• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. periode tahun dapat diselesaikan sesuai dengan petunjuk dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. periode tahun dapat diselesaikan sesuai dengan petunjuk dan"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat Tahun 2015 - 2019 Halaman ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia yang telah diberikan sehingga Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Sungailiat periode tahun 2015 – 2019 dapat diselesaikan sesuai dengan petunjuk dan format yang telah ditentukan .

Renstra ini memaparkan Tujuan yang disinkronisasikan dengan Indikator Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran dengan Target yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2015 s/d Tahun 2019. Renstra ini juga disusun sesuai dengan Hasil Rekomendasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dalam pelaksanaan Hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Mahkamah Agung RI Tahun 2013 dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yang dikenal dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian/Lembaga (RPJM) yaitu dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang yaitu dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan matriks pendanaannya disesuaikan dengan alokasi anggaran yang diterima Mahkamah Agung.

Dengan tersusunnya Renstra ini, diharapkan adanya peningkatan transparansi dan akuntabilitas kinerja pada Pengadilan Agama Sungailiat dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, serta tersediannya dokumen Rencana Strategis Pengadilan Agama Sungailiat Tahun 2010-2014 yang lebih akuntabel.

(3)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat Tahun 2015 - 2019 Halaman iii Renstra ini telah diupayakan penyusunannya secara optimal, namun kami menyadari apabila masih ada kekurangannya, maka tidak tertutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan disesuaikan dengan kebutuhan mendesak/ prioritas dan kebijakan pimpinan Pengadilan Agama Sungailiat.

Semoga Renstra ini benar-benar bermanfaat dalam mendukung visi Pengadilan Agama Sungailiat yaitu terwujudnya “ Peradilan Agama Sungailiat

yang Agung ”.

Sungailiat, Januari 2014 Ketua Pengadilan Agama,

Drs. H. SANUSI, M.Sy.

(4)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat Tahun 2015 - 2019 Halaman iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Kondisi Umum ... 1.2. Potensi dan Permasalahan ...

1 2

BAB II VISI, MISI dan TUJUAN ... 18 2.1. Visi ... 2.2. Misi ... 2.3. Tujuan ... 2.4. Sasaran Strategis ... 18 18 19 12

BAB III Arah Kebijakan dan Strategi ... 23 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ... 3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Agama Sungailiat ...

23

37

BAB IV PENUTUP ... 40

(5)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

Mahkamah Agung RI merupakan Badan Peradilan tertinggi di Indonesia dan sebagai salah satu pelaku Kekuasaan Kehakiman yang dituntut untuk menegakkan hukum dan keadilan yang merdeka dan bebas dari

campur tangan pemerintah, melalui upaya-upaya pembinaan,

penyempurnaan dan pengendalian organisasinya secara terencana, sistematis, bertahap, komprehensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur peradilan.

Pengadilan Agama Sungailiat, sebagai Badan Peradilan di bawah Mahkamah Agung RI diwajibkan untuk turut serta dalam rangka mencapai tujuan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya dalam rangka menuju Pengadilan yang Ideal yang dibangun melalui tujuh area/bidang dan diukur melalui tiga tahap, yaitu : Pendekatan, Pelaksanaan dan Hasil. Ketujuh area/bidang tersebut antara lain :

(1) Manajemen dan Kepemimpinan Badan Peradilan; (2) Kebijakan Peradilan;

(3) Sumber Daya Manusia, Material dan Keuangan; (4) Proses Peradilan/Pengadilan;

(6)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 2 (6) Keterjangkauan Pelayanan Badan Peradilan; dan

(7) Keterpecayaan Publik.

Dari analisa data yang berhasil dikumpukan melalui kuesioner dan masukan dari Ketua dan Penitera/Sekretaris Pengadilan Tinggi seluruh Indonesia terhadap tujuh area Pengadilan Ideal tersebut diatas dapat dinilai bahwa Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan di bawahnya dinilai paling baik pada tahap pelaksanaan/penerapan atas kebijakan yang diciptakan. Pendekatan/Perencanaan dan hasil dinilai masih kurang baik.

Dari hasil penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa situasi yang reaktif dengan orientasi pekerjaan selesai tetapi belum berorientasi pada kualitas. Dan dari tahap hasil masih cukup jauh dari kondisi ideal. Oleh sebab itu telah menjadi tanggung jawab bersama seluruh aparatur peradilan untuk terus meningkatkan kualitas kinerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

A. Kekuatan yang dimiliki

Kekuatan Pengadilan Agama Sungailiat yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan tupoksi, diantaranya :

1. Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Sungailiat yang cukup luas, yang mencakup wilayah Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan;

(7)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 3 2. Pengadilan Agama Sungailiat telah memiliki gedung yang cukup representatif sesuai dengan prototype yang telah ditetapkan oleh

Mahkamah Agung sehingga memberikan kenyamanan bagi

masyarakat pencari keadilan yang akan berurusan ke Pengadilan Agama Sungailiat serta memberikan kenyaman kepada seluruh Pegawai dalam pelaksanaan tugas kedinasan;

3. Seiring dengan perkembangan Tekhnologi Informasi, hampir seluruh kegiatan pelaksanaan tupoksi telah menggunakan sistem aplikasi, diantaranya : bidang keperkaraan (SIADPA Plus), bidang keuangan (RKAK-L Online dan SAI), bidang kepegawaian (SIMPEG dan SIKEP Online) serta bagian umum (SIMAK-BMN, Persediaan dan Kearsipan Surat);

4. Pengadilan Agama Sungailiat juga telah memiliki website yang menampilkan menu-menu transparansi yang dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat pencari keadilan, institusi pendidikan serta instansi lain yang memerlukan informasi seputar Pengadilan; 5. Sejak penyatuatapan oleh Mahkamah Agung RI, secara global

Pengadilan Agama Sungailiat mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar sehingga mampu menunjang dan mendukung pelaksanaan tupoksi;

6. Pimpinan Agama Sungailiat selalu menjalin kerja sama dan memelihara hubungan baik dengan Pemerintah Daerah setempat serta Pemerintah Daerah Kabupaten lain yang wilayahnya menjadi yurisdiksi Pengadilan Agama Sungailiat.

(8)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 4 B. Kelemahan

Dalam kenyataannya, pelaksanaan tupoksi di Pengadilan Agama juga terjadi hambatan-hanbatan serta permasalahan-permasalahan yang bersumber dari kelemahan yang terjadi. Kelemahan tersebut dikelompokkan berdasarkan area pengadilan ideal, yaitu antara lain :

1. Manajemen dan Kepemimpinan

Visi dan Misi Pengadilan Agama Sungailiat belum tersosialisasi sepenuhnya kepada seluruh Pegawai, sehingga masih ada Pegawai yang belum mengetahui Visi dan Misi Pengadilan Agama Sungailiat.

