• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN MONETER INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN MONETER INDONESIA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN MONETER

INDONESIA

BANDA ACEH, 26-27 NOV 2008 Disampaikan oleh: Sudiro Pambudi

Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia

(2)

Pengantar

• Uang berperan sebagai sbg alat pembayaran (medium of

exchange), media penyimpan kekayaan (store of value), dan

pengukur nilai (unit of account) dari barang ekonomi. Motif: utk bertransaksi, berjaga-jaga, dan berspekulasi.

Jumlah uang beredar (JUB) memiliki keterkaitan langsung

Pengendalian JUB oleh bank sentral penting dilakukan, lazim disebut sebagai kebijakan moneter.

Jumlah uang beredar (JUB) memiliki keterkaitan langsung

terhadap aktivitas perekonomian  produksi (output) & harga • JUB berlebihan mendorong kenaikan harga  menekan daya

beli masyarakat. JUB terbatas  menekan (melesukan) pertumbuhan ekonomi.

(3)

Gambaran Umum Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau

otoritas moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi makro

melalui pengendalian besaran moneter (JUB, uang primer, kredit perbankan) atau suku bunga.

Stabilitas ekonomi makro tercermin dari: laju inflasi yang

rendah dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, sehingga mendorong peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat.

• Dalam merumuskan strategi kebijakan moneter, variabel-variabel yang dipertimbangkan a.l.: tujuan yang ingin dicapai, mekanisme transmisi yang sesuai, siklus ekonomi (booming/resesi), sifat perekonomian (terbuka/tertutup) & faktor-faktor fundamental ekonomi lainnya.

(4)

Kebijakan Moneter & Siklus Kegiatan

Ekonomi

4 Output trend A C E G Fase Ekspansif

BC Ekonomi dalam resesi, shg deiperlukan kebijakan moneter ekspansif spy cepat

Waktu B D E F Fase Kontraktif

moneter ekspansif spy cepat tjd recovery

CD Ekonomi boom, shg diperlukan kebijakan moneter kontraktif spy menghindari

overheating

Disebut:counter-cyclical monetary policy

(5)

KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN

EKONOMI MAKRO LAINNYA

Perekonomian ditentukan kondisi permintaan & penawaran agregat: • Sisi permintaan (AD) dipengaruhi a.l. oleh kebijakan moneter

(JUB & suku bunga) dan kebijakan fiskal (pengeluaran

pemerintah).

Sisi penawaran (AS) lebih banyak ditentukan oleh kebijakan sektor riil, spt industri, perdagangan, investasi, tenaga kerja, dan

Contoh:

• Pada kondisi resesi berkepanjangan, koodinasi kebijakan moneter & fiskal ekspansif dpt mendorong kegiatan ekonomi dgn pengaruh yg moderat thd perkembangan inflasi.

• Sebaliknya, pada ekonomi yang tumbuh terlalu cepat dgn harga2 yg meningkat, koordinasi kebijakan moneter & fiskal kontraktif akan berperan mendinginkan perekonomian yang overheating.

Dibutuhkan policy mix untuk mencapai kondisi ekonomi makro yang optimal.

sektor riil, spt industri, perdagangan, investasi, tenaga kerja, dan teknologi.

(6)

SRAS LRAS Price Level P Economic Recession

Decreases in AD with constant SRAS decrease the price level in real GDP, resulting in a

contractionary gap and a

FENOMENA MAKROEKONOMI:

REPRESENTASI DENGAN KURVA AD DAN AS

AD0 AD1 Q1 Q0 E0 P0 Q Real GDP contractionary gap and a recession

(7)

 Kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan ekonomi makro.

