

(8)

9.

9. Sundoro EH. Serba-serbi ilmu konservasi gigi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; 2005.Sundoro EH. Serba-serbi ilmu konservasi gigi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; 2005. P. 48-49.

P. 48-49. 10.

10. Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. New Delhi: Jaypee Brothers MedicalGarg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2013. P. 576-580.

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

Referensi

Dokumen terkait

15 Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi pada enamel, dentin dan sementum, yang dihasilkan oleh fermentasi dari diet karbohidrat, Karies

Hal ini disebabkan karena proses modifikasi melibatkan fermentasi oleh bakteri asam laktat dan proses fermentasi oleh bakteri asam laktat tidak memanfaatkan

15 Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi pada enamel, dentin dan sementum, yang dihasilkan oleh fermentasi dari diet karbohidrat, Karies

Asam laktat yang dihasilkan dari proses fermentasi laktosa oleh bakteri asam laktat yang memberikan rasa asam yang khas pada yoghurt (Triyono, 2010).

Yoghurt adalah produk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat, Lactobaccilus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dengan atau tanpa

Bakteri tersebut mampu meragikan gula dalam karbohidrat sehingga menghasilkan asam yang dapat menurunkan pH , penurunan pH yang berulang-ulang akan menyebabkan

Hal ini disebabkan karena proses modifikasi melibatkan fermentasi oleh bakteri asam laktat dan proses fermentasi oleh bakteri asam laktat tidak memanfaatkan

Asam laktat yang dihasilkan dari proses fermentasi laktosa oleh bakteri asam laktat yang memberikan rasa asam yang khas pada yoghurt (Triyono, 2010).