2. Kebijakan Pengadilan

a. Kebijakan-Kebijakan terbaru yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung tidak tersosialisasi dengan baik kepada Pengadilan Tingkat Bawah, sehingga kebijakan-kebijakan terbaru tersebut tidak/lambat diketahui oleh Pengadilan Tingkat Bawah;

b. Adanya penafsiran ganda terhadap hukum/peraturan perundang-undangan yang mengikat secara kelembagaan.

3. Sumber Daya

a. Jumlah pegawai yang ada pada Pengadilan Agama Sungailiat saat ini belum sesuai dengan standar untuk Pengadilan Kelas IB, sehingga masih ada pegawai yang memiliki rangkap jabatan. Diantaranya masih ada Pejabat Struktural yang diperbantukan sebagai Juru Sita Pengganti, selain itu karena tidak adanya

(9)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 5 Panitera Pengganti murni maka tugas tersebut dirangkap oleh Pejabat Kepaniteraan;

b. Jabatan fungsional Hakim dan Panitera Pengganti belum terpenuhi secara ideal, sehingga terkendala dalam penentuan pelaksanaan sidang keliling dikarenakan minimnya personil Hakim dan Panitera Pengganti tersebut;

c. Alokasi anggaran yang diterima oleh Pengadilan Agama Sungailiat, khusus untuk belanja pengadaan dan perawatan masih berada dibawah Standar Biaya Umum (SBU) yang diterbitkan oleh Kementrian Keuangan, sehingga kegiatan pengadaan dan perawatan sarana dan prasarana menjadi kurang maksimal. Selain itu tidak adanya tambahan alokasi anggaran untuk penambahan tenaga honorer yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan tupoksi;

d. Gedung yang dimiliki oleh Pengadilan Agama Sungailiat saat ini walaupun sudah sesuai dengan prototype yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung RI, akan tetapi dinilai masih kurang khusus untuk ruang tunggu dan pelayanan pihak berperkara. Untuk itu diperlukan penambahan/perluasan untuk ruang tunggu dan pelayanan guna memberikan kenyamanan yang maksimal bagi masyarakat pencari keadilan;

e. Penempatan pegawai baru hasil rekruitmen dinilai belum merata, dikarenakan dalam beberapa tahun terakhir pelaksanaan rekruitmen pegawai, banyak Pengadilan si seluruh Indonesia yang

(10)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 6 tidak mendapat tambahan pegawai baru termasuk Pengadilan Agama Sungailiat sedangkan Pegawai yang baru melaksanakan tugas di Pengadilan Agama Sungailiat sudah banyak yang mengajukan pindah bahkan mengajukan permohonan tertulis kepada Ketua Pengadilan Agama Sungailiat.

4. Proses Peradilan/Pengadilan (Manajemen Perkara)

a. Belum adanya format yang baku mengenai Berita Acara Sidang dan Putusan, sehingga masih terdapat penafsiran ganda mengenai Berita Acara Sidang dan Putusan yang diterbitkan oleh Hakim dan Panitera serta mempengaruhi kualitas Berita Acara Sidang dan Putusan tersebut;

b. Pelaksanaan proses perkara yang salah satu pihak berada diluar yurisdiksi Pengadilan Agama Sungailiat sering terhambat dikarenakan Relaas Panggilan terlambat dikirimkan kembali ke Pengadilan Agama Sungailiat sehingga proses persidangan harus ditunda, begitu juga untuk keterlambatan pengiriman Pemberitahuan Putusan yang mengakibatkan tertundanya penerbitan Akta Cerai walaupun perkara tersebut seharusnya sudah inkracht.

5. Kepuasan Pengguna Pengadilan

Melalui produk Ditjen Badilag berupa meja informasi dan one stop

service yang sudah diterapkan di Pengadilan Agama Sungailiat dinilai

(11)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 7 pencari keadilan dalam rangka meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Pengadilan Agama Sungailiat.

6. Keterjangkauan Pengadilan

a. Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Sungailiat yang cukup luas menyebabkan radius yang besar pula sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat pencari keadilan menjadi besar juga termasuk waktu yang diperlukan untuk berproses di Pengadilan Agama Sungailiat;

b. Belum adanya kerjasama dengan Bank yang ditunjuk sebagai tempat penyetoran biaya perkara yang menugaskan personilnya

stand by di Pengadilan Agama Sungailiat untuk menerima setoran

biaya perkara;

7. Kepercayaan Publik

Pengawasan yang dilaksanakan belum maksimal baik dari sisi Hakim Pengawas maupun bagian yang diawasi dimana instrumen pengawasan yang digunakan oleh Hakim Pengawas belum diperbaharui dan belum disesuaikan dengan kondisi terkini, begitu juga hasil pengawasan belum sepenuhnya dilaksanakan sehingga temuan hasil pengawasan kadang-kadang sama pada setiap pengawasan;

(12)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 8 C. Peluang yang Dimiliki

Peluang yang dimiliki oleh Pengadilan Agama Sungailiat yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan dan perubahan yang dikelompokkan berdasarkan area Pengadilan yang Ideal, antara lain :

1. Area Manajemen dan Kepemimpinan

Menyelaraskan visi dan misi Pengadilan Agama Sungailiat dengan visi dan misi Mahkamah Agung RI agar pelaksanaan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2. Area Perencanaan dan Kebijakan Pengadilan (Internal)

Dalam menentukan kebijakan harus melibatkan seluruh pegawai agar kebijakan yang ditentukan dapat diterima dan dilaksanakan secara maksimal oleh seluruh pegawai.

3. Area Manajemen Sumber Daya (Manusia, Material dan Keuangan) a. Peningkatan pendapatan seluruh aparatur pengadilan melalui

peningkatan tunjangan Hakim dan pemberian remunerasi bagi Pegawai menambah motivasi bagi seluruh aparatur pengadilan dalam peningkatan kinerja;

b. Latar belakang pendidikan Pegawai yang semakin tinggi, dimana 80 % Pegawai Pengadilan Agama Sungailiat telah berijazah sarjana dan sisanya berpendidikan SMA serta penempatan tugas Pegawai sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keahlian yang dimiliki;

(13)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 9 c. Pembagian tugas para Pegawai telah semakin jelas, terarah dan

terperinci melalui Job Description;

d. Banyaknya Pendidikan dan Pelatihan yang telah diberikan kepada Pegawai baik oleh Mahkamah Agung RI, Ditjen Badilag, PTA Kepulauan Bangka Belitung maupun instansi-instansi lain yang berhubungan dengan pelaksanaan tupoksi peradilan;

e. Sarana dan prasarana yang cukup memadai namun perlu dilengkapi dan disempurnakan.

