• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU SURIAN (Toona sinensis) ASAL KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT ARIEF NUR RAKHMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU SURIAN (Toona sinensis) ASAL KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT ARIEF NUR RAKHMAN"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU SURIAN (Toona sinensis)

ASAL KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

ARIEF NUR RAKHMAN

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

BASIC PROPERTIES of Toona sinensis

WOOD from INDRAMAYU DISTRICT,

WEST JAVA PROVINCE

Arief Nur Rakhman, Imam Wahyudi

INTRODUCTION. Much effort has been made to overcome the scarcity problem of wood as raw material for many wood industries in Indonesia. One of them is to build and develop plantation forests including the community forest. It was predicted that wood supply from community forest will be increased in the future. This research aims to study several basic properties of surian (Toona sinesis) wood especially their physical and mechanical properties, which consists of moisture content (MC), density (ρ) and specific gravity (SG), modulus of rupture (MOR), modulus of elasticity (MOE), compressive strength parallel to the grain (σtk//) as well as wood hardness tangentially and radially. Physical properties measurement were conducted following to the ASTM D1762, while the mechanical properties were followed the ASTM D143.

MATERIALS AND METHOD. The main material used was the heartwood portion of three trees of T. sinensis. The sample trees were obtained from one area of man made forest of Indramayu District, West Java Province. Each stem of the tree was divided into three sections, namely basal, middle and the top of the stem. Tree diameter and age as well as their silviculture treatments were unknown. The data was then statistically analyzed using a completely randomized experimental design one factor by SPSS 13.0 software, with six replications (two samples per section x 3 trees).

RESULT AND DISCUSSIONS. It was showed that the average value of MC, ρ and SG was 14.85%, 0.61 g/cm3 and 0.52, respectively. The highest of MC (16.37%) was found at

the top of the stem, while the highest of SG and ρ (0.55 and 0.64 g/cm3, respectively) was

found at the middle of the stem. The lowest of MC (12,69%) was found at the middle of the stem. The lowest of SG (0.49) was found at the basal area, while the lowest of ρ (0.57 g/cm3) was found at the top of the stem. It was also showed that the average value of

MOE, MOR, σtk// as well as wood hardness was 203,091.10 kg/cm2, 694.10 kg/cm2,

368.94 kg/cm2, 519.05 kg/cm2 (tangential) and 432.16 kg/cm2 (radial), respectively. The

highest of MOE, tangential hardness as well as radial hardness (226,062.97 kg/cm2,

535.67 kg/cm2 and 518 kg/cm2, respectively) were found at the middle of the stem. The

highest of MOR (721.95 kg/cm2) was found at the base of the stem, while the highest of

σtk// (377.15 kg/cm2) at the top of the stem. The lowest of MOE and σtk// (189,014.93

kg/cm2 and 359.30 kg/cm2, respectively) were found at the base of the stem, while the

lowest of MOR, tangential hardness and radial hardness (638.55 kg/cm2, 486.17 kg/cm2

and 400.00 kg/cm2, respectively) were found at the top of the stem. From ANOVA, it was

showed that section of the stem has a significant effect on MC and ρ only, but none on SG, MOE, MOR, σtk// and the hardnesss. Based on the average value of SG, MOE and MOR, therefore, this surian wood belonged to the strength class of III. This wood is suitable for a moderate building construction. Since its MOE is higher and its hardness is similar to those of teak-wood, this surian wood in general could partially replace the function of teak-wood.

Key words: Surian (T. sinensis), MOE, MOR, compressive strength parallel to the grain, wood

hardness

(3)

RINGKASAN

ARIEF NUR RAKHMAN. Beberapa Sifat Dasar Kayu Surian (Toona sinesis) Asal Kabupaten Indramayu, Jawa barat. Dibawah bimbingan: IMAM WAHYUDI.

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan terkait dengan kelangkaan kayu sebagai bahan baku industri. Salah satunya adalah dengan membangun dan mengembangkan hutan tanaman termasuk hutan rakyat. Diperkirakan pasokan kayu di masa datang akan terus dipenuhi oleh jenis-jenis kayu dari hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat fisis dan mekanis kayu surian (Toona sinensis), yang terdiri dari kadar air, kerapatan dan berat jenis (BJ) kayu, modulus of rupture (MOR), modulus of elasticity (MOE), keteguhan tekan sejajar serat (σtk//) dan kekerasan sisinya. Pengujian sifat fisis mengacu kepada ASTM D1762, sedangkan pengujian sifat mekanis mengaju kepada ASTM D143.

Bahan utama adalah bagian teras kayu surian (T. sinensis) dari tiga pohon yang berasal dari Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Diameter, umur pohon dan perlakuan silvikulturnya tidak diketahui. Data dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor (bagian batang) menggunakan software SPSS 13.0 dengan enam ulangan.

Hasil penelitian sifat fisis kayu menunjukkan bahwa rata-rata nilai KA, kerapatan dan BJ berturut-turut adalah 14,85%, 0,61 g/cm3, dan 0,52. KA tertinggi (16,37%) terdapat di bagian ujung, sedangkan BJ dan kerapatan yang tertinggi (berturut-turut 0,55 dan 0,64 g/cm3) terdapat di bagian tengah batang. KA terendah (12,69%) terdapat di bagian tengah batang, BJ terendah (0,49) di bagian pangkal batang, sedangkan kerapatan terendah (0,57 g/cm3) terdapat di ujung batang. Hasil penelitian sifat mekanis kayu menunjukkan bahwa rata-rata nilai MOE, MOR, keteguhan tekan sejajar serat (σtk//) dan kekerasan sisi berturut-turut adalah 203.091,10 kg/cm2, 694,10 kg/cm2, 368,94 kg/cm2, 519,05 kg/cm2 (tangensial) dan 432,16 kg/cm2 (radial). MOE serta kekerasan sisi tangensial dan radial yang tertinggi (masing-masing 226.062,97 kg/cm2, 535,67 kg/cm2 dan 518 kg/cm2) terdapat di bagian tengah batang. MOR tertinggi (721,95 kg/cm2) terdapat di bagian pangkal, sedangkan σtk// tertinggi (377,15 kg/cm2) di bagian ujung batang. MOE dan σtk// yang terendah terdapat di bagian pangkal (masing-masing 189.014,93 kg/cm2 dan 359,30 kg/cm2), sedangkan MOR, kekerasan sisi tangensial dan radial yang terendah (masing-masing 638,55 kg/cm2, 486,17 kg/cm2 dan 400,00 kg/cm2), terdapat di bagian ujung batang. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bagian batang hanya berpengaruh terhadap KA dan kerapatan kayu, sedangkan BJ, MOE, MOR, σtk// dan kekerasan sisi (tangensial dan radial) kayunya tidak.

Berdasarkan nilai-nilai BJ, MOE dan MOR, maka kayu surian yang diteliti masuk ke dalam Kelas Kuat III sehingga cocok digunakan sebagai bahan bangunan beban sedang. Dengan nilai MOE yang lebih tinggi dan kekerasan sisi yang relatif sama, secara umum kayu surian dapat menggantikan sebagian peranan kayu jati.

(4)

BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU SURIAN (Toona sinensis)

ASAL KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

ARIEF NUR RAKHMAN E24060070

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Beberapa Sifat Dasar Kayu Surian (Toona sinensis) Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2012

Arief Nur Rakhman E24060070

(6)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Beberapa Sifat Dasar Kayu Surian (Toona sinensis) asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Arief Nur Rakhman

NRP : E24060070

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan

Menyetujui: Dosen Pembimbing 1

Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS NIP. 19630106 198703 1 004

Mengetahui:

Ketua Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. I Wayan Darmawan, MSc. NIP. 19660212 199103 1 002

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 11 Oktober 1988 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Ir. Muhammad Aulawi Dzin Nun, MSc. (ayah) dan Dra. Herlina (ibu). Pada tahun 2006 penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB setelah menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Bogor.

Selama di IPB penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan (HIMASILTAN), Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB dan aktif di KOMUNITAS LADANG SENI IPB serta mengikuti kegiatan Bina Corps Rimbawan (BCR) dan KOMPAK DHH. Penulis juga telah melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) jalur Baturaden-Cilacap pada tahun 2008, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Gunung Walat tahun 2009 dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di CV. Hadir Jaya, Karawang pada tahun 2010.

Dalam rangka menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas Kehutanan IPB, penulis melakukan penelitian dengan judul “Beberapa Sifat Dasar Kayu Surian (Toona sinensis) Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat” dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala curahan rahmat, kasih sayang-Nya, hidayah-Nya serta tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurah untuk Nabi kita, Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah, penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan tugas akhir yang berjudul “Beberapa Sifat Dasar Kayu Surian (Toona sinensis) Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu kehutanan khususnya dibidang sifat-sifat kayu dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Mei 2012

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah. Segala puji penulis panjatkan bagi Allah SWT yang telah memberikan anugerah berupa kesehatan dan kesempatan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu memberikan bimbingan, bantuan, dukungan dan doa yang akan penulis kenang dan syukuri. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ayah Ir. Muhammad Aulawi Dzin Nun, Msc dan ibu Dra. Herlina tersayang yang telah mencurahkan kasih sayang, doa yang tulus, dukungan moril dan materil serta kakakku Agha Respati Aulia, S.Hut yang selalu memberikan motivasi.

