• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Siswa Dalam Menyatakan Fakta Dan Opini Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Masaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kemampuan Siswa Dalam Menyatakan Fakta Dan Opini Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Masaran"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYATAKAN FAKTA DAN OPINI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP

MUHAMMADIYAH 2 MASARAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Oleh:

Rais Hari Sasongko A310130054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYATAKAN FAKTA DAN OPINI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP

MUHAMMADIYAH 2 MASARAN

Diajakukan Oleh: Rais Hari Sasongko

A310130054

Artikel publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji skripsi

Surakarta, Juli 2017

Prof. Dr. Markhamah, M.Hum.

(3)

NIP. 19560414 198703 2 001

KEMAMPUAN DALAM MENYATAKAN FAKTA DAN OPINI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS

VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 MASARAN

Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Rais Hari Sasongko

A310130054

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada hari kamis, 10 Agustus 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Prof. Dr. Markhamah, M.Hum. (...) 2. Dr. Atiqa Sabardila, M.Hum. (...) 3. Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum. (...)

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(4)

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum) NIDN. 0028046501

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 10 Agustus 2017 Yang membuat pernyataan,

Rais Hari Sasongko A310130054

(5)

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYATAKAN FAKTA DAN OPINI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP

MUHAMMADIYAH 2 MASARAN

ABSTRACT

One aspect of language that students have to master is speaking, because speaking skills support other skills. The skills of learners to state facts or opinions about current events are the intellectual abilities of a learner. This study aims to describe the ability of students in expressing facts and opinions on learning Indonesian class. The am of this research is to describe the student’s ability in dedaring fact and opinion in Indonesian language learning at VIII grade of SMP Muhammadiyah 2 Masaran. Describe the ability to express, explain the differences and factors causing the weakness of students in stating the facts and opinions become the purpose of this study. This research type is qualitative research with qualitative descriptive method. Data collection method in this research is documentation method and see-note. Data analysis method used flow and expansion method. The results showed: students' ability to declare the exact facts and opinions sentence of 71.87%.

Keywords : Student Ability, fact and opinions Abstrak

Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan yang lainnya. Keterampilan peserta didik untuk menyatakan fakta atau opini mengenai kejadian-kejadian saat ini adalah kemampuan intelektual seorang peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsiskan kemampuan siswa dalam menyatakan fakta dan opini pada pembelajaran bahasa indonesia kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Masaran. Mendeskripsikan kemampuan menyatakan, menjelaskan perbedaan dan faktor penyebab lemahnya siswa dalam menyatakan fakta dan opini menjadi tujuan penelitian ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitiatif dengan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan simak-catat dan metode analisis data digunakan metode analisis data digunakan metode alir dan perluas. Hasil penelitian menunjukan : kemampuan siswa menyatakan kalimat fakta dan opini yang tepat sebesar 71,87%.

(6)

1.PENDAHULUAN

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat hal ini adalah tahapan-tahapan seorang belajar bahasa, dan keempat aspek tersebut harus dikuasai peserta didik agar terampil dalam berkomunikasi. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tidak hanya terpaku pada teori saja, tetapi peserta didik juga dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Komunikasi yang baik mampu menyampaikan informasi kepada orang lain dan dapat diterima dengan baik makna informasi tersebut.

Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan yang lainnya (Tarigan, 2008 :86). Seperti kemampuan menulis, pembicara yang baik umumnya memerlukan persiapan tertulis sebelum memulai pembicaraanya atau setidaknya pembicara memiliki kemampuan dasar tentang tulis menulis. Kegiatan berbahasa yang paling menonjol di kelas adalah kegiatan berbicara, para peserta didik memiliki keterampilan berbicara yang luar biasa ketika berinteraksi dengan teman-teman di kelas. Keterampilan berbicara ini merupakan faktor pendorong dalam pembelajaran bahasa.

Keterampilan berbicara seharusya juga diimbagi dengan rasa percaya diri yang tinggi, sehingga peserta didik tidak merasa grogi (tidak percaya diri) ketika mendapat kesempatan berbicara di depan kelas. (Maidar, 2005:23) mengatakan berbicara dalam situasi formal, tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah setiap orang mampu berbicara, namun berbicara secara formal atau dalam situasi yang resmi sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan manjadi tidak teratur. Bahkan yang lebih parah lagi, ada yang tidak berani berbicara sama sekali.

