• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRAK PERKULIAHAN. : Pendidikan Lintas Budaya. : Samsi Pomalingo, S.Ag. MA. Tempat Pertemuan : Ruang Kuliah Jurusan PGSD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRAK PERKULIAHAN. : Pendidikan Lintas Budaya. : Samsi Pomalingo, S.Ag. MA. Tempat Pertemuan : Ruang Kuliah Jurusan PGSD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah : Pendidikan Lintas Budaya Kode Mata Kuliah/SKS : .../2 SKS

Pengajar : Samsi Pomalingo, S.Ag. MA

Semester : V (Satu)

Tempat Pertemuan : Ruang Kuliah Jurusan PGSD 1. Tujuan dan Manfaat Mata Kuliah

Pendidikan Lintas Budaya bertujuan untuk memberi bekal konsep dasar dan keilmuan dalam pemahaman budaya yang dapat menunjang dan membentuk pribadi yang mencerminkan wawasan multi budaya dengan dasar pengetahuan konsep Hakikat Kebudayaan dan Pendidikan Lintas Budaya, Teori dan Pendekatan Pendidikan Lintas Budaya, Karakteristik Pendidikan Lintas Budaya, Probelem Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia, Pengembangan Pendidikan Lintas Budaya, Peran Sekolah Dasar sebagai Lembaga Pengembangan Pendidikan Lintas Budaya, dan Pembelajaran Berbasi Budaya.

2. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas makna dan unsur budaya, memahami dasar, rasional, dan tujuan Pendidikan Lintas Budaya, memiliki wawasan multi budaya lokal, nasional dan universal, membandingkan Pendidikan Lintas Budaya di beberapa negara, memahami pengembangan Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia, memahami problem Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia, teori-teori Pendidikan Lintas Budaya, peranan Sekolah Dasar sebagai lembaga pengembangan budaya serta dapat merancang model pembelajaran berbasis budaya..

3. Standar Kompetensi

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan wawasan lintas budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Kompetensi Dasar

Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:

(2)

2

b. Memahami Teori dan Pendekatan Pendidikan Lintas Budaya c. Memahami Karakteristik Pendidikan Lintas Budaya

d. Menjelaskan Probelem Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia e. Menjelaskan Pengembangan Pendidikan Lintas Budaya

f. Menjelaskan Peran Sekolah Dasar sebagai Lembaga Pengembangan Pendidikan Lintas Budaya.

g. Menjelaskan Pembelajaran Berbasi Budaya

5. Organisasi Materi

6. Strategi Pembelajaran

Untuk tercapainya kompetensi dasar secara optimal, strategi yang ditempuh adalah dengan meggunakan ceramah, tanya jawab, diskusi, tugas dan mini riset. Ceramah, tanya jawab, diskusi digunakan terutama dalam mengkaji/membahas secara konseptual tentang materi yang dibahas untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam hal menerapkan teori yang digunakan, dan tugas untuk Mahasiswa diharapkan mampu mendeskripsikan hakikat pendidikan lintas budaya yang diaplikasikan dalam

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pembelajaran Berbasi Budaya

Peran Sekolah Dasar sebagai Lembaga Pengembangan PBL

Pengembangan Pendidikan Lintas Budaya

Probelem Pendidikan Lintas Budaya di Indonesi

Karakteristik Pendidikan Lintas Budaya

Teori dan Pendekatan Pendidikan Lintas Budaya

Hakikat Kebudayaan dan Pendidikan Lintas Budaya

(3)

3

menambah wawasan tentang hakikat pendidikan lintas budaya. Mini riset digunakan terutama untuk meneliti hasil karya, perilaku dan ide-ide kebudayaan masyarakat. 7. Materi Bacaan Perkuliahan

1. Axtell, R. E. 1995. Do's and taboos around the world. New York: John Wiley and Sons, Inc.

2. Banks, James A.; Cherry A. McGee Banks (editors). 2001/2004. Handbook of Research on Multicultural Education (Second Edition). San-Francisco: Jossey-Bass. 3. Banks, J.A. 1993. Multicultural Education: Issues and Perspectives. Needham

Heights, Massachusetts : Allyn and Bacon

4. Cremers & Santo. 1997. Mitos, Dukun, dan Sihir, Yogyakarta: Kanisius. 5. Gorski. 2001. http://www.aaanet.org/cae/aeq/br/gorski.htm

6. Koentaraningrat. 2000. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

7. Matsumoto, D. 1996. Culture and Psychology. New York: Brooks/Cole Publishing, Co.

8. Segall, M.H., Dasen, P.R., Berry, J.W., & Poortinga, Y.H., 1990. Human Behavior in Global Perspective. New York : Pergamon Press.

