• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Lab Auditing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Lab Auditing"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

DOSEN :

FARID ADDY SUMANTRI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2011

(2)

A. Dasar-dasar Perangkat Lunak Spreadsheet

Selamat datang pada wawasan baru anda, Perangkat lunak spreadsheet. Bila anda baru akan mengenal perangkat lunak spreadsheet, maka berikut ini sebaiknya disimak dengan seksama, pada bagian ini anda akan dikenalkan dengan hal-hal mendasar mengenai bagaimana bekerja dengan perangkat lunak spreadsheet, seperti misalnya bagaiman membuka, menutup dan mengenal bagian bagian spreadsheet, bagaimana menggunakan perangkat lunak spreadsheet untuk mengolah data yang berupa angka.

Pada sa’at ini dan sebelumnya mungkin anda memiliki anggapan bahwa perangkat lunak spreadsheet merupakan hal yang sulit dimengerti. Ternyata, perkembangan komputer sedemikian rupa dan tidak sesulit seperti bayangan anda itu. Bahkan mungkin anda akan menemukan hal-hal baru pada bahasan-bahasan mendatang, begitu mudahnya, sehingga anda anggap terlalu mudah, anda bisa melewatinya dan melanjutkan pada bahasan berikutnya. Apapun yang ada dalam pikiran anda saat ini tentang komputer maupun dengan perangkat lunak spreadsheet-nya, selamat memulai memasuki wawasan perangkat lunak spreadsheet.

Saat ini jenis perangkat lunak spreadsheet yang sering digunakan cukup banyak diantaranya sebagai berikut:

NAMA VENDOR NAMA PRODUK KETERANGAN

• Microsoft

• Lotus 123

• Quattro Pro

• Linux

Microsoft excel

Lotus 123 Millenium (Version 9.5) Quattro Pro

Open Office.org Calc

Lisensi Lisensi Lisensi

Freeware, opensource

(3)

1.

Memulai Spreadsheet

Berikut ini ditampilkan dua cara memulai operasi spreadsheet yang sering banyak digunakan:

Menggunakan Microsoft Excel Menggunakan Linux

1. Klik Start 2. Klik Program 3. Klik Microsoft Excel 1. Klik Main Menu / K Menu 2. Klik OpenOffice.org 3. Klik OpenOffice Calc

Jendela Aplikasi Excel atau OpenOffice Calc akan terbuka, seperti

berikut :

(4)

Sebagai perbandingan, gambar berikut ini adalah tampilan OpenOffice.org Calc dari linux. Jika dibandingkan dengan tampilan Microsoft Excel, tidak jauh berbeda begitu juga fungsi-fungsi tombol yang mirip. Kedua merupakan lembar spreadsheet yang sering digunakan.

Gambar 2. Jendela Aplikasi OpenOffice.org Calc

2.

Mengenal Bagian-bagian Spreadsheet

(Contoh : Excel)

(5)

Gambar 3. Bagian-bagian spreadsheet Microsoft Excel

Ketika Microsoft Excel atau OpenOffice Calc diaktifkan maka sebuah buku kerja

(workbook) kosong akan terbuka, siap untuk digunakan. Buku kerja baru tersebut terdiri dari 3 lembar kerja (Sheet) yang diwakili melalui tab lembar kerja (tab sheet) yang terletak di jendela

aplikasi paling bawah. Jumlah Sheet dalam tiap workbook dalam ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Tiap lembar kerja dalam buku kerja, terdiri dari 256 kolom dan 65536 baris. Kolom diwakili oleh huruf, A, B, C,D ……, sedangkan baris diwakili oleh angka 1, 2, 3,…. Sampai 65536. perpotongan antara baris dan kolom disebut Cell. Cell diberi nama menurut posisi kolom dan baris pada lokasinya. Contohnya Cell C5 adalah perpotongan antara kolom C dan baris 5.

Agar kita dapat bekerja dengan Spreadsheet dengan lebih efektif, maka kita harus mengerti terlebih dahulu tentang konsep yang digunakan dalam spreadsheet yaitu: Konsep

WORKBOOK. Workbook merupakan kumpulan dari sheet sedangkan lembar kerja yang terdapat dalam sheet disebut worksheet.

Agar lebih mudah dalam pemahaman, bayangkan saja Workbook itu sebuah buku tulis, dimana setiap buku terdiri dari beberapa halaman untuk menulis. Kita dapat menulis dihalaman 1 ( sheet 1 ), halaman 5 ( sheet 5 ), halaman 10 ( sheet 10 ) dan seterusnya. Bukunya disebut

Workbook dan halaman - halamannyanya disebut Sheet, dan halaman tempat menulis disebut

dengan Worksheet.

3. Dasar - Dasar Excel

Untuk menjalankan program Excel ini dapat kita mulai dengan hanya meng-klik menu

Start yang kemudian dilanjutkan dengan memilih Program, lalu pilih Microsoft Excel dan

siaplah kita untuk memulai program ini. Setelah mendapatkan tampilan maka kita akan mulai dengan membahas beberapa kegunaan pada menu bar

a. Menyiapkan WorkBook

Jika pada saat memulai Excel tersebut kita mendapatkan halaman kosong tanpa lembar kerja, ataupun kita ingin mendapatkan workbook baru maka kita yang harus kita lakukan adalah : o Klik menu File, kemudian klik New

o Disebelah kanan akan terlihat Task Pane, dan klik Blank Workbook

Atau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon New yang berada pada pojok kiri toolbar.

(6)

Atau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon Open yang berada pada nomor dua dari sebelah kiri toolbar.

c. Menyimpan File : Klik menu File, kemudian klik Save

Atau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon Save yang bertanda disket.

Menyimpan File dengan nama berbeda : Klik menu File, kemudian klik Save As

d. Setting Kertas dan Tampilan : Klik menu File, kemudian klik Page Setup

o Page : Berisikan tentang setting kertas (Portrait/Landscape), besar tulisan dalam

prosen (Adjust to), ukuran/jenis kertas (Paper Size).

o Margins : Berisikan tentang pengaturan rata kiri, kanan, atas dan bawah, Header

dan Footer, serta pengaturan center pada halaman (Center on Page).

o Header/Footer : Berisikan tentang pemberian nama pada Header dan atau Footer

(custom) yang dapat juga digunakan untuk pemberian halaman

o Sheet : Berisikan tentang bagian yang harus ada atau diulang pada setiap page

(nomor dan atau judul), pengaturan print halaman (kebawah atau kesamping). e. Melihat Hasil Kerja : Klik menu File, kemudian klik Print Preview

Atau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon Print Preview yang berada pada nomor delapan dari sebelah kiri toolbar.

f. Print : Klik menu File, kemudian klik Print (Ctrl + P).

Disini anda akan dapat memilih jenis printer, halaman berapa atau bagian, serta berapa lembar apa yang ingin anda print. Atau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon

Print yang berada pada nomor tujuh dari sebelah kiri toolbar jika anda ingin dan yakin semua

data akan di-print.

g. Memindahkan data : Klik menu Edit, kemudian klik Cut (Ctrl + X).

Atau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon Cut yang bertanda gunting.

h. MenCopy dan Menampilkannya : Klik menu Edit, kemudian klik Copy (Ctrl + C) atau klik ikon Copy (berada pada sebelah kanan ikon Cut), kemudian ditampilkan dengan cara Klik menu Edit, kemudian klik Paste (Ctrl + V) atau klik ikon Paste (berada pada sebelah kanan ikon Copy).

i. Mencari Data : Klik menu Edit, kemudian klik Find (Ctrl + F)

j. Berpindah Halaman : Klik menu Edit, kemudian klik Go To (Ctrl + G) k. Mengurutkan Data : Klik menu Data, kemudian klik Sort

Dilakukan apabila kita ingin mengurutkan data dengan beberapa kategori tertentu, namun apabila kita hanya mengurutkan tanpa kategori-kategori tertentu maka dapat dilakukan klik pada ikon Sort (Ascending/Descending) yang berada pada sebelah kanan ikon Sum (Σ).

l. Menyembunyikan dan Menampilkan Baris dan atau Kolom :

Klik menu Window, kemudian klik Hide (menyembunyikan), dan Klik menu Window, kemudian klik Unhide (menampilkan).

m. Tetap Menampilkan Baris dan atau Kolom Tertentu :

Klik menu Window, kemudian klik Freeze Panes, dan jika ingin mengembalikan seperti semula klik menu Window, kemudian klik Unfreeze Panes.

