• Tidak ada hasil yang ditemukan

k3 Trend Dan Issue

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "k3 Trend Dan Issue"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Menurut Mangkunegara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Menurut Mangkunegara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin upaya keutuhan dan adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin upaya keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani, tenaga kerja khususnya dan manusia kesempurnaan jasmani maupun rohani, tenaga kerja khususnya dan manusia  pada

 pada umumnya seumumnya serta rta hasil hasil karya karya dan dan budaya mbudaya menuju enuju masyarakat masyarakat adil adil dandan makmur.

makmur.

Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling besar jumlahnya dan Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling besar jumlahnya dan  paling

 paling lama lama kontak kontak dengan dengan pasien, pasien, sehingga sehingga sangat sangat beresiko beresiko dengandengan  pekerjaanya,

 pekerjaanya, namun namun banyak banyak perawat perawat tidak tidak menyadari menyadari resiko resiko yangyang mengancam dirinya dan melupakan kesehatan dan keselamatan kerja.(k3) mengancam dirinya dan melupakan kesehatan dan keselamatan kerja.(k3)

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) pada Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) pada  petugas

 petugas kesehatan kesehatan dan non dan non kesehatan kesehatan di di Indonesia belum Indonesia belum terekam terekam dengandengan  baik, .

 baik, .

B.

B. TujuanTujuan 1.

1. Mengetahui trend perawatdalam kesehatan dan keselamatan kerjaMengetahui trend perawatdalam kesehatan dan keselamatan kerja 2.

2. Mengetahui issue perawat dalam kesehatan dan keselamatan kerjaMengetahui issue perawat dalam kesehatan dan keselamatan kerja 3.

3. Mengetahui tingkat resiko perawat dalam kesehatan dan keselamatanMengetahui tingkat resiko perawat dalam kesehatan dan keselamatan kerja

kerja

C.

C. Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.

1. Apa definisi Apa definisi keperawatan dalam keperawatan dalam keselamatan dan keselamatan dan kesehatan kerja?kesehatan kerja? 2.

2. Bagaimana peran perawat dalam keselamatan dan kesehatan kerja?Bagaimana peran perawat dalam keselamatan dan kesehatan kerja? 3.

3. Konsep keselamatan dan kesehatan kerja pada keperawatan?Konsep keselamatan dan kesehatan kerja pada keperawatan? 4.

(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pengertian Perawatan Kesehatan Kerja (Occupational  HealthNursing) merupakan cabang dari perawatan kesehatan masyarakat, yang memberikan pelayananpada tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja. Pelayanan berfokus pada promosi, proteksi, danpemulihan kesehatan naker dalam hubungannya dengan keselamatan dan lingkungan kerja yangsehat. Pelayanan keperawatan kesehatan kerja bersifat otonom dan independen dalam menentukanpenatalaksanaan keperawatan bidang kesehatan kerja. ( AAOHN-American Association of Occupational Health Nursing, 1994)

Sehubungan dengan definisi ini, maka standar pelayanan keperawatan kesehatan kerja juga diformulasikan. Sebagai pemberi  pelayanan yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan keselamatan kerja maka mudah dipahami bahwa seseorang perawat harus bekerja sama dengan bidang-bidang lain yaitu misalnya dokter, ahli higine perusahaan, ergonomi, psikolog, ahli gizi dan lain-lainnya.

B. Peran Perawat dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Seringkali perawat bekerja sama dengan berbagai profesi, tenaga kerja dan pihak pengelola perusahaan, maka peran seseorang perawat adalah bekerja sama dengan mereka dalam hal mengidentifikasi kebutuhan kesehatan, memilih prioritas hal yang harus diintervensi, mengembangkan dan melaksanakan program serta melakukan evaluasi. Posisi perawat kesehatan kerja disini unik dan merupakan posisi perawat seringkali lebih dekat dan lebih akrab dengan pekerja-pekerja dibandingkan dengan dokter,perawat lebih sering (daripada dokter) melayani

(3)

penyakit- penyakit dan kecelakaan kecil. Dengan demikian seorang perawat harus  bisa melakukan pelayanan yang holistik dan komprehensive dalam

memberikan pelayanan kesehatan.

Peran perawat kesehatan kerja mencakup tugas fungsional sebagai  berikut :

1. Clinician direct care 2. Coordinator

3. Single nurse service

4.  Health promotion specialist 5. Consultant

6.  Educator

C. Trend dan Issue Keperawatan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan  berlaku tahun 2020 mendatang, keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat  pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 dan visi indonesia mencapai MDGS 2014 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,

memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Hasil laporan  National Safety Council (NSC) tahun 2008 menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di RS 41% lebih besar dari  pekerja di industri lain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum,

(4)

dan lain-lain. Sejumlah kasus dilaporkan mendapatkan kompensasi pada  pekerja RS, yaitu sprains, strains : 52%; contussion, crushing, bruising : 11%;cuts, laceration, punctures: 10.8%; fractures: 5.6%;multiple injuries: 2.1%; thermal burns: 2%; scratches, abrasions: 1.9%; infections: 1.3%; dermatitis: 1.2%; dan lain-lain: 12.4% (US Department of Laboratorium,  Bureau of Laboratorium Statistics, 1983).

