• Tidak ada hasil yang ditemukan

e-issn: p-issn: Karakteristik Item Tes Potensi Akademik pada Seleksi Masuk IKIP Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "e-issn: p-issn: Karakteristik Item Tes Potensi Akademik pada Seleksi Masuk IKIP Mataram"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Item Tes Potensi Akademik pada Seleksi Masuk IKIP Mataram

Hj. Jumailiyah

Program Studi Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Mataram Email: jumailiyah@gmail.com

Abstract: The study aimed to know the characteristics’ item of Schoolastic Aptitude Test (SAT) on admission of IKIP Mataram in year 2014 and 2015. Tests consisted of verbal subtest, numerical and spatial, where each subtest consisted of 20 items (in this research special subtest wasn’t analyzed). The amount of sample was 1000 from 2336 of participants’ total. The characteristics which was purposed in this research was level of difficulties items, discrimination items, reliability and dimensionality test. Data were analyzed used descriptive, so it was gotten level of difficulties and discrimination items based on output program of SPPS PSW 18.0, which consisted stages of matrix calculations item, total variance explained and scree plot tests. The results of the analysis verbal subtest showed the level of difficulties items consisted of five (5) good items and fifteen (15) bad items, the discrimination items were three (3) good items and seventeen (17) bad items, the reliability test was 0 .371 with nine (9) dimensions formed. The subtest numerical obtained the difficulty item was eight (8) good items and twelve (12) bad items, discrimination item was twelve (12) good items and eight (8) bad items, the reliability test was 0.554 with eight (8) dimensions formed. Based on the result of this research it suggested that test items which was bad should be eliminated so that arrangement and development test items could be appropriated with level of students’ ability test.

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik item tes potensi akademik (TPA) pada seleksi masuk IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Mataram Tahun 2014 dan 2015. Tes terdiri dari subtes verbal, numerical dan spatial, dimana masing-masing subtest terdiri dari 20 item (dalam penelitian ini subtes spasial tidak dianalisa). Jumlah sampel adalah 1000 dari 2336 total peserta. Karakteristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat kesukaran item, daya beda item, reliabilitas dan keunidimensian tes. Data dianalisis secara deskriptif, sehingga diperoleh tingkat kesukaran dan dayabeda item berdasarkan output program ITEMAN vers. 3.0. Analisis faktor diterapkan untuk analisis keunidimensian dengan mengaplikasikan perangkat lunak program SPSS PSW 18.0, yang terdiri dari tahapan perhitungan matriks item, total variance explained dan scree plot tes. Hasil analisis subtes verbal menunjukkan tingkat kesukaran item yang terdiri dari lima (5) item baik, lima belas (15) item tidak baik, dayabeda item tiga (3) item baik, dan tujuh belas (17) item tidak baik reliabilitas tes 0,371 dengan sembilan (9) dimensi terbentuk. Diperoleh pada subtes numerikal tingkat kesukaran item delapan (8) item baik dan dua belas (12) item tidak baik, daya beda item dua belas item (12) item baik dan delapan (8) item tidak baik reliabilitas tes 0,554 dengan delapan (8) dimensi terbentuk. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar item tes yang tidak baik dapat dieliminasi sehingga penyusunan dan pengembangan item tes dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta tes.

Kata Kunci: Tes Potensi Akademik, Subtes Verbal, Subtes Numerical.

Pendahuluan

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh sistem yang mencakup input, output dan proses. Proses pembelajaran yang terjaga dan terlaksana dengan baik, peran masing-masing yang terlibat dalam proses pembelajaran seperti dosen, mahasiswa, kuriku-lum, sistem evaluasi dan sarana-prasana pembelajaran. Output atau hasil dari proses pendidikan itu sendiri dapat terserap dalam dunia kerja,

mampu menyesuaikan diri dengan perubahab yang terjadi di dalam masyarakat. Sedangkan input sebagai bahan masukan dalam suatu sistem pendidikan ikut juga menentukan kualitas secara terintegrasi dan berkesinambungan.

