BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. PEST
(Political, Economical, Sociocultural, and
Technological)
PEST akan dibahas sesuai dengan Q1 2010 (kuarter pertama), dimana kita
akan melihat situasi apa saja yang sedang berkembang pada kuarter pertama
dan diharapkan hal tersebut akan mendukung program peremajaan produk
Formula XP pada tahun 2011. Adapun beberapa hal yang akan dianalisa, yaitu :
4.1.1. Faktor Politik (Political Factors)
Kondisi Politik yang berkembang di Indonesia pada Q1 2010 cukup
stabil, walaupun banyak kasus-kasus politik yang berkembang, seperti
kasus Century, makelar kasus, dan lain-lain. Namun dari semuanya itu
tidak mengganggu stabilitas pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono secara signifikan. Presiden SBY selama ini dianggap mampu
melakukan diplomasi bagi Indonesia baik di luar negeri, maupun dalam
negeri. Hal ini dapat dilihat dari kestabilan reaksi pasar, baik di pasar
modal dan pasar mata uang yang tidak mengalami fluktuasi secara
Regulasi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) dalam 5 tahun terakhir mengenai kategori produk pasta
gigi tidak mengganggu stabilitas industri pasta gigi domestik. Regulasi
yang dikeluarkan BPOM hanya sebatas untuk membatasi kadar bahan
kimia, seperti formalin yang terkandung di dalam produk pasta gigi yang
dipasarkan di Indonesia agar aman untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan
untuk mengontrol beredarnya produk pasta gigi impor, seperti dari China
yang umumnya tidak memenuhi persyaratan regulasi BPOM.
4.1.2. Faktor Ekonomi (Economic Factors)
Faktor ekonomi di Indonesia cukup bersahabat, terlihat dari data
Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik yang mengabarkan bahwa Q1
2010 ini, pertumbuhan perekonomian Indonesia mencapai 5%. Hal
tersebut juga didukung dengan pemulihan perekonomian dunia.
Optimisme pemerintah Indonesia akan pertumbuhan ekonomi tersebut
juga telah menaikkan rating sovereign debt dari BB- menjadi BB, dimana
rating tersebut level tertinggi dalam sejarah Indonesia 12 tahun ini.
Menteri keuangan, Sri Mulyani, pada acara Annual Citibank
Economic and Political Outlook 2010, memperkirakan akan adanya
gejolak perekonomian akibat exit strategy yang dilakukan negara-negara
Grafik 4.1 : Perkembangan Suku Bunga SBI 3 bulan 2006-2010
Pada Grafik 4.1 dapat kita lihat perkembangan suku bunga Indonesia1
cukup stabil, hal tersebut tentunya akan membuat iklim investasi yang
cukup stabil dan kondusif.
Tabel 4.1 : Sasaran Ekonomi Makro
Pemerintah juga menargetkan pada tahun 2010 bahwa pertumbuhan
ekonomi Indonesia2 sebesar 5-6%. Data target sasaran ekonomi tersebut
terlihat pada Tabel 4.1.
1 Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, “PKEM‐Kerangka Ekonomi Makro” (PDF file),
downloaded from Badan Kebijakan Fiskal website,
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/PKEM‐Kerangka%20Ekonomi%20Makro.pdf, accessed May 05th , 2010.
4.1.3. Faktor Sosial dan Budaya (Sociocultural Factors)
Faktor sosial dan budaya memainkan peranan cukup penting untuk
mendapatkan penerimaan dari masyarakat. Ketika produsen memilih nama
merek, gambar, simbol dan lain-lain harus mempertimbangkan budaya
Indonesia. Contoh yang bisa kita ambil ketika munculnya mobil Hyundai
Atoz, penerimaan mobil tersebut ternyata kurang diminati oleh orang
Jawa, karena Atoz memiliki konotasi negatif, yaitu keras. Contoh lainnya
adalah ketika sebuah Grup Band Dewa yang menggunakan simbol yang
berbau agama, hal tersebut ditentang oleh sebagian masyarakat.
Dalam lingkup industri pasta gigi, sekitar lebih dari 95% masyarakat
Indonesia telah memiliki kebiasaan untuk menyikat gigi. Pada umumnya
pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai pentingnya menyikat gigi
adalah untuk mencegah kerusakan gigi (gigi berlubang). Namun frekuensi
menyikat gigi masih sangat rendah dibandingkan dengan anjuran PDGI
yaitu dapat menghabiskan sekitar 80 gr pasta gigi per orang dalam waktu
satu bulan3.
Pada masyarakat kota besar, hal ini sudah menjadi bagian dari gaya
hidup masyarakat urban, sehingga terdapat berbagai jenis pasta gigi
2 Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, “PKEM‐Kerangka Ekonomi Makro” (PDF file), downloaded from Badan Kebijakan Fiskal website, http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/PKEM‐Kerangka%20Ekonomi%20Makro.pdf, accessed May 05th , 2010. 3 Adrianto and Steven Lim, Tesis GFP : Perumusan Strategi Marketing untuk Program Peremajaan Produk Pasta Gigi Formula XP (Jakarta, Indonesia: Binus MM, 2010), p.3.
kategori kosmetik yang ditawarkan oleh produsen, salah satunya adalah
Formula XP.