9. Sleeter, C., & Grant, C. 1993. Making choices for multicultural education: Five approaches to race, class, and gender (2nd ed.). New York: Macmillan.

10. Smith, Anthony D. 1987. The Ethnic Origins of Nations. Oxford: Blackwell

11. Swiniarski, L., Breitborde, M., & Murphy, J. 1999. Educating the global village: Including the young child in the world. Upper Saddle River, NJ: Merrill/Prentice Hall.

12. Tilaar, H.A.R. 2004. Multikulturalisme : Tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 13. Bennett, C. I. 1995. Comprehensive multicultural education: Theory and practice.

Boston: Allyn and Bacon.

14. Nieto, S. 2000. Affirming diversity: The sociopolitical context of multicultural education. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

15. Grant, C.A. dan Sleeter, C.E. 1977. After the School Bell Rings. Philadelphia: The Falmer Press.

16. Swiniarski, L., Breitborde, M., & Murphy, J. 1999. Educating the global village: Including the young child in the world. Upper Saddle River, NJ: Merrill/Prentice Hall.

17. Banks, J.A. 1993. Multicultural Education: Issues and Perspectives. Needham Heights, Massachusetts : Allyn and Bacon

18. Budiasa, I Made, dkk. 1997. Konsep Budaya Bali dalam Geguritan Sucita

Subudhi.

19. Chisholm, I. M. 1995-1996. Computer use in a multicultural classroom. Journal

of Research on Computing in Education, 28(2), 162-174.

20. Flores-Ortiz, E. 1998. Voices from the couch: The co-creation of a Chicana psychology. In C. Trujillo (Ed.). Living Chicana Theory (pp. 102-122). Berkeley: Third Woman Press. Jakarta; Depdikbud.

21. Neville, H. A., & Cha-Jua, S. K. (1998). Kufundisha: Toward a pedagogy for Black studies. Journal of Black Studies, 28(4), 447-470.

22. Nieto, S. 2000. Affirming diversity: The sociopolitical context of multicultural

(4)

4

23. Schiele, J. H. 1994. Afrocentricity: Implications for higher education. Journal of

Black Studies, 25(2), 150-169.

24. Woodward, 1999. Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan. LkiS. Yogayakarta.

1. Tugas-Tugas

a. Mahasiswa wajib mengikuti kuliah minimal 80% dari seluruh frekuensi perkuliahan tatap muka, sebagai syarat untuk menempuh ujian akhir semester. b. Untuk setiap pokok bahasan dalam kegiatan tatap muka, mahasiswa diwajibkan

melakukan diskusi, mengerjakan tugas kelompok atau tugas individu yang diberikan pada akhir kegiatan tatap muka untuk dinilai. Hasil diskusi atau tugas tertentu dipresentasekan dalam diskusi kelas.

c. Tugas kelompok; menyusun makalah untuk di diskusikan.

d. Tugas individual; mengidentifikasi budaya lokal, nasional dan universal. e. Mini riset: melakukan penelitian mini

f. Ujian

Ujian tengah semester dan ujian akhir; dilaksanakan pada pertemuan ke VIII (delapan) secara tertulis.

2. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian menggunakan format berikut:

Nilai Point Range

A 4 > 80 B 3 70-79 C 2 60-69 D 1 50-59 E 0 <49

Pembobotan atas tugas sebagai berikut: Paper kecil Paper

Utama UTS UAS Kehadiran Portofolio

(5)

5 Asesmen alternatif untuk penilain berbasis riset Materi : Benda-benda Budaya

Rubrik Penilaian Terbobot

No .

Aspek yang dinilai

Kategori

Ada Tidak Ada 1. Melakukan pengamatan

2. Kerjasama antar mahasiswa dalam kelompok 3. Betanya kepada dosen

4. Memberi tanda cek hasil pengamatan 5. Tanya jawab atau diskusi (antar mahasiswa) 6. Membuat laporan hasil pengamatan

7. Menilai laporan (antar mahasiswa) 8. Melakukan refleksi

Jumlah

Prosentase (%) %

Rubrik Penilaian Skala Rentang

No .