4. Area Proses Peradilan

a. Adanya kemauan dan komitmen dari seluruh Aparatur Peradilan, termasuk Pengadilan Agama Sungailiat untuk melakukan perubahan dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan;

b. Keterbukaan informasi dengan memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan tekhnologi informasi yang bisa membantu seluruh Pegawai Agama Sungailiat mendapatkan informasi-informasi terbaru seputar pelaksanaan tupoksi peradilan serta informasi-informasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas;

c. Alokasi anggaran yang semakin bertambah setiap tahunnya sehingga mampu menunjang dan mendukung pelaksanaan tupoksi;

d. Pertemuan-pertemuan secara intens antara pimpinan, hakim serta pejabat struktural dan fungsional dalam rangka membahas

(14)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 10 kemajuan dan peningkatan kinerja pegawai Pengadilan Agama Sungailiat serta kesatuan pemahaman terhadap suatu pemasalahan;

5. Area Kepuasan Pengguna Jasa Pengadilan

a. Dukungan Pemerintah Daerah terhadap pelaksanaan proses Peradilan di Pengadilan Agama Sungailiat;

b. Penyampaian informasi-informasi seputar Peradilan melalui media informasi berupa website dan touch screen maupun spanduk, baliho, tulisan-tulisan bergambar dan papan visual yang berisikan informasi seputar proses berperkara di Pengadilan Agama Sungailiat;

c. Transparansi yang disampaikan melalui website Pengadilan Agama Sungailiat yang dapat diakses/dinikmati oleh masyarakat luas.

6. Area Pengadilan yang Terjangkau

a. Program perkara prodeo bagi masyarakat yang kurang mampu serta program sidang keliling bagi masyarakat yang berdomisili jauh dari Pengadilan Agama Sungailiat sangat membantu masyarakat pencari keadilan yang ingin berperkara di Pengadilan Agama Sungailiat;

b. Pelayanan pihak berperkara melalui meja informasi dan program

(15)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 11 kemudahan bagi masyarakat pencari keadilan dalam berperkara di Pengadilan Agama Sungailiat;

c. Prinsip penyelenggaraan Pengadilan, yaitu : sederhana, cepat, dan biaya ringan yang selalu dikedepankan dalam proses berperkara di Pengadilan Agama Sungailiat.

7. Area Kepercayaan Masyarakat

a. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam bentuk penyuluhan hukum kepada masyarakat meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat terhadap hukum serta penyelesaian masalah secara hukum;

b. Kemudahan yang diberikan dalam proses berperkara di Pengadilan Agama Sungailiat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa Pengadilan Agama Sungailiat merupakan tempat yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan;

c. Transparansi yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Sungailiat memudahkan masyarakat untuk mengetahui informasi-informasi yang terkait dengan masalah Pengadilan.

D. Tantangan yang Dihadapi

Tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaran proses berperkara pada Pengadilan Agama Sungailiat dikelompokkan berdasarkan area Pengadilan Ideal, antara lain :

(16)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 12 1. Area Manajemen dan Kepemimpinan

a. Pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi Pimpinan Pengadilan Agama Sungailiat bagaimana mengajak seluruh jajarannya untuk saling bekerja sama dan mendukung dalam rangka pencapaian visi dan misi tersebut;

b. Pimpinan Pengadilan Agama Sungailiat harus tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan tupoksi oleh bawahannya serta mampu memberikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dan harus selalu mendukung pelaksanan tupoksi yang dilakukan oleh bawahannya;

c. Pimpinan Agama Sungailiat harus menjadi motor penggerak dan pengayom bagi bawahannya;

d. Setiap informasi yang didapatkan dari Mahkamah Agung RI, Ditjen Badilag dan PTA Kepulauan Bangka Belitung serta hasil konsultasi dengan pimpinan di PTA Kepulauan Bangka Belitung harus disosialisasikan kepada seluruh Pegawai Pengadilan Agama Sungailiat;

e. Pimpinan Pengadilan Agama Sungailiat harus dapat melihat dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing bawahannya agar kelebihan dan kekuarangan tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi yang sesuai dengan pelaksanaan tupoksi Pengadilan;

(17)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 13 2. Area Perencanaan dan Kebijakan Pengadilan (Internal)

a. Pengambilan kebijakan oleh Pimpinan sebaiknya melibatkan seluruh Pegawai Pengadilan Agama Sungailiat dan perlu memperhatikan usulan,masukan dan keinginan yang rasional dari Pegawai agar kebijakan yang diambil dapat sesuai dengan keadaan dan situasi yang ada;

b. Kebijakan-kebijakan yang diambil harus benar-benar sesuai dengan arah dan tujuan dalam rangka pencapaian visi dan misi Pengadilan Agama Sungailiat bukan hanya diambil berdasarkan kepentingan Pimpinan ataupun orang perorang semata dan apabila ditengah-tengah pelaksanaannya terdapat perubahan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan harus segera disosialisasikan kepada seluruh Pegawai agar tidak membingungkan Pegawai;

c. Kebijakan yang telah ditetapkan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, jangan dilaksanakan setengah-setengah dan sebaiknya pelaksanaan kebijakan tersebut disertai dengan Pengawasan dan Evaluasi;

3. Area Manajemen Sumber Daya (Manusia, Material, Keuangan)

a. Para Pegawai Pengadilan Agama Sungailiat diusahakan untuk diikutsertakan dalam Pendidikan dan Pelatihan yang sesuai dengan kompetensi para Pegawai guna peningkatan pengetahuan

(18)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 14 dan wawasan bagi Pegawai untuk menghadapi perkembangan zaman serta tuntutan masyarakat bagi Dunia Peradilan;

b. Situasi, Kondisi dan Keadaan Pegawai harus dicermati secara sigap oleh Pimpinan di Mahkamah Agung, dikarenakan penempatan Pegawai di seluruh wilayah Pengadilan di Indonesia dinilai tidak merata sehingga alasan klasik “Kekurangan Pegawai” menjadi kambing hitam dalam lemahnya pelaksanaan tupoksi;

c. Peningkatan tambahan penghasilan harus segera direalisasikan sebagai motivasi tambahan bagi aparatur pengadilan dalam rangka meningkatkan kinerja, karena saat ini penghasilan yang diterima, khususnya Pegawai non Hakim masih jauh dari standar bila dibandingkan dengan beban kerja yang diterima;

d. Alokasi anggaran yang diberikan harus sesuai dengan Standar Biaya Umum (SBU) yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dan pelaksanaan anggaran harus tepat sasaran;

e. Jumlah Pegawai Pengadilan Agama Sungailiat harus sesuai dengan standar Pengadilan Kelas IB;

f. Harus adanya Reward & Punishment bagi Pegawai yang berprestasi serta Pegawai yang melakukan kesalahan untuk menciptakan Pegawai yang bertanggungjawab serta memberikan motivasi bagi para Pegawai;

(19)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 15 4. Area Proses Internal Peradilan

a. Kualitas putusan harus lebih ditingkatkan untuk menjamin keterpercayaan masyarakat pencari keadilan terhadap putusan yang dikeluarkan oleh Majelis Hakim;

b. Mengusahakan proses berperkara secara cepat dan tepat untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses peradilan;

c. Adanya format Berita Acara Sidang dan Putusan yang baku terhadap suatu perkara sehingga seluruh Pengadilan di Indonesia mempunyai kesamaan dalam format Berita Acara Sidang dan Putusan dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.

