• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedisiplinan Dalam Berkendara Motor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kedisiplinan Dalam Berkendara Motor"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR 

KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR 

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

OLEH :

OLEH :

Kelas IXA

Kelas IXA

Agnes Renggi N.

Agnes Renggi N.

Ana Malisa

Ana Malisa

Anggit widhi wibawa

Anggit widhi wibawa

Ganjar sidiq eko p.

Ganjar sidiq eko p.

Sofyan fadhilah

Sofyan fadhilah

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME karena berkat rahmat-Nya karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini berjudul “Pengenalan Kedisiplinan dalam Berkendara Motor”. Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Selain  pemenuhan tugas, karya ilmiah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui bagaimana

kedisiplinan dalam berkendara, serta bagi aparat kepolisian dapat meningkatkan ketertiban masyarakat dalam berkendara di jalan raya.

Penulisan karya ilmiah ini dapat dilaksanakan atas bantuan dari berbagai macam literatur tentang transportasi, serta bimbingan. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Nursiyah Spd selaku guru Bahasa Indonesia di SMP N 1 MINGGIR.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan kar ya ilmiah ini masih banyak kekurangan dan  jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun bagi pembaca yang budiman demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Yogyakarta, Februari 2014

(3)

DAFTAR ISI Halaman Judul……… 1 Kata Pengantar……… 2 Daftar Isi………. 3 BAB I Pendahuluan……… 4 1.1 Latar Belakang……… 5 1.2 Rumusan Masalah………... 5 1.3 Tujuan Penelitian……… 5 1.4 Manfaat Penelitian……….. 5 1.5 Metode Penelitin………... 6 1.6 Sistematika Penulisan………. 6 BAB II Pembahasan……….... 7

2.1 Pengertian Kedisiplinan Dalam Berkendara Motor……… 7

2.2 Kurangnya Kedisiplinan Dalam Berkendara Motor…………... 7

2.3 Bentuk Disiplin Dalam Berkendara Motor………. 8

BAB III Penutup……… 9

3.1 Kesimpulan………. 9

3.2 Saran……… 9

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Transportasi adalah pergerakan manusia, barang dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman, nyaman, cepat, murah dan sesuai dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Di zaman yang modern ini, telah banyak alat transportasi yang canggih, seperti motor, mobil, pesawat terbang, kapal pesiar, dan sebagainya. Manusia tinggal menyesuaikan jenis transportasi apa yang dibutuhkannya. Konsumennya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun, terlebih pada kendaraan bermotor. Memang benar,dengan transportasi, segala

kebutuhan manusia dalam mencapai tempat tujuannya menjadi lebih cepat. Tetapi, dengan meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya mengakibatkan banyak masalah transportasi, seperti kemacetan panjang, polusi udara, dan berbagai kecelakaan yang mengorbankan korban jiwa.

Khususnya pengendara sepeda motor, yang merupakan paling banyak konsumsinya. Banyak sekali pengendara sepeda motor yang kurang menaati tata tertib dalam berlalu lintas yang menimbulkan kekacauan di jalan raya, seperti tidak memakai helm, dan yang paling  banyak yaitu pengendara di bawah umur 17 tahun, yaitu pelajar, serta masalah-masalah

lainnya.

Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negara-negara yang telah maju dan juga oleh negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Permasalahan transportasi yang dijumpai pada masa sekarang mempunyai tingkat kualitas yang lebih parah dan kuantitas yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya baik kecelakaan, kemacetan, polusi udara serta pelanggaran lalu lintas.

(5)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat rumusan masalah yang berkaitan dengan masalah transportasi, yaitu sebagai berikut:

a. Apa saja bentuk-bentuk larangan yang harus dipatuhi pengemudi motor di jalan raya?  b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keselamatan dan tingkat kepatuhan

masyarakat dalam lalu-lintas?

c. Apa yang harus dilakukan pengendara motor dalam mewujudkan disiplin berkendara?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan dalam latar belakang, maka yang menjadi tujuan  penelitian adalah :

a. Untuk memahami arti penting disiplin dalam berkendara.

 b. Untuk mengetahui upaya apa yang harus dilakukan pengemudi motor dalam mewujudkan disiplin berkendara.

c. Untuk memahami dan mematuhi tata tertib dalam lalu lintas.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah informasi atau wawasan yang lebih bagi aparat penegak hukum, pemerintah, dan masyarakat, khususnya dalam mewujudkan disiplin  berkendara.

Selain itu, karya ilmiah ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran guna menigkatkan upaya penegakan hukum dan pengkajian hukum khususnya dalam mewujudkan masyarakat yang patuh dalam disiplin berkendara.

(6)

1.5 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis memperoleh data-data yang menggunakan metode:

1) Mengamati keadaan di jalan raya, apakah masyarakat pengendara motor mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan menggunakan perlengkapan berkendara yang lengkap.