Input dalam tinjauan sistem pendidikan di Perguruan Tinggi berkaitan erat dengan sistem penerimaan mahasiswa termasuk seleksi. Ketentuan untuk diterima atau ditolak para melamar akan tergantung

(2)

pada fasilitas yang tersedia dan banyaknya peminat atau pelaman. Oleh karena itu untuk seleksi dibutuhkan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan yaitu tes sebagai alat seleksi masuk perguruan tinggi. Tes sebagai instrumen alat ukur dalam bidang pendidikan dan psikologi mampunyai manfaat dan penggunaan yang bermacam-macam, terutama dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan, manfaat tes lebih banyak lagi seperti: klasifikasi, diagnosa dan perencanaan perlakuan, pengetahuan diri, evaluasi program dan penelitian. Tes penempatan adalah pemilahan orang-orang kedalam program-program berbeda yang sesuai dengan kebutuhan atau keterampilan mereka. Sebagai contoh, perguruan tinggi menggunakan ujian penempatan matematika untuk menentukan apakah mahasiswa harus mengikuti kelas kalkulus, aljabar dalam pembelajaran remedial (Robert J. Gregory, 2013 : 10).

Tes masuk perguruan tinggi terstandar dalam tes psikologi dan pendidikan SAT reasoning test (sebelumnya dikenal dengan Scholastic Aptitude Test), Cooperative School and College Ability Test (SCAT) dan American College Test (ACT) (Robert M. Kaplan, Dennis. P Saccuzzo, 2012: 314). Ada keraguan bahwa tes masuk SAT dapat memberikan validitas prediksi keberhasilan seseorang diperguruan tinggi sehingga para pakarpun berpikir dan berusaha mengembangkan tes-tes yang dianggap dapat mengatasi hal itu yaitu tes yang digunakan sebagai alat seleksi masuk pascasarjana dan tes profesi seperti GRE (Graduate Record Examination Aptitude Test), LSAT (Law School Admission Test).

Penelitian-penelitian lebih lanjut mengkaji korelasi antara hasil GRE dengan GPA semacam tes prestasi belajar, kajian tahun 1998 diperoleh korelasi berkisar 0,22 sampai 0,33 tahun 1997 diperoleh koefisien korelasi 0,25 sampai 0,4 (Robert M. Kaplan, Dennis. P Saccuzzo, 2012: 318-319).

Tes seleksi masuk IKIP Mataram sejak tahun 2014 menggunakan tes seleksi Tes Potensi Akademik (TPA) yang secara teoretis sangat mirip dengan soal-soal yang terdapat dalam tes seleksi dalam pembahasan di atas Schoolastic Aptitude Test (SAT) atau Tes Potensi Akademik TPA tersebut terdiri dari tiga subtes yaitu subtes verbal, spatial dan subtes matematika. Penelitian yang pernah dilakukan peneliti dengan data hasl tes TPA tahun 2014 dan tahun 2015, validitas prediksi dilakukan dengan mengkorelasikan hasil tes TPA numerikal atau matematika dengan hasil belajar Statistika Deskriptif pada mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP) dengan nilai korelasi 0,02 atau dsimpulkan bahwa tes TPA tidak memiliki validitas prediksi (Jumailiyah, 2016 :221). Ketiadaan validitas tersebut dimungkinkan oleh tes Statistika Deskriptifkah atau tes TPA, sehingga diperlukan pengkajian yang lebih dalam atau kajian lebih lanjut.

Dua dasar literatur yang dikemukakan di atas mengemukakan isi atau materi tes seleksi dan validitas prediksi tes seleksi dalam meramalkan keberhasilan peserta dalam mengikuti pendidikan dan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan peneliti juga maka akan dilakukan analisis lebih lanjut dimana kajian ini mengungkapkan lebih luas pada ciri-ciri

(3)

psikometrika yang berpijak pada teori klasik yaitu suatu kajian mendalami pada pengujian psikometrika sehingga hasil tes seleksi masuk IKIP Mataram apakah akan dapat diterapkan pada teori modern IRT (Item Respons Thoery).