5. Area Kepuasan Pengguna Jasa Pengadilan

a. Mengedepankan transparansi peradilan yang dapat diakses semua lapisan masyarakat;

b. Menyediakan media-media yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat pencari keadilan dan mudah untuk diakses;

c. Mengusahakan tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap guna menunjang pelaksanaan tupoksi;

d. Menciptakan dan mengaktifkan instrumen-instrumen yang dapat dijadikan sarana untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja aparat pengadilan.

(20)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 16 6. Area Pengadilan yang Terjangkau

a. Menghilangkan pungutan-pungutan liar diluar biaya persidangan yang dilakukan oleh aparatur pengadilan yang tidak bertanggung jawab serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk melaporkan apabila ada aparat Pengadilan Agama Sungailiat yang melakukan pungutan-pungutan liar kepada masyarakat pencari keadilan;

b. Memberikan informasi secara lengkap dan jelas dengan menggunakan bahasa-bahasa yang mudah diterima oleh masyarakat mengenai informasi-informasi seputar Pengadilan yang dibutuhkan oleh masyarakat;

c. Menyampaikan usulan agar segera dibentuknya Pengadilan Agama di Kabupaten pemekaran di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, misalnya : Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan yang sampai saat ini masih berada dalam yurisdiksi Pengadilan Agama Sungailiat, padahal wilayah tersebut lokasinya berada cukup jauh dari Pengadilan Agama Sungailiat, sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh para pencari keadilan dari Kabupaten tersebut sangat mahal;

d. Meningkatkan frekuensi program perkara prodeo dan sidang keliling untuk memberikan kemudahan serta bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu dan berada ditempat yang jauh dari Pengadilan Agama Sungailiat untuk berperkara di Pengadilan Agama Sungailiat.

(21)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 17 7. Area Kepercayaan Masyarakat

a. Memberikan penyuluhan hukum kepada seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran hukum pada masyarakat;

b. Meningkatkan transparansi pengadilan kepada masyarakat;

c. Memberikan putusan yang adil dan tidak memihak guna mencapai kepercayaan masyarakat terhadap Pengadilan Agama Sungailiat sebagai lembaga Peradilan yang benar-benar independen.

(22)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 18 BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1. VISI

Visi Pengadilan Agama Sungailiat sesuai dengan hasil Rakernas Mahkamah Agung RI tahun 2009 adalah :

“TERWUJUDNYA PERADILAN AGAMA SUNGAILIAT YANG AGUNG”

Tujuan visi diatas ialah menjadikan Pengadilan Agama Sungailiat sebagai Badan Peradilan yang dihormati, dimana Proses Peradilan yang dilaksanakan, dikelola oleh Hakim dan Pegawai yang memiliki kemuliaan dan kebesaran serta keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan tugas pokoknya, yakni menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang menjadi kewenangannya.

2.2. MISI

Visi Pengadilan Agama Sungailiat diatas dijabarkan dalam misi sebagai berikut :

1. Menjaga Kemandirian Badan Peradilan;

2. Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan kepada Pencari Keadilan;

3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan; 4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan.

(23)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 19 Keempat misi diatas menjadi jalan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Agar misi tersebut dapat berjalan dengan baik, maka dalam pelaksanaannya diperlukan evaluasi melalui kerangka Pengadilan yang Ideal. Kerangka ini juga berguna untuk menjaga dan memastikan integrasi antara perencanaan dengan proses implementasi dan hasil yang ingin dicapai dari setiap program/aktivitas yang akan dikembangkan.

2.3. TUJUAN

Sesuai dengan visinya, tujuan utama Pengadilan Agama Sungailiat adalah agar bisa menjadi Pengadilan Agama Sungailiat yang Agung. Pengadilan Agama Sungailiat dapat dikatakan mencapai tujuannya bila :

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi .

Indikatornya adalah : persentase putusan Pengadilan Agama Sungailiat yang tidak diajukan upaya hukum banding, kasasi dan peninjauan kembali.

2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan. Indikatornya adalah :

 Persentase bantuan hukum golongan miskin/minoritas/terpinggirkan yang dapat dilayani;

 Persentase perkara prodeo yang dapat diselesaikan (berkekuatan hukum tetap) dan tepat waktu;

 Persentase pengunjung website yang puas dengan informasi peradilan yang tersedia.

(24)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 20 3. Kepercayaan publik terhadap Pengadilan Agama Sungailiat dapat

memenuhi butir 1 dan 2 diatas. Indikatornya adalah :

 Persentase putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap;

 Persentase pengunjung website yang puas dengan informasi peradilan yang tersedia.

2.4. SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis yang telah ditetapkan Pengadilan Agama Sungailiat untuk tahun 2015– 2019 sesuai dengan sasaran strategis Mahkamah Agung adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara; Indikatornya adalah :

 Persentase tunggakan perkara yang diselesaikan;  Persentase perkara yang diselesaikan;

 Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan;

 Persentase penurunan tunggakan perkara.

2. Peningkatan aksebilitas putusan hakim; Indikatornya adalah :

 Persentase penurunan upaya hukum banding, kasasi dan peninjauan kembali;

(25)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 21  Persentase penyelesaian perkara yang diselesaikan dalam jangka

waktu yang telah ditentukan.

3. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara; Indikatornya adalah :

 Persentase berkas perkara yang diregister dan siap disidangkan;  Persentase berkas perkara yang disidangkan tepat waktu.

4. Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to

justice);

Indikatornya adalah :

 Persentase volume perkara prodeo yang dianggarkan dengan realisasi perkara prodeo yang terdaftar;

 Persentase perkara prodeo yang diselesaikan;

 Persentase volume sidang keliling yang dianggarkan dengan realisasi sidang keliling yang dilaksanakan;

 Persentase jumlah perkara yang diputus dengan putusan yang dipublikasikan.

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan; Indikatornya adalah :

Persentase perkara yang dimohonkan eksekusi dengan eksekusi yang dilaksanakan;

(26)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 22 6. Meningkatnya kualitas pengawasan;

Indikatornya adalah :

Persentase hasil temuan pengawasan yang ditindaklanjuti;

7. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia; Indikatornya adalah :

 Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial;  Persentase pegawai yang lulus diklat teknis non yudisial.

