• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN BANK SAMPAH TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BARRANG LOMPO KECAMATAN KEPULAUAN SANGKARRANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN BANK SAMPAH TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BARRANG LOMPO KECAMATAN KEPULAUAN SANGKARRANG SKRIPSI"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN BANK SAMPAH TERHADAP PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN

BARRANG LOMPO KECAMATAN KEPULAUAN

SANGKARRANG

SKRIPSI

Oleh

AYUDIA TAUFIK

NIM 105721125216

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(2)

ii

PENGELOLAAN BANK SAMPAH TERHADAP PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN

BARRANG LOMPO KECAMATAN KEPULAUAN

SANGKARRANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Manajemen pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

AYUDIA TAUFIK

NIM 105721125216

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)

iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (qs. Al-insyirah: 6)”

“kita tidak akan paham arti kesuksesan tanpa kesulitan terlebih dahulu”

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya ini untuk :

1. Kepada kedua orang tua saya, ayahanda taufik idrus dan ibunda

tercinta hj. Maryam ya selalu mendoakanku. Ini sebagai tanda

hormat dan bakti ananda.

2. Untuk kakak2 ku yang selalu suport

3. Bapak dan ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama

ini tulus dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan

memberi arahan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

4.

Untuk teman-temanku yang membantu, mengarahkan dan

memberikan semangat terima kasih, kalian semua luar biasa

semoga kalian semua selalu dalam lindungan allah swt

.

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya panjat kan ke hadrat allah swt atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada hamba- nya. Shalawat dan salam tak lupa saya kirimkan kepada rasulullah muhamad saw beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan proposal ini yang berjudul ‘’pengelolaan bank sampah terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kelurahan barrang lompo kec. Kepulauan sangkarrang’’.

Skripsi yang saya buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program sarjana (s1) pada fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah makassar.

teristimewa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua saya taufik idrus dan hj maryam yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Semoga apa yang telah kalian berikan kepada saya menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan dalam dunia dan akhirat.

saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tapa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(8)

vii

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse M.Ag., rektor universitas muhammadiyah makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, dekan fakultas ekonomi universitas muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur rasyid, SE., MM., selaku ketua program studi manajemen universitas muhammadiyah makassar.

4. Bapak Dr., Agus Salim Harrang , SE.,MM., selaku pembimbing i yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Muh Nur Rasyid, SE.,MM., selaku pembimbing ii yang telah senantiasa membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

Akhirnya saya sungguh sangat menyadari skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, saya senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya dengan kesempurnaan skripsi ini.

Muda-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada almamater kampus biru universitas muhammadiyah makassar.

Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat, wassalamu;alaikum wr.wb

Makassar, 06 Februari 2021

(9)

viii

ABSTRAK

AYUDIA TAUFIK , 2021. Pengelolaan bank sampah terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kelurahan barrang lompo kecamatan kepulauan sangkarrang. Skripsi program studi manajemen fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah makassar. Dibimbing oleh agus salim hr dan muh. Nur rasyid.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan limbah sampah oleh bank sampah terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui bank sampah samaturu di pulau barrang lompo kelurahan barrang lompo, kecamatan kepulauan sangkarrang, kota makassar

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam praktik pengelolaan sampah pada bank sampah samaturu untuk kesejahteraan masyarakat di pulau barrang lompo tidak terlalu signifikan dalam meningkatkan perekonomian. Akan tetapi ada manfaat yang dirasakan masyarakat dari adanya pengelolaan sampah tersebut lingkungan mereka lebih terlihat bersih dan rapi, warga lebih bersadar diri atas sampah-sampah yang ada di sekeliling mereka. Praktik pengelolaan sampah yang dilakukan bank sampah samaturu dengan melibatkan potensi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan menjalankan program bank sampah. Selain bertujuan untuk membantu perekonomian masyarakat, adanya bank sampah ini meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menciptakan lingkungan yang bersih. Kesejahteraan masyarakat di pulau barrang lompo, kelurahan barrang lompo cukup baik dari hasil pengelolaan sampah dan dari hasil kunjungan dari pemerintah kota, dan dinas lingkungan hidup (dlh).

(10)

ix

ABSTRACT

AYUDIA TAUFIK, 2021. Waste bank management for improving community welfare in barrang lompo village, sangkarrang islands district. Thesis management study program, faculty of economics and business, muhammadiyah university of makassar. Supervised by agus salim hr and muh. Nur rasyid.

The research aims to find out how the process of waste management by garbage banks for improving community welfare through the samaturu garbage bank on barrang lompo island, barrang lompo village, sangkarrang islands district, makassar city.

The results of this study indicate that the waste management practices at the samaturu waste bank for the welfare of the people on barrang lompo island are not too significant in improving the economy. However, there are benefits that the community feels from the existence of waste management. Their environment looks clean and tidy, residents are more aware of the rubbish that is around them. Waste management practices performed by the samaturu garbage bank by involving community potential in waste management and running the waste bank program. Apart from aiming to help the community's economy, the existence of this waste bank improves the quality of life of the community and creates a clean environment. Community welfare in barrang lompo island, barrang lompo village is quite good from the results of waste management and from the results of visits from the city government, and the environment agency (dlh).

(11)

x

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 5

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfaat penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan teori ... 6

1. Pengertian bank sampah ... 6

2. Bank sampah ... 8

3. Pengelolaan sampah ... 10

4. Undang-undang mengenai bank sampah ... 15

5. Metode pengelolaan sampah ... 17

6. Nilai ekonomis sampah ... 19

7. Manfaat pengelolaan sampah bagi masyarakat ... 20

8. Pengertian peningkatan ... 24

9. Kesejahteraan masyarakat ... 25

10. Definisi masyarakat ... 28

(12)

xi

B. Penelitian terdahulu ... 35

C. Kerangka konsep ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Jenis penelitian ... 44

B. Fokus penelitian ... 44

C. Pemilihan lokasi dan situasi penelitian ... 44

D. Sumber data ... 45

E. Teknik pengumpulan data ... 46

F. Instrumen penelitian ... 47

G. Teknik analisis ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Gambaran umum objek penelitian ... 48

1. Sejarah pulau barrang lompo ... 48

2. Sejarah berdirinya bank sampah samaturu ... 52

3. Visi dan misi pengelolaan bank sampah samaturu ... 54

4. Tujuan dan manfaat berdirinya bank sampah samaturu ... 54

5. Struktur kepengurusan ... 55

6. Macam-macam kegiatan bank sampah samaturu ... 56

7. Ruang lingkup kegiatan bank sampah samaturu ... 56

B. Hasil penelitian ... 57

1. Proses pelaksanaan pengelolaan bank sampah untuk Kesejahteraan masyarakat ... 57

2. Dampak pengelolaan bank sampah terhadap peningkatan Kesejahteraan masyarakat ... 64

3. Fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan bank sampah Samaturu ... 65

4. Faktor penghambat dan pendukung dalam penelitian ... 70

C. Pembahasan ... 71 BAB V PENUTUP ... 75 A. Kesimpulan ... 75 B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

... 35

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 prinsip 3R dalam pengeluaran sampah ... 17`

