• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI NAGARI KOTO RAJO KAB. PASAMAN TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI NAGARI KOTO RAJO KAB. PASAMAN TAHUN 2015"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN YAYASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS

BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA

DI NAGARI KOTO RAJO

KAB. PASAMAN

TAHUN 2015

Peneliti :

Darnisah Umala Harahap, S.ST, M.Kes

Dana bersumber dari Institusi STIKes Prima Nusantara BukitTinggi 2015

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

STIKES PRIMA NUSANTARA

BUKITTINGGI

2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan

hidayahNya kepada peneliti, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Obesitas Balita

dengan Kejadian Obesitas pada Balita di Nagari Koto Rajo kab. Pasaman Tahun

2014.

Dalam penyelesaian laporan penelitian ini penulis banyak menerima

bimbingan, arahan, masukan, dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun

materil, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Ibu Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed selaku Ketua STIKes Prima Nusantara Bukittinggi.

2. Rekan-rekan Dosen STIKes Prima Nusantara Bukittinggi yang telah menyarankan dan memberikan masukan sehingga penulis dapat membuat laporan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan, disebabkan karena keterbatasan penulis. Untuk itu penulis

mengharapkan tanggapan, kritikan, dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

Akhir kata kepada-Nya kita berserah diri, semoga laporan penelitian ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dibidang kesehatan, Amin.

Bukittinggi, 2015

(3)

Nama : Darnisah Umala Harahap, S.ST, M.Kes Program studi : D-IV Bidan Pendidik

Judul : Hubungan pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Pasaman 2015 .

xvi + 40Halaman + 4 Tabel + 2 Skema + 10 Lampiran

ABSTRAK

Obesitas menyebabkan 10,3% dari seluruh kematian di dunia. Menurut WHO, angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab utama kematian di dunia. Sebanyak 14% balita di Indonesia mengalami obesitas. Menurut Menkes RI sebanyak 14,2% terjadi pada tahun 2010 balita di Indonesia mengalami Kegemukan (Obesitas). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Pasaman 2014. Metode penelitian survey analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan agustus 2014. Sampel sebanyak 36 orang. Data primer diperoleh dari kuesioner dan penimbangan berat badan , data diolah menggunakan teknik komputerisasi dan uji statistiknya chi-square, kemudian data dianalisa secara analisa univariat dan analisa bivariat. Dari hasil penelitian diketahui ditribusi frekuensi pengetahuan yaitu, tinggi sebanyak 77,8 % dan rendah sebanyak 22,2%, dan distribusi frekuensi kejadian obesitas yaitu, ya 11,1% dan tidak 88,9%. Analisa menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian obesitas P= 0,028. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu berpengaruh16,200 kali terhadap kejadian obesitas pada balita. Diharapkan kepada orang tua dapat lebih meningkatkan lagi pengetahuan dan pemantauan terhadap balita tentang kesehatan pada balita khusus nya balita dengan kejadian obesitas pada balita .

Kata kunci : Pengetahuan Ibu Balita , Kejadian Obesitas Pada Balita Daftar bacaan : 14 ( 2006- 2012 )

(4)

Name : Darnisah Umala Harahap, S.ST, M.Kes Program study : D-IV Midwifery Educator

Title : Relationship of knowledge mother’s about obesity toddler with the incidence of obesityin toddler in village Koto Rajo Pasaman 2015.

xvi + 40 Pages + 4 Tables + 2 Schemes + 10 Attachments ABSTRACK

Obesity caused 10,3 % of deaths in thr world. Accroding to WHO , The figure is ranked fifth leading cause of death in the word. As many as 14 % children under five in Indonesia are obese. According to the health minister of Indonesia at 14,2 % in 2010 accurred in children under five in Indonesia are overweight ( obese ). The purpose of this study is to determine the relationship of maternal knowledge about obesity with the incidence of obesity in toddlers toddlers in village Koto Rajo Pasaman 2014. Survey research methods sectional analytic cross design. Research at agustus 2014. Sample cases as many as 36 people. The primary data obetained from questionnaires and weigh, the data is processed using computerized techniques and chi-square test , then the data analized univariate and bivariate analysis. The survey results revealed that the frequency distribution of knowledge, higher by as much as 77,8 % and 22,2% lower , and the frequency distribution of accurrence of obesity is, yes 11,1 % and not 88,9 % . The analysis showed the significant relationship between the incidence of obesity knowledge P=0.028. It can be conculided that the knowledge of mother affects 16,200 times the incidence of obesity in prescoolers . Parents can be expencted to further enhance the knowledge and monitoring of health in infants toddler toddler especially with the incidence of obesity in toddlers.

Keyword : Knowledge mother toddler , The incidence of obesity in toddler Reading list : 14 ( 2006- 2012 )

(5)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR ... ii ABSTRAK ... iii ABSTRACK ... iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 5 C. Batasan Masalah ... 5 D. Rumusan Masalah ... 5 E. Tujuan ... 5 F. Manfaat ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Penjabaran Teori ... 8

B. Kerangka Teori……... ... 21

C. Karangka Konsep ... 22

D. Hipotesis ... 22

E. Defenisi Operasional ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Populasi dan Sampel ... 24

D. Etika Penelitian ... 25

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 26

F. Prosedur Pengolahan Data Penelitian ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitian ... 29 B. Pembahasan ... 32 C. Keterbatasan Penelitian ... 34 BAB V PENUTUP ... 35 A. Kesimpulan ... 35 B. Saran ... 35 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Defenisi Operasional ... 25 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang

Kejadian Obesitas di Nagari Koto Rajo Pasaman 2014... 35 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian Obesitas pada

Balita di Nagari Koto Rajo Pasaman 2014... 36 Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Obesitas Pada Balita di

(7)

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori ... 23 Skema 2.2 Kerangka Konsep ... 23

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ganchart

Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3 Persetujuan Responden

Lampiran 4 Kisi-Kisi Kuesioner Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Master Tabel

Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data Lampiran 8 Realisasi Keuangan

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas menyebabkan 10,3% dari seluruh kematian di dunia. Menurut WHO, angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab utama kematian di dunia. Secara global 1,6 miliar kaum dewasa kegemukan dan 400 juta di antaranya mengalami obesitas. Sementara kepasifan fisik berada di urutan keempat penyebab kematian dunia. Padahal, 31% masyarakat dunia dari semua umur 60% - 85% kaum dewasa di dunia tidak aktif secara fisik (Lakshita, 2012).