3. Dr. Ir. Basuki Wasis, MS selaku Dosen Penguji dan Istie Sekartining Rahayu, S.Hut, M.Si selaku Ketua Sidang.

4. Seluruh staf pengajar dan staf kependidikan di lingkungan Departemen Hasil Hutan terutama yang di Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu.

5. Dahlia Dessiananyanthi yang selalu menemani dan memberikan motivasi. 6. Teman-teman seperjuangan THH’43 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 7. Dicky kristia dinata, Didn’t Dwi Prihartono dan Singgih Ari mukti selaku

teman sebimbingan.

8. Teman-teman FAHUTAN 43, abang dan teteh FAHUTAN 42, 41, dan 40 serta adik-adik FAHUTAN 44, 45 dan 46 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk rasa kekeluargaannya selama ini.

9. Teman-teman LADANG SENI IPB, Redi, Danny, Ganjar, Ipunk, Atsenk dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(10)

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2 1.3 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Surian… ... 3

2.2 Sifat Fisis Kayu ... 4

2.2.1 Kadar Air ... 4

2.2.2 Kerapatan dan BJ kayu ... 5

2.3 Sifat Mekanis Kayu... ... 5

2.3.1 Keteguhan lentur statis ... 5

2.3.2 Keteguhan tekan sejajar serat... 6

2.3.3 Kekerasan ... 6

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu ... 7

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat ... 7

3.2.2 Bahan ... 7

3.3 Pelaksaan penelitian ... 7

3.3.1 Persiapan dan pembuatan contoh uji ... 7

3.3.2 Pengujian KA, kerapatan dan BJ kayu ... 8

3.3.3 Pengujian sifat mekanis ... 8

3.3.3.1 Keteguhan lentur statis ... 8

3.3.3.2 Keteguhan tekan sejajar serat ... 9

3.3.3.3 Kekerasan ... 10

3.3.4 Analisis data ... 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis 4.1.1 Kadar air ... 12 4.1.2 Berat jenis ... 13 4.1.3 Kerapatan ... 14 4.2 Sifat Mekanis 4.2.1 MOE ... 15 4.2.2 MOR ... 16

4.2.3 Keteguhan tekan sejajar serat ... 17

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 21

5.2 Saran ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 22

(12)

No. Halaman

1 Rata-rata KA kayu surian pada masing-masing bagian batang ... 12

2 Analisis sidik ragam KA per masing-masing bagian batang ... 12

3 Rata-rata BJ kayu surian pada masing-masing bagian batang ... 13

4 Analisis sidik ragam BJ per masing-masing bagian batang ... 14

5 Rata-rata Kerapatan kayu surian pada masing-masing bagian batang ... 14

6 Analisis sidik ragam Kerapatan per masing-masing bagian batang ... 15

7 Rata-rata MOE kayu surian pada masing-masing bagian batang ... 15

8 Analisis sidik ragam MOE per masing-masing bagian batang ... 16

9 Rata-rata MOR kayu surian pada masing-masing bagian batang ... 16

10 Analisis sidik ragam MOR per masing-masing bagian batang ... 17

11 Rata-rata σtk// kayu surian pada masing-masing bagian batang ... 17

12 Analisis sidik ragam σtk// per masing-masing bagian batang ... 18

13 Rata-rata kekerasan sisi tangensial kayu surian pada masing-masing bagian batang... 18

14 Analisis sidik ragam kekerasan sisi tangensial per masing-masing bagian batang... 19

15 Rata-rata kekerasan radial kayu surian pada masing-masing bagian batang 19

(13)

No. Halaman

1 Pembagian batang dan persiapan pembuatan contoh uji ... 8

2 Pelaksanaan pengujian keteguhan lentur statis ... 9

3 Ilustrasi pengujian keteguhan tekan sejajar serat ... 10

(14)

No. Halaman

1 Data KA, BJ, dan Kerapatan pada Masing-Masing Bagian Batang ... 25

2 Data MOE dan MOR pada Masing-Masing Bagian Batang ... 26

3 Data Keeguhan Tekan Sejajar Serat pada Masing-Masing Bagian Batang .. 27

4 Data Kekerasan sisi tangensial dan radian pada Masing-Masing Bagian Batang ... 28

5 Hasil Analisi Sidik Ragam (ANOVA) KA ... 29

6 Hasil uji Lanjut Tukey KA... 30

7 Hasil Analisi Sidik Ragam (ANOVA) BJ... ... 31

8 Hasil Analisi Sidik Ragam (ANOVA) Kerapatan ... 32

9 Hasil uji Lanjut Tukey Kerapatan ... 33

10 Hasil Analisi Sidik Ragam (ANOVA) MOE ... 34

11 Hasil Analisi Sidik Ragam (ANOVA) MOR ... 35

12 Hasil Analisi Sidik Ragam (ANOVA) Keteguhan Tekan Sejajar Serat ... 36

13 Hasil Analisi Sidik Ragam (ANOVA) Kekerasan Sisi ... 37

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pemanenan hutan yang dilakukan secara ilegal dan tidak taat azas mengakibatkan rusaknya kelestarian sumberdaya hutan. Dari hasil penelitian Smith (2002) diketahui bahwa kegiatan pemanenan hutan mulai dari penebangan hingga penyaradan mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal yang cukup parah, penurunan jumlah jenis vegetasi serta kondisi fisik dan kimia tanah sehingga produktifitas hutan alam terus berkurang. Hal ini berbanding terbalik dengan kebutuhan kayu yang semakin meningkat. Pada tahun 2008 kebutuhan kayu bulat mencapai lebih dari 46 juta m3 sementara hutan alam hanya mampu menyediakan sekitar 32 juta m3 (Departemen Kehutanan 2009).

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan terkait dengan kelangkaan kayu sebagai bahan baku adalah dengan membangun dan mengembangkan hutan tanaman industri (HTI) sejak akhir tahun 1986. Usaha ini masih belum optimal karena berbagai kendala, malahan akhir-akhir ini pasokan kayu yang ada di pasaran lebih banyak dipenuhi oleh kayu-kayu yang berasal dari hutan rakyat. Hal ini tercermin dari kontribusi kayu hutan rakyat dalam memenuhi kebutuhan nasional selama tahun 2008 yang mencapai lebih dari 2 juta m3 (Departemen Kehutanan 2009). Diperkirakan pasokan kayu di masa datang akan dipenuhi oleh jenis-jenis kayu dari hutan rakyat.

Toona sinensis Roem. atau yang dikenal sebagai kayu surian telah lebih dulu dibudidayakan oleh masyarakat di daerah Sumatera Barat untuk keperluan kayu pertukangan dan pembuatan kapal. Melalui program pemerintah yakni Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL/GERHAN) tanaman ini mulai dikembangkan di Jawa Barat sejak tahun 2003. Pemanfaatan kayu surian selama ini tidak sepopuler kayu suren (T. sureni Merr.) meskipun berasal dari famili yang sama. Hal ini terkait dengan kurangnya data tentang sifat-sifat dasar kayu tersebut. Dengan mengetahui sifat-sifat dasar kayu surian, maka diharapkan penggunaan kayu ini akan lebih meningkat apalagi mengingat penampilan fisik (corak dan warna) kayu surian yang menyerupai kayu jati (Suhaya 2012). Dengan

(16)

demikian maka surian dapat dianggap sebagai tanaman masa depan yang potensial dalam rangka menghasilkan produk yang bernilai tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini difokuskan kepada beberapa sifat dasar kayu surian terutama sifat fisis dan mekanisnya khususnya pada kayu surian yang berasal dari hutan rakyat di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait dengan sifat fisis dan mekanis kayu surian sehingga tujuan penggunaannya dapat lebih optimal, minimal sebagai komplemen (pelengkap) maupun pengganti kayu jati.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat fisis dan mekanis kayu surian (T. sinensis) asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang meliputi kadar air, kerapatan dan berat jenis (BJ) kayu, modulus of rupture (MOR), modulus of elasticity (MOE), keteguhan tekan sejajar serat dan kekerasan sisinya.

1.3 Manfaat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang sifat-sifat dasar kayu surian sehingga dapat diarahkan untuk tujuan yang paling menguntungkan.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Surian (Toona sinensis Roem.)

