• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAWATAN GENERATOR.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAWATAN GENERATOR.pdf"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN GENERATOR

DI PT.EAGLE GLOVE INDONESIA

Disusun oleh :

EpinSupinto ( 15320048 )

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JANABADRA

YOGYAKARTA

(2)

2

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN GENERATOR

DI PT.EAGLE GLOVE INDONESIA

Disusun oleh :

EpinSupinto ( 15320048 ) INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH

PADA TANGGAL

---

Pimpinan Perusahaan Pendamping Kerja Praktek

( ) ( )

Dosen Pembimbing Ketua Jurusan

Teknik Mesin UJB

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan Kerja Praktek di PT.Eagle Glove Indonesia. Adapun maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk melengkapi tugas Kerja Praktek di PT.Eagle Glove Indonesia.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Sukoco, MPd., MT. selaku ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta.

2. H. JokoWinarno S.T, M. Eng. selaku pembimbing Kerja Praktek PT.Eagle Glove Indonesia.

3. Bapak/Ibu Pendamping Kerja Praktek PT.Eagle Glove Indonesia.

4. Kedua Orang Tua dan seluruh keluarga besar yang selalu memberi dukungan moral maupun material.

5. Kawan-kawan mahasiswa Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta (HMJTM) dan semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan namanya satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya mahasiswa Teknik Mesin Unversitas Janabadra Yogyakarta.

Yogyakarta, Maret 2017 Penyusun

(4)

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Kerja Praktek ... 2

1.4. Manfaat Kerja Praktek ... 2

1.5. Batasan Masalah ... 3

1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ... 3

1.6. Metode Pengumpulan Data ... 3

1.7. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT.Eagle Glove Indonesia .... ... 5

2.2. Bidang Usaha PT.Eagle Glove Indonesia ... 5

2.3. Visi Dan Misi PT.Eagle Glove Indonesia ... 5

2.4. Lokasi PT.Eagle Glove Indonesia ... 6

2.5. Proses Produksi dan Prosedur Kegiatan ... 7

2.6. Waktu Kerja Perusahaan ... 8

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Pengertian Genset ... 11

3.2. Bagian-bagian Pada Genset... 11

3.2.1. Sistem Pelumasan ... 13

3.2.2. Sistem Bahan Bakar ... 13

3.2.3. Sistem Pendinginan ... 14

(5)

5

3.4. Cara Kerja Mesin Genset AC ... 17

3.4.1. Susunan Kontrusi pada Generator AC ... 18

3.4.2. Macam-macam Generator AC ... 20

3.5. Mesin Diesel ... 24

3.5.1. Cara Kerja Mesin Diesel ... 25

3.6. Sistem Starting Mesin Diesel ... 29

3.7. Komponen – Komponen Pendukung Pada Genset ... 34

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Perawatan dan Pemeliharaan Genset ... 35

4.1.1 Pemeliharaan preventif ... 35

4.1.2 Pemeriksaan Umum ... 38

4.1.3 Perawatan Pada Sistem Pelumasan ... 39

4.1.4 Perawatan Pada Sistem Pendingin ... 39

4.1.5 Perawatan Sistem Bahan Bakar ... 40

4.1.6 Perawatan Baterai Starting ... 41

4.1.7 Pemanasan Genset ... 42

4.1.8 Backup Plan ... 43

4.2. Pemeriksaan Genset Secara Visual ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 47

5.2. Saran ... ... 47

(6)

6

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka penambahan wawasan dan pengalaman mahasiswa akan dunia industri serta meningkatkan kemampuan penerapan teori yang telah diterima selama duduk di bangku perkuliahan, maka mahasiswa Teknik Mesin Unversitas Janabadra Yogyakarta diwajibkan untuk melaksanakan Kerja Praktek yang dilaksanakan pada suatu instansi.

Kerja praktek merupakan salah satu kegiatan perkuliahan yang mengintegrasikan unsur pendidikan, penelitian, dengan dunia kerja yang akan dijalani nantinya. Dengan adanya Kerja Praktek ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang dimilikinya dan memetik pengalaman kerja sehingga nantinya menjadi ahli yang dapat diandalkan dalam menyerap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah belum menggambarkan secara nyata teknologi yang digunakan di lapangan. Oleh kerena itu, diperlukan penyeimbangan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah tersebut dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan program kerja praktek pada perusahaan yang terkait dengan bidang yang sedang dipelajari atau yang digeluti nantinya oleh mahasiswa yang bersangkutan.

Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat modern yang sulit terlepas dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Oleh karena itu, manusia berlomba-lomba untuk melakukan penciptaan alat yang dapat mensuplai listrik bagi manusia atau alat ini sering disebut generator set/genset. Karena sumber listrik saat ini sangat krusial, maka biasanya setiap Industri memiliki genset yang akan menggantikan saat sumber listrik terputus, namun pemakaian genset ini sangat mahal bila dibanding dengan sumber listrik dari PLN.

(7)

7 Pembangkit ini pun menghasilkan polusi terhadap lingkungan, belum getaran yang di hasilkan cukup menggangu apabila kurang mensiasatinya. Sebagai pengguna genset ada baiknya kita harus merawat dan maintanance genset secara berkala. Genset yang tidak di rawat secara rutin dan teratur bisa mengakibatkan kerusakan dan bisa bisa tidak dapat di pakai kembali. PT. Eagle Glove Indonesia sendiri terdapat 2 unit genset yang berkapasitas 250 KVA dan 150 KVA mempunyai daya output 400 KVA.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Pemeliharaan generator-set seperti apa yang dilakukan pada PT. Eagle Glove Indonesia.

2. Gejela apa yang sering timbul pada genset ketika tidak dipelihara dengan baik.

3. Bagaimana cara mengatasi mesin generator-set yang sistemnya tidak dipelihara dengan baik.

1.3. Tujuan Kerja Praktek

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktek di PT. Eagle Glove Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari tentang lingkungan kerja di PT. Eagle Glove Indonesia. 2. Mempelajari tentang proses produksi di PT. Eagle Glove Indonesia. 3. Mempelajari perawatan dan pemeliharaan generator di PT. Eagle Glove

Indonesia.

1.4. Manfaat Kerja Praktek

Dengan terlaksananya kerja praktek ini diharapkan nantinya dapat berguna bagi Institusi Pendidikan yakni antara lain:

(8)

8 1. Dapat mengetahui hubungan antara teori-teori yang didapat di ruang

kuliah dengan dunia kerja atau dunia industri.

2. Mengaplikasikan pengetahuan yang sudah dipelajari di bangku kuliah pada dunia kerja.

3. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi sehingga dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja nantinya.

1.5. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalah yang penulis bahas dalam Laporan Kerja Praktek ini adalah Perawatan dan Pemeliharaan Generator Di Pt.Eagle Glove Indonesia.

