• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan

(SNPK)

Laporan Bulanan

JULI 2014

(2)
(3)

P

embangunan kesejahteraan rakyat (kesra) merupakan salah satu prioritas pemerintah Republik Indonesia. Dalam menyelenggarakan pembangunan kesejahteraan rakyat tersebut, kita seringkali dihadapkan pada gangguan kesra berupa dampak bencana alam, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan hidup serta konflik sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) berupaya untuk melaksanakan tindakan pencegahan guna meminimalisasi kerugian masyarakat.

Dalam konteks pencegahan gangguan kesra berupa konflik sosial, diperlukan instrumen untuk menganalisis dan mengidentifikasi akar permasalahan dalam rangka mencari solusi sesuai amanat pilar koordinasi Kemenko Kesra, yaitu: “Penanggulangan, antisipasi, dan tanggap cepat gangguan kesejahteraan rakyat.” Untuk itu, Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) merupakan jawaban yang dapat memberikan gambaran yang menyeluruh tentang konflik sosial sehingga pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat.

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK), yang telah diresmikan pada tanggal 7 Desember 2012, ditujukan untuk membangun kemampuan melakukan deteksi dini guna pencegahan konflik kekerasaan dan merespon dengan program dan kebijakan secara lebih efektif. Data SNPK terbuka untuk publik dengan harapan akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mediasi dan pencegahan kekerasan di negeri ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas SNPK kami mengharapkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Akhir kata, SNPK diharapkan dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dalam upaya penanganan dan pencegahan kekerasan sehingga pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat berlangsung dan dicapai secara efisien, efektif dan produktif.

S

ambutan

Jakarta, Mei 2013

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia

(4)

S

istem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) digagas oleh Kedeputian I Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Kemenko Kesra untuk menyediakan data kekerasan yang terjadi di Indonesia seakurat dan semutakhir mungkin. SNPK terdiri dari dua kegiatan utama yaitu: (i) pengumpulan data rutin dan rinci tentang insiden kekerasan berupa informasi waktu, lokasi, bentuk, dan pemicu insiden serta dampaknya; (ii) penerbitan laporan dan data yang diperbaharui setiap bulan. Laporan Bulanan SNPK menyajikan data dan informasi faktual tentang insiden kekerasan yang menonjol setiap bulan. Laporan Bulanan SNPK didedikasikan sebagai bahan rujukan untuk pencegahan dan menyusunan kebijakan pengelolaan konflik. SNPK mengumpulkan data kekerasan berdasarkan informasi yang tersedia secara publik, bersumber dari surat kabar lokal dilengkapi dengan berbagai sumber non-media seperti laporan pemerintah, kajian akademis, dan laporan lembaga swadaya masyarakat. SNPK mengumpulkan data insiden kekerasan sejak tahun 1998 dan disajikan melalui portal:

www.snpk-indonesia.com. Data insiden kekerasan sejak Januari 2014 dan seterus- nya berasal dari seluruh 34 provinsi di Indonesia.

Portal SNPK menyajikan data kekerasan dalam empat kategori, yakni (i) konflik (lihat Kotak Definisi); (ii) Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT); (iii) kekerasan terkait kriminalitas, dan (iv) kekerasan dalam penegakan hukum. Kategori kekerasan selain konflik dipandang perlu untuk dipantau karena berpotensi menimbulkan konflik sosial. Setiap insiden kekerasan yang tercatat dalam database SNPK dilengkapi dengan kliping berita surat kabar yang digunakan sebagai sumber. Pengelolaan SNPK dipimpin oleh Kemenko Kesra dengan dukungan Bank Dunia dan The Habibie Center melalui hibah dari Korea Economic Transitions and Peace-building Trust Fund. Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas SNPK di masa mendatang, Kemenko Kesra mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk perguruan tinggi, lembaga kajian, dan masyarakat sipil.

INSIDEN KEKERASAN adalah tindakan individu, antarindividu, kelompok atau

antarkelompok yang menyebabkan atau dapat menyebabkan dampak fisik terhadap manusia (kematian, cedera) atau kerusakan harta benda.

KONFLIK adalah peristiwa di mana insiden kekerasan terjadi karena adanya isu/

sengketa yang melatarbelakangi dan pihak tertentu yang menjadi sasaran. Konflik kekerasan mencakup insiden berskala kecil (melibatkan individu) dan berskala besar (melibatkan kelompok). Berdasarkan pemicunya, SNPK membagi konflik ke dalam tujuh jenis, yakni:

1. Konflik Sumber Daya :

insiden kekerasan yang dipicu oleh sengketa sumber daya alam maupun sumber daya buatan (lahan, tambang, akses ke mata pencaharian, gaji, polusi, kerusakan lingkungan).

2. Konflik Tata Kelola Pemerintahan :

insiden kekerasan dipicu oleh kebijakan atau program pemerintah (misalnya pelayanan publik, korupsi, subsidi, kenaikan harga, pemekaran).

3. Konflik Pemilihan dan Jabatan :

insiden kekerasan yang dipicu oleh persaingan dalam pemilihan atau jabatan (termasuk pemilihan umum, pemilihan umum kepala daerah, pemilihan kepala desa, pemilihan jabatan di universitas, lembaga mahasiswa, partai politik, dan lainnya).

4. Konflik Separatisme :

insiden kekerasan yang dipicu oleh upaya pemisahan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Konflik Identitas :

insiden kekerasan yang dipicu oleh identitas kelompok (agama, etnis, suku, gender, geografis, dan yang melibatkan migran/pengungsi, identitas sekolah, dan antarsuporter olahraga).

6. Konflik Main Hakim Sendiri :

insiden kekerasan yang dipicu balas dendam atau respon terhadap ketersinggungan, pencurian, hutang piutang, penghinaan, kecelakaan lalu lintas, perselingkuhan, termasuk kekerasan terhadap dukun santet dan lokasi maksiat.

7. Konflik Lainnya :

insiden konflik yang pemicunya belum diketahui atau tidak dilaporkan dengan jelas oleh sumber berita.

KRIMINALITAS adalah tindakan kekerasan yang terjadi tanpa dilatarbelakangi isu

atau sengketa yang diperselisihkan sebelumnya. Motif tindakan kriminalitas dapat berupa uang (misalnya perampokan atau penculikan) atau kesenangan pribadi, atau kebencian.

KDRT adalah tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh anggota keluarga

terhadap anggota keluarga lainnya, di mana anggota keluarga tersebut tinggal dalam satu rumah. Kekerasan non-fisik tidak dipantau oleh SNPK.

KEKERASAN DALAM PENEGAKAN HUKUM adalah tindakan kekerasan yang

dilakukan oleh aparat keamanan resmi dalam upaya penegakan hukum, termasuk penggunaan kekerasan terhadap tersangka/pelaku kriminalitas baik yang dilakukan sesuai kewenangan maupun di luar wewenang aparat keamanan.

t

entang

SnPK

(5)

1

Tren kekerasan di bulan Juli 2014 seluruh jenis kekerasan

Data SNPK mencatat total 1.687 insiden kekerasan yang mengakibatkan 212 tewas, 1.380 cedera, dan 157 bangunan rusak terjadi di bulan Juli 2014 di 34 provinsi. Jumlah tewas bulan ini [212 tewas] menurun dibandingkan bulan Juni 2014 [253 tewas] dan masih lebih rendah dibanding rata-rata korban tewas pada 6 bulan sebelumnya (242 korban tewas per bulan di periode Januari - Juni 2014). Konsisten dengan bulan-bulan sebelumnya, jenis kekerasan yang tertinggi pada bulan ini merupakan kriminalitas yakni

sebanyak 1.006 insiden dengan 125 tewas (lihat Tabel 1).

Tren konflik kekerasan di bulan Juli 2014

Dalam kategori konflik, pada bulan Juli 2014 tercatat sebanyak 463 insiden yang menyebabkan 48 tewas, 491 cedera, dan 104 bangunan rusak. Lebih jauh, konflik kekerasan yang menyebabkan korban tewas terdiri dari konflik main hakim sendiri [24 tewas], konflik identitas [10 tewas], konflik sumber daya [8 tewas], konflik separatisme [4 tewas], dan masing-masing 1 tewas berasal dari konflik pemilihan dan jabatan serta konflik lainnya. Dibandingkan jenis konflik yang lain, konflik main hakim sendiri memiliki

jumlah insiden yang tertinggi yakni 303 insiden (lihat Tabel 1).

Tren konflik kekerasan di periode Januari- Juli 2014

Dalam kategori konflik, sepanjang periode Januari-Juli 2014 tercatat 4.203 insiden kekerasan yang menyebabkan 322 tewas, 4.958 cedera, dan 734 bangunan rusak. Adapun, jumlah insiden konflik pada bulan Juli 2014 merupakan yang paling rendah selama enam bulan terakhir. Puncak tertinggi insiden konflik terjadi di bulan April 2014 sebanyak 671 insiden. Jumlah tewas pada bulan ini (48 orang), tidak mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Sebaran insiden konflik periode Januari - Juli 2014 berdasarkan kapubaten/kota di 34 provinsi dapat dilihat dalam peta (lihat Grafik 1 dan Peta).

