• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Fisiologi Tumbuhan - Perlakuan Pupuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Fisiologi Tumbuhan - Perlakuan Pupuk"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENANAMAN DAN PERLAKUAN PUPUK

PENANAMAN DAN PERLAKUAN PUPUK

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fisiologi TumbuhanPraktikum Fisiologi Tumbuhan di Program Studi D-4 Teknik Produksi Benih

di Program Studi D-4 Teknik Produksi Benih Jurusan Produksi Pertania

Jurusan Produksi Pertania

Oleh : Oleh : Muammar

Muammar Khadafi Khadafi NIMA41161669NIMA41161669 Sulthon

Sulthon NurhayatudNurhayatuddin din NIMA41161720NIMA41161720 Mamluatul

Mamluatul Hasanah Hasanah NIMA41161NIMA41161726726 Siti

Siti Musdalifah Musdalifah NIMA41161NIMA41161731731 Mohammad

Mohammad Abriyanto Abriyanto NIMA41161733NIMA41161733 M.

M. Zulkarnaen Zulkarnaen Lubis Lubis NIMA41161750NIMA41161750 Hanif

Hanif Ahmad Ahmad Abdul Abdul G. G. NIMA41161NIMA41161787787

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2017

2017

(2)

BABI. PENDAHULUAN BABI. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Unsur hara merupakan elemen penting untuk menopang pertumbuhan Unsur hara merupakan elemen penting untuk menopang pertumbuhan tanaman. Tanpanya, mustahil tanaman dapat tumbuh optimal, bahkan besar tanaman. Tanpanya, mustahil tanaman dapat tumbuh optimal, bahkan besar kemungkinan tanaman akan mengalami kematian. Bisa dikatakan nutrisi tanaman kemungkinan tanaman akan mengalami kematian. Bisa dikatakan nutrisi tanaman ini merupakan bahan makanan utama bagi tanaman, dengan unsur-unsur tersebut ini merupakan bahan makanan utama bagi tanaman, dengan unsur-unsur tersebut tanaman mampu mencukupi kebutuhan hidupny

tanaman mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Defisiensi atau a. Defisiensi atau kahat unsur harakahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan nutrisi berbeda-beda melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan nutrisi berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur-unsur dalam tanah tidak tersedia maka adapula yang biasa saja. Jika unsur-unsur dalam tanah tidak tersedia maka  pertumbuhan tanaman akan terhambat dan prod

 pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya pun menurun.uksinya pun menurun. Kualitas perumbuhan

Kualitas perumbuhan dan perkembangdan perkembangan an tanamanditentukan oleh tanamanditentukan oleh asupanasupan nutisi atau unsur hara yang dibutuhkan. Seperti halnya manusia dan hewan, nutisi atau unsur hara yang dibutuhkan. Seperti halnya manusia dan hewan, tumbuhan juga memerlukan nutisi yang baik dan tercukupi untuk kelangsungan tumbuhan juga memerlukan nutisi yang baik dan tercukupi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi tanaman atau unsur hara yang diperlukan tanaman terdiri dari hidupnya. Nutrisi tanaman atau unsur hara yang diperlukan tanaman terdiri dari dua jenis, yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro terdiri dari N dua jenis, yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro terdiri dari N (nitrogen), P (phospor), K (kalium), Mg (magnesium), Ca (kalsium), dan S (nitrogen), P (phospor), K (kalium), Mg (magnesium), Ca (kalsium), dan S (belerang/sulfur). Sedangkan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman antara (belerang/sulfur). Sedangkan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman antara lain B (boron), Cu (tembaga), Zn (seng), Fe (besi), Mo (molibdenum), Mn lain B (boron), Cu (tembaga), Zn (seng), Fe (besi), Mo (molibdenum), Mn (mangan), Cl (khlor), Na (natrium), Co (cobalt), Si (silicont), dan Ni (nikel).

(mangan), Cl (khlor), Na (natrium), Co (cobalt), Si (silicont), dan Ni (nikel).

Pada praktikum kali ini, unsur yang akan dianalisa tentang defisiansi Pada praktikum kali ini, unsur yang akan dianalisa tentang defisiansi unsuh hara makro berupa N, P, dan K pada tanaman cabe kecil atau cabe rawit unsuh hara makro berupa N, P, dan K pada tanaman cabe kecil atau cabe rawit yang ditanam pada media pasir steril. Metode yang akan dilakukan dengan cara yang ditanam pada media pasir steril. Metode yang akan dilakukan dengan cara kimia dan menggunakan alat-alat penunjang untuk mengetahui unsur-unsur yang kimia dan menggunakan alat-alat penunjang untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung pada tanaman cabe rawit tersebut.

terkandung pada tanaman cabe rawit tersebut.