Keterampilan peserta didik untuk menyatakan fakta atau opini mengenai kejadian-kejadian saat ini adalah kemampuan intelektual seseprang pesertadidik. Kemampuan pesertadidik dalam menyampaikan fakta dan opini merupakan kemampuan yang perlu dilatih. Hal tersebut penting karena melatih pesertadidik

(7)

untuk terampil dalam berbicara dan berkomunikasi dengan baik terhadap siapapun.

Kalimat sebagai bagaian terkecil ujaran; kalimat bersetatus sebagai satuan dasar wacana yang bersangkutan. Artinya, wacana barulah mungkin terbentuk jika ada kalimat yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan tertentu (Markhamah, 2011:13).

Penutur yang baik, selain menuturkan kalimat yang padat makna juga memperhatikan tentang struktur kalimat yang diucapkanya. Markhamah, (2013:7) mengatakan sebagai penutur yang baik, kita tidak boleh mengucapkan kalimat-kalimat yang strukturnya tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. Kita tidak boleh berbicara dengan prinsip “asal orang tahu” tanpa mengindahkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

Sumarsih, (2012:5) mengatakan fakta adalah hal atau keadaan yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta dapat berbentuk gambar, tanggal peristiwa, data statistik, tabel, peristiwa, dan grafik. Opini adalah perkiraan, pikiran, atau anggapan tentang suatu hal. Pendapat orang mengenai suatu hal berbeda-beda. Perbedaan pendapat bergantung pada sudut pandang dan latar belakang yang dimiliki. Pendapat/opini dapat berupa saran, kritik, harapan, nasihat, atau ajakan.

Senada dengan pernyataan Darmawati, (2012:3). Fakta merupakan sesuatu atau hal yang benar-benar terjadi. Semua orang akan mengatakan pernyataan yang sama terhadap sebuah fakta. Lawan dari fakta adalah pendapat (opini). Pendapat (opini) merupakan gagasan, ide, atau pemikiran seseorang terhadap suatu peristiwa, hal, atau masalah.

Banyak penelitian yang mengkaji fakta dan opini berikut adalah beberapa penelitian yang mengkaji kemampuan menyatakan dan membedakan fakta dan opini siswa. Penelitian pertama dilakukan oleh Agustawan, (2014). Hasil penelitian (1) Tercapainya peningkatan dan ketuntasan hasil belajar menentukan fakta dan opini siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sawan dengan penggunaan teknik mind mapping. (2) Pembelajaran menentukan fakta dan opini dengan menggunakan teknik mind mapping mampu meningkatkan aktivitas belajar

(8)

mengajar yang berupa interaksi antarwarga belajar. (3) Meningkatnya respons siswa terhadap penggunaan teknik mind mapping.

Penelitian kedua yang relevan ini dilakuka oleh Sartika, (2013). Hasilnya (1) kemampuan rata-rata menentukan kalimat fakta melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas X SMK-SMAK Padang 69,80. Nilai ini berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LDC) berada pada rentangan 66% - 75%. (2). kemampuan menentukan kalimat opini melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas X SMK-SMAK Padang 63,88%. Nilai ini berada pada kualifikasi cukup (C) pada rentangan 56%-65%. (3) perbedaan kemampuan siswa dalam membedakan kalimat fakta dan opini masing-masing sebesar 65,02%, dan 63,88% atau berkualifikasi lebih dari cukup (LDC) dan cukup (C).

Penelitian yang relevan ketiga dilakukan oleh Fatima, (2016). Hasil penelitian yang dilakukan adalah. Secara klasikal dapat dikatakan bahwa kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana surat kabar koran Kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari masuk kategori tidak mampu. Dikatakan tidak mampu karena siswa yang secara individual mencapai kemampuan minimal 75% hanya sebesar 65,75% tidak mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. Tingkat kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Kemampuan menentukan fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 93,15 % (mampu). (2) Kemampuan membedakan fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 50,68% (tidak mampu). (3) Kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana memperoleh persentase 54,79% (tidak mampu).