1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 28 Februari 2017 sampai dengan 28 Maret 2017. Kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Eagle Glove Indonesia yang bertempat di desa Bayen Purwomartani Kalasan Sleman Yogyakarta.

1.7. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi dalam penyusunan laporan kerja praktek, maka penyusun mengambil data dari PT. Eagle Glove Indonesia melalui:

1. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pendamping lapangan, karyawan atau staf administrasi perusahaan dan pembimbing kerja praktik di Universitas Janabadra Khususnya Jurusan Teknik Mesin .

(9)

9 Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung ke obyek yang diteliti, ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dari lapangan.

3. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data antara lain dari literatur-literatur, penelitian, dan sumber-sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

1.8. Sistematika Penulisan

Laporan Kerja Praktik ini di tujukan untuk memaparkan hasil pengamatan pemeliharaan generator set. Untuk mempermudah pemahaman, maka penulis menyusun laporan akhir ini dalam beberapa bab yang lain. Bab yang terkandung dalam bab ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Kerja Praktik, Manfaat Kerja Praktik, Batasan Masalah, Waktudan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek, Metode Pengumpulan data dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Dalam bab ini menjelasan tentang sejarah dan profil perusahaan, visi dan misi, letak dan lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, produk dan jasa

dari perusahaan, serta managemen perusahaan. BAB III : Dasar teori mengenai genset.

BAB IV ` : Pembahasan mengenai perawatan genset. BAB V : Kesimpulan dan saran.

(10)

10

BAB II

TINJAUAN UMUM

PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. Eagle Glove Indonesia

1. March. 1994 Established PT. Seung II Bintang Mitra.

2. Sept. 1996 Established PT. Java Glove as a joint venture with Kenny Corporation (Japan).

3. Oct. 2001 Established PT. Eagle Glove Indonesia (100% private foreign investment company).Aug. 2003 Factory expansion & moved to new location, Purwomartani.

4. Jan. 2005 Awarded for Zero Accident from Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi Republic Indonesia.

5. Jan. 2007 Factory expansion for 2nd factory.

6. Oct. 2009 Awarded Primaniyarta for Best Exporter from Department Commerce Indonesia.

7. May. 2011 Zero Accident Award from Ministy of Manpower and Transmigration.

8. Aug. 2011 LKS Biparlite Award from Ministy of Manpower and Transmigration.

9. Dec. 2011 Prevention of HIV/AIDS at Workplace Award from Ministy of Manpower and Transmigration

2.2. Bidang Usaha PT. Eagle Glove Indonesia

Bidang usaha yang dilaksanakan oleh PT. Eagle Glove Indonesia adalah industri dalam bidang tekstil yaitu pembuatan sarung tangan dari kulit berupa sarung tangan golf, batting, dress, horse riding, football, bicycle.

2.3. Visi Dan Misi PT. Eagle Glove Indonesia

VISI : Menjadi produsen sarung tangan terkemuka dengan kualitas produk yang sangat baik.

(11)

11

VISI : Memberikan kualitas atas produk melalui perbaikan dan inovasi terus-menerus.

2.4. Lokasi PT. Eagle Glove Indonesia

Desa Bayen Purwomartani Kalasan Sleman Yogyakarta.

`

Luas Area : 5.804 M2

Gedung 1 Gedung 2

Luas Area : 3.282 M2 Luas Area : 2.552 M2 Produksi 1 : 1.100 M2 Produksi 1 : 1.008 M2 Fasilitas Lain : 1.852 M2 Fasilitas Lain : 1.514 M2

(12)

12

2.5. Proses Produksi dan Prosedur Kegiatan

1. WERE HOUSE

Penerimaan barang, Inspek, dan Keluar barang ke produksi. 2. WERE HOUSE SINTETIS

Menyiapkan barang untuk bagian cutting, sewing, setting dan packing Macam barang :

a. Sintetis d. Plastik

b. Isolasi ( tape) e. Polybag

c. Velcro f. Asesoris

d. Lem.

3. WERE HOUSE (SUB MATERIAL)

Inspek amplop, meliputi, jumlah, dan kualitas. 4. ARADACHI

Potong kulit secara manual (menggunakan pisau dan mal) 5. CUTTING

Proses potong material menggunakan mesin cutting press. 6. SEWING (JAHIT)

Proses jahit untuk menyatukan komponen sarung tangan. 7. INSPEK SETTING

(13)

13 8. FITTING

Pengecekan kebenaran ukuran sarung tangan. Pengecekan kualitas

Pengecekan kelenturan bahan. Pengecekan kesesuaian spec sheet. 9. IRONING

Proses menghaluskan sarung tangan menggunakan steam (bahan sintetis).

Proses menghaluskan sarung tangan menggunakan setrika listrik (bahan kulit).

10. PACKING

Proses pengecekan akhir sarung tangan.

Proses pemasangan stiker, label, dll pada amplop sarung tangan. Proses pengepakan sarung tangan.

11. PENGIRIMAN BARANG Proses pengecekan kontainer.

Proses pengiriman barang menggunakan kendaraan truck/kendaraan kecil.

Pengecekan keamanan kendaraan dan muat barang.

2.6. Waktu Kerja Perusahaan

Waktu kerja PT. Eagle Glove Indonesia sebagai berikut:

1. Senin - Kamis : 07.30 WIB - 16.15 WIB Istirahat 11.30 - 12.15 WIB. 2. Jum’at : 07.30 WIB – 16.30 WIB Istirahat 11.30 - 12.15 WIB. 3. Sabtu – Minggu : Libur.

(14)

14

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Genset (generator set)

Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik. Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan rotor (kumparan berputar).

Gambar 3.1 Mesin genset

Dalam ilmu fisika yang sederhana dapat dijelaskan bahwa engine memutar rotor pada generator sehingga timbul medan magnet pada kumparan stator generator, medan magnet yang timbul pada stator dan berinteraksi dengan rotor yang berputar akan menghasilkan arus listrik sesuai hukum Lorentz. Arus listrik yang dihasilkan oleh generator akan memiliki perbedaan tegangan di antara kedua kutub generatornya sehingga apabila dihubungkan dengan beban akan menghasilkan daya listrik, atau dalam rumusan fisika sebagai P (daya) = V (tegangan) x I (arus), dengan satuan adalah VA atau Volt Ampere. Rumusan fisika yang lebih kompleks

(15)

15 lagi dijelaskan bahwa P (daya) = V (tegangan) x I (arus) x CosPhi (faktor daya) dengan satuan Watt. Genset dapat dibedakan dari jenis engine penggeraknya, dimana kita kenal tipe-tipe engine yaitu engine diesel dan

engine non diesel /bensin. Engine diesel dikenali dari bahan bakarnya berupa solar, sedangkan engine non diesel berbahan bakar bensin premium. Di pasaran, genset dengan engine non diesel atau berbahan bakar bensin biasa diaplikasikan pada genset berkapasitas kecil atau dalam kapasitas maksimum 10.000 VA atau 10 kVA, sedangkan genset diesel berbahan bakar solar diaplikasikan pada genset berkapasitas > 10 kVA.