 Tujuan kebijakan ekonomi makro umumnya adalah mencapai

kemakmuran masyarakat (social welfare)

Kebijakan Moneter di Indonesia

Kebijakan Moneter di Indonesia

KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO: KEBIJAKAN MONETER KEBIJAKAN FISKAL

KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEBIJAKAN TENAGA KERJA KEBIJAKAN LAINNYA KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO: KEBIJAKAN MONETER KEBIJAKAN FISKAL KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEBIJAKAN TENAGA KERJA KEBIJAKAN LAINNYA

TUJUAN AKHIR: SOCIAL WELFARE

(8)

INTERRELATIONSHIPS AMONG MACROECONOMIC ACCOUNTS SEKTOREKSTERNAL Transaksi Berjalan Ekspor Impor Transfer SEKTOR RIIL Konsumsi Investasi Ekspor Impor

SEKTOR PEMERINTAH (FISKAL) Anggaran Negara (APBN)

Penerimaan, termasuk hibah Transfer

Penghasilan (Income)

Transaksi Modal dan Keuangan

Investasi Langsung Aliran Keuangan

–Pemerintah

– Swasta Cadangan Devisa

Penerimaan, termasuk hibah Pengeluaran Keseimbangan (overall) Pembiayaan – Dalam Negeri – Luar Negeri SEKTOR MONETER Otoritas Moneter

Aktiva Luar Negeri Bersih Aktiva Domestik Bersih

Net Claim on Government

Bank Umum

Aktiva Luar Negeri Bersih Aktiva Domestik Bersih

Uang Primer

(9)

Instrumen Sasaran

Operasional SasaranAntara Sasaran Akhir

Kerangka Kerja Kebijakan Moneter

Kerangka Operasional

Kerangka Strategis

“Jangkar” Nominal - Nilai tukar

- Besaran moneter

- Inflasi (inflation targeting)

- Output nominal

- No explicit nominal anchor

Penargetan

- OPT - sk bunga jk. pd - sk. bunga jk. pj - Inflasi

- Fas. Diskonto - uang primer - M1, M2, kredit - Pertumbuhan Ek. - Giro Wajib Min

(10)

Multiple objectives

,

merupakan sasaran ideal. Namun

berpotensi menimbulkan

konflik

dalam pencapaian krn

mengandung unsur-unsur yang

kontradiktif

.

Kebijakan Moneter di Indonesia

Kebijakan Moneter di Indonesia::

..konflik pada sasaran akhir..

..konflik pada sasaran akhir..

Eg.: usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan

mem-10

perluas kesempatan kerja berdampak negatif terhadap kestabilan harga dan keseimbangan neraca pembayaran

Dalam perkembangannya, dewasa ini semakin

disadari bahwa kebijakan moneter semestinya lebih

memfokuskan pada

sasaran tunggal

.

(11)

Kebijakan Moneter dengan Sasaran Tunggal

Sejalan dengan perkembangan dunia, fokus BI pada stabilisasi

harga sebagai sasaran tunggal ditetapkan dalam UU No. 23 tahun

1999 tentang Bank Indonesia, sebagaimana diubah dalam UU No. 3 tahun 2004.

Kebijakan Moneter di Indonesia

Kebijakan Moneter di Indonesia::

..legal basis..

..legal basis..

11

3 tahun 2004.

Tujuan BI (Ps. 7) :

Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah

Tugas BI (Ps. 8):

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran c. Mangatur dan mengawasi Bank

(12)

12

PRINSIP KEBIJAKAN MONETER:

..dengan sasaran akhir kestabilan harga.

Memiliki satu sasaran utama, yaitu sasaran inflasi, yang

dijadikan sebagai prioritas pencapaian (overiding objective) dan acuan (nominal anchor) kebijakan moneter.

Bersifat antisipatif (preempitive atau forward looking)

Bersifat antisipatif (preempitive atau forward looking)

mengingat adanya efek tunda (lag) kebijakan moneter

Mengikatkan diri kepada suatu aturan (rule), tetapi cukup

fleksibel dalam operasionalnya (constrained discretion).

(13)

Kerangka Kerja Kebijakan Moneter

Penargetan Inflasi

OPERASI MONETER RESPON KEBIJAKAN INDIKATOR KEBIJAKAN SASARAN AKHIR SASARAN INFLASI PRAKIRAAN INFLASI BI RATE INSTRUMEN MONETER 13Kesejahteraan Masy.