8. Peningkatan sarana dam prasarana sebagai pendukung dan penunjang dalam proses peradilan.

Indikatornya adalah :

Persentase anggaran yang tersedia untuk pengadaan sarana dan prasarana dengan realisasi sarana dan prasarana yang diadakan;

(27)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 23 BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

Sasaran pembangunan bidang hukum dan aparatur sebagaimana ditetapkan di dalam RPJMN adalah terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik yang mencerminkan supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia yang didukung oleh aparatur negara yang bersih, berwibawa, bertanggung jawab serta profesional melalui:

a. Terwujudnya tertib peraturan perundang-undangan dengan indikator terlaksananya akses terhadap keadilan di bidang politik legislasi; b. Terwujudnya peradilan yang bersih dan berwibawa yang ditandai

dengan terwujudnya lembaga peradilan yang dihormati dan disegani oleh setiap warga negara, dengan diterapkannya sistem peradilan yang sederhana, cepat, transparan dan akuntabel, adanya penurunan tunggakan perkara serta tersedianya jumlah unit pengaduan masyarakat di tiap lembaga penegak hukum;

c. Terwujudnya pemenuhan, perlindungan, pemajuan dan penegakan HAM, dengan indikator terlaksananya kebijakan jumlah Kementerian/ Lembaga yang telah melaksanakan kebijakan yang berdasarkan pendekatan hak asasi manusia (Human Rights Based Approach);

d. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, ditandai dengan meningkatkan Indeks Persepsi Korupsi menjadi 5 dan membaiknya opini BPK atas LKKL dan LKPD. Untuk LKKL diharapkan

(28)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 24 pada tahun 2014 terdapat 60% KL yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan 40% yang mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Sedangkan opini atas LKPD pada tahun 2014 diharapkan terdapat 20% mendapatkan opini WTP dan 80% mendapatkan opini WDP. Selain itu juga ditandai dengan meningkatnya indeks integritas nasional dan terbentuknya nilai anti korupsi pada penyelenggara Negara dan masyarakat.;

e. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan akses masyarakat terhadap pelayanan publik berkualitas, ditandai dengan meningkatnya skor Integritas Pelayanan Publik dan peringkat Kemudahan Berusaha. Skor Integritas Pelayanan Publik pada unit layanan di instansi pusat, bila tahun 2008 adalah 6,84 diharapkan pada tahun 2014 menjadi 8. Sedangkan untuk daerah ditandai meningkatnya skor Integritas Pelayanan Publik dari 6,69 pada tahun 2008 menjadi 8 pada tahun 2014. Di samping itu, peringkat Kemudahan Berusaha diharapkan terus membaik dari peringkat 129 pada tahun 2009 naik menjadi peringkat 114 pada tahun 2014;

f. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas birokrasi ditandai dengan (i) meningkatnya skor Indeks Efektivitas Pemerintahan dari 47,4 pada tahun 2008 menjadi 60 pada tahun 2014; (ii) meningkatnya persentasi instansi yang dinilai akuntabel mencapai 80%, (iv) meningkatnya penerapan e-gov (e-government readiness) dari peringkat 106 pada tahun 2008 diharapkan meningkat menjadi peringkat 60 pada tahun 2014, (v) meningkatnya Indeks Daya Saing

(29)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 25 Global dari peringkat 55 pada tahun 2008 menjadi peringkat 50 pada tahun 2014.

Sebagai dasar rencana pembangunan lima tahun selanjutnya, prioritas pembangunan di bidang hukum dan aparatur diperkuat kembali dalam RPJM Kedua tahun 2010-2014. Salah satu agenda utama pembangunan dalam RPJM 2010-2014 pada bidang hukum dan aparatur adalah melalui peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam rangka tercapainya konsolidasi penegakan supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia serta kelanjutan penataan sistem hukum nasional melalui perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik masih menjadi isu penting dalam konteks nasional maupun internasional. Krisis ekonomi dalam negeri yang lalu dan krisis keuangan global yang baru saja terjadi tidak terlepas dari lemahnya good governance, baik di sektor pemerintah maupun sektor swasta sehingga perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik akan membantu meningkatkan daya tahan perekonomian, meningkatkan daya saing nasional dan mengurangi ekonomi biaya tinggi.

Dari sisi pembangunan aparatur negara, tata kepemerintahan yang baik adalah suatu kondisi yang mana aturan main dalam birokrasi tertata dan dilaksanakan dengan baik, tidak terjadi penyimpangan dari prosedur yang mengarah pada kepentingan pribadi atau kelompok, melayani masyarakat dan demokratis. Berpijak atas hal di atas, maka prioritas bidang hukum dan aparatur yakni tata kelola pemerintahan yang baik, akan ditempuh melalui arah kebijakan, sebagai berikut:

(30)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 26 1. Peningkatan efektifitas peraturan perundang-undangan

Upaya untuk menciptakan efektifitas peraturan perundang-undangan nasional dilaksanakan melalui peningkatan kualitas substansi peraturan perundang-undangan tersebut yang didukung

oleh penelitian/pengkajian Naskah Akademik. Hasil

pengkajian/penelitian tersebut akan menjadi bahan penyusunan

rancangan peraturan perundang-undangan yang akan

diharmonisasikan dan disinkronisasikan dengan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.

Selain itu, proses pembentukan peraturan perundang-undangan perlu disempurnakan mulai dari tahapan perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan dan penyebarluasan. Sementara itu, untuk menjamin tidak adanya kesenjangan substansi dengan kebutuhan masyarakat, maka peran masyarakat dalam setiap tahapan pembentukan peraturan perundang-undangan, perlu diperkuat. Hal ini juga perlu didukung mekanisme pelaksanaan Program Legislasi Nasional dan Daerah yang mengikat bagi eksekutif maupun legislatif serta menjadi wadah menyelaraskan kebutuhan kerangka regulasi yang mendukung prioritas pembangunan nasional.

Banyaknya peraturan perundang-undangan memerlukan melalui analisa peraturan perundang-undangan yang bermasalah atau berpotensi menimbulkan masalah, yang selanjutnya akan

(31)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 27 ditindaklanjuti dengan upaya pengurangan/simplifikasi oleh Kementerian/Lembaga terkait.

2. Peningkatan kinerja lembaga penegak hukum

Kinerja lembaga penegak hukum sangat ditentukan oleh sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Hal ini dapat diukur dari rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel, serta adanya perlindungan terhadap hak-hak pihak yang terlibat dalam proses peradilan.

Akuntabilitas penegakan hukum harus didukung oleh profesionalisme aparat penegak hukum yang terdiri dari Hakim, Jaksa, Polisi, Advokat dan petugas pemasyarakatan. Hal tersebut terkait dengan kemampuan aparat penegak hukum untuk menangani perkara-perkara yang kompleksitasnya semakin tinggi. Disamping itu peningkatan profesionalisme aparat penegak hukum dimaksudkan juga untuk meningkatkan integritas aparat penegak hukum.

Sistem karir aparat penegak hukum juga sangat mempengaruhi kinerja lembaga penegak hukum secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan perbaikan mekanisme seleksi, promosi dan mutasi aparat penegak hukum yang bebas KKN, dan sesuai dengan kompetensi. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah memastikan adanya pengawasan eksternal dan internal dari kegiatan penegakan hukum.

(32)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 28 Hal ini disebutkan untuk menjamin berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat.