Gambar 2.2 alur daur pengelolaan sampah oleh pengelolah sampah ... 19

Gambar 2.3 kerangka konsep ... 42

Gambar 4.1 peta kelurahan barrang lompo ... 48

Gambar 4.2 citra satelit pulau barrang lompo ... 49

Gambar 4.3 diagram jumlah penduduk kelurahan barrang lompo setiap tahunnya ... 51

Gambar 4.4 struktur pengurusan bank sampah samaturu ... 55

Gambar 4.5 pengelolaan bank sampah dalam administrasi ... 63

Gambar 4.6 pengelolaan bank sampah samaturu dalam sampah non-organik ... 64

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kebutuhan manusia juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh keingintahuan manusia yang semakin maju. Oleh karena itu ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri. Hal ini menyebabkan manusia tidak bertindak semaunya meskipun sudah ada peraturan- peraturan dalam pengendalian proses produksi kebutuhan manusia terutama kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal ini akan menyebabkan sda semakin lama semakin berkurang jika tidak ada pengendaliannya dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu, sebagai pemerintah yang bijak harus mengoptimalkan peraturan mengenai lingkungan yang biasa disebut dengan manajemen lingkungan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan lingkungan. Pengertian lainnya yaitu manajemen lingkungan ialah suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan ke dalam proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur, mengelola dan mengontrol dampak lingkungan secara efektif, dan oleh karenanya adalah resiko lingkungan.

(16)

sampah adalah salah satu sumber polusi yang dapat mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air, baik untuk lingkungan maupun manusia. Polusi yang dihasilkan sampah dapat berupa asap hasil pembakaran sampah, bau busuk sampah yang menyengat, cairan dari sampah yang membusuk, dan lain-lain. Sampah juga dapat mengakibatkan bencana seperti banjir bila tidak ditanggulangi secara benar.penanggulangan sampah sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah dengan menyediakan tpa (tempat pembuangan akhir) di setiap pulau agar masyarakat di kelurahan barrang lompo kec, kepulauan sangkarrang tidak lagi membuang sampahnya ke laut. Namun usaha itu belum cukup untuk menyelesaikan masalah sampah di setiap daerah dikarenakan terlalu banyak sampah yang harus ditanggulangi sedangkan sumber daya manusia yang mengelolanya sedikit.

Sampah menurut undang-undang pengelolaan sampah no 18 tahun 2008 yaitu berupa sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah terhadap lingkungan memiliki dua komponen yang saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain, contohnya dengan suatu keadaan yang sudah tidak seimbang karena satu hal maka akan mempengaruhi organisme dan ekosistem di sekitarnya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keseimbangan lingkungan ialah peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan jumlah konsumsi terhadap barang dan jasa, dari peningkatan tersebut akan menghasilkan jumlah sampah yang akan semakin meningkat pula. Peningkatan sampah akan menjadi permasalahan lingkungan, sedangkan dalam hal penanganannya sampai saat ini masih

(17)

belum ditanggapi dengan tuntas, terutama pada daerah yang padat penduduk seperti perkotaan.

Bank pengelolaan sampah menciptakan cara pengelolaan sampah yang baru, sedangkan pengelolaan yang lama yaitu sampah, kumpul, angkut buang. Pengelolaan yang baru yaitu menggunakan pendekatan melalui reduce, reuse, dan recycle (batasi sampah, guna ulang sampah dan daur ulang sampah) atau disebut juga 3r adalah segala aktivitas masyarakat untuk mengurangi sampah, penggunaan kembali sampah untuk fungsi sama atau fungsi lain yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan produk baru. Sampai tidak lagi dipandang barang yang tidak bermanfaat atau tidak berguna, akan tetapi melalui pendekatan 3r sampah dapat dijadikan sesuatu yang bernilai tambah jual yang tinggi.

Peningkatan sampah merupakan dampak dari peningkatan jumlah penduduk, hal tersebut tidak hanya menjadi isapan jempol belaka. Pesatnya pertumbuhan penduduk dan berkembangnya suatu perekonomian sehingga membawa dampak yang sangat besar bagi keberadaan suatu kota. Seperti halnya berkembangnya perekonomian di kelurahan barrang lompo, seiring dengan bertambahnya penduduk dan keanekaragaman kegiatan yang berpotensi menimbulkan produk samping dari kegiatan tersebut, yaitu sampah.

Untuk meminimalisir penumpukan sampah pemerintah mencoba untuk merangkul masyarakat agar sampah tidak hanya menjadi sampah, namun dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.seperti halnya menghadirkan bank sampah di barrang lompo yang diharapkan akan mampu menekan

(18)

sebanyak 20 persen sampah agar dapat didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat.

Pengelolaan sampah yang dilakukan di kelurahan barrang lompo berjumlah maksimal, karena warga masih enggan untuk mengelolanya dan masih kurangnya motivasi melaksanakannya. Akan tetapi kelurahan barrang lompo kecamatan kepulauan sangkarrang mulai bergerak untuk mengadakan bank sampah, yang nantinya sampah akan dikelola menjadi menjadikan barang bekas sebagai kerajinan tangan yang nantinya akan bernilai dan berguna lagi.

Adanya bank sampah bagi kalangan umum masih terasa asing bagi individu yang belum bisa merasakan manfaat dengan adanya sampah, karena dengan bank sampah kita dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat dan alam sekitar. Salah satunya ialah dengan memproduksi ulang sampah. Produksi merupakan sebuah proses yang lahir seiring dengan keberadaan manusia di muka bumi. Karena produksi berprinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik meneliti lebih dalam mengenai proses pengelolaan sampah yang dilakukan oleh ketua pengelola dan pengurus bank sampah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan bagaimana pengelolaan sampah, maka penulis tertarik untuk menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul ”pengelolaan bank sampah terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kelurahan barrang lompo kecamatan kepulauan sangkarrang”

(19)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian adalah :

”bagaimana proses pengelolaan bank sampah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan barrang lompo, kecamatan kepulauan sangkarrang?”

C. Tujuan penelitian

sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

“untuk mengetahui bagaimanakah proses pengelolaan bank sampah terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kelurahan barrang lompo kecamatan kepulauan sangkarrang.”

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat menambah dan memperluas wawasan berpikir penulis tentang berbagai konsep atau teori manajemen khususnya manajemen sumber daya manusia 2. Manfaat praktis

Untuk memberikan masukan sekaligus menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat khususnya mengenai pengaruh fasilitas pembakaran sampah di kelurahan barrang lompo kecamatan kepulauan sangkarrang.dan sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

1. Pengelolaan bank sampah

Sampah alam, adalah sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman. Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan yang utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.

