• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA USIA, PARITAS DAN PERILAKU ASUPAN ZAT GIZI DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD PROVINSI KEPRI TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA USIA, PARITAS DAN PERILAKU ASUPAN ZAT GIZI DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD PROVINSI KEPRI TAHUN 2017"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

19

ISSN: 2087-4944

HUBUNGAN ANTARA USIA, PARITAS DAN PERILAKU ASUPAN ZAT GIZI

DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL

DI RSUD PROVINSI KEPRI TAHUN 2017

Shinta Ayu Retnawati, Sari Suryanti Akademi Kebidanan Anugerah Bintan

Email : shienta_ayr85@yahoo.com, sarisuryan74@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan data Dinkes kota Tanjungpinang 2015 angka pre eklampsia atau eklampsia sebanyak 2,1% sedangkan tahun 2016 angka pre eklampsia atau eklampsia sebanyak 1,54%. Sedangkan menurut catatan medik BLUD-RSUD Tanjungpinang dan RSUD Provinsi Kepri bahwa jumlah Hipertensi Gestasional (akibat kehamilan) di BLUD-RSUD tanjungpinang tahun 2015 sebanyak 5,79% dan tahun 2016 meningkat menjadi 6,74%, demikian juga jumlah Hipertensi Gestasional (akibat kehamilan) di RSUD Provinsi Kepri tahun 2015 sebanyak 12,5% sedangkan tahun 2016 meningkat menjadi 17,8%. Tujuan Penelitian untuk menganalisis hubungan usia, paritas dan perilaku asupan zat gizi dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017. Pre eklampsia adalah terjadinya peningkatan tekanan darah paling sedikit 140/90 mmHg, proteinuria, dan odema. Pre eklampsia merupakan resiko yang dapat membahayakan ibu serta janin. Sampai saat ini terjadinya pre eklampsia belum diketahui penyebabnya.

Metode Penelitian : Desain penelitian menggunakan rancangan cose control

dengan pendekatan Retrospective. Subjek penelitian berjumlah 66 orang dengan teknik total sampling (sampling jenuh). Sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis chi square.

Hasil : Pre eklampsia ibu hamil yang mayoritas usia 20-35 tahun sebanyak 30 orang (45,5%), pada paritas multipara sebanyak 22 orang (33,3%), dan pada perilaku asupan zat gizi/nutrient sebanyak 33 orang (50%). Hasil bivariat yaitu tidak terdapat hubungan antara usia dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil (ρ = 0,206), tidak terdapat hubungan paritas dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil dengan nilai (ρ = 1,000), dan terdapat hubungan antara perilaku asupan zat gizi dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil dengan nilai ρ = 0,000 (ρ < 0,05).

Kesimpulan : Ada hubungan antara perilaku asupan zat gizi/nutrient dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017.

Saran : Supaya ibu hamil yang mengalami pre eklampsia untuk dapat mengatur pola perilaku asupan zat gizi/nutrient dengan baik.

Kata Kunci : Usia, Paritas, Perilaku asupan Zat Gizi/Nutrient, Kejadian Pre Eklampsia

PENDAHULUAN

Mortalitas dan morbiditas di Indonesia dalam kehamilan masih cukup tinggi. Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor

utama kematian ibu kasus akut pada penderita melahirkan adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi (11%). Eklampsia merupakan kasus akut pada pre

(2)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

20

ISSN: 2087-4944

eklamsia yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 51,5% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertingginya mortalitas dan morbiditas ibu (Wiknjosastro, 2008).

Angka kejadian pre eklamsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang mempengaruhi yaitu primigravida, nuliparitas, umur yang ekstrim (≤15 atau ≥35 tahun), riwayat pre eklamsia sebelumnya, hipertensi kronis. Di negara maju gangguan hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab ke dua tersering setelah embolisme dan mencakup 15 % dari kasus kematian ( Norwits, 2007).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). AKI Indonesia diperkirakan tidak akan dapat mencapai target MDGs yang ditetapkan yaitu 102 per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Kematian ibu akibat kehamilan, persalinan dan nifas sebenarnya sudah banyak dikupas dan dibahas penyebab serta langkah‐langkah untuk mengatasinya. Meski demikian tampaknya berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah masih

belum mampu mempercepat

penurunan AKI seperti yang diharapkan. Pada Oktober yang lalu kita dikejutkan dengan hasil perhitungan AKI menurut SDKI 2012 yang menunjukkan peningkatan (dari 228 per 100 000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100 000 kelahiran hidup). Diskusi sudah banyak dilakukan dalam rangka membahas mengenai sulitnya menghitung AKI dan sulitnya menginterpretasi data AKI yang berbeda‐beda dan fluktuasinya kadang drastis (AbouZhar C,2010).