1.2 Tujuan 1.2 Tujuan

a.

a. Mengetahui gejala defisiensi pada jaringan tanaman.Mengetahui gejala defisiensi pada jaringan tanaman.  b.

(3)

c. Mengetahui proses fisiologis yang melibatkan hara, perkembangan tanaman, dan kandungan unsur hara.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat praktikum tersebut bagi mahasiswa adalah dapat menambah wawasan mahasiswa tentang gejala-gejala defisiensi unsur hara pada tanaman, dan bagaimana menganaisa gejala-gejala tersebut.

(4)

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu metode untuk menentukan unsur hara essensial bagi tumbuhan, dan berapa banyaknya, adalah dengan menganalisa sacara kimia semua unsur yang dikandung oleh tumbuhan sehat dan berapa banyaknya unsur itu. Bila bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan yang baru saja dipanen, dipanaskan pada suhu 70-80ᵒC selama 1 atau 2 hari, maka hampir seluruh airnya menguap, bahan yang tertinggal disebut bahan kering. Komponen utama bahan kering adalah  polisakarida dan lignin pada dinding sel, ditambah komponen sitoplasma seperti  protein, lipid, asam amino, asam organik, serta unsur tertentu seperti kalium  berbentuk ion, yang menjadi bagian tidak penting dari senyawa organik.

Dalam suatu hasil penelitian dilaporkan (Salisbury & Ross, 1992) bahwa Oksigen dan Carbon merupakan unsur yang paling besar jumlahnya berdasarkan  bobot (masing-masing sekitar 44%), dan diikuti oleh Nitrogen. Selain unsur essensial, tumbuhan juga menyerap dan menimbun berbagai unsur non essensial  dari dalam tanah.

Ada tiga kriteria utama untuk menentukan essensial atau tidaknya suatu unsur bagi tumbuhan,: pertama; suatu unsur disebut essensial jika tumbuhan tidak mampu menyempurnakan daur hidupnya tanpa unsur tersebut, misalnya membentuk biji yang viable.  Kedua; suatu unsur adalah essensial bila unsur tersebut menjadi bagian dari molekul atau kandungan tumbuhannya essensial bagi tumbuhan tersebut.  Ketiga; suatu unsur essensial bila unsur tersebut secara langsung berperan dalam tumbuhan, dan bukan menyebabkan unsur lain lebih mudah tersedia, atau melawan efek unsur lain. Berdasarkan kriteria unsur essensial tersebut maka percobaan dalam defisiensi unsur hara dapa dilakukan. (BKPM, 2017)

Tanamanan dapat tumbuh dengan sehat dan subur jika tanah sebagai tempat media tumbuhnya dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup. Tanaman mengambil unsur hara dalam bentuk kation dan anion dari larutan air tanah atau langsung dari kompleks koloid liat humus dengan  pertukaran ion. Tidak semua unsur hara terdapat dalam bentuk kation atau anion

(5)

dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman. Sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman yaitu terikat sebagai senyawa penyusun bahan organik dan pada mineral tanah. Bahan organik merupakan sumber unsur nitrogen, fosfor dan kalium ( Hardjanto, dkk , 1986).

Pengalokasian unsur hara tersebut pada tanaman ternyata lebih kompleks. Akar dan pucuk berkompetisi secara efektif terhadap hara, yang bertingkah laku sebagai dua organisme simbiotik dengan produksi hasil fotosintesis oleh pucuk dan pengangkutannya ke atas menentukan kemampuan akar untuk memperoleh hara, suplai hara ke pucuk mengontrol laju fotosintesis dan sebaliknya. Pada akar dari status nutrisi yang berbeda memperlihatkan bahwa konsentrasi ion internal sama pentingnya dengan eksternal dalam menentukan laju pengambilan, konsentrasi dari satu ion dalam akar yang merupakan keadaan penggunaannya oleh tanaman. Jika ion sedang dibutuhkan tajuk setiap kelebihan akan ditransformasikan ke tajuk (Fitter, A. H. dan Hay R. K. M. 1981).

Di antara semua unsur hara, biasanya ketiga unsur hara makro yaitu N, P, K yang paling menentukan pertumbuhan tanaman. Menurut Pinus Lingga dan Marsono, unsur-unsur hara tersebut mempunyai peran sebagai berikut :

Unsur nitrogen ( N ), berperan memacu pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, nitrogen pun  berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam  proses fotosintesis. Fungsi lainnya adalah membentuk protein, lemak, dan  berbagai persenyawaan organik lainnya. Nitrogen ini diserap oleh tanaman hampir seluruhnya. Nitrogen ini diserap oleh tanaman hampir seluruhnya dalam bentuk nitrat (NO3-) atau garam amonium (NH4+) ( W. J. Rinsema, 1986 ).