Demi kelancaran proses penanganan dan pemanfaatan sampah, maka perlu pengaturan dan penyediaan fasilitas yang memadai. Pengaturan disini meliputi perumahan penduduk, pasar dan daerah industri dengan jalan-jalan yang memadai sehingga memudahkan lalu lintas armada sampah, pengaturan tempat pengumpulan, penimbunan dan pembuangan sampah (Bahar,1986:9).

Termasuk didalamnya merupakan perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing), sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang

(21)

misalnya melalui sistem urinoir tanpa air. Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah-sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri. Seperti sampah nuklir, sampah industri, sampah pertambangan, yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti (Thomas,1991:13).

Pengertian pengelolaan sampah merupakan semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transpor dan trasfor, pengolahan, dan pembuangan akhir (Kuncoro, 2009:24). Sedangkan pengelolaan sampah sendiri di dalam Undang undang No. 18 Tahun 2008 adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Di Indonesia sendiri ada bermacam-macam sistem pengelolaan sampah, salah satunya menggunakan sistem pengelolaan sampah dengan cara pengumpulan, pemindahan, metode penarikan dan pembuangan, dan dengan berbagai strategi perencanaan dan pendanaan yang memadai. ada pula beberapa definisi pengelolaan oleh para ahli, diantaranya:

a. Menurut George R. Terry (2006) sebagaimana dikutip Kuncoro (2009:25) mengatakan bahwa pengelolaan ialah pemanfaatan sumber daya manusia atau pun sumber daya lainnya yang dapat

(22)

diwujudkan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

b. Menurut Harold Koontz, sebagaimana dikutip Kuncoro (2009:25) pengelolaan merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan tenaga orang lain. Berdasarkan pengertian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan ialah serangkaian aktivitas dan pemanfaatan sumber daya manusia atau pun lainnya yang dapat diwujudkan dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Bank Sampah

Secara istilah, bank sampah terdiri atas dua kata,yaitu kata bank dan sampah. Kata Bank berasal dari bahasa italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang (Soekanto,2002:243). Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa jasa bank lainya (Rozak,2014:19).

Bank Sampah merupakan lembaga yang hadir di tengah kehidupan masyarakat untuk mengelola sampah dengan menerapkan prinsip pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang. Ketiga prinsip tersebut dapat diimplementasikan dengan baik jika melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi bisa mendorong gerakan bersama untuk peduli dan cinta lingkungan. Kecintaan pada lingkungan perlu dikembangkan agar masyarakat menjadi benar-benar sukarela dan sadar akan

(23)

perlindungan lingkungan. Lingkungan yang bersih akan menjadikan masyarakat relatif sehat sehingga memiliki ketahanan di bidang kesehatan (Ali M,2019: 212).

Sedangkan pengertian sampah ada banyak sekali referensi tentang sampah, diantaranya sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang yang tidak berguna (Sastrohadiwiryo,2003:114).

Limbah yang dikenal sebagai sampah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadiranya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah juga memberi arti teknis yaitu sebagai bahan yang sudah tidak terpakai. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Pengertian sampah diatas merupakan benda yang sudah tidak memiliki manfaat apa pun bagi kehidupan manusia sehingga benda tersebut dibuang, dan keberadaan benda tersebut tidak bisa dihindari selama masih ada aktivitas manusia (Rozak,2015:19).

Sedangkan bank sampah ialah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah

(24)

dikelola menggunakan sistem seperti perbankan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank sampah serta mendapat buku tabungan seperti menabung di Bank (Rozak,2015:5).

3. Pengelolaan Sampah

Waste management yang memiliki artian adalah cara pengelolaan sampah atau waste treatment pengolahan limbah dari bahan buangan industri dan teknologi yang dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan, cara mengelola limbah industri dan teknologi tergantung pada sifat dan kandungan limbah serta tergantung pada rencana pembuangan olahan limbah secara permanen.

Mengetahui jenis-jenis sampah adalah penting dalam penelitian studi tentang sampah. Menurut jenisnya sampah dibanding menjadi dua yaitu sampah basah (mudah membusuk/organik) dan sampah kering (sampah yang tidak dapat membusuk/anorganik). Dan sampah ada yang membaginya berdasarkan zat pembentukan atau komposisi kimia (Azwar,1998:54).

a. Pengertian Sampah Organik

Sampah ini berasal dari bahan penyusunan tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari proses pertanian, perikanan atau yang lain yang termasuk jenis sampah organik antara lain sampah dapur yang berupa sisa sayuran, kulit buah, sampah kebun yang berupa ranting, bunga, daun, rumput. Ciri sampah adalah mudah diuraikan dalam proses alami. b. Sampah Anorganik

Sampah ini berasal dari sumber daya tak terbaharui (mineral, minyak bumi) dan sampah industri, yang termasuk jenis sampah kering antara lain adalah plastik, aluminium, kaca, kaleng, logam dan lain-lain. Ciri

(25)

sampah ini lambat terurai secara alami atau bahkan tidak terurai sama sekali. Adapun pembagian atas dasar sifatnya, yaitu:

1) Sampah yang secara alami mudah terurai (degradable waste) atau sampah yang mudah membusuk.

2) Sampah yang sukar terurai atau tidak mudah membusuk (non- degradable waste).

3) Sampah yang mudah terbakar (combustible)

4) Sampah yang sulit atau tidak mudah terbakar (non-combustible) (Azwar,1998:55).

Dengan melihat realita yang sudah ada mengenai sampah ini manusia itu sendiri yang mendapatkan kerugian dari sampah-sampah tersebut, yang dapat mengganggu kesehatan kita.

Tentu saja semua ini tidak akan terjadi jika perilaku manusia itu sendiri kita yang merubahnya dengan perilaku “sadar” karena sampah tersebut akan berdampak negatif jika tidak diperlakukan dengan baik, begitu juga dengan lingkungan.

“Sadar” disini bukan hanya sekedar dalam artian dia mengingat diri, dan tetapi sadar disini adalah dimana bahwasanya manusia itu sendirilah penyebab akan kerusakan yang ada di bumi ini yang indah dan nyaman. karena tidak ada akibat dari suatu perbuatan tanpa ada sebab yang jelas.