Metode Penelitian

Sumber data TPA sebagai tes masuk IKIP Mataram sejak tahun 2014 yang dikenakan pada semua calon mahasiswa termasuk calon mahasiswa bidang IPA ataupun bidang IPS. Hasil ujian masuk calon mahasiswa IKIP Mataram tahun 2014 dan 2015 pada tes TPA yang terdiri dari subtes verbal dan subtes matematika sedangkan subtes spatial tidak diteliti. Tes seleksi masuk tahun 2014 sebanyak 1446 orang dan tahun 2015 atau populasi 2336. Penelitian ini menggunakan sampel responden 1000 orang yang diambil secara random sedangkan sampel item menggunakan sampel item total. Walaupun secara teoretis pensamplingan matriks dapat dilakukan Lewis R Aiken, Gary Groth-Marnat, Psychological Testing And Assessment, (Boston, Pearson Education Group, 2006, :76, Dali S Naga, 1992 : 398 ). Penelitian ini item soal sama pada tahun 2014 dan 2015 sehingga random sampel item tidak dapat diterapkan.

Instrumen tes TPA sebagai tes seleksi masuk IKIP Mataram tahun 2014 dan 2015 berbentuk tes pilihan ganda dengan lima option yaitu respon A, B, C, D,dan E. Dilengkapi dengan kunci jawaban. Subtes Verbal terdiri dari persamaan kata, lawan kata dam padanan kata, dan subtes numerikal terdiri dari operasi dasar-dasar operasi matematika. Item TPA pada

masing-masing subtes terdiri dari 20 item sehingga berjumlah 40 item, semua item dijadikan sampel.

Unit analisis dalam penelitian didahului dengan skoring dikotomi yaitu skor dengan pemberian angka satu (1) untuk jawaban yang benar dan skor nol (0) untuk jawaban yang salah pada setiap item, sehingga masing-masing responden akan mendapat skor berdasarkan jumlah item yang benar, adapun karakteristik item dimaksuk dalam kajian ini adalah; (1) Tingkat kesukaran butir, proporsi jawaban benar setiap butir; (2) Daya beda butir ditunjukkan koefisien korelasi biserial; (3) Reliabilitas tes dalam penelitian ini ditunjukkan dalam reliabilitas Alpha Cronbach. Ketiga ciri psikometrika tersebut dianalisis dengan bantuan ITEMAN versi 3.5, dari MICROCAT (tm) System. Sedangkan untuk memperoleh keunidimensian tes dianalisis dengan analisis faktor melalui program SPSS PSW 18 sehingga diperoleh matriks item yang menunjukkan korelasi antar item dalam satu subtes.

Tingkat kesukaran item, dilambangkan dengan p berkisar dari 0,0 sampai 1,0. Tingkat kesukaran item disebut juga tingkat kemudahan item karena jika angka besar atau mendekati 1,0 menunjukkan item soal mudah sebaliknya angka mendekati nol menunjukkan item soal sulit.. Beberapa kriteria penarikan kesimpulan penelitian tekait tingkat kesukaran butir soal. Butir baik adalah butir yang tidak terlalu sukar dan tidak juga terlalu mudah dalam arti tingkat kesukaran butir soal sesuai dengan tingkat kemampuan, yaitu butir dengan taraf kesukaran 0,5 atau

