HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT DIABETES MELLITUS DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUD DR. H. MOCH.
ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2013
Ridwan Nurhakim1, Solikin2, Sukarlan3
Jainuddin1, Imanuddin2, Rifqah Ihdayati3
INTISARI
Penyakit infeksi berangsur turun di ikuti dengan meningkatnya penyakit degenerative. Menurut World Health Organization (WHO), terdapat hampir sekitar 17 juta orang meninggal akibat penyakit degeneratif setiap tahun, salah satunya adalah penyakit Stroke dan Diabetes Mellitus.
Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat Diabates Mellitus dengan kejadian stroke di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Desain penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi penelitian sebanyak 86 orang dan Sampel penelitian adalah pasien penderita stroke dengan riwayat DM dan tidak dengan riwayat DM dari bulan Januari sampai Juli tahun 2013 dengan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan uji Chi Kuadrat dengan nilai α sebesar 5%.
Adanya kecendrungan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian stroke dengan tidak terjadi perdarahan pembuluh darah otak di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013 dengan nilai P sebesar 0,003.
Kata kunci: Riwayat Diabetes Mellitus, Stroke
1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin 3 RSU dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
THE RELATION BETWEEN DIABETES MELLITUS HISTORY AND STROKE OCCURENCE AT DR. H. MOCH. ANSARI SALEH HOSPITAL
BANJARMASIN 2013
Emilia Rizkiyati1, Muhsinin2 Firdaus3
Ridwan Nurhakim1, Solikin2, Sukarlan3
ABSTRACT
Infection disease gradually decreases followed by the increase of degenearative disease. According to World Health Organization (WHO), there are nearly 17 millions people die because of degenerative disease, one of them is stroke and diabetes mellitus
The objective of this study is to know the relation between diabetes mellitus history and stroke occurence at Dr. H. Moch. Ansari Saleh Hospital Banjarmasin.
This research used observational analytical with cross sectional design. The population was 86 people and the sample was patients who had stroke with diabetes mellitus history and without diabetes mellitus history from January toJuly 2013 using total sampling technique. Data collection technique used documentation. Data analysis used Chi Square with value α 5%.
There was a tendency of diabetes mellitus history with stroke occurence without bleeding of brain blood tissue at Dr. H. Moch Ansari Saleh Hospital Banjarmasin 2013 with P value 0,003.
Key words: Diabetes Mellitus history, Stroke
1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin 3 RSU dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
PENDAHULUAN
Terjadinya pergeseran pola hidup masyarakat yang berdampak terhadap pola penyakit di Indonesia. Penyakit infeksi berangsur turun di ikuti dengan meningkatnya penyakit degenerative atau tidak menular. Menurut World Health Organization (WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat hampir sekitar 17 juta orang meninggal akibat penyakit degeneratif setiap tahun, satunya adalah penyakit Stroke dan Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus (DM) atau disingkat Diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan ataupun resistensi insulin.
(Bustan, 2007, p. 100).
Diabetes mellitus yang tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi, yaitu beresiko untuk terserang stroke. Hal tersebut terjadi karena kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes untuk waktu yang lama akan meningkatkan perlekatan komponen lemak di dalam dinding pembuluh darah. Lemak-lemak di dalam pembuluh darah tersebut akan mempengaruhi aliran darah dan meningkatkannya risiko terjadinya penyumbatan serta pergeseran pembuluh darah (atherosclerosis). Penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah di otak akan menghambat pengaliran darah dan oksigen ke otak sehingga menimbulkan terjadinya stroke.