Semua kegiatan manusia yang mempunyai dampak pada lingkungan hidup. Kegiatan hayatinya seperti pembuangan sisa metabolismenya dalam bentuk air seni dan tinja, berdampak pada lingkungan hidup. Pada waktu jumlah manusia masih kecil, maka kecil pula dampak yang didapat. Sedangkan, semakin besarnya jumlah

(26)

manusia dan ditambahnya dengan bekembangnya kegiatan ekonomi maka semakin besar pula dampak yang diberikan kepada lingkungan. Sejak awal dalam perkembangan budayanya manusia telah berusaha untuk mengelola dampak kegiatannya terhadap lingkungan hidup. Semakin besar dan berkembangnya kegiatan ekonomi dan teknologinya maka semakin perlu pula untuk pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup

diartikan sebagai usaha sadar bencana untuk mengurangi dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup sampai pada tahap minimum dan untuk mendapatkan manfaat yang optimum dari lingkungan hidup untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan.

c. Fungsi Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah diselenggarakan untuk mengurangi dan menanggulangi berdampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kemajuan industri dan meningkatnya jumlah penduduk. Selain hal tersebut tujuan diselenggarakannya ialah untuk mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya dan beriringan dengan majunya industri.

Penerapan aspek manajemen dalam pengelolaan limbah, khususnya sampah perkotaan dapat dilakukan melalui pendekatan manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi, pemanfaatan fungsi manajemen dalam pengelolaan sampah perkotaan ini akan lebih efektif bila dilakukan mulai dari perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan, berikut beberapa fungsinya.

Fungsi perencanaan dalam manajemen meliputi serangkaian keputusan-keputusan termasuk penentuan-penentuan tujuan, kebijakan,

(27)

membuat program, menentukan metode dan prosedur serta menciptakan jadwal waktu pelaksanaan. Dalam implementasinya fungsi perencanaan dibutuhkan dalam pengelolaan sampah perkotaan, dengan menentukan tujuan ”bersih itu adalah sehat”.

Fungsi pengorganisasian, adalah proses pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan, dimulai dari kebutuhan alat atau fasilitas, manusia/pekerja, termasuk hubungan antara personal yang melakukan kegiatan tersebut.

Fungsi pengawasan, adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan untuk menjamin agar seluruh kegiatan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dan dievaluasi sebagai suatu proses penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan d. Pemanfaatan sampah

Pemanfaatan sampah dapat dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, ialah pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pemanfaatan sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan..

Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan

(28)

e. Tahap-tahapan Pengelolaan Sampah

Pengolahan limbah dari bahan buangan industri dan teknologi dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Cara pengelolaan ini sering disebut waste management. Secara umum dikenal tingkatan proses pengolahan limbah sebagai berikut.

Pengolahan awal, awalnya bahan buangan industri di tampung di suatu tempat dan dengan sampah yang telah dipilah atau dipisahkan antara sampah plastik, anorganik. Kemudian, dipilih bagian sampah yang dapat didaur dan tidak dapat didaur, kemudian memisahkan antara sampah cair dan padat.

Pengolahan lanjutan, apabila proses pertama belum bersih dan boleh dibuang lingkungan, maka dilanjutkan proses lanjutan, yaitu dengan menambahkan mikroorganisme untuk mendegradasikan bahan buangan.

Pengolahan akhir, pada proses terakhir diharapkan bahwa setelah melalui tahapan terakhir sudah menjadi bersih sehingga dapat dibuang ke lingkungan. Pengurangan bahan-bahan terlarut seperti bahan-bahan kimia dapat ditambahkan dengan karbon aktif untuk mengadsorpsi bahan-bahan berbahaya sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.

f. Hubungan Sampah dengan Kesejahteraan Sosial

Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya.

(29)

Sampah yang selama ini kita buang begitu saja, ternyata masih dapat diolah kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang bernilai ekonomi, bercita rasa seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu : pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami proses-proses tertentu.

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan yang hijau, bersih dan sehat serta menguatkan inisiatif masyarakat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan fungsi lingkungan. Masalah partisipasi masyarakat merupakan bidang kajian praktek pekerjaan sosial atau sangat relevan dengan fungsi dan tugas pekerjaan sosial dalam memberikan intervensi pada pertolongan individu, kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah sosial.

4. Undang-Undang Mengenai Bank Sampah

Pada tanggal 15 Oktober 2012, Pemerintah Republik Indonesia, mengundangkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis. Sampah Rumah Tangga yang juga merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sekaligus memperkuat landasan hukum bagi penyelenggaraan pengelolaan sampah di Indonesia. Terdapat beberapa muatan pokok yang penting diamanatkan oleh peraturan pemerintah, yaitu:

a. Memberikan landasan yang lebih kuat bagi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan

(30)

dari berbagai aspek antara lain, manajemen, teknis operasional, pembiayaan, kelembagaan, dan sumber daya manusia.

b. Memberikan kejelasan perihal pembagian tugas dan peran seluruh para pihak terkait dalam pengelolaan sampah mulai dari kementerian/lembaga di tingkat pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten /kota, dunia usaha, pengelola kawasan sampai masyarakat.

c. Memberikan landasan operasional bagi implementasi 3R dalam pengelolaan sampah menggantikan paradigma lama kumpul-angkut-buang.

d. Memberikan landasan hukum yang kuat bagi pelibatan dunia usaha untuk turut bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, kebijakan pengelolaan sampah dimulai. Kebijakan pengelolaan sampah yang selama lebih dari tiga dekade hanya bertumpu pada pendekatan kumpul-angkut- buang (end of pipe) dengan mengandalkan keberadaan TPA, diubah dengan pendekatan reduce at source dan resource recycle melalui penerapan 3R.

(31)

TPS/TPA yang berwawasan lingkungan TPS/TPA

Gambar 2 .1

Prinsip 3R dalam Pengelolaan Sampah

Oleh Karena itu seluruh lapisan masyarakat diharapkan mengubah pandangan dan memperlakukan sampah sebagai sumber daya alternatif yang sejauh mungkin dimanfaatkan kembali, baik secara langsung, proses daur ulang, maupun proses lainnya. Lima tahap penanganan ialah pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat secara bertahap dan terencana, serta didasarkan pada kebijakan dan strategi yang jelas.

5. Metode Pengelolaan Sampah

Konsep pengelolaan sampah yang dilakukan di bank sampah merupakan penerapan dari konsep (zero waste). Yakni pendekatan serta penerapan sistem teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan

Pengelolaan Sisa Konsumsi Langkah 2: pemanfaatan kembali sampah Produksi Langkah 1: pembatasan sampah Sumber daya Alam Langkah 3b: daur ulang sampah menjadi energi .