Angka kejadian obesitas di berbagai negara terus meningkat. Prevalensi obesitas di Inggris pada tahun 1980 hanya 7%, lalu meningkat menjadi 23% pada tahun 2005. Pada tahun 1999, 61% penduduk Amerika menderita overweight ( 27% diantaranya obesitas). Kemudian pada tahun 2007 meningkat menjadi 66% ( 32% diantarara obesitas), hasil survey nasional Indonesia tahun 1989 – 1992 menunjukkan bahwa dalam waktu 3 tahun terjadi kenaikan angka obesitas pada balita sebanyak 2%, kenaikan ini harus diwaspadai karna kemungkinan balita yang gemuk akan menjadi dewasa yang gemuk pula. Tahun 1983, Depkes RI menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu masalah gizi nasional ( Soegih, 2009).

Prevalensi kegemukan pada balita di Indonesia meningkat melampaui angka malnutrisi pada balita. Proses balita gemuk mencapai 14% lebih tinggi dari jumlah balita yang sangat kurus, dan kurus yakni 6% dan 7,2% atau 13,3% pada tahun 2010. Sementara pada tahun 2007 menunjukan angka presentasi balita gemuk mencapai 12,2%. (Warastri, 2011)

(10)

Menurut Rahayu Sedyaningsih, sebanyak 14% balita di Indonesia mengalami obesitas. Tingkat obesitas DKI Jakarta paling tinggi se Indonesia dengan 19,6% (Sedyaningsih,2011). Menurut Menkes RI Nafisah Mboy, di sebanyak 14,2% pada tahun 2010. Balita di Indonesia mengalami gizi lebih dan Kegemukan (Obesitas). Kelebihan gizi merupakan resiko utama penyakit tidak menular (PTM) yang juga merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia (Mboy, 2013).

Terdapat 3 faktor yang berpengaruh terhadap berkembangnya obesitas, yaitu genetik, lingkungan dan neuro (Juanita, 2004). Namun, berdasarkan hasil penelitian Badan International Obesitas Task Force (ITF) dari badan WHO yang mengurusi anak yang kegemukan, 99% anak obesitas karena faktor lingkungan, sedangkan yang dianggap genetik biasanya bukan genetik tetapi akibat faktor lingkungan (Darmono, 2006). Faktor lingkungan ini dipengaruhi oleh aktifitas dan pola makan orang tua anak, misalnya pola makan bapak dan ibunya tidak teratur menurun pada anak, karena di lingkungan itu tidak menyediakan makanan yang tinggi energi, bahkan aktifitas dalam keluarga juga mendukung (Darmono, 2006).

Berdasarkan data dari Puskesmas jumlah balita 36 orang di 8 Nagari. Berdasarkan survei awal yang telah peneliti lakukan pada tanggal 22 Februari 2014, dengan wawancara langsung kepada 10 orang ibu yang memiliki balita tentang kejadian obesitas pada balita, didapatkan 6 orang kurang mengetahui tentang kejadian obesitas pada balita, dan hanya ada 4 orang yang mengetahui tentang kejadian obesitas pada balita.

Banyak orang tua merasa senang memiliki balita bertubuh gemuk, mereka beranggapan anak yang gemuk berarti sehat, para orang tua pun membiarkan sang

(11)

buah hatinya, karena beranggapan anaknya akan berubah menjadi kurus saat dewasa padahal anggapan ini sangat keliru, banyak penelitian menunjukan balita yang mengalami kegemukan atau obesitas memiliki 2/3 atau lebih dari 66% kecenderungannya untuk tetap terkena obesitas meski sudah beranjak dewasa kegemukan dan obesitas erat kaitannya dengan kelebihan gizi, Di Indonesia permasalahan kelebihan gizi makin meningkat dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir (Kartika, 2013).

Melihat dari uraian di atas masalah yang terjadi adalah kejadian obesitas pada anak dan balita terus meningkat, serta kurangnya pengetahuan orang tua tentang kejadian obesitas pada balita . Pengetahuan yang kurang ini dapat menyebabkan perilaku yang salah dalam mengawasi pada balita.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di nagari koto rajo Pasaman Tahun 2014 ”

B. Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang didapatkan :

1. Rendahnya pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita dari survey penelitian.

2. Masih ada balita yang mengalami kejadian obesitas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada telah diuraikan diatas maka peneliti merumuskan bagaimana hubungan pengetahuan ibu tentang obasitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Pasaman 2014.

(12)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Kab. Pasaman?

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Kab. Pasaman Tahun 2014 .

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Kab. Pasaman Tahun 2014.

b. Diketahui distribusi frekuensi kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Kab. Pasaman Tahun 2014.

c. Diketahui hubungan pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Kab. Pasaman Tahun 2014.

F. Manfaat penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, maka akan diketahui hubungan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang kejadian obesitas pada balita, sehingga hasil diperoleh dapat bermanfaat yaitu :

(13)

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna bagi peneliti untuk menambah wawasan tentang hubungan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tenteng kejadian obesitas pada balita.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi mahasiswa program studi D-III Kebidanan STIKes Prima Nusantara sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai hubungan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang obesitas pada balita.

3. Bagi Lahan Peneliti

Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian ditempat lainnya dan sebagai data informasi dalam meningkatkan mutu pelayanan dalam pemberian penjelasan terhadap kejadian obesitas pada balita.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai materi penyuluhan petugas-petugas kesehatan dan sebagai inforamsi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan .

5. Bagi Responden

Masyarakat khususnya ibu yang mempunyai balita dapat mengertai dan memahami tentang kejadian obesitas pada balita.

(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penjabaran Teori 1. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo ( 2007 ) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,nrasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Menurut Notoatmodjo ( 2007 ) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

(15)

3) Aplikasi ( application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real( sebenarnya ).

4) Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis ( syntesis )

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo ( 2010 ) cara memperoleh pengetahuan dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi :

(16)

a) Coba – salah ( trial and error )

Waktu itu apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, maka dicoba kemungkinan yang lain.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran. Apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalamn yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

d) Melalui jalan pikiran

Merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

(17)

e) Cara modern atau cara ilmiah

Disebut juga metode penelitian ilmuwan cara baru/modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis dan alamiah. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internal 1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mencapai keselamatan dan kebahagiaan ( Wawan, A, 2010 : 16 )

2. Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga ( Wawan, A, 2010 : 17 ).

3. Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahikan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja ( Wawan, A, 2010 : 17 ).

(18)

2) Faktor eksternal a) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok ( Wawan, A, 2010 : 16-17 ).

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi ( Wawan, A, 2010 : 16-17 ).

d. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 2 bagian : 1) Tinggi

Diartikan apabila seseorang sudah mampu mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa dan menghubungkan antara suatu materi dengan materi lain serta kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek (evaluasi). Pengetahuan tinggi diartikan apabila nilai ≥ Mean.

2) Rendah

Pengetahuan rendah apabila individu tidak mampu mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mesintesis dan mengevaluasi, suatu materi atau objek lain. Pengetahuan rendah diartikan apabila nilai< 50% (Notoadmojo, 2007).