Surian adalah tumbuhan yang masuk ke dalam genus Toona dan merupakan anggota famili Meliaceae, satu famili dengan mahoni. Tumbuhan yang berasal dari Afganistan, India Bagian Selatan, Bagian Timur Korea, Papua New Guinea dan Bagian Timur Australia ini dikenal sebagai penghasil kayu berkualitas baik. Klasifikasi tumbuhan ini menurut Martawijaya (2005b) adalah:

Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Toona

Species : Toona sinensis

Genus toona memiliki lima spesies pohon yaitu Toona calantas atau Philippine mahogany, T. ciliata (syn. T. australis) yang disebut juga sebagai Australian red cedar, toon, suren atau Indian mahogany, T. febrifuga atau Vietnam mahogany, T. sinensis atau Chinese mahogany atau Chinese toon, dan T. sureni atau suren atau Indonesian mahogany. Perbedaan diantara mereka sulit diidentifikasi (Martawijaya 2005b).

Pohon surian lurus dan berbanir, tergolong sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi 40-60 m dengan tinggi bebas cabang hingga 25 m. Diameter pohon dapat mencapai lebih dari 100 cm. Kulit batang pecah-pecah dan terlihat seolah-olah saling tumpang tindih mirip kulit buaya, berwarna coklat keputihan, pucat hingga keabu abuan, dan mengeluarkan aroma apabila dipotong. Daun berbentuk oval dengan panjang 10-15 cm, menyirip tunggal, dengan 8-30 pasang daun pada pohon dewasa. Kayunya ringan, dengan gubal merah muda dan teras coklat (Heyne 1987). Salah satu kelebihan surian menurut Nurkhayat (2010) terletak pada daunnya yang tidak bisa dimakan oleh ternak sehingga tanaman dapat tumbuh tanpa gangguan.

(18)

Kayu surian bernilai tinggi dan mudah digergaji serta memiliki sifat kayu yang baik. Kayu berbau harum sehingga tahan terhadap serangan rayap maupun bubuk kayu dengan warna kemerahan. Kayu sering digunakan untuk membuat lemari, mebel, interior ruangan, panel dekoratif, kerajinan tangan, alat musik, kotak cerutu, finir, peti kemas, konstruksi, kayu perkakas, papan, peti, kotak cerutu, kayu bangunan,plywood, rangka pintu dan jendela, kayu perkapalan, seni ukir dan pahat, potlot,serta moulding.

Surian juga sering ditanam di perkebunan teh sebagai pemecah angin. Jenis ini cocok sebagai naungan dan pohon di sepanjang tepi jalan. Beberapa bagian pohon, terutama kulit dan akar sering digunakan untuk ramuan obat diare. Kulit dan buahnya dapat digunakan untuk minyak atsiri (Nurkhayat 2010).

Berdasarkan penelitian, surian memiliki kandungan bahan surenon, surenin dan surenolakton yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan, insektisida dan antifeedant (menghambat daya makan) bagi larva serangga uji ulat sutera. Bahan-bahan tersebut juga terbukti merupakan repellant (pengusir atau penolak) serangga, termasuk nyamuk.

2.2 Sifat Fisis Kayu

Sifat fisis kayu adalah sifat yang berhubungan dengan respon kayu terhadap air dan faktor lingkungan (terutama kelembaban udara / RH dan suhu) sehingga mempengaruhi wujud fisik dan penampilan (appearance) nya. Sifat fisis merupakan karakteristik yang kuantitatif dan sangat penting untuk diketahui karena berpengaruh terhadap kekuatan kayu. Menurut Bowyer et al. (2003), sifat fisis kayu yang penting adalah kadar air, kerapatan dan berat jenis kayu.

2.2.1 Kadar air

Kadar air (KA) kayu didefinisikan sebagai banyaknya air yang terkandung dalam kayu, dan dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanurnya. KA kayu bervariasi tergantung jenis dan lokasinya dalam batang dan dapat berubah sesuai dengan kondisi iklim dimana kayu berada (Bowyer et al. 2003).

(19)

2.2.2 Kerapatan dan BJ kayu

Kerapatan kayu adalah perbandingan antara masa atau berat kayu dengan volumenya, yang dinyatakan dalam g/cm3 atau kg/m3, sementara berat jenis (BJ) kayu adalah perbandingan antara kerapatan kayu dengan kerapatan air pada suhu 4ºC. BJ kayu merefleksikan jumlah seluruh bahan penyusun dinding sel.

Kerapatan dan BJ kayu bervariasi menurut jenis, antar pohon dari satu jenis yang sama, bahkan dalam satu batang pohon (Bowyer et al. 2003). Dibandingkan dengan kerapatan, maka BJ kayu dapat lebih mencerminkan nilai kekuatan kayu. Semakin tinggi BJ, maka kekuatan kayu akan semakin meningkat.

Variasi yang besar dari BJ kayu tidak saja dapat terjadi di antara pohon-pohon pada jenis yang sama (variasi individual) tetapi juga diantara bagian-bagian pohon dari pohon yang sama. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya variasi BJ kayu seperti umur pohon, kecepatan tumbuh dan lokasinya dalam batang (Oey, 1964). BJ kayu yang tinggi antara lain juga dapat disebabkan oleh kadar ekstratif yang tinggi atau endapan-endapan diantara serabut-serabut kayu (Den Berger 1923 dalam Oey 1964).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kayu yang terberat merupakan kayu yang terkuat. Keteguhan dan kekerasan kayu serta hampir semua sifat teknis lainnya berbanding lurus dengan BJ kayu.

2.3 Sifat Mekanis

Sifat mekanis kayu adalah ketahanan kayu terhadap gaya-gaya yang berasal dari luar yang cenderung merubah bentuk kayu (Tsoumis 1991). Gaya luar atau beban tersebut dapat berupa tekanan, tarikan atau geseran. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanis kayu antara lain BJ dan KA kayu, kayu teras dan kayu gubal, adanya riap tumbuh, arah serat dan tempat tumbuh.

2.3.1 Keteguhan lentur statis (static bending strength)

Parker (1974) dalam Prasetyo (2001) menyatakan bahwa keteguhan lentur statis adalah ukuran kemampuan kayu untuk menahan beban yang bekerja tegak lurus sumbu batang di tengah-tengah balok yang disangga kedua ujungnya sehingga permukaan atas kayu mengalami tekanan, sedangkan yang di bawah

(20)

sumbu netral mengalami tarikan. Balok akan mengalami pelengkungan di bagian tengahnya. Pelengkungan yang terjadi dinamakan defleksi.

Berdasarkan hubungan antara ukuran kayu, bentang, beban dan defleksi maka akan diperoleh nilai modulus of elasticity (MOE) dan modulus or rupture (MOR). Menurut Parker (1974) dalam Prasetyo (2001), dari pengujian keteguhan lentur statis akan diperoleh nilai keteguhan kayu pada batas proporsi dan keteguhan kayu maksimum. Keteguhan kayu pada batas proporsi merupakan kemampuan kayu untuk menahan beban lentur tanpa terjadi perubahan bentuk yang tetap. Sifat ini biasanya dinyatakan dalam besaran MOE yang merupakan perbandingan antara beban dengan deformasi per unit luas. Keteguhan kayu maksimum diperoleh setelah kayu mengalami kerusakan, dan nilai ini menggambarkan kekuatan kayu yang biasanya dinyatakan dalam MOR.

2.3.2 Keteguhan tekan sejajar serat (compression strength)

Keteguhan tekan sejajar serat adalah kemampuan kayu untuk menahan beban tekan yang terjadi pada kedua permukaannya. Keteguhan tekan sejajar serat digunakan untuk menentukan beban yang dapat dipikul oleh suatu tiang atau pancang yang pendek yang biasa terdapat pada konstruksi bangunan (Bowyer et al. 2003).

2.3.3 Kekerasan (Hardness)

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan kikisan. Kekerasan kayu juga dapat diartikan sebagai ukuran kekuatan kayu dalam menahan gaya yang dapat membuat lekukan. Kayu yang mempunyai nilai kekerasan yang tinggi cocok digunakan untuk lantai (Bowyer et al. 2003).

(21)

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sifat-sifat Dasar dan Laboratorium Terpadu, Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian dimulai pada 20 November 2010 sampai dengan 15 Januari 2011.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Alat yang digunakan untuk pengujian sifat fisis terdiri dari kaliper, oven, timbangan elektrik dan desikator, sedangkan untuk uji mekanis adalah universal testing machine merek Amsler dan Instron.

3.2.2 Bahan

Bahan utama adalah kayu surian (Toona sinensis) dari tiga batang pohon yang berasal dari Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Diameter dan umur pohon serta perlakuan silvikulturnya tidak diketahui.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan meliputi persiapan dan pembuatan contoh uji, pengujian sifat fisis, pengujian sifat mekanis dan pengolahan data.