Langkah

3a: daur

ulang

sampah

(material

recovery)

(32)

melakukan penanganan sampah dengan tujuan dapat mengurangi sampah sedikit mungkin. Konsep ini adalah konsep pengelolaan sampah yang sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, ialah pengelolaan sampah melalui pendekatan reduce, reuse, dan recycle atau sering dikenal dengan 3R.

a. Pendekatan Reduce

Merupakan upaya untuk mengurangi volume sampah sebelum dan sesudah Diproduksi. Seperti upaya mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan dengan cara merubah pola hidup konsumtif, yaitu merubah kebiasaan boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010:9)

b. Pendekatan Reuse

Reuse (menggunakan kembali) Merupakan upaya untuk memakai kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah secara langsung tanpa mengolahnya terlebih dahulu, misalnya ember bekas menjadi pot bunga, koran menjadi pembungkus, dll. Anggota keluarga dapat berperan melakukan kegiatan ini (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010:9)

c. Pendekatan recycle

Recycle (mendaur ulang) merupakan menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap. Atau upaya memanfaatkan kembali sampah melalui daur ulang setelah melalui proses pengolahan tertentu, misalnya sampah dapur diolah menjadi pupuk kompos dan lain sebagainya. Pengumpulan bahan baku di sumbernya (on-site) dapat dilakukan oleh rumah tangga penghasil sampah sedangkan di luar sumbernya misalnya di tempat pengumpulan sampah

(33)

sementara atau di tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah dapat dilakukan oleh pemulung atau pengelola sampah. Proses daur ulang dapat dilakukan oleh industri rumah tangga maupun industri manufaktur (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010:9.

6. Nilai Ekonomis Sampah

Dalam perspektif nilai jual sampah, terdapat klasifikasi sampah yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini setidaknya dapat terbaca dari perlakuan para pengelola industri sampah yang secara umum adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2

Alur Daur oleh Industri Pengelolaan Sampah

Adapun perincian sampah dari warga yang memiliki penilaian adalah sebagai berikut:

a. Sampah organik bisa didaur ulang seperti HVS, kertas buram, kardus, Koran, majalah, dan lainnya.

Bisa di daur ulang Di jual Tidak bisa di daur ulang Dimusnahkan Bisa di daur ulang Di Jual Tidak bisa di daur ulang Kompos Sampah Non-organik Organik

(34)

b. Sampah organik tak bisa di daur ulang seperti sisa makanan, daun, sisa sayuran, dan yang sejenisnya.

c. Sampah non-organik bisa didaur ulang dari segala jenis logam seperti besi, aluminium, tembaga dan juga aneka sampah berbahan kaca botol, bekas botol minuman, kaleng plastik, dan lain-lain.

d. Sampah non-organik tak bisa didaur ulang seperti plastik yang tidak bisa didaur ulang, baterai bekas, cairan limbah rumahan.

Limbah sampah yang bisa didaur ulang baik organik maupun non-organik bisa dijual oleh pengepul. Pengepul barang- barang bekas datang ke lokasi pengelolaan sampah. Dalam satu minggu minimal mereka bisa mendapatkan dana tambahan dari barang bekas daur ulang. Nilai jual sampah non-organik ini justru lebih tinggi dari pada pengolahan sampah organik menjadi kompos. Walaupun kompos dapat diolah lagi menjadi pupuk organik untuk dijual. Atau digunakan sendiri untuk menanam tanaman hias, tanaman apotik hidup, atau tanaman sayuran atau buah-buahan nilai jualnya masih dibawah limbah sampah non- organik.

7. Manfaat pengelolaan sampah bagi masyarakat

Suatu usaha pemanfaatan sampah bagi masyarakat dikatakan berhasil bila produk yang dihasilkannya dapat berguna bagi masyarakat dan bernilai ekonomis sehingga laku terjual. Demikian pula dengan bermacam-macam produk hasil pengolahan sampah, akan terasa manfaatnya bila dapat dirasakan oleh masyarakat banyak serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat yang mana mata pencariannya banyak menggantungkan diri dengan mengais sampah di TPA-TPA yang ada.

(35)

Masyarakat mulai menyadari akan pentingnya melakukan pengelolaan sampah mandiri, akan tetapi kemandirian dalam pengelolaan sampah belum menjadi gerakan yang massive sehingga belum dapat menurunkan jumlah volume sampah secara konsisten (Farid,2019:84).

Tentu saja untuk mencapai hal ini perlu adanya suatu usaha untuk mengelola hasil pemanfaatan sampah dan pemasaran produksi hasil pemanfaatan sampah sehingga laku terjual. Selain itu kelayakan usahanya perlu diketahui dengan adanya analisis finansial sehingga tujuan yang dicapai dapat terpenuhi dan menghasilkan untung bagi yang mengelolanya. Macam-macam hal yang dapat dihasilkan oleh pengelolaan sampah yaitu:

a. Sampah menjadi kompos produksi kegiatan pengolahan sampah kota ialah kompos, tenaga listrik, dan bahan yang bisa dijual. Peluang pasar tenaga listrik selalu ada karena indonesia dewasa ini dan akan datang akan selalu kekurangan energi. Tenaga listrik yang dibangkitkan dari sampah kota merupakan termasuk murah dibandingkan dengan PLTD. Aspek pemasarannya tidak menjadi masalah. Sementara bahan organik dan anorganik yang dapat dijual akan habis dan merupakan bagian sosial dari kegiatan ini untuk meningkatkan kehidupan masyarakat golongan ekonomi lemah.

Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai 60- 70%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat berfungsi mengendalikan pencemaran yang mungkin terjadi sekaligus menghasilkan keuntungan. Pengomposan adalah penguraian dan pemantapan bahan-bahan organik secara biologis dalam suhu tinggi

(36)

dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih, tidak beracun atau berbahaya bagi kesehatan, dan tanpa menghasilkan kebisingan didalam maupun diluar ruangan.Teknologi pengomposan sampah beragam, baik secara aerob maupun anaerob, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang bisa digunakan merupakan cacing dan mikroorganisme dekomposer. Keunggulan proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luas lahan) (Kuncoro,2009:20).

Kompos merupakan suatu produk yang sangat diperlukan dan seharusnya mudah untuk dijual di Indonesia. Perkembangan pasar terkait pupuk kompos di masa datang sangat bergantung pada perkembangan pertanian organik di Indonesia dan dunia.

Ada beberapa alasan yang mendukung hal tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Daratan Indonesia, khususnya di luar jawa, sebagian besar merupakan tanah yang miskin hara dan miskin bahan organik (podsolik). Tanah yang subur hanya di pulau jawa saja.

2) Sebagian besar tekstur, sifat fisik, dan keasaman tanah lahan pertanian yang subur sudah rusak oleh pupuk kimia.

3) Harga pupuk kimia tinggi dan sangat dipengaruhi oleh harga minyak bumi. Selain itu, pupuk kimia banyak dipalsukan dan dapat merusak tanah.

(37)

4) Di Masa depan, pertanian Indonesia,bahkan dunia akan kembali ke pertanian organik.

Berdasarkan alasan tersebut, seyogyanya kebutuhan pupuk di dalam negeri digantikan oleh pupuk kompos. Pergantian ini hanya bisa dilaksanakan dengan bantuan kebijakan pemerintah yang mengharuskan penggunaan pupuk kompos untuk seluruh bidang kegiatan seperti pertanian pangan, perkebunan, dan kehutanan. Dan perlu juga dibuat peraturan yang mengalihkan pemasaran pupuk kimia secara bertahap untuk tujuan ekspor.