Sebagian besar penduduk Indonesia telah memiliki kebiasaan untuk
menyikat gigi, namun bagi sebagian orang, penggunaan mouthwash
setelah menyikat gigi masih belum menjadi hal yang penting, penggunaan
mouthwash masih dianggap sebagai kegiatan tambahan apabila ingin nafas
terasa lebih segar.
Budaya konsumsi atau penentuan pembelian jenis maupun merek
pasta gigi di dalam rumah tangga masyarakat Indonesia pada umumnya
masih dikendalikan oleh kaum ibu, karena kaum ibu yang biasa
melakukan kegiatan belanja kebutuhan rumah tangga setiap bulan. Namun
dalam golongan masyarakat perkotaan telah terjadi sedikit pergeseran
budaya, karena peran anak dapat menjadi pengaruh bagi ibu dalam
pengambilan keputusan pembelian merek pasta gigi yang digunakan, dan
bahkan seorang anak yang telah bekerja biasanya sudah memiliki
kebiasaan untuk membeli dan mengambil keputusan sendiri mengenai
4.1.4. Faktor Teknologi (Technological Factors)
Faktor teknologi yang sedang berkembang pada Q1 2010 adalah
teknologi jejaring sosial seperti Facebook dan micro blogger Twitter4.
Facebook dan Twitter keduanya kini menjadi sebuah media yang sangat
penting dalam penyebaran berita dan pengaruh di dunia maya. Sebagai
tambahan, pengunjung Twitter di Indonesia, kini sudah menyamai atau
bahkan telah mencapai 4,6 juta orang. Angka tersebut menyamai atau
bahkan melebihi jumlah pengunjung komunitas terbesar di Indonesia,
Kaskus.us.
Teknologi dunia maya saat ini menjadi alat yang sangat ampuh untuk
penyebaran berita dan pengaruh. Internet memberikan kemudahan bagi
perusahaan dalam menyebarkan pengaruh, tanpa harus terhalang oleh
ruang dan waktu. Internet tersedia 24 jam dan dapat diakses dari mana
saja.
Perkembangan teknologi memiliki peran yang sangat penting di
dalam perkembangan industri pasta gigi, terutama dalam pengembangan
kandungan yang terdapat di dalam pasta gigi, seperti fluoride, anti – tartar
agents, pemutih gigi, dan rasa; sehingga hal ini mendukung terciptanya
berbagi jenis pasta gigi untuk mengatasi berbagai masalah gigi, seperti
anti – caries, tooth whitening, gigi sensitif, pasta gigi untuk anak – anak,
dan kesegaran nafas. Bahkan saat ini pasta gigi dapat mengandung beads
4
Hermawan Kartajaya dan Joseph Kristofel, “Marketing in Indonesia 2010 : Q1 Status update on the year of connect”, Marketeers, April 2010, p. 42.
untuk menambah rasa segar ataupun terbuat dari gel transparan untuk
menambah kesan higienis.
Gambar 4.1 : Tube Transparan5 dan Tutup Flip-Top6
Teknologi juga mempengaruhi perubahan dan variasi packaging
pasta gigi. Tutup packaging pasta gigi umumnya adalah berbentuk ulir
(diputar), namun saat ini telah banyak produsen yang menggunakan jenis
top – off atau pun flip-top (Gambar 4.1).
Bentuk dan warna tube dari pasta gigi juga sangat bervariasi, pada
umumnya memiliki warna dasar putih untuk melambangkan kesan
higienis, namun saat ini terdapat tube transparan, ataupun bentuk dan
ukuran tube khusus untuk dibawa saat bepergian.
5
Atomicecho, “Results tagged ‘Omega Pharma‐Lotto’”, Atomicecho Website,
http://www.atomicecho.com/cycling/colgate_toothpaste1.jpg, accessed 13th May 2010.
6 Louisa, “How can I reuse or recycle … squeezed toothpaste tubes?”, Recycle This Website,
http://www.recyclethis.co.uk/20061213/how‐can‐i‐reuse‐or‐recycle‐squeezed‐toothpaste‐tubes, accessed 13th May 2010
4.2. Kondisi Persaingan
Kondisi Persaingan yang dibahas oleh Tim GFP adalah kondisi industri
pasta gigi di Indonesia, sehingga dapat dianalisa untuk memutuskan strategi
yang tepat dalam berkompetisi di dalam industri tersebut.
Adapun kelima kekuatan (Porters’s Five Forces), yaitu :
- Ancaman akan kompetitor baru
Tingkat ancaman pendatang baru pada industri pasta gigi adalah
menengah, hal ini dikarenakan:
o Banyaknya merek pasta gigi baru dari dalam maupun luar
negeri yang masuk ke pasar Indonesia (Daun Sirih, Herbal
Fresh, Total Care).
o Hambatan untuk masuk ke industri pasta gigi hanya berupa
syarat dan regulasi dari pemerintah (Departemen Kesehatan dan
BPOM).
o Diperlukan modal investasi yang sangat besar untuk dapat
bersaing dengan perusahaan yang sudah ada.
o Perbedaan skala bisnis dapat menjadi kendala bagi pendatang
baru untuk dapat bersaing dengan produk yang sudah ada.