(4)

disekitar 0,5 yaitu 0,33 ≤ P ≤ 0,67 (Ebel dan Frisbie,1991:232), antara 0,3 sampai 0,7 (Robert J. Gregory, 2012 : 153). Item soal sukar p > 0.25 dan butir mudah dengan nilai p > 80 (Nitko, 2001:323). Dayabeda item yaitu koefisien korelasi biserial dilambangkan dengan D. Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil analisis data tampak koefisien yang tinggi kecuali pada ujian panjang dilambangkan dengan huruf D, dengan kriteria koefisien nilai D seperti dikemukakan (Crocker Linda & James Algina, 1986 : 315), “jika D ≥ 0,40 fungsi butir sempurna, 0,30 ≤ D ≤ 0,39 tidak perlu direvisi, 0,20 ≤ D ≤ 0, 29 perlu direvisi, D ≤ 0, 19 dibuang, tidak digunakan”. Reliabilitas tes menunjukkan sejauhmana hasil tes dapat dipercaya, interpretasi hasil reliabilitas tes dihasilkan program Iteman yaitu reliabilitas Alpha Cronbach dengan 0,6 sampai 0,7 dapat diinterpretasikan sebagai reliabilitas tes memuaskan (Aiken, 2006 page 92).

Keunidimensian tes, sebagai pengujian unidimensi bertujuan untuk mengetahui apakah setiap butir mengukur satu ciri atau satu karakteristik peserta ujian. Pengujian keunidimensian tes dimulai dengan analisis matriks korelasi antar item tes. Keunidimensian termasuk sebagai salah satu asumsi dalam teori respon butir dilakukan dengan menggunakan statistik

teknik anlisis faktor (DeMars, 2010: 41), analisis keunidimensian diterapkan melalui analisis matriks item, total variance explained dan scree plot tes. Matriks item menunjukkan pada korelasi antar item tes yang terdapat pada satu subtes, secara teoretis diharapkan item tes tidak berkorelasi dimana masing-masing item tidak menunjukkan tumpang tindih antara satu item yang satu dengan item lainnya tidak berkorelasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil kajian ini diawali dengan pemaparan disriptif data pada kedua subtes masing-masing subtes Verbal dan subtes numerikal. Masing-masing item subtes dijawab oleh 1000 orang, dengan sampel item sebanyak dua puluh (20), dengan demikian maka skor maksimal ideal yang mungkin dapat dicapai oleh responden adalah 20. Pada kedua subtes tidak ada responden yang menjawab res dengan semua benar, demikian pula sebaliknya tidak ada responden yang menjawab salah semua. Output program ITEMAN dari masing-masing subtes dikemukakan dalam tabel berikut:

Tabel Statistik Subtes Verbal dan Subtes Numerikal TPA IKIP Mataram Tahun 2014 dan 2015 STATISTIK SUBTES VERBAL NUMERIKAL N ITEM 20 20 N RESPONDEN 1000 1000 MEAN 5.688 5.371 VARIAN 5.411 8.091 STANDAR DEVIASI 2.326 2.845 SKEW 0.3 1.101

(5)

Pada tabel di atas tampak bahwa mean pada kedua subtes di bawah 6 dari N item 20 menunjukkan kurang 50% benar, secara teoretis responden 1000 sebagai N yang banyak sangat memungkinkan untuk data berdistribusi normal, namun pada data penelitian ini tidak terpenuhi dan hal ini bisa diperkuat dengan kemiringan data (skew dan kurtosis). Angka minimal adalah 1 dengan pensekoran dikotomi untuk setiap item soal jika benar diberikan skor dan salah diberikan sekor nol, dengan demikian sekor untuk setiap responden adalah jumlah item benar. Dari tabel ini tampak bahwa tidak ada responden salah semua karena dalam penelitian ini responden yang salah semua tidak dimasukkan sebagai anggota sampel dengan pertimbangan karena data seperti itu tidak akan dapat dianalisis item respons theory dengan pendekatan maximum likelihood (Toit Du, 2003: 53). Masalah

normalitas data seringkali sebagai asumsi penggunaan analisis statistika parametrik (Non Parametrics Sidney Siegel, 1956, Edy Sudrajat, 1985: 28).