(19)

2. Balita a. Pengertian

Balita atau dikenal juga anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 1-5 tahun, sedangkan usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak dengan kecepatan pertumbuhan sehebat yang terjadi sebelumnya pada masa bayi atau pada masa remaja nantinya, rata-rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak pada usia sekolah adalah berkisar 3-3,5 Kg untuk berat badan dan sekitar 6 cm untuk ketinggian. Anak-anak pada periode usia ini tetap mempunyai dorong pertumbuhan yang biasanya bertepatan dengan periode peningkatan masukan dan nafsu makan. Ketika memasuki periode pertumbuhan yang lebih lambat, masukan dan nafsu makan seorang anak juga akan berkurang. Adanya variasi dalam hal nafsu makan dan asupan makanan pada anak usia sekolah harus dipahami oleh para orang tua agar dapat memberikan respon yang baik terhadap setiap kondisi yang terjadi pada anak (Sulistyoningsih, 2011).

Masa prasekolah adalah suatu periode waktu sebelum anak mulai mendapatkan pendidikan formal kurang lebih sekitar usia 3-5 tahun. b. Massa pada umur 1-5 tahun

Masa pertumbuhan untuk anak di atas usia 1 tahun dibagi menjadi 2 tahapan yaitu masa Todder dan massa prasekolah. Ada periode umur untuk tahapan ini adalah 1-5 tahun.

(20)

1. Massa Todder

Pada umumnya massa Todder diartikan sebagai usia anak antara 1-3 tahun. Usia Todder adalah periode peralihan dari bayi kekategori usia anak. Tahap Ini mempunyai Karakteristik pertumbuhan fisik yang cepat dan menyolok serta kemampuan motoriknya yang sudah mulai stabil. Dan penjelajahan terhadap lingkungan dan perkembangan kemampuan berbahasa pun sudah mulai menonjol.

2. Massa Prasekolah

Usia Prasekolah didefenisikan sebagai anak yang berusia di atas 3-5 tahun. Sering menyebutnya sebagai Usia Taman Kanak-Kanak. Karakteristik dari perkembangan usia ini adalah bertambahnya kemampuan untuk lebih mandiri, perkembangan sosial meningkat, senang berkumpul dengan teman sebayanya, dan kemampuan berbahasa dan kemampuan untuk mengatur perilakunya lebih baik (Badriah, 2011).

3. Obesitas a. Pengertian

Obesitas adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi jantung lemak secara berlebihan diseluruh tubuh, yang merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh (Dewi, 2013).

Banyak orang tua merasa senang memiliki balita bertubuh gemuk, mereka beranggapan anak yang gemuk berarti sehat, para orang tua pun membiarkan sang buah hatinya, karena beranggapan anaknya akan

(21)

berubah menjadi kurus saat dewasa padahal anggapan ini sangat keliru, banyak penelitian menunjukan balita yang mengalami kegemukan atau obesitas memiliki 2/3atau lebih dari 66% kecenderungannya untuk tetap terkena obesitas meski sudah beranjak dewasa kegemukan dan obesitas erat kaitannya dengan kelebihan gizi, Di Indonesia permasalahan kelebihan gizi makin meningkat dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir (Kartika, 2013).

Obesitas adalah permasalahan umum yang dialami anak-anak pada masa sekarang ini, Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan. Anak kita yang lugu tidak tentu tidak memahami bahaya tersebut, maka dari itu orang tua adalah orang pertama yang bertanggung jawab atas kesehatan anaknya, Anak harus tetap sehat dan tidak sering sakit-sakitan, oleh karana itu orang tua harus mengetahui apa penyebab dan bagaimana cara mencegah dan mengatasi masalah obesitas pada anak-anaknya. ( Nirwana, 2012).

Obesitas bisa dilihat langsung dari berat badan anak. Berat badan anak antara usia 0-6 bulan biasanya bertambah 682 gram per bulan. Berat badan bayi meningkat dua kali lipat setelah usia 5 bulan, yaitu antara 6-12 bulan. Berat bayi usia ini meningkat 341 gram perbulan. Berat bayi meningkat tiga kali lipat, ketika bayi beranjak usia 12 bulan. Berat badan bayi akan meningkat empat kali lipat dari berat lahir pada usia 2 tahun. Dan pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kilo gram per tahun. (Nirwana, 2012).

(22)

Untuk mengetahui seseorang menderita obesitas atau tidak bisa dilihat dari indeks masa tubuh ( IMT ), cara menghitung IMT seseorang dengan membagi berat badan dalam kg dengan tinggi badan kuadrat dalam ukuran meter, apabila IMT seseorang lebih dari 30 maka dikatakan obesitas.(Endang Rahayu,2011 )

b. Penyebab Obesitas

Secara ilmiah obesitas dapat terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas cenderung dipengaruhi oleh turunan dari keluarga. Apabila ada orang tua yang obesitas dalam keluarga, kemungkinan anaknya juga akan menderita obesitas. Namun, tidak sedikit dari ahli kesehatan menilai bahwa faktor genetik bukanlah penentu dominan dalam obesitas pada anak. Obesitas pada anak juga ditentukan oleh faktor risiko lainnya (Lakshita,2012). Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami obesitas, di antaranya :

1. Faktor genetik

Faktor genetik ini merupakan faktor turunan dari orang tua. Faktor ini lah yang sulit untuk dihindari. Apabila ibu dan bapak anak mempunyai kelebihan berat badan, maka ini bisa dipastikan pula akan menurun pada anaknya.

Biasanya bisa dipastikan pula menurun pada anaknya. Biasanya anak yang berasal dari keluarga yang juga mengalami Overweigt, dia akan lebih beresiko untuk memiliki berat badan berlebih, terutama

(23)

pada lingkungan dimana makanan tinggi kalori selalu tersedia dan aktifitas fisik tidak terlalu diperhatikan (Nirwana, 2012)

2. Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan

Maraknya restoran cepat saji merupakan salah suatu faktor penyebab. Anak-Anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food bahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan makanan siap disaji.Padahal makanan seperti itu umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan Obesitas.

Orang tua yang sibuk sering menggunakan makanan siap cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak-anak mereka, walaupun kandung gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan (Nirwana, 2012).

3. Minuman ringan

Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan soft drink terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadi anak-anak sangat menggemari minuman ini (Nirwana, 2012)

(24)

4. Kurangnya aktifitas fisik

Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi hal itu telah tergantikan dengan game elektronik, komputer, internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan berat badan (Nirwana, 2012). 5. Faktor psikologi

Beberapa anak makan berlebih untuk melupakan masalah, melawan kebosanan, atau meredam emosi, seperti stres. Masalah-masalah inilah yang menyebabkan terjadinya Overweight pada anak (Nirwana 2012).