(7)

2. Paste Special sudah sedikit kita bahas diatas, perbedaan dengan menggunakan Paste

biasa adalah jika kita menggunakan Paste pada beberapa versi Excel dan teks yang di copy mempunyai format tertentu maka yang di tampilkan adalah teks tanpa format.

o All, dipilih jika kita ingin menampilkan seluruh teks yang telah dicopy sebelumnya termasuk dengan format, rumus, ataupun komentar

o Formulas, dipilih jika kita hanya ingin menampilkan rumus yang ada pada sel yang telah dicopy sebelumnya

o Values, dipilih jika kita hanya ingin menampilkan angka yang ada pada sel yang telah dicopy sebelumnya.

o Formats, dipilih jika kita hanya ingin menampilkan format yang ada pada sel yang telah dicopy sebelumnya.

o Comments, dipilih jika kita hanya ingin menampilkan Comments yang ada pada sel yang telah dicopy sebelumnya.

3. Insert dan Delete, Insert kita gunakan jika kita ingin menambahkan atau menyisipkan

baris atau kolom dan juga menghilangkannya.

4. Insert Comment, dipilih jika kita ingin memberikan catatan pada suatu acount atau teks.

Jika fasilitas ini kita pilih maka pada kolom tersebut akan muncul option Edit Comment (untuk merubah) dan Delete Comment (untuk menghapus).

5. Format Cells, dipilih jika kita ingin memberikan format/setting pada cell;

o Number, digunakan untuk melakukan setting pada tanggal, angka, mata uang,

persentase, waktu dan lain-lain.

o Alignment, digunakan untuk melakukan setting pada text :

Text Alignment;Horizontal, ...Vertical, ...Wrap Text, ...Shrink to Fit, ...Merge Cells, ...Degrees, ...

o Font, mengatur besar/kecil huruf, model huruf, cetak tebal, miring dan atau garis

bawah.

o Border, mengatur pembuatan garis pada table. Membuat Model Matematika

Fungsi lain yang paling sering digunakan dalam melakukan audit adalah adalah model matematika seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian serta perkalian. Penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan dengan menggunakan cara manual atau dengan menggunakan ikon

Sum (Σ) untukpenjumlahan. Bentuk umum dari fungsi Sum adalah :

Dapat juga dengan menggunakan cara manual

Jika dalam perhitungan kita menggabungkan antara penjumlahan pengurangan, perkalian dan pembagian maka sebaiknya dalam membuat model matematika kita menggunakan ”Kurung ( )”.

=sum(number1, number2,…) atau =sum(range_address)

(8)
(9)

I. Pengertian Auditing

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Perbedaan Audit dengan Akuntansi :

- Akuntansi : Proses pencatatan transaksi dari mulai pembuatan jurnal, buku besar, sampai dengan disusunnya laporan keuangan.

- Auditing : Proses pemeriksaaan yang dimulai dengan pemeriksaan laporan keuangan,

buku besar, sampai dengan pemeriksaan bukti-bukti.

Jenis-jenis audit :

- Ditinjau dari luasnya pemeriksaan :

a. General audit (pemeriksaan umum)

Pemeriksaan yang dilakukan KAP independent dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

b. Special audit (pemeriksaan khusus)

Pemeriksaan oleh KAP independen, dan pada akhir pemeriksaan auditor tidak perlu memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

- Ditinjau dari jenis pemeriksaan:

a. Management Audit (Operational Audit)

Suatu kegiatan pemeriksaan terhadap kegiatan operasi perusahaan b. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan)

Menentukan kesesuaian dengan kondisi atau atauran tertentu c. Internal Audit (Pemeriksaan Intern)

Mengevaluasi efektifitas perusahaan oleh auditor internal d. Computer Audit

Pemeriksaan oleh KAP yang memproses data akuntansi dengan EDP system. Hirarki atau tingkatan dalam KAP ( Kantor Akuntan Publik ) :

(dari tingkat bawah hingga tingkat atas) a. Asisten auditor

b. Auditor junior

c. Auditor senior

d. Manajer

(10)

Jenis – jenis KAP :

1. KAP Nasional : sama dengan yang ada di AS yaitu The Big Five.

2. KAP Lokal & Regional : memiliki > 50 orang professional, bersifat traveling dimana kantor pusatnya biasanya di pulau Jawa.

3. KAP Lokal Kecil : memiliki < 25 orang professional biasanya mengaudit

usaha kecil & organisasi nirlaba / yayasan. The Big Five yg ada di Indonesia beserta rekanannya ( berasal dari AS ) : 1. Ernst & Young

Rekanan dengan KAP Hanadi, Sarwoko & Sandjaja 2. Arthur Andersen

Rekanan dengan KAP Prasetio Utomo Berlokasi di Jl. Gatot Soebroto

3. Price WaterHouse Cooper Berlokasi di Jl. Kuningan 4. Klien Piet Maveric Goerdeler 5. Deloit Touche Tomatshu Inc.

Rekanan dengan KAP Tuanakota & Mustofa

Standar Auditing :

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh IAI terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :

a. Standar Umum

b. Standar Pekerjaan Lapangan c. Standar Pelaporan

Jenis-jenis Pendapat Auditor :

Menurut standar professional akuntan public (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima pendapat akuntan, yaitu :

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Semua elemen laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dan diterapkan secara konsisten.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified opinion with explanatory language)

Audit diselesaikan dengan hasil memuaskan dan laporan keuangan disajikan secara wajar, tetapi auditor merasa perlu / penting memberi informasi tambahan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion)

Laporan keuangan disajikan secara wajar namun ada beberapa elemen yang dikecualikan tetapi tidak mempengaruhi kewajaran LK secara keseluruhan.

(11)

a. Pembatasan yang luar biasa terhadap hal biasa terhadap luas pemeriksaan auditor.

b. Adanya ketidakpastian yang luar biasa.

c. Auditor tidak bebas dalam hubungannya klien.

II. Pengendalian Intern (Internal Control)

Pengendalian intern terdiri dari lima komponen terkait, berikut ini : a. Lingkungan Pengendalian

Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.

b. Penaksiran Resiko, adalah identifikasi entitas atas analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola

c. Aktivitas Pengendalian, adalah kebijakan dan prosedur yang membantu manjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan

d. Informasi dan Komunikasi, adalah identifikasi, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka

e. Pemantauan, adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengandalian intern sepanjang waktu

Ada tiga cara pengendalian intern, yaitu : 1. Internal Control Quesionnaires (ICQ)

2. Flowchart 3. Narrative

III. Test Transaksi (Test of Recorded Transaction)

Untuk membuktikan efektif tidaknya pengendalian intern suatu perusahaan, akuntan public harus melakukan compliance test atau test of recorded transaction.

Compliance test (test ketaatan) adalah test terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung

transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan system dan prosedur yang ditetapkan manajemen.

Dalam Melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan hal-hal berikut : a. Kelengkapan bukti pendukung (supporting document)

b. Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension) c. Otorisasi dari pejabat yang berwenang

d. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit/ dikredit e. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar

Untuk membuktikan kewajaran saldo-saldo perkiraan neraca dan laba rugi, akuntan publik harus malakukan substantive test dan analytical review. Subtantive test adalah test terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan.

Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam substantive test antara lain : o Inventarisasi aktiva tetap

(12)

o Konfirmasi piutang, utang, dan bank

o Subsequent collection dan subsequent payment o Kas opname

o Pemeriksaan rekonsiliasi bank, dll

IV. Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers)/ KKP

KKP adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan yang berasal dari :

1. dari pihak klien

2. dari analisa yang dibuat oleh auditor 3. dari pihak keriga

Tujuan pembuatan kertas kerja :

1. Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pemeriksaan. 2. Untuk mendukung pendapat akuntan atas LK yang diperiksanya.

3. Untuk menguatkan kesimpulan akuntan dan kompetensi pemeriksaannya. 4. Untuk pedoman dalam pemeriksaan berikutnya.

Faktor – faktor pembuatan kertas kerja yang baik : lengkap, teliti, ringkas, jelas & rapi. Berkas dari klien, misalnya :

a. Neraca saldo (Trial balance)

b. Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation)

c. Analisa Umur Piutang (Account Receivable Aging Schedule) d. Rincian Persediaan (Final Inventory List)

e. Rincian Piutang

f. Rincian Beban Umum dan Administrasi g. Rincian Beban Penjualan

h. Surat Pernyataan Langganan

Analisa yang dibuat oleh auditor, misalnya :

a. Berita acara kas opname (Cash count sheet)

b. Pemahaman dan evaluasi internal control, termasuk ICQ c. Analisa penarikan aktiva tetap

d. Analisa mengenai cukup tidaknya allowance for bad debts e. Working profit loss (WPL)

f. Working balance sheet (WBS) g. Top schedule

h. Konsep laporan audit i. Management letter

(13)

b. Permanent File (Berkas permanent)

(14)

V. Penyebab-Penyebab Risiko Informasi

Ketika kehidupan sosial menjadi semakin kompleks, kecenderungan bahwa para pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya akan semakin besar. Terdapat beberapa alasan yang dapat menjadi penyebab terjadinya kondisi tersebut yaitu :

1. Jauhnya Sumber Informasi

2. Bias dan Motif Penyedia Informasi 3. Jumlah Data yang Sangat Besar 4. Transaksi Pertukaran yang Kompleks

VI. Pengurangan Risiko Informasi

Bagi perusahaan-perusahaan yang lebih besar, merupakan hal yang umum bila ia mengucurkan sejumlah dana dalam usahanya menurunkan resiko informasi. Terdapat tiga cara utama untuk melakukan hal tersebut :

1. Pengguna informasi menguji informasi yang diperolehnya 2. Pengguna informasi berbagi resiko informasi dengan manajemen 3. Laporan keuangan yang diaudit telah tersedia

VII. Membuat KKP

Dalam membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang berupa Top, Supporting Schedule dan Test Transaksi kita bersumber pada buku besar klien, namun buku besar ini juga perlu dipastikan kebenarannya.