Unsur phosphor ( P ), berperan untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain, phosphor berfungsi sebagai  bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi

dan pernapasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Di dalam tanah, fosfor sebagian besar berada dalam bentuk kalsium fosfat (Ca (PO4)2) yang sulit larut. Fosfor diserap seluruhnya oleh tanaman dalam bentuk ion H2PO4- atau persenyawaan fosfor organik tertentu. ( W. J. Rinsema, 1986 )

(6)

Unsur kalium ( K ), berperan dalam membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam pembentukan tubuh tanaman agar daun,  bunga dan buah tidak mudah gugur serta merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Tanaman menyerap kalium dalam bentuk ion K +. Ion-ion K +  di dalam air tanah dan ion-ion K +  yang diadsorpsi dapat langsung diserap ( W. J. Rinsema, 1986 ).

Menurut Fitter, A. H. dan Hay R. K. M. (1981), tanaman yang tumbuh di tanah yang berhara rendah mempunyai ciri-ciri seperti kejenuhan yang rendah, system pengambilan afinitas yang tinggi. Laju pertumbuhan relatif rendah, karena  pengambilan maksimum yang dapat dicapai dalam tanah yang tidak subur adalah terbatas, sehingga tanaman menempatkan tingkat kebutuhan kecil pada proses  pengambilan tersebut. Peralihan sumber daya yang menguntungkan akar. Dimana kelenturan rasio akar pucuk sebagai respon terhadap stress dan korelasi antara laju  pertumbuhan dan bertambahnya rasio akar pucuk. Sistem umpan balik hendaknya  bekerja sehingga meningkatkan laju pertumbuhan akar, guna memperbaiki suplai hara dan mengurangi stress, sehingga menggeser sumber daya kembali untuk  pertumbuhan pucuk.

(7)

BAB III. METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum penananaman dan analisis unsur hara N, P, dan K dilaksanakan  pada :

Hari dan Tanggal : Senin, 27 Februari dan 8, 15, 22 Mei 2017

Waktu : 13:00-15:00 WIB

Tempat : Laboratorium Biosains Politeknik Negeri Jember

3.2 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat a. Erlenmeyer  b. Oven c. Mikro pipet d. Timbangan analitik e. Spektrofotometer f. Vortex

g. Rak tabung reaksi h. Tabung reaksi i. Buret  j. Penyangga buret k. Pipet l. Komputer m. Alat tulis n. Kertas label o. Timba  p. Pot

(8)

3.2.2 Bahan

Perlakuan Pupuk a. Pasir

 b. Air

c. Bibit cabai kecil d. Pupuk –  N (PK) e. Pupuk – P (NK) f. Pupuk – K (NP) g. Pupuk +NPK

Analisa Kandungan (P) Pada Jaringan Tanaman a. Sampel 0,5 gr  b. HNO3 5 ml c. HClO4 0,5 ml d. ddH2O e. standard KH2PO4 (stok 1000  ppm) f. aquadest

Analisa Kandungan (N) Pada Jaringan Tanaman

a. 0,25 gr sampel  b. 2,5 ml H2SO4

c. 4 ml H2O2

d. ddH2O kurang lebih 50 ml e. standard (NH4)2SO4 (stok

1000 ppm)

f. 2 ml larutan sangga tartrat g. 2 ml larutan Na-fenat h. 2 ml larutan NaOCl 5 % i. Aquadest

Analisa (K 2O) Pada Jaringan Tanaman a. Larutan STPB (sodium tetraphenylborat)  b. Aquadest c. Larutan NaOH 20% d. Larutan HCOH e. Larutan (NH4)2C2O4 (amm. Oxalate monohydrate) 4% f. Indicator titan yellow 0,04% g. 2,4 gr KH2PO4

(9)