Hambatan untuk masuk ke dalam industri pasta gigi tidak terlalu
sulit asalkan perusahaan mampu memiliki teknologi produksi sesuai
dengan regulasi pemerintah. Namun untuk dapat bersaing di dalam
dalam industri ini akan sangat sulit, karena diperlukan modal investasi
yang sangat besar. Selain itu market leader industri pasta gigi di
Indonesia merupakan sebuah perusahaan multinasional yang sangat
berhati-hati dan selalu mengambil langkah sangat serius dalam
menghadapi setiap pesaingnya untuk mencegah para pesaingnya untuk
dapat meraih market share yang lebih besar.
- Kekuatan tawar-menawar dari pembeli
Kekuatan tawar- menawar pembeli sangat kuat, hal ini dikarenakan:
o Konsumen pasta gigi berjumlah banyak.
o Banyaknya jumlah dan variasi produk pesaing.
o Brand recognition memiliki peran yang sangat penting.
o Konsumen selalu menginginkan kualitas yang bagus dengan
harga yang terjangkau (value for money).
Industri pasta gigi memiliki jumlah konsumen yang jauh lebih besar
daripada jumlah produsen, sehingga peusahaan seperti PT. Ultra Prima
Abadi harus memasarkan seluruh produknya secara berkelanjutan agar
konsumen memiliki brand recognition yang kuat sehingga dapat
terbentuk suatu identitas merek yang dapat dipercaya konsumen dan
memperoleh loyalitas dari konsumen.
Kekuatan tawar-menawar dari pembeli sangat tinggi, karena pasta
gigi merupakan produk sehari-hari yang dikonsumsi oleh masyarakat
luas. Hal ini mempengaruhi pembeli untuk selalu memilih produk yang
recognition yang paling baik dibandingkan dengan produk sejenis
lainnya. Maka dari itu seluruh produsen pasta gigi saling berlomba
untuk selalu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen yang sangat
bervariasi dalam setiap segmen pasar.
- Kekuatan tawar-menawar dari pemasok
Kekuatan pemasok dalam industri pasta gigi sangat lemah, hal ini
dikarenakan:
o Sebagian besar bahan baku yang digunakan sudah tersedia dari
banyak pemasok dengan harga pasar.
o Biaya untuk mengganti pemasok terbilang rendah.
o Pembelian bahan baku dilakukan dalam jumlah besar, sehingga
pembelian ulang dalam jumlah besar sangat penting bagi
kelangsungan usaha pemasok.
o Sebuah korporasi besar dapat mendirikan unit bisnis baru untuk
melakukan manufaktur bahan baku sendiri untuk kebutuhannya.
Bahan baku dalam industri pasta gigi dapat diperoleh dari banyak
pemasok yang menyediakan bahan baku yang sama dan perbedaan jenis
ataupun kualitas bahan baku diantara pemasok pun sangat rendah,
sehingga hal itu menyebabkan kekuatan tawar-menawar pemasok
menjadi rendah. Kelangsungan usaha dari para pemasok menjadi sangat
- Ancaman akan produk substitusi
Ancaman dari produk subtitusi pasta gigi cukup rendah, hal ini
dikarenakan:
o Tidak ada produk subtitusi pada produk oral care termasuk pasta
gigi.
o Penggunaan bahan tradisional seperti daun sirih sudah tidak
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan edukasi
konsumen mengenai kesehatan gigi dan mulut.
o Keberadaan mouthwash, permen mint/xylitol, ataupun strip
mouthwash untuk menghasilkan kesegaran nafas tidak merubah
kebiasaan konsumen untuk tetap menyikat gigi menggunakan
pasta gigi secara rutin.
Tidak adanya produk subtitusi yang setara dengan pasta gigi
menjadikan ancaman akan produk subtitusi menjadi rendah. Bagi
masyarakat Indonesia menyikat gigi secara rutin masih memberikan
kepercayaan diri jauh lebih tinggi dibandingkan hanya menggunakan
- Persaingan antar kompetitor
Persaingan antar kompetitor dibagi menjadi 2, yaitu direct dan
in-direct.
o Kompetitor Direct
Kompetitor direct merupakan produk pesaing yang berada
dalam kategori pasta gigi nafas segar. CloseUp
Gambar 4.2 : CloseUp7
Produk CloseUp yang diproduksi oleh PT. Unilever merupakan
market leader dalam kategori pasta gigi nafas segar dengan
memiliki sekitar 90% market share8. CloseUp memiliki 4
produk varian, yaitu: Menthol Chill, Spa Moisture, Peppermint
Splash dan Crystal Frost.
7 PT Unilever Indonesia, “Close Up”, Close Up Speak Up Website, http://www.closeupspeakup.com/, accessed 13th May 2010. 8 Adrianto and Steven Lim, Tesis GFP : Perumusan Strategi Marketing untuk Program Peremajaan Produk Pasta Gigi Formula XP (Jakarta, Indonesia: Binus MM, 2010), p.7.
SmileUp
Gambar 4.3 : SmileUp9
Produk SmileUp diproduksi oleh PT. Lion Wings memiliki 3
varian produk, yaitu Coolmint Mouthwash (green), Freshmint
Mouthwash (Red), dan Strongmint Mouthwash (Blue).