Hal terkait dengan tenaga yang dihasilkan oleh diesel lebih besar dari pada engine non diesel, dimana cara kerja pembakaran diesel yang lebih sederhana yaitu tanpa busi, lebih hemat dalam pemeliharaan, lebih responsif dan bertenaga. Selain itu untuk aplikasi industri dimana bahan bakar diesel (solar) lebih murah daripada bensin (gasoline).

Pengertian 1 phasa atau 3 phasa adalah merujuk pada kapasitas tegangan yang dihasilkan oleh genset tersebut. Tegangan 1 phasa artinya tegangan yang dibentuk dari kutub L yang mengandung arus dengan kutub N yang tidak berarus, atau berarus Nol atau sering kita kenal sebagai Arde atauGround. Sedangkan tegangan 3 phase dibentuk dari dua kutub yang bertegangan. Genset tiga phase menghasilkan tiga kali kapasitas genset 1 phase. Pada sistem kelistrikan PLN, kapasitas 3 phase yang dihasilkan untuk aplikasi rumah tangga adalah 380 Volt, sedangkan kapasitas 1 phase adalah 220 Volt.

Daya listrik dalam ilmu fisika merupakan besaran vektor, artinya besaran yang memiliki besar dan arah, tegangan dan arus yang dihasilkan merupakan gelombang sinusoidal dengan frekuensi tertentu. Di Indonesia, frekuensi tegangan dan arus ditetapkan sebesar 50 Hz, dimana hal ini mengikuti standar frekuensi di Belanda atau negara-negara Eropa, sedangkan di negara Amerika Serikat dan Kanada menggunakan frekuensi 60 Hz.

(16)

16

3.2. Bagian-bagian Pada Genset (Generator Set)

Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet memerlukan sistem pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan. Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Sistem Pelumasan 2. Sistem Bahan Bakar 3. Sistem Pendingin

3.2.1 Sistem Pelumasan

Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.

Sistem pelumasan mempunyai cara kerja dengan cara minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem pendingin dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas pada nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung-tabung silinder.

Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan kembali dan begitu seterusnya.

(17)

17

Gambar 3.2 Sistem Pelumasan

(Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesin genset.html.)

1. Bak minyak 2. Pompa pelumas

3. Pompa minyak pendingin 4. Pipa hisap

5. Pendingin minyak pelumas 6. Bypass-untuk pendingin 7. Saringan minyak pelumas 8. Katup by-pass untuk saringan 9. Pipa pembagi

10. Bearing poros engkol (lager duduk) 11. Bearing ujung besar (lager putar) 12. Bearing poros-bubungan

13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston 14. Piston

15. Pengetuk tangkai 16. Tangkai penolak 17. Ayunan

18. Pemadat udara (sistem Turbine gas) 19. Pipa ke pipa penyemprot

(18)

18

3.2.2 Sistem Bahan Bakar

Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan bahan bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum, piston mencapai titik mati atasnya (T.M.A.). Untuk itu oleh pompa penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah bahan bakar yang sebelumnya telah dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada alat pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala silinder. Karena melewati injektor tersebut maka bahan bakar masuk kedalam ruang silinder dalam keadaan terbagi dengan bagian-bagian yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan proses pengkabutan). Di dalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari tangki harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang kelebihan yang keluar dari injektor dan pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki harian melalui pipa pengembalian bahan bakar.

Gambar 3.3 Sistem bahan bakar

(Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesin genset.html.)

1. Pompa penyemperot bahan bakar 2. Pompa bahan bakar

(19)

19 3. Pompa tangan untuk bahan bakar

4. Saringan bahar/bakar penyaringan pendahuluan 5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir

6. Penutup bahan bakar otomatis 7. Injektor

8. Tanki

9. Pipa pengembalian bahan bakar 10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi 11. Pipa peluap

Di PT. Eagle Glove Indonesia sendiri mempunyai penampungan bahan bakar yang setiap harinya di lakukan pengecekan hal ini bertujuan agar ketika terjadi pemadaman arus listrik dari PLN, terjadi penurunan arus listrik ataupun sekedar memanaskan genset, genset bisa langsung di hidupkan.

Gambar 3.4 Penamapungan/tangki bahan bakar

3.2.3 Sistem Pendinginan

Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder yang membentuk ruang

(20)

20 pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas tersebut diresap oleh bahan pendingin.

Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah dipadatken oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam pendingin udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan kipas (pendinginan dengan sirkuit).

Pada sistem pendingin pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yang memerlukan pendinginan dan kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air pendingin kemudian melewati radiator dan kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2. di dalam radiator terjadi pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat Genset baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.

(21)

21 (Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesin

genset.html.)

1. Pompa air untuk pendingin mesin

2. Pompa air untuk pendinginan intercooler

3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan) 4. Radiator

5. Thermostat

6. Bypass (jalan potong)

7. Saluran pengembalian lewat radiator 8. Kipas.

3.3. Macam - Macam Mesin Pada Genset

Mesin genset seperti disebutkan diatas menggunakan berbagai macam mesin diantaranya :

1. Mesin Bensin

Umumnya Genset yang menggunakan mesin bensin memiliki kapasitas daya yang tendah. Dan biasanya dibatasi menghasilkan daya maksimal hingga 10 kw/10.000 Watt. Biasanya menggunakan mesin 1 silinder segaris dengan 1 busi dan memiliki bentuk yang portable sehingga bisa di bawa kemana mana.

2. Mesin Diesel

Mesin diesel sebagai mesin pembangkit listrik sangat umum di jumpaidimana-mana. Aplikasi mesin diesel yang digunakan sebagai mesin genset memiliki rentan daya yang luas. Mulai dari kapasitas output 5kw/5,000 Watt hingga 2 MW/2,000,000 Watt. Mesin diesel yang digunakan sebagai mesin pembangkit semacam ini memiliki beragam spesifikasi teknis dan pengembangan jumlah silindernya muali dari 2 silinder hingga 16 silinder.

3. Mesin Gas

Sesuai namanya, mesin gas menggunakan bahan bakar gas sebagai sumber daya konsumsinya. Mesin gas merupakan hasil

(22)

22 pemikiran manusia modern yang menyadari bahwa ketersediaan bahan bakar minyak bumi di seluruh dunia sudah semakin menipis. Sehingga untuk itu diperlukan alternatif pengganti bahan bakar, yaitu GAS. Gas yang digunakan merupakan hasil olahan dari gas bumi. Baik yang diolah menjadi LPG (Liquid Petroleum Gas), maupun CNG (Compressed Natural Gas).