3.3 Prosedur Kerja Perlakuan pupuk

a. Menyediakan alat dan bahan  b. Mengambil pasir secukupnya

menggunakan wadah timba sebanyak 4 timba

c. Mencuci pasir hingga air  berwarna bening untuk

menghilangkan unsur hara yang berada pada pasir d. Membuang air yang tersisa

 pada timba

e. Menyemaikan 2-3 bibit  pertimba

f. Merawat bibit hingga

 berumur satu bulan, seperti

menyiram menggunakan air  bersih

g. Setelah bibit berumur 1  bulan, melakukan

 pengaplikasian 4 perlakuan  pupuk pada masing-masing

timba

h. Pemupukan dilakukan seminggu sekali

i. Mengamati pertumbuhan dan gejala yang timbul pada tanaman selama 1 bulan

Analisa Kandungan P Pada Jaringan Tanaman Destruksi Jaringan (Preparasi Sampel)

a. Menyediakan alat dan bahan  b. Menambahkan 0,5 gr sampel

 pada Erlenmeyer c. Menambahkan HNO3 d. Menambahkan HClO4

e. Memanaskan larutan selama 1 jam dengan suhu 100 derajat celcius

f. Memanaskan dengan suhu 150 derajat hingga uap kuning habis

g. Memanaskan dengan suhu 200 derajat sampai keluar uap

 putih dan sekstrak tersisa kurang lebih 0,5 ml

h. Mengencerkan menggunakan larutan ddH2O

i. Destruksi dilakukan pada masing-masing tanaman yang memilki perbedaan perlakuan  pemberian pupuk

 j. Setiap Erlenmeyer diberi label menggunakan huruf abjad yang mewakili –  N, P, -K, dan +NPK

(10)

Pengukuran P2O5  Dengan Spektrofotometer, Standard Baku Menggunakan KH2PO4(Standard 1000 Ppm)

No. Kode (ppm) Standard P2O5  Aquadest Total

1. Blanko 0 0 1 ml 2. 20 20 980 1 ml 3. 40 40 960 1 ml 4. 60 60 940 1 ml 5. 80 80 920 1 ml 6. 100 100 900 1 ml 7. 200 200 800 1 ml 8. Sampel - - 1 ml

a. Menambahkan 1 ml Amm moliybdovanadate (fresh condition reaksi l dan ll) molybdate dan vanadate

 b. Menambahkan 8 ml aquadest c. Larutan di vortex

d. Mengukur dengan spektrofotometer e. Mencatat nilai absorbansi

f. Membuat kurva regresi

Analisa Kandungan N Total Pada Jaringan Tanaman Destruksi N Total Pada Jaringan Tanaman

a. Menyediakan alat dan bahan

 b. Menimbang 0,25 gr sampel tanaman yang sudah dihaluskan c. Menambah 2,5 H2SO4

d. Membiarkannya semalam (diperarang)

e. Memanaskan secara bertahap (selama 1 jam dengan suhu 100 derajat celcius)

f. Setelah dingin ditambahkan 2 ml H2O2 (p.a)

g. Memanaskan kurang lebih dengan suhu 200 derajat selama 1 jam h. Setelah dingin ditambahkan 2 ml H2O2

(11)

i. Memanaskan selama 1 jam dengan suhu 350 derajat sampai keluar uap  putih dan jernih (ekstrak jernih)

 j. Mengencerkan dengan ddH2O kurang lebih 50 ml k. Hasil destruksi digunakan untuk analisa N total

Pengukuran N Total Dengan Spektrofotometer, Standard Baku Menggunakan (NH4)2SO4 (Stok 1000 ppm)

No. Standard N Volume standard Volume aquadest Total Volume

1. Blanko - - 1 ml 2. 30 ppm 30 µl 970 µl 1 ml 3. 60 ppm 60 µl 940 µl 1 ml 4. 90 ppm 90 µl 910 µl 1 ml 5. 120 ppm 120 µl 880 µl 1 ml 6. 150 ppm 150 µl 850 µl 1 ml 7. 200 ppm 200 µl 800 µl 1 ml 8. Sampel - 1 ml

a. Menambahkan 2 ml larutan sangga tartrat  b. Menambahkan 2 ml larutan Na-fenat

c. Memfortex dan mendiamkan selama kurang lebih 5 menit d. Menambahkan 2 ml larutan NaOCl 5%

e. Larutan dirortex

f. Mengukur dengan spektrofotometer λ=636 nm g. Mencatat nilai absorbansi

h. Membuat kurva regresinya

Analisa K 2O pada jaringan tanaman menggunakan metode titri metri Standarisasi (BAC) 0,625%

a. Menyediakan alat dan bahan

 b. Menambahkan 1 ml larutan STPB (sodium tetraphenylborat) ke dalam Erlenmeyer

(12)

c. Menambahkan 20 ml aquadest d. Menambahkan 1 ml NaOH 20%

e. Menambahkan 2,5 ml HCOH (formalin)

f. Menambahkan 1,5 ml (NH4)2C2O4 (amm. Oxalate monohydrate) 4% g. Menambahkan 6 tetes indicator titan yellow 0,04%