Pelaksanaan pemberian bantuan hukum sebagai bagian dari tugas dan fungsi pengadilan merupakan hal yang penting untuk ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan pemberdayaan fungsi pengadilan untuk memberikan bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kinerja lembaga penegak hukum.

3. Peningkatan penghormatan, pemajuan dan penegakan terhadap HAM

Dalam rangka melaksanakan pembangunan hukum perlu ditingkatkan pembaruan materi hukum dengan tetap memperhatikan upaya perlindungan melalui pengakuan dan penerapan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan berkeadilan gender ke dalam semua bentuk pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi. Untuk mendukung pelaksanaan penegakan hukum perlu pula memperhatikan kepastian dan perlindungan hak asasi manusia. Peningkatan Pemberdayaan Hak Asasi Manusia dilakukan melalui perwujudan keadilan rakyat yang dapat dilakukan dalam berbagai dimensi, yaitu ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan dan hukum, yang sangat tergantung satu sama lain. Diharapkan melalui integrasi pendekatan hak asasi manusia ke dalam berbagai perencanaan

(33)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 29 kebijakan dan kegiatan di berbagai bidang pembangunan dapat memberikan manfaat dan hasil guna bagi pemajuan dan pemenuhan hak asasi manusia untuk lima tahun mendatang, termasuk agar tidak terjadinya gap/bias gender (responsive gender).

Pendekatan Hak Asasi Manusia dalam melaksanakan rencana dan kegiatan di semua bidang pembangunan juga perlu ditekankan kepada aspek pemberian advokasi dan akses hukum terhadap masyarakat miskin sebagai upaya untuk melakukan pembenahan dan melindungi hak-hak masyarakat miskin dan terpinggirkan sehingga diharapkan tidak terjadi diskriminasi bagi seluruh lapisan masyarakat.

4. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN merupakan prasyarat utama bagi terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik. Tanpa adanya pemerintahan yang bersih akan sulit menjaga sumber daya pembangunan yang berharga. Berkurangnya sumber daya pembangunan ini akan berakibat langsung pada menurunnya kualitas pelayanan publik, yang pada akhirnya berdampak pada menghilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Melalui perwujudan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, keadilan dan kepentingan masyarakat luas akan terjaga.

Terwujudnya pemerintahan yang bersih juga berfungsi untuk menunjukkan martabat dan integritas bangsa di mata dunia. Melalui

(34)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 30 pemerintahan yang bersih, penghargaan dan kepercayaan bangsa lain akan meningkat dan Indonesia akan lebih mudah berperan dalam percaturan kebijakan global dengan lebih terhormat.

Untuk mencapai pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, diperlukan upaya-upaya penegakan hukum yang kuat dan dipercaya. Penegakan hukum diperlukan untuk memberikan kepastian dari suatu kebijakan atau aturan dan untuk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Penegakan hukum juga diperlukan sebagai alat paksa agar kebijakan dan aturan tersebut dipatuhi dan dilaksanakan. Tanpa adanya penegakan hukum yang tegas, adil dan tanpa pandang bulu, maka kepastian hukum akan menurun dan selanjutnya menciptakan permasalahan lain yang sulit untuk diselesaikan.

Selain penegakan hukum, diperlukan upaya-upaya pencegahan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kewenangan. Upaya pencegahan dimaksudkan agar tindakan penyalahgunaan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Tanpa adanya upaya pencegahan, prevalensi penyalahgunaan kewenangan akan terus meluas dan tak dapat ditanggulangi karena terbatasnya kemampuan upaya penegakan hukum untuk melakukan penindakan. Upaya pencegahan antara lain dilakukan melalui peningkatan efektifitas sistem pengawasan dan pengendalian, peningkatan kuantitas dan kualitas auditor dan pengelola keuangan negara, pemantapan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah melalui penyusunan pedoman

(35)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 31 dan peningkatan kapasitas auditor, serta pengembangan sistem integritas seperti penerapan kode etik dan pakta integritas.

Hal lain yang perlu dilakukan dalam pembentukan pemerintahan yang bersih adalah adanya partisipasi masyarakat. Masyarakat berperan besar untuk mengawasi dan mengadukan tejadinya mal-praktek dan penyalahgunaan kewenangan serta untuk membantu pemerintah dalam upaya-upaya pembenahan untuk mencapai pemerintahan yang bersih. Partisipasi masyarakat merupakan sine qua non atau prakondisi dari suatu kehidupan demokrasi yang sehat. Dengan demikian, partisipasi masyarakat yang tinggi menjadi karakteristik penting dari adanya good governance.

5. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik akan terus ditingkatkan secara nyata. Kebijakan yang akan ditempuh adalah menyusun kebijakan operasional agar kebijakan tentang pelayanan publik yang telah ditetapkan dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dapat segera dilaksanakan dengan efektif. Dalam Undang-undang itu telah diatur bahwa setiap unit penyelenggara pelayanan harus memiliki standar pelayanan dan maklumat yang mengatur dengan jelas hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan. Di dalamnya juga diatur mekanisme penanganan pengaduan oleh penerima layanan bila yang bersangkutan merasa tidak memperoleh pelayanan

(36)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 32 sesuai standar pelayanan yang ada. Apabila kebijakan operasional itu dapat segera dikeluarkan dan dilaksanakan, maka harapan agar pemerintah dapat memberikan pelayanan yang berkualitas secara bertahap dapat segera diwujudkan. Sejalan hal tersebut, untuk meningkatkan kompetensi SDM dan inovasi dalam manajemen pelayanan, akan ditempuh langkah kebijakan untuk meningkatkan kapasitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan.

Di samping berbagai kebijakan tersebut di atas, beberapa kebijakan lainnya juga akan diambil dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. Di samping UU tentang Pelayanan Publik mengamanatkan adanya standar pelayanan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang selanjutnya dijabarkan dalam PP No. 65 Tahun 2005

tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM, juga

mengamanatkan setiap kementerian/lembaga menyusun standar pelayanan minimal untuk urusan masing-masing. Dalam kaitan ini, hingga saat ini sebagian besar K/L belum menyusun SPM untuk urusannya masing-masing. Untuk itu diperlukan upaya fasilitasi untuk mempercepat proses penyusunan SPM oleh berbagai K/L.

Kebijakan lainnya adalah pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang sekaligus menerapkan sistem identitas tunggal secara nasional dalam bentuk nomor induk kependudukan secara on-line secara nasional, sebagaimana dimandatkan oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang

(37)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 33 Administrasi Kependudukan. Sistem ini akan lebih menjamin pelaksanaan pelayanan publik di berbagai bidang dengan lebih transparan dan akuntabel, dan tidak bias gender (responsif gender).

6. Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas instansi pemerintah Upaya peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah akan terus ditingkatkan hingga mencapai sasaran nasional yang diharapkan. Upaya ini meliputi penataan kelembagaan instansi pemerintah agar menjadi lebih ramping dengan tugas pokok dan fungsi yang jelas, tidak tumpang tindih antar unit kerja maupun antar instansi. Hal ini akan meningkatkan akuntabilitas, koordinasi, dan efisiensi. Kebijakan lainnya adalah penataan ketatalaksanaan baik di tingkat instansi maupun ketatalaksanaan yang melibatkan lebih dari satu instansi. Sasarannya adalah bisnis proses dan prosedur standar yang pendek dan sederhana, sehingga meningkatkan efisiensi kerja dan sumberdaya. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pemerintahan juga akan ditingkatkan untuk lebih meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses kerja pemerintahan. Hal ini akan dicapai dengan penetapan rencana induk

penerapan e-government dan kemudian setiap instansi

menindaklanjutinya dengan menyusun rencana strategis penerapan

e-government di instansi masing-masing. Sejalan dengan kebijakan ini,

(38)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 34 dan akuntabel, akan dikeluarkan kebijakan dan pelaksanaan penataan sistem kearsipan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Kualitas pegawai negeri juga merupakan faktor penting dalam menunjang peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Untuk itu, dalam rangka mencapai kualitas pegawai

negeri, akan didorong penerapan sistem merit dalam

penyelenggaraan manajemen kepegawaian. Terkait dengan hal ini, Undang-undang Kepegawaian Negara akan direvisi sesuai dengan kebutuhan, antara lain untuk menjamin penerapan sistem merit

dalam manajemen kepegawaian. Beberapa PP juga akan

disempurnakan, untuk menjamin adanya sistem rekrutmen yang terbuka, kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan organisasi, sistem promosi dan mutasi berbasis kompetensi, sistem penilaian kinerja pegawai yang lebih obyektif dan berbasis kinerja, serta sistem diklat berbasis kompetensi yang serasi dengan sistem promosi dan mutasi yang sehat. Tidak kurang pentingnya adalah sistem penggajian dan pensiun yang layak, adil, dan berbasis kinerja untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dan mendorong motivasi, semangat berprestasi, dan integritas pegawai. Untuk menunjang pelaksanaan manajemen kepegawaian berbasis merit, akan dilanjutkan upaya pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian nasional untuk menghasilkan data kepegawaian yang lengkap, cepat dan akurat. Di samping itu, juga akan ditingkatkan pemanfaatan pusat penilaian kompetensi (assesment center) untuk menunjang sistem

(39)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 35 pembinaan karir pegawai negeri berbasis kompetensi. Berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan akan terus dikembangkan dan

disempurnakan, yang disesuikan dengan perkembangan

penyelenggaraan pemerintahan dan manajemen birokrasi.

Aspek lainnya yang tidak ketinggalan dalam pembenahan birokrasi pemerintah, adalah diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Akuntabilitas kinerja merupakan faktor penting sebagai pertanggungjawaban kepada publik atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh instansi, baik dari sisi kinerja maupun keuangan. Penting pula diformulasikan suatu langkah kebijakan untuk mendorong penerapan sistem reward and

punishment bagi kinerja instansi pemerintah

7. Peningkatan koordinasi pelaksanaan reformasi birokrasi instansi

Berbagai kebijakan makro untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, serta kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi perlu dijamin implementasinya di tingkat mikro. Agar proses ini dapat berjalan secara komprehensif, terukur, sistematis dan terencana, diperlukan peningkatan koordinasi pelaksanaan reformasi instansi. Dalam kaitan ini peranan Kemeng PAN akan terus diperkuat guna menghasilkan berbagai kebijakan implementasi reformasi birokrasi instansi dan

(40)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 36 mengkoordinasikan pelaksanaannya. Untuk itu, Kemeneg PAN diharapkan segera menetapkan rencana induk atau grand design reformasi birokrasi, serta penyusunan dan penyempurnaan pedoman/juklak/juknis sebagai pedoman teknis operasional pelaksanaan reformasi birokrasi instansi. Salah satu pedoman yang harus disusun dan dilaksanakan adalah pedoman dan koordinasi

pelaksanaan kampanye publik secara masif untuk

menginternalisasikan nilai-nilai integritas dan budaya kerja di kalangan pegawai negeri. Dengan upaya ini, dan simultan dengan berbagai kebijakan lainnya yang menunjang, diharapkan dapat tercipta etos kerja pegawai negeri yang “bersih, kompeten, dan bermental melayani”.

Di samping itu, agar pelaksanaan reformasi birokrasi instansi dapat mencapai sasaran yang diharapkan, peranan Kemeneg PAN termasuk pula memberikan sosialisasi, asistensi, monitoring, evaluasi, dan membuat penilaian atas pelaksanaan reformasi birokrasi instansi.

Selanjutnya, menyadari bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi akan berdampak pada kelebihan atau kekurangan pegawai di suatu instansi tertentu, BKN bertugas mengkoordinasikan mengeluarkan kebijakan teknis dan mengkoordinasikan pelaksanaan penataan pegawai, termasuk realokasi antar K/L maupun pemberhentian sebagai langkah terakhir. Karena realokasi pegawai seringkali memerlukan dukungan diklat, LAN diharapkan dapat memfasiltasinya dengan kebijakan diklat yang diperlukan.

(41)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 37 Pelaksanaan reformasi birokrasi instansi yang telah dicanangkan pada tahun 2007 dan dimulai dengan pilot project di Depkeu, MA, dan BPK ini, diharapkan dapat segera diperluas di seluruh instansi. Diharapkan pada tahun 2011 seluruh instansi pusat telah berproses melaksanakan reformasi birokrasi instansi dan secara bertahap mencapai kinerja yang optimal pada tahun 2014.

3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA SUNGAILIAT

Pengadilan Agama Sungailiat dalam rangka mendukung kebijakan Mahkamah Agung RI dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan menuju Pengadilan yang Ideal serta visi mencapai Badan Peradilan yang Agung, telah menetapkan 8 (delapan) sasaran strategis, yaitu :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara; 2. Peningkatan aksebilitas putusan hakim;

3. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara;

4. Peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to

justice);

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan; 6. Meningkatnya kualitas pengawasan;

7. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia;

8. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung dan penunjang pelaksanaan tupoksi peradilan.

(42)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 38 Delapan sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Agama Sungailiat untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan visi dan misi serta arahan strategis , maka Pengadilan Agama Sungailiat telah menetapkan arah kebijakan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Meningkatkan penyelesaian sisa perkara dan perkara tahun berjalan serta meminimalisir tunggakan perkara;

2. Meningkatkan kualitas putusan yang dikeluarkan majelis hakim; 3. Mengembangkan Sistem Informasi Mahkamah Agung RI (SIMARI)

yang terintegrasi dengan pelaksanaan tupoksi Pengadilan Agama Sungailiat;

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengawasan disertai dengan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil pengawasan;

5. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan seluruh pegawai Pengadilan Agama Sungailiat baik dibidang Teknis Yudisial maupun bidang Teknis Non Yudisial melalui Pendidikan dan Pelatihan;

6. Meningkatkan penyerapan anggaran yang tepat sasaran terutama dalam hal pengadaan sarana dan prasarana penunjang dan pendukung pelaksanaan tupoksi peradilan;

7. Meningkatkan keterpercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap proses peradilan di Pengadilan Agama Sungailiat;

(43)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 39 8. Meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam pelayanan kepada masyarakat tanpa mengurangi Independensi Pengadilan Agam Sungailiat.