Pepsodent CenterFresh
Gambar 4.4 : Pepsodent CenterFresh10
Pepsodent CenterFresh merupakan varian terbaru dari produk
pasta gigi pepsodent. Diluncurkan oleh PT. Unilever pada
bulan November 2007.
9 PT Lion Wings, “Products – Oral Care”, Lion Wings Company Website,
http://www.lionwings.com/oralcare.htm, accessed 13th May 2010.
10
PT Unilever Indonesia, “Tanya Pepsodent ‐ Product”, Pepsodent Service Website,
o Kompetitor In-Direct Pepsodent
Gambar 4.5 : Logo Pepsodent11
Pepsodent merupakan produk dari perusahaan Unilever.
Pepsodent adalah merek terkemuka di sebagian besar negara
Asia dengan Indonesia dan India sebagai pasar terbesar. Pada
tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta
gigi yang diakui oleh FDI (Federasi Gigi Dunia), di samping
asosiasi dokter gigi di dalam negeri. Adapun beberapa jajaran
produk pasta gigi pepsodent, yaitu :
• Pepsodent Complete 12, Complete Care, Gigi Susu Strawberry – Orange, Herbal, Sensitive, Whitening, dan
White Sensodyne
Gambar 4.6 : Logo Sensodyne12
Produk pasta gigi khusus untuk konsumen yang memiliki gusi
dan gigi yang sensitif. Dengan harga premium dan fungsi yang
11 PT Unilever Indonesia, “Pepsodent”, Unilever Company Website,
http://www.unilever.co.id/ourbrands/personalcare/pepsodent.asp, accessed 13th May 2010.
12
Sensodyne, “Sensodyne Products”, Sensodyne Website,
spesifik, produk ini memiliki konsumen yang cukup loyal dan
banyak dikenal.
Gambar 4.7 : Sensodyne13 Colgate
Gambar 4.8 : Colgate14
Produk colgate merupakan produk pasta gigi yang diproduksi
oleh perusahaan internasional. Produk ini termasuk dalam
kategori premium, karena harga dan distribusinya yang hanya
ada di supermarket.
Persaingan antar kompetitor di dalam industri pasta gigi cukup
tinggi karena terdapat pesaing utama seperti PT. Unilever merupakan
perusahaan multinasional yang besar dan telah lama berada dalam
industri pasta gigi, sekaligus memiliki sistem distribusi yang sangat
kuat.
13 Sensodyne, “Sensodyne Products”, Sensodyne Website,
http://www.sensodyne.com.au/products.html, accessed 13th May 2010.
14
Karrie Jacobs, “The Toothpaste Aisle”, Metropolis Magazine Website,
4.3. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, & Threats)
4.3.1. Analisa Lingkungan Eksternal (Kesempatan dan Ancaman)4.3.1.1. Kesempatan (Opportunities)
o Peluang industri pasta gigi masih sangat besar di Indonesia.
o Pertumbuhan Modern Trade dari tahun ke tahun semakin pesat.
o Daya beli konsumen Indonesia meningkat.
o Dari Trial Pasta Gigi Formula, konsumen cenderung loyal terhadap
Pasta Gigi Formula.
o Sikat Gigi Formula adalah market leader.
4.3.1.2. Ancaman (Threats)
o Kompetitor Pasta Gigi Formula adalah perusahaan internasional yang
sangat kuat.
o Perdagangan bebas dalam waktu dekat ini (AFTA 2008).
4.3.2. Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
4.3.2.1. Kekuatan (Strengths)
o Berada di bawah umbrella brand yang kuat.
o Berada di bawah grup yang besar.
o Bahan baku produk lebih unggul daripada kompetitor.
4.3.2.2. Kelemahan (Weaknesses)
o Distribusi kurang merata.
o Sinergi Pasta Gigi Formula dan Sikat Gigi Formula masih kurang.
o Persepsi konsumen terhadap pasta gigi Formula sebagai produk murah
dan tidak ada perbedaan manfaat (diferensiasi) dibanding produk
kompetitor.
o Persepsi dari tim penjualan atau sales yang menganggap Pasta Gigi
Tabel 4.2 : SWOT Matrix Pasta Gigi Formula
External OPPORTUNITIES THREATS
a. Peluang industri pasta gigi masih sangat besar di Indonesia.
b. Pertumbuhan Modern Trade dari tahun ke tahun semakin pesat.
c. Daya beli konsumen Indonesia meningkat. d. Dari trial PGF konsumen cenderung loyal
terhadap PG Formula.
e. SG Formula adalah market leader.
a. Kompetitor PG Formula adalah global company yang sangat kuat.
b. Perdagangan bebas dalam waktu dekat ini (AFTA 2008)
c. Loyalitas konsumen terhadap merek pasta gigi tinggi.
Internal
STRENGTHS • Formula Oral Care dapat meningkatkan
volume penjualan, melalui peningkatan frekuensi penggunaan PG Formula.
• Meningkatkan ketersediaan produk di pasar.
• Meningkatkan komitmen manajemen dan direksi akan produk PG Formula.
• R & D produk PG Formula. • Diferensiasi terhadap produk PG
kompetitor. a. Berada di bawah umbrella brand yang kuat.
b. Berada di bawah grup yang besar.
c. Bahan baku produk lebih unggul dari pada musuh.