Reliabilitas tes pada subtes verbal dan subtes numerikal tampak bahwa reliabilitas rendah atau reliabilitas lebih kecil 0,6 sedangkan Standard error measurement (SEM) pada kedua subtes tinggi. Secara teoretis jika reliabilitas rendah maka SEM tinggi, keduanya berbanding terbalik (Toit Du, 2003 : 527;). TPA sebagai tes seleksi IKIP Mataram diterapkan mulai tahun 2014, salah satu kebijakan baru di IKIP Mataram walaun secara teoretis dijumpai tes seleksi yang telah lama dikenal Scholastic Aptitude Trst (SAT). Kebijakan ini membutuhkan suatu kajian apakah item soal TPA telah memenuhi kriteria tes yang baik, adapun data dan hasil analisis dapat dikemukakan dalam tabel berikut:

Tabel Tingkat Kesukaran dan Dayabeda Subtes Verbal dan Numerikal

ITEM TINGKAT KESUKARAN DAYABEDA

VERBAL NUMERIKAL VERBAL NUMERIKAL

1 0.19 0.33 0.21 0.4 2 0.24 0.25 0.29 0.38 3 0.14 0.25 0.1 0.27 4 0.23 0.3 0.22 0.34 5 0.18 0.27 0.17 0.35 6 0.24 0.32 0.22 0.47 7 0.17 0.28 0.14 0.45 8 0.14 0.16 0.08 0.14 KURTOSIS -0.267 1.229 MINIMUM 1 1 MAKSIMUM 12 17 MEDIAN 6 5 ALPHA 0.371 0.554 SEM 1.844 1.9

MAX SCORE LOW 4 3

(6)

9 0.54 0.23 0.41 0.24 10 0.26 0.17 0.31 0.18 11 0.87 0.4 0.15 0.49 12 0.17 0.22 0.17 0.32 13 0.25 0.3 0.29 0.34 14 0.32 0.26 0.24 0.49 15 0.19 0.31 0.2 0.33 16 0.27 0.19 0.36 0.28 17 0.27 0.27 0.38 0.18 18 0.17 0.16 0.08 0.19 19 0.39 0.41 0.57 0.48 20 0.48 0.3 0.53 0.27 RATA-RATA 0.29 0.27 0.26 0.33

Dari tingkat kesukaran item yang dilambangkan p dengan kriteria item

7 , 0 3

,

0  p pada subtes verbal dari 20 item menghasilkan lima (5) item yang berkualitas baik sedangkan 15 item terlalu sulit dengan nilai p lebih kecil dari 0,3 sementara pada subtes numerikal menghasilkan 8 item tes baik dan 12 item terlalu sulit. Ciri tes yang mengarah pada item tes mampu membedakan peserta tes yang berhasil dan peserta tes kurang mampu. Hasil analisis menunjukkan bahwa item tes tidak mampu membedakan peserta mampu atau berhasil dengan peserta tidak mampu seperti pada subtes verbal 3 item baik dan 17 item tidak mampu membedakan sedangkan subtes numerikal dayabeda baik sebanyak 12 item dan 8 item menunjukkan item tes tidak baik.

Analisis keunidimensian melalui pendekatan analisis faktor, dua bentuk analisis faktor yaitu confirmatory dan explanatory. Confirmatory berfungsi untuk mengkonfirmasi atau memastikan bahwa nilai dan variabel tes telah sesuai dengan pola tertentu yang dipresiksi oleh teori. Analisis explanatory adalah mencari hubungan timbal balik antar sejumlah besar