(44)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 40 BAB IV

PENUTUP

Rencana Strategis Pengadilan Agama Sungailiat tahun 2015 –2019 disusun dengan mengacu pada Rencana Strategis yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung RI yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM) Nasional 2015 – 2019. Selain itu Recana Strategis Pengadilan Agama Sungailiat tahun 2015 – 2019 ini juga disusun dalam rangka mencapai visi Pengadilan Agama Sungailiat menuju Peradilan yang Agung.

Sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis ini disusun melalui kerangka Pengadilan Ideal yang memiliki tujuh area/bidang yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, peningkatan sarana dan prasarana penunjang dan pendukung serta tersedianya anggaran yang cukup merupakan unsur utama dalam kelangsungan suatu organisasi/instansi. Ditambah lagi dengan kemajuan tekhnologi informasi saat ini dirasakan sangat membantu kelancaran pelaksanaan tupoksi serta penyampaian-penyampaian informasi secara cepat dan tepat kepada masyarakat.

Meningkatnya keterpercayaan serta kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan proses peradilan di Pengadilan Agama Sungailiat menjadi tujuan utama, karena pada hakikatnya seluruh aparatur pemerintah termasuk aparatur peradilan adalah abdi negara yang bertugas menjadi pelayan bagi rakyat dan masyarakat.

(45)

Renstra Pengadilan Agama Sungailiat 2015-2019 Halaman 41 Untuk itu, dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan perubahan dan pembaharuan dari seluruh aparatur pengadilan tanpa terkecuali. Maka perlulah disusun program-program dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Program-program yang disusun harus disesuaikan dengan keadaan dan kondisi terkini dan didasarkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Seluruh rencana pelaksanaan program-program Pengadilan Agama Sungailiat dalam periode tahun 2015 – 2019 dituangkan dalam dokumen ini dengan mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pengadilan Agama Sungailiat tahun 2010 – 2014. Penjabaran mengenai kegiatan, outcome, indikator, dan target-target serta pendanaan yang dibutuhkan untuk 5 (lima) tahun mendatang dapat dilihat dalam Matriks Kinerja dan Matriks Pendanaan (terlampir).

(46)

MATRIKS RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA SUNGAILIAT TAHUN 2015 – 2019

NO. SASARAN STRATEGIS INDOKATOR KINERJA

TARGET TAHUN I 2015 TAHUN II 2016 TAHUN III 2017 TAHUN IV 2018 TAHUN V 2019 1. Peningkatan penyelesaian perkara

a. Prosentase jumlah sisa perkara tahun sebelumnya dengan penyelesaian sisa perkara;

b. Prosentase jumlah perkara yang diterima dengan penyelesaian perkara yang diterima;

100 % 90 % 100 % 90 % 100 % 95 % 100 % 95 % 100 % 95 % 2. Peningkatan aksebilitas putusan hakim

Prosentase jumlah perkara yang diselesaikan dengan jumlah perkara yang dimohonkan upaya hukum Banding, Kasasi dan PK.

5 % 5 % 3 % 3 % 3 %

3. Peningkatan efektivitas

pengelolaan penyelesain

perkara

Prosentase jumlah perkara yang diterima dengan jumlah berkas perkara yang lengkap dan siap disidangkan oleh Majelis Hakim

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

4. Peningkaatan aksebilitas

masyarakat terhadap

peradilan (acces to justice)

a. Prosentase volume sidang keliling yang

dianggarkan dengan realisasi pelaksanaan sidang keliling;

b. Prosentase jumlah perkara yang disidangkan

melalui sidang keliling dengan jumlah

penyelesaian perkara melalui sidang keliling;

c. Prosentase volume perkara prodeo yang

dianggarkan dengan realisasi pelaksanaan

100 % 90 % 100 % 100 % 90 % 100 % 100 % 95 % 100 % 100 % 95 % 100 % 100 % 95 % 100 %

(47)

perkara prodeo;

d. Prosentase jumlah perkara yang disidangkan melalui perkara prodeo dengan penyelesaian perkara prodeo.

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

5. Peningkatan kepatuhan

terhadap putusan

pengadilan

Prosentase jumlah perkara yang dimohonkan eksekusi dengan jumlah eksekusi yang dilaksanakan

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

6. Peningkatan Kualitas

Pengawasn

Prosentase hasil temuan pengawasan dengan hasil temuan pengawasan yang ditindaklanjuti

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

7. Peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia

a. Prosentase jumlah pegawai yang diusulkan untuk diikutsertakan dalam diklat teknis yudisial dengan jumlah pegawai yang mengikuti diklat teknis yudisal;

b. Prosentase jumlah pegawai yang diusulkan untuk diikutsertakan dalam diklat teknis non yudisial dengan jumlah pegawai yang mengikuti diklat teknis non yudisal;

100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

8. Peningkatan sarana dan

prasarana sebagai

pendukung dan penunjang dalm proses peradilan

Prosentase jumlah anggaran yang tersedia untuk pengadaan sarana dan prasarana dengan realisasi sarana dan prasarana yang diadakan

95 % 95 % 97 % 97 % 97 %

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian inventarisasi potensi tegakan Jabon Merah ( Anthocpalus macropillus ) dilaksanakan pada hutan produksi terbatas di Desa Tatari Kecamatan Tojo Barat

Beban hidup lain yang diterapkan adalah beban peralatan pada deck yang dapat dipindahkan, beban personil, beban dari tempat tinggal dan lain-lain. Beban hidup yang diterapkan

Sugiyono berpendapat metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti

Ada hubungan asupan protein dengan status gizi (IMT) narapidana umum di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang, hubungan memiliki korelasi kuat dan arah hubungan

Diperolehnya peta atau informasi kondisi karakteristik fisik lahan kelas kemampuan lahan aktual dan peluang pemanfaatan lebih lanjut pada lahan yang tidak sesuai dengan

Sesuai dengan masalah penelitian maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah : “Pengaruh retribusi pelayanan administrasi perizinan terpadu Kota Metro

Faktor penyebab ketidaktepatan kode ICD-10 pada kasus persalinan pasien rawat inap pada triwulan I di RSUD Prambanan yaitu pengisian rekam medis terkait diagnosis

Pada penemuan hasil penelitian pada strategi pengembangan Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Izzah Kota Bengkulu dalam meningkatkan daya saingnya adalah (1)