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di 34 provinsi (Juli 2014)

Jenis Kekerasan

Jumlah Kejadian Jumlah Tewas Jumlah Cedera Jumlah Pemerkosaan Jumlah Bangunan Rusak

Juli 2014 2014Juni Januari -Juni 2014 Juli 2014 2014Juni Januari -Juni 2014 Juli 2014 2014Juni Januari -Juni 2014 Juli 2014 2014Juni Januari -Juni 2014 Juli 2014 2014Juni Januari -Juni 2014 Konflik 463 572 3.740 48 48 274 491 604 4.467 0 0 1 104 62 630 - Sumber Daya 54 64 445 8 9 71 35 70 685 0 0 0 25 5 159

- Tata Kelola Pemerintahan 18 33 238 0 0 0 10 21 204 0 0 0 6 11 102

- Pemilihan dan Jabatan 16 34 401 1 0 7 5 12 234 0 0 0 2 4 109

- Identitas 33 59 340 10 7 33 51 54 568 0 0 1 24 17 168

- Main Hakim Sendiri 303 351 2.100 24 26 133 353 429 2.564 0 0 0 43 24 78

- Separatisme 6 3 21 4 2 18 11 1 13 0 0 0 0 0 4

- Konflik Lainnya 33 28 195 1 4 12 26 17 199 0 0 0 4 1 10

Kekerasan dalam Penegakan

Hukum 87 170 917 5 29 106 113 194 1.062 0 0 1 0 0 2

Kriminalitas 1.006 1.216 8.287 125 135 851 688 725 4.854 129 316 1.907 53 54 332

KDRT 131 156 1.092 34 41 223 88 99 708 7 24 189 0 0 14

Total 1.687 2.114 14.036 212 253 1.454 1.380 1.622 11.091 136 340 2.097 157 116 978

PERHATIAN: Sejak Juli 2014, portal SNPK memantau insiden kekerasan di seluruh 34 provinsi di Indonesia. Karenanya,

Laporan Bulanan SNPK edisi Juli 2014 dan seterusnya menyajiikan analisis data berdasarkan jenis kekerasan (Sumber Daya, Tata Kelola Pemerintahan, Pemilihan dan Jabatan, Identitas, Main Hakim Sendiri, Separatisme, Konflik Lainnya, Kekerasan dalam

Penegakan Hukum, Kriminalitas, dan KDRT) bukan berdasarkan provinsi seperti edisi-edisi sebelumnya.

(6)

Konflik Main Hakim Sendiri

v Pada Juli 2014 Data SNPK mencatat 303 insiden konflik main hakim sendiri yang mengakibatkan 24 tewas, 353 cedera, dan

43 bangunan rusak. Insiden terbanyak terdapat di Sumatera Utara [55 insiden], Jawa Timur [38 insiden], dan Jawa Barat [29 insiden]. Sedangkan dari jumlah korban tewas tertinggi adalah Jawa Barat [4 tewas], disusul Papua, Riau, dan Nusa Tenggara Barat (masing-masing 3 tewas). Insiden aksi main hakim sendiri umumnya dilatarbelakangi atau terkait kasus pencurian, penghinaan atau harga diri, dan pembalasan atas penganiayaan.

v Insiden main hakim sendiri yang paling menonjol terjadi di Lampung. Insiden kekerasan yang diawali penghakiman massa

terhadap pelaku pencurian sepeda motor ini berbuntut bentrokan antardesa yang mengakibatkan 39 bangunan rusak dan beberapa unit kendaran terbakar dan dijarah.

Konflik Identitas

v Sepanjang bulan Juli 2014 tercatat sejumlah 33 insiden konflik identitas yang berdampak 10 tewas, 51 cedera, dan 24 bangunan

rusak. Sedangkan 10 korban tewas dalam konflik identitas terjadi di provinsi Maluku [4 tewas], Maluku Utara [3 tewas], dan

masing-masing satu tewas di Jawa Barat, Riau, dan Sulawesi Selatan.

v Konflik identitas yang menonjol antara lain di Maluku berupa bentrokan antara Desa Negeri Lima dan Seith di Kecamatan

Leihatu, Kabupaten Maluku Tengah. Bentrokan ini menyebabkan empat tewas dan tujuh cedera. Di Maluku Utara terjadi perang antarsuku di kawasan Hutan Doe, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah yang menewaskan dua orang dan mencederai tiga lainnya. Sedangkan di Riau, pengeroyokan yang berkembang menjadi bentrokan antara Desa Kabun dan

Aliantan di Kecamatan Kabun, Kabupaten Rokan Hulu menyebabkan satu tewas, lima cedera, satu bangunan rusak dan enam

sepeda motor dibakar. Selain itu, ratusan warga Desa Blang Raya, Kecamatan Mutiara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh terlibat bentrok dengan puluhan Tim Relawan Aceh (TRA) yang dituduh menyebarkan ajaran sesat. Sebanyak 15 orang anggota TRA mengalami cedera dalam bentrokan ini.

Data SNPK mencatat dalam periode bulan Juli 2014 terdapat insiden-insiden konflik kekerasan yang mengemuka, yakni :

Grafik 1. Jumlah insiden dan dampak Konflik Kekerasan (Januari - Juli 2014)

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

             

Data  SNPK  mencatat  pada  bulan  Juli  2014  insiden-­‐insiden  konflik  kekerasan  yang  mengemuka  adalah:      

Konflik  Main  Hakim  Sendiri  

v Pada   Juli   2014   Data   SNPK   mencatat   303   insiden   konflik   main   hakim   sendiriyang   mengakibatkan   24   tewas,   353   cedera,   dan   43  

bangunan  rusak.  Insiden  terbanyak  terdapat  di  Sumatera  Utara  [55  insiden],  Jawa  Timur  [38  insiden],  dan  Jawa  Barat  [29  insiden].   Sedangkan  dari  jumlah  korban  tewas  tertinggi  adalah  Jawa  Barat  [4  tewas],  disusul  Papua,  Riau,  dan  Nusa  Tenggara  Barat  (masing-­‐ masing  3  tewas).  Insiden  aksi  main  hakim  sendiri  umumnya  dilatarbelakangi  atau  terkait  kasus  pencurian,  penghinaan  atau  harga   diri,  dan  pembalasan  atas  penganiayaan.  

v Insiden  main  hakim  sendiri  yang  paling  menonjol  terjadi  di  Lampung.  Insiden  kekerasan  yang  diawali  penghakiman  massa  terhadap  

pelaku   pencurian   sepeda   motor   ini   berbuntut   bentrokan   antardesa   yang   mengakibatkan   39   bangunan   rusak   dan   beberapa   unit   kendaran  terbakar  dan  dijarah.  

 

Konflik  Identitas  

v Sepanjang   bulan   Juli   2014   tercatat   sejumlah   33   insiden   konflik   identitas   yang   berdampak   10   tewas,   51   cedera,   dan   24   bangunan  

rusak.  Sedangkan  10  korban  tewas  dalam  konflik  identitas  terjadi  di  provinsi  Maluku  [4  tewas],  Maluku  Utara  [3  tewas],  dan  masing-­‐ masing  satu  tewas  di  Jawa  Barat,  Riau,  dan  Sulawesi  Selatan.  

v Konflik  identitas  yang  menonjol  antara  lain  di  Maluku  berupa  bentrokan  antara  Desa  Negeri  Lima  dan  Seith  di  Kecamatan  Leihatu,  

Kabupaten  Maluku  Tengah.  Bentrokan  ini  menyebabkan  empat  tewas  dan  tujuh  cedera.  Di  Maluku  Utara  terjadi  perang  antarsuku  di   kawasan   Hutan   Doe,   Kecamatan   Weda   Utara,   Kabupaten   Halmahera   Tengah   yang   menewaskan   dua   orang   dan   mencederai   tiga   lainnya.   Sedangkan   di   Riau,   pengeroyokan   yang   berkembang   menjadi   bentrokan   antara   Desa   Kabun   dan   Aliantan   di   Kecamatan   Kabun,  Kabupaten  Rokan  Hulu  menyebabkan  satu  tewas,  lima  cedera,  satu  bangunan  rusak  dan  enam  sepeda  motor  dibakar.  Selain   itu,  ratusan  warga  Desa  Blang  Raya,  Kecamatan  Mutiara  Tiga,  Kabupaten  Pidie,  Aceh  terlibat  bentrok  dengan  puluhan  Tim  Relawan   Aceh  (TRA)  yang  dituduh  menyebarkan  ajaran  sesat.  Sebanyak  15  orang  anggota  TRA  mengalami  cedera  dalam  bentrokan  ini.       37   39   31   24   36   28   33   381   327   325   358   358   351   303   63   95   86   51   86   64   54   37   60   31   29   48   33   18   44   51   98   153   21   34   16   53   49   66   51   62   59   33   7   4   1   5   1   3   6   44   48   45   45   44   48   48   0   50   100   150   200   250   300   350   400   450   500   0   100   200   300   400   500   600   700   800  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Grafik  1.  Insiden  dan  dampak  konflik  kekerasan  (Januari-­‐Juli  2014)  