6. Faktor keluarga

Jika orang tua selalu membeli makanan ringan, seperti biskuit, chips, dan makanan tinggi kalori yang lain, hal ini juga berkontribusi pada penigkatan berat badan anak. Jika orang tua dapat mengontrol akses anak ke makanan yang tinggi kalori, mereka dapat membantu anaknya untuk menurunkan berat badan (Nirwana, 2012).

7. Faktor sosial ekonomi

Anak yang berasal dari latar belakang keluarga berpendapatan rendah mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami obesitas. Karena mereka tidak pernah memperhatikan apakah makanan mereka sehat atau tidak, yang terpenting bagi keluarga yang kurang mampu,

(25)

mereka bisa makan Memprioritaskan makanan yang sehat dan olahraga dalam keluarga membutuhkan membutuhkan waktu dan uang Itulah yang membuat anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang kelebihan berat badan (Nirwana, 2012).

Sejak dahulu banyak orang berpendapat bahwa bayi gemuk artinya sehat dan lucu, Akibatnya sering kali banayk ibu justru berupaya semaksimal mungkin membuat anakanya montok, termasuk dengan memberikan makanan yang membuat berat badan si kecil melonjak. Salah satu penyebab obesitas pada Balita adalah faktor keturunan, terutama jika orang tua mengidap penyakit diabetes, maka anak-anaknya berisiko untuk mengalami obesitas pada usia muda. Bahkan, meskipun ketika balita mereka memiliki berat badan yang normal.

Tapi bukan berarti jika ibu dan pasangannya bebas diabetes maka sikecil juga tak bisa mengalami obesitas. Faktor utama penyebab obesitas pada balita adalah kebiasaan hidup sehari-hari, seperti pola makan, aktivitas, dan pola istirahat yang diterapkan pada sikecil. Makin banyak tersedia jenis makanan dan cemilan bagi sikecil sebaiknya, ibu tetap mengutamakan faktor kesehatan dalam memiliki jenis makanan bagi sang buah hati. Jangan berlebihan dalam memberi makanan yang memiliki kadar Karbohidrat dan Lemak yang tinggi seperti: permen dan coklat, minuman yang mengandung banyak gula, makanan cepat saji, kue-kue yang banyak mengandung banyak gula dan coklat, keju dan kacang-kacang dan lain-lain. Bukan berarti si

(26)

kecil sama sekali tidak boleh mengkonsumsi makanan-makanan tersebut selama porsi dan frekuensinya tidak berlebihan.

Meningkatnya kasus kegemukan pada anak balita akan memicu peningkatan Risiko penyakit Kardiovaskuler, Kanker, Diabetes, Kelainan otot, Hingga kelainan pernapasan, namun dampak ini tidak muncul seketika pada anak kegemukan bukan bererti penyakit infeksi, tetapi bersipat Kronis yang dampaknya muncul saat mereka dewasa. Penyakit-penyakit ini muncul bersama dengan penurunan metabolisme tubuh akibat kegemukan, namun dampak ini dapat dikurangi jika kegemukan pada balita segera ditangani. (Sekartini, 2011).

c. Akibat dan Dampak Obesitas

Obesitas berdampak banyak pada anak, akibat dari obesitas adalah diabetes, darah tinggi atau penyakit jantung.Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasa menyerang orang dewasa, tetapi bersama perkembangannya zaman penyakit tersebut kini bisa menyerang pada anak-anak. Penyakit itu akibat timbunan lemak, kolesterol dan gula yang mengendap pada tubuh anak, selain itu gangguan pernapasan atau asma juga termasuk salah satu penyakit yang menyerang obesitas.

Gangguan pernafasan atau asma beresiko lebih besar dialami oleh anak-anak yang mengalami obesitas. Anak yang mengalami berat badan atau kegemukan juga sering mengalami gangguan bergerak dan terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak yang berlebih pada organ-organ yang seharusnya berkembang. (Nirwana, 2012).

(27)

Pola makan ketika bayi akan memberikan dampak hingga ia dewasa. Pemberian makanan padat sebelum usia anak 4 bulan akan meningkatkan resiko obesitas. Pemberian Asi ekslusif ketika bayi dapat menjadi solusi bagi kebutuhan gizi anak. Orangtua hendaknya memodifikasi makanan anak dengan memberi anak mereka makanan sehat yang cukup serat dan seimbang gizi. Hindarkan anak dari kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji. Berikan lah makanan yang bervariasi setiap harinya dengan kandungan gizi yang seimbang. Hiaslah makanan yang disediakan orangtua dibandingkan makanan cepat saji. (Lakshita,2012).

Salah satu penyebab kegemukan adalah pola makan tidak seimbang, kelebihan kalori disebabkan banyaknya konsumsi gula, sementara kelebihan protein dipicu banyak konsumsi susu, sejumlah balita yang diteliti mengkonsumsi susu hingga delapan gelas perhari, kondisi ini membuat asupan gizi lain menjadi kurang kerana sipat susu yang mengenyangkan, apalagi susu nya jenis fuul creame (Tinggi lemak) dan ditambah gula. (Bardosono, 2011).

Masalah ini harus segera diatas karena kelebihan gizi terutama pada anak usia dini dapat mengakibatkan penyakit-penyakit yang tidak menular seperti penyumbatan pembuluh darah di otak yang memicu stroke penyumbatan pembuluh darah dijantung dan diabetes. Jika tidak segera ditanggani, biaya penanggulangan akibat obesitas bakal meningkat, dampak buruk bila dibiarkan banyak sekali pada janin dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun antara lain ukuran dan komposisi tubuh

(28)

termasuk otak dan organ internal tidak seimbang gangguan fisiologi dan metabolik serta dampak buruk anak dan dewasa antara lain kemampuan kognitif buruk, obesitas, rentan infeksi, dan penyakit degeneratif lainya.

Makan berlebihan, trend yang ada sekarang ini adalah banyak makanan yang tinggi lemak dan gula. Banyak anak balita yang makannya hanya 2 kali sehari lebih gemuk dibandingkan anak balita yang makan 3 kali sehari. Hal ini menunjukan bahwa sering makan dalam jumlah sedikit lebih baik dari pada jarang makan tetapi dalam porsi besar. Pada anak penyebab yang paling sering adalah seperti makanan tambahan diberikan terlalu dini, pemberian pengganti Asi terlalu berlebihan,memberikan makan yang tinggi lemak dan dan gula yang berlebihan, suka ngemil merupakan biang kerok obesitas, frekuensi ngemil paling tinggi adalah pada sore dan malam hari pasal nya ngemil tidak menimbulkan rasa kenyang (Kartika , 2013)

B. Kerangka Teori

Kerangka teori pada dasarnya adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan ( Notoatmodjo, 2010 ).