Format buku besar :

PT. LABAMEN BUKU BESAR

KAS KECIL

(15)

Buku besar yang kita terima dari klien dapat berbentuk hardcopy yaitu berupa lembaran buku besar dan atau berbentuk softcopy yaitu berupa disk yang berisi file buku besar tesebut. Jika buku besar yang kita terima dalam bentuk :

1. Hardcopy dan softcopy, maka tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (pejumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa ketepatan pembukuan (D/K) dan yang terakhir adalah memeriksa kecocokan antara softcopy dengan hardcopy.

2. Softcopy, maka tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (pejumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy dan memeriksa ketepatan pembukuan (D/K).

3. Hardcopy, maka tugas kita akan lebih sulit karena kita harus menghitung ulang secara manual atau (sebaiknya) menggunakan computer untuk menghitung kebenaran buku besar tersebut.

Akan lebih mudah bagi kita untuk melengkapi KKP kita dengan mendapatkan buku besar dalam bentuk softcopy, namun pada kenyataannya tidak semua perusahaan dapat memberikan buku besar dalam bentuk softcopy tersebut mungkin salah satunya dikarenakan perusahaan terkadang menggunakan aplikasi atau program tertentu sehingga tidak dapat memisahkan atau mencopy buku besarnya saja.

Top Schedule

Top Schedule adalah salah satu jenis KKP yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit kita secara umum atau kesimpulan atas pos yang bersangkutan. Top Schedule ini akan memperlihatkan; saldo Per Book (bersumber dari buku besar atau trial balance klien), audit adjusment (mutasi), saldo per-audit, serta saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu atau laporan hasil audit tahun lalu).

Format Top Schedule

PT. Labamen Healthcare Indonesia Top Schedule - Kas (1110000) Periode Januari - Desember 2009

KETERANGAN WP REF PER BOOK 31/12/2009 ADJUSTMENT ADJUSTED BALANCE 31/12/2009 BALANCE 31/12/2008 DEBIT KREDIT

Dibuat Oleh : Direview Oleh : Client : Periode : Index KKP :

(16)

Supporting Schedule

Supporting Schedule adalah jenis KKP yang berfungsi untuk mendukung atau menjelaskan angka-angka yang disajikan dalam Top Schedule (saldo per-audit), sehingga antara Top dan Supporting Schedule harus dilakukan cross index. Bentuk dari Supporting Schedule sendiri dapat berbagai macam biasanya setiap kantor akuntan sudah mempunyai bentuk dan standar, yang intinya adalah menjelaskan Top Schedule

Audit Plan, Audit Program, Audit Procedures, Audit Teknik, dan Resiko Audit

Audit Plan (perencanaan audit) meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan

lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus menyusun audit plan, segera setelah engagement

letter disetujui oleh klien.

Isi audit plan mencakup : 1. Hal-hal mengenai klien

2. Hal-hal yang mempengaruhi klien 3. Rencana kerja auditor

Audit Program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai

pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Audit program yang baik harus mencantumkan ; o Tujuan pemeriksaan

o Prosedure audit yang dijalankan o Kesimpulan pemeriksaan

Audit Procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan

pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan. Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan bukti yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Untuk itu diperlukan audit teknik.

Audit Teknik merupakan cara-cara untuk memperoleh bahan bukti (audit evidence) seperti konfirmasi, observasi, dll.

Resiko audit adalah resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

(17)

I. Pengertian Kas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Tahun 1994:

a. Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

b. Yang dimaksud dengan kas di bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Contoh dari perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan bank adalah : 1 Kas kecil (petty cash) dalam rupiah maupun mata uang asing.

2 Saldo rekening giro di bank dalam rupiah maupun mata uang asing. 3 Bon sementara.

4 Bon-bon kas kecil yang belum di reimburse.

5 Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun diluar negeri, misalnya karena dibekukan.

Menurut PSAK No. 2, hal 2.2 dan 2.3 (IAI:2002)

Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan dapat disajikan dalam kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

II. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas dan Setara Kas

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta pemeriksaan terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. 2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca

betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (Existence) yang dapat dilakukan dengan melakukan Cash Opname baik pada cash on hand maupun pada cash on bank pada periode audit.

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk menggunakan saldo kas dan setara kas. 4. Untuk memeriksa seandainya saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo

tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.

(18)

5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum di Indonesia.

III. Pembagian Kas Dalam Perusahaan

Kas didalam perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Kas di Tangan (Kas Kecil)

Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.

2. Kas di bank

Dana kas di bank adalah uang kas yang berada di dalam rekening suatu bank yang digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif besar dan tidak dimungkinkan diberikan secara langsung dalam transaksi dikarenakan jumlah nominal dan rawannya dari segi keamanan. Kas dibank selalu berhubungan rekening koran yang dihasilkan oleh bank kepada perusahaan.

Ada 2 metode dalam pencatatan kas kecil yaitu: 1 Metode Imprest

Dalam sistem ini jumlah rekening dalam kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Apabila dan kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan meminta pengisian kembali kas kecilnya sejumlah jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula. Pengisian kembali pada akhir periode ini perlu dikatakan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa dicatat, karena dalam sistem imprest, pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.

2 Metode Fluktuasi

Dalam metode Fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam sistem imprest. Perbedaannya dengan sistem imprest adalah bahwa dalam metode fuktuasi, saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil.

IV. Membuat KKP

Dalam membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang berupa Top, Supporting Schedule dan Test Transaksi kita bersumber pada buku besar klien, namun buku besar ini juga perlu dipastikan kebenarannya.

(19)

Format buku besar :

PT. LABAMEN INDONESIA BUKU BESAR

KAS KECIL

TANGGAL NO. VOUCHER KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

01/01/2009 05/01/2009 10/01/2009 15/01/2009 PC/01/01 PC/01/02 PC/01/03 Saldo Awal Biaya transportasi Biaya Materai Biaya Makan 250.000 750.000 1.200.000 3.000.000 2.700.000 2.000.000 800.000

Buku besar yang kita terima dari klien dapat berbentuk hardcopy yaitu berupa lembaran buku besar dan atau berbentuk softcopy yaitu berupa disk yang berisi file buku besar tersebut. Jika buku besar yang kita terima dalam bentuk :

1. Hardcopy dan softcopy, maka tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (penjumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa ketepatan pembukuan (D/K) dan yaitu yang terakhir adalah memeriksa kecocokan antara softcopy dan hardcopy.

2. Softcopy, tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (penjumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa ketepatan pembukuan (D/K).

3. Hardcopy, maka tugas kita akan lebih sulit karena kita harus menghitung ulang secara manual atau (sebaiknya) menggunakan computer untuk menghitung kebenaran buku besar tersebut.

Akan lebih mudah bagi kita untuk melengkapi KKP kita dengan mendapatkan buku besar dalam bentuk softcopy, namun pada kenyataanya tidak semua perusahaan dapat memberikan buku besar dalam bentuk softcopy tersebut mungkin salah satunya dikarenakan perusahaan terkadang menggunakan aplikasi atau program tertentu sehingga tidak dapat memisahkan atau mengcopy buku besarnya saja.

Top Schedule

Top Schedule adalah salah satu jenis KKP yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit kita secara umum tau kesimpulan atas pos yang bersangkutan. Top Schedule ini akan memperlihatkan ; saldo Per Book (bersumber dari buku besar atau trial balance klien), audit adjusment (mutasi), saldo per-audit, setelah saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu atau laporan hasil audit tahun lalu).