2) Memperoleh informasi dari internet.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Metode Penelitian 1.6 Sistematika Penulisan Bab 2 Pembahasan

2.1 Pengertian Kedisipilinan dalam Berkendara Motor 2.2 Kurangnya Kedisiplinan dalam Berkendara Motor 2.3 Bentuk Disiplin dalam Berkendara Motor

Bab 3 Penutup 3.1 Saran

3.2 Kesimpulan Bab 4 Lampiran

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR 

Seseorang dikatakan disiplin berlalu lintas jika ia mematuhi peraturan tentang apa yang  boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan pada saat berlalu-lintas di jalan.

Contohnya: larangan menjalankan kendaraan melebihi batas-batas kecepatan di tempat-tempat tertentu, larangan mendahului kendaraan lain, larangan menelpon saat berkendara, larangan parkir untuk tempat-tempat tertentu, larangan melintas untuk jenis-jenis mobil angkutan tertentu pada jalan-jalan tertentu.

2.2 KURANGNYA KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR 

Kurangnya kedisiplinan dalam berkendara yang dimiliki masyarakat menyebabkan masyarakat dalam berlalu lintas tidak mengutamakan keselamatan, masyarakat lebih mengutamakan kepentingan pribadi, sehingga banyak masyarakat yang menggunakan kecepatan tinggi saat berkendara demi kepentingannya tersebut, faktor yang paling banyak yaitu ekonomi. Padahal, itu sangat membahayakan keselamatan semua orang. Contoh lain masyarakat tidak mementingkan kepentingan umum yaitu : parkir sembarangan di pinggir  jalan, yang menimbulkan kemacetan dan membahayakan pengemudi lainnya.

(8)

2.3 BENTUK DISIPLIN DALAM BERKENDARA MOTOR 

Di bawah ini adalah bentuk disiplin dalam berkendara motor yang sesuai dengan  peraturan negara tentang bentuk kedisiplinan dalam berkendara motor.

1. Menggunakan helm berstandar SNI. 2. Menggunakan jaket.

3. Umur pengemudi sudah atau diatas 17 tahun.

4. Kelengkapan surat seperti SIM sebagai tanda telah cakap berkendaraan. 5. STNK sebagai tanda kepemilikan.

6. Keadaan kendaraan yang layak jalan. 7. Mematuhi rambu-rambu yang ada. 8. Pengaman dada.

9. Sarung tangan dan sepatu.

(9)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari karya tulis ilmiah Kedisiplinan Dalam Kendaraan Bermotor, dapat disimpulkan  bahwa lalu lintas adalah setiap hal yang ada kaitannya dalam menggunakan sarana jalan umum sebagai sarana utama untuk tujuan yang ingin dicapai yang juga merupakan hubungan antar manusia dengan ataupun tanpa disertai alat penggerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan jalan sebagai ruang geraknya.

Banyaknya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan para remaja dan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di kota Yogyakarta. Seperti mengemudi lebih dari 2 orang tanpa meggunakan helm pengaman, kecepatan yang tidak terkontrol, mengemudi tanpa surat izin yang mendukung, mengemudi dengan jarak yang terlalu dekat dengan kendaraan lain, menggunakan knalpot racing   dan menerobos lampu merah. Hal ini membuktikan bahwa  perlu diadakannya suatu upaya dari lembaga pendidikan SLTP/sederajat dalam mengatasi angka kecelakaan lalu lintas di kota Yogyakarta. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan SLTP/sederajat dalam mengatasi angka kecelakaan lalu lintas di kota Yogyaka adalah sebagai berikut :

1. Melakukan kerja sama antara pihak sekolah dan pihak kepolisian, antara lain mengadakan seminar/kegiatan yang berhubungan dengan lalu lintas oleh pihak kepolisian di sekolah. Dengan demikian, siswa/i akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang lalu lintas dan tata tertib lalu lintas.

2. Diluncurkan Program Satu Sekolah Dua Polantas (SSDP). Dalam hal ini, sekolah yang berada di pinggir jalan adalah prioritas utama. Selain menjaga arus lalu lintas di kawasan sekolah, polantas juga memberikan penyuluhan kepada para guru dan peserta didik terjadi akibat minimnya pengetahuan pengemudi dalam beretika berkendara. Banyak pelajar yang memakai kendaraan bermotor meski tidak memiliki SIM karena  belum cukup umur. Program SSDP diharapkan dapat menjadi bentuk pelayanan pihak

kepolisian kepada masyarakat dalam menciptakan kawasan tertib berlalu lintas dan mendekatkan komunikasi antara pelajar dengan profesi polisi. Selain itu, sekolah juga diharapkan untuk menyediakan ruang khusus konsultasi bagi guru dan siswa kepada  polantas yang bertugas di sekolah. Guru bimbingan konseling juga diharapkan

menjembatani polisi dengan peserta didik dalam pelaksanaan program ters ebut.