Separa]sme   Iden]tas   Pemilihan   dan  Jabatan   Tata  Kelola   Pemerintah   Sumber  Daya   Main  Hakim   Sendiri   Konflik   Lainnya   tewas   Tata Kelola Pemerintahan

(7)

3

Konflik Sumber Daya

v Insiden kekerasan terkait konflik sumber daya yang tercatat dalam bulan ini sejumlah 54 insiden kekerasan dengan dampak

8 tewas, 35 cedera, dan 25 bangunan rusak. Insiden kekerasan terbanyak tercatat di Sumatera Utara [12 insiden], Aceh [7 insiden], dan Papua Barat [4 insiden].

v Konflik sumber daya yang paling mengemuka terjadi di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara,

Sulawesi Utara. Perkelahian yang dipicu perebutan lokasi tambang emas mengakibatkan seorang penambang tewas.

Di Kabupaten Kaimana, Papua Barat penyergapan warga dan polisi terhadap kawanan pencurian ikan mendapat perlawanan dari para pelaku yang menyebabkan seorang warga tewas dan seorang polisi cedera. Sedangkan di Sumatera Utara terjadi dua insiden kekerasan berupa pembakaran dan penganiayaan terkait sengketa lahan antara kelompok tani dengan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II).

Konflik Separatisme

v Kelompok sipil bersenjata di Papua kembali beraksi. Dalam bulan ini tercatat sebanyak 6 insiden kekerasan yang menyebabkan

4 tewas dan 11 cedera yang terjadi di Jayapura, Lanny Jaya, Puncak Jaya, dan Kota Jayapura. Korban tewas terdapat di Lanny Jaya [3 tewas] dan Puncak Jaya ( 1 tewas).

v Korban tewas di Kabupaten Lanny Jaya disebabkan oleh baku tembak antara kelompok sipil bersenjata dengan aparat kepolisian

di Desa Nambume, Kecamatan Pirime. Dua polisi tewas dan enam polisi lainnya mengalami cedera. Korban tewas lainnya

adalah seorang tukang ojek yang ditembak oleh kelompok sipil bersenjata di Kampung Dugume, Kecamatan Tiom. Sedangkan

di Kecamatan Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya terjadi penghadangan dan penembakan iringan mobil oleh kelompok sipil bersenjata yang mengakibatkan seorang tewas dan dua orang cedera.

Konflik Pemilihan dan Jabatan

v Pada bulan Juli 2014 tercatat 16 insiden kekerasan yang dilatarbelakangi isu pemilihan dan jabatan dengan dampak 1 tewas,

5 luka, dan 2 bangunan rusak. Hampir seluruh insiden konflik pemilihan dan jabatan didominasi oleh insiden terkait pemilihan presiden (pilpres).

v Dalam bulan ini, korban tewas terjadi di Sulawesi Utara. Kejadian diawali pertengkaran dan perdebatan dua orang terkait hasil

pilpres 2014 yang berujung penusukan. Baik pelaku maupun korban dalam perdebatan itu sama-sama dipengaruhi minuman keras. Sedangkan di Aceh terjadi teror bom di Jalan Lintas Sigli-Banda Aceh, Kabupaten Pidie saat pelaksanaan pencoblosan pilpres. Bom rakitan berhasil dijinakkan oleh aparat keamanan.

Konflik Tata Kelola Pemerintahan

v Data SNPK mencatat 18 insiden konflik tata kelola pemerintahan terjadi di bulan Juli 2014, dengan dampak 10 cedera dan 6

bangunan rusak. Provinsi yang tercatat mengalami insiden kekerasan tertinggi dengan masing-masing 3 insiden adalah Papua dan Maluku.

v Selain itu, tercatat tiga insiden kekerasan dalam bentuk penyerangan warga terhadap aparat kepolisian. Di Sumatera Selatan,

sekitar 60 warga merusak Mapolsek Cempaka di Deli Serdang. Amuk massa dilatarbelakangi tuntutan pembebasan seorang tahanan. Sedangkan di Sumatera Barat kasus yang serupa terjadi di Kabupaten Pasaman Barat. Dipicu rumor penembakan warga dalam operasi pemberantasan judi, massa mengamuk dan merusak Pos Polisi (Pospol) dan dua unit mobil. Adapun, di Sumatera Utara penyerangan terhadap aparat kepolisian terjadi dalam operasi penangkapan bandar ganja.

Konflik Lainnya

Dalam bulan ini, Data SNPK juga mencatat sebanyak 33 insiden kekerasan yang menyebabkan satu tewas, 26 cedera, dan empat bangunan rusak terkait kategori konflik lainnya (pemicu atau motif belum diketahui). Insiden kekerasan ini terjadi di DKI Jakarta [5 insiden, 1 tewas, 3 cedera, dan 1 bangunan rusak], Jawa Barat [4 insiden dan 3 cedera], dan Jawa Tengah [4 insiden dan 2 cedera].

(8)

Konflik Sumber Daya periode Januari - Juli 2014

Pada periode Januari-Juli 2014 Data SNPK mencatat 499 insiden konflik sumberdaya dengan dampak 79 tewas, 710 cedera, dan 184 bangunan rusak. Jumlah insiden dan tewas rata-rata per bulan yakni sebanyak 64 insiden dan 11 tewas per bulan. Provinsi yang memiliki jumlah tewas tertinggi adalah Papua [21 tewas], Sumatera Selatan [9 tewas],

dan Maluku [5 tewas]. Adapun, insiden

kekerasan yang banyak tercatat dalam periode ini adalah terkait permasalahan lahan [276 insiden, 47 tewas, 500 cedera, dan 141 bangunan rusak].

Konflik Sumber Daya bulan Juli 2014

Pada bulan Juli terjadi 54 insiden konflik kekerasan sumber daya dengan dampak 8 tewas, 35 cedera, dan 25 bangunan rusak. Insiden kekerasan terbanyak tercatat di Sumatera Utara [12 insiden], Aceh [7 insiden], dan Papua Barat [4 insiden]. Adapun, korban tewas pada bulan Juli berasal dari insiden di DKI Jakarta [2 tewas], Papua [2 tewas], serta masing-masing [1 tewas] di provinsi Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Selain itu, jumlah insiden dan tewas konflik sumber daya terlihat relatif rendah dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya dan masih dibawah rata-rata untuk periode Januari-Juli 2014.

(lihat Grafik dan Tabel Konflik Sumber

Daya).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Juli 2014

Di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

terjadi penyerangan oleh kawanan pencuri ikan terhadap warga dan polisi

pada 7/7/2014. Setelah mendapatkan

laporan pencurian ikan di lepas pantai Nusaulan, Kecamatan Buruway, dua anggota polisi dan empat warga bergerak untuk mengecek informasi tersebut. Di pantai Nusaulan, satu kapal yang dipergoki mencuri ikan kabur hingga ke wilayah Kolam Vatar. Di sini, aparat kepolisian menemukan sembilan kapal lain yang diduga satu kelompok.

Ketika polisi memeriksa hasil tangkapan dan kelengkapan dokumen, tiba-tiba beberapa awak kapal menyerang dengan senjata tajam. Polisi dan warga menyelamatkan diri ke tengah hutan, sementara kapal-kapal tersebut kabur ke perairan Kabupaten Fakfak. Satu warga meninggal dan satu polisi terluka atas penyerangan tersebut. Polres Kaimana bekerjasama dengan Polres Fakfak berhasil menangkap 31 awak kapal dan menetapkan enam tersangka. Salah seorang pelaku mengaku menyerang karena menolak diperas oknum polisi. Perkelahian antarpenambang emas di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi

Utara, menewaskan satu orang

pada 12/7/2014. Perkelahian dipicu perselisihan di lokasi tambang antara empat penambang dari Desa Bungomulono, Kabupaten Bolaang Mongondow dengan penambang dari Desa Molibagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Pelaku sempat kabur ke kampung halaman sebelum akhirnya ditangkap. Tambang emas Desa Tetelu adalah satu dari beberapa tambang emas rakyat di Sulawesi Utara dan beroperasi sejak 1988. Mengingat banyak penambang yang berdatangan dari berbagai daerah ada kemungkinan terulang kembali insiden kekerasan yang serupa.