(20)

Format Top Schedule

PT. Labamen Indonesia Top Schedule – Kas (1110000) Periode Januari – Desember 2009

KETERANGAN WP REF PER BOOK 31/12/2009 ADJUSMENT ADJUSMENT BALANCE 31/12/2009 BALANCE 31/12/2008 DEBIT KREDIT Dibuat Oleh : Tanggal : Direview Oleh : Tanggal : Client : Schedule : Periode : Index KKP Supporting Schedule

Supporting Schedule adalah jenis KKP yang berfungsi untuk mendukung atau menjelaskan angka-angka yang disajikan dalam Top Schedule (saldo per-audit). Sehingga antara Top dan Supporting Schesule harus dilakukan cross index. Bentuk dari Supporting Schedule sendiri dapat berbagai macam biasanya setiap kantor akuntan sudah mempunyai bentuk standar, yang intinya adalah menjelaskan Top Schedule

(21)

Contoh Bentuk Dari Supporting Schedule Kas

PT. Labamen Indonesia Supporting Schedule - Kas Periode Januari - Desember 2009

Saldo menurut Audit tahun lalu 31-12-2009 Rp. Ditambah : - Pengisian Kas Rp. Dikurangi : - Biaya fotokopi Rp. - Biaya makan Rp. - Biaya materai Rp.

- Biaya pembelian ATK Rp.

- Biaya rapat Rp.

-Biaya

transportasi Rp.

Sub Total Rp.

Total Saldo menurut Audit Rp.

Total Saldo menurut Buku Besar Rp.

Selisih Rp.

-Dibuat Oleh : Direview Oleh :

Client : Periode : Index KKP : Tanggal : Tanggal : Schedule :

Test Transaksi (Test of Recorded Transaction)

Untuk membuktikan efektif tidaknya pengendalian intern suatu perusahaan, akuntan publik harus melakukan compliance test atau test recorded transaction.

Compiance test (test ketaatan) adalah test terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung

transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan system dan prosedur yang ditetapkan manajemen.

Dalam melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. Kelengkapan bukti pendukung (supporting document)

b. Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension)

c. Otorisasi dari pejabat yang berwenang

d. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit/ kredit

(22)

No. Keterangan Voucher Nominal A B CTestD E F Ket : A : Bukti B : Penjumlahan C : Otorisasi D : Jurnal E : Dok. Pendukung F : Rek. Koran

Untuk membuktikan kewajaran saldo-saldo perkiraan neraca dan laba rugi, akuntan publik harus melakukan subtantive test dan analytical review. Subtantive test adalah test terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan.

Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam subtantive test antara lain :

•Inventarisasi aktiva tetap

•Observasi atas stock opname

•Konfirmasi piutang, utang,dan bank

Subsequent collection dan subsequent payment

•Kas opname

•Pemeriksaan rekonsisliasi bank, dll

Audit Plan, Audit Program, Audit Procedures, Audit Teknik, dan Resiko Audit

Audit Plan (perencanaan audit) meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan

lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus menyusun audit plan, segera setelah egagement

letter disetujui oleh klien.

Isi audit plan mencakup : 1. Hal-hal mengenai klien

2. Hal-hal yang mempengaruhi klien 3. Rencana kerja auditor

Audit Program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai

pekerjaan yang harus dilaksanakan. Audit program yang baik mencantumkan :

 Tujuan pemeriksaan

(23)

Procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan bukti yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Untuk itu diperlukan audit teknik.

Audit teknik merupakan cara-cara untuk memperoleh bahan bukti (audit evidence) seperti konformasi, observasi, dll.

Resiko audit adalah resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

Materialitas

Materialitas : besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji dalam LK dianggap material jika pengetahuan atas salah saji mempengaruhi keputusan pemakai laporan.

Tingkat materialitas :

1. Jumlah tidak material.

2. Jumlah material tidak mengganggu LK secara keseluruhan.

3. Jumlah sangat material sehingga kewajaran menyeliruh dari laporan dipertanyakan.

Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal baik, baik secara individual atau keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia, sedangkan bebrapa hal lainnya adalah tidak penting.

Berikut akan kita pelajari tatacara pemeriksaan Kas di Tangan dan Kas di Bank tahap demi tahap samapi dengan terciptanya laporan hasil pemeriksaan (KKP) kas dan setara kas. KKP terdiri dari tiga bagian yaitu Supporting Schedule, Top Schedule dan Test Transaksi.

(24)

Pemeriksaan Kas di Tangan : Contoh buku besar kas kecil:

PT. LABAMEN INDONESIA BUKU BESAR

KAS KECIL

TANGGAL NO.VOUCH KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

1/1/20XX Saldo Awal 3.000.000

5/1/20XX PC/01/01 Biaya Transportasi 250.000 2.750.000

10/1/20XX PC/01/02 Biaya Materai 750.000 2.000.000

15/1/20XX PC/01/03 Biaya Makan 1.200.000 800.000

20/1/20XX PC/01/04 Pengisian Kas Kecil 2.200.000 3.000.000

5/2/20XX PC/02/01 Biaya ATK 1.200.000 1.800.000

10/2/20XX PC/02/02 Biaya Rapat 1.000.000 800.000

15/2/20XX PC/02/03 Biaya Fotokopi 800.000 0

20/2/20XX PC/02/04 Pengisian Kas Kecil 4.500.000 4.500.000

5/3/20XX PC/03/01 Biaya Materai 250.000 4.250.000

10/3/20XX PC/03/02 Biaya Makan 1.250.000 3.000.000

15/3/20XX PC/03/03 Biaya Fotokopi 2.200.000 800.000

20/3/20XX PC/03/04 Pengisian Kas Kecil 4.000.000 4.800.000

5/4/20XX PC/04/01 Biaya Rapat 2.150.000 2.650.000

10/4/20XX PC/04/02 Biaya Transportasi 1.650.000 1.000.000

15/4/20XX PC/04/03 Biaya Fotokopi 750.000 250.000

20/4/20XX PC/04/04 Pengisian Kas Kecil 4.500.000 4.750.000

5/5/20XX PC/05/01 Biaya ATK 1.550.000 3.200.000

10/5/20XX PC/05/02 Biaya Rapat 1.000.000 2.200.000

Langkah 1 :

Copy buku besar tersebut dan pindahkan ke sheet baru (sheet pemeriksaan) agar file master yang kita terima dari perusahaan tidak mengalami perubahan.

Langkah 2 :

Setelah buku besar tersebut dicopy maka pada sheet hasil copy (sheet pemeriksaan) lakukan perhitungan kembali jumlah saldo yang ada per transaksi dengan rumus perhitungan saldo sbb: SALDO = SALDO AWAL + DEBIT - KREDIT, dan letakkan disamping dikolom saldo sehingga kita dapat memeriksa apakah terdapat kesalahan perhitungan saldo oleh perusahaan disetiap transaksi yang terjadi

(25)

AWAL pada kolom KETERANGAN, DEBIT dan KREDIT. Sehingga akan berbentuk sebagai berikut : Biaya ATK 1.200.000 Biaya ATK 1.550.000 Biaya Fotokopi 800.000 Biaya Fotokopi 2.200.000 Biaya Fotokopi 750.000 Biaya Makan 1.200.000 Biaya Makan 1.250.000 Biaya Materai 750.000 Biaya Materai 250.000 Biaya Rapat 1.000.000 Biaya Rapat 2.150.000 Biaya Rapat 1.000.000 Biaya Transportasi 250.000 Biaya Transportasi 1.650.000

Pengisian Kas Kecil 2.200.000 Pengisian Kas Kecil 4.500.000 Pengisian Kas Kecil 4.000.000 Pengisian Kas Kecil 4.500.000

(26)

Dari bentuk pengurutan diatas kita dapat menghitung total jumlah dari masing – masing akun untuk digunakan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) sebagai berikut :

PT. Labamen Indonesia Supporting Schedule - Kas Periode Januari - Desember 20XX

Saldo menurut Audit tahun lalu 31-12-20XX Rp. 3.000.000 Ditambah : - Pengisian Kas Rp. 15.200.000 Dikurangi : - Biaya fotokopi Rp. 3.750.000 - Biaya makan Rp. 2.450.000 - Biaya materai Rp. 1.000.000

- Biaya pembelian ATK Rp. 2.750.000

- Biaya rapat Rp. 4.150.000 -Biaya transportasi Rp. 1.900.000 16.000.000 Sub Total Rp. (800.000)

Total Saldo menurut Audit Rp. 2.200.000

Total Saldo menurut Buku Besar Rp. 2.200.000

Selisih Rp.

-Dibuat Oleh : Direview Oleh : Client : Periode : Index KKP : C1 Tanggal : Tanggal : Schedule :

Keterangan :

Kolom Saldo Awal : Diisi sesuai dengan saldo awal yang terdapat pada buku besar.