WEAKNESSES • Melakukan komunikasi pemasaran untuk
meningkatkan permintaan PG Formula. • PGF & SGF mengadakan event bersama • Edukasi kepada konsumen tentang kualitas
produk PG Formula (penyuluhan, event, iklan, dll).
• Program peremajaan produk Formula XP. • Launching produk secara bertahap (P. Jawa
-> P. Sumatera -> P. Sulawesi ->dst).
• Melakukan variasi aktivitas promosi.
a. Distribusi kurang merata.
b. Sinergi PGF&SGF masih kurang.
c. Persepsi konsumen terhadap PG Formula sebagai produk murah dan tidak adanya perbedaan manfaat dibanding produk musuh. d. Persepsi dari tim penjualan / sales yang
4.4. Demografi Responden
Demografi responden yang diperoleh Tim GFP berdasarkan dari jumlah
total 263 responden, yang terdiri dari 55 % dari keseluruhan responden berjenis
kelamin pria, dan 45 % responden berjenis kelamin wanita. Komposisi
responden dapat dilihat pada Grafik 4.2.
Grafik 4.2 : Jenis Kelamin Seluruh Responden
Grafik 4.3 : Usia Seluruh Responden
Proporsi usia seluruh responden dapat dilihat pada Grafik 4.3, dimana 53 %
responden berusia antara 24-30 tahun, 36 % responden berusia antara 19-23
tahun, 8 % berusia di bawah 19 tahun, dan 3 % responden berusia diatas 30
tahun. 55% 45%
Jenis Kelamin
Pria Wanita 8% 36% 53% 3%Usia
<19 19‐23 24‐30 >30Grafik 4.4 : Tingkat Pendidikan Formal Terakhir Seluruh Responden
Proporsi tingkat pendidikan terakhir dari seluruh responden seperti yang
terlihat pada Grafik 4.4, dimana 53 % responden lulusan S1, 34 % responden
lulusan SMU, 11 % responden lulusan S2, dan 2 % responden lulusan D3.
Grafik 4.5 : Pekerjaan dari seluruh responden
Data survei responden yang terkumpul, menunjukkan ragam pekerjaan
yang dimiliki oleh responden seperti yang ditunjukan pada Grafik 4.5, sebanyak
34% 2% 53% 11%
Pendidikan Formal
SMU D3 S1 S2 47% 0% 48% 0% 5%Pekerjaan
Pel/Mhs Ibu RT Karyawan PNS Wiraswasta48 % adalah karyawan swasta, 47 % adalah pelajar/mahasiswa, dan 5 % adalah
wiraswasta.
Grafik 4.6 : Pengeluaran Rata-rata per Bulan
Grafik 4.6 menunjukkan rata-rata pengeluaran responden per bulan, di
mana 56 % dari seluruh responden memiliki pengeluaran di bawah 2 juta rupiah
per bulan, 37 % dari seluruh responden memiliki pengeluaran antara 2 – 5 juta
rupiah per bulan, 4 % dari seluruh responden memiliki pengeluaran di atas 10
juta rupiah per bulan, dan 3 % memiliki pengeluaran antara 5 – 10 juta rupiah
per bulan.
Grafik 4.7 : Pengetahuan Responden tentang Pasta Gigi Nafas Segar
56% 37% 3% 4%
Pengeluaran / bln
<2 jt 2‐5 jt 5‐10jt >10jt 90% 10%1
Ya TidakDari hasil survei yang dilakukan oleh Tim GFP (Grafik 4.7), didapatkan
bahwa 90 % dari total keseluruhan responden pernah menggunakan pasta gigi
nafas segar, dan 10 % sisanya belum pernah menggunakan pasta gigi nafas
segar.
Grafik 4.8 : Pasta Gigi Nafas Segar yang Pernah Digunakan oleh Responden
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh tim GFP, Grafik 4.8,
diketahui 42 % dari total responden pernah menggunakan pasta gigi CloseUp,
40 % pernah menggunakan pasta gigi Pepsodent CenterFresh, 2% yang
menggunakan pasta gigi Formula XP, dan 1% pernah menggunakan pasta gigi
SmileUp, sedangkan 8 % menggunakan pasta gigi selain yang disebutkan di
atas, seperti Glister, Sensodyne, dan Colgate.
2% 42% 1% 40% 7% 8%
3
Formula XP Close Up Smile Up Pepso. CenterFresh Tidak Ada Lainnya4.5. Brand Equity
Berdasarkan data hasil survei yang diperoleh Tim GFP dan hasil
wawancara mengenai hasil FGD yang dilakukan oleh pihak perusahaan, maka
dapat diketahui ekuitas merek (brand equity) produk Formula XP.
4.5.1. Brand Awareness
Melalui survei yang dilakukan oleh Tim GFP dapat diketahui
seberapa banyak masyarakat telah mengetahui keberadaan Formula XP
selama ini, dan berapa banyak dari mereka yang mengetahui pernah
menggunakan produk Formula XP.
Melalui analisa tingkat brand awareness masyarakat terhadap
Formula XP, dapat ditentukan langkah – langkah strategis yang dapat
memperkuat merek Formula XP dari saat ini.