Penelitian internasional mengenai fakta dan opini juga pernah dilakukan berikut penelitian tentang fakta dan opini. Penelitian yang dilakukan oleh Carlos (2015). MenelitiChronic as salvation: Teaching journalism is taught to listen and tell clearly what is heard after checking that it is true. Penelitian tersebut menjelaskan tentang jurnalistik yang mencoba mencampur adukkan kalimat fakta dan opini. Fakta yang ditulis dalam surat kabar adalah fakta menurut redaksi memiliki harga jual di masyarakat, sehingga fakta yang diterima masyarakat

(9)

Penelitian yang dilakukan oleh Muracho (2013). Meneliti Already ye are filled! The rhetorical-argumentative figure of irony in corpus paulinum. Penelitian tersebut menjelaskan fakta-fakta, aturan atau pendapat tentang fakta yang diterima masyarakat melalui surat kabar, sangat tidak logis dan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Gruyter (2013). Meneliti Cross-cultural variation in the use of hedges and booster in academic discourse. Penelitian tersebut menjelaskan tentang perbedaan kultural antara pembaca dan penulis, fakta dan opini pada media koran.

Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, bagaimana kemampuan berbicara siswa untuk menyatakan fakta dan opini dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dekriptif kualitatif dengan menekankan pada analisis kemampuan siswa dalam menyatakan faka dan opini pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Masaran. Analisis dilakukan pada tuturan siswa yang menyatakan fakta dan opini. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Masaran dengan jumlah 32 siswa (satu kelas).

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini akan menggunakan teknik observasi dan dokumentasi pada kegiatan diskusi. Observasi berfokus pada kemampuan siswa dalam menyatakan dan membedakan fakta dan opini serta faktor-faktor yang mempengaruhi lemahnya siswa dalam membedakan fakta dan opini. Dokumentasi berfokus pada satuan lingual yang dihasilkan siswa dalam bentuk ujaran digunakan untuk menyatakan dan membedakan fakta dan opini

Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi sumber atau teori. Peneliti membaca sumber-sumber atau teori-teori yang berkenaan dengan fakta dan opini. Menurut Sutopo, (2002:82) Triangulasi teori

(10)

permasalahan yang dikaji. Teori yang digunakan dalam keabsahan data mengenai ciri-ciri fakta dan opini yang dideskripsikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (2008:386).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tentang kemampuan siswa dalam menyatakan fakta dan opini pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Masaran. Tabel berikut menampilkan kemampuan berbicara siswa untuk menyatakan fakta dan opini.

Tabel 1. Kalimat Pernyataan Fakta

No Kalimat Tepat Tidak tepat

1. Setiap tanggal 17 Agustus SMP Muhammadiyah 2 Masaran mengadakan upacara bendera di lapangan kecamatan

2. Kemarin tanggal 6 Mei diadakan pegejian Akbar di lapangan Masaran.

3. Peringatan hari jadi Kabupaten Sragen tanggal 20 Mei, diadakan panggung hiburan.

4. Hari ini, sebelum berangkat sekolah aku sarapan dengan sayur yang dimasak ibuku.

5. Tanggal 25 Mei pada kalender ditetapkan sebagai kenaikan nabi Isa.

6. Minum menggunakan gelas 

7. Berjalan dengan kaki 

8. Melihat menggunakan mata 

9. Roda motor ada dua 

(11)

Tabel di atas menunjukan sempel dari jumlah data siswa yang mampu menyatakan kalimat fakta dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Masaran.

Tabel 2. Kalimat yang menyatakan opini

No Kalimat Tepat Tidak tepat

1. Bisa jadi besok siang cuacanya cerah  2. Kemugkinan nanti malam hujan  3. Besok terjadi masalah di sekolah yang

sangat dasyat

4. Besok malam terjadi hujan dan petir yang sangat menakutkan

5. Besok pagi terjadi gerhana matahari 

6. Kemarin hari minggu tidak hujan 

7. Kemarin sore tidak mengaji 

8. Ada kebanjiran di solo 

9. Besok sabtu libur 

10. Tadi malam ada kecelakaan 

Tabel di atas menunjukan sempel dari jumlah data siswa yang mampu menyatakan kalimat opini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Masaran.

3.1 Kemampuan berbicara siswa untuk menyatakan fakta 3.1.1 Analisis bentuk pernyataan fakta yang tepat

Berikut anaisis pernyataan fakta oleh siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Masaran.

(1) (Setiap tanggal 17 Agustus SMP Muhammadiyah 2 Masaran mengadakan upacara bendera di lapangan kecamatan).