3.3.1 Persiapan dan pembuatan contoh uji

Pohon-pohon suren yang terpilih kemudian ditebang pada ketinggian 10-15 cm dari tanah, lalu dipotong menjadi tiga bagian, yaitu pangkal, tengah dan ujung, masing-masing sepanjang 150-200 cm. Dari masing-masing bagian, diambil log pendek berukuran 60 cm. Bagian kayu teras dari masing-masing log tadi selanjutnya dipotong menjadi sortimen dengan ukuran penampang 2,5 cm x 2,5 cm pada empat sisi yang berbeda (Gambar 1). Seluruh sortimen tersebut kemudian dibungkus rapi dan dibawa ke Bogor untuk selanjutnya dijadikan sampel uji sesuai dengan sifat dan prosedur pengujian yang digunakan.

(22)

`

Gambar 1 Pembagian batang dan persiapan pembuatan contoh uji 3.3.2 Pengujian KA, kerapatan dan BJ kayu

KA, kerapatan dan BJ kayu diuji sesuai prosedur BS: 373-1957. Masing-masing contoh uji berukuran 2 cm x 2 x cm x 2 cm. KA, kerapatan dan BJ kayu dihitung dengan rumus:

KA = (BB-BKT) / BKT x 100% Kerapatan = BB / VB

BJ Kayu = (BKT / VB) / Kerapatan Air Dimana:

BB = berat awal (kondisi basah) contoh uji

BKT = berat konstan (kondisi kering tanur) contoh uji VB = volume awal (kondisi basah ) contoh uji 3.3.3 Pengujian Sifat Mekanis

Sifat mekanis yang diuji terdiri dari: 3.3.3.1 Keteguhan lentur statis

Keteguhan lentur statis diuji dengan mengikuti prosedur pengujian sebagaimana ASTM D143 2005. Contoh uji berukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 41 cm, dan pembebanan dilakukan di tengah bentang. Jarak sangga 36 cm (Gambar 2).

Ujung Tengah Pangkal 2,5 cm 2,5 cm 60 cm

(23)

Beban 2,5 cm 2,5 cm

41 cm

Gambar 2 Pelaksanaan pengujian keteguhan lentur statis

Dari uji keteguhan lentur statis dapat diperoleh nilai modulus of elasticity (MOE) dan modulus of rupture (MOR). MOE dan MOR dihitung dengan rumus:

MOE = (∆P L

3

) / 4 ∆y b h

3

MOR = (3 P L) / 2 b h

2 Dimana:

MOE = Modulus of elasticity (kg/cm2) MOR = Modulus of rupture (kg/cm2)

∆P = Perubahan beban yang terjadi di bawah batas proporsi (kg) L = Jarak sangga (cm)

∆y = Defleksi yang terjadi akibat pembebanan (cm) b = Lebar contoh uji (cm)

h = Tebal contoh uji (cm)

3.3.3.2 Keteguhan tekan sejajar serat

Contoh uji berukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 10 cm. Pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan sampai contoh uji mengalami kerusakan. Arah pembebanan sejajar dengan arah serat pada kedudukan contoh uji vertikal (ASTM D143 2005) (Gambar 3). Nilai keteguhan tekan sejajar serat dihitung dengan rumus:

σ

tk//

= P maks / A

Dimana:

σtk// = Keteguhan tekan sejajar serat (kg/cm²)

P maks = Beban maksimum (kg) A = Luas penampang (cm²)

(24)

Gambar 3 Ilustrasi pengujian keteguhan tekan sejajar serat 3.3.3.3 Kekerasan

Contoh uji kekerasan berukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 10 cm. Pengujian dilakukan dengan membebankan setengah bola baja masuk ke dalam kayu (ASTM D143 2005) (Gambar 4). Kekerasan kayu dihitung dengan rumus:

H = P maks / A

Dimana:

H = Kekerasan sisi (kg/cm²) P maks = Beban maksimum (kg) A = Luas penampang (cm²)

Gambar 4 Ilustrasi pengujian kekerasan Beban 10 cm 2,5 cm 2,5 cm Beban 10 cm 2,5 cm 2,5 cm

(25)

3.3.4 Analisis Data

Data kemudian dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor (bagian batang) dengan software SPSS 13.0 dan enam ulangan (dua sampel per bagian batang x 3 pohon). Model umum RAL yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Y

ij

= µ + τ

i

+

ε

ij

Dimana:

Yij = Pengukuran pada bagian batang ke-i dan ulangan ke-j

µ = Rataan umum

τ i = Pengaruh bagian batang ke-i

ε ij = Pengaruh acak (galat) pada bagian batang ke-i ulangan ke-j

i = Bagian batang (pangkal, tengah dan ujung) j = Ulangan (1, 2, ..., 6)

Selain itu, akan dibuat regresi sederhana antara BJ dengan MOE, BJ dengan MOR, BJ dengan keteguhan tekan sejajar serat dan BJ dengan kekerasan kayu apabila hubungan keduanya berbeda nyata.

(26)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sifat Fisis 4.1.1 Kadar air

Rata-rata nilai kadar air (KA) kayu surian kondisi kering udara pada masing-masing bagian batang (pangkal, tengah dan ujung) disajikan pada Tabel 1. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 1.

Tabel 1 Rata-rata KA kayu surian pada masing-masing bagian batang

Ulangan Pangkal Tengah Ujung

1 15,85 12,52 16,07 2 16,67 13,06 17,66 3 15,20 13,49 16,88 4 15,25 13,22 17,31 5 13,48 12,18 13,50 6 13,22 11,70 16,78 Rata-rata 14,94 12,69 16,37

Dari Tabel 1 diketahui bahwa KA tertinggi terdapat di bagian ujung batang (16,37%), kemudian diikuti KA di bagian pangkal (14,94%), dan yang terendah pada bagian tengah batang (12,69%). Secara umum rata-rata KA kayu surian kondisi kering udara adalah 14,85%. Nilai ini masuk dalam selang nilai KA kering udara atau KA keseimbangan untuk wilayah Bogor dan sekitarnya (14-18%). Hasil penelitian ini lebih rendah dengan Darwo (1994) untuk kayu borneo (16,85%), Risnasari (2008) untuk kayu sengon (16,30%) dan Muslim (2011) untuk kayu mangium (15,17%).

Hasil analisis sidik ragam atau ANOVA (Tabel 2) menunjukkan bahwa bagian batang sangat berpengaruh terhadap nilai KA kayu. Bagian tengah batang menghasilkan nilai KA yang terendah, sedangkan bagian ujung menghasilkan KA yang tertinggi.

Tabel 2 Analisis sidik ragam KA per masing-masing bagian batang

Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat

Tengah F Hitung Sig.

Bagian Batang 41,130 2 20,565 13,587 0,000

Kesalahan 22,704 15 1,514

(27)

Perbedaan nilai KA pada masing-masing bagian batang sebagaimana di atas selain disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan tempat tumbuh dan asal (heredity) pohon juga dipengaruhi oleh proporsi kayu juvenil yang ada. Bagian ujung batang selain didominasi oleh sel-sel yang berdinding tipis dengan diameter lumen yang lebih besar, juga merupakan bagian yang masih hidup sehingga lebih banyak mengandung air. Selain itu abnormalitas pada pertumbuhan pohon seperti adanya kayu tarik dan kayu tekan juga akan mempengaruhi nilai KA kayu (Tsoumis 1991).

4.1.2 Berat jenis (BJ)

Rata-rata BJ kayu surian pada masing-masing bagian batang (pangkal, tengah dan ujung) disajikan pada Tabel 3. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 1.

Tabel 3 Rata-rata BJ kayu surian pada masing-masing bagian batang

Ulangan Pangkal Tengah Ujung

1 0,54 0,55 0,51 2 0,52 0,60 0,52 3 0,49 0,57 0,55 4 0,46 0,53 0,53 5 0,46 0,54 0,60 6 0,47 0,53 0,41 Rata-rata 0,49 0,55 0,52

Dari Tabel 3 diketahui bahwa BJ tertinggi terdapat di bagian tengah batang (0,55), kemudian diikuti oleh BJ di bagian ujung (0,52), dan yang terendah pada bagian pangkal batang (0,49).

Hasil analisis sidik ragam atau ANOVA (Tabel 4) menunjukkan bahwa bagian batang tidak mempengaruhi nilai BJ kayu. Dengan demikian, meskipun nilai BJ kayu bervariasi, secara umum BJ kayu surian di bagian pangkal setara dengan yang di bagian tengah maupun yang di bagian ujung batang. Secara umum rata-rata BJ kayu surian yang diteliti adalah sebesar 0,52. Dengan nilai BJ kayu yang demikian, kayu surian masuk dalam Kelas Kuat III. Menurut Yap (1997), kayu-kayu dengan selang nilai BJ kayu 0,40-0,60 masuk dalam Kelas Kuat III.

(28)

Tabel 4 Analisis sidik ragam BJ kayu per masing-masing bagian batang Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat

Tengah F Hitung Sig.