(29)

Skema 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati ( diukur ) melalui penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 2.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan Ibu yang punya

balita

Obesitas pada balita

1.Balita a.pengertian

b.massa pada balita 2.Obesitas

a.pengertian b.peyebab obesitas c.akibat dan dampak obesitas

Pengetahuan ibu balita Kejadian obesitas

pada balita Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. Pengalaman 6. Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Hal yang mendukung 8.

(30)

D. Hipotesa

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Pasaman 2014.

E. Defenisi Operasional

Defenisi operasional ini bermanfaat mengarahkan kepada pengukur terhadap variabel-variabel serta pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan uraian diatas maka dibuatlah defenisi operasional dari penelitian ini yaitu :

(31)

Tabel 2.2 Defenisi Operasional

No Variabel

Defenisi Operasional

Cara ukur Alat ukur Hasil

ukur skala 1 2 Pengetahuan obesitas Segala sesuatu yang diketahui ibu yang mempunyai balita tentang kejadian obesitas pada balita, meliputi : 1. Penyebab obesitas pada balita 2. Gizi seimbang pada balita 3. Maknan pada balita Permasalahan umum yang terjadi pada balita akibat kelebihan kalori secara berlebihan pada balita yang dapat menyebabkan efek negatif utuk kesehatan balita. Wawancara Menimbang dan mengukur TB Kuisioner Timbangan dan centimeter Tinggi ≥ Mean (14) Rendah < Mean (14) 1. Ya : IMT ≥ 30 2.Tidak: IMT < 30 Ordinal Ordinal

(32)

BAB III

(33)

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross

sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu

tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita, variable independent

dan variable dependent dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat

ukur dalam waktu yang bersamaan yang diteliti secara bersamaan (Notoadmojo,

2010 ).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian telah dilakukan Di Nagari Koto Rajo Kabupaten Pasaman .

2. Waktu

(34)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah subjek penelitian, populasi mewakili karakteristik yang

ingin didapatkan oleh penelitian dimaksud (Zaluchu, 2006). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Nagari

Koto Rajo 36 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Berdasarkan teori Arikunto (2006) untuk jumlah populasi yang kurang dari 100, teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling yaitu berjumlah 36 orang ibu balita yang akan dijadikan sampel dengan kriteria :

a. Kriteria inklusi

1) Orang tua yang memiliki balita berada di Nagari Koto Rajo Pasaman 2014 .

2) Bersedia menjadi responden 3) Dapat izin dari suaminya. b. Kriteria eklusi

1) Orang tua yang memiliki anak usia 5 tahun keatas 2) Tidak bisa baca tulis.

3) Ibu dengan kelainan jiwa

D. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari institusi pendidikan kemudian mengajukan permohonan izin kepada Kantor Kesbangpol Kabupaten Pasaman. Setelah mendapatkan surat keterangan /

(35)

rekomendasi, peneliti mengantarkan surat ke Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman. Setelah itu peneliti mengambil data tentang obesitas pada balita diseluruh Puskesmas Kabupaten Pasaman, ternyata persentase cakupan balita yang mengalami obesitas yang banyak yaitu di Nagari Koto Rajo Kecamatan Rao Utara

Setelah itu peneliti mengunjungi Puskesmas Rao Utara dan memberikan surat dari Kesbangpol, kemudian peneliti meminta izin untuk melakukan survey awal dan membagikan kuesioner pada ibu yang mempunyai balita yang berkunjung ke Puskesmas pada saat itu.

Setelah mendapatkan persetujuan baru melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika sebagai berikut :

1. Informasi untuk responden ( Informed consent )

Sebelum melakukan penelitian, responden diberi tahu maksud, tujuan, manfaat, dampak dari tindakan, serta dijelaskan bahwa keikutsertaannya di dalam penelitian ini sifatnya sukarela.

2. Kerahasiaan identitas ( Anonymity)

Kerahasiaan responden penelitian dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan semata-mata untuk kepentingan penelitian.

3. Kerahasiaan informasi ( Confidentially )

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden tetapi hanya memberi kode, kerahasiaan informasi responden dijaga oleh peneliti, hanya kelompok data-data tertentu yang akan dilaporkan sebagai penelitian.

(36)

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur ini diawali dengan meminta surat rekomendasi judul dari LPPM lalu menemui pembimbing, kemudian mengkonsulkan judul yang telah diterima institusi. Setelah itu judul penelitian tersebut juga disetujui oleh pembimbing dilanjutkan dengan meminta surat izin dari LPPM Institusi untuk mengeluarkan surat pengantar ke tujuan masing-masing untuk melakukan survey awal.

Setelah melakukan survey awal barulah dilakukan pembuatan proposal penelitian. Dan kemudian siap untuk diseminarkan, dan setelah itu barulah dilakukan penelitian. Setelah penelitian dilakukan serta dilakukan pengolahan data maka karya tulis ilmiah siap untuk diseminarkan.

F. Prosedur Pengolahan Data Penelitian 1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Adapun tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian, formulir atau kuesioner apakah jawaban di kuesioner sudah :

1) Lengkap : Semua pertanyaan sudah terisi jawabannya. 2) Jelas : Jawaban pertanyaan apakah tulisannya

cukup jelas

terbaca.

3) Relevan : Jawaban yang tertulis apaka relevan dengan

(37)

pertanyaan.

4) Konsisten : Apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawabannya Konsisten.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari coding adalah mempermudah saat analisis data dan juga merpercepat pada saat entry data.

Untuk pengetahuan diberi kode yaitu: 0: Rendah

1: Tinggi

Untuk kejdian obesitas obesitas diberi kode yaiu: 0: Ya

1: Tidak c. Cleaning

Cleaning ( pembersih data ) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang yang sudah di-Entry apakah ada kesalahan atau tidak. Cara Cleaning data antara lain :

1) Mengetahui missing data

Cara mendeteksi adanya missing data adalah dengan melakukan list ( distribusi frekuensi ) dari variable yang ada.

(38)

Dengan mengetahui variasi data akan diketahui apakah data yang di-Entry benar atau salah. Cara mendeteksi dengan mengeluarkan distribusi masing-masing variable. Dalam entry data biasanya data dimasukkan dalam bentuk kode/coding.

3) Mengetahui konsistensi data

Cara mendeteksi tidak adanya konsistensi data dengan cara menghubungkan dua variable.

d. Entry

Yaitu memasukkan data kedalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010 ).

2. Analisis Data

Tahap selanjutnya analisis data dilakukan secara analitik dan dilakukan perhitungan jumlah persentase masing-masing variabel yang diteliti, kemudian hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.

a. Analisis Univariat

Analisis ini untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari variable-variable yang diteliti baik variable independent maupun variable dependent. Untuk mengetahui secara keseluruhan digunakan kuesioner. Setiap item pertanyaan diberi skor secara berurutan.