Grafik 4.9 : Top of Mind Pasta Gigi Nafas Segar
Melalui survei yang dilakukan oleh Tim GFP, 54% dari total
keseluruhan responden menjawab CloseUp sebagai pasta gigi yang paling
2% 54% 2% 42%
2
Formula XP Close Up Smile Up Pepso. CenterFreshdiingat, 42% menjawab Pepsodent CenterFresh, dan masing – masing 2%
untuk SmileUp dan Formula XP (Grafik 4.9).
Grafik 4.10 : Brand Awareness Formula XP
Data survei yang diperoleh Tim GFP, menunjukan bahwa sebanyak
36 % dari seluruh responden mengetahui produk Formula XP, dan 64 %
tidak mengetahui sama sekali tentang produk Formula XP (Grafik 4.10).
Grafik 4.11 : Sumber Pengetahuan Responden terhadap Formula XP
36% 64%
4
Ya Tidak 6% 6% 78% 10%5
Sampel Family Display PengalamanMelalui data survei yang terkumpul dapat diketahui bahwa 78 % dari
responden yang menjawab mengetahui produk Formula XP dari display
supermarket ataupun toko tempat mereka membeli pasta gigi, 10 % dari
responden yang mengetahui Formula XP dari pengalaman penggunaan, 6
% melalui program sampel yang pernah dilakukan, dan 6 % melalui
referensi keluarga (Grafik 4.11).
Grafik 4.12 : Responden yang Pernah Menggunakan PG Formula XP
Berdasarkan hasil survei, responden yang mengetahui produk
Formula XP, 37 % diantaranya menyatakan pernah menggunakan pasta
gigi Formula XP, sedangkan 63 % belum pernah menggunakan Formula
XP (Grafik 4.12). 37% 63%
6
Ya TidakGrafik 4.13 : Alasan Responden Menggunakan Formula XP
Keragaman alasan dari responden yang pernah menggunakan produk
Formula XP dapat dilihat pada Grafik 4.13. 31 % diantaranya karena
harga dari Formula XP, 14 % menjawab karena rasa yang dimiliki
Formula XP, 14 % menjawab karena kemasannya, 9 % karena kualitas
produk Formula XP, dan hanya 3 % yang menjawab karena khasiat dari
pasta gigi Formula XP. Sedangkan 29% lainnya menjawab bervariasi
antara trial dan ketersediaan produk di rumah.
4.5.2. Brand Loyalty
Melalui wawancara yang dilakukan oleh Tim GFP kepada pihak
perusahaan dinyatakan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
perusahaan, sekitar 70% konsumen yang menggunakan Formula XP
adalah loyal karena akan berusaha mencari produk Formula XP di tempat
lain apabila di tempat mereka biasa membeli pasta gigi tidak tersedia
produk Formula XP. 31% 9% 14% 3% 14% 29%
7
Harga Kualitas Rasa Khasiat Kemasan Lainnya4.6. Saran dan Komentar Responden
Melalui hasil survei yang disebarkan oleh Tim GFP dapat diketahui saran
dan komentar dari responden yang menggunakan pasta gigi nafas segar yang
dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan Formula XP. Seluruh saran
dan komentar dirangkum dalam bentuk grafik.
Grafik 4.14 : Faktor Responden dalam Memilih Pasta Gigi Nafas Segar
Melalui survei yang dilakukan Tim GFP, pada Grafik 4.14, diketahui
beberapa faktor bagi responden dalam memilih pasta gigi nafas segar adalah
kualitas (42% responden), khasiat (27 % responden), rasa (12 % responden),
dan merek (8 % responden).
2% 3% 8% 27% 42% 3% 12% 3%
8
Kemasan Harga Merek Khasiat Kualitas Referensi Rasa LainnyaGrafik 4.15 : Rasa Mint yang Diinginkan Responden
Pasta gigi nafas segar, umumnya menjadikan rasa mint sebagai rasa yang
dominan. Melalui hasil survei yang tergambar pada Grafik 4.15, rasa mint yang
diharapkan dari mayoritas responden adalah rasa mint yang memberikan sensasi
dingin (58 % responden) dan rasa mint yang terasa natural atau herbal (35 %
responden).
Grafik 4.16 : Kisaran Harga Pasta Gigi Nafas Segar yang Dapat Diterima Responden
58% 5% 35% 2%
9
Dingin Pedas Natural Manis 11% 29% 16% 23% 21%10
<5000 5‐7000 7‐9000 9‐10000 >10000Berdasarkan hasil survei yang tergambar pada Grafik 4.16, Tim GFP
memperoleh pendapat responden mengenai kisaran harga yang akan mereka
keluarkan untuk membeli pasta gigi nafas segar. 29 % responden berpendapat
pada kisaran harga Rp. 5.000 – Rp. 7.000, 23 % responden pada kisaran harga
Rp. 9.000 – Rp. 10.000, 21 % responden pada kisaran harga lebih besar dari
Rp. 10.000, dan 16 % pada kisaran harga Rp. 7.000 – Rp. 9.000.
Grafik 4.17 : Tempat Responden Membeli Pasta Gigi
Melalui data survei yang diperoleh Tim GFP, yang tergambar pada Grafik
4.17, mayoritas sebanyak 69 % dari responden biasanya membeli pasta gigi di
supermarket atau hypermarket dan 26 % responden membeli di minimarket.