Bagian Batang 0,012 2 0,006 3,122 0,074

Kesalahan 0,029 15 0,002

Total Terkoreksi 0,041 17

BJ kayu surian hasil penelitian ini meski lebih besar dari Martawijaya et al. (2005b) tetap masuk dalam selang yang mereka hasilkan. Menurut Martawijaya et al. (2005b), BJ kayu surian berkisar 0,27-0,67, dengan rata-rata sebesar 0,39. Menurut Pandit dan Kurniawan (2008), BJ kayu dari jenis yang sama bisa saja bervariasi karena dipengaruhi oleh umur pohon, tempat tumbuh, dan kecepatan pertumbuhan pohon. Dibandingkan dengan Martawijaya et al. (2005a), BJ kayu surian yang diteliti juga lebih rendah dari BJ kayu jati (0,67).

4.1.3 Kerapatan

Rata-rata kerapatan kayu surian pada bagian pangkal, tengah dan ujung batang disajikan pada Tabel 5. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 1. Dari Tabel 5 diketahui bahwa kerapatan kayu tertinggi terdapat di bagian tengah batang (0,64 g/cm3), kemudian diikuti oleh kerapatan kayu di bagian pangkal (0,61 g/cm3), dan yang terendah pada bagian ujung batang (0,57 g/cm3).

Tabel 5 Rata-rata kerapatan kayu surian (g/cm3) pada masing-masing bagian batang

Ulangan Pangkal Tengah Ujung

1 0,56 0,62 0,55 2 0,57 0,67 0,60 3 0,65 0,64 0,60 4 0,59 0,60 0,62 5 0,64 0,69 0,53 6 0,68 0,61 0,54 Rata-rata 0,61 0,64 0,57

Kerapatan kayu surian hasil penelitian ini relatif sama dengan kerapatan kayu mahoni dan atau kayu mangium, tetapi lebih besar dibandingkan dengan kerapatan kayu sengon. Kerapatan kayu mahoni dan kayu mangium masing-masing sebesar 0,57 g/cm3 (Wahyuni 2006) dan 0,61 g/cm3 (Subiyanto 2006), sedangkan kerapatan kayu sengon adalah 0,36 g/cm3 (Amin 2006).

(29)

Hasil analisis sidik ragam atau ANOVA (Tabel6) menunjukkan bahwa bagian batang berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan kayu.

Tabel 6 Analisis sidik ragam kerapatan kayu surian per masing-masing bagian batang Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat

Tengah F Hitung Sig.

Bagian Batang 0,013 2 0,007 3,877 0,044

Kesalahan 0,025 15 0,002

Total Terkoreksi 0,038 17

Kerapatan kayu yang terdapat di bagian tengah batang merupakan nilai yang tertinggi, sedangkan yang di bagian ujung adalah yang terendah. Menurut Bowyer et al. (2003), bagian ujung batang merupakan bagian dengan porsi kayu juvenil terbesar dan porsi kayu dewasa terkecil. Sel-sel penyusunnya didominasi oleh sel dengan dinding yang tipis dan rongga sel yang lebih lebar. Inilah sebabnya mengapa kerapatan kayu di bagian ujung batang selalu lebih kecil dibandingkan dengan bagian batang yang lain.

Tingginya nilai kerapatan kayu di bagian tengah batang dibandingkan dengan yang di pangkal batang mengikuti Sanio, dimana dinding sel cenderung bertambah tebal dari pangkal ke suatu titik dan kemudian terus berkurang ke arah ujung batang. Semakin tebal dinding sel, maka kerapatan akan semakin meningkat.

4.2 Sifat Mekanis 4.2.1 MOE

Rata-rata MOE kayu surian pada masing-masing bagian batang (pangkal, tengah dan ujung) disajikan pada Tabel 7. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 2.

Tabel 7 Rata-rata MOE kayu surian (kg/cm2) pada masing-masing bagian batang

Ulangan Pangkal Tengah Ujung

1 237406,10 257419,70 202887,60 2 193185,20 218214,00 210895,20 3 236755,00 210942,30 154105,00 4 183905,00 258876,60 222991,00 5 113763,60 219109,30 187147,10 6 169074,70 191815,90 191823,70 Rata-rata 189014,93 226062,97 194974,93

(30)

Dari Tabel 7 diketahui bahwa MOE tertinggi terdapat di bagian tengah batang (226.062,97 kg/cm2), kemudian diikuti oleh MOE di bagian ujung (194.974,93 kg/cm2) dan bagian pangkal batang (189.014,93 kg/cm2).

Hasil analisis sidik ragam atau ANOVA (Tabel 8) menunjukkan bahwa bagian batang tidak berpengaruh terhadap nilai MOE. Dengan demikian, meskipun nilainya bervariasi, secara umum MOE kayu surian di bagian pangkal setara dengan MOE yang di bagian tengah maupun dengan yang di bagian ujung batang. Secara umum rata-rata MOE kayu surian yang diteliti adalah sebesar 203.091,10 kg/cm2.

Tabel 8 Analisis sidik ragam MOE kayu surian per masing-masing bagian batang

Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat

Tengah F Hitung Sig.

Bagian Batang 4749088380,805 2 2374544190,402 2,078 0,160 Kesalahan 17138654617,580 15 1142576974,505

Total Terkoreksi 21887742998,385 17

Nilai MOE kayu surian hasil penelitian ini lebih besar dari hasil penelitian Martawijaya et al. (2005a) maupun Abdurachman dan Hadjib (2009). Menurut Martawijaya et al. (2005a), MOE kayu jati adalah 127.700 kg/cm2, sedangkan menurut Abdurachman dan Hadjib (2009), MOE kayu suren (T. sureni) yang masih satu genus dengan surian hanya 56.922,77 kg/cm2. Perbedaan ini dapat dimaklumi karena dalam jenis kayu yang sama pun dapat terjadi perbedaan sifat fisis dan sifat mekanis kayu (Bowyer et al. 2003).

4.2.2 MOR

Rata-rata MOR kayu surian pada masing-masing bagian batang disajikan pada Tabel 9. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 2.

Tabel 9 Rata-rata MOR kayu surian (kg/cm2) pada masing-masing bagian batang

Ulangan Pangkal Tengah Ujung

1 767,08 711,10 584,99 2 733,64 622,02 711,14 3 764,82 778,38 663,84 4 620,51 713,67 697,60 5 802,00 805,96 491,31 6 643,68 699,61 682,42 Rata-rata 721,95 721,79 638,55

Dari Tabel 9 diketahui bahwa MOR tertinggi terdapat di bagian pangkal batang (721,95 kg/cm2) yang relatif sama dengan MOR yang di bagian tengah

(31)

(721,79 kg/cm2) dan yang terendah adalah MOR di bagian ujung batang (638,55 kg/cm2).

Hasil analisis sidik ragam atau ANOVA (Tabel 10) menunjukkan bahwa bagian batang juga tidak berpengaruh terhadap nilai MOR. Dengan demikian, maka secara umum MOR kayu yang di bagian pangkal setara dengan yang di bagian tengah maupun dengan yang di bagian ujung batang. Rata-rata MOR kayu surian yang diteliti adalah sebesar 694,10 kg/cm2. Berdasarkan PKKI (1961), dengan nilai MOR yang demikian maka kayu surian yang diteliti masuk dalam Kelas Kuat III

Tabel 10 Analisis sidik ragam MOR kayu surian per masing-masing bagian batang Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat

Tengah F Hitung Sig.

Bagian Batang 27770,638 2 13885,319 2,491 0,116

Kesalahan 83617,374 15 5574,492

Total Terkoreksi 111388,012 17

Jika dibandingkan dengan MOR kayu jati menurut Martawijaya et al. (2005a), MOR hasil penelitian ini ternyata lebih kecil. MOR kayu jati 1.031 kg/cm2 (Martawijaya et al. 2005a). Sebaliknya dibandingkan dengan hasil penelitian Abdurachman dan Hadjib (2009), hasil penelitian ini ternyata lebih besar. MOR rata-rata kayu suren menurut Abdurachman dan Hadjib (2009) adalah 484,82 kg/cm2.

4.2.3 Keteguhan tekan sejajar serat (σtk//)

Rata-rata σtk// kayu surian pada masing-masing bagian batang disajikan pada Tabel 11. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 3. Dari Tabel 11 diketahui bahwa σtk// tertinggi terdapat di bagian ujung batang (377,15 kg/cm2), kemudian diikuti oleh yang di bagian tengah (370,39 kg/cm2) dan yang terendah adalah yang di bagian pangkal batang (359,30 kg/cm2).