Benar = 1 Salah = 0

(39)

1) Variabel tingkat pengetahuan

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan responden digunakan kategori : a) Tinggi ≥ Mean b) Rendah < Mean Rumus Mean : Keterangan : X : Mean (rata-rata)

∑ X1 : Jumlah tiap data n : Jumlah data 2) Variabel kejadian obesitas

Ya : jika ada kejadian obesitas Tidak : tidak ada kejadian obesitas

Frekuensi jawaban dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan : P : Persentase

F : Jumlah item jawaban responden yang benar N : Jumlah item soal secara keseluruhan

X

(40)

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik antara variabel independen dan variabel dependen. Untuk mengolah perhitungan statistik tersebut dilakukan dengan komputerisasi dengan menggunakan uji Chi – square dimana menggunakan batasan kemaknaan ( α ) 0,05, sehingga bila nilai p Value ≤ α (0,05), maka hasil statistik dinilai bermakna. Jika p Value > α (0,05), maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna.

(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 - 29 Agustus 2014 di Nagari Koto Rajo Pasaman. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan kuisioner, melakukan penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) pada balita.

1. Analisa Univariat

a. Pengetahuan Ibu Balita Tentang Kejadian Obesitas Pada Balita di Nagari Koto Rajo Pasaman Tahun 2014

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Kejadian Obesitas di Nagari Koto Rajo Pasaman

Tahun 2014

Pengetahuan Frekuensi %

Tinggi 28 77,8

Rendah 8 22,2

Total 36 100

Dari Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 36 orang responden, lebih dari sebagian memiliki pengetahuan tinggi tentang kejadian obesitas pada balita yaitu , 28 orang (77,8%).

(42)

b. Kejadian Obesitas pada Balita di Nagari Koto Rajo Pasaman Tahun 2014

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian Obesitas Pada Balita di Nagari Koto Rajo Pasaman

Tahun 2014

Kejadian Obesitas Frekuensi %

Ya 4 11,1

Tidak 32 88,9

Total 36 100

Dari Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 36 orang responden, lebih dari sebagian yang tidak obesitas, yaitu sebanyak 32 orang (88,9%).

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel antara dependen dan independen. Analisa data dilakukan dengan uji statistik untuk melihat hubungan antara variabel, dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kepercayaan (Confidence Interval) 95% atau α 0,05. Uji statistik yang digunakan adalah : Chi-Square dengan tingkat significant p ≤ 0,05. Jika nilai p < 0,05 maka secara statistik disebut bermakna dan jika nilai p > 0,05 maka hasil perhitungan tersebut tidak bermakna. Hasil analisa bivariat pada penelitian ini adalah :

(43)

a. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Balita Dengan Kejadian Obesitas Pada Balita Tahun 2014

Hasil uji statistik terhadap hubungan pengetahuan ibu tentang obesitas pada balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo pasaman tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Balita Dengan Kejdian Obesitas Pada Balita

di Nagari Koto Rajo Pasaman Tahun 2014 Pengetahuan Kejadian obesitas pada balita Jumlah p value OR Tidak Ya f % f % F % Tinggi 27 75,0 1 2.8 28 77,8 0,028 16,2 Rendah 5 13,9 3 8,3 8 22,2 Total 32 88,9 4 11,1 36 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa diantara 28 orang responden yang memiliki pengetahuan tinggi, terdapat 1 orang (2,8%) yang mengalami obesitas pada balita. Dan dari 8 responden yang memiliki pengetahuan rendah, terdapat 3 orang (8,3%) yang mengalami obesitas pada balita.

Setelah dilakukan uji statistik Chi-Square didapatkan hasil, terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu tentang obesitas

(44)

balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Pasaman Tahun 2014 (Ha diterima) terbukti p Value < 0,05 yaitu p = 0,028.

Nilai Odds Ratio diperoleh 16,2 dapat diartikan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan tinggi berpeluang 16,2 kali tidak terjadi obesitas pada balita, dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan rendah.

B. Pembahasan

Setelah dilakukan analisa Univariat dan analisa Bivariat dari hasil penelitian, maka berikut ini akan dilakukan pembahasan terhadap beberapa variabel penelitian. Adapun hasil pembahasannya adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Balita di Nagari Koto Rajo Pasaaman Tahun 2014

Dari penelitian diperoleh hasil bahwa dari 36 responden, lebih dari sebagian ibu balita memiliki pengetahuan tinggi tentang kejadian obesitas pada balita, yaitu sebanyak 28 orang (77,8%) dan 8 orang responden (22,2%) ibu balita yang memiliki pengetahuan rendah. Hal ini didukung oleh informasi yang diperolah dari media massa dan penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang obesitas balita.

Menurut Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yaitu, indera

(45)

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internalnya yaitu : pendidikan, pekerjaan, umur. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari : lingkungan dan sosial budaya (Wawan, A, 2010).

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian Nuris Zuraida (2013) yaitu Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Pemberian Makan pada Anak Usia 12-24, bahwa pengetahuan orang tua yang tinggi sebayank 56 (60,8%) telah mengetahui pemberian makanan pada anak usia 12-24 bulan sedangkan orang tua yang pengetahuan rendah sebanyak 37 (39,2%) tidak mengetahui pemberian makan pada anak usia 12-24 bulan.

Berdasarkan analisa yang penulis lakukan selama penelitian diketahui bahwa ibu balita sudah memahami tentang obesitas dimana diketahui sebagian besar ibu balita sudah memiliki pengetahuan tinggi tentang kejadian obesitas balita tetapi belum seutuhnya disebabkan karena banyak hal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain pendidikan. Selain itu, banyaknya informasi yang responden terima baik dari pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih ataupun dari akan cenderung untuk memanfaatkan dan mempelajari segala sesuatu tentang kesehatan.

Jadi semakin tinggi pengetahuan semakin banyak ibu balita yang memahami tentang obesitas pada balita. Sedangkan responden

(46)

yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang obesitas balita menandakan kurangnya informasi yang diterima, baik dari media massa maupun petugas kesehatan.

2. Kejadian Obesitas Pada Balita di Nagari Koto Rajo Tahun 2014 Dari penelitian diperoleh hasil bahwa dari 36 responden, lebih dari sebagian tidak terjadi obesitas pada balita yaitu sebanyak 32 orang (88,9%) dan 4 orang (11,1%) responden yang terjadi obesitas.

Menurut Popkin (2007), akar masalah kegemukan di masa anak- anak terjadi antara umur satu sampai lima tahun. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang dikeluarkan sehingga terjadilah kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak . Faktor penyebab obesitas adalah: genetik, kebiasaan makanan, aktivitas fisik, dan sosial ekonomi. Dampak obesitas pada kesehatan umumnya mungkin masih terbatas pada gangguan psikososial, yaitu keterbatasan dalam pergaulan, aktivitas fisik, lebih suka menyendiri, dan memuaskan dirinya dengan bersantai dan makan.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian Pipit Fresty (2011) yaitu Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Kejadian Obesitas pada Anak Prasekolah, bahwa sebanyak 44

(47)

responden yang mengalami kejadian obesitas sebanyak 23 anak (52%) dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 21 anak (48%).