h. Titrasi dengan larutan BAC sampai dengan titik akhir berwarna merah

Larutan Sodium Tetraphnylborat a. Menambahkan 2,5 gr KH2PO4

 b. Menambahkan 50 ml (NH4)2C2O4 4%

c. Menambahkan aquadest sampai dengan 250 ml dihomogenkan

d. Mengambil 15 ml larutan diatas dan diletakkan ke dalam labu ukur 100 ml e. Menambahkan 12 ml NaOh 20%

f. Menambahkan 5 ml HCOH g. Menambahkan 43 ml STPB

h. Menambahkan aquadest sampai dengan 100 ml i. Menghomogenkan dan membiarkan 5-10 menit  j. Menyaring larutan

k. Mengambil 50 ml filtrate ke dalam Erlenmeyer l. Menambahkan 6 tetes indicator titan yellow 0.04% m. Mentitrasi dengan larutan BAC

n. Memasukkan dalam rumus

Prosedur Pengukuran

a. Menimbang sampel halus (…gr) 10 ml  b. Menambahkan 50 ml (nh4)2c2o4 4%

c. Menambahkan 125 ml aquadest d. Mendidihkan selama 30 menit e. Larutan didinginkan

(13)

g. Mengambil 15 ml larutan tersebut h. Memasukkannya ke dalam erlenmeyer i. Menambahkan 2 ml naoh 20%

 j. Menambahkan 5 ml hcoh k. Menambahkan 4 ml stpb

l. Menepatkan dengan aquadset sampai dengan 100 ml m. Membiarkan selama 5-10 menit

n. Larutan disaring

o. Laruutan dibagi menjadi 2 bagian per 50 ml filtrat  p. Menambahkan 6 tetes indikator titan yellow 0.04%

q. Titrasi denngan larutan standard bac sampai terbentuk endapan putih r. Memasukkan dalam rumus

(14)

BAB. IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Perlakuan Pupuk

Berat Basah Berat Kering KA Unsur Hara X 100%

3.99 0.837 3.153 - N 315.3

3.53 0.68 2.85 - P 285

10.29 1,855 8.435 - K 843.5

4.20 0.852 3.348 + NPK 334.8

4.1.2 Analisa Kandungan N Total Pada Jaringan Tanaman

Konsentrasi Standart (ppm) Abs

0 0 30 0.146 60 0.266 90 0.371 120 0.467 150 0.626 Standart Kurva N

Sampel Abs Sampel

Berat Sampel (Mg) Konsentrasi (ppm Kurva) % Kandungan N-Total Rerata % Tipe A 0.157 250 36.25 0.725 0.700 Defisiensi N A2 0.147 250 33.75 0.675 B 0.393 250 95.25 1.905 1.733 Defisiensi P B2 0.324 250 78 1.560 C 0.402 250 97.5 1.950 1.863 Desisiensi K C2 0.367 250 88.75 1.775 D 0.457 250 111.25 2.225 1.925 +NPK D2 0.337 250 81.25 1.625 y = 0.004x + 0.0128 R² = 0.9946 0 0.5 1 0 50 100 150 200

(15)

Analisa Kandungan P2O5 Pada Jaringan Tanaman

Konsentrasi Standart (ppm) Abs

0 0 10 0.031 20 0.081 40 0.124 60 0.169 80 0.179 100 0.212 200 0.383 Standart Kurva P

Sampel Abs Sampel

Berat Sampel (Mg) Konsentrasi (Ppm Kurva) % Kandungan P2O5 Rerata % Tipe -N 0.048 500 9.444 0.189 0.367 Defisiensi N -N 0.080 500 27.222 0.544 -P 0.101 500 38.889 0.778 0.661 Defisiensi P -P 0.080 500 27.222 0.544 -K 0.064 500 18.333 0.367 0.400 Defisiensi K -K 0.070 500 21.667 0.433 + NPK 0.101 500 38.889 0.778 0.800 +NPK + NPK 0.105 500 41.111 0.822 y = 0.0018x + 0.031 R² = 0.9718 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0 50 100 150 200 250    A     b   s    o    r     b   a    n    s    i Konsentrasi

(16)