Stroke adalah gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambat aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat atau kematian. (Junaidi, 2011)
Stroke telah menjadi momok bagi masyarakat luas. Kita tahu bahwa stroke berarti terjadinya kelumpuhan setengah badan secara mendadak yang disertai dengan gangguan bicara. Stroke akut merupakan suatu serangan mendadak pada otak, yang menyebabkan bisa karena pendarahan atau sumbatan arteri otak. Stroke pendarahan sendiri umumnya disebabkan oleh aneurisme (pelebaran setempat pembuluh darah), angioma (neoplasma jinak pembuluh darah), lesi aterosklerotik, dan trauma kepala. Sedang untuk stroke iskemik umumnya disebabkan sumbatan trombosis aliran darah ke otak karena proses pembentukan plak arteri (aterosklerosis). Penyakit stroke (cerebroscascular accident) belakangan ini bukan hanya menyerang kelompok usia di atas 50 tahun, melainkan juga terjadi pada kelompok usia produktif di bawah 45 tahun yang menjadi tulang punggung keluarga. Bahkan dalam sejumlah kasus, penderita penyakit stroke masih berusia di bawah 30 tahun. (Junaidi, 2011)
Untuk kawasan Asia khusunya Asia Tenggara prevalensi Stroke sebesar 8.577.419 jiwa dengan peringkat pertama di duduki oleh Indonesia dengan jumlah prevalensi sebesar 4.032.660 jiwa. Penderita stroke di negeri ini terus meningkat, bahkan angkanya semakin fantastis. Yayasan stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan angka kejadian stroke menurut data dasar rumah sakit sekitar 63 per 100.000 penduduk usia di atas 65 tahun terserang stroke. Sedangkan
jumlah penderita yang meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa per tahun, kejadian stroke semakin mengkhawatirkan, apalagi penderita di Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara.
Wilayah Indonesia khususnya di Kalimantan prevalensi rate penderita stroke dari laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar National (RISKESDAS) tahun 2007 ditemukan Prevalensi stroke dengan catatan terdiagnosa oleh petugas medis berjumlah 4,6 per 1000 populasi di wilayah Kalimantan Barat, 5,3 per 1000 populasi di Kalimantan Tengah, 5,0 per 1000 populasi di Kalimantan Timur dan 7,9 per 1000 populasi di Kalimantan Selatan. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 januari 2013 di Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin berdasarkan keterangan dari petugas pencatatan tidak pernah dilakukan perhitungan terhadap penyakit stroke di kota Banjarmasin.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi penelitian adalah pasien yang menjalani pengobatan rawat inap dengan kriteria pasien yang memiliki riwayat stroke telah terdata di rekam medik berjumlah 86 orang di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari bulan Januari sampai Juli tahun 2013. dan Sampel penelitian adalah pasien penderita stroke dengan riwayat DM dan pasien penderita stroke tidak dengan riwayat DM yang telah terdata di rekam medik dari bulan Januari sampai bulan Juli tahun 2013. Dengan teknik total sampling yaitu: semua populasi yang menderita stroke berjumlah 86 orang dengan riwayat DM dan tidak
dengan riwayat DM dijadikan sampel penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2013, penelitian diawali dengan studi pendahuluan pada bulan Januari – April 2013, penyusunan proposal pada bulan Mei 2013. Dilanjutkan dengan sidang proposal pada bulan Juli 2013. Penelitian ini lokasi, pengumpulan data, analisa data, penulisan laporan dilakukan pada bulan Agustus 2013, dan seminar hasil pada bulan September 2013.
Intrumen pengumpulan data dalam penelitian mengunakan Lembar catatan perawatan (status pasien). Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Editing, Coding, Entry dan Tabulating.
Analisis Univariat ialah analisis data untuk mendapatkan gambaran data distribusi frekuensi masing-masing variabel. Untuk variabel riwayat diabetes mellitus dan kejadian stroke adalah disajikan dengan bentuk tabel distribusi frekuensi.
Analisis Bivariat ialah analisis data untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Chi Kuadrat atau X2
dimana syarat uji ini adalah frekuensi responden atau sampel yang di gunakan besar yaitu pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 86 orang. nilai α
sebesar 5%.
Setelah semua data terkumpul
dilakukan analisa data sebagai berikut:
Analisis Univariat
Riwayat diabetes mellitus di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan riwayat DM di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Riwayat diabetes mellitus berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 86 orang responden yang telah mengalami stroke dengan tidak menderita riwayat DM sebelumnya dan menderita DM sebelumnya di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin responden yang paling banyak dengan tidak menderita DM sebelumnya sebesar 50 orang (58,1%).