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa lebih banyak yang tidak mengalami obesitas dari pada yang mengalami obesitas, hal ini dapat terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas.

3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Balita Dengan Kejadian Obesitas Pada Balita di Nagari Koto Rajo Pasaaman Tahun 2014

Dari penelitian diperoleh hasil bahwa dari 36 responden, terdapat 28 orang (77,8%) ibu balita yang berpengetahuan tinggi tetapi terdapat kejadian obesitas sebanyak 1 orang (2,8%) dan 27 orang (75,0%) tidak terdapat kejadian obesitas. Sedangkan ibu balita yang memiliki pengetahuan rendah diperoleh sebanyak 8 orang (22,2%) tetapi terdapat kejadian obesitas sebanyak sebanyak 3 orang (8,3%) dan 5 orang (13,9 %). Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan hasil p Value < 0,05, p = 0,028 dengan ini menandakan adanya hubungan yang bermakna antara hubungan pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada balita di Nagari Koto Rajo Tahun 2014. Dari perhitungan statistik juga diperoleh OR = 16,200 artinya bahwa ibu yang memiliki pengetahuan tinggi berpeluang 16,200 kali tidak terjadi obesitas pada balita dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan rendah.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yaitu, indera

(48)

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan yang sedang menunjukkan bahwa upaya memperbaiki perilaku dengan meningkatkan pengetahuan perlu dilakukan. Keberartian hubungan yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan perilaku dengan meningkatkan pengetahuan akan memberi hasil yang cukup berarti ( Notoatmodjo 2007 ).

Menurut Darmayanti ( 2006 ) dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan, seseorang maka semakin baik pola hidup seseorang. Hal ini tidak mutlak berhubungan dengan kejadian obesitas karena ada faktor faktor lain yang ikut mempengaruhi dalam kejadian obesitas yaitu faktor pola makan dan aktifitas orang tua.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian Maysaroh (2009) yaitu Hubungan Pengetahuan Orang Tua yang Mempunyai Balita tentang Obesitas pada Balita di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu (p value: 0,001) dengan kejadian obesitas pada balita.

Berdasarkan asumsi peneliti tingkat pengetahuan seseorang berhubungan dengan kejadian obesitas maka diperlukan upaya mengurangi kejadian obesitas harus diupayakan dengan peningkatan pengetahuan ibu tentang obesitas balita untuk mengurangi kejadian obesitas pada balita .

(49)

Dalam keterbatasan ini peneliti menyadari bahwa masih terdapat beberapa keterbatasan yang dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian, yaitu banyak dari responden yang kurang paham dalam mengisi kuesioner, sehingga peneliti harus membantu responden dalam pengisian kuesioner dan dalam mengumpulkan data, keterbatasan yang dimiliki yaitu adanya masyarakat yang tidak ditemui pada saat penelitian.

(50)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Hubungan pengetahuan ibu tentang obesitas balita dengan kejadian obesitas pada bali di Nagari Koto Rajo kab. Pasaman Tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa :

1. Lebih dari separuh didapatkan pengetahuan ibu tentang obesitas balita berpengetahuan tinggi ditemukan sebanyak 77,8% (28 orang) dan yang berpengetahuan rendah sebanyak 22,2% (8 orang).

2. Lebih dari separuh tidak terjadi obesitas pada balita ditemukan sebanyak 88,9% (32 orang) dan tidak mengalami obesitas sebanyak 11,1% (4 orang).

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian obesitas pada balita yaitu p Value < 0,05, p = 0,028.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna bagi peneliti untuk menambah wawasan tentang hubungan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tenteng kejadian obesitas pada balita.

(51)

Sebagai referensi mahasiswa program studi D-III Kebidanan STIKes Prima Nusantara sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai hubungan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang obesitas pada balita.

3. Bagi Lahan Penelitian

Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian ditempat lainnya dan sebagai data informasi dalam meningkatkan mutu pelayanan dalam pemberian penjelasan terhadap kejadian obesitas pada balita.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai materi penyuluhan petugas-petugas kesehatan dan sebagai inforamsi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan .

5. Bagi Responden

Diharapkan untuk lebih meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kejadian obesitas pada balita guna mengatisipasi agar tidak terjadi obesitas pada balita yang dapat membahyankan kesehatan pada balita.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineke Cipta

Badriah, LD. 2011. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung : Refika Aditama.

Dewi, Pujiastuti, Fajar. 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta Graha ilmu

Huliana.2010. Kebutuhan ibu hamil, (Online),

(http://www.lusa.web.id/kebutuhan-gizi-ibu-hamil-part-1/, diakses pada 20 juni 2014 pukul 19.32)

Kartika, Unoviana, 2013. Balita Gemuk Berpotensi Penyakit Saat Dewasa,Jakarta: Kompas Cetak.

Lakshita,2012. Gizi dan Kesehatan . jakarta: Salemba Medika Mboy, Nafisah, 2013. Masalah Gizi Balita. Jakarta : Compas Cetak

Nirwana, BA. 2012. Obesitas Anak dan Pencegahannya. Yokyakarta : Medical Book

Notoatmodjo, Soekidjo (2007). Metoda Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta

(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Putra

Sedyaningsih, Endang Rahayu, 2011. Kesehatan Bayi Dan Balita. Jakarta: Kompas Cetak.

Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta :Graha Ilmu.

(53)
(54)

Lampiran 1

NO KEGIATAN

BULAN

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1. Pengajuan judul penelitian 2. Persetujuan judul penelitian 3. Penelitian 4. Pengolahan data penelitian 5. Penyusunan laporan penelitian 6. Penyerahan laporan penelitian

(55)

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Calon responden Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan dibawah ini adalah Dosen STIKes PRIMA NUSANTARA Bukittinggi bermaksud mengadakan penelitian dengan judul

“Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Obesitas Balita dengan Kejadian Obesitaspada Balita di Nagari Koto Rajo Pasaman 2015“.

Sehubung dengan hal tersebut diatas maka saya mohon ketersediaan ibu memberi jawaban sesuai dengan kuisioner yang akan saya ajukan. Kesediaan dan partisipasi untuk menjawab pertanyaan ini sangat saya hargai. Saya akan menjamin kerahasiaan jawaban ibu yang sudah merupakan kode etik penelitian.

Atas kesediaan dan kerjasamanya, sayaucapkanterimakasih.