SNPK juga mencatat insiden kekerasan antara buruh dengan perusahaan. Di Sumatera Utara terjadi dua insiden kekerasan yang dipicu sengketa lahan antara Kelompok Tani Manunggal Lestari Indonesia (KTMLI) dengan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) II.

Pada 14/7/2014, tiga gudang

pengeringan tembakau PTPN II di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang terbakar akibat lontaran molotov oleh puluhan petani penggarap dari KTMLI. Pelaku juga membakar traktor dan menganiaya seorang karyawan. Insiden lanjutan terjadi 22/7/2014, di mana sekelompok anggota KTMLI berkendaraan motor

dan membawa senjata tajam

merusak area perkebunan dan menganiaya seorang pegawai PTPN II. Kedua pihak bersengketa atas lahan seluas 1.851 hektar yang Hak Guna Usaha-nya dimiliki PTPN II.

K

onfliK

S

umber

D

aya

Jumlah insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Juli 2014)

Pemicu Insiden Tewas

Masalah Lahan 18 1

Masalah Sumber Daya Alam 5 3

Sumber Daya Buatan 1 0

Akses 19 4

Masalah Lingkungan 1 0

Gaji/Upah/Perburuhan 10 0

Sumber Daya Lainnya 0 0

(9)

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

                                63   95   86   51   86   64   54   5   15   21   9   12   9   8   0   50   100   150   200  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  Sumber  Daya  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas   2   1   1   2   1   3   3   1   2   2   1   3   5   1   1   1   1   21   1   3   4   2   1   1   2   9   4  

Jumlah  tewas  Konflik  Sumber  Daya  berdasarkan  provinsi  (Januari-­‐Juli  2014)  

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

                                63   95   86   51   86   64   54   5   15   21   9   12   9   8   0   50   100   150   200  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  Sumber  Daya  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas   2   1   1   2   1   3   3   1   2   2   1   3   5   1   1   1   1   21   1   3   4   2   1   1   2   9   4  

Jumlah  tewas  Konflik  Sumber  Daya  berdasarkan  provinsi  (Januari-­‐Juli  2014)  

5

Insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari - Juli 2014)

(10)

Konflik Tata Kelola Pemerintahan periode Januari-Juli 2014

Data SNPK mencatat 256 insiden konflik tata kelola pemerintahan sepanjang Januari-Juli 2014 dengan dampak 214 cedera dan 108 bangunan rusak. Tidak ada korban tewas selama periode tersebut. Rata-rata jumlah insiden per bulan yang terjadi sebanyak 36 insiden. Insiden tertinggi tercatat di bulan Februari [60 insiden], sementara jumlah cedera terbanyak terjadi di bulan

Mei [59 cedera]. Selama periode ini,

insiden kekerasan yang mendominasi terkait program pemerintah tentang pengaduan dan komplain pelaksanaan dan kebutuhan yang tidak terpenuhi [88 insiden, 42 cedera dan 29 bangunan rusak].

Konflik Tata Kelola Pemerintahan bulan Juli 2014

Pada bulan Juli, SNPK mencatat 18 insiden konflik tata kelola pemerintahan dengan dampak 10 cedera dan 6 bangunan rusak. Provinsi yang mengalami insiden kekerasan tertinggi adalah Papua dan Maluku

masing-masing 3 insiden. Selain itu, pada bulan

ini terjadi penurunan sebanyak 50% rata-rata jumlah insiden selama periode Januari-Juni 2014. (lihat Grafik dan Tabel

Konflik Tata Kelola Pemerintahan).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Juli 2014

SNPK mencatat tiga insiden penyerangan warga terhadap aparat kepolisian. Pada tanggal 30/7/2014, di Desa Cempaka, Kecamatan Cempaka, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, sekitar 60 warga merusak Mapolsek Cempaka dengan batu, kayu, dan senjata tajam. Petugas yang berjaga langsung berhamburan menyelamatkan diri. Selain kantor Mapolsek, massa juga merusak satu mobil patroli, satu mobil pribadi milik polisi, sepeda motor, dan fasilitas kantor. Amuk massa ini menuntut dan memaksa dibebaskannya seorang tahanan yang sebelumnya ditangkap polisi. Massa bahkan mengeluarkan beberapa tahanan dengan merusak

gembok ruang tahanan. Ini adalah insiden kekerasan kedua yang menimpa Mapolsek Cempaka. Sebelumnya, pada 17/7/2014 massa dari desa lainnya juga menyerang setelah polisi menolak membebaskan kepala desa yang ditahan karena menjadi tersangka kasus pembunuhan.

Penyerangan pos polisi juga terjadi di Nagari Parit, Kecamatan Kotabalingka, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat pada tanggal 18/7/2014. Ratusan warga menyerang setelah beredar rumor ada warga yang tertembak ketika polisi menggerebek tempat judi. Pospol Parit dan dua unit mobil rusak. Satu insiden lain terjadi di Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara pada 11/7/2014. Polisi yang akan menangkap sepasang suami-istri bandar ganja dilempari warga di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Padang Sidimpuan Utara. Si istri berhasil ditangkap dengan barang bukti 1,2 kg ganja kering siap edar, sementara si suami melarikan diri. Insiden penyerangan ini diduga sebagai upaya menghalangi penangkapan. Di NTB, rencana penataan kawasan pariwisata Gili Kondo di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, memicu insiden kekerasan akibat

penolakan warga. Pada tanggal

31/7/2014, petugas Satpol PP yang

hendak menertibkan kawasan wisata tersebut dilempari batu. Empat petugas terluka di bagian kepala. Penertiban merupakan bagian dari rencana pemerintah kabupaten mengambil alih pengelolahan Gili Kondo, termasuk dengan menerapkan tarif retribusi.

K

onfliK

t

ata

K

elola

P

emerintahan

Jumlah insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan (Juli 2014)

Pemicu Insiden Tewas

Masalah Tender 2 0 Pelayanan Publik 4 0 Program Pemerintah 7 0 Pemekaran Wilayah 1 0 Penegakan Hukum 4 0 Korupsi 0 0 Harga Subsidi/Komuditas 0 0

Tata Kelola Pemerintah Lainnya 0 0

(11)

7

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

                                              37   60   31   29   48   33   18   30   39   13   42   59   21   10   0   50   100   150   200  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  Tata  Kelola  Pemerintah  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Cedera  

(12)

Konflik Pemilihan dan Jabatan periode Januari - Juli 2014

Dalam periode Januari-Juli 2014 insiden konflik pemilihan dan jabatan tercatat 417 insiden kekerasan yang berdampak pada 8 tewas, 239 cedera, dan 111 bangunan rusak. Jumlah insiden konflik pemilihan dan jabatan mencapai puncaknya di bulan April [153 insiden] yang sebagian besar terkait pemilihan legislatif (pileg). Setelah April, jumlah insiden kekerasan kembali menurun. Secara akumulatif selama tujuh bulan terakhir, insiden kekerasan paling banyak tercatat di Aceh [88 insiden], diikuti Papua [29 insiden], dan Jawa Tengah dan Jawa Timur [masing-masing 24 insiden].

Konflik Pemilihan dan Jabatan bulan Juli 2014

Di bulan Juli 2014 insiden konflik pemilihan dan jabatan tercatat sebanyak 16 insiden kekerasan yang menyebabkan 1 tewas, 5 luka, dan 2 bangunan rusak. Seluruh insiden di bulan Juli didominasi oleh kasus-kasus kekerasan terkait pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres). Insiden tersebut tersebar hampir merata di 9 provinsi yakni Aceh,

Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Kalteng, Papua, dan Sulut. Jika dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya, bulan Juli ini mengalami penurunan dalam jumlah insiden kekerasan. (lihat Grafik Konflik

Pemilihan dan Jabatan).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Juli 2014

Satu tewas dan satu lainnya terluka yang tercatat dalam bulan ini dilatarbelakangi pertengkaran terkait pengumuman hasil pilpres di Sulawesi Utara. Pada tanggal 9/7/2014 terjadi dua insiden pertengkaran antarpendukung capres di dua lokasi terpisah di Desa Bungalawang,

Kecamatan Tahuna, Kabupaten

Kepulauan Sangihe. Pada insiden pertama, pertengkaran memanas hingga salah satu pihak menusuk lawan berdebatnya hingga tewas. Dalam insiden lainnya, pertengkaran dilanjut- kan dengan perkelahian hingga satu orang luka. Polisi menjelaskan pelaku dan korban di kedua insiden tersebut dalam pengaruh minuman keras.

Di Aceh, tercatat teror peletakan bom rakitan di Jalan Lintas Sigli-Banda Aceh,

tepatnya di Desa Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie. Penemuan bom rakitan tersebut menghebohkan masyarakat karena pada bom tersebut dipasang jam weker dan karton bertuliskan “boikot pemilu”. Bom tidak meledak karena dijinakkan Tim Penjinak Bom Polda Aceh. Di Papua, insiden pelemparan bom molotov ke kerumuman warga juga terjadi di Kecamatan Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Pelaku belum diketahui namun tindakan tersebut diduga merupakan aksi teror untuk mengganggu pilpres.