Kejadian stroke di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan kejadian stroke di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin No Kejadian Stroke Jumlah Orang Persentasi (%) 1 Tidak terjadi pendarahan pembuluh darah otak 62 72,1 2 Terjadi pendarahan pembuluh darah otak 24 27,9 Jumlah 86 100
Kejadian stroke berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 86 orang respoden yang mengalami stroke di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang paling banyak kejadian stroke dengan tidak terjadi
perdarahan pembuluh darah otak sebanyak 62 orang (72,1%).\
Analisis Bivariat
Hubungan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian stroke di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2013
Tabel 3. Analisis hubungan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian stroke di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013
No Riwayat DM
Kejadian Stroke Jumlah Tidak terjadi pendarahan pembuluh darah otak Terjadi perdarahan pembuluh darah otak kueFre
nsi % Freku
ensi % Frekuensi % 1. Tidak memiliki riwayat DM 30 60 20 40 50 100 2. riwayat DM Memiliki 32 88,9 4 11,1 36 100 Jumlah 62 24 X2 P = 0,003 < α = 0,05
Hasil analisis dengan menggunakan uji statistic Chi Square menunjukkan nilai p sebesar 0,003 nilai tersebut secara statistic bermakna (p < 0,05) hal ini menunjukkan bahwa dengan kecenderungan adanya riwayat diabetes mellitus dengan kejadian stroke dengan tidak terjadi perdarahan pembuluh darah otak di RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin Tahun 2013. PEMBAHASAN No Riwayat DM Jumlah Orang Persentasi (%) 1 Tidak Menderita DM sebelumnya 50 58,1
2 Menderita DM sebelumnya 36 41,9
a. Riwayat Diabetes Mellitus di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Hasil penelitian dilihat pada data tabel 9 di atas menunjukkan bahwa riwayat diabetes mellitus di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dari 86 orang responden yang telah mengalami stroke dengan tidak menderita riwayat DM sebelumnya dan menderita DM sebelumnya di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin responden yang paling banyak dengan tidak menderita DM sebelumnya sebesar 50 orang (58,1%). Diabetes Mellitus (DM) atau disingkat Diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin. (Bustan, 2007, p. 100)
Penderita diabetes dimana didapatkan jumlah insulin yang berkurang atau pada keadaan kualitas insulin tidak baik (resistensi insulin), meskipun insulin ada dan reseptor juga ada, tepi karena ada kelainan di dalam sel itu sendiri pintu masuk sel tetap tidak dapat terbuka tetap tertutup hingga glukosa tidak dapat masuk kedalam sel untuk dibakar (dimetabolisme). Akibatnya glukosa tetap berada di luar sel, hingga kadar glukosa dalam darah meningkat. (Soegondo et al. Eds., 2011)
b. Kejadian Stroke di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Hasil penelitian dilihat pada data tabel 10 di atas menunjukkan bahwa kejadian stroke di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin bahwa dari 86 orang
respoden yang mengalami stroke di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang paling banyak kejadian stroke dengan tidak terjadi perdarahan pembuluh darah otak sebanyak 62 orang (72,1%).
Stroke adalah gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambat aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat atau kematian. (Junaidi, 2011).
Stroke iskemik merupakan suatu penyakit yang diawali dengan terjadinya serangkaian perubahan dalam otak yeng terserang yang apabila tidak ditangani dengan segera berakhir dengan kematian bagian otak tersebut. Kejadian stroke iskemik sekitar 70-‐85% dari total kejadian stroke. Stroke iskemik terjadi karena aliran darah ke otak berkurang karena sumbatan sehingga oksigen yang sampai ke otak juga berkurang atau tidak ada tergantung berat ringannya aliran darah yang tersumbat. Sumbatan oleh kerak (plak) aterosklerosis, thrombus (pecahan bekuan darah/plak), emboli (udara, lemak) pada arteri otak yang bersangkutan, merupakan sumbernya. Iskemik otak terjadi bila aliran darah ke otak kurang dari 20 ml per 100 gram otak per menit. Plak penyebab sumbatan terbentuk karena adanya proses aterosklerosis yang diperkuat dengan hadir berbagai factor resiko. (Junaidi, 2011)
c. Hubungan antara riwayat Diabetes mellitus dengan kejadian stroke di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2013
Hasil analisis dengan menggunakan uji statistic Chi Square menunjukkan nilai p sebesar 0,003 nilai tersebut secara statistic bermakna (p < 0,05) hal ini menunjukkan bahwa dengan kecenderungan adanya riwayat diabetes mellitus dengan kejadian stroke dengan tidak terjadi perdarahan pembuluh darah otak di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2013.