Genset dengan mesin gas sudah banyak diaplikasikan baik sebagai genset rumah tangga yang menggunakan bahan bakar LPG sehingga mudah didapat. Maupun genset untuk industri yang menggunakan CNG. Untuk bisa mendapatkan fasilitas CNG, pengguna harus membangun sebuah infrastruktur pipa gas yang mendistribusikan gas tersebut sebagai sumber bahan bakarnya. Investasinya tidak murah. Namun untuk pemakaian jangka panjang diatas 10 tahun, alternatif ini perlu dipertimbangkan.

4. Mesin Turbin

Tentunya menggunakan tenaga angin untuk memutar mesin sekarang kita paham kenapa di belanda banyak di temukan kincir angin. Kincir angin yang banyak itu masing masing digunakan untuk memutar mesin. Hasil putarannya disalurkan ke sebuah turbin yang enghasilkan putaran untuk generator. Ujung ujungnya generator tersebut kembali menghasilkan listrik begitu juga demikian turbin yang lainnya.

3.4. Cara Kerja Mesin Genset AC

Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk beban prioritas.

(23)

23 Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset atau sistem generator penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapat kincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau off-grid (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai).

Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya yang memadai, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial menghasilkan listrik. Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.

3.4.1. Susunan Kontrusi pada Generator AC

Gambar 3.6 Sistem konstruksi Generator

(Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesin genset.html.)

(24)

24 1. Rangka stator

Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah dari bagian-bagian generator yang lain.

2. Stator

Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL induksi. 3. Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.

4. Cincin geser

Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.

Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan medanmagnet berputar. Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar berikut. Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar. Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi danarus yang besar. Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas :

1. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole). Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak. Diameter rotornya besar dan berporos pendek.

2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole). Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm), dengan jumlah kutub yang

(25)

25 sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub

Gambar 3.7 Generator berkutub dalam

(Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesin genset.html.)

3.4.2. Macam-macam Generator AC (alternating current)

1. Berdasarkan letak medan magnet

Terdapat dua jenis generator sinkron yang pernah dibuat yaitu generator sinkon tipe stationary-field dan revolving-field.

Pada generator sinkron tipe stationary-field mempunyai konstruksi mirip generator dc dimana bagian yang stator (bagian yang diam) menghasilkan medan magnet dc dan rotor sebagai penghasil tegangan AC tiga phasenya. Saat rotor diputar oleh mesin bensin, mesin diesel atau prime mover lainnya, tegangan 3 phase dihasilkan pada kumparan rotor. Agar tegangan 3 phase yang dihasilkan dapat disalurkan generator sinkron tipe

stationary-field ke beban maka perlu tambahan slip ring dan brush. Generator sinkron tipe stationary-field digunakan untuk daya dibawah 5 kVA. Sedangkan pada generator sinkron tipe

(26)

26 berkebalikkan dengan generator sinkron tipe stationary-field

yaitu bagian stator menghasilkan tegangan 3 phase dan bagian rotor menghasilkan medan magnet dc. Generator tipe revolving-field lebih popular karena kumparan statornya terhubung secara langsung dengan beban tanpa melalui slip ring dan brush maka daya yang dihasilkan dapat lebih besar daripada tipe generator sinkron tipe stationary-field.

2. Berdasarkan sumber arus searah (DC) a. Generator AC konvensional

Generator konvensional merupakan generator yang menggunakan slip ring dan sikat arang (brush) untuk mengalirkan arus listrik pada suatu bagian yang berputar (kumparan rotor). Kumparan rotor dialiri arus searah agar menimbulkan medan magnet. Sumber arus searah ini diperoleh dari generator arus searah kecil yang biasanya disebut sebagai

exciter. Saat kumparan rotor membangkitkan medan magnet maka pada kumparan stator akan timbul tegangan bolak balik (AC).nGambar 3.8 merupakan gambar generator AC konvensional.

Gambar 3.8 Generator AC konvensional (sumber :

(27)

27 Pada generator AC konvensional ini terdapat beberapa kerugian yaitu :

1. Generator yang diputar oleh mesin diesel mengalami penambahan beban yang disebabkan oleh generator DC kecil (exciter).

2. Adanya gesekan antara sikat arang dan slip ring sehingga menimbulkan rugi gesekan.

3. Generator DC kehandalannya rendah dan perlu pemeliharaan secara teratur.

Karena hal-hal yang kurang menguntungkan tersebut maka dalam perkembanganya mulai dipikirkan hubungan lain yang dikenal dengan generator AC dengan static exciter. b. Generator AC dengan static exciter

Pada generator dengan static exciter, tegangan searah yang diperlukan untuk membangkitkan medan magnet pada kumparan rotor diperoleh dari tegangan output generator yang terlebih dahulu disearahkan dengan penyearah (rectifier).

Pada mulanya terdapat sedikit magnet sisa (remanent magnet) pada kumparan rotor. Jika rotor diputar, medan magnet sisa menimbulkan tegangan AC kecil pada kumparan stator. Tegangan ini kemudian disearahkan dengan penyearah (rectifier) dan dimasukkan kembali ke rotor. Akibatnya medan magnet yang dihasilkan makin besar dan tegangan output AC akan naik sampai mencapai tegangan nominalnya dari generator tersebut. Untuk menjaga agar tegangan output generator tetap konstan maka digunakan AVR (Automatic Voltage Regulator). Gambar 3.9 merupakan gambar generator

(28)

28

Gambar 3.9 Generator AC dengan static exciter

(sumber : http://www.indotara.co.id/cara-kerja-genset&id=36.html)

c. Generator AC brushless

Untuk mengurangi perawatan, pada perkembangannya sebuah generator AC kecil sebagai exciternya dan generator ini dipasang seporos dengan generator utama. Agar dapat bekerja tanpa menggunakan sikat (brush), arus searah yang diperlukan untuk membangkitkan medan magnet diberikan pada bagian yang tidak berputar (pada kumparan stator) dan tegangan bolak balik dihasilkan pada kumparan rotor.

Tegangan yang dibangkitkan oleh generator AC kecil disearahkan oleh dioda (rectifier) yang ikut berputar dengan poros (rotating diodes). Setelah itu, tegangan tersebut dimasukkan ke kumparan rotor generator utama sehingga kumparan rotor generator utama timbul medan magnet. Saat kumparan rotor generator utama membangkitkan medan magnet maka pada kumparan stator generator utama akan timbul tegangan bolak balik (AC). Sedangkan tegangan

eksitasi untuk generator bolak balik (AC) kecil diperoleh dari output generator utama yang disearahkan terlebih dahulu. Pada mulanya terdapat sedikit magnet sisa (remanent magnet)

(29)

29 pada kumparan stator generator kecil. Jika rotor generator AC kecil diputar, medan magnet sisa menimbulkan tegangan AC pada kumparan rotor generator AC kecil. Tegangan ini kemudian disearahkan dengan penyearah (rectifier) dan dimasukkan kembali ke rotor. Akibatnya medan magnet yang dihasilkan makin besar dan tegangan output AC pada generator kecil dan utama akan naik sampai mencapai tegangan nominalnya. Untuk menjaga agar tegangan output generator tetap konstan maka dilakukan pengaturan arus eksitasi pada generator kecil dengan menggunakan AVR (Automatic Voltage Regulator). Gambar 3.10 merupakan gambar generator AC brushless.