Kolom Sub Total : Hasil perhitungan dari Penambah kas dengan Pengurang Kas.

Kolom Saldo Menurut Audit : Saldo Awal – Sub Total

Kolom Saldo Menurut Buku Besar : Jumlah saldo yang terdapat pada buku besar sesuai tanggal pada terjadinya transaksi akhir ditahun yang diaudit.

(27)

schedule kas di tangan, selanjutnya kita harus melakukan pemeriksaan kas di bank. Yang perlu kita ingat karena karena pemeriksaan kas dibank terdapat bank merupakan pihak ketiga maka kita harus mencocokan buku besar kas di bank perusahaan dengan Rekening Koran yang berasal dari bank, dengan anggapan bahwa Rekening Koran yang berasal dari bank tidak ada kesalahan. Berikut contoh pemeriksaan pada Kas di Bank :

Contoh buku besar kas di bank pada perusahaan :

PT LABAMEN INDONESIA BUKU BESAR PT BANK LABAMEN

( dalam rupiah)

TANGGAL NO. VOUCH KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

01/01/20XX Saldo awal 450.000.000

10/01/20XX CRI/01/001 Tagihan Kliring dari :

PT Kimia Farma, BCA No.010111 121.000.000 571.000.000 Apotik Flora, BCA NO. 010112 12.300.000 583.300.000 15/01/20XX CRI/01/002 Setoran Tunai dari kas besar 5.000.000 588.300.000 16/01/20XX CRO/01/001 Transfer untuk pembayaran hutang PT Roche Indonesia 45.000.000 543.300.000

20/01/20XX CRO/01/002 Transfer ke HSBC 25.000.000 518.300.000

27/01/20XX CRI/01/003 Hasil Tagihan dari PT. Dos Ni, BCA no. 010213 35.200.000 553.500.000 05/02/20XX CRO/02/004 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Schering 36.750.000 516.750.000 12/02/20XX CRI/02/004 Tagihan Kliring dari Apotik Mustika, BCA No.010245 27.250.000 544.000.000

15/02/20XX CRO/02/005 Transfer ke HSBC 65.000.000 479.000.000

23/02/20XX CRI/02/005 Hasil Tagihan dari PT. Dos Ni, BCA no. 010354 35.200.000 514.200.000 07/03/20XX CRO/03/006 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Roche Indonesia 41.225.000 472.975.000

15/03/20XX CRO/03/007 Transfer ke HSBC 50.000.000 422.975.000

17/03/20XX CRI/03/006 Tagihan Kliring dari PT. Kimia Farma, BCA No.010356 98.600.000 521.575.000 21/03/20XX CRO/03/008 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Schering 101.100.000 420.475.000 07/04/20XX CRO/04/009 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Boston Pasific 25.125.000 395.350.000 15/04/20XX CRI/04/007 Hasil Tagihan dari PT. Indofarma, BCA no. 010456 42.500.000 437.850.000

15/04/20XX CRO/04/010 Transfer ke HSBC 30.000.000 407.850.000

27/04/20XX CRI/04/008 Kliring Tagihan Apotik Mustika, BCA No. 010479 17.250.000 425.100.000 05/05/20XX CRI/05/009 Tagihan Kliring dari PT. Kimia Farma, BCA No.010577 101.750.000 526.850.000

15/05/20XX CRO/05/011 Transfer ke HSBC 35.000.000 491.850.000

18/05/20XX CRO/05/012 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Dancos 47.250.000 444.600.000 28/05/20XX CRO/05/013 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Schering 37.500.000 407.100.000 11/06/20XX CRI/06/010 Kliring Tagihan PT. Dos Ni, BCA No. 010678 38.500.000 445.600.000

15/06/20XX CRO/06/014 Transfer ke HSBC 20.000.000 425.600.000

Contoh Rekening Koran dari Bank :

(28)

JL Margonda Raya no. 100, Depok Telp. (021) 8727541, Fax. 8727542

Laporan Rekening Koran PT. Labamen Indonesia (dalam rupiah)

Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 20XX

D K Saldo

01/01/20XX Saldo Awal 450.000.000

10/01/20XX PT. Kimia Farma, BCA No. 010111 121.000.000 571.000.000 10/01/20XX Apotik Flora, BCA No. 010112 12.300.000 583.300.000

15/01/20XX Setoran tunai 5.000.000 588.300.000

16/01/20XX PT. Roche Indonesia 45.000.000 543.300.000

20/01/20XX Transfer ke HSBC 25.000.000 518.300.000

27/01/20XX PT. Dos Ni, BCA No. 010213 35.200.000 553.500.000

31/01/20XX Jasa Giro 2.278.383 555.778.383

31/01/20XX Biaya Administrasi 3.000 555.775.383

05/02/20XX PT. Schering 36.750.000 519.025.383

12/02/20XX Apotik Mustika, BCA No. 010245 27.250.000 546.275.383

15/02/20XX Transfer ke HSBC 65.000.000 481.275.383

23/02/20XX PT. Dos Ni, BCA No. 010354 35.200.000 516.475.383

28/02/20XX Jasa Giro 2.124.113 518.599.496

28/02/20XX Biaya Administrasi 3.000 518.596.496

07/03/20XX PT. Roche Indonesia 41.225.000 477.371.496

15/03/20XX Transfer ke HSBC 50.000.000 427.371.496

17/03/20XX PT. Kimia farma, BCA No. 010356 98.600.000 525.971.496

21/03/20XX PT. Schering 101.100.000 424.871.496

31/03/20XX Jasa Giro 1.742.430 426.613.926

31/03/20XX Biaya Administrasi 3.000 426.610.926

07/04/20XX PT. Boston Pasific 25.125.000 401.485.926

15/04/20XX PT. Indofarma, BCA No. 010456 42.500.000 443.985.926

15/04/20XX Transfer ke HSBC 30.000.000 413.985.926

27/04/20XX Apotik Mustika, BCA No. 010479 17.250.000 431.235.926

30/04/20XX Jasa Giro 1.768.949 433.004.875

30/04/20XX Biaya Administrasi 3.000 433.001.875

05/05/20XX PT. Kimia farma, BCA No. 010577 101.750.000 534.751.875

15/05/20XX Transfer ke HSBC 35.000.000 499.751.875

18/05/20XX PT. Dancos 47.250.000 452.501.875

28/05/20XX PT. Schering 37.500.000 415.001.875

31/05/20XX Jasa Giro 1.701.307 416.703.182

(29)

pemeiksaan kas di tangan (kas kecil), kita juga harus menulis kembali transaksi – transaksi yang terdapat dibuku besar kas dibank perusahaan (kolom KETERANGAN, DEBIT, KREDIT & SALDO) pada sheet yang baru, hanya saja yang ditulis pada kolom Keterangan hanya nama objek (perusahaan) yang terjadi transaksi tersebut. Contoh PT. Kimia Farma, BCA 010111 menjadi PT. Kimia Farma, Transfer ke HSBC menjadi HSBC. Dan kolom SALDO dihitung kembali dengan menggunakan rumus SALDO = Saldo Awal + Debit – Kredit untuk memeriksa kebenaran perhitungan saldo pada buku besar.

Sehingga hasil penulisan kembali akan berbentuk sebagai berikut :

KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

saldo awal 450.000.000 PT.Kimia Farma 121.000.000 571.000.000 Apotik Flora 12.300.000 583.300.000 Setoran Tunai 5.000.000 588.300.000 PT. Roche Indonesia 45.000.000 543.300.000 HSBC 25.000.000 518.300.000 PT. Dos Ni 35.200.000 553.500.000 PT. Schering 36.750.000 516.750.000 Apotik Mustika 27.250.000 544.000.000 HSBC 65.000.000 479.000.000 PT. Dos Ni 35.200.000 514.200.000 PT. Roche Indonesia 41.225.000 472.975.000 HSBC 50.000.000 422.975.000 PT.Kimia Farma 98.600.000 521.575.000 PT. Schering 101.100.000 420.475.000 PT. Boston Pasific 25.125.000 395.350.000 PT. Indofarma 42.500.000 437.850.000 HSBC 30.000.000 407.850.000 Apotik Mustika 17.250.000 425.100.000 PT.Kimia Farma 101.750.000 526.850.000 HSBC 35.000.000 491.850.000 PT.Dancos 47.250.000 444.600.000 PT. Schering 37.500.000 407.100.000 PT. Dos Ni 38.500.000 445.600.000