3. Melakukan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Peran orang tua sangat penting dalam menyadarkan anak tertib dan beretika saat berkendara. Usia sekolah belum boleh membawa kendaraan, maka sebaiknya orang tua mengantarkan anak ketika pergi ke sekolah. Atau bila perlu menyewa mobil antar-jemput untuk

(10)

Adapun sanksi dari pelanggaran tata tertib lalu lintas yang dilakukan berdasarkan Undang-undang adalah sebagai berikut :

1. Tidak membawa SIM (melanggar Pasal 282 (2) jo 106 (5)) dengan ancaman denda Rp250 ribu, dan tidak memiliki SIM (Pasal 281 jo 77 (1)) dengan ancaman denda Rp 1 juta .

2. Kendaraan yang tidak dilengkapi STNK (Pasal 88. (Djo 106 (5)) dengan ancaman denda Rp500 ribu. Sementar TNKB yang tidak sah (Pas al 280 jo 68 (1))dikenai denda Rp 500 ribu.

3. Pengemudi dan penumpang mobil yang tidak mengenakan sabuk keselamatan (Pasal 289 jo 106 (6)) akan terkena ancaman denda Rp 250 ribu.

4.  bagi pengendara yang menggunakan helm tidak ber-SNl (Pasal 291 (1) jo 106 (8)) akan didenda denda 250 ribu. Bagi Pembonceng atau penumpang tidak mengenakan helm (Pasal 291 (2) jo 106 (8)) didenda Rp 250 ribu.

5. Mengemudi tidak wajar dan menggunakan ponsel pada saat berkendara (Pasal 283 jo 106 (1)) didenda Rp 750 ribu.

(11)

3.2 Saran

Bagi remaja-remaja SLTP/sederajat di kota Yogyakarta marilah kita bersama-sama ikut berpatrisipasi dalam mematuhi dan menerapkan peraturan lalu lintas yang telah dibuat oleh pemerintah. Agar terciptanya keamanan dan ketertiban lalu lintas dan mengatasi angka kecelakaan lalu lintas yang semakin meningkat di kota Yogyakarta. Gunakanlah dan manfaatkanlah jalan sebaik mungkin dan jangan hanya menyalahkan petugas keamanan juga  pihak kepolisian jika terjadi kecelakaan, karena itu semua tidak akan terjadi jika kita

menyadari pentingnya keselamatan dan ketertiban berlalu lintas dengan cara mematuhi tata tertib lalu lintas.

Bagi pihak kepolisian hendaklah lebih meningkatkan penjagaan dan pengaturan lalu lintas. Agar mengingatkan kembali kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas, dengan cara mengayomi dan memberikan sosilisasi untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang lalu lintas dan tata tertib lalu lintas karena kecelakaan selalu diawali dengan pelanggaran lalu lintas yang disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan  pentingnya keselamatan. Jadi dengan kata lain masyarakat sadar akan ketertiban berlalu lintas  bila jalanan selalu dijaga Polantas. Dan hendaklah juga petugas harus bersikap bijaksana,  jangan sampai menghilangkan citra polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat

dengan “ bermain damai dengan para pelanggar” .

Bagi sekolah yang merupakan lembaga pendidikan hendaknya dapat bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menciptakan remja-remaja sebagai generasi bangsa yang bisa mematuhi tata tertib lalu lintas dan hendaknya berpartisipasi dalam memelihara keamanan dan ketertiban lalu lintas di kota Bengkulu.

Pemerintah terkhusus Kementrian Perhubungan dan Kementrian Pekerjaan Umum hendaknya lebih mengkoordinasi petugas lalu lintas untuk mengatasi maraknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi belakangan ini. Merealisirkan sarana dan prasarana yang layak untuk lalu lintas. Seperti, memperbaiki jalan yang berlubang, membuat rambu-rambu lalu lintas di tempat-tempat yang rawan.

(12)

BINGKAI

Indah bukan kalu negeri kita tercinta ini tertib :)

Sedih Rasanya liat kalau pada ga tertib seperti ini.. hftttt

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik melakukan percobaan mengenai identifikasi sifat larutan asam dan basa dengan menggunakan indikator, serta penentuan bahan alam yang

Semua teman-teman PPDS Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan

Analisis Visual Motif Dan Makna Simbolis Batik Majalengka. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakteristik yang lebih modern, tetapi unsur-unsur sejarah pada desain yang telah. diciptakan tidak

Aspek risk profile yang diukur dengan risiko likuiditas (LDR) menunjukkan tingkat kesehatan rata-rata yang cukup sehat dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 97%

kepada 48 orangtua siswa dan 12 orang guru, diperoleh hasil bahwa pelatihan terkait dibutuhkan oleh orangtua, terlihat dari hasil evaluasi yang diisi oleh

On load tap-changing transformator adalah suatu cara yang digunakan untuk mengubah rasio antara sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah agar diperoleh tegangan

Kemudian untuk kategori ibadah indikator yang dominan adalah menyampaikan syiar Islam yang muncul 5 kali atau 31,25% dari 60 scene atau keseluruhan scene, untuk