4% 69% 0% 26% 1%
15
Warung Supermarket Toko/pasar trad Minimarket LainnyaGrafik 4.18 : Sumber Pengetahuan Responden Tentang Produk Pasta Gigi
Melalui hasil survei Tim GFP yang tergambar pada Grafik 4.18, dapat
diketahui iklan televisi masih menjadi media utama dan paling efektif dalam
mengiklankan produk pasta gigi, sebanyak 94% responden mengetahui produk
pasta gigi melalui iklan televisi, sisanya terbagi rata antara media cetak, radio,
internet, dan billboard.
Grafik 4.19 : Bentuk Promosi yang Disukai Responden
94% 1%3% 1% 1% 0%
12
TV Radio Media Cetak Internet Billboard Even 30% 4% 35% 29% 2%13
Sampel Gratis undian Hadiah Langsung Diskon LainnyaMelalui hasil survei yang dilakukan Tim GFP, yang tergambar pada
Grafik 4.19, dapat diketahui bentuk promosi yang disukai oleh responden,
secara mayoritas 35 % responden menyukai pemberian hadiah langsung, 30 %
responden menyukai pemberian sampel produk gratis, dan 29 % responden
menyukai pemberian diskon atau potongan harga.
Grafik 4.20 : Pemegang Keputusan Responden dalam Membeli Pasta Gigi
Melalui hasil survei Tim GFP yang tergambar pada Grafik 4.20, 76 %
responden telah dapat membuat keputusan sendiri dalam membeli pasta gigi,
sedangkan 21 % responden masih tergantung pada orang tua dalam membeli
pasta gigi. 76% 21% 2% 1%
11
Diri Sendiri Ortu Pasangan LainnyaGrafik 4.21 : Pesaing Utama Formula XP Menurut Responden
Melalui hasil survei yang diperoleh Tim GFP yang tergambar pada Grafik
4.21, dapat diketahui pesaing utama Formula XP menurut responden adalah
Pepsodent CenterFresh dengan 59 %, dan diikuti dengan CloseUp 38 %. Tidak
dapat dipungkiri kedua merek tersebut memiliki tingkat brand awareness yang
sangat tinggi karena mereka sangat aktif dalam kegiatan promosi dan
komunikasi kepada target konsumennya. Grafik 4.21 di atas memberikan
gambaran dari data mengenai pesaing Formula XP menurut seluruh responden.
38% 59% 2% 1%
14
CloseUp Pepso. CenterFresh SmileUp Lainnya4.7. STP (Segmenting, Targeting, and Positioning)
4.7.1. Segmentasi Pasar (Market Segmentation)Segmentasi produk Formula XP berdasarkan demografi adalah dewasa
muda ataupun yang baru mulai bekerja, berusia antara 15 tahun sampai 35
tahun, tingkat pendidikan SMU sampai karyawan profesional, dan
berdomisili di daerah urban dan sub – urban.
4.7.2. Target Pasar (Target Market)
Target konsumen dari produk Formula XP merupakan kaum dewasa
muda usia 15 tahun – 35 tahun, karyawan profesional yang aktif dalam
bekerja, bersosialisasi, memperhatikan penampilan, kebersihan gigi, dan
kesegaran nafas.
4.7.3. Positioning
“Pasta gigi nafas segar yang menggunakan perpaduan rasa buah segar dan rasa mint dingin (Twisty Taste) yang sensasional.”
4.8. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Pada bauran pemasaran, Tim GFP akan membahas 4 elemen dari Formula
XP, baik dari segi produk, harga, distribusi, dan promosi. Formula XP telah
mengalami perubahan pada kemasan produk pada bulan April 2010, sehingga
pada bauran pemasaran ini, Tim GFP membahas produk terbaru.
Gambar 4.9 : Formula XP lama
4.8.1. Strategi Produk (Product Strategy)
- Variasi produk
o Produk yang ditawarkan oleh pasta gigi Formula XP terdiri dari
2 varian, yaitu peachmint dan applemint.
o Namun, pihak perusahaan telah merubah nama kedua varian
tersebut menjadi sparklingmint (peachmint) dan doublemint
(applemint) karena merasa adanya persepsi dari konsumen
bahwa pasta gigi yang menggunakan rasa buah identik dengan
pasta gigi anak – anak.
- Kualitas
Pihak perusahaan berusaha untuk tetap menjaga kualitas pasta gigi
dengan memilih komposisi pasta gigi dari bahan dengan kualitas lebih
tinggi dibandingkan dengan kompetitor.
- Desain
o Bentuk huruf “XP” yang tertera pada kemasan terlalu kaku dan
konvensional sehingga tidak sesuai dengan target yang dituju
yaitu dewasa muda (young adults).
o Warna kemasan pada sisi muka masih didominasi dengan
warna biru yang merupakan identitas dari merek Formula.
o Menggunakan dua warna metalized background yang berbeda,
hijau muda untuk varian doublemint dan warna emas untuk
- Kemasan
o Pada awal peluncurannya, kemasan pasta gigi Formula XP
berbentuk kotak dengan bahan karton standar.
o Tabung pasta gigi dibungkus dengan tube berwarna putih untuk
melambangkan kesan higienis.
o Tutup pasta gigi menggunakan tutup Flip-Top, untuk
memudahkan konsumen dalan membuka dan menutup tube
pasta gigi.
o Kemasan dan tube pasta gigi mengalami perubahan sejak bulan
April 2010, di mana kotak kemasan Formula XP mulai
menggunakan bahan karton metalized, sehingga warnanya
terlihat mengkilat dan elegan, dengan harapan dapat menarik
perhatian konsumen.