Gambar 3.10 Generator AC brushless (sumber :

http://www.indotara.co.id/cara-kerja-genset&id=36.html)

Generator brushless ini memiliki kemampuan terbatas hanya untuk generator dengan kapasitas kecil saja karena untuk generator dengan kapasitas yang lebih besar rotating diodes yang digunakan lebih besar pula.

3.5 Mesin Diesel

Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya

(30)

30 (energi panas). Untuk membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel dikopel dengan poros generator).

A. Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula: 1. Desain dan instalasi sederhana

2. Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana 3. Waktu pembebanan relatif singkat

B. Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula:

1. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.

2. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.

3. Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.

3.5.1. Cara Kerja Mesin Diesel

Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan.

Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak

(31)

bolak-31 balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.

Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).

Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut

compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.

Gambar 3.11Compression Ignition Engine

(32)

32

Gambar 3.12Spark Ignition Engine

(Sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com)

Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.

1. Pada langkah pertama yaitu langkah hisap, piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah), katup masuk terbuka dan katup buang tertutup, udara dan bhan bakar terhisap ke dalam silinder.

2. Langkah ke dua adalah langkah kompresi atau tekan, piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk dan katup buang tertutup, udara terkompresi sehingga udara memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi.

3. Langkah ke tiga yaitu usaha atau kerja. Pada temperatur udara yang tinggi ini, bahan bakar/ solar disemprotkan melalui injector

sehingga solar terbakar dan menghasilkan tenaga, Piston penggerak dari TMA ke TMB memutar poros melalui poros engkol atau crankshaft.

4. Langkah keempat adalah langkah buang, yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk tertutup dan katup buang terbuka sehingga gas sisa pembakaran dibuang ke luar.

(33)

33 5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.

Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)

2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm) 3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)

3.6. Sistem Starting Mesin Diesel

proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu:

1. Sistem Start Manual Rendah

Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.

2. Sistem Start Manual Sedang

Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai

(34)

34 listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.

3. Sistem Start Kompresi

Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.

3.7. Komponen – Komponen Pendukung Pada Genset

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada generator set (genset) terdiri dari penggerak mula (prime mover). Selain itu, pada suatu genset juga dilengkapi dengan kompenen pendukung untuk dapat menghasilkan sumber listrik. Adapun beberapa komponen pendukung yang terdapat pada genset D־63003 Dreiech, berdasarkan wawancara dan observasi langsung pada saat kerja praktik di PT. Eagle Glove Indonesia adalah sebagai berikut :

(35)

35 1. Starter Switch (kunci kontak)

Starter switch adalah sebuah switch yang ada pada sebuah mesin pembakaran dalam(mesin diesel) yang berfungsi menghidupkan atau mematikan seluruh sistem kelistrikan pada genset.

Gambar 3.13 Starter Switch (kunci kontak) 2. Baterry/accu

Battery/accu merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam/ konduktor yang berbeda dicelupkan ke dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua konduktor tersebut. Proses pengisian battery

dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel akan dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada sistem otomatis GenSet berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting diesel.

(36)

36

Gambar 3.14Battery/accu

2. Panel generator

Gambar 3.15 Panel generator

Panel generator berfungsi sebagai pengatur dan monitoring generator. Pada panel ini, umumnya terdapat :

a. Amperemeter AC

Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur arus yang mengalir pada suatu penghantar listrik.

Gambar 3.16 Amperemeter AC

(37)

37 b. Voltmeter AC

Volmeter AC digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan.

Gambar 3.17 Voltmeter AC

(Sumber : http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html) c. Frekuensi meter

Alat yang digunakan untuk mengukur frekuensi pada suatu sumber tegangan.

Gambar 3.18 Frekuensi meter

(Sumber : http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html)

d. Potential Transformer (PT)

Potential transformer merupakan transduser yang digunakan untuk mendeteksi tegangan pada tiap phase.

(38)

38 e. Voltmeter change-over switch

Voltmeter change-over switch adalah saklar pemilih tegangan phase yang akan diukur.

Gambar 3.19 Voltmeter change-over switch

(Sumber : http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html) f. Indikator RSTN

Indikator RSTN yaitu lampu untuk mengetahui apabila genset mengeluarkan arus R, S, T, N maka lampu indikasi akan menyala semua, bila ada yang mati kemungkinan lampu putus atau genset mengalami kerusakan.

(39)

39

3.7. Sistem Pengaman Genset

Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam mengisolir gangguan agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin generator adalah sebagai berikut :

1. Alarm

Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator segera bertindak.

2. Relay

Relay digunakan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor dari kerusakan akibat beban lebih atau terjadinya hubungan singkat antar hantaran yang menuju jaring atau antar fasa.

Gambar 3.21 Relay

(http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html) 3. Sekering

Berungsi untuk mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering tersebut akan lebur (putus).

Gambar 3.22 Sekering

(40)

40

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Perawatan dan Pemeliharaan Genset

Pada saat ini PLN sudah men-supply listrik yang dapat diandalkan untuk untuk suatu proses dalam industri. Namun, masalah mati listrik masih terjadi secara berulang karena badai, banjir, gempa, atau kegagalan peralatan utama pada instalasi PLN. Pemadaman demi pemadaman kerap terjadi, bahkan pada daerah tertentu semakin sering dalam intensitas yang cukup lama bisa berhari2.

Memiliki sistem genset standby yang dirancang dengan baik dan terpelihara dengan baik adalah perlindungan terbaik terhadap pemadaman listrik. Sistem genset dipelihara secara teratur untuk memastikan beroperasi dengan baik bila diperlukan. Ketika genset mengalami kegagalan operasi, itu biasanya karena prosedur perawatan yang salah atau kelalaian perawatan. Bahkan, tiga penyebab genset gagal untuk starting adalah :

1. Tombol start dalam posisi OFF bukan AUTO.

2. Aki untuk starting mati, atau kekurangan masa charging. 3. Filter bahan bakar tersumbat karena bahan bakar lama atau

terkontaminasi kotoran dan zat - zat lain.

Semua masalah umum ini dapat diantisipasi dengan perawatan genset rutin dilakukan oleh teknisi terlatih. Pemilik Genset dapat memilih opsi kontrak maintenance ke supplier genset dengan alasan kemudahan, terutama yang memiliki genset pada banyak lokasi dan kekurangan SDM maintenance genset. Berikut ini adalah daftar dari prosedur perawatan yang perlu dilakukan secara teratur.