Analisa Kandungan K 2O Pada Jaringan Tanaman Sampel S1 : ml BAC = 1,3 ml F = 0,847 % = F (ml STPB-ml BAC) = 0,847 (4 - 1,3) = 0,847 x 2,7 = 2,2869 % Sampel S2 : ml BAC = 1,3 ml F = 0,847 % = F (ml STPB-ml BAC) = 0,847 (4 –  0,7) = 0,847 x 3,3 = 2,7951 % Rata-rata sampel S =    = 2,541% Sampel T1 : ml BAC = 1,3 ml F = 0,847 % = F (ml STPB-ml BAC) = 0,847 (4 –  0,5) = 0,847 x 3,5 = 2,9645% Sampel T2 : ml BAC = 1,3 ml F = 0,847 % = F (ml STPB-ml BAC) = 0,847 (4 –  0,9) = 0,847 x 3,1 = 2,6257% Rata-rata sampel T =     = 2,7951 % Sampel Q1: ml BAC = 1,3 ml F = 0,847 % = F (ml STPB-ml BAC) = 0,847 (4 –  0,22) = 0,847 x 3,78 = 3,20166% Sampel Q2 : ml BAC = 1,3 ml F = 0,847 % = F (ml STPB-ml BAC) = 0,847 (4 –  0,3) = 0,847 x 3,7 = 3,1339%

(17)

Rata-rata sampel Q =     = 3,16778 % Sampel R1 : ml BAC = 1,3 ml F = 0,847 % = F (ml STPB-ml BAC) = 0,847 (4 –  0,92) = 0,847 x 3,08 = 2,60872% Sampel R2 : ml BAC = 1,3 ml F = 0,847 % = F (ml STPB-ml BAC) = 0,847 (4 –  0,8) = 0,847 x 3,2 = 2,7104% Rata-rata sampel R =     = 2,6592 % 4.2 Pembahasan 4.2.1 Perlakuan pupuk

Praktikum mengenai respon tanaman terhadap defisiensi unsur hara ini menggunakan tanaman cabe kecil atau cabe rawit sebagai objek pengamatan, dan sebagai tempat media tumbuhnya menggunakan media pasir yang miskin akan unsur hara. Media pasir telah dicuci steril mennggunakan air mengalir, sehingga unsur hara yang berada pada pasir menghilang. Pada tanaman cabe ini dibedakan menjadi empat macam perlakuan yaitu, tanaman yang dipupuk NPK, NP(-K),  NK(-P), dan PK(-N). Pengamatan pada tanaman cabe ini secara visual, dilakukan

satu minggu satu kali, sedangkan penimbangan bobot kering akar dan tajuk dilakukan setelah tanaman cabe berumur satu bulan. Pemberian pupuk dilakukan saat tanaman telah berumur satu bulan menggunakan empat macam perlakuan.

Tanaman cabe yang telah berumur satu bulan dikeluarkan dari pot, dibersihkan dari sisa tanah yang menempel pada akar, lalu akar dibilas menggunakan air mengalir. Proses selanjutnya adalah tanaman ditimbang berat  basahnya kemudian dioven selama 4 hari dengan suhu 60 derajat untuk mengetahui berat keringnya. Tanaman yang telah dioven kemudian ditimbang dan dimasukkan kedalam rumus untuk mengetahui nilai kadar air pada masing-masing tanaman. Rumusnya yaitu

(18)

%KA =  

    %

Dari perhitungan tersebut dihasilkan

Unsur Hara KA

-N 315.5

-P 285

-K 843.5

+NPK 334.8

Tanaman yang telah diketahui kadar airnya akan digunakan untuk menganalisa defisiensi unsur hara pada jaringan tanaman. Tanaman digerus hingga halus kemudian disaring untuk dijadikan ekstrak yang nantinya akan menjadi sampel pada setiap analisa. Pengekstrakan ini dilakukan dengan proses destruksi pada setiap jaringan tanaman.

4.2.2 Analisis kandungan N total pada jaringan tanman

Pengukuran analisa kandungan N total pada jaringan tanaman dilakukan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 636 nm. Proses  pertama yang dilakukan adalah membuat larutan standard dengan konsentrasi 0,

30, 60, 90, 120, 150, dan 200. Proses selanjutnya adalah membuat larutan sampel untuk masing-asing larutan defisiensi. Larutan yang telah siap kemudian divortex terlebih dahulu sebelum diukur nilai absorbansinya.

Pengukuran berat sampel dilakukan dua kali untuk mengetahui nilai rerata dari masing-masing sampel dengan berat sampel 250 mg. Dalam penamaan sampel, huruf abjad Q mewakili (-N), R (-P), S (-K), dan T mewakili (+NPK). Hasil dari nilai absorbansi dapat dihitung menggunakan rumus

%N = ppm kurva x 100 x  

   



  

Perhitungan rumus tersebut digunakan untuk menghitung manual, karena telah menggunakan aplikasi maka nilai persentatif dari masing-masing sampel dapat dihitung dengan menambahkan rumus dalam aplikasi tersebut.