(12)

Data (1) merupakan kalimat yang menyatakan fakta dan mempunyai data yang tepat dan akurat yang ditandai frasa (Setiap tanggal 17 Agustus), dilengkapi dengan data yang menggambarkan suatu objek (SMP Muhammadiyah 2 Masaran mengadakan upacara bendera di lapangan kecamatan).

(2) (Kemarin, tanggal 6 Mei diadakan pengajian akbar di lapangan Masaran).

Kalimat (2) yang menyatakan fakta yang mempunyai data tepat dan akurat yang ditandai dengan frase (kemarin, tanggal 6 Mei). Dilengkapi data yang menggambarkan suatu objek ditanda dengan frasa (diadakan pengajian akbar di lapangan masaran). Bersifat objektif, yaitu data benar-benar ada dan tidak dibuat-buat.

(3) (Pada peringatan hari jadi kabupaten Sragen tanggal 20 Mei, diadakan panggung hiburan).

Kalimat (3) menyatakan fakta yang mempunyai data tepat dan akurat ditandai dengan frase (tanggal 20 mei) data di atas juga bersifat objektif, data benar-benar ada dan tidak dibuat-buat. Dilengkapi dengan data yang menggambarkan suatu objek yang terdapat pada frase (peringatan hari jadi kabupaten Sragen, diadakan panggung hiburan).

(4) (Hari ini, sebelum berangkat sekolah aku sarapan dengan sayur yang dimasak ibuku).

Kalimat (4) menyatakan fakta mempunyai data tepat dan akurat ditandai dengan frase (hari ini sebelum berangkat sekolah). Kalimat tersebut dilengkapi dengan data yang menggambarkan suatu objek yang ditandai dengan frase (aku sarapan dengan sayur yang dimasak ibuku). Kalimat di atas juga dapat menjawab pernyataan 5W+1H.

(13)

Data (5) merupaka kaimat yang menyatakan fakta yang memunyai data tepat dan akurat ditandai dengan frase (Tanggal 25 Mei). Kalimat tersebut dilengkapi dengan data yang menggambarkan suatu ojek yang ditandai dengan frasa ( ditetapkan sebagai kenaikan nabi isa). Data E juga bersifat objektif yaitu data benar-benar ada dan tidak dibuat buat.

3.1.2 Analisis bentuk pernyataan fakta yang tidak tepat (1) (minum menggunakan gelas)

Data (1) merupakan kalimat yang tidak tepat dan tidak jelas, dikarenakan tidak memenuhi kriteria kalimat yang menggambarkan fakta. Kalimat (1) tidak mempunyai data yang lengkap misal waktu kejadian, tempat tanggal, bulan dan tahun kejadian. Tidakbisa dibuktikan kebenarannya (tidak semua orang melakukan aktifitas minum dengan menggunakan gelas).

(2) (Berjalan dengan kaki)

Data (2) merupakan kalimat yang tidak tepat dan tidak lengkap dan tidak jelas arah tuturanya. Tidak termasuk kalimat yang mengambarkan fakta karena kalimat (2) tidak memenuhi syarat untuk dikatakan kalimat fakta.

(3) (Melihat menggunakan mata)

Kalimat (3) merupakan tuturan yang tidak tepat dan tidak lengkap, maksud dan tujuanya. Tidak termasuk kalimat fakta karena data (3) tidak dilengkapi pernyataan yang menggambarkan suatu objek.

(4) (Roda motor ada dua)

Data (4) merupakan kalimat yang tidak tepat dan tidak bisa dikatakan fakta, karena tidak memenuhi kriteria klimat fakta. Kalimat (4) tidak mempunyai data yang lengkap seperti tempat, waktu kejadian, tahun,

(14)

(5) (Bernafas menggunakan hidung)

Kalimat (5) merupak kalimat yang tidak tepat, karena makhluk hidup yang bernafas tidak menggunakan hidung. Beberapa makhluk hidup menggunakan trakea. Data (5) tidak bisa dikatakan kalimat fakta karena ketidak jelasan klimat dan tidak tercapainya kriteria kalimat fakta.

3.2 Kemampuan berbicara siswa untuk menyatakan opini 3.2.1 Analisis bentuk pernyataan opini yang tepat

Berikut analisis pernyataan opini yang diungkapkan siswa SMP Muhammadiyah 2 Masaran kelas VIII B.

(1) (Bisa jadi besok siang cuacanya cerah).