Aspek yang dinilai

Nilai

1 2 3 4

1. Melakukan pengamatan

2. Kerjasama antar mahasiswa dalam kelompok 3. Betanya kepada dosen

4. Memberi tanda cek hasil pengamatan 5. Tanya jawab atau diskusi (antar mahasiswa) 6. Membuat laporan hasil pengamatan

7. Menilai laporan (antar mahasiswa) 8. Melakukan refleksi

Keterangan:

Nilai 4: Sangat Baik Nilai 3: Baik

Nilai 2 : Kurang Baik Nilai 1: Tidak Baik

(6)

6 3. Jadwal Perkuliahan

Pertemuan Ke

Topik Bahasan Bacaan

1 – 2 Menyampaikan kontrak perkuliahan; 1. Menjelaskan hakekat Kebudayaan: 2. Menjelaskan pengertian kebudayaan

3. Menjelaskan perbedaan antara non budaya dan budaya. 4. Menyebutkan unsur-unsur budaya

5. Mengidentifikasi tiga wujud kebudayaan 6. Mengidentifikasi pranata kebudayaan

1,9,10,11,15

3 Menjelaskan pengertian, fungsi, ide dasar, dan tujuan Pendidikan Multikultural:

1. Menjelaskan pengertian PBL. 2. Menjelaskan fungsi PBL 3. Memerinci ide dasar PBL 4. Menjelaskan tujuan PBL

2,3,6,13,14

4 – 5 Menjelaskan berbagai teori Pendidikan Lintas Budaya. a. Horace Kallen b. James A. Banks c Bill Martin d. Martin J. B. Matustik e. Judith M. Green 2,3,23

6 – 7 Menyimpul-kan karakteristik Pendidikan Lintas Budaya di beberapa negara. 1. Mengidentifikasi karakteristik PBL: a. Amerika, b. Inggris. c. Kanada. d. Australia.

e. Beberapa negara di Asia-Afrika (Jepang, Korea, Saudi Arabia)

2. Membuat perbandingan PMK di berbagai negara.

6

8 Ujian Tengah Semester

9 Menguraikan pengembangan Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia.

1. Menyebutkan tujuan PBLdi Indonesia.

2. Menjelaskan asas-asas Pendidikan Multi Kultural. 3. Mengidentifikasi budaya lokal, nasional dan universal. 4. Memberi contoh berbagai hasil karya budaya lokal,

nasional dan universal.

5. Memberi contoh berbagai perilaku budaya lokal, nasional

dan universal.

(7)

7 Pertemuan

Ke

Topik Bahasan Bacaan

10-11 Menyimpulkan karakteristik Indonesia sebagai masyarakat multikultural :

1. Mengidentifikasi makna Indonesia sebagai masyarakat muti kultural.

2. Mengidentifikasi konsep budaya - Cina/Tionghoa.

- Jawa.

- Daerah lain (Bali dll,)..

3. Menunjukkan sikap toleransi terhadap budaya daerah lain.

4. Menunjukkan sikap hidup berdampingan secara damai. 5. Menunjukkan sikap moral kebangsaan yang tinggi 6. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandug dalam

berbagai wujud budaya daerah.

5,7,8,10,12, 17, 18,2

12-13 Mengevaluasi problem PBL di Indonesia. 1. Menjelaskan pengertian etnosentrisme. 2. Menjelaskan pengertian stereotype

3. Menjelaskan pengertian prasangka (prejudice) 4. Menjelaskan pengertian teori ’kambing hitam’ (scape

goating)

5. Memberi contoh berbagai kejadian di Indonesia yang berlatar belakang stereotype,

6. prasangka, scape goating.

7. Menganalisis berbagai kejadian di tanah air yang berlatar belakang multikultur.

5,19

14 Menguraikan peranan sekolah sebagai lembaga pengembangan PBLdan Merancang pembelajaran berbasis budaya

4, 6

15 1. Menerapkan Pembelajaran Berbasis Budaya. 2. Melaksanakan pembelajaran melalui permainan

tradisional

3. Melaksanakan pembelajaran melalui permainan cerita rakyat.

4. Melaksanakan pembelajaran melalui alat-alat tradisional.

4

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menguji secara empirik Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri pada Gelandangan dan Pengemis

Peserta didik melakukan diskusi untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan ukuran penyebaran data jangkauan, kuartil, desil, persentil, simpangan rata-rata, variansi/ragam

Lingkungan Internal (Internal Environment) – Lingkungan internal sangat menentukan warna dari sebuah organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko dari setiap

Hasil belajar pengetahuan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) pada siswa kelas x SMK Karya Rini berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa 22 siswa

Bola Basket yang banyak dimainkan oleh setiap orang memiliki karakteristik khas dan sangat unik, yaitu berbentuk bulat, berwarna dasar oranye dan bergaris hitam

Lexy Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,..

Skripsi dengan judul &#34;Peran Guru PAI Sebagai Motivator dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa di SMAN 1 Tulungagung Tahun Ajaran. 201612017&#34; yang ditulis

“ Bagaimanakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN I kecamatan sukasari.