• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Mutu pendidikan di Indonesia sudah cukup baik, di antaranya tampak dari hasil ujian nasional. Baik tingkat SMP/sederajat maupun SMA/sederajat, tingkat kelulusan ujian nasional sangat memuaskan. Jumlah peserta ujian nasional tingkat SMP/sederajat tahun 2012 sebanyak 3.697.865 siswa dan hanya 15.945 siswa yang tidak lulus. Tingkat SMA/sederajat jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional sebanyak 2.580.446 siswa tercatat 1.517.125 siswa dinyatakan lulus sedangkan 7.579 siswa tidak lulus. Banyak siswa yang mendapat nilai seratus tak terkecuali mata pelajaran matematika. Perlu diketahui meskipun banyak siswa yang nilai hasil ujian nasional matematikanya mendapat seratus, tetapi pelajaran matematika menempati urutan pertama penentu ketidak lulusan terbanyak dari mata pelajaran lain yang diujikan baik di tingkat SMP/sederajat maupun SMA/sederajat. Tingkat SMP/sederajat yang tidak lulus mata pelajaran matematika sebanyak 229 siswa sedangkan tingkat SMA/sederajat ada 822 siswa (Kompas, 2012).

Siswa yang memperoleh hasil belajar matematika yang rendah seperti yang dipaparkan di atas tidak bisa hanya dilihat dari hasil akhirnya saja, tetapi juga perlu dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi selama proses pembelajaran yang terjadi sebelumnya. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh Hanafiah (2010), rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor dari diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Beberapa faktor dari dalam diri siswa diantaranya: taraf kecerdasan, motivasi belajar, minat, kepribadian dan gaya kognitif. Beberapa faktor dari luar diri siswa diantaranya: motivasi guru serta strategi guru dalam pembelajaran di kelas. Faktor-faktor tersebut idealnya turut menjadi perhatian guru dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

(2)

Salah satu faktor yang ada pada diri siswa yang juga penting untuk diperhatikan guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran adalah gaya kognitif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ardana (2008) melalui pengembangan pembelajaran matematika berorientasi gaya kognitif diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong tinggi, ketuntasan belajar mencapai 85 % serta siswa memiliki tanggapan positif terhadap pembelajaran yang dilakukan. Bukti dari penelitian yang dilakukan oleh Ardana (2008) inilah yang dapat menguatkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan memperhatikan gaya kognitif memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Gaya kognitif sendiri merupakan karakteristik siswa yang khas dalam menerima, mengingat, berpikir dan memecahkan masalah yang diberikan guru, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa (Slameto, 2003).

Dimensi gaya kognitif yang secara khusus perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika adalah gaya kognitif yang dibedakan berdasarkan perbedaan wilayah atau bidang yakni: gaya kognitif field independent dan field dependent. Uno (2006) secara rinci membedakan karakteristik antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent. Siswa yang memiliki gaya kognitif field independent cenderung memilih belajar individual, merespon dengan baik tugas-tugas yang diberikan guru, independent, serta mereka dapat mencapai tujuan dengan motivasi instrinsik. Berbeda dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent cenderung memilih belajar dalam kelompok dan sesering mungkin berinteraksi dengan guru, memerlukan penguatan yang bersifat ekstrinsik.

Berdasarkan perbedaan gaya kognitif field independent dan field dependent yang dimiliki oleh siswa yang telah dikemukakan oleh Uno (2006), Gaya kognitif setiap siswa baik field dependent maupun field independent juga memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang dikemukakan oleh Anita (2004). Siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent memiliki kelebihan antara lain lebih kuat mengingat informasi-informasi sosial, seperti

(3)

percakapan atau interaksi antar pribadi, serta lebih mudah mempelajari yang sudah terstruktur, kesusastraan, bahasa dan ilmu pengetahuan sosial. Selain kelebihan juga memiliki kekurangan dalam hal tingkat memecahkan masalah rendah serta kurang suka dengan pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam. Berbeda halnya dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field independent, siswa lebih mudah menguraikan hal-hal yang komplek dan lebih mudah memecahkan masalah, serta mudah mempelajari ilmu pengetahuan alam dan matematika. Siswa field independent juga memiliki kekurangan yaitu kurang peka terhadap perasaaan orang lain dan tidak efektif dalam situasi sosial. Seorang guru juga perlu memperhatikan dalam merancang pembelajaran manakala melihat keragaman karakter masing-masing siswa berbeda secara gaya kognitif field independent dan field dependent.