Trade off yg optimal antara Inflasi dan OutputPengaruh ekspektasi PERTUMBUHAN OUTPUTDeterminan inflasiKeterkaitan antar variabel ekonomiTransmisi moneter Model, riset, statistik, expert opinion, judgement KREDIBILITAS KEBIJAKANManajemen LikuiditasKoridor suku bungaStruktur suku bunga

Stabilisasi nilai tukar

Kebijakan moneter lain

Kebijakan perbankan

Koordinasi Pemerintah

KOMUNIKASI KEBIJAKAN

Komitmen & Konsistensi

Pembentukan ekspektasi

+

+

(14)

Kerangka Operasional Kebijakan Moneter

Repo Rate (o/n)

PUAB o/n K o ri d o r S u k u B u n g a Suku Bunga FTE L a m a B a r u Repo o/n Repo o/n 14 Waktu BI Rate

FASBI Rate (o/n)

K o ri d o r S u k u B u n g a FTK SBI 1b FASBI o/n FASBI o/n

(15)

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA:

..urgensi kestabilan nilai Rupiah..

15

Stabilitas nilai rupiah, khususnya terhadap harga barang

(inflasi), penting untuk: ”.

1. menjaga agar pendapatan riil (standar hidup) masyarakat tidak turun.

2. mengurangi ketidakpastian (uncertainty) masyarakat dan pelaku usaha dlm melakukan keputusan konsumsi, investasi dan produksi

• Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanisme transmisi kebijakan

moneter adalah “the process through which monetary policy decisions

are transmitted into changes in real GDP and inflation”.

MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER

usaha dlm melakukan keputusan konsumsi, investasi dan produksi sehingga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. mempertahankan suku bunga domestik dan nilai tukar rupiah tetap kompetitif, karena dipengaruhi disparitas tingkat inflasi domestik relatif terhadap tingkat inflasi negara kompetitor.

(16)

OMO Discount Facility RR SBI FTO Money Market Liquidity Interest Rate Asset Price Domestic Supply Domestic Demand Domestic Inflation Pressures Credit FASBI Balance Sheet.

BI Rate

TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER

16

Indicators : - M1, M2 - Bank’s Loan Indicators : - Import Price Index Indicative Targets: - Monetary Base - NDA

- Liquidity Support Indicators:- Surveys - Leadings - Output Gap - Policy Severity Indicators : - CPI - Underlying Core - Asset Price - Other PriceAdm/NonTrade/NonFood/Non RR Sterilisasi Valas Expectation Exchange rates Indicators:

- Money Market Rates - Deposit Rates - Lending Rates - IHSG - Exchange Rates Foreign Inflation Pressures

(17)

= TERIMA KASIH =

&

&

Bila ada pertanyaan hubungi:

Referensi

Dokumen terkait

Faktor pertama ini dicirikan oleh enam subfaktor yaitu dosen memberikan isi kuliah sesuai dengan slide yang ditampilkan, dosen memberikan pengalaman berwirausaha

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan analisis SWOT terkait dengan evaluasi pengembangan e-tourism di Pulau Lombok diketahui bahwa strategi yang harus

cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya dosis introduksi Trichoderma spp. Meningkatnya pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada perlakuan introduksi Trichoderma

Terlaksananya program PKM ini dengan baik terwujud melalui kerjasama antara semua pihak yang terlibat, diantaranya penyelenggara dalam hal ini adalah pihak Politeknik

Begitupun untuk penetapan sasaran SAR 2 Prodi S2 dan S3 di Fakultas, tidak sama dengan sasaran yang ditetapkan oleh Departemen, meskipun capaian SAR-2 dapat

Penelitian Apriliana (2012) melakukan pengembangan modul Engine Turner EA-800A pada mata kuliah Praktik Motor Bensin di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri

Seluruh staf Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah banyak membantu didalam mengurus surat-surat, beasiswa dan peminjaman

Sehingga angka rata-rata untuk tingkat kekerasan ketiga spesimen pada baja ST-60 setelah mengalami proses hardening yang didinginkan dengan media pendingin larutan