Sebelum melakukan pengurutan (Sort) guna memudahkan perhitungan jumlah total dari masing – masing transaksi, kita harus memeriksa apakah ada transaksi yang tercatat pada rekening koran namun tidak tercatat pada buku besar (Jasa giro & Biaya administrasi). Perusahaan hampir tidak pernah melakukan pencatatan terhadap jasa giro dan biaya administrasi yang terdapat pada bank. Karena transaksi tersebut juga berpengaruh pada saldo perusahaan yang terdapat pada bank maka auditor wajib mengikut sertakan kedua transaksi tersebut dalam pemerikasaan kas di bank sesuai tanggal terjadinya transaksi, Sehinga hasil penulisan kembali akan berbentuk seperti berikut:

KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

saldo awal 450.000.000

PT.Kimia Farma 121.000.000 571.000.000

Apotik Flora 12.300.000 583.300.000

(30)

PT. Roche Indonesia 45.000.000 543.300.000 HSBC 25.000.000 518.300.000 PT. Dos Ni 35.200.000 553.500.000 Jasa Giro 2.278.383 555.778.383 Biaya Administrasi 3.000 555.775.383 PT. Schering 36.750.000 519.025.383 Apotik Mustika 27.250.000 546.275.383 HSBC 65.000.000 481.275.383 PT. Dos Ni 35.200.000 516.475.383 Jasa Giro 2.124.113 518.599.496 Biaya Administrasi 3.000 518.596.496 PT. Roche Indonesia 41.225.000 477.371.496 HSBC 50.000.000 427.371.496 PT.Kimia Farma 98.600.000 525.971.496 PT. Schering 101.100.000 424.871.496 Jasa Giro 1.742.430 426.613.926 Biaya Administrasi 3.000 426.610.926 PT. Boston Pasific 25.125.000 401.485.926 PT. Indofarma 42.500.000 443.985.926 HSBC 30.000.000 413.985.926 Apotik Mustika 17.250.000 431.235.926 Jasa Giro 1.768.949 433.004.875 Biaya Administrasi 3.000 433.001.875 PT.Kimia Farma 101.750.000 534.751.875 HSBC 35.000.000 499.751.875 PT.Dancos 47.250.000 452.501.875 PT. Schering 37.500.000 415.001.875 Jasa Giro 1.701.307 416.703.182 Biaya Administrasi 3.000 416.700.182 PT. Dos Ni 38.500.000 455.200.182

Note : Untuk pencatatan saldo jasa giro dan biaya administrasi ditulis terbalik dengan yang ada pada rekening koran karena pencatatan pada rekening koran menggunakan pencatan akuntansi bank dimana saldo bertambah di Kredit dan berkurang di Debit. Sehingga auditor dalam pemeriksaan harus merubah posisi tersebut sesuai akuntansi yang berlaku bagi perusahaan.

Setelah dilakukan penulisan kembali maka langkah berikutnya ialah mengurutkan data agar memudahkan dalam perhitungan total saldo.

(31)

KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO saldo awal 450.000.000 Apotik Flora 12.300.000 462.300.000 Apotik Mustika 27.250.000 489.550.000 Apotik Mustika 17.250.000 506.800.000 Biaya Administrasi 3.000 506.797.000 Biaya Administrasi 3.000 506.794.000 Biaya Administrasi 3.000 506.791.000 Biaya Administrasi 3.000 506.788.000 Biaya Administrasi 3.000 506.785.000 HSBC 25.000.000 481.785.000 HSBC 65.000.000 416.785.000 HSBC 50.000.000 366.785.000 HSBC 30.000.000 336.785.000 HSBC 35.000.000 301.785.000 Jasa Giro 2.278.383 304.063.383 Jasa Giro 2.124.113 306.187.496 Jasa Giro 1.742.430 307.929.926 Jasa Giro 1.768.949 309.698.875 Jasa Giro 1.701.307 311.400.182 PT. Boston Pasific 25.125.000 286.275.182 PT. Dos Ni 35.200.000 321.475.182 PT. Dos Ni 35.200.000 356.675.182 PT. Dos Ni 38.500.000 395.175.182 PT. Indofarma 42.500.000 437.675.182 PT. Roche Indonesia 45.000.000 392.675.182 PT. Roche Indonesia 41.225.000 351.450.182 PT. Schering 36.750.000 314.700.182 PT. Schering 101.100.000 213.600.182 PT. Schering 37.500.000 176.100.182 PT.Dancos 47.250.000 128.850.182 PT.Kimia Farma 121.000.000 249.850.182 PT.Kimia Farma 98.600.000 348.450.182 PT.Kimia Farma 101.750.000 450.200.182 Setoran Tunai 5.000.000 455.200.182

Hitunglah total dari masing – masing transaksi berdasarkan objek (perusahaan). Setelah selesai kemudian buatlah supporting schedule dengan menganalisa bahwa transaksi yang berada di kolom debit adalah transaksi penambah saldo, dan transaksi yang berada dikolom kredit adalah transaksi pengurang saldo.

(32)

PT. Labamen Indonesia

Supporting Schedule - Labamen Bank Periode Januari - Desember 20XX

Saldo Menurut Rekening Koran Bank 31-12-20XX Rp 450.000.000 Ditambah :

- Hasil tagihan Apotik Flora Rp 12.300.000

- Hasil tagihan dari PT. Dos Ni Rp 108.900.000 - Hasil tagihan dari PT. Indofarma Rp 42.500.000 - Hasil tagihan dari PT. Kimia Farma Rp 321.350.000 - Hasil tagihan dari Apotik Mustika Rp 44.500.000 - Setoran tunai dari kas besar Rp 5.000.000

- Jasa Giro Rp 9.615.182

Rp 544.615.182 Dikurangi :

- Pembayaran hutang PT. Boston Pasific Rp 25.125.000 - Pembayaran hutang PT. Dankos Rp 47.250.000 - Pembayaran hutang PT. Schering Rp 175.350.000 - Pembayaran hutang PT. Roche Indonesia Rp 86.255.000

- Transfer ke HSBC Rp 205.000.000

- Biaya Administrasi Rp 15.000

Rp 538.965.000

Total Saldo menurut Audit Rp 455.200.182

Saldo Menurut Buku Besar Bank 31-12-20XX Rp 445.600.000

Selisih Rp 9.600.182

Dibuat Oleh : Direview Oleh : Client : Periode : Index KKP : C 3

(33)
(34)

1. Pengertian dan Tujuan

Rekonsiliasi adalah merupakam salah satu alat / cara untuk menentukan hal-hal yang nampak dalam laporan bank dengan saldo yang nampak dalam catatan pemegang giro (Perusahaan atau Rekening Koran yang dikirim Bank) atau saldo menurut buku kas perusahaan.

Tujuan dari Rekonsiliasi Bank adalah untuk mengecek ketelitian pencatatan yang terdapat dalam rekening kas dan catatan bank, serta mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Pada Rekonsiliasi Bank

Dalam membuat Rekonsiliasi Laporan Bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasi itu adalah catatan dari pihak perusahaan dan pihak bank yang bersangkutan, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan tersebut didapat dengan cara saldo debet pada rekening kas dibandingkan dengan saldo kredit catatan bank, dan sebaliknya saldo kredit pada rekening kas dibandingkan dengan saldo debet catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran. Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank.

Contoh:

a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima

oleh bank sampai bulan berikutnya, yaitu Setoran dalam perjalanan atau Deposit In Transit (DIT).

b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat, yaitu Setoran dalam perjalanan atau Deposit In Transit (DIT).

c. Uang Tunai yang tidak disetorkan ke bank.

2. Elemen-elemen yang oleh bank sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

Contoh:

a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan (Jasa Giro/Kredit Memo).

b. Penagihan Wesel oleh bank sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.

3. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai pengeluaran uang tetapi belum dicatat oleh bank.

Contoh:

(35)

b. Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar, maka cek tersebut elum merupakan pengeluaran, oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode.

4. Elemen-elemen yang oleh bank sudah dicatat sebagai pengeluaran uang tetapi

belum dicatat oleh perusahaan Contoh:

a. Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (Saldo kredit kas) tetapi belum dicatat perusahaan.

c. Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan (Biaya administrasi/debit memo).

5. Selain keempat hal diatas, perbedaan antara saldo kas dengan saldo menurut bank

bisa juga terjadi akibat kesalahan-kesalahan yang timbul dalam catatan perusahaan maupun dalam catatan bank. Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank, kesalahan-kesalahan yang ada harus dikoreksi.

3. Menyusun Rekonsiliasi Bank

Adapun cara menyusun rekonsiliasi bank sebagai berikut: 1. Memperbaiki baik saldo kas maupun saldo bank. 2. Hanya memperbaiki saldo perkiraan kas.

3. Hanya memperbaiki saldo laporan bank.

• Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda:

1. Rekonsiliasi Saldo akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk:

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan

saldo yang benar.

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.