4.1.1. Pemeliharaan preventif

Pemeliharaan yang bersifat pencegahan Karena daya tahan mesin solar yang tergolong tinggi, pada umumnya pemeliharaan preventif hanya terdiri dari :

(41)

41 1. Pemeriksaan umum

2. Pemeliharaan sistem pelumasan 3. Pemeliharaan sistem pendingin 4. Pemeliharaan Sistem bahan bakar 5. Pemeliharaan Aki starting

6. Pemanasan mesin

Adalah keharusan untuk membuat jadwal pemeliharaan / layanan berbasis pada aplikasi daya spesifik dan tingkat kondisi lingkungan operasi genset. Sebagai contoh, jika genset akan sering digunakan atau mengalami kondisi operasional yang ekstrim, interval servis yang direkomendasikan harus dipersingkat. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perawatan harus dilakukan lebih sering meliputi :

1. Genset digunakan secara berkesinambungan sebagai daya utama (Prime Power).

2. Suhu lingkungan yang ekstrim. 3. Paparan cuaca

4. Paparan air garam

5. Paparan debu, pasir, atau partikel udara lainnya

Jika genset beroperasi pada kondisi operasional yang ekstrim seperti itu, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan supplier genset untuk menentukan jadwal & cara perawatan yang tepat. Cara terbaik untuk melacak interval perawatan adalah dengan menggunakan running-time meter pada genset untuk menjaga keakuratan log dari semua perawatan yang dilakukan. Log ini juga akan menjadi penting untuk dukungan garansi.

(42)

42 Tabel 4.1 Jadwal Frekuensi Pemeliharan Genset

Jenis perawatan

Waktu Service

Harian Mingguan Bulanan 6 Bulan Tahunan

Inpseksi

x

Priksa Level Coolant

x

Priksa Level Solar

x

Priksa Saluran Udara

x

Priksa Filter Udara

x

Priksa Charger Baterai

x

Buang Solar Pada

Filter

x

Buang Air Pada

Tangki Solar

x

Priksa Kosentrasi

x

Periksa Tegangan Belt

x

Periksa Pengembunan

Knalpot

x

Periksa Baterai

x

Ganti Oli Filter

x

Ganti Filter Coolant

x

Bersihkan Crankcase

Breather

x

Ganti Filter Udara

x

Periksa Selang

Radiator

x

Ganti Filter Solar

x

Besihkan Sistem

(43)

43

4.1.2. Pemeriksaan Umum

Ketika genset menyala (running), operator harus waspada pada masalah mekanik yang dapat menciptakan kondisi tidak aman atau berbahaya. Berikut ini adalah beberapa bagian yang harus diperiksa secara teratur untuk mempertahankan operasi yang aman dan handal.

1. Sistem pembuangan: Dalam keadaan genset running, periksa seluruh sistem pembuangan, termasuk exhaust manifold, muffler, dan pipa knalpot. Periksa kebocoran di semua koneksi, las,

gasket, dan join – dan pastikan bahwa di sekitar pipa knalpot tidak pemanasan berlebihan. Segera perbaiki jika ada kebocoran. Periksa asap yang berlebihan pada awal starting genset : Hal ini dapat menunjukkan masalah kinerja dan kualitas udara yang mungkin membutuhkan perhatian segera.

2. Sistem bahan bakar : Dalam keadaan genset running, periksa jalur pasokan bahan bakar, jalur balik, filter, dan keretakan atau lecet pada fitting - fitting. Pastikan jalur – jalur bahan bakar tidak bergesekan dengan apapun yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi. Segera perbaiki kebocoran atau gubah jalur bahan bakar untuk menghindari kerusakan genset.

3. Sistem listrik DC (Aki) : Periksa terminal pada baterai starting untuk memastikan koneksi yang bersih dan kencang. Koneksi longgar atau berkarat menyebabkan resistensi, yang dapat menghambat starting genset.

4. Mesin : Pantau level cairan, tekanan oli, dan suhu radiator secara berkala. Jika terjadi masalah pada mesin biasanya ada peringatan dini. Melihat dan mendengarkan perubahan performa mesin, suara, atau penampakan akan menunjukkan bahwa genset perlu perbaikan. Waspada jika terjadi kegagalan pembakaran (misfires), getaran, asap knalpot yang berlebihan, penurunan kekuatan, atau peningkatan konsumsi oli atau bahan bakar.

(44)

44 5. Sistem control : Periksa sistem kontrol secara teratur, dan pastikan itu adalah log data yg benar selama pemanasan mesin. Pastikan untuk mengembalikan sistem kontrol kembali ke normal

automatic standby (AUTO) saat pengujian dan pemeliharaan selesai jika menggunakan ATS (Automatic Transfer Switch).

4.1.3. Perawatan Pada Sistem Pelumasan

1. Periksa level oli mesin saat mesin dimatikan pada interval yang ditentukan dalam tabel. Untuk pembacaan yang akurat pada dipstick mesin, mematikan mesin dan menunggu sekitar 10 menit. Tujuannya untuk memastikan oli di bagian atas mesin mengalir kembali ke dalam bak mesin. Ikuti rekomendasi produsen mesin untuk klasifikasi oli dan viskositas oli. Jaga level oli sedekat mungkin dengan full tanda pada dipstick dengan menambahkan oli dengan kualitas & merk yang sama. Jangan mencampur dengan merk oli lain.

2. Ganti oli dan filter pada interval yang direkomendasikan dalam Tabel. Periksa pada manual book mesin untuk prosedur pengurasan oli dan penggantian filter oli. Oli dan filter bekas harus dibuang dengan benar untuk menghindari kerusakan lingkungan.

4.1.4. Perawatan Pada Sistem Pendingin

Periksa level cairan pendingin (coolant) dalam keadaan mesin tidak menyala, pada interval yang ditentukan dalam Tabel. Lepaskan tutup radiator setelah mesin didinginkan terlebih dahulu, dan jika perlu tambahkan pendingin sampai tingkat sekitar 3/4 inch bawah seal tutup radiator. Mesin solar memerlukan campuran coolant & air yang seimbang, anti beku, dan aditif pendingin. Gunakan jenis cairan pendingin (coolant) yang direkomendasikan oleh produsen mesin (pada manual book).

(45)

45 Periksa bagian luar radiator apakah ada kerusakan, dan bersihkan semua kotoran atau benda asing dengan sikat lembut atau kain. Lakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan sirip sirip pendingin (radiator fin). Jika tersedia, gunakan kompresi udara tekanan rendah atau aliran air ke arah yang berlawanan dari aliran udara normal radiator untuk membersihkan radiator.