Kalimat (1) merupakan opini/pendapat pikiran pribadi seseorang. Informasi yang disampaikan belum dibuktikan kebenarannya. Menunjukan peristiwa yang belum dilakukan yang ditandai dengan frasa (Bisa jadi) kemungkinan yang terjadi bisa cerah dan tidak cerah.

(2) (Kemungkinan nanti malam hujan)

Kalimat (2) merupakan kaimat opini yang menunjukan peristiwa yang belum dilakukan yang ditandai frasa (malam). Data (2) merupakan argumen atau pendapat seseorang dan tidak bisa dibuktukan kebenaranya.

(3) (Besok terjadi masalah di sekolah yang sangat dasyat).

Kalimat (3) merupakan kalimat yang menyatakan opini. Menunjukan peristiwa yang belum terjadi yang ditandai kata (besok) belum terjadi. Informasi yang disampaikan belum dibuktikan kebenarannya. Merupakan buah pikiran pikiran pribadi seseorang.

(15)

(4) (Besok malam terjadi hujan dan petir yang sangat menakutkan). Data (4) merupakan kalimat yang menyatakan opini. Menunjukan peristiwa yang belum terjadi yang ditandai kata (besok) belum terjadi. Merupakan kalimat argumen atau pendapat seseorang yang disampaikan belum dibuktikan kebenaranya.

(5) (Besok pagi terjadi gerhana matahari)

Kalimat (5) merupakan kalimat opini, menunjukan peristiwa yang belum terjadi yang ditandai frasa (besok pagi). Kalimat (5) merupakan argumen atau pendapat seseorang yang disampaikan belum dibuktikan kebenaranya.

3.2.2 Analisis bentuk pernyataan opini yang tidak tepat (1) (Kemarin hari minggu tidak hujan)

Kalimat (1) merupakan kalimat yang tidak tepat, jusrtu menyatakakan fakta. Ditandai dengan kata (kemarin) dan bersifat objektif yang ditandai dengan frasa (tidak hujan).

(2) (Kemarin sore tidak mengaji)

Kalimat (2) merupakan kalimat yang tidak tepat, justru menyatakan fakta. Ditandai dengan kata (Kemarin) dan berifat objektif yang ditandi dengan frase (tidak mengaji).

(3) (Ada kebanjiran di solo)

Kalimat (3) merupakan kalimat yang tidak tepat dan mengandung kesalahan tekstual (Markhamah, 2010:55) kesalahan tekstual “tekstual errots” muncul karena salah menafsirkan pesan yang tersirat dalam kalimat atau wacana. Kesalahan tekstual adalah

(16)

jenis kesalahan yang disebabkan oleh tafsiran yang keliru terhadap kalimat atau wacana yang kita dengar atau kita baca.

(4) (Besok sabtu libur)

Data (4) merupakan kalimat yang tidak tepat dan tidak lengkap. Kesalahan tekstual (Markhamah, 2010; 55) kesalahan tekstual “tekstual errots” muncul karena salah menafsirkan pesan yang tersirat dalam kalimat atau wacana. Kesalahan tekstual adalah jenis kesalahan yang disebabkan oleh tafsiran yang keliru terhadap kalimat atau wacana yang kita dengar atau kita baca.

(5) (Tadi malam ada kecelakaan)

Data (5) merupakan kalimat yang tidak tepat, justru menyatakan fakta. Mempunyai data yang tepat ditandai dengan frase (Tadi malam).

Hasil analisis data kemampuan menyatakan fakta siswa SMP Muhammadiyah 2 Masaran kelas VIII B ditemukan hasil sebagai berikut. Siswa yang mampu menyatakan fakta terdapat 45 kalimat yang tepat menurut kaidah dan ciri-ciri kalimat fakta. Sedangkan, kalimat yang tidak tepat sejumlah 35 kalimat. Hasil tersebut dapat di persentasekan sebesar 56,25% kalimat fakta yang tepat dan 43,75% kalimat fakta yang tidak tepat. Selisih antara kalimat fakta yang tepat dan tidak tepat sebesar 12,5%.