Proses pergantian ini harus dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan terbentuknya sistem produksi dan tata niaga kompos di setiap kota dan kabupaten.

Sampah menjadi bahan daur ulang ialah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, dan pembuatan produk atau materi bekas pakai. Kunci keberhasilan program daur ulang ialah justru di pemilahan awal akan memudahkan proses selanjutnya. Kita tidak perlu lagi menyortir dan memilih, tinggal mengolahnya kembali. Materi anorganik yang dapat didaur ulang antara lain adalah sebagai berikut: botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer, dan lain-lain, baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal. Kertas, terutama kertas bekas dari kantor, atau kertas koran, majalah, kardus. Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue. Besi bekas rangka meja, tempat tidur, mobil, besi rangka beton. Plastik bekas wadah air mineral, shampo, jerigen, ember, sedotan, dan lain-lain.

(38)

Apabila barang-barang tersebut didaur ulang, maka harganya akan berlipat-lipat dari pada sebelumnya. Hambatan terbesar daur ulang ialah kebanyakan produk tidak dirancang untuk dapat didaur ulang jika sudah tidak terpakai lagi.

8. Pengertian Peningkatan

Pengertian peningkatan secara epistemologi adalah menaikkan derajat taraf dan sebagainya mempertinggi memperhebat produksi dan sebagainya 1 proses cara perbuatan meningkatkan usaha kegiatan dan sebagainya kini telah diadakan di bidang pendidikan menteri kesehatan menentukan perlunya pengawasan terhadap usaha perdagangan eceran obat2 sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan Mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda taraf atau derajat kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya kualitas.

Sebelum membahas tentang mutu pendidikan terlebih dahulu akan dibahas tentang mutu dan pendidikan banyak ahli yang mengemukakan tentang mutu seperti yang dikemukakan oleh Edward Sallis mutu adalah sebuah filosofis dan metodologis yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. Lalu Sumayang menyatakan quality, mutu adalah tingkat dimana rancangan spesifikasi sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi dan penggunaannya disamping itu quality adalah

tingkat dimana sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan rancangan spesifikasinya berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa mutu (quality) adalah sebuah filosofis dan

(39)

metodologis tentang (ukuran) dan tingkat baik buruk suatu benda, yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda rancangan spesifikasi sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi dan penggunaannya agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.

Dalam pandangan Zamroni dikatakan bahwa peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien

9. kesejahteraan Masyarakat

1. pengertian Kesejahteraan Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh W.J.S Poerwodarminto, Kesejahteraan merupakan keamanan dan keselamatan (kesenangan hidup). Adapun, sejahtera ialah aman sentosa dan makmur agar masyarakat dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik dan layak,, selamat (terlepas dari segala gangguan kesukaran dan sebagainya). Kesejahteraan berasal dari kata “sejahtera”. Sejahtera ini mengandung pengertian dari bahasa sansekerta “Catera” yang berarti payung. Dalam konteks ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti ”cetera” (payung) merupakan orang yang sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman tenteram, baik lahir maupun batin.

Pengertian Kesejahteraan sebagaimana digunakan dalam Undang-Undang Dasar 1945 ataupun dalam Undang-Undang-Undang-Undang No. 17 tahun 2007

(40)

tersebut tampaknya mempunyai padanan secara internasional. Jones (1990) misalnya, menyatakan bahwa ”the achievement of social welfare means, first and foremost, the alleviation of poverty in its many manifestations”. Social welfare yang dimaksud oleh jones tersebut dapat diartikan sama dengan kesejahteraan, kesejahteraan umum, dan kesejahteraan sosial sebagaimana yang digunakan dalam dokumen-dokumen resmi republik Indonesia tersebut. Kesejahteraan material dan spiritual merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan haruslah dicapai tidak saja dalam aspek material, tetapi juga dalam aspek spiritual.

dalam sebuah proses pembangunan hanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan material maka bisa dipastikan kesejahteraan masyarakat yang diinginkan tidak akan bisa tercapai. Masyarakat akan merasakan kehidupan yang hampa dan tanpa makna meskipun semua fasilitas tersedia. Kesejahteraan oleh sebagian masyarakat selalu dikaitkan dengan konsep kualitas hidup. Konsep kualitas hidup adalah gambaran tentang keadaan kehidupan yang baik. World Health Organization mengartikan kualitas hidup sebagai sebuah persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan, harapan, standar, dan juga perhatian terhadap kehidupan. Konsep ini memberikan makna yang lebih luas karena dipengaruhi oleh kondisi fisik individu, psikologis, tingkat kemandirian, dan hubungan sosial individu dengan lingkungannya.

(41)

Kesejahteraan yang dimulai dengan islam, ialah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Sebab tidak mungkin jiwa akan merasakan ketenangan apabila kepribadian berpecah (selit personaliti).contoh, kesejahteraan sosial dimulai dari kesadaran bahwa apapun keputusan Allah, setelah usaha maksimal, merupakan yang terbaik dan selalu mengandung hikmah. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada manusia untuk berusaha semaksimal mungkin, kemudian berserah diri kepadanya. Firman Allah:

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al-Hadid (57): 22-23.

2. Tujuan Kesejahteraan

Kesejahteraan mempunyai tujuan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan relasi-relasi sosial yang harmonis dengan lingkungannya.

b. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di lingkungan, contohnya dengan menggali sumber-sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.

(42)

Beberapa pendapat mengenai indikator kesejahteraan masyarakat sebagai berikut:

a. Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan beberapa indikator kesejahteraan rakyat dikaji dari delapan bidang, meliputi:

(1) kependudukan, (2) kesehatan dan gizi (3) pendidikan

(4) ketenagakerjaan

(5) taraf dan pola konsumsi (6) perumahan dan lingkungan (7) kemiskinan

(8) sosial lainnya yang menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup.

b. Tingkat kesejahteraan masyarakat juga dapat dilihat dari berbagai aspek, yakni

(1) angka kematian dan angka harapan hidup (2) tingkat pendidikan masyarakat

(3) pekerjaan

(4) taraf dan pola konsumsi (5) fasilitas rumah yang dimiliki 10. Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Pengertian keseluruhan kompleks dalam definisi tersebut berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang didalamnya terdiri atas bagian-bagian

(43)

yang membentuk hubungan sosial (Murdiyatmoko, 2007: 18). Horton dan Hunt (1987:59) dalam kutipan Damsar dan Indrayani (2016: 71) mendefinisikan masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah mandiri, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatanya dalam kelompok tersebut. Manusia merupakan makhluk sosial(home socus) yang selalu berhubungan satu dengan yang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengertian masyarakat yang diungkapkan oleh abdulsyani(2007:30) : Kata masyarakat berasal dari musyarak(arab), yang artinya bersama-sama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama saling berhubungan dan saling berpengaruh, selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat (indonesia)

Menurut mac iver dan page dalam soerjono soekanto (2009:22)

” masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan- kebebasan manusia.”