4.1.5. Perawatan Sistem Bahan Bakar

Kualitas bahan bakar solar akan turun dan akan rusak dari waktu ke waktu, dan salah satu alasan untuk pemanasan mesin rutin adalah memakai habis bahan bakar yg tersimpan pada tanki sebelum rusak. Selain perawatan sistem bahan bakar yang direkomendasikan oleh produsen mesin, filter bahan bakar harus dikeringkan pada interval yang ditunjukkan dalam Tabel. Uap air terakumulasi dan mengembun di tangki bahan bakar juga harus secara berkala dikeringkan dari tangki bersama dengan sedimen-sendimennya. Pertumbuhan bakteri dalam bahan bakar solar bisa menjadi masalah di iklim tropis Indonesia. Konsultasikan dengan produsen genset atau dealer untuk rekomendasi penyimpanan bahan bakar. Pemanasan mesin harus dilakukan rutin, dan jika bahan bakar tidak digunakan dalam waktu tiga sampai 6 bulan maka harus diisi ulang.

Pip -pipa dan selang system pendingin harus diperiksa secara teratur untuk mengetahui kebocoran, lubang, retak, atau koneksi longgar. Kencangkan klem selang yang kendor. Selain itu, periksa sistem pendingin terhadap kotoran-kotoran dan puing-puing yang mungkin menghalangi kerja sirip pendingin. Periksa retak, lubang, atau kerusakan lainnya. Komponen intake untuk mesin harus diperiksa pada interval yang ditunjukkan dalam Tabel. Frekuensi pembersihan atau mengganti elemen saringan udara ditentukan oleh kondisi di mana genset beroperasi. Pembersih udara biasanya berisi

(46)

46

cartridge kertas elemen filter yang dapat dibersihkan dan digunakan kembali jika tidak rusak.

4.1.6. Perawatan Baterai Starting

Baterai mulai lemah atau undercharged adalah penyebab umum dari kegagalan genset standby. Bahkan ketika terus terisi penuh dan dirawatpun, baterai lead-acid (timbal-asam) akan mengalami penurunan kualitas dan mengalami kerusakan dari waktu ke waktu dan harus diganti kira-kira setiap 24 sampai 36 bulan apalagi jika tidak di charging dengan teratur.

1. Pengujian Baterai : Pemeriksaan tegangan output saja dari baterai tidak menjamin kemampuan baterai bisa memberikan kekuatan start yang memadai. Dengan bertambahnya usia baterai, resistensi internalnya terhadap aliran arus akan naik, dan satu-satunya ukuran yang akurat dari tegangan terminal harus dilakukan dengan load. Pada beberapa genset, uji diagnostik ini dilakukan secara otomatis setiap kali genset starting. Atau ada yang menggunakan baterai load tester untuk memverifikasi kondisi setiap baterai starting.

2. Pembersihan Baterai : Jaga kebersihan baterai dengan cara menyeka dengan kain lembab ketika kotoran muncul berlebihan. Jika terjadi korosi sekitar terminal, lepaskan kabel baterai dan cuci terminal dengan larutan baking soda (soda ash) dan air (¼ lb baking soda untuk 1 liter air). Hati-hati jangan sampai larutan tersebut masuk ke sel-sel baterai karena akan menetralkan zat asam pada baterai, dan kemudian siram baterai dengan air bersih ketika selesai. Setelah mengganti konektor, lapisi terminal & konektor dengan lilin tipis untuk mencegah korosi dikemudian hari.

3. Memeriksa berat jenis : Dalam baterai lead acid cell terbuka, gunakan hidrometer baterai untuk memeriksa berat jenis elektrolit

(47)

47 dalam setiap sel baterai. Sebuah baterai yang terisi penuh akan memiliki berat jenis 1.260. Charge baterai jika berat jenis di bawah 1,215.

4. Memeriksa tingkat elektrolit : Dalam baterai lead acid cell

terbuka, periksa tingkat elektrolit setidaknya setiap 200 jam operasi. Jika rendah, isi sel baterai ke bagian bawah leher pengisi dengan air suling (distilled water).

4.1.7. Pemanasan Genset

Genset yang standby dalam jangka waktu panjang harus mampu starting dengan dari starting dalam keadaan dingin ke operasi full dalam hitungan detik. Hal ini dapat menimbulkan beban yang berat pada bagian-bagian mesin. Namun, pemanasan secara teratur membuat bagian-bagian mesin yang dilumasi, mencegah oksidasi pada kontak listrik, menggunakan bahan bakar sebelum bahan bakar rusak (berubah sifat), dan secara umum, membantu memberikan starting mesin yang handal. Pemanasan genset setidaknya sebulan sekali selama minimal 30 menit. Diload tidak kurang dari sepertiga dari net power genset sesuai yang tertera pada name platenya. Periode operasi tanpa load harus diminimalisir karena bahan bakar yang tidak terbakar cenderung terakumulasi dalam sistem pembuangan. Bila mungkin, ujilah system genset dengan load yang sebenarnya dalam rangka untuk menguji transfer

switch otomatis dan memverifikasi kinerja dalam kondisi nyata. Jika menghubungkan ke load real tidak nyaman untuk pengujian, bisa menggunakan load bank setidaknya sepertiga dari net power genset sesuai yang tertera pada name platenya. Pastikan untuk mengembalikan kontrol genset pada kondisi AUTO pada akhir proses pemanasan genset pada sistem dengan ATS (Automatic Transfer Switch).

(48)

48

Gambar 4.1 Daftar Pemanasan Genset

4.1.8. Backup Plan

Pemeliharaan preventif untuk genset mesin solar memainkan peran penting dalam memaksimalkan keandalan sistem standby dan mengurangi risiko kerugian keuangan dan fungsi-fungsi fasilitas

emergency (safety untuk keselamatan dan penyelamatan manusia) terkait dengan mati listrik. Kerugian finansial akibat pemadaman listrik pada data center mengakibatkan banyak sekali kerugian, baik finansial maupun kerugian-kerugian lainnya. Pemeliharaan preventif juga meminimalkan kebutuhan untuk perbaikan dan mengurangi biaya operasional genset tersebut. Dengan mengikuti prosedur perawatan mesin diesel umumnya sesuai rekomendasi produsen mesin (manual book), maka sistem standby

(49)

49

power dipastikan akan bekerja dengan baik dan men-supply

kebutuhan daya sesuai yang dibutuhkan.

4.2. Pemeriksaan Genset Secara Visual

Perawatan secara visual akan meberitahu anda mengenai kondisi secara umum dari engine. Ini akan membantu mengidentifikasi masalah pada engine sebelum terjadi kerusakan pada engine. Tujuan dari pemeriksaan secara visual ini adalah untuk mengidentifikasi kerusakan sebelum menjadi kerusakan yang lebih parah.

Adapun yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan secara visual yaitu:

1. Kebocoran

Kebocoran akan dapat dikenali dari basahnya area yang seharusnya kering, adanya noda karatan atau kotor. Pada tingkat kebocoran yang lebih besar akan kelihatan cairan yang menetes atau mengalir.