DM akan lebih tampak kerusakannya ketika DM memasuki tahapan komplikasi. DM dapat menyerang hampir seluruh system tubuh manusia. salah satu komplikasinya ialah pada System kardiovaskuler: Hipertensi, infark miokard, insufiensi koroner. Komplikasi kronik berhubungan dengan kerusakan dinding pembuluh darah yang menimbulkan atherosclerosis khas pada pembuluh darah kecil di bagian ujung organ yang disebut mikroangiopati. (Bustan, 2007).
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada factor-‐ faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan local (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
Atherosclerosis sering/cenderung sebagai faktor penting dari otak, thrombus dapat berasala dari plak atherosclerosis, atau darah dapat beku pada area yang stenosis (penyempitan pembuluh), dimana aliran darah akan lambat atau terjadi terbulunsi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan ; (1). Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh bersangkutan (2). Edema dan kongesti (bendungan, adanya darah dalam jumlah berlebih dalam pembuluh darah suatu jaringan) disekitar area. (Muttaqin, 2005: 106) (Misbach, 2011).
Dapat diambil kesimpulan dari uraian diatas bahwa adanya kecenderungan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian stroke dengan tidak terjadi perdarahan pembuluh darah otak di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. penyakit diabetes mellitus sangat erat hubungannya dengan gangguan pada pembuluh darah terutama kecenderungan terjadinya stroke non hemoragic. Telah dijelaskan dari uraian di atas bahwa komplikasi jangka panjang penderita diabetes mellitus apabila tidak dapat mengontrol kadar gula darah menyebabkan kadar lemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis baik pada pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar diseluruh pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan termasuk pembuluh darah jantung dan otak..
Ketika viskositas darah menjadi kental mengakibatkan aliran darah yang tinggi, apalagi pasien DM yang sudah memiliki riwayat hipertensi akan semakin menyebabkan tekanan bertambah tinggi. Karena visikositas darah yang tinggi menyebabkan tekanan yang dihasilkan tidak maksimal sehingga aliran darah menjadi melambat.
Ketika di pembuluh darah otak telah terjadi oklusi ataupun aterosklerosis sehingga terjadi bendungan sehingga sirkulasi darah yang menuju ke otak berkurang, dikarenakan terdapat sumbatan ataupun block yang terjadi di pembuluh darah otak sehingga suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah ke otak tidak maksimal. Kondisi ini lama ke lamaan kemungkinan besar akan menyebabkan blocking atau penyumbatan yang disebabkan atheroma, emboli dan thrombus khususnya di otak akan semakin mengalami pengurangan oksigenasi sehingga akan terjadinya reperfusi kondisi ini lah yang menyebabkan kecenderungan bisa menyebabkan kejadian stroke non hemoragic.
KESIMPULAN
1. Riwayat Diabetes Mellitus di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin yang paling banyak dengan tidak menderita DM sebelumnya sebesar 58,1%.
2. Kejadian Stroke di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang paling banyak dengan kategori tidak terjadi perdarahan pembuluh darah otak sebesar 72,1% .
3. Adanya kecenderungan Riwayat Diabetes Mellitus dengan Kejadian Stroke dengan tidak terjadi perdarahan pembuluh darah otak di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2013.
SARAN
1. Perlu dipertimbangkan penelitian lanjutan mengenai klasifikasi Diabetes Mellitus tipe I atau II
yang dapat mempengaruhi kejadian stroke di Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN
Bustan, M. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Hidayat, A. A. (2012). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi II. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayati, U., Syafwani, M., & Eds. (2012). Buku Panduan Skripsi Program
Studi S.1 Keperawatan.
Banjarmasin: Pusat Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (P4M).
Junaidi, I. (2011). Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: ANDI. Misbach, J. (2011). Stroke Aspek
Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: FKUI.
Muttaqin, A. (2005). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan System Saraf. Jakarta: Salemba Medika.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi II. Yogyakarta: Graha Ilmu
Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., & Eds. (2011). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit Buku FKUI.