(19)

Hasil dari pengukuran tersebut adalah :

 No. Abjad Unsur Hara Rata - Rata

1. Q -N 0,700%

2. R -P 1,733%

3. S -K 1,863%

4. T +NPK 1,925%

Hasil dari rerata sampel tersebut menunjukkan bahwa nilai N total lebih kecil dari nilai sampel lain. Hal ini menandakan dalam tanaman cabe tersebut mengalami defisiensi unsur hara N. sejalan dengan pengertian defisiensi bahwa  jika tanaman mengalami kekurangan salah satu unsur hara makro, maka tanaman

akan menunjukkan gejala-gejala fisik yang dapat terlihat oleh mata telanjang.

4.2.3 Analisa Kandungan P2O5 Pada Jaringan Tanaman

Pengukuran untuk mengetahui kandungan P2O5 pada jaringan tanaman menggunakan spektrofotmeter dengan panjang gelombang 636 nm. Langkah  pertama yaitu membuat standard 0, 20, 40, 60, 80, 100, 200, lalu ditambahkan  beberapa larutan seperti yang tertera pada prosedur kerja. Langkah kedua yaitu

membuat larutan tuntuk sampel berupa PK (-N), NK (-P), NP (-K), dan +NPK. Larutan standard dan sampel yang telah selesai divortex kemudian diukur menggunakan spektrofotometer. Nilai absorbansi dari setiap larutan akan terlihat, setelah semua larutan diukur dapat dibut kurva regresi untuk mengetahui nilai  perbandingan antara larutan standard dengan larutan sampel.

Pengukuran berat sampel dilakukan dua kali untuk mengetahui nilai rerata dari masing-masing sampel dengan berat sampel 500 mg. Dalam penamaan sampel, huruf abjad Q mewakili (-N), R (-P), S (-K), dan T mewakili (+NPK). Hasil dari nilai absorbansi dapat dihitung menggunakan rumus :

%P2O5 = ppm kurva x 100 x

 

   



  

Perhitungan rumus tersebut digunakan untuk menghitung manual, karena telah menggunakan aplikasi maka nilai persentatif dari masing-masing sampel dapat dihitung dengan menambahkan rumus dalam aplikasi tersebut.

(20)

Dari data hasil pengukuran absorbansi, dapat diketahui bahwa nilai absorbansi meningkat seiring bertambah besarnya nilai konsentrasi pada larutan standard. Data yang diperolah pada pengukuran nilai absorbansi sampel didapatkan nilai (-N)=0,367%, (-P)=0,661%, (-K)=0,400%, dan (+NPK)=0,800%. Sebagaimana menurut (W.J.Rinsema. 1986) Unsur phosphor ( P ), berperan untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda, sehingga apabila tanaman mengalami defisiensi unsur P, maka akan terjadi  penurunan rangsangan terhadap pertumbuhan akar dan tanaman mengalami  pertumbuhan abnormal.

Dari hasil data yang diperoleh, nilai rata-rata dari unsur (-P) lebih besar dibandingkan unsur (-N) dan (-K). Hal ini menunjukkan bahwa dalam tanaman cabe tersebut masih tercukupi unsur (-P) meskipun tanaman telah diberi perlakuan (-P). kejadian ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti proses  penyiraman yang tidak memperhatikan airnya berasal darimana, proses pelakuan  pupuk, keadaan lingkungan, dan kesalahan dari praktikan itu sendiri. Hal ini yang

dapat menyebabkan nilai kandungan (-P) lebih besar dari nilai (-N) dan (-K).

4.2.4 Analisa Kandungan K 2O Pada Jaringan Tanaman

Pengukuran kandungan K 2O pada jaringan tanaman dilakukan dengan metode tetri metri yaitu titrasi menggunakan larutan standard BAC sampai terbentuk endapan putih pada larutan sampel. Langkah pertama yaitu membuat standarisasi larutan BAC 0,625%, kemudian membuat larutan sodium tetraphenylborat, dilanjutkan melakukan prosedur pengukuran dengena mentitrasi larutan hingga terbentuk endapan putih. Hasil dari pengukuuran ini akan mendapatkan nilai dari ml larutan BAC yang dihabiskan untuk mentitrasi setiap larutan sampel.

Pembuatan larutan sodium tetraphenylborat dlakukan untuk mengetahui nilai larutan STPB menggunakan titrasi dengan larutan BAC. Hasil dari titrasi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus seperti :

%K 2O/ml lar STPB (F) = ppm kurva x 100 x

   

(21)

Hasil (F) = 0,847 tersebut akan dimasukkan ke dalam rumus untuk mengetahui nilai persentatif dari kandunngan K 20 pada jaringn tanaman.