- Fitur
o Twisty Gel yaitu perpaduan rasa buah-buahan dengan rasa
segar yang berbeda dari kompetitor.
o Microbeads yang bertujuan agar gigi lebih bersih.
o Multivitamin (vitamin A, Pro vitamin B, dan D) untuk
- Merek
Formula XP di bawah merek Formula. Formula telah dikenal lama
sebagai sikat gigi dan market leader pada pasar sikat gigi.
o Merek Formula XP masih mempertahankan logo Formula
sebagai Core Brand.
o Huruf “XP” yang ditampilkan merupakan akronim dari kata
experience, yang berarti pengalaman.
o Kata “twice” di bawah tulisan XP pada kemasan lama
bertujuan untuk memberikan kesan bahwa khasiat yang
diterima dua kali dibandingkan pasta gigi biasa atau pun yang
ditawarkan oleh kompetitor.
- Ukuran
Ukuran yang dijual 65 gr dan 160 gr.
- Layanan
o Website : www.formulaoralcare.com.
o Konsumen dapat bertanya, memberikan komentar, dan keluhan
melalui 0800-10-77777 (bebas pulsa).
4.8.2. Strategi Harga (Pricing Strategy)
Penentuan harga untuk produk Formula XP berkisar pada harga Rp.
7.090,-. Harga ini masih di bawah dari harga CloseUp dan harga
Tabel 4.2 : Tabel Perbandingan Harga Pasta Gigi (4 Mei 2010)
Produk Ukuran (gr) Harga (rp) Harga / gram PricingIndex
Formula XP 160 7.090 44 1,00 Pepso. Centerfresh 160 9.475 59 1,34 closeup crystal 160 11.100 69 1,57 closeup milk 160 9.600 60 1,35 closeup green 160 9.000 56 1,27 closeup p'mint (new) 160 9.450 59 1,33 smileup sparkling 105 4.190 40 0,90 smileup crystal 105 5.340 51 1,15
Pada Tabel 4.2, harga yang diterapkan oleh Formula XP berada di
bawah kompetitor seperti Pepsodent CenterFresh (34%) dan CloseUp (27
s/d 57%). Sedangkan dengan produk SmileUp, ada varian produk yang
harganya di atas Formula XP (15%) dan produk yang lainnya di bawah
Formula XP (-10%).
4.8.3. Strategi Distribusi (Place Strategy)
OrangTua Grup yang merupakan holding company dari produk pasta
gigi Formula XP menunjuk PT. Arta Boga Cemerlang sebagai distributor
tunggal di Indonesia. Penetrasi seluruh produk OrangTua termasuk pasta
gigi Formula XP ke pasar tradisional dan modern dilakukan sepenuhnya
oleh Arta Boga Cemerlang, namun yang menjadi kendala adalah demand
(permintaan) akan produk pasta gigi Formula XP sangat kecil, sehingga
penyebaran distribusi Formula XP terutama di pasar tradisional masih
- Channel
Jalur distribusi Formula XP ini menggunakan Arta Boga
Cemerlang Distribution sebagai jalur distribusi utama dari
produk-produk OrangTua Grup.
- Coverage
Jajaran distribusi dari Arta Boga Cemerlang distribution ini dapat
menjangkau seluruh pasar tradisional dan modern di wilayah
Indonesia.
- Assortments
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, golongan jalur
distribusi Arta Boga Cemerlang dibagi menjadi dua, yaitu pasar
tradisional dan pasar modern. Pasta Gigi Formula XP pada saat ini
mayoritas dijual di pasar modern karena minimnya permintaan di
pasar tradisional.
- Lokasi
Pasta gigi ini dijual pada pasar modern, dimana banyak golongan
masyarakat urban dan sub-urban yang pada umumnya telah mengerti
dan membutuhkan untuk selalu menjaga penampilan termasuk gigi
dan kesegaran nafas.
Berdasarkan hasil obersevasi, Tim GFP juga menemukan hal yang
sama, store presence produk Formula XP masih cukup rendah. Tim
Carrefour dan supermarket tertentu. Bahkan untuk supermarket
sekelas Hero pun tidak menyediakan produk tersebut.
4.8.4. Strategi Promosi (Promotion Strategy)
- Sales promotion
Berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, Formula XP
pernah mengadakan sampling produk ke masyarakat. Sales promotion
yang pernah dilakukan juga memberikan tambahan volume isi pasta
gigi (25 gram) untuk pembelian pasta gigi ukuran 40 gram.
- Iklan
Pihak perusahaan mengakui bahwa untuk iklan produk Formula
XP belum pernah dilakukan sejak peluncuran produk tersebut di tahun
2002. Hal tersebut dikarenakan pihak perusahaan lebih fokus untuk
memajukan produk Formula Aksi Putih menjadi backbone product