Insiden-insiden lain terjadi dalam skala kecil seperti perusakan baliho, alat peraga kampanye, pemukulan, termasuk pembakaran ribuan eksemplar tabloid

Sapujagat yang diduga alat kampanye

hitam di Kabupaten Semarang Jawa Tengah.

K

onfliK

P

emilihan

Dan

J

abatan

Jumlah insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Juli 2014)

Pemicu Insiden Tewas

Pemilihan dan Jabatan tingkat nasional 15 1

Pemilihan dan Jabatan tingkat provinsi 0 0

Pemilihan dan Jabatan tingkat Kab/Kota 0 0

Jabatan tingkat Kecamatan 0 0

Pemilihan dan Jabatan tingkat Desa/

Kelurahan 0 0

Jabatan pemerintahan 0 0

Terkait Jabatan/Pengaruh/Kekuasaan

di dalam partai politik 0 0

Pemilihan dan Jabatan lain 1 0

(13)

9

Insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Januari - Juli 2014)

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

                        44   51   98   153   21   34   16   0   1   3   3   0   0   1   0   50   100   150   200  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  Pemilihan  dan  Jabatan  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas   10   5   8   15   4   3   17   15   24   24   8   3   1   6   9   12   88   22   14   29   8   6   3   21   5   4   22   1   9   21  

Jumlah  insiden  Konflik  Pemilihan  dan  Jabatan  berdasarkan  provinsi  (Januari-­‐Juli  2014)  

Jumlah insiden Konflik Pemilihan dan Jabatan berdasarkan provinsi (Januari - Juli 2014)

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

                        44   51   98   153   21   34   16   0   1   3   3   0   0   1   0   50   100   150   200  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  Pemilihan  dan  Jabatan  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas   10   5   8   15   4   3   17   15   24   24   8   3   1   6   9   12   88   22   14   29   8   6   3   21   5   4   22   1   9   21  

(14)

P

eta

i

nSiDen

K

onfliK

K

eKeraSan

K

abuPaten

/K

ota

(J

anuari

- J

uli

2014)

0 – 5 6 – 25 26 – 50 > 50

Jumlah Insiden Konflik Kekerasan

Mimika (79 insiden)

Jayapura (59 insiden) Samarinda (73 insiden)

Manado (106 insiden)

Makassar (94 insiden)

PROVINSI DKI JAKARTA

Jakarta Pusat (70 insiden)

Karawang (51 insiden)

Surabaya (90 insiden) Medan (259 insiden)

Deli Serdang (147 insiden)

Batam (65 insiden)

Palembang (89 insiden)

(15)

Konflik Identitas periode Januari - Juli 2014

Dalam periode Januari-Juli 2014 tercatat sebanyak 373 insiden konflik identitas yang menyebabkan 43 tewas, 619 cedera, dan 192 bangunan rusak. Rata-rata jumlah insiden dan tewas per bulan dalam periode ini adalah sebanyak 53 insiden per bulan dan 6 tewas per bulan. Jumlah insiden tertinggi pada periode ini terjadi pada bulan Maret [66 insiden]. Pada periode ini kekerasan yang mendominasi adalah kekerasan yang dipicu oleh masalah antarkampung/desa [117 insiden, 12 tewas, 273 cedera, dan 148 bangunan rusak]. Selain itu, jumlah insiden dan dampak yang tertinggi dalam periode ini terjadi di Jawa Barat [41 insiden, 10 tewas, 33 cedera, dan 28 bangunan rusak], Maluku [25 insiden, 5 tewas, 24 cedera, dan 40 bangunan rusak], dan Sulawesi Selatan [24 insiden, 4 tewas, 50 cedera, dan 40 bangunan rusak].

Konflik Identitas bulan Juli 2014

Konflik identitas yang tercatat sepanjang bulan Juli 2014 berjumlah 33 insiden yang berdampak 10 tewas, 51 cedera, dan 24 bangunan rusak. Sebanyak 10 korban tewas dalam konflik identitas berasal dari insiden di Maluku [4 tewas], Maluku Utara [3 tewas], dan masing-masing 1 tewas di Jawa Barat, Riau, dan Sulawesi Selatan. Jika dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya dalam periode Januari-Juli 2014, jumlah insiden mengalami penurunan yang berarti, namun jumlah tewas yang tertinggi di periode Januari-Juli 2014 tercatat pada bulan ini. (lihat Grafik dan Tabel Konflik

Identitas).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Juli 2014

Empat orang tewas dalam bentrok antardesa di Kecamatan Leihatu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Bentrok antardesa yang melibatkan Desa Negeri Lima dan Seith ini terjadi pada tanggal 31/7/2014. Bentrokan dipicu penganiayaan oleh beberapa orang warga Desa Negeri Lima terhadap

warga Desa Seith. Aksi balasan atas penganiayaan ini berkembang menjadi saling serang antar kedua desa. Tiga tewas dan dua cedera berasal dari Desa Negeri Lima, sedangkan dari Desa Seith terdapat satu tewas dan empat cedera. Seorang anggota polisi yang berada di lokasi bentrokan turut mengalami cedera. Tercatat sebanyak 17 rumah di Desa Seith ikut hangus terbakar. Bentrokan mereda dengan sendirinya sekitar dua jam kemudian. Usai bentrok, seorang warga Desa Seith diamankan aparat kepolisian berikut barang bukti berupa sepucuk senjata air soft gun, satu buah parang, dan satu jimat terbungkus kain putih. Personel kepolisian juga ditempatkan di perbatasan kedua desa untuk meng- antisipasi bentrok susulan.

Di Maluku Utara, dua orang tewas akibat perselisihan antarsuku di kawasan Hutan Doe, Kecamatan Weda Utara,

Kabupaten Halmahera Tengah. Insiden

kekerasan tanggal 8/7/2014 tersebut bermula ketika sejumlah warga Desa Waci yang tengah mencari kayu Gaharu diserang oleh sejumlah orang yang diduga dari suku pedalaman. Sambil berteriak mereka lalu melepaskan anak panah ke arah warga Desa Waci.

Mendapat serangan mendadak, warga

Desa Waci berhamburan menyelamat- kan diri. Saat menyelamatkan diri, dua orang tewas terkena anak panah. Melihat rekannya tewas, warga Desa Waci balas menyerang dengan batu. Tercatat sebanyak tiga orang warga Desa Waci cedera terkena anak panah. Setelah dua jam lebih saling serang, kedua pihak berhenti dengan sendirinya. Korban tewas ditemukan dua hari kemudian dalam kondisi mengenaskan. Sejauh ini, para pemuka adat mendesak Polres Halteng untuk segera mengusut tuntas kasus ini agar tidak menjadi trauma bagi masyarakat.

bentrokan antardesa terjadi di Kecamatan Kabun, Kabupaten Rokan Hulu, Riau pada tanggal 19/7/2014. Bentrokan yang melibatkan warga Desa Kabun dengan Aliantan ini dilatarbelakangi pengeroyokan oleh sekelompok pemuda Desa Kabun terhadap empat orang warga Desa Aliantan yang sedang melintas. Keempat korban melapor ke Polsek Kabun. Selain itu, mereka menghubungi sanak-keluarganya, hingga ratusan warga Desa Aliantan yang bersenjata tajam dan tumpul datang ke kantor Polisi untuk melakukan pembalasan terhadap warga

K

onfliK

i

DentitaS

Jumlah insiden dan dampak Konflik Identitas (Juli 2014)

Pemicu Insiden Tewas

Antaretnis/suku 2 2 Antaragama 1 0 Intraagama 3 0 Antarkampung/desa 19 5 Antarpendukung Olahraga 2 1 Antarsekolah/kampus 4 0

Konflik antara migran/pengungsi dengan

lokal 0 0

Konflik antara migran/pengungsi dengan

etnis tertentu 0 0

Gender 0 0

Konflik Identitas lainnya 2 2

Total 33 10

(16)

Desa Kabun. Mengetahui banyak warga Desa Aliantan yang datang, pemuda Desa Kabun juga menghubungi warganya. Bentrokan kedua warga desa ini tak terhindarkan. Aparat kepolisian dibantu TNI berhasil meredam bentrokan. Akibat bentrokan tersebut seorang tewas, lima lainnya cedera, satu bangunan rusak, dan enam sepeda motor dibakar. Sejauh ini, aparat kepolisian telah menetapkan tiga tersangka atas kasus bentrokan tersebut.