Tabel 11 Rata-rata σtk// kayu surian (kg/cm2) pada masing-masing bagian batang

Ulangan Pangkal Tengah Ujung

1 353,31 376,09 353,63 2 339,74 360,13 403,30 3 387,69 408,67 344,06 4 364,34 401,45 365,04 5 342,26 371,70 404,34 6 368,46 304,28 392,51 Rata-rata 359,30 370,39 377,15

(32)

Meskipun demikian, hasil analisis sidik ragam atau ANOVA (Tabel 12) menunjukkan bahwa bagian batang juga tidak berpengaruh terhadap nilai σtk//. Oleh karena itu σtk// yang di bagian pangkal secara umum setara dengan yang di bagian tengah maupun dengan yang di bagian ujung batang. Rata-rata σtk// kayu surian yang diteliti adalah sebesar 368,94 kg/cm2.

Tabel 12 Analisis sidik ragam σtk// kayu surian per masing-masing bagian batang

Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat

Tengah F Hitung Sig.

Bagian Batang 974,437 2 487,219 0,608 0,557

Kesalahan 12018,566 15 801,238

Total Terkoreksi 12993,003 17

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa σtk// kayu surian di bagian pangkal adalah yang paling rendah dibandingkan dengan yang di bagian tengah maupun ujung. Hal ini terkait dengan nilai BJ kayunya. Dengan BJ kayu yang paling rendah, maka nilai σtk// nya pun akan semakin rendah.

Jika dibandingkan dengan kayu jati, σtk// kayu surian hasil penelitian ini juga lebih kecil. σtk// surian sebesar 368,94 kg/cm2, sedangkan σtk// kayu jati 550 kg/cm2 (Martawijaya et al. 2005a). Dengan rata-rata nilai σtk// sebesar 368,94 kg/cm2, maka kayu surian yang diteliti berdasarkan PKKI (1961) masuk dalam Kelas Kuat III.

4.2.4 Kekerasan sisi

Rata-rata kekerasan sisi tangensial kayu surian pada masing-masing bagian batang disajikan pada Tabel 13. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 4. Dari Tabel 13 diketahui bahwa kekerasan sisi tangensial tertinggi terdapat di bagian tengah batang (535,67 kg/cm2) yang sebanding dengan kekerasan sisi di bagian pangkal (535,33 kg/cm2), sedangkan yang terendah adalah yang di bagian ujung batang (486,17 kg/cm2).

Tabel 13 Rata-rata kekerasan sisi tangensial (kg/cm2) pada masing-masing bagian batang

Ulangan Pangkal Tengah Ujung

1 486,00 566,00 456,00 2 550,00 464,00 522,00 3 508,00 618,00 490,00 4 528,00 534,00 388,00 5 610,00 498,00 565,00 6 530,00 534,00 496,00 Rata-rata 535,33 535,67 486,17

(33)

Hasil analisis sidik ragam atau ANOVA (Tabel 14) menunjukkan bahwa bagian batang tidak berpengaruh terhadap nilai kekerasan sisi tangensial. Dengan demikian, maka kekerasan sisi tangensial kayu di bagian pangkal secara umum sama dengan kekerasan sisi tangensial di bagian tengah maupun yang di bagian ujung batang. Rata-rata nilai kekerasan sisi tangensial kayu surian yang diteliti adalah sebesar 519,05 kg/cm2.

Tabel 14 Analisis sidik ragam kekerasan sisi tangensial kayu surian per masing-masing bagian batang

Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat

Tengah F Hitung Sig.

Bagian Batang 9735,444 2 4867,722 1,761 0,206

Kesalahan 41469,500 15 2764,633

Total Terkoreksi 51204,944 17

Rata-rata kekerasan sisi radial pada masing-masing bagian batang (pangkal, tengah dan ujung) disajikan pada Tabel 15. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 4. Dari Tabel 15 diketahui bahwa kekerasan sisi radial tertinggi terdapat di bagian tengah batang (518 kg/cm2), kemudian diikuti oleh yang di bagian pangkal (430 kg/cm2) dan yang terendah adalah yang di bagian ujung batang (400 kg/cm2).

Tabel 15 Rata-rata kekerasan sisi radial (kg/cm2) pada masing-masing bagian batang

Ulangan Pangkal Tengah Ujung

1 430,00 518,00 400,00 2 500,00 424,00 447,00 3 447,00 510,00 432,00 4 514,00 410,00 381,00 5 538,00 417,00 458,00 6 450,00 440,00 475,00 Rata-rata 430,00 518,00 400,00

Hasil analisis sidik ragam atau ANOVA (Tabel 16) menunjukkan bahwa bagian batang juga tidak berpengaruh terhadap nilai kekerasan radial. Dengan demikian, maka kekerasan sisi radial kayu di bagian pangkal secara umum sama dengan yang di bagian tengah maupun yang di bagian ujung batang. Rata-rata kekerasan sisi radial kayu surian yang diteliti adalah sebesar 432,16 kg/cm2.

(34)

Tabel 16 Analisis sidik ragam kekerasan sisi radial kayu surian per masing-masing bagian batang

Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat

Tengah F Hitung Sig.

Bagian Batang 6848,444 2 3424,222 1,874 0,188

Kesalahan 27412,500 15 1827,500

Total Terkoreksi 34260,944 17

Jika dibandingkan dengan kayu jati hasil penelitian Martawijaya et al. (2005a), kekerasan kayu surian hasil penelitian ini secara umum ternyata sedikit lebih besar (432,16 kg/cm2 berbanding 428 kg/cm2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MOE kayu surian yang diteliti lebih tinggi dibandingkan nilai MOE kayu jati. Kekerasan sisi kayu surian yang diteliti relatif sama dengan kekerasan sisi kayu jati. Dengan demikian, maka secara umum kayu surian yang diteliti dapat menggantikan sebagian peran kayu jati.

4.3 Hubungan BJ Kayu dengan Sifat Mekanis

Regresi antara BJ kayu dengan MOE, MOR, keteguhan tekan sejajar serat dan dengan kekerasan sisi tidak dapat digambarkan mengingat antara BJ kayu dengan masing-masing sifat mekanis yang diteliti tidak memiliki hubungan yang nyata (Lampiran 7 serta Lampiran 10 s/d 13).

(35)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan terhadap kayu surian asal Kabupaten Indramayu diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata nilai kadar air (KA) kondisi kering udara, berat jenis (BJ) dan kerapatan kayu berturut-turut sebesar 14,85%, 0,52 dan 0,61 g/cm3. KA kayu masuk ke dalam selang nilai KA kering udara atau KA keseimbangan untuk wilayah Bogor dan sekitarnya.

2. Rata-rata nilai MOE, MOR, keteguhan sejajar serat dan kekerasan sisi kayu berturut-turut adalah 203.091,10 kg/cm2, 694,10 kg/cm2, 368,94 kg/cm2, dan 519,05 kg/cm2 (tangensial), dan 432,16 kg/cm2 (radial).

3. KA dan kerapatan kayu dipengaruhi oleh bagian batang, sedangkan BJ, MOE, MOR, keteguhan sejajar serat dan kekerasan sisi (tangensial dan radial) kayunya tidak.

4. Berdasarkan nilai BJ, MOE dan MORnya, maka kayu surian yang diteliti masuk ke dalam Kelas Kuat III sehingga cocok digunakan sebagai bahan bangunan beban sedang.

5. Dengan nilai MOE yang lebih tinggi dibandingkan MOE kayu jati serta kekerasan sisi yang relatif sama, maka kayu surian ysng diteliti dapat dijadikan komplemen atau pengganti kayu jati.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang sifat anatomi, kimia¸ keawetan dan pengeringan kayu surian untuk melengkapi data tentang sifat dasarnya dalam rangka pemanfaatan kayu ini secara maksimal.

(36)

Abdurachman, N. Hajib. 2009. Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat Untuk Komponen Bangunan. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan Amin Y. 2006. Sifat Fisik-Mekanik Empat Jenis Kayu Cepat Tumbuh

Berdasarkan Posisi Melintang Kayu dalam Batang. UPT Balai Penelitian dan Pengembangan Biomaterial-LIPI

Anonimus. 1961. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. Yayasan Dana Normalisasi. Jakarta.

[ASTM]. American Society for Testing and Material. 2008. Annual Books of ASTM Standars. Volume 04.10. Wood. D 143. Section Four. USA.

[BSI]. British Standard Institution. 1997. Methode of Testing Small Clear Speciments of Timber. Serial B.S. 373:1957

Bowyer J L, R Shmulsky, JG Haygreen. 2003. Forest Product and Wood Science: An Introduction. Iowa State Press. Ames, Iowa.

Darwo. 1994. Sifat Fisis, Mekanis dan Kelas Kuat Kelompok Jenis Kayu Borneo Berdasarkan Contoh Kecil Bebas Cacat. Buletin Penelitian Kehutanan. Pematang Siantar.

Departemen Kehutanan. 2009. Statistik 2008. Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. Jakarta.