2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir yang

bisa dibuat dalam 2 bentuk:

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom).

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8 kolom).

4. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Kas & Bank (Rekonsiliasi Bank)

Beberapa tujuan pemeriksaan (Audit Objective) Kas & Bank (Rekonsiliasi Bank) adalah:

• Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan bank

serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank (Rekonsiliasi Bank 4 kolom).

• Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (existence).

• Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan bank.

• Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan bank dalam valuta asing, apakah saldo

tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke rugi tahun berjalan.

• Untuk memeriksa apakah penyajiannya di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang

(36)

5. Contoh Kasus

Dibawah ini adalah data yang diambil dari PT. SEJAHTERA INDONESIA guna menyusun rekonsiliasi Bank DKI

Dari catatan perusahaan:

Saldo 31 Mei 2010 Rp 376.800.000 Penerimaan selama bulan Juni Rp 1.480.700.000 Rp 1.857.500.000 Pengeluaran selama bulan Juni Rp 1.243.500.000 Saldo 30 Juni 2010 Rp 614.000.000 Dari Laporan Bank

Saldo 31 Mei 2010 Rp 381.100.000 Penerimaan selama bulan Juni Rp 1.408.700.000 Rp 1.789.800.000 Pengeluaran selama bulan Juni Rp 1.243.100.000 Saldo 30 Juni 2010 Rp 546.700.000 Dari perbandingan laporan bank dan catatan perusahaan:

31 Mei 2010 30 Juni 2010 Setoran dalam perjalanan (DIT) Rp 160.000.000 Rp 220.000.000 Cek-cek yang beredar (OSC) Rp 172.400.000 Rp 161.200.000 Kredit Memo Rp 6.000.000 Rp 8.000.000 Debit Memo Rp 1.200.000 Rp 1.600.000 Cek Kosong (NSF) Rp 12.000.000 Rp 14.000.000 Koreksi Kesalahan perusahaan

*Penerimaan (OS) Rp 900.000 Diminta:

(37)

LEMBAR JAWABAN REKONSILIASI BANK

Keterangan 31 Mei 2010 Saldo Penerimaan Juni 2010 Pengeluaran Juni 2010 30 Juni 2010 Saldo Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)

Deposit In Transit (Juni) Rp 220.000.000 Rp 220.000.000 b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000) Rp (172.400.000)

Out Standing Check (Juni) Rp 161.200.000 Rp(161.200.000) c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000

Kredit Memo (Juni) Rp (8.000.000) Rp (8.000.000) d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000 Rp 1.200.000

Debit Memo (Juni) Rp (1.600.000) Rp 1.600.000 e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000 Rp 12.000.000

Cek Kosong (Juni) Rp 14.000.000 Rp 14.000.000 f. Koreksi Kesalahan Rp 900.000 Rp 900.000 Saldo per-book PT. S I Rp 376.800.000 Rp 1.480.700.000 Rp 1.243.500.000 Rp 614.000.000 Jurnal Penyesuaian Kas Rp 8.000.000 Pendapatan Giro Rp 8.000.000 Biaya Bank Rp 1.600.000 Kas Rp 1.600.000 Piutang Rp 14.000.000 Kas Rp 14.000.000 Piutang/Penjualan Rp 900.000 Kas Rp 900.000 Atau Biaya Bank Rp 1.600.000 Piutang Rp 14.900.000 Pendapatan Giro Rp 8.000.000 Kas Rp 8.500.000

Langkah – langkah:

1. Langkah pertama untuk mengerjakan rekonsiliasi ini adalah membuat table dengan lima

kolom. Untuk kolom pertama digunakan untuk kolom Keterangan, kolom yang kedua digunakan untuk mengisikan Saldo per 31 Mei 2010, kolom yang ketiga digunakan untuk mengisikan transaksi Penerimaan selama bulan Juni 2010, kolom yang keempat

(38)

digunakan untuk mengisikan transaksi Pengeluaran selama bulan Juni 2010 dan kolom yang terahkir digunakan untuk mengisikan Saldo per 30 Juni 2010.

2. Langkah yang kedua adalah mengisikan laporan saldo yang berasal dari catatan bank. Berikan judul “Saldo Bank” di kolom Keterangan, untuk kolom saldo per 31 Mei 2010 di isi sebesar Rp 381.100.000, untuk kolom penerimaan selama Juni 2010 diisi sebesar Rp 1.408.700.000, untuk kolom pengeluaran selama bulan Juni 2010 diisi sebesar Rp 1.243.100.000, dan kolom saldo per 30 Juni 2010 diisi sebesar Rp 546.700.000. Saldo per 30 Juni 2010 diperoleh dari perhitungan, sbb :

Saldo 31 Mei 2010 Rp 381.100.000 Penerimaan selama bulan Juni Rp 1.408.700.000 Rp 1.789.800.000 Pengeluaran selama bulan Juni Rp (1.243.100.000) Saldo 30 Juni 2010 Rp 546.700.000

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo 31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010 Pengeluaran Juni 2010 Saldo 30 Juni 2010 Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

3. Langkah yang ketiga adalah mencatat dari perbandingan laporan bank dan catatan perusahaan. Yang dijelaskan pada langkah keempat dan seterusnya. Dalam hal ini kita menggunakan asumsi perusahaan selalu benar, jadi dari laporan bank harus menyesuaikan dengan catatan perusahaan.

4. Langkah yang keempat adalah mengerjakan Deposit in Transit.

Deposit in Transit merupakan uang perusahaan yang disetorkan ke pihak Bank namun masih dalam perjalanan belum diterima dan belum dicatat oleh bank. Deposit in Transit ini merupakan penerimaan bagi perusahaan karena menambah saldo kas perusahaan yang ada di bank.

• Kasus Deposit in Transit untuk bulan maret ini yaitu perusahaan menyetor uang ke bank pada tanggal 31 Mei 2010 dan sudah dicatat oleh pihak perusahaan sebagai setoran, namun karena sesuatu hal setoran tersebut baru sampai di bank setelah bank tutup. Bank baru mencatat adanya setoran dari perusahaan pada tanggal 1 Juni 2010, karena pada rekonsiliasi mengacu pada teori perusahaan selalu benar maka bank mengikuti catatan perusahaan yaitu dengan mencatat adanya setoran di bulan Mei sehingga menambah saldo 31 Mei 2010 sebesar Rp 160.000.000. Karena bank mengikuti catatan perusahaan maka penerimaan Juni 2010 harus dikurangi sebesar Rp (160.000.000).

• Deposit in transit untuk bulan Juni 2010 secara langsung dicatat oleh pihak bank sehingga menambah penerimaan di bulan Juni 2010 sebesar Rp 220.000.000.sehingga saldo per 30 Juni 2010 bertambah sebesar Rp 220.000.000.

(39)

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan 31 Mei 2010 Saldo Penerimaan Juni 2010 Pengeluaran Juni 2010 30 Juni 2010 Saldo Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)

Deposit In Transit (Juni) Rp 220.000.000 Rp 220.000.000

5. Langkah yang kelima adalah mengerjakan Out Standing Cek.

Out Standing Cek adalah cek yang beredar, maksudnya adalah perusahaan telah menyetujui untuk mengeluarkan sejumlah cek akan tetapi oleh si penerima cek, cek tersebut belum dicairkan.

• Kasus Out Standing Cek pada bulan Mei ini yaitu perusahan telah mengeluarkan sebuah cek dengan nominal Rp 172.400.000 dan telah dicatat sebagai pengeluaran perusahaan di bulan Mei. Namun cek tersebut baru dicairkan oleh si penerima cek pada bulan Juni 2010 dan Bank mencatat adanya pengeluaran baru di bulan Juni. Mengingat teori Rekonsiliasi bahwa catatan perusahaan selalu benar maka Bank mengikuti catatan perusahaan dengan mengurangi saldo per 31 Mei sebesar Rp (172.400.000). Karena telah dicatat pada saldo per 31 Mei 2010 maka pengeluaran bulan Juni 2008 harus dikurangi sebesar Rp (172.400.000). Untuk menandakan bahwa pengeluaran berkurang maka nominal Out Standing Cek pada kolom pengeluaran Juni 2010 diberi tanda kurung / negatif.

• Kasus Out Standing cek di bulan Juni, karena pengeluaran dan pencairan cek terjadi di bulan yang sama maka langsung dicatat menambah pengeluaran bulan Juni 2010 sebesar Rp 161.200.000 dan mengurangi saldo per 30 Juni 2010 sebesar Rp (161.200.000).