Menurut auguste comte dalam abdulsyani (2007:31)

“masyarakat yaitu kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan tersendiri.”

Berdasarkan pendapat dapat disimpulkan bahwa pengertian masyarakat ialah suatu kumpulan manusia yang hidup bersama dan adanya kontak sosial.

(44)

a. Ciri-ciri masyarakat

Pengertian masyarakat mewujudkan adanya syarat-syarat sehingga disebut dengan masyarakat, yaitu adanya pengalaman hidup bersama dalam jangka waktu yang cukup lama dan adanya kerja sama diantara anggota kelompok memiliki pikiran dan perasaan menjadi bagian dari suatu kesatuan kelompoknya. Pengalaman hidup bersama ini menimbulkan kerja sama, adaptasi terhadap organisasi dan pola tingkah laku anggota.

Menurut soerjono soekanto (2009:22) masyarakat mempunyai ciri pokok yaitu:

1. Manusia yang hidup bersama

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama

3. Mereka merupakan suatu sistem yang hidup yang sama b. Syarat-syarat masyarakat

Menurut abu ahmadi dalam abdul sani (2007:32) menyatakan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut

a. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.

b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu.

c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk kepentingan dan tujuan yang sama.

Berdasarkan pernyataan disimpulkan bahwa ciri-ciri dan syarat masyarakat di atas, masyarakat bukan hanya sekumpulan. Tipe masyarakat dijelaskan dalam Soekanto (2012: 136-138) dibagi menjadi

(45)

dua tipe yaitu:

a. Masyarakat pedesaan

Masyarakat pedesaan merupakan suatu masyarakat mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan umumnya hidup dari pertanian. Walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, dan bahkan tukang catut (ingat sistem ijon), inti pekerjaan penduduk pedesaan ialah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian hanya pekerjaan sambilan saja karena bila tiba masa panen atau menanam padi, pekerjaan-pekerjaan sambilan tadi segera ditinggalkan.

b. Masyarakat perkotaan

Masyarakat perkotaan ialah masyarakat yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian pada “kota” terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota. yang pertama, kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan agama di desa. Kedua, orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Ketiga, pembagian kerja di antar warga kota juga lebih tegas dan punya batas nyata. Keempat, kemungkinan untuk mendapat pekerjaan, juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa karena pembagian kerja yang tegas tersebut di atas. Kelima, jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada

(46)

pribadi. Keenam, jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting. Ketujuh, perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka menerima pengaruh luar (Soekanto, 2012: 136-138).

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat ialah:

a. Manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang individu.

b. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru, dan sebagai akibat dari kehidupan bersama tersebut akan timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.

c. Menyadari bahwa kehidupan mereka adalah satu kesatuan.

d. sistem bersama yang menimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari perasaan saling terkait antara satu dengan lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia yang tinggal di suatu daerah tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama, setiap anggota yang bertempat tinggal di lingkungan tersebut melakukan regenerasi, dan mempunyai aturan atau norma sebagai pengatur kehidupan untuk menuju pada tujuan yang di cita-citakan bersama.

(47)

manusia pada dasarnya membutuhkan hidup berkelompok sebagai reaksi terhadap lingkungan kita sering menyebutnya zoon politicon, manusia tidak bisa hidup sendiri karena membutuhkan orang .

Kehidupan manusia dengan alam lingkungan, diantaranya terdapat gejala tarik-menarik yang pokok permasalahannya antara kehidupan manusia dan alam lingkungannya ialah alam yang selalu berubah seperti cuaca, kemudian keadaan geografis yang berbeda satu wilayah dengan wilayah lain. Keadaan ini yang membuat manusia dengan alam saling mempengaruhi keadaan geografis wilayah mempengaruhi pola perilaku masyarakat, sebaliknya perilaku masyarakat juga dapat mempengaruhi keadaan alam atau lingkungan tempat tinggalnya.

11. Manajemen lingkungan

Manajemen lingkungan merupakan aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998). Pengertian lainnya yaitu Manajemen Lingkungan merupakan suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan ke dalam proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur, mengelola dan mengontrol dampak-dampak lingkungan secara efektif, dan oleh karenanya risiko-risiko lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan secara

(48)

sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).

Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS) adalah 'that part of the overall management system which includes organizational structure planning, activities, responsibilities, practices, procedures, processes, and resources for developing, implementing, achieving, reviewing, and maintaining the environmental policy'. Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen kunci yaitu pernyataan kebijakan lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang lebih luas. Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen lingkungan dalam 2 macam yaitu:

lingkungan internal yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi. Adalah termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD, asuransi pegawai, dll.

lingkungan eksternal yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi. Yaitu segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang mewakilinya (Pemerintah, pelanggan, investor/pemilik). Aktivitas yang terkait yaitu komunikasi dan hubungan dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke saluran umum,

(49)

perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.

Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini ialah yang dicakup dalam sistem manajemen lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan internal dan eksternal. Elemen pokok manajemen lingkungan sesuai dengan definisi di atas terkait dengan aspek lingkungan dan dampak lingkungan.

B. Penelitian Terdahulu

Dalam Hal Ini Penelitian Terdahulu Ini Dapat Dilihat Pada Tabel 2.1 Di Bawah Ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Fransiska

Tanuwijaya, 2016

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Bank Sampah Pitoe Jambangan Kota Surabaya

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Bank Sampah Pitoe Jambangan Kota Surabaya Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah Di Bank Sampah Pitoe Jambangan

Berdasarkan Hasil

Penelitian Yang Dilakukan Oleh Peneliti Diketahui Bahwa Masyarakat Tidak

(50)

Dilibatkan Dalam Proses Evaluasi Di Bank Sampah Pitoe Jambangan. Proses Evaluasi Kegiatan

Pengelolaan Sampah Di Bank Sampah Pitoe Jambangan Dilakukan Dengan Dua Cara. Pertama, Dilakukan Dalam Rapat Internal Pengurus Bank Sampah Pitoe Jambangan Untuk Kemudian Hasilnya Disampaikan Kepada Masyarakat Atau Pilihan Yang Kedua Adalah Dengan Menampung Seluruh Usulan Dan Masukan Yang Disampaikan Oleh Masyarakat Untuk

Kemudian Dibawa Dalam Rapat Internal Pengurus Bank Sampah Pitoe Jambangan. Namun, Bukan Berarti Usul Dan Masukan Yang

Disampaikan Oleh Masyarakat Ini Dapat Langsung Disetujui Dan Dilaksanakan Oleh Pengurus Bank Sampah Pitoe Jambangan. Hal Ini

(51)