Heyne. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta Martawijaya A, I Kartasujana, K Kadir, SA Prawira. 2005a. Atlas Kayu Indonesia

Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

________________________, YI Mandang, K Kadir, SA Prawira. 2005b. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Muslim R. 2011. Pengaruh Pengawetan dengan Wood Injector Terhadap Sifat Fisis dan Kekuatan Kayu pada Kayu Balsa (Ochroma bicolor Rowlee) dan Akasia (Acacia mangium Willd.) [Skripsi]. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nurkhayat. 2010. Pohon Kayu Suren. http://dzanau.wordpress.com/2007/12/ 05/pohon-kayu-suren/ diakses pada19 Januari 2011

Oey Djoen Seng. 1964. Berat jenis`dari jenis-jenis kayu Indonesia dan pengertian beratnya kayu untuk keperluan praktek. Pengumuman No. 1. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.

Pandit IKN, Kurniawan D. 2008. Anatomi Kayu: Struktur Kayu, Kayu sebagai Bahan Baku dan Ciri Diagnostik Kayu Perdagangan Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Prasetyo A. 2001. Perbandingan Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Pilang (Acacia leucophlodia Willd.) dengan Kayu Jati, Mahoni dan Meranti [Skripsi]. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(37)

Risnasari I. 2008. Kajian Sifat Fisis Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria (L.) Nielsen) pada bagian dan Posisi Batang [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sastrapradja DS, S Adisoemarto, K Kartawinata, S Sastrapradja dan MA Rifai. 1989. Keanekaragaman Hayati untuk Kelangsungan Hidup Bangsa. Bogor.

Smith W. 2002. The Global Problem of Illegal Logging. Tropical Forest Update Vol. 12 No. 1, 2002. ITTO, Yokohama

Subiyanto B. 2006. Sifat Fisik-Mekanik Empat Jenis Kayu Cepat Tumbuh Berdasarkan Posisi Melintang Kayu dalam Batang. UPT Balai Penelitian dan Pengembangan Biomaterial-LIPI

Suhaya Y. 2012. Potensi dan Penyebaran serta Karakteristik Fisik, Mekanik dan Anatomi Makro Kayu Surian (Toona sinensis Roem) Pada Berbagai Kondisi Ekologi di Jawa Barat [Draf Disertasi]. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung.

Tsoumis G. 1991. Science and Technology of Wood: Structure, properties, and utilization. Van Nostrand Reinhold. New York.

Wahyuni I. 2006. Sifat Fisik-Mekanik Empat Jenis Kayu Cepat Tumbuh Berdasarkan Posisi Melintang Kayu dalam Batang. UPT Balai Penelitian dan Pengembangan Biomaterial-LIPI.

(38)
(39)

Lampiran 1 Data KA,BJ dan Kerapatan kayu surian pada masing-masing bagian batang

contoh uji BB BKT KA % P L T V BJ Kerapatan

P1 8.149 7.034 15.85158 23.05 23.65 23.78 12.96325 0.542611 0.55700345 P1 7.804 6.689 16.66916 23.32 23.29 23.75 12.89917 0.518561 0.57009794 P2 8.449 7.334 15.20316 23.02 22.16 23.22 11.84506 0.494637 0.65242891 P2 8.427 7.312 15.24891 24.71 24.38 24.73 14.89809 0.46308 0.58876862 P3 9.389 8.274 13.47595 23.33 23.32 24.64 13.40553 0.456855 0.64143567 P3 9.551 8.436 13.21716 24.23 24.21 23.45 13.75596 0.468161 0.67924094 T1 10.021 8.906 12.51965 25.32 25.14 25.21 16.04729 0.554985 0.62446664 T1 9.911 8.796 12.67622 24.32 24.55 24.71 14.75325 0.596207 0.67178401 T2 9.378 8.263 13.49389 24.56 24.89 25.52 15.60034 0.529668 0.64060645 T2 9.548 8.433 13.22187 24.53 24.77 24.53 14.90463 0.565797 0.60114093 T3 10.273 9.158 12.17515 25.1 24.85 24.5 15.28151 0.540392 0.69199631 T3 10.646 9.531 11.69867 24.5 25.12 25.43 15.65064 0.528669 0.61335572 U1 8.054 6.939 16.0686 23.22 23.41 23.44 12.74152 0.51289 0.54683963 U1 7.43 6.315 17.65637 23.25 23.41 23.66 12.87772 0.515231 0.60039933 U2 7.719 6.604 16.88371 24.99 24.88 25.26 15.70544 0.548118 0.60181442 U2 7.555 6.44 17.31366 22.91 23.29 23.62 12.60302 0.527255 0.61772566 U3 9.373 8.258 13.50206 25.78 24.97 24.48 15.75843 0.604819 0.52875912 U3 7.76 6.645 16.77953 24.48 24.42 24.83 14.84341 0.413247 0.53932967

(40)

Lampiran 2 Data MOE dan MOR kayu surian pada masing-masing bagian batang

Contoh Uji B H H² (cm²) H³(cm³) ΔP/ΔY

(kgf/cm) beban Max (kgf) L (cm) L³ MOE MOR (kgf/cm²) P1 2.52 2.49 6.2001 15.43825 791.85 221.94524 36 46656 237406.1 767.0795 P1 2.36 2.39 5.7121 13.65192 533.62 183.1458 36 46656 193185.2 733.6399 T1 2.51 2.51 6.3001 15.81325 875.97 208.23707 36 46656 257419.7 711.0999 T1 2.56 2.57 6.6049 16.97459 812.97 194.7662 36 46656 218214 622.0154 U1 2.33 2.38 5.6644 13.48127 546.38 142.97554 36 46656 202887.6 584.9863 U1 2.48 2.57 6.6049 16.97459 761.15 215.71397 36 46656 210895.2 711.1384 P2 2.47 2.49 6.2001 15.43825 774.01 216.90031 36 46656 236755 764.8183 P2 2.18 2.27 5.1529 11.69708 402.05 129.08178 36 46656 183905 620.5124 T2 2.58 2.48 6.1504 15.25299 711.69 228.72767 36 46656 210942.3 778.3759 T2 2.32 2.33 5.4289 12.64934 651.33 166.45732 36 46656 258876.6 713.669 U2 2.37 2.31 5.3361 12.32639 385.97 155.46777 36 46656 154105 663.8376 U2 2.38 2.39 5.7121 13.65192 621.17 175.62496 36 46656 222991 697.6012 P3 2.52 2.49 6.2001 15.43825 379.45 232.04922 36 46656 113763.6 802.0005 P3 2.53 2.53 6.4009 16.19428 593.9 193.03536 36 46656 169074.7 643.6786 T3 2.34 2.35 5.5225 12.97788 570.47 192.87207 36 46656 219109.3 805.9563 T3 2.49 2.55 6.5025 16.58138 678.98 209.77051 36 46656 191815.9 699.614 U3 2.54 2.53 6.4009 16.19428 659.98 147.92274 36 46656 187147.1 491.3081 U3 2.49 2.57 6.6049 16.97459 695.11 207.83644 36 46656 191823.7 682.417

(41)

Lampiran 3 Data Keteguhan tekan sejajar serat kayu surian pada masing-masing bagian batang

Contoh uji b h l beban max a σtk

P1 2.52 2.49 9.69 2,217 6.2748 353.3067 P1 2.36 2.39 9.89 1916.24446 5.6404 339.7356 T1 2.51 2.51 9.73 2369.38215 6.3001 376.0864 T1 2.56 2.57 9.67 2369.38215 6.5792 360.1323 U1 2.33 2.38 9.83 1961.04313 5.5454 353.6342 U1 2.48 2.57 9.63 2570.46599 6.3736 403.2989 P2 2.47 2.49 10.1 2384.41404 6.1503 387.6907 P2 2.18 2.27 10.25 1802.95201 4.9486 364.3358 T2 2.58 2.48 9.87 2614.86046 6.3984 408.6741 T2 2.32 2.33 10.17 2170.08079 5.4056 401.4505 U2 2.37 2.31 10.3 1883.59888 5.4747 344.0552 U2 2.38 2.39 10.24 2076.41883 5.6882 365.0397 P3 2.52 2.49 10.29 2147.60471 6.2748 342.2587 P3 2.53 2.53 10.01 2358.45496 6.4009 368.4568 T3 2.34 2.35 10.14 2043.97789 5.499 371.6999 T3 2.49 2.55 10.01 1932.01765 6.3495 304.2787 U3 2.54 2.53 10.49 2598.35351 6.4262 404.3375 U3 2.49 2.57 9.86 2511.77849 6.3993 392.5083

(42)

Lampiran 4 Data Kekerasan sisi tangensial dan radial kayu surian pada masing-masing bagian batang

Contoh uji Tangensial Radial

P1 486.00 430.00 P1 550.00 500.00 P2 508.00 447.00 P2 528.00 514.00 P3 610.00 538.00 P3 530.00 450.00 T1 566.00 518.00 T1 464.00 424.00 T2 618.00 510.00 T2 534.00 410.00 T3 498.00 417.00 T3 534.00 440.00 U1 456.00 400.00 U1 522.00 447.00 U2 490.00 432.00 U2 388.00 381.00 U3 565.00 458.00 U3 496.00 475.00