variabel dengan cara singkat dan akurat untuk membantu proses konseptualisasi (Robert J. Gregory, 2013 : 168). Penerapan analisis faktor dawali dengan perhitungan matriks item, untuk mengetahui korelasi antara masing-masing item, dapat diketahui antar item tidak berkorelasi sesamanya sebagian besar berkorelasi 0,0. Dengan demikian dapat dipahami bahwa antara item tes tidak membentuk variabel “ variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel lain cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu” (Singgih Gunarsa, 2003 : 97). Selanjtnya analisis faktor ini akan lebih dipahami dengan hasil analisis total variance explained yang dimulai dengan subtes verbal pada Tabel 03 menunjukkan bahwa subtes verbal terdapat sembilan (9) dimensi dengan subtes pertama dengan varian 9.382 dan dimensi kedua 6, 499, dapat dipahami bahwa kedua dimensi dimaksud memiliki perbedaan yang tidak terlalu ekstrim demikian pula dengan subtes berikutnya dengan perbedaan yang kecil. Nilai eigenvalue awal dengan nilai eigenvalue pertama sebesar 2, 052 dengan total variance 10,262 sementara faktor kedua

(7)

7,056 dan seterusnya faktor ketiga dimana masing-masing perbedaan variance lebih besar dari satu sedangkan perbedaan lebih

kecil dari satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk (Singgih Gunarsa, 2003 : 118).

Tabel Total Variance Explained Subtes Verbal TPA Seleksi IKIP Mataram Tahun 2014 dan 2015

Total Variance Explained

Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulati ve % Total % of

Variance Cumulative % Total

% of Variance Cumulative % dimension 0 1 2.052 10.262 10.262 2.052 10.262 10.262 1.876 9.382 9.382 2 1.411 7.056 17.318 1.411 7.056 17.318 1.300 6.499 15.881 3 1.260 6.298 23.616 1.260 6.298 23.616 1.221 6.107 21.988 4 1.211 6.056 29.672 1.211 6.056 29.672 1.204 6.021 28.009 5 1.155 5.775 35.447 1.155 5.775 35.447 1.189 5.947 33.957 6 1.117 5.586 41.033 1.117 5.586 41.033 1.170 5.850 39.806 7 1.095 5.476 46.508 1.095 5.476 46.508 1.142 5.711 45.517 8 1.028 5.142 51.650 1.028 5.142 51.650 1.122 5.612 51.130 9 1.001 5.006 56.657 1.001 5.006 56.657 1.105 5.527 56.657 10 .990 4.949 61.606 11 .932 4.658 66.264 12 .893 4.464 70.728 13 .857 4.285 75.013 14 .854 4.271 79.285 15 .813 4.063 83.348 16 .777 3.883 87.231 17 .754 3.769 91.000 18 .689 3.445 94.445 19 .664 3.322 97.767 20 .447 2.233 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Dari tabel di atas pembahasan disini tidak sampei pada pembahasan rotasi, berarti kajian memaparkan faktor utama yang terbentuk sebesar nilai eigen 2,052 dengan varian sebesar 10,282 %, dapat diartikan

bahwa nilai subtes verbal ditentukan oleh kemampuan persamaan kata, lawan kata dan padanan kata. Dari tabel 03 di atas diperkuat dengan scree plot subtes verbal seperti dikemukakan sebagai berikut:

(8)

Gambar Scree Plot Subtes Verbal TPA Seleksi Masuk IKIP Mataram Tahun 2014 dan 2015 Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa

subtes numerikal terdapat delapan (8) dimensi dengan subtes pertama dengan varian 9.182 dan dimensi kedua 7,228, dapat dipahami bahwa kedua dimensi dimaksud memiliki perbedaan yang tidak terlalu ekstrim demikian pula dengan subtes berikutnya dengan perbedaan yang kecil. Subtes numerikal dan subtes verbal kedua

subtes tersebut memiliki nilai eigenvalue pertama menunjukkan nilai eigen yang lebih besar sedangkan faktor kedua dengan nilai eigen yang lebih kecil, demikian berturut – turut tabel variance explanatory menunjukkan perubahan nilai eigen yang lebih kecil akan tetapi masih dalam batas perbedaan lebih besar dari satu.