Ratusan warga Desa Blang Raya, Kecamatan Mutiara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh terlibat bentrok dengan puluhan Tim Relawan Aceh (TRA),

pada tanggal 18/7/2014. Insiden kekerasan ini berawal saat massa TRA yang mengenakan seragam ala militer mendatangi Gampong Blang Raya untuk menyelesaikan masalah empat anggota TRA yang diusir karena dinilai telah menyebarkan ajaran sesat oleh warga setempat. Inisiatif anggota TRA untuk mendamaikan masalah tersebut tidak digubris oleh warga Desa Blang Raya. Warga desa yang emosi justru mengejar dan menyerang puluhan anggota TRA dengan kayu dan batu. Dalam insiden ini 15 orang anggota TRA mengalami cedera akibat pukulan benda tumpul dan senjata tajam. Salah seorang dari korban sempat jadi bulan-bulanan

massa saat berusaha melarikan diri ke hutan. Selain itu, amuk massa juga mengakibatkan satu rumah terbakar serta 1 unit bus, 2 unit mobil, dan 5 unit sepeda motor milik anggota TRA hangus dibakar. Insiden kekerasan ini berhasil reda setelah aparat kepolisian dan TNI datang ke lokasi. Dalam kesempatan terpisah, menanggapi insiden bentrokan tersebut, Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masya- rakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Pidie Bahrul Walidin menyatakan bahwa TRA tidak terdaftar di Kesbangpolinmas Kabupaten Pidie dan dianggap sebagai salah satu organisasi atau lembaga ilegal.

Insiden dan dampak Konflik Identitas (Januari - Juli 2014)

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

 

 

unit  sepeda  motor  milik  anggota  TRA  hangus  dibakar.  Insiden  kekerasan  ini  berhasil  reda  setelah  aparat  kepolisian  dan  TNI  datang  ke   lokasi.   Dalam   kesempatan   terpisah,   menaggapi   insiden   bentrokan   tersebut,   Kepala   Badan   Kesatuan   Bangsa,   Politik   dan   Perlindungan   Masyarakat  (Kesbangpolinmas)  Kabupaten  Pidie  Bahrul  Walidin  menyatakan  bahwa  TRA    tidak  terdaftar  di  Kesbangpolinmas  Kabupaten   Pidie  dan  dianggap  sebagai  salah  satu  organisasi  atau  lembaga  ilegal.    

          53   49   66   51   62   59   33   9   9   4   1   3   7   10   0   50   100   150   200  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  IdenZtas  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas   1   1   5   1   3   1   1   1   1   1   4   2   7   2   2   1   4   3   1   1  

Jumlah  insiden  dan  dampak  Konflik  IdenZtas  berdasarkan  provinsi  (Juli  2014)  

Insiden   Tewas  

13

Jumlah insiden dan dampak Konflik Identitas berdasarkan provinsi (Juli 2014)

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

 

 

 

unit  sepeda  motor  milik  anggota  TRA  hangus  dibakar.  Insiden  kekerasan  ini  berhasil  reda  setelah  aparat  kepolisian  dan  TNI  datang  ke   lokasi.   Dalam   kesempatan   terpisah,   menaggapi   insiden   bentrokan   tersebut,   Kepala   Badan   Kesatuan   Bangsa,   Politik   dan   Perlindungan   Masyarakat  (Kesbangpolinmas)  Kabupaten  Pidie  Bahrul  Walidin  menyatakan  bahwa  TRA    tidak  terdaftar  di  Kesbangpolinmas  Kabupaten   Pidie  dan  dianggap  sebagai  salah  satu  organisasi  atau  lembaga  ilegal.    

          53   49   66   51   62   59   33   9   9   4   1   3   7   10   0   50   100   150   200  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  IdenZtas  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas   1   1   5   1   3   1   1   1   1   1   4   2   7   2   2   1   4   3   1   1  

Jumlah  insiden  dan  dampak  Konflik  IdenZtas  berdasarkan  provinsi  (Juli  2014)  

Insiden   Tewas  

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

 

 

     

unit  sepeda  motor  milik  anggota  TRA  hangus  dibakar.  Insiden  kekerasan  ini  berhasil  reda  setelah  aparat  kepolisian  dan  TNI  datang  ke   lokasi.   Dalam   kesempatan   terpisah,   menaggapi   insiden   bentrokan   tersebut,   Kepala   Badan   Kesatuan   Bangsa,   Politik   dan   Perlindungan   Masyarakat  (Kesbangpolinmas)  Kabupaten  Pidie  Bahrul  Walidin  menyatakan  bahwa  TRA    tidak  terdaftar  di  Kesbangpolinmas  Kabupaten   Pidie  dan  dianggap  sebagai  salah  satu  organisasi  atau  lembaga  ilegal.    

          53   49   66   51   62   59   33   9   9   4   1   3   7   10   0   50   100   150   200  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  IdenZtas  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas   1   1   5   1   3   1   1   1   1   1   4   2   7   2   2   1   4   3   1   1  

Jumlah  insiden  dan  dampak  Konflik  IdenZtas  berdasarkan  provinsi  (Juli  2014)  

(17)

Konflik Main Hakim Sendiri periode Januari - Juli 2014

Periode Januari-Juli 2014 Data SNPK mencatat sebanyak 2.403 insiden kekerasan terkait konflik main hakim sendiri yang mengakibatkan 157 tewas, 2.917 cedera, dan 121 bangunan rusak. Rata-rata jumlah insiden per bulan sebanyak 343 insiden kekerasan dan jumlah tewas per bulan sebanyak 22 tewas. Adapun, jumlah insiden tertinggi pada periode ini sebanyak 381 insiden kekerasan yang terjadi pada bulan Januari. Sedangkan jumlah tewas tertinggi di bulan Mei [28 tewas]. Selain itu, jumlah tewas tertinggi selama periode ini terjadi di Jawa Barat [34 tewas], Sumatera Selatan [17 tewas], dan Sumatera Utara [16 tewas].

Konflik Main Hakim Sendiri bulan Juli 2014

Selama bulan Juli 2014 tercatat sebanyak 303 insiden kekerasan yang berdampak pada 24 tewas, 353 cedera, dan 43 bangunan rusak. Selain itu, jumlah insiden tertinggi dalam aksi main hakim sendiri terdapat di Sumatera Utara [55 insiden], Jawa Timur [38 insiden], dan Jawa Barat [29 insiden]. Sedangkan dalam jumlah tewas terbanyak terdapat di Jawa Barat [4 tewas] dan masing-masing 3 tewas di Papua, Riau, dan Nusa Tenggara Barat. Jika dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya, jumlah insiden dalam bulan ini mengalami penurunan, namun jumlah tewas tidak mengalami penurunan yang signifikan. (lihat Grafik

dan Tabel Konflik Main Hakim Sendiri).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Juli 2014

Insiden aksi main hakim sendiri sepanjang bulan ini hampir terjadi di seluruh wilayah pemantauan program data SNPK dengan intensitas yang beragam, baik dalam jumlah insiden maupun dampak. Sumatera Utara mengalami insiden konflik main hakim sendiri yang tertinggi yakni sebanyak 55 insiden yang menyebabkan satu tewas dan 66 cedera. Keseluruhan insiden kekerasan tersebut didominasi

atas kasus pencurian, namun beberapa insiden diantaranya terjadi diakibatkan karena harga diri, perselingkuhan, dan pembalasan atas penganiayaan. Di Jawa Timur insiden konflik main hakim sendiri tercatat sebanyak 38 insiden yang berdampak pada dua tewas dan 50 cedera. Dua korban tewas dari aksi main hakim sendiri di Jawa Timur berasal dari kasus pencurian hewan di Kabupaten Pasuruan dan bentrok dua kelompok pemuda di Kabupaten Mojokerto karena masalah ketersinggungan. Sedangkan di Jawa Barat insiden aksi main hakim sendiri tercatat 29 insiden yang mengakibatkan empat tewas dan 31 cedera. Insiden aksi main hakim sendiri yang menelan

empat korban tewas tersebut

dilatarbelakangi kasus pencurian dan harga diri.

Adapun, insiden konflik main hakim sendiri sebanyak 12 insiden yang berakibat pada tiga tewas dan 14 cedera di Riau. Tiga korban tewas masing-masing dipicu kasus pencurian dan penghinaan yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu serta kasus pengeroyokan di Kabupaten Rokan Hilir. Sedangkan di Nusa Tenggara Barat aksi main hakim sendiri tercatat sembilan insiden

yang menyebabkan tiga tewas dan sembilan cedera. Insiden aksi main hakim sendiri yang menelan korban tewas berasal dari kasus pencurian dan kasus pengeroyokan terhadap pelaku pemerasan di Kabupaten Bima serta masalah hutang-piutang yang terjadi Kabupaten Mataram. Di Papua insiden konflik main hakim sendiri sebanyak sembilan insiden yang berdampak pada tiga tewas dan delapan cedera. Dua korban tewas dilatarbelakangi pembalasan atas penganiayaan dan satu korban tewas terkait kasus kecelakaan yang terjadi di Kota Jayapura.