(43)

Lampiran 5 Hasil Analisis Sidik Ragam (ANOVA) Kadar air Between-Subjects Factors Perlakuan N P 6 T 6 U 6 Dependent Variable: KA F df1 df2 Sig. 1,009 2 15 0,388

Tabel Analisis sidik ragam

Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 41,130(a) 2 20,565 13,587 0,000

Intercept 3873,173 1 3873,173 2558,911 0,000

perlakuan 41,130 2 20,565 13,587 0,000

Error 22,704 15 1,514

Total 3937,007 18

Corrected Total 63,834 17

(44)

Lampiran 6 Hasil Uji Lanjut Tukey Kadar Air Dependent Variable: KA

Tukey HSD

Confidence Interval 95% (I) perlakuan (J) perlakuan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

P T 2,2500(*) ,71031 ,017 ,4050 4,0950 U -1,4217 ,71031 ,146 -3,2667 ,4233 T P -2,2500(*) ,71031 ,017 -4,0950 -,4050 U -3,6717(*) ,71031 ,000 -5,5167 -1,8267 U P 1,4217 ,71031 ,146 -,4233 3,2667 T 3,6717(*) ,71031 ,000 1,8267 5,5167 KA Tukey HSD perlakuan N Subset 1 2 T 6 12,6950 P 6 14,9450 U 6 16,3667 Sig. 1,000 ,146

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 1,514. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. b Alpha = ,05.

(45)

Lampiran 5 Hasil Analisis Sidik Ragam (ANOVA) Kadar air Between-Subjects Factors Perlakuan N P 6 T 6 U 6 Dependent Variable: KA F df1 df2 Sig. 1,009 2 15 0,388

Tabel Analisis sidik ragam

Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 41,130(a) 2 20,565 13,587 0,000

Intercept 3873,173 1 3873,173 2558,911 0,000

perlakuan 41,130 2 20,565 13,587 0,000

Error 22,704 15 1,514

Total 3937,007 18

Corrected Total 63,834 17

(46)

Lampiran 6 Hasil Uji Lanjut Tukey Kadar Air Dependent Variable: KA

Tukey HSD

Confidence Interval 95% (I) perlakuan (J) perlakuan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

P T 2,2500(*) ,71031 ,017 ,4050 4,0950 U -1,4217 ,71031 ,146 -3,2667 ,4233 T P -2,2500(*) ,71031 ,017 -4,0950 -,4050 U -3,6717(*) ,71031 ,000 -5,5167 -1,8267 U P 1,4217 ,71031 ,146 -,4233 3,2667 T 3,6717(*) ,71031 ,000 1,8267 5,5167 KA Tukey HSD perlakuan N Subset 1 2 T 6 12,6950 P 6 14,9450 U 6 16,3667 Sig. 1,000 ,146

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 1,514. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. b Alpha = ,05.

(47)

31 Lampiran 7 Hasil Analisis Sidik Ragam (ANOVA) Berat Jenis

Between-Subjects Factors Perlakuan N P 6 T 6 U 6 Dependent Variable: BJ F df1 df2 Sig. ,684 2 15 0,519

Table analisis sidik ragam

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model ,012(a) 2 ,006 3,122 0,074

Intercept 4,888 1 4,888 2534,113 0,000

Perlakuan ,012 2 ,006 3,122 0,074

Error ,029 15 ,002

Total 4,929 18

Corrected Total ,041 17

(48)

Lampiran 8 Hasil Analisis Sidik Ragam (ANOVA) Kerapatan Between-Subjects Factors Perlakuan N P 6 T 6 U 6

Dependent Variable: KERAPATAN

F df1 df2 Sig.

1,250 2 15 0,315

Table analisis sidik ragam

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 0,013(a) 2 0,007 3,877 0,044

Intercept 6,673 1 6,673 3977,536 0,000

perlakuan 0,013 2 0,007 3,877 0,044

Error 0,025 15 0,002

Total 6,712 18

Corrected Total 0,038 17

(49)

Lampiran 9 Hasil Uji Lanjut Tukey Kerapatan Dependent Variable: KERAPATAN Tukey HSD

(I) perlakuan (J) perlakuan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

P T -,0233 ,02365 ,596 -,0848 ,0381 U ,0417 ,02365 ,216 -,0198 ,1031 T P ,0233 ,02365 ,596 -,0381 ,0848 U ,0650(*) ,02365 ,037 ,0036 ,1264 U P -,0417 ,02365 ,216 -,1031 ,0198 T -,0650(*) ,02365 ,037 -,1264 -,0036 KERAPATAN Tukey HSD perlakuan N Subset 1 2 U 6 0,5733 P 6 0,6150 0,6150 T 6 0,6383 Sig. 0,216 0,596

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = ,002. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. b Alpha = ,05.

(50)

Lampiran 10 Hasil Analisis Sidik Ragam (ANOVA) MOE Between-Subjects Factors Perlakuan N P 6 T 6 U 6

Dependent Variable: MOE

F df1 df2 Sig.

1,076 2 15 0,366

Tabel analisis sidik ragam

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 4749088380,805(a) 2 2374544190,402 2,078 0,160

Intercept 744328918916,056 1 744328918916,056 651,448 0,000

perlakuan 4749088380,805 2 2374544190,402 2,078 0,160

Error 17138654617,580 15 1142576974,505

Total 766216661914,441 18

Corrected Total 21887742998,385 17

(51)

Lampiran 11 Hasil Analisis Sidik Ragam (ANOVA) MOR Between-Subjects Factors Perlakuan N P 6 T 6 U 6

Dependent Variable: MOR

F df1 df2 Sig.

0,422 2 15 0,663

Tabel analisis sidik ragam

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 27770,638(a) 2 13885,319 2,491 0,116

Intercept 8671904,934 1 8671904,934 1555,640 0,000

perlakuan 27770,638 2 13885,319 2,491 0,116

Error 83617,374 15 5574,492

Total 8783292,946 18

Corrected Total 111388,012 17

(52)

Lampiran 11 Hasil Analisis Sidik Ragam (ANOVA) keteguhan tekan sejajar serat Between-Subjects Factors Perlakuan N P 6 T 6 U 6

Dependent Variable: TEKAN

F df1 df2 Sig.

0,831 2 15 0,455

Tabel analisis sidik ragam

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 974,437(a) 2 487,219 ,608 0,557

Intercept 2450145,298 1 2450145,298 3057,950 0,000

PERLAKUAN 974,437 2 487,219 ,608 0,557

Error 12018,566 15 801,238

Total 2463138,301 18

Corrected Total 12993,003 17

(53)

BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU SURIAN (Toona sinensis)

ASAL KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

ARIEF NUR RAKHMAN

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(54)

BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU SURIAN (Toona sinensis)

ASAL KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

ARIEF NUR RAKHMAN E24060070

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(55)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Beberapa Sifat Dasar Kayu Surian (Toona sinensis) Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2012

Arief Nur Rakhman E24060070

(56)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Beberapa Sifat Dasar Kayu Surian (Toona sinensis) asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Arief Nur Rakhman

NRP : E24060070

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan

Menyetujui: Dosen Pembimbing 1

Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS NIP. 19630106 198703 1 004

Mengetahui:

Ketua Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. I Wayan Darmawan, MSc. NIP. 19660212 199103 1 002

Gambar

Gambar 1  Pembagian batang dan persiapan pembuatan contoh uji  3.3.2  Pengujian KA, kerapatan dan BJ kayu
Gambar 3   Ilustrasi pengujian keteguhan tekan sejajar serat  3.3.3.3 Kekerasan
Tabel 1 Rata-rata KA kayu surian pada masing-masing bagian batang
Tabel 4 Analisis sidik ragam BJ kayu per masing-masing bagian batang  Sumber  Keragaman  Jumlah Kuadrat Nilai Tengah  Derajat Bebas  Kuadrat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstract Language acquisition is very similar to the process students use in acquiring first and second languages.. It requires meaningful interaction in the

Berdasarkan data yang valid pada Tabel 3 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa subjek Field Dependent Pertama (FD-1) dapat memikirkan dan membedakan proyeksi

 Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan aglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesual dengan darah resipien sehingga transfusi

 Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan  Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris  Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.. Obat

dengan sistem pemerintahan yang lebih demokrais ternyata belum berhasil menghasilkan hukum yang mengandung nilai keadilan dan diperuntukan bagi kesejahteraan masyarakat. Pada

Pembelajaran yang menggunakan mind mapping (peta pikiran) dapat membuat suasana belajar menjadi bermakna karena pengetahuan atau infor mas i yang baru diajarkan

Penelitian bertujuan untuk menentukan variabel pembeda ukuran tubuh kelompok kambing PE betina pada tiga peternakan yang berbeda yaitu BPTU KDI-HPT Pelaihari,