Bukittinggi, Agustus 2015

(56)

Lampiran 3

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Setelah membaca dan memahami maksud peneliti di atas, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang di lakukan oleh saudari Darnisah Umala Harahap, S.ST dengan judul “HubunganPengetahuanIbu tentang Obesitas Balita dengan KejadianObesitaspadaBalita di Nagari Koto Rajo Pasaman 2015“.

Informasi dan data yang saya berikan adalah benar sesuai dengan kenyataan dari persetujuan pengalaman saya.

Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dan tekanan dari siapa pun.

Bukittinggi, Agustus 2015

Responden

(57)

Lampiran 4

KISI – KISI KIESIONER

Variabel Aspek yang di ukur Jumlah No. Item 1. Hubungan

pengetahuan ibu balita.

1. Segala sesuatu yang diketahui ibu yang mempunyai balita tentang obesitas pada balita, yang meliputi : a. Obesitas pada balita.

b. Gizi seimbang

c. Makanan pada balita.

15 2 3 1,2,3,4,5,6,7, 8, 9,10,11,12,13 , 14,15, 18,17 16,19,20 Jumlah 20

(58)

Lampiran 5

KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA

DI NAGARI KOTO RAJO PASAMAN 2015 Tanggal : ... Nama Responden : ... Umur : ... Pendidikan Responden : ... Pekerjaan Responden : ... Alamat : ... Petunjuk Pengisian

1. Pada kuisioner ini terdapat sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan perubahan obesitas pada balita.

2. Kuisioner hanya diisi oleh ibu yang memiliki balita. 3. Beri tanda (x) pada jawaban yang anda anggap benar

4. Bila jawaban yang telah di tandai salah beri tanda ( = ) pada jawaban yang salah .

5. Selamat mengerjakan

Pertanyaan :

1. Apakah yang dimaksud dengan Obesitas (kegemukan)... a. Kelebihan berat badan

b. Kelebihan minuman c. Kelebihan makan

2. Yang termasuk dari umur balita atau dikenal anak prasekolah adalah... a. Berumur 1-5 tahun

(59)

b. Berumur 1-3 tahun c. Berumur 3-8 tahun

3. Obesitas (Kegemukan) dapat menyebabkan balita menjadi.... a. Sehat karena kelebihan berat badan

b. Tidak sehat karena kelebihan berat badan c. Tidak terjadi apa-apa

4. Penyebab anak Obesitas (kegemukan) adalah... a. Karena kelebihan gizi

b. Karena ibunya kurus atau gemuk c. Karena mengkonsumsi banyak sayur

5. Obesitas (Kegemukan) cenderung di pengaruhi oleh... a. Pekerjaan orang tua

b. Keturunan dari keluarga

c. Karena mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan

6. Makanan yang menyebabkan Obesitas (Kegemukan) adalah.... a. Makanan siap saji yang mengandung lemak seperti coklat, keju b. Makanan yang bergizi seperti buah-buahan

c. Makanan rendah kalori

7. Minuman ringan yang menyebabkan Obesitas (Kegemukan) adalah... a. Yang memiliki kadar gula yang tinggi seperti : yoko-yoko, soft drink dan lainya

b. Yang sehat dan bergizi c. Aqua gelas

(60)

8. Jenis aktifitas seperti apa yang bisa Mengurangi Obesitas (Kegemukan) pada Balita...

a. Beraktifitas fisik Seperti Balita harus berlari-lari kecil, melompat atau gerakan lainnya

b. Lebih banyak tidur di rumah

c. Bermain Game dan nonton Tv di rumah

9. Dampak Obesitas (kegemukan) pada Balita adalah... a. Diabetes

b. Demam berdarah c. Demam dan mencret

10. Cara ibu untuk menghindari Obesitas (kegemukan) pada Balita adalah...

a. Menghindari Balita dari makanan cepat saji b. Menyiapkan cemilan setiap malam hari c. Memberi coklat dan susu setiap hari nya

11. Cara menilai kalau balita itu obesitas ( kegemukan) a. Melihat dari, BB, TB, Umur, jenis kelaminnya b. Melihat dari gemuknya

c. Melihat dari cara makannya

12. Dibawah ini yang merupakan faktor-faktor terjadinya Obesitas (kegemukan) adalah....

a. Faktor keinginan orang tua b. Faktor Faktor gen (keturunan) c. Faktor makanan yang kurang sehat

(61)

13. Balita yang terlalu gemuk (tidak sesuai dengan umurnya) bisa di katakan a. Kekurang gizi

b. Kelebihan gizi c. Gizi yang sedang saja

14. Bagai mana orang tua bisa mengurangi berat badan balita... a. Dengan bantuan teman-temannya

b. Dengan mengontrol makanan yang dimakan Balita c. Dengan mempunyai baby sister

15. Balita yang Obesitas (kegemukan) dapat mengalami gangguan... a. Bergerak, beraktifitas dan bernafas

b. Bermain dengan temannya c. Makan

16. Jenis makanan yang mengandung lemak tinggi adalah... a. Makan- makanan seperti daging

b. Makan - sayur sepeti bayam dan kangkung c. Makan – buah seperti apel dan jeruk

17. Gizi seimbang adalah...

a. Makanan dalam jumlah yang cukup b. Makanan yang sedikit

c. Makanan yang banyak

18. Manfaat gizi seimbang pada balita.... a. Rentan terhadap penyakit

(62)

sakit

c. Daya tahan tubuhnya lemah

19. Balita yang Obesitas (kegemukan) karena porsi makannya... a. Terlalu banyak

b. Teratur

c. Hanya sedikit saja

20. Makanan yang baik dikonsumsi balita agar tidak terjadi Obesitas (kegemukan) yaitu...

a. Makanan yang enak-enak yang banyak mengandung lemak b. Makanan yang rendah koli atau lemak

Gambar

Tabel 2.2  Defenisi Operasional

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya beberapa peserta didik yang mempunyai persepsi negatif terhadap guru BK. Sebagian merasa takut dengan guru BK. Sikap tegas

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep diri positif sebelum diberi konseling kelompok cognitive behavior termasuk kategori “sedang” karena banyak responden yang

Target atau segmen pasar yang dituju 3.4.. Trend

Penelitian ini berfokus pada upaya untuk mengungkapkan pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP, sebagai dampak dari penggunaan pembelajaran

Penggalian Air Tanah adalah kegiatan membuat sumur gali, saluran air, dan terowongan air untuk mendapatkan air tanah yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis sebagai sarana

Dalam hal ini nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelompokan RVI bangunan berdasarkan bentuk atap tidak

• Balok konjugasi merupakan balok fiktif yang memiliki panjang sama dengan balok nyatanya, yang diberi beban berupa diagram M / EI yang diperoleh dari hasil analisis balok

Prinsip umum yang digunakan pada proses kompresi citra digital adalah mengurangi duplikasi data di dalam citra sehingga memori yang dibutuhkan untuk