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo 31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010 Pengeluaran Juni 2010 Saldo 30 Juni 2010 Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)

Deposit In Transit (Juni) Rp 220.000.000 Rp 220.000.000 b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000) Rp (172.400.000)

Out Standing Check (Juni) Rp 161.200.000 Rp(161.200.000)

6. Kredit Memo merupakan penerimaan bagi perusahaan contohnya adalah pendapatan bunga.

• Kasus kredit memo pada bulan Mei 2010 adalah perusahaan mendapatkan pendapatan

bunga dari bank dan dicatat oleh bank sebagai pendapatan bunga untuk perusahaan di bulan Mei 2010. Namun perusahaan baru mengetahui jika dirinya mendapatkan pendapatan bunga di bulan Juni 2010 dan sekaligus mencatatnya. Sehingga bank harus menyesuaikan dengan catatan perusahaan dengan mengurangi saldo per 31 Mei 2010 sebesar Rp (6.000.000) dari pendapatan bunga dan mencatat sebagai penerimaan dari pendapatan bunga di bulan Juni 2010 sebesar Rp 6.000.000.

(40)

• Kasus Kredit Memo di bulan Juni yaitu perusahaan mendapatkan pendapatan bunga untuk bulan Juni dari Bank. Namun perusahaan baru mengetahuinya dibulan Juli 2010, karena rekonsiliasi ini hanya mencatat kejadian yang terjadi di bulan Mei dan Juni 2010 saja maka bank mencatat sesuai dengan catatan perusahaan dengan mengurangi penerimaan di bulan Juni sebesar Rp (8.000.000) dan berpengaruh terhadap jumlah saldo yang juga berkurang sebesar Rp (8.000.000).

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan 31 Mei 2010 Saldo Penerimaan Juni 2010 Pengeluaran Juni 2010 30 Juni 2010 Saldo Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)

Deposit In Transit (Juni) Rp 220.000.000 Rp 220.000.000 b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000) Rp (172.400.000)

Out Standing Check (Juni) Rp 161.200.000 Rp(161.200.000) c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000

Kredit Memo (Juni) Rp (8.000.000) Rp (8.000.000)

7. Debit memo merupakan pengeluaran bagi pihak perusahaan, contohnya adalah biaya administrasi.

• Kasus debit memo untuk bulan Mei 2010 yaitu perusahaan memperoleh tagihan biaya

administrasi sebesar Rp 1.200.000atas uang yang ada di Bank pada bulan Mei 2010 dan sudah dicatat oleh bank. Namun perusahaan baru mengetahui adanya tagihan biaya administrasi dan mencatatnya di bulan Juni 2010. Sehingga bank harus menyesuaikan catatan perusahaan dengan menambahkan kembali saldo 31 Mei 2010 sebesar Rp 1.200.000 dan mencatat adanya biaya administrasi pada pengeluaran di bulan Juni 2010 sebesar Rp 1.200.000.

• Kasus Debit Memo di bulan Juni 2010 yaitu perusahaan mendapatkan tagihan biaya

administrasi untuk bulan Juni dari Bank. Namun perusahaan baru mengetahuinya dibulan Juli 2010, karena rekonsiliasi ini hanya mencatat kejadian yang terjadi di bulan Mei dan Juni 2010 saja maka bank mencatat sesuai dengan catatan perusahaan yaitu dengan mengurangi pengeluaran di bulan Juni sebesar Rp (1.600.000) dan berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah saldo 30April 2007 sebesar Rp 1.600.000.

(41)

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan 31 Mei 2008 Saldo Penerimaan Juni 2008 Pengeluaran Juni 2008 30 Juni 2008 Saldo Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)

Deposit In Transit (Juni) Rp 220.000.000 Rp 220.000.000 b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000) Rp (172.400.000)

Out Standing Check (Juni) Rp 161.200.000 Rp(161.200.000) c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000

Kredit Memo (Juni) Rp (8.000.000) Rp (8.000.000) d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000 Rp 1.200.000

Debit Memo (Juni) Rp (1.600.000) Rp 1.600.000

8. Cek kosong adalah sebuah cek yang ketika dicairkan oleh si penerima cek, cek tersebut tidak memiliki dana yang sesuai dengan nominal cek atau malah tidak mempunyai dana sama sekali di bank tersebut.

• Untuk kasus cek kosong bulan Mei 2010 yaitu perusahaan mendapatkan cek pada bulan

Mei 2010 dan sudah dicatat sebagai pendapatan di bulan Mei 2010. Namun setelah dikonfirmasi ke pihak bank pada bulan Juni 2010 cek tersebut kosong. Bank mencatat sesuai dengan catatan dari perusahaan yaitu dengan menambah saldo 31 Mei 2010 sebesar Rp 12.000.000, karena cek tersebut kosong maka harus dinolkan dengan cara menambah pengeluaran di bulan Juni 2010 sebesar Rp 12.000.000.

• Untuk kasus Cek Kosong di bulan Juni 2010 sama seperti yang terjadi di bulan Mei

2010, cek tersebut baru dikonfirmasi di bulan Juli 2010 sedangkan catatan rekonsiliasi ini hanya mencatat kejadian yang terjadi di bulan Mei dan Juni 2010 saja. Sehingga bank mencatat sesuai dengan catatan dari perusahaan yaitu menambah penerimaan di bulan Juni 2010 sebesar Rp 14.000.000 dan berpengaruh terhadap bertambahnya saldo 30 Juni 2010 sebesar Rp 14.000.000.

(42)

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan 31 Mei 2010 Saldo Penerimaan Juni 2010 Pengeluaran Juni 2010 30 Juni 2010 Saldo Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)

Deposit In Transit (Juni) Rp 220.000.000 Rp 220.000.000 b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000) Rp (172.400.000)

Out Standing Check (Juni) Rp 161.200.000 Rp(161.200.000) c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000

Kredit Memo (Juni) Rp (8.000.000) Rp (8.000.000) d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000 Rp 1.200.000

Debit Memo (Juni) Rp (1.600.000) Rp 1.600.000 e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000 Rp 12.000.000

Cek Kosong (Juni) Rp 14.000.000 Rp 14.000.000

9. Koreksi kesalahan yang terjadi pada kasus rekonsiliasi ini yaitu over statement dimana perusahaan mencatat melebihi nominal yang sesungguhnya sebesar Rp 900.000. Pencatatan yang dilakukan oleh pihak bank harus mengikuti catatan perusahaan dengan menambah saldo bulan Mei 2010 sebesar Rp 900.000 dan berpengaruh langsung terhadap saldo bulan Juni 2010 bertambah sebesar Rp 900.000.

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan 31 Mei 2010 Saldo Penerimaan Juni 2010 Pengeluaran Juni 2010 30 Juni 2010 Saldo Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)

Deposit In Transit (Juni) Rp 220.000.000 Rp 220.000.000 b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000) Rp (172.400.000)

Out Standing Check (Juni) Rp 161.200.000 Rp(161.200.000) c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000

Kredit Memo (Juni) Rp (8.000.000) Rp (8.000.000) d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000 Rp 1.200.000

Debit Memo (Juni) Rp (1.600.000) Rp 1.600.000 e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000 Rp 12.000.000

Gambar

Gambar 1.  Jendela Aplikasi Excel
Gambar 2. Jendela Aplikasi OpenOffice.org Calc 2. Mengenal Bagian-bagian Spreadsheet   (Contoh : Excel)

Referensi

Dokumen terkait

• Desain arsitektur ini terdiri dari desain database, desain proses, desain user interface yang mencakup desain input, output form dan report, desain hardware, software

Penyuluhan yang dilakukan oleh TGP berpengaruh ter- hadap perbedaan perubahan skor pengetahuan ibu, TKE, hari sakit diare serta status gizi (skor Z BB/U, PB/U dan BB/PB) subyek,

Pada kasus order crossover , model variable review period menghasilkan total biaya inventori yang lebih minimum dibandingkan model classical periodic review hanya pada

Hal tersebut mungkin disebabkan pada saat penelitian oleh Pardede dkk 3 dilakukan, tingkat kewaspadaan orangtua terhadap gangguan pertumbuhan anak masih kurang dan

Serdang Bedagai dalam Angka 2012 243 Tabel Table 6.1.1 Lanjutan/ Continued Bidang Usaha Industrial Classification Unit Usaha Number of Establishment Tenaga Kerja Worker

Peneliti mengambil sampel secara random, dari 8 rekam medis pasien BPJS rawat inap penyakit gastroenteritis terdapat 6 r ekam medis yang menunjukkan ketidaktepatan pengkodean

Padahal tidak hanya pada bagian daging yang berwarna mencolok saja, bagian lapisan putih kulit semangka pun mempunyai kandungan yang dibutuhkan dalam

Content Validity and Scoring of Two Tier as Measuring Instrument of Science Process Skills for Knowledge Aspects in Chemistry Learning.. Sri Yamtinah a , Sulistyo Saputro a , Haryono