2. Battery

Periksa battery dan tempatnya terhadap korosi, keretakan, kebocoran pada penutupnya dan kondisi dari terminalnya, sambungannya dan harness-nya. Tumpukan kapur juga merupakan indikasi terdapatnya masalah.

3. Elektrolit dan Harness

Periksa elektrolit pada battery jenis konvensional dan low maintenance kecuali pada battery jenis free maintenance. Periksa kabel dan sambungannya untuk memastikan battery tersebut tidak rusak dan ukurannya tepat. Bersihkan sambungan dan gunakan heavy protective

grease pada sambungan untuk menghentikan proses korosi. Periksa juga

harness elektriknya. Pastikan sambungan tidak kendor, dan perhatikan pula apakah terdapat kabel yang terkelupas yang daapt menimbulkan hubungan pendek arus listrik.

(50)

50 4. Pemeriksaan Operasional

Memeriksa tekanan oli, suhu, alternator dan alat ukur lain dan memastikan semuanya bekerja dengan baik dan tidak ada yang rusak. 5. Sistem Pelumasan

Periksa selalu level oli dan kondisinya. 6. Hose Saluran Sistem Pendingin

Periksa semua hose dan clamp pada saluran sistem pendingin. Bila hose terasa atau keras dan getas, maka ganti hose tersebut. Puntir, tekan dan remas hose untuk memastikan hose tersebut tidak terlalu lembek atau tidak terlalu keras. Goyang hose pada sambungannya untuk memastikan

clamp-nya tidak kendor. 7. Radiator

Periksa kondisi radiator fins. Bila terdapat fins yang bengkok atau kotor, hal ini akan mengurangi effesiensi pendinginan. Periksa semua bagian dari kebocoran dan kerusakan.

8. Air Pendingin

Periksa level air pendingin dan pastikan pula tidak terdapat kotoran atau perubahan warna.

9. Sistem Air Intake

Periksa air intake system dari kebocoran, hambatan dan kerusakan komponen.

10. Fuel Sistem

Periksa fuel system terhadap kebocoran, bengkok atau penyok pada fuel lines dan kondisi clamp-nya.

11. Belt

Bila engine dilengkapi dengan belt sebagai bagian dari komponen penggerak, periksalah kondisi belt dan pulleynya. Bila terdapat keretakan walaupun kecil, akan menyebabkan terganggunya engine saat bekerja. Bila belt aus atau kendur, fan tidak akan berputar dengan kecepatan yang tetap sehingga kapasitas pendinginan akan berkurang.

(51)

51 Untuk memeriksa kekencangan belt pada saat engine mati, puntir atau bengkokkan belt menggunakan tangan. Bila kondisinya bagus, belt

tidak akan membengkok lebih dari lebar belt itu sendiri, atau sekitar satu inchi. Atau gunakan alat belt tension tool untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.

12. Pulley

Saat anda memeriksa belt, periksa juga pulley dari keausan, retak atau tanda kerusakan lainnya. Gantikan pulley bila terdapat kerusakan, keausan, retak atau lainnya.

(52)

52

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Secara umum hasil hasil kerja praktek yang dilakukan di PT. Eagle Glove Indonesia dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Eagle Glove Indonesia merupakan industri yang memproduksi pada bidang tekstil yaitu pembuatan sarung tangan dari kulit berupa sarung tangan golf, batting, dress, horse riding, football, bicycle.

2. Generator adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanikal.

3. Panel kontrol generator set memiliki peranan penting pada generator set karena panel ini mengatur dan memonitor kondisi mesin, output

generator dan juga memberikan proteksi kepada mesin apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti suhu mesin meningkat melebihi batas dan tekanan oli turun dibawah normal.

4. Perawatan dan pemeliharaan generator dalam sebuah industri sangat di perlukan karena dengan adanya perawatan dan pemeliharaan yang terstrukur dan berjalan continue dapat mengurangi biaya atau kerugian baik dari segi waktu dan material.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil kerja praktek ini antara lain :

1. Sebelum melakukan pemeliharaan generator sebaiknya kita harus mempelajari dan mengetahui SOP (Standard Operating Procedure). 2. Sebelum melakukan perawatan, sebaiknya setiap gejala kerusakan harus

diperhatikan dengan cermat. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

3. Gunakanlah perlengkapan keamanan agar mengurangi terjadinya kecelakaan pada saat pemeliharaan generator.

(53)

53

DAFTAR PUSTAKA

Marsudi, Ir. Djiteng., 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Erlangga, Jakarta. Lister., 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Edisi keenam, Erlangga, Jakarta. Santoso. Robby Eka., 2006. Studi sinkronisasi generator dengan sistem 25 MW

63KVA.http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html. Diakses pada 12 Maret 2017.

Novembri, A., 2012. Sistem Perawatan Pada Mesin Genset.

http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesingenset.html. Diakses pada 12 Maret 2017.

Priambodo. Bambang., 1995, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Cetakan Ketiga, Erlangga, Jakarta.

Eka, S., 2005. Cara Kerja Genset. http://www.indotara.co.id/cara-kerja-genset&id=36.html. Diakses pada 12 Maret 2017.

Soenarta, N. Furuhara, S., 1995, Motor Serba Guna, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Isfadjar, Muhammad., 1988, Motor Bakar Torak, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta.

Gambar

Gambar 3.1 Mesin genset
Gambar 3.3 Sistem bahan bakar
Gambar 3.4 Penamapungan/tangki bahan bakar
Gambar 3.5 Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada mata kuliah Fisika Dasar II ini dibahas tentang: Medan Listrik, Arus Listrik, Rangkaian Arus Listrik Searah, Medan Magnet, Induskfr&#34;Elektromagnetik,

Pada sistem eksitasi pakai sikat, sebagai pengeksitasi digunakan generator exciter berdaya kecil yang membangkitkan gaya gerak listrik arus ac, arus ac yang

Apabila kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet dan rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus ke

Dan arus pusar pada logam ini akan membangkitkan pula medan magnet sehingga interaksi dengan medan magnet dari kumparan iniduksi menimbulkan momen

Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor untuk menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang memungkinkan rotor

Pada sistem eksitasi pakai sikat, sebagai pengeksitasi digunakan generator exciter berdaya kecil yang membangkitkan gaya gerak listrik arus ac, arus ac yang

Medan magnet yang sebelumnya adalah magnet permanen diganti menjadi elektromagnet, sehingga kuat medan magnet bisa diatur oleh besarnya arus penguatan medan magnet. Belitan

Oleh sebab itu agar alternator tetap awet dan dapat bekerja dengan baik maka didalam mengangkat beban daya membutuhkan guungan rotor yang bagus dan medan magnet yang bisa bekerja