Adanya pengaruh gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika dari penelitian yang dilakukan oleh Ardana (2008), maka dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada perbedaan atau tidak terhadap hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Suradi (2007) melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent lebih baik dari pada siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.

Hasil penelitian yang juga ada perbedaan yang sinifikan dilakukan oleh Rahman (2004) yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent. Hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent juga lebih baik dari pada siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohidin (2005). Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent

(4)

dan field dependent, dengan kata lain hasil belajar matematika antara siswa tipe field independent dengan tipe field dependent sama.

Melihat adanya perbedaaan dari penelitian sebelumnya, maka timbullah keinginan dilakukannya penelitian ulang. Penelitan sebelumnya dilakukan di tingkat SMA dan SMP, untuk penelitian ini akan dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga. Berdasarkan hasil observasi di SMK Diponegoro diperoleh hasil belajar siswa kelas X SMK Diponegoro Salatiga pada materi pertidaksamaan kuadrat dengan rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa adalah 54 yang masih di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimum). Alasan lain penelitian ini dilakukan di SMK Diponegoro, karena dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan menerapkan pembelajaran berkelompok, siswa sangat aktif dan hasil pembelajaran meningkat. Pembelajaran berkelompok dengan gaya kognitif siswa ini masih ada kaitannya yaitu pada siswa yang memiliki gaya kogniif field dependent diantaranya lebih suka pembelajaran berkelompok sedangkan siswa yang memiliki gaya kognitif field independent cenderung lebih suka belajar individu. Berdasarkan permasalahan di atas, maka judul penelitian ini adalah “perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dan field independent pada siswa kelas X SMK Diponegoro Salatiga tahun pelajaran 2012-2013”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan: adakah perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dan field independent pada siswa kelas X SMK Diponegoro Salatiga tahun pelajaran 2012-2013?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dan field independent pada siswa kelas X SMK Diponegoro Salatiga tahun pelajaran 2012-2013”.

(5)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan atau informasi yang bermanfaat dalam dunia pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika, kaitannya dengan gaya kognitif field dependent dan field independent yang dimiliki masing-masing siswa.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, siswa, guru dan sekolah.

a. Manfaat bagi peneliti

1) Untuk mengetahui adanya gaya kognitif field dependent dan field independent yang dimiliki masing-masing siswa.

b. Memberikan pengetahuan sebagai bekal untuk merancang pembelajaran yang salah satunya dengan memperhatikan gaya kognitif field dependent dan field independent yang dimiliki masing-masing siswa.

c. Manfaat bagi siswa

Memberikan pengetahuan bagi siswa bahwa karakteristik cara belajar yang berbeda-beda yang dilakukannya yaitu diantaranya didasarkan pada kerja individual maupun kelompok, sebenarnya itu adalah gaya kogitif field independent dan field dependent.

d. Manfaat bagi guru

Memberikan pengetahuan dalam merancang pembelajaran yang salah satunya dengan memperhatikan gaya kognitif field independent dan field dependent yang dimiliki oleh siswa.

e. Manfaat bagi sekolah

1) Menerapkan pembelajaran yang salah satunya didasarkan pada gaya kognitif siswa, yaitu field dependent dan field independent.

(6)

2) Mengetahui perbedaan gaya kognitif field dependent dan field independent terhadap hasil belajar siswa dan dapat diperhatikan oleh rekan-rekan guru yang lain dalam melakukan pembelajara.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran discokaku yang dipadu dengan media gambar berseri mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang semula

Transformasi diterapkan pada bangunan pusat informasi Majapahit karena sifatnya yang seakan menjadi gerbang bagi pengunjung dan wisatawan sebelum menuju ke museum

Dari hasil penelitian, kadar klorofil terbaik diperoleh ekstrak klorofil dengan kadar total tertinggi dari daun bayam dengan perbandingan F:S (1:8) yaitu sebesar

Perencanaan pembuatan dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilaksanakan oleh masing- masing guru/ wali kelas I sudah cukup baik, berdasarkan data

Saya menulis buku ini pada masa sekarang karena kita se- dang berada di titik sejarah yang amat penting, dan saya ingin menyampaikan pandangan yang saya miliki untuk memasti-

Konfirmasi tanaman yang lolos seleksi dari kanamisin dilakukan dengan menggunakan primer gen PaCS , primer spesifik ketahanan higromisin dan primer kombinasi 35S

Hasil penelitian ini adalah: (1) 42 orang (42%) dari 100 orang siswa kelas X memiliki tingkat kecemasan yang rendah ketika mempresentasikan hasil tugas di depan kelas, (2) 50

Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk memutuskan keefektifan ventilasi atau