Proses selanjutnya adalah pengukuran sampel menggunakan titrasi larutan BAC. Sama halnya dengan proses pembuatan larutan STPB, nilai didapatkan dari  berapa banyak larutan yang dihabiskan pada saat titrasi berlangsung. Setiap

sampel yang dibuat, larutan 100 ml dibagi menjadi dua yaitu 50 ml, s ehingga hasil dari titrasi sampel akan didapatkan nilai reratanya. Dari hasil titrasi tersebut dapat diketahui nilai dari setiap sampel. Sampel yang diahasilkan dimasukkan ke dalam rumus yang nantinya dari hasil tersebut dapat diketahui reratanya.

Kadar K 2O = F (ml STPB –  ml penambahan BAC) F = 0.847

Hasil dari perhitungan tersebut dapa diketahui reratanya seperti :

No. Abjad Unsur Hara Rata - Rata

1. Q -N 2,541%

2. R -P 2,7951%

3. S -K 3,16778%

4. T +NPK 2,6592%

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai persentatif dari analisa kandungan K 2O pada jaringan tanaman tidak mengalami defisiensi unsur K. Hal ini dikarenakan nilai (-K) lebih besar dari nilai (-N), (-P) dan (+NPK). Beberapa faktor dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara tersebut dan faktor yang paling mempengaruhi adalah kesalahan dari praktikan itu sendiri (human error), sehingga tanaman cabe tidak mengalami defisiensi unsur (-K).

(22)

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a.  perlakuan pupuk dilakukan untuk mengetahui defisiensi pada tanaman cabe dengan memberikan pupuk yang pada masing-masing tanaman dengan mengurangi salah satu unsur hara makro.

 b.  pengukuran menggunakan spektrofotometer digunakan utnuk mengetahui nilai absorbansi dari masing-masing tanaman yang dibuat larutan. Apabila nilai sampel yang diketahui lebih kecil dari sampel lain, maka tanaman tersebut mengalami defisiensi karena menunjukkan kekurangan unsur hara.

c. Pengujian menggunakan teknik tetri metri digunakan untuk menganalisa kandungan K pada tanaman mengalami defisiensi atau tidak. Seperti halnya dengan pengujian menggunakan spektrofotometer, nilai yang dihasilkan digunakan untuk mengetahui kandungan unsur hara yang  berada pada tanaman.

5.2 Saran

Dalam praktikum tersebut diharapkan praktikan memperhatikan setiap langkah prosedur kerja dan memperhatikan pada saat menghitung ataupun mencatat nilai absorbansi dari masing-masing larutan. Hal tersebut sangatlah  penting karena nilai yang dihasilkan akan bebeda dan tidak sesuai dengan data

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen. 2017.  BKPM (Buku Kerja Praktek Mahasiswa)  Jember: Politeknik  Negeri Jember

Fitter, A. H. dan Hay R. K. M. 1981.  Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah MadaUniversity Press ; Yogyakarta.

Hardjanto, dkk. 1986. Bercocok Tanam. Jakarta: Yasaguna.

Rinsema, W. J. 1986.  Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

xylostella L., dan penurunan aktivitas kelenjar pencernaan yang ditunjukkan dengan intensitas warna pada sekret sel goblet setelah didedahkan berbagai konsentrasi

Ular dari famili Colubridae yang berbisa memiliki tipe gigi opistoglypha dengan jenis bisa hemotoksin.. Jika tergigit ular ini, dalam waktu singkat mungkin tidak

Deteksi Bakteri Patogen Salmonella typhi pada Sayuran yang dikonsumsi Mentah Menggunakan Metode nested Polymerase Chain Reaction. Idar,

Dalam menganalisis dampak ketergantungan yang besar pada ekspor sumber daya alam terhadap ciri hubungan negara-masyarakat, penting untuk menekankan bahwa terdapat dua fokus

Manfaat Penulisan Penulis berharap hasil dari penulisan ini memberikan sumbangsih khazanah keilmun dalam Hukum Islam khususnya dalam bidang keluarga terkait peran dan

penyerapan bunyi yang kurang baik telah menyebabkan gangguan bunyi dalam bilik kuliah. Susunatur kerusi yang terdapat dalam bilik kuliah juga tidak baik kerana ia boleh

Grote (1997) berpendapat terdapat lima tanggung jawab utama yang harus dipenuhi oleh setiap individu dalam organisasi untuk menciptakan kinerja yang diinginkan, yaitu:

Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana hubungan ukuran ovarium dan diameter oosit terhadap kualitas morfologi oosit dari sapi Bali Timor yang dikoleksi secara