Tabel Total Variance Explained Subtes Numerikal TPA Seleksi IKIP Mataram Tahun 2014 dan 2015

Total Variance Explained Com

pone nt

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Varian ce Cumulativ e % Total % of Variance Cumulativ e % Total % of Variance Cumulati ve % dimension0 1 2.439 12.193 12.193 2.439 12.193 12.193 1.836 9.182 9.182 2 1.241 6.207 18.400 1.241 6.207 18.400 1.446 7.228 16.410 3 1.145 5.727 24.128 1.145 5.727 24.128 1.403 7.015 23.425 4 1.123 5.617 29.744 1.123 5.617 29.744 1.107 5.536 28.961 5 1.084 5.420 35.165 1.084 5.420 35.165 1.095 5.475 34.436 6 1.074 5.372 40.537 1.074 5.372 40.537 1.094 5.470 39.906 7 1.026 5.132 45.670 1.026 5.132 45.670 1.089 5.445 45.351

(9)

8 1.015 5.074 50.743 1.015 5.074 50.743 1.078 5.392 50.743 9 .974 4.871 55.615 1 0 .924 4.621 60.236 1 1 .902 4.508 64.744 1 2 .880 4.400 69.144 1 3 .860 4.299 73.443 1 4 .846 4.232 77.675 1 5 .818 4.089 81.764 1 6 .777 3.883 85.647 1 7 .763 3.816 89.463 1 8 .737 3.686 93.149 1 9 .693 3.466 96.614 2 0 .677 3.386 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

(10)

Keunidimensian yang ditunjukkan oleh adanya faktor dominan pada kedua subtes dalam kajian ini mengidentifikasi bahwa data subtes verbal dan subtes numerikal dapat dianalisis lebih lanjut denga teori modern atau Item Response Theory (IRT). Namun uji keunidimensian ini merupakan salah satu dari uji persyaratan dan masih perlu untuk menguji kecocokan model yaitu suatu pengujian apakah data yang dianalisis cocok dengan model yang dipilih. Model yang dipilih dapat dengan pendekatan model logistik satu, dua dan/ atau tiga parameter, dan model normal.

Simpulan

Berdasarkan análisis data penelitian dapat disimpulkan: (1) Daya beda butir tes uji parsial lebih tinggi daripada daya beda uji serempak. (2) Konsistensi internal butir uji parsial lebih tinggi daripada konsistensi internal butir uji serempak. (3) Tidak ada perbedaan tingkat kesukaran butir tes Biologi, tes Matematika, tes Kimia, dan tes Fisika. (4) Tidak ada perbedaan dayabeda butir soal pada keempat kelompok tes atau dayabeda butir soal pada tes Biologi, tes Matematika, tes Kimia, dan tes Fisika. (5) Ada perbedaan konsistensi internal butir tes Biologi, tes Matematika, tes Kimia, dan tes Fisika.

Adapun saran yang disampaikan berdasarkan hasil penelitin ini antara lain yakni: bagi para pengembang ujian melakukan penelitian yang lebih cermat, simpulan penelitian ini tidak sejalan dengan dasar teoretis mengkaji konsistensi internal butir pada ujian panjang (uji serempak) memiliki konsistensi internal yang lebih randah daripada ujian pendek (uji parsial)

sehingga diharapkan untuk meneiliti masalah yang sama dengan menggunakan instrumen dan sampel yang lain, penelitian yang dapat mengungkap validitas konstruk, dan penelitian yang dapat mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi ciri butir yang lain, bentuk distribusi kemampuan peserta ujian.

Daftar Pustaka

Aiken Lewis R., Gary Groth-Marnat, (2008), Psychological Testing and Assessment, Pearson Education Group, Boston.

Anne, Anastasi , Susana Urbina, (1998), Psychological Testing, jilid 1 dan 2, alih bahasa Robertus Hariono S.Iman, Jakarta: Prehalindo,

Azwar, Saifuddin, (2003.),Dasar-Dasar psikometri, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

Crocker, Linda, James Algina, (1996), Introduction to Classical and Modern Test Theory, Tokyo: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers.