Bergantung Pada Apakah Pengurus Sanggup Untuk Melaksanakan Usul Dan Masukan Yang Diberikan Tersebut. Proses Evaluasi Dilakukan Secara Rutin Minimal Satu Kali Dalam Setahun. Laporan

Keuangan Bank Sampah Pitoe Jambangan Dalam Satu Tahun Menjadi Bentuk Evaluasi Yang Dilakukan Oleh Pengurus Bank Sampah Pitoe Jambangan. Secara Terbuka Pengurus Memberikan Lembaran Fotocopy Laporan Keuangan Selama Satu Tahun Kepada

Masyarakat. 2 Erni Elviza, Yoskar

Fauzi, Muhammad R, Sutomo, 2017

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank

Sampah “Pendowo

Berseri” Desa Tritih Wetan Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap

Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Sebagian Besar Tingkat Partisipasi Berdasarkan Tahapan Menikmati Hasil Memiliki Kategori Tinggi Sebanyak 52 Anggota Nasabah (83,9%) Dan Kategori Sedang Sebanyak 10 Anggota Nasabah (16,1%). Hal Ini Disimpulkan Bahwa

(52)

Tahapan Menikmati Hasil Dalam Tingkat Partisipasi Masyarakat Tinggi Atau Sudah Baik, Disebabkan Karena Tingginya

Keterlibatan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Bank Sampah Pendowo Berseri Di Desa Tritih Wetan Jeruklegi. 3 Dona Amelia,

Juarsa Badri, 2017

Partisipasi Masyarakat Pada Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3r Di Kota Bukittinggi

Hasil Penelitian Ini Memperlihatkan Tingginya Keinginan Masyarakat Kota Bukittinggi Untuk Berpartisipasi Pada Bukit tinggi Program 3r. Sumber Informasi Dari Kegiatan 3r Juga Beragam Dimana Hasil Penelitian Memperlihatkan Bahwa

Sebagian Besar

Responden Memperoleh Informasi Tentang 3r Dari Sosial Media Dan Penyuluhan. Terdapat Beberapa Alasan Masyarakat Belum Berpartisipasi Dalam Kegiatan 3r Diantaranya Yang Paling Menonjol Adalah Belum Tahu Cara Melakukan 3r Dan Belum Tahu Manfaat Dari

(53)

Program 3r. Ketersediaan Sarana Pendukung 3r Juga Masih Terbatas Dimana Responden Sebesar 86% Menyatakan Sarana Pendukung Kegiatan 3r Masih Belum Mencukupi. Agar Program 3r Berhasil Dijalankan Dengan Baik Diperlukan Kecukupan Sarana Pendukung, Penegakan Aturan Serta Kampanye Yang Intensif Untuk Keberlanjutan Program 3r. 4. Stefanus T. Tanod, 2014 Partisipasi Masyarakat Kecamatan Madidir Terhadap Program Pengelolaan Sampah Kota Bitung

Hasil Penelitian Didapat Bahwa 81 Persen Responden Merupakan Warga Asli Bitung, 16 Persen Merupakan Penduduk Sangihe Talaud, 2 Persen Penduduk Asal Jawa, Dan 1 Persen Berasal Dari Kotamobagu. Responden Yang Merupakan Warga Asli Bitung Cenderung Akan Lebih Menjaga Kebersihan

Lingkungannya, Dari pada Warga Yang Merupakan Pendatang Di Kota Bitung. Hal Ini Dikarenakan Rasa

(54)

Memiliki Yang Besar Akan Tanah Kelahiran Akan Memunculkan Rasa Peduli Yang Besar Akan Kemajuan Daerahnya Sendiri. Dalam Hal Ini, Program Pengelolaan Sampah Yang Dijalankan. 5. Khasbullah Afif : 2016 “Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui 3r (Reuse, Reduce, Recycle) Sampah Plastik Di Desa Mojorejo, Kota Batu.

Hasil Penelitian Ini

Menunjukkan Bahwa,

Perempuan Yang

Melakukan Kegiatan Pengolahan

Sampah Plastik Menjadi Handycraft Melalui 3r (Reuse, Reduce, Recycle)

Berperan Dalam

Meningkatkan

Kesejahteraan Keluarga. Melihat Pada Konsep Kesejahteraan Keluarga

Bkkbn (Badan

Kependudukan Keluarga Berencana

Nasional) Subjek Yang Diteliti Mengalami Peningkatan Kesejahteraan Dimana Sebelumnya Keluarga Tersebut Termasuk Di Dalam Tingkat Kesejahteraan Tahap Keluarga Sejahtera Ii

(55)

Menjadi Tahap Keluarga Sejahtera Iii, Hal Tersebut Diukur Dari Terpenuhinya Kebutuhan-Kebutuhan Psikologis Yang Terdiri Dari Delapan Indikator Untuk Ditingkatkan Ke Tingkat Iii Yang Terdiri Dari Lima Indikator Kebutuhan

Pengembangan. Dengan Meningkatnya Tingkat Kesejahteraan

Perempuan Di Dalam Keluarga, Maka Keluarga Dan Perempuan Tersebut Akan Semakin Berdaya.

(56)

C. Kerangka konsep

Input proses output

Gambar 2.3

Kerangka Konsep

Bank merupakan sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Sedangkan menurut undang undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit/bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena tidak digunakan lagi atau sesuatu yang sudah dianggap tidak berharga atau tidak berguna lagi. Sedangkan pengertian sampah menurut world health organization (WHO) ialah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Rozak,2014:16).

Bank sampah Merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan diserahkan ke tempat pembuatan Sampah rumah

tangga dan tempat umum

Pengelolaan sampah non organik Melalui bank sampah

O

Kerajinan, uang

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu   ...............................................................
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

: Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir dan Lautan Yang Berbasis Masyarakat di Pulau Barrang Caddi Kota Makassar.. Andi

Kajian Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Gugus Pulau Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Kabupaten Administrasi Kepulauan

Kajian Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Gugus Pulau Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Kabupaten Administrasi Kepulauan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bagimana pengeloaan bank sampah; (2) Mengetahui bagaimana peran pemerintah kelurahan terhadap pengelolaan Bank Sampah;

Lingkungan XVIII kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.. Pola atau mekanisme kegiatan bank sampah secara umum yaitu : 1) Warga. mengunjungi kantor bank sampah

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan Bank Sampah memberi dampak sebagai pemberdaya masyarakat untuk kesejahteraan dalam pengelolaan sampah, seperti lingkungan

Penelitian ini, pertama, bertujuan untuk menganalisis pengelolaan Bank Sampah Kelompok Peduli Lingkungan Serasi Kelurahan Sidomulyo Kabupaten Semarang ditinjau dari

PENGELOLAAN BANK SAMPAH BERNILAI EKONOMI DI KELURAHAN JAMBANGAN KECAMATAN JAMBANGAN, KOTA SURABAYA DI TENGAH PANDEMI COVID-