Selain itu, di Lampung aksi main hakim sendiri tercatat lima insiden kekerasan yang berdampak pada dua tewas, dua cedera, dan 39 bangunan rusak. Keseluruhan konflik main hakim sendiri terjadi karena kasus pencurian. Dua korban tewas berasal dari kasus pencurian di Kabupaten Tanggamus. Adapun, satu kasus pencurian yang terjadi di Kabupaten Tanggamus ini telah memicu bentrokan antardesa. Insiden aksi main hakim sendiri ini bermula dari tertangkapnya pelaku pencurian sepeda motor yang dihakimi massa hingga tewas di Desa Sukaraja, Kecamatan Semaka. Massa yang marah

K

onfliK

m

ain

h

aKim

S

enDiri

14

Jumlah insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Juli 2014)

Pemicu Insiden Tewas

Masalah harga diri/Penghinaan 53 4

Kasus Kecelakaan 3 2

Masalah Utang-Piutang 4 1

Kasus Pencurian 211 11

Pembalasan atas pengerusakan 4 0

Perselingkuhan 6 0

Pembalasan atas penganiayaan 21 5

Melawan Maksiat 1 1

Melawan Santet 0 0

Main Hakim Sendiri Lainnya 0 1

(18)

juga menganiaya seorang warga dari Desa Bay Kerap yang diduga sebagai anggota komplotan pencuri. Sehari kemudian pada tanggal 30/7/2014 sejumlah warga Desa Bay Kerap yang marah karena warganya dianiaya dan

dituduh mencuri, menyerang warga Desa Sukaraja. Bentrokan kedua warga desa ini tak terhindari dan berakibat pada 39 bangunan rusak, 10 bangunan diantaranya hangus terbakar. Tak hanya itu, tiga unit mobil dan empat unit

sepeda motor turut terbakar serta enam motor lainnya dijarah. Pasca bentrokan, 39 keluarga mengungsi untuk menghindari bentrok susulan.

Insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari - Juli 2014)

 

     

Jumlah  insiden  dan  dampak  Konflik  Main  Hakim  Sendiri  (Juli  2014)  

Pemicu   Insiden   Tewas  

Masalah  harga  diri/Penghinaan   53   4  

Kasus  Kecelakaan   3   2  

Masalah  Utang-­‐Piutang   4   1  

Kasus  Pencurian   211   11  

Pembalasan  atas  pengerusakan   4   0  

Perselingkuhan   6   0  

Pembalasan  atas  penganiayaan   21   5  

Melawan  Maksiat   1   1  

Main  Hakim  Sendiri  Lainnya   0   0  

Melawan  Santet   0   0    Total   303   24         381   327   325   358   358   351   303   21   19   14   25   28   26   24   0   50   100   150   200   250   300   350   400   450  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  Main  Hakim  Sendiri  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas  

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

                                     

BANTEN   JAWA  BARAT   JAWA  TIMUR   KALIMANTAN  

BARAT   LAMPUNG   TENGGARA  NUSA   BARAT  

Papua   RIAU   SULAWESI  

UTARA   SUMATERA  BARAT   SUMATERA  UTARA  

6   29   38   5   5   9   9   12   8   7   55   2   4   2   1   2   3   3   3   2   1   1  

Jumlah  insiden  dan  tewas  Konflik  Main  Hakim  Sendiri  berdasarkan  provinsi  (Juli  2014)  

Insiden   Tewas  

Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Juli 2014)

(19)

Konflik Separatisme periode Januari - Juli 2014

Sepanjang periode Januari-Juli 2014 tercatat sebanyak 27 insiden separatisme di Papua yang berdampak 22 tewas, 24 cedera, dan 4 bangunan rusak. Disamping itu, dalam periode yang sama kabupaten/kota yang memiki angka korban tewas tertinggi karena konflik separatisme adalah Kabupaten Puncak Jaya [10 tewas] dan [4 tewas] di Kabupaten Lanny Jaya dan Kota Jayapura serta masing-masing [2 tewas] terjadi di Kabupaten Mimika dan Kepulauan

Yapen.

Konflik Separatisme bulan Juli 2014

Data SNPK mencatat konflik separatisme di Papua selama bulan Juli 2014 sebanyak 6 insiden kekerasan yang menyebabkan 4 tewas dan 11 cedera. Sebanyak 4 korban tewas terjadi di Kabupaten Lanny Jaya dan Puncak Jaya. Pada bulan ini konflik separatisme mengalami satu puncak baru, setelah sebelumnya juga mengalami puncak di bulan Januari dan April sebelumnya. (lihat

Grafik dan Peta Konflik Separatisme).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Juli 2014

Papua merupakan provinsi yang acapkali mendapatkan gangguan dari kelompok sipil bersenjata yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam bulan ini, gangguan dan teror dari gerakan separatisme setidaknya terjadi di Kabupaten Jayapura, Puncak Jaya, Kota Jayapura, dan Lanny Jaya.

Gangguan dan teror gerakan separatis- me yang menelan tiga korban tewas terjadi di Kabupaten Lanny Jaya. Pada tanggal 28/7/2014 di Desa Nambume, Kecamatan Pirime, terjadi kontak senjata antara kelompok sipil bersenjata dengan aparat kepolisian. Kontak senjata mengakibatkan dua anggota polisi tewas di lokasi kejadian dan enam polisi lainnya cedera. Insiden baku tembak juga berdampak pada ketidaknyamanan masyarakat hingga sebagian warga dari Distrik Pirime, Indawa, dan Makki memilih mengungsi ke daerah yang aman. Tahun 2012 rombongan Kapolda Papua Irjen Pol. Tito Karnavian sempat diserang

oleh kelompok sipil bersenjata dilokasi yang sama. Kapolda Papua Brigjen Pol. Yotje Mende menyebutkan pelaku penyerangan di Kabupaten Lanny Jaya merupakan salah satu dari tiga kelompok sipil bersenjata yang saat ini menjadi buronan polisi. Tiga kelompok sipil bersenjata itu adalah kelompok pimpinan Wenda, Enden Wademo, dan Tabuni yang acapkali melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan. Sebelumnya, pada tanggal 17/7/2014 di Kampung Dugume, Kecamatan Tiom, kelompok sipil bersenjata melakukan penembakan yang menyasar pada seorang warga yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojek. Korban tewas di tempat setelah peluru mengenai bagian kepala korban sesaat setelah korban mengan- tarkan pelaku ke kampung Dugume. Di Kabupaten Puncak Jaya, dua insiden separatisme terjadi di Kecamatan Tingginambut. Pada tanggal 16/7/2014 iringan 10 unit mobil pengangkut bahan makanan dari Kota Wamena, Kabupaten

Jayawijaya menuju Kota Mulia,

Kabupaten Puncak Jaya ditembaki oleh

K

onfliK

S

eParatiSme

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

             

Peta  Konflik  Separatisme  berdasarkan  jumlah  tewas  di  Kabupaten/kota  Papua  (Januari-­‐Juli  2014)  

 

Jumlah  Tewas   Tewas  

KABUPATEN   PAPUA   KEPULAUAN  YAPEN   2   PUNCAK  JAYA   10   MIMIKA   2   LANNY  JAYA   4   KOTA  JAYAPURA   4       7   4   1   5   1   3   6   7   1   1   6   1   2   4   0   1   2   3   4   5   6   7   8  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14  

Insiden  dan  dampak  Konflik  SeparaZsme  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas  

Insiden dan dampak Konflik Separatisme (Januari - Juli 2014)

(20)

kelompok sipil bersenjata di Kampung

Dangobak. Aksi kekerasan ini setidaknya

telah mengakibatkan seorang tewas dan dua orang cedera serta empat mobil rusak akibat ditembak dan dibakar. Masih di Kecamatan Tingginambut, pada tanggal 29/7/2014 gangguan kelompok sipil bersenjata kembali terjadi. Mereka menyerang sejumlah anggota TNI yang sedang berpatroli. Baku tembak tak terhindari, meng- akibatkan tiga anggota TNI cedera terkena serpihan peluru.

Sedangkan di perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Desa Skouw, Kecamatan Muara Tami, Kota Jayapura, kelompok sipil bersenjata melakukan serangkaian penembakan kepada warga sekitar perbatasan. Insiden kekerasan yang terjadi pada tanggal 19/7/2014 itu tidak menimbulkan korban jiwa, namun membuat sebagian warga ketakutan. Adapun, di depan Kantor Distrik

Nimboran, Kecamatan Nimboran,

Kabupaten Jayapura, terjadi perusakan

Bendera Merah-Putih oleh sejumlah orang yang menamakan diri organisasi massa (ormas) Pembela Pancasila Sejati. Perusakan bendera terjadi pada tanggal 1/7/2014 dalam peringatan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tujuh orang pelaku telah ditetapkan menjadi tersangka atas kasus ini.