Kecelakaan berdampak bagi individu maupun bagi institusi. Dampak bagi individu dapat berupa cidera ringan, cidera b erat, cacat fungsi, cacat tetap, cacat total, kematian serta diikuti kesedihan mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Dampak bagi institusi meliputi kerugian jiwa (cidera, cacat, kematian), kehilangan sumber daya berharga, biaya  perawatan kesehatan, kerugian aset (uang, properti, gedung, peralatan, material, produk), mengurangi laba institusi karena menutup kerugian dari insiden, kehilangan waktu & terhentinya proses & kegiatan kerja,  pencemaran lingkungan, dampak sosial & citra insitusi terhadap konsumen

& masyarakat.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Th. 2003 mengenai Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan kalau usaha Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diadakan di semua tempat kerja, terutama tempat kerja yang memiliki resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau memiliki karyawan paling sedikit 10 orang. Bila memerhatikan isi dari pasal diatas maka jelaslah kalau Tempat tinggal Sakit (RS) termasuk kedalam  persyaratan tempat kerja dengan beragam ancaman bahaya yang bisa menyebabkan efek kesehatan, bukan sekedar pada beberapa pelaku segera yang bekerja di RS, namun juga pada pasien ataupun pengunjung RS.

Hingga telah semestinya pihak pengelola RS mengaplikasikan  beberapa usaha K3 di RS. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi para  pekerja di Rumah Sakit dan fasilitas medis lain tidak kalah pentingnya

dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Disadari atau tidak, di lingkungan RS terdapat banyak bahan, alat dan proses kerja yang berpotensi  bahaya

(5)

Pada prinsipnya permasalahan tersebut timbul karena lemahnya  pihak manajemen dalam menjalankan K3 RS dengan baik dan benar, serta tingkat kesadaran pekerja RS akan K3 yang masih rendah. Di samping itu  berbagai masalah K3 kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya.

Kejadian penyakit infeksi di rumah sakit dianggap sebagai suatu masalah serius karena mengancam kesehatan dan kesejahteraan pasien dan  petugas kesehatan secara global (Luo, et all , 2010). Perilaku tidak aman  perawat saat bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri sesuai standar dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan menimbulkan penyakit akibat kerja. Cedera akibat tusukan jarum pada perawat merupakan masalah yang signifikan dalam institusi pelayanan kesehatan dewasa ini.

D. Resiko Perawat dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

Data WHO (2004): Dari 35 juta pekerja kesehatan bahwa 3 juta terpajan patogen darah (2 juta terpajan virus HBV, 0.9 juta terpajan virus HBC dan 170.000 terpajan virus HIV/ AIDS). Probabilita spenularan HIV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HIV 4: 1000. Risiko  penularan HBV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HBV

27

37: 100.

Penelitian menunjukan bahwa rata-rata risiko transmisi virus melalui Blood-borne pada kecelakaan tertusuk jarum yaitu 30% untuk virus Hepatitis B, virus Hepatitis C yaitu 3% dan kurang lebih 0,3% untuk virus HIC (Weston, 2008).

(6)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil laporan National Safety Council tahun 1988 menunjukkan  bahwa terjadinya kecelakaan kerja di rumah sakit 41% lebih besar dari  pekerja industri lainnya. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum,

terkilir, sakit pinggang, tergores, luka bakar dan penyakit infeksi lainnya. Perilaku tidak aman perawat saat bekerja tanpa menggunakan alat  pelindung diri sesuai standar dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan menimbulkan penyakit akibat kerja. Cedera akibat tusukan jarum pada  perawat merupakan masalah yang signifikan dalam institusi pelayanan kesehatan dewasa ini. Ketika perawat tanpa sengaja menusuk dirinya sendiri dengan jarum suntik yang sebelumnya masuk ke dalam jaringan tubuh  pasien. Oleh karena itu, perawat harus selalu berhati-hati dalam

memberikan tindakan kepada pasien dan selalu waspada dengan apa yang terjadi di sekelilingnya.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, Novi. Hj. Ella Nurlelawati (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan  Dengan Pelaksanaan Penerapan K3 Pada Tenaga Kesehatan Di Rsia Permata

Sarana Husada Periode Februari 2015. Jurnal Akademi Keperawatan Husada  Karya Jaya, Volume 3, Nomor 1, Maret 2017, ISSN 2442-501X

Maria, Silvia. Joko Wiyono DKK (2015).  Kejadian Kecelakaan Kerja Perawat  Berdasarkan Tindakan Tidak Aman. Jurnal Care Vol. 3, No. 2

Tukatman. Purwaningsih. DKK (2015).  Analisis Keselamatan Dan Kesehatan  Kerja Perawat Dalam Penanganan Pasien di Rumah Sakit Benyamin Guluh  Kabupaten Kolaka. Jurnal Ners Vol. 10. No. 2

Referensi

Dokumen terkait

(3) Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang

Kompetensi Dasar Soal Menerapkan keselamatan kesehatan kerja dan hygiene sanitasi Mendeskripsikan keselamatan kesehatan kerja dan hygiene sanitasi Mendeskripsikan K3 sesuai

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa perilaku perawat dalam penerapan manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) ditinjau dari faktor

Panduan praktis bergambar ini disusun bersama dengan Direktorat Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dewan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

- MAGANG MENGENAI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA - TATA CARA DAN CONTOH KERANGKA LAPORAN KERJA PRAKTEKTUGAS - PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3 -

Sebagai mahasiswa D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja kita dituntut untuk mampu mencermati perkembangan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di

Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan kerja