Hasil analisis data kemampuan menyatakan opini siswa SMP Muhammadiyah 2 Masaran kelas VIII B ditemukan hasil sebagai berikut. Siswa yang mampu menyatakan opiini terdapat 55 kalimat opini yang tepat menurut kaidah dan ciri-ciri kalimat opini. Sedangkan, kalimat opini yang tidak tepat sejumlah 15 kalimat. Hasil tersebut dapat dipersentasekan sebesar 78,57% kalimat opini yang tepat dan 21,42% kalimat opini yang tidak tepat. Selisih antara kalimat opini yang tepat dan tidak tepat sebesar 57,15%

(17)

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menyatakan fakta dan opini pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Masaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Masaran dalam kemampuan menyatakan fakta dan opini sebagai berikut : Kemampuan siswa dalam menyatakan kalimat fakta dan opini yang tepat sebesar 71,87% dengan nilai rata-rata siswa 56,87.

DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G. Dan Mukti U.S. 2005. Pembinaan Kemampuan Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Carlos, Juan. (2015). “Chronic as salvation: Teaching journalism is taught to listen and tell clearly what is heard after cheking that it is true”. Index comunication. No, 2. ISSN: 2444-3239(Print) 2I74-1859(Online). Darmawati, Uti. Y. Budi Artati. 2012. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa

Indonesia Tahun Pelajaran 2012/2013. Klaten: PT Intan Pariwara Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi keempat). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Fatima, Wa. 2016. “Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari” dalam jurnal E- Jurnal Vol.1 No.2 Hal 20-24. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP UHO, E-ISSN: 2503-3875.

Gruyter. 2013. “Cros- Cultural Variation in the Use of Hedges and Booster in Academic Discourse”. Vol.5 No.1 Hal. 180-187 Department of English Language and Literature, Faculty of Education, Charles University, Prague. ISSN: 2336-2685.

Markhamah. 2011. Ragam & Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University press.

Markhamah, Atiqa Sabardila. 2013. Analisis Kesalahan & Kesantunan Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University press.

(18)

Markhamah, Atiqa Sabardila. 2014. Analisis Kesalahan & Karakteristik Bentuk Pasif. Surakarta: Muhammadiyah University press.

Muracho. 2013. “Already ye are filled! The rhetorical-argumentetative figure of irony in corpus paulinium”. Jurnal Filologia e linguistica Portuguesa.

Oka Agustawan, dkk. 2014. “Penggunaan Teknik MIND MAPPING Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Fakta dan Opini pada Tajuk Rencana Bali post di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sawan” dalam Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha, vol. 2 No, 1 Hal.6-9 .P. 1-12.

Sartika, Rina, dkk. 2013. “Kemempuan Membedakan Kalimat Fakta dan Opini Melalui kegiatan Membaca Intensif Siswa Kelas X SMK-SMAK Padang” dalam jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol.1 No. 2. P. 201-208

Sumarsih, dkk. 2012. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Karanganyar : CV. Hasan Pratama

Sutopo,H.B. 2002. Metode penelitian kualitatif : dasar-dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta :Sebelas Maret University press

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Gambar

Tabel 1. Kalimat Pernyataan Fakta
Tabel  di  atas  menunjukan  sempel  dari  jumlah  data  siswa  yang  mampu  menyatakan kalimat fakta dalam pembelajaran Bahasa  Indonesia kelas VIII  B SMP  Muhammadiyah 2 Masaran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pertimbangan dan dalil-dalil yang ada, maka Mahkamah Agung, memutuskan: Mengabulkan permohonan keberatan hak uji materiil dari Pemohon, dengan menyatakan

79 Wawancara dengan M.. Teater juga mampu berfungsi sebagai ekspresi dan mengusung tujuan yang bersumber dari cerminan kondisi dan dampak nilai-nilai sosial. Seperti

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga

“Nduk Irin” yang sudah memberikan warna, motivasi, dukungan, perhatian, pengertian, dan penuh kesabaran yang membuat penulis semakin kuat dalam menyelesaikan skripsi dan waktu

Hasil analisis dari mean, standar deviasi dan korelasi pearson menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeliharaan di rumah sakit swasta di Yogyakarta tergolong baik, dan rata-rata

Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah 1) guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran; 2) belum diterapkannya model dan metode yang bervariatif;

Tugas Akhir dengan judul “PEMANFAATAN IC MEMORI TERPROGRAM UNTUK MENGENDALIKAN INVERTER 3 FASA“ diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam memperoleh gelar

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis besar biaya dan penerimaan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin, menganalisis besar pendapatan dari pengolahan ikan