Ebel, Robert L & David A.Fresbie, (1991), Essential of Educational Meaurement, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey

Embretson, Susan E, Reise,SP, (2000), Item response theory for psychologists, Mahwah Nj: Lawrence Erlbaum Associates.

Gregory, Robert J, (2010) .Psychological Testing, History Pinciples and Applications, Boston: Allyn and Bacon,

(11)

Hayat, Bahrul, Sumarna S Prananto, Suprananto, (1997), Manual Item and Test Analysis (ITEMAN), Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan

Kebudayaan, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Jumailiyah. (2015, 22-23 May 2015). Pengembangan Tes Bakat Berpikir Numerikal Model Logistik Dua Parameter. Paper presented at the Seminar dan Workshop Internasional Konseling Malindo ke-4, Denpasar, Bali.

Jumailiyah (2016 : 221 -224), Prosiding Seminar Nasional PKSM IKIP Mataram Assessment of Higher Order Thinking.

Kaplan, Robert M, Dennis P.Saccuzzo, (2012), Psychological Testing Principles Aplications and Issues, Belmont: Thomson Costom Publishing.

Kerlinger, Fred N, (2003), Foundation of Behavioral Research, alih bahasa Asas-Asas Penelitian Behavioral, Landung.R Simatupang, H.J Koesoemanto, , Gajah Mada University Press.

Nunnally, Jum C, Ira H.Bernstein, (1994), Psychometric Theory. Third Edition, McGrraw-Hill.Inc, New York.

Santoso Singgih, (2003), Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat, Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta.

Siegel, Sidney, (1956), Nonparametric Statistic for Behavioral Sciences, McGraw-Hill, Kogakusha.

Suryabrata Sumadi, (2005), Pengembangan Alat Ukur Psikologis, ANDI, Yogyakarta.

Gambar

Tabel  Statistik  Subtes  Verbal  dan  Subtes  Numerikal  TPA  IKIP  Mataram  Tahun  2014  dan 2015  STATISTIK     SUBTES               VERBAL  NUMERIKAL  N ITEM     20     20  N RESPONDEN  1000     1000  MEAN  5.688     5.371  VARIAN  5.411     8.091  STA
Tabel Total Variance Explained Subtes Verbal TPA Seleksi IKIP Mataram   Tahun 2014 dan 2015
Gambar Scree Plot Subtes Verbal TPA Seleksi Masuk IKIP Mataram Tahun 2014 dan 2015  Tabel  dibawah  ini  menunjukkan  bahwa
Gambar Scree Plot Subtes Numerikal TPA Seleksi Masuk IKIP Mataram Tahun 2014 dan 2015

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan sebagai sumber hijauan alternatif adalah jerami padi, jerami jagung, batang pisang, hijauan gamal dan hijauan bakau, dan (3) analisis kandungan nilai gizi

Dengan kondisi seperti ini, Pathload tidak cocok jika digunakan untuk jumlah user banyak, karena dengan jumlah user yang banyak bandwidth yang dibutuhkan tentu

Tidak lama kemudian, banjirlah ilmuan- ilmuan tafsir yang mencoba menyusun kitab tafsir sekaligus menjadikannya sebagai disiplin ilmu independen, yang asal mulanya

Berdasarkan pada teori sinyal yang digunakan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa informasi perusahaan harus disampaikan kepada pihak eksternal untuk dapat

[r]

Bimbingan Konseling Kelompok secara umum Kriteria: Ketepatan dan Penguasaan materi tentang gambaran umum bimbingan dan konseling kelompok Diskusi dan Tanya Jawab

data-data yang diperlukan yang dapat digunakan dalam konsep perancangan Penataan Kawasan Air Terjun Desa Sekumpul, pihak yang diwawancari ialah orang yang sangat

1) Kurang meratanya prinsip-prinsip pembagian tugas yang diberikan Kepala Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah kepada para pegawainya. Hal ini terlihat