Peta Konflik Separatisme berdasarkan jumlah tewas di Kabupaten/kota Papua (Januari - Juli 2014)

Tidak ada data - 0 1 – 2 3 – 4 5 – 6 > 7 Jayapura (4) Kepulauan Yapen (2) Mimika (2) Lanny Jaya (4) Puncak Jaya (10)

PROVINSI

PAPUA

(21)

Laporan  Bulanan:  Juli  2014  

                                                                        5   1   4   2   10   2   11   2   2   1   3   3   1   1   8   1   2   2   4   3   1   10   8   1   3   1  

Jumlah  insiden  dan  dampak  Kekerasan  dalam  Penegakan  Hukum  berdasarkan  provinsi  (Juli  2014)  

Insiden   Tewas  

Edisi 07 | Juli, 2014

     

[170  insiden  dan  29  tewas].    

Kekerasan  Dalam  Penegakan  Hukum  bulan  Juli  2014  

Sepanjang  bulan  Juli  2014  tercatat  87  insiden  kekerasan  yang  menyebabkan  5  tewas  dan  113  cedera  terkait  kekerasan  dalam  penegakan   hukum.  Provinsi  dengan  jumlah  insiden  tinggi  terkait  kekerasan  dalam  penegakan  hukum  adalah  Jawa  Timur  [11  insiden]  dan  Jawa  Barat   dan  Sumatera  Selatan  [masing-­‐masing  10  insiden].  Sedangkan  jumlah  tewas  terkait  kekerasan  dalam  penegakan  hukum  terdapat  di  Jawa   Barat  [3  tewas]  serta  [1  tewas]  yang  terjadi  di  Papua  Barat  dan  DKI  Jakarta.  Jika  dibandikan  pada  6  bulan  terakhir  terjadi  penurunan   insiden  dan  tewas  terkait  kekerasan  dalam  penegakan  hukum.  (Lihat  Grafik  Kekerasan  dalam  Penegakan  Hukum).  

 

Insiden-­‐insiden  yang  mengemuka  di  bulan  Juli  2014  

Di  Jawa  Barat  insiden  kekerasan  dalam  penegakan  hukum  yang  menelan  tiga  korban  tewas  terjadi  di  kisaran  Pangkalan  IV,  Kelurahan   Ciketing  Udik,  Kecamatan  Bantargebang,  Kota  Bekasidi  mana  aparat  kepolisian  menembak  mati  dua  orang  pelaku  perampokan  yang  saat   akan   dibekuk   mencoba   melawan   dan   merebut   senjata   milik   polisi   serta   di   Kelurahan   Bojong   Menteng,   Kecamatan   Rawalumbu,   Kota   Bekasi  aparat  kepolisian  juga  menembak  mati  tersangka  pencurian  sepeda  motor  yang  masuk  dalam  Daftar  Pencarian  Orang  (DPO)  saat   hendak  ditangkap  dirumah  kontrakannya.    

 

Insiden   kekerasan   dalam   penegakan   hukum   yang   menelan   korban   tewas   juga   terjadi   di   DKI   Jakarta.   Insiden   kekerasan   ini   terjadi   di   kawasan   Palbatu   IV,   Kecamatan   Tebet,   Jakarta   Selatan   saat   aparat   kepolisian   hendak   menangkap   seorang   tersangka   terkait   kasus   penggunaan  narkoba.  Tersangka  yang  berusaha  melawan  dan  kabur  terpaksa  ditembak  oleh  polisi  hingga  tewas  kehabisan  darah  saat   perjalanan   ke   rumah   sakit.   Sedangkan   di   Papua   Barat   satu   korban   tewas   terjadi   di   Desa   Anday,   Kecamatan   Manokwari   Selatan,   Kabupaten   Manokwari.   Insiden   kekerasan   ini   bermula   ketika   dua   anggota   kepolisian   hendak   melerai   adu   mulut   antarwarga   terkait   pembayaran  kayu.  Namun,  seorang  warga  yang  emosi  tidak  terima  dilerai  dan  membacok  seorang  anggota  polisi  hingga  terluka.  Pelaku   akhirnya  tewas  tertembak  setelah  rekan  korban  berusah  melindungi  diri.  

    167   151   147   119   163   170   87   16   16   19   8   18   29   5   0   50   100   150   200  

Jan-­‐14   Feb-­‐14   Mar-­‐14   Apr-­‐14   May-­‐14   Jun-­‐14   Jul-­‐14   Insiden  dan  dampak  Kekerasan  Dalam  Penegakan  Hukum  (Januari-­‐Juli  2014)  

Insiden   Tewas  

     

18

K

eKeraSan

D

alam

P

enegaKan

h

uKum

Insiden dan dampak Kekerasan Dalam Penegakan Hukum (Januari - Juli 2014)

Kekerasan Dalam Penegakan Hukum periode Januari - Juli 2014

Insiden kekerasan dalam penegakan hukum yang tercatat dalam periode ini sebanyak 1.004 insiden kekerasan yang menyebabkan 111 tewas, 1.175 cedera, dan 2 bangunan rusak. Rata-rata jumlah insiden yang terjadi sebanyak 143 insiden kekerasan per bulan, sedangkan dalam jumlah tewas rata-rata per bulan sebanyak 16 tewas. Dalam periode ini, jumlah insiden dan tewas tertinggi terjadi di bulan Juni [170 insiden dan 29 tewas].

Kekerasan Dalam Penegakan Hukum bulan Juli 2014

Sepanjang bulan Juli 2014 tercatat 87 insiden kekerasan yang menyebabkan 5 tewas dan 113 cedera terkait kekerasan dalam penegakan hukum. Provinsi dengan jumlah insiden tinggi terkait kekerasan dalam penegakan hukum adalah Jawa Timur [11 insiden] dan Jawa Barat dan Sumatera Selatan [masing-masing 10 insiden]. Sedangkan jumlah tewas terkait kekerasan dalam penegakan hukum terdapat di Jawa Barat [3 tewas] serta [1 tewas] yang terjadi di Papua Barat dan DKI Jakarta. Jika dibandikan pada 6 bulan terakhir terjadi penurunan insiden dan tewas terkait kekerasan dalam penegakan hukum. (lihat Grafik Kekerasan dalam Penegakan

Hukum).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Juli 2014

Di Jawa Barat insiden kekerasan dalam penegakan hukum yang menelan tiga korban tewas terjadi di kisaran Pangkalan IV, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasidi mana aparat kepolisian menembak mati dua orang pelaku perampokan yang saat akan dibekuk mencoba melawan dan merebut senjata milik polisi serta di Kelurahan

Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi aparat kepolisian juga menembak mati tersangka pencurian sepeda motor yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) saat hendak ditangkap di rumah kontrakannya.

Insiden kekerasan dalam penegakan hukum yang menelan korban tewas juga terjadi di DKI Jakarta. Insiden kekerasan ini terjadi di kawasan Palbatu IV, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan saat aparat kepolisian hendak menangkap seorang tersangka terkait kasus penggunaan narkoba. Tersangka yang berusaha melawan dan kabur terpaksa ditembak oleh polisi hingga tewas kehabisan darah saat perjalanan ke rumah sakit. Sedangkan di Papua Barat satu korban tewas terjadi di Desa Anday, Kecamatan Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari. Insiden kekerasan ini bermula ketika dua anggota kepolisian hendak melerai adu mulut antarwarga terkait pembayaran kayu. Namun, seorang warga yang emosi tidak terima dilerai dan membacok seorang anggota polisi hingga terluka. Pelaku akhirnya tewas tertembak setelah rekan korban berusaha melindungi diri.

Gambar

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di 34 provinsi (Juli 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Pada waktu itu, raksasa Purusada yang bernazar akan mempersembahkan seratus manusia untuk menjadi santapan Batara Kala, bilamana luka di kakinya dapat disembuhkan.. Ketika itu,

Hubungan biologi dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah dengan adanya filsafat ilmu pengetahuan yang mengkritisisasi dan memikirkan efek-efek ilmu biologi dan

Penurunan kadar hormon testosteron yang lebih tinggi pada kelompok perlakuan fraksi metanol menunjukkan bahwa aktivitas dari abrin dalam biji saga

Skripsi yang disusun Donny Purwahyudi (004001162) “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Norma Perlindungan Tentang Waktu Kerja dan Istirahat bagi Tenaga Kerja” dari

Bagi Saudara/i yang hendak melangsungkan pernikahan bulan Mei - Desember 2015 , diralat menjadi bulan Mei 2015 - Maret 2016 , maka Bimbingan Pra-Pernikahan untuk Pemberkatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar sejarah siswa kelas X MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 melalui

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Akurasi

Menurut Sri Harto, 2000; 35, data hujan yang akan digunakan dalam analisis Menurut Sri Harto, 2000; 35, data hujan yang akan digunakan dalam analisis hidrologi harus merupakan data