Menurut World Health

Organization (WHO) pada tahun 2008, bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia\mencapai lebih dari 500.000 orang, salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah Pre eklampsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi. Pre eklampsia salah satu sindrom yang dijumpai pada ibu hamil di atas 20 minggu terdiri dari hipertensi dan proteinuria dengan atau tanpa edema (Amelda,2009).

Menurut Rozikhan (2007) Di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal didapatkan yang tidak punya riwayat pre eklampsia sebanyak 79% lebih

(3)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

21

ISSN: 2087-4944

banyak bila dibandingkan dengan yang mempunyai riwayat pre eklampsia sebanyak 21%. Ini menunjukkan bahwa penderita pre eklampsia mengalami peningkatan. Variabel yang mempunyai risiko terjadinya pre eklampsia berat adalah riwayat pre eklampsia mempunyai risiko 15,506 kali, keturunan mempunyai risiko 7,110 kali, dan paritas mempunyai risiko 4,751 kali untuk terjadi pre eklampsia berat. Sedangkan menurut Erni W & Sulastri (2008) Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta didapatkan menderita pre eklampsia ringan sebanyak 57,1% dan yang menderita pre eklampsia berat sebanyak 42,9%. Dalam penelitian bahwa usia dan paritas mempunyai nilai yang negatif terhadap kejadian pre eklampsia. Sehingga setiap kenaikan usia dan paritas maka kejadian pre eklampsia cenderung akan turun. Kehamilan kembar dan penyakit yang ada sebelum hamil mempunyai nilai yang positif terhadap kejadian pre eklampsia. Sehingga setiap kenaikan kehamilan kembar dan penyakit yang ada sebelum hamil maka akan diimbangi dengan kenaikan kejadian pre eklampsia (Rozikhan,2007 dan Erni W & Sulastri,2008).

Data AKI Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2013 AKI menjadi 118 per

100.000 kalahiran hidup, kota Pekanbaru memiliki angka terendah yakni 44 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) Kepulauan Riau sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup, (SDKI,2012). Penyebab utama kematian ibu dan bayi di Kepulauan Riau tahun 2013 adalah pendarahan, hipertensi, abortus, partus, dan lain-lain.

Berdasarkan data Kemenkes (2013) lebih dari 25% kematian ibu di indonesia disebabkan oleh Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK). Di kota Tanjungpinang 2015 angka pre eklampsia atau eklampsia sebanyak 2,1% Sedangkan tahun 2016 angka pre eklampsia atau eklampsia sebanyak 1,54%.

Berdasarkan catatan medik BLUD-RSUD Tanjungpinang dan RSUD Provinsi Kepri bahwa jumlah Hipertensi Gestasional (akibat kehamilan) di BLUD-RSUD Tanjungpinang tahun 2015 sebanyak 5,79% dan tahun 2016 meningkat menjadi 6,74%, demikian juga jumlah Hipertensi Gestasional (akibat kehamilan) di RSUD Provinsi Kepri tahun 2015 sebanyak 12,5% sedangkan tahun 2016 meningkat menjadi 17,8%.

Berdasarkan data di atas penulis tertarik melakukan penelitian di RSUD Provinsi Kepri dengan judul “Hubungan

Usia, Paritas dan Perilaku Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Pre eklampsia

(4)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

22

ISSN: 2087-4944

pada Ibu Hamil di RSUD Provinsi Kepri

Tahun 2017”.

Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis Hubungan Usia, Paritas dan perilaku asupan Zat Gizi dengan Kejadian Pre Eklampsia pada Ibu Hamil di RSUD Provinsi Kepri Tahun 2017.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian

analitik korelasi untuk mengetahui korelasi antara suatu variable dengan variable lain tersebut diusahakan dengan mengidentifikasi variable yang ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi pula variable lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan ana tara keduanya, rancangan yang akan digunakan peneliti adalah Case Control yaitu suatu penelitian (suvei) analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan

menggunakan pendekatan

Retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu.

Analitik yang menyangkut bagaimana hubungan antara usia, paritas dan perilaku asupan zat gizi dipelajari dengan menggunakan pendekatan Retrospective yang

merupakan penelitian yang berusaha melihat kebelakang (backward looking), artinya pengumpulan data di mulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri kebelakang tentang penyebabnya atau variable-variabel yang mempengaruhi akibat tersebut. Dengan kata lain, dalam penelitian

retrospective ini berangkat dari dependen variable, kemudian di cari

independen variabelnya (

Notoatmodjo : 2012).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, paritas dan perilaku asupan zat gizi dengan kejadian pre eklampsiaa pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Provinsi Kepri dan waktu penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada tanggal 14 Mei-04Juni 2017. Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil RSUD Provinsi Kepri terhitung mulai bulan Februari 2017 sampai April 2017. Besarnya populasi 66 orang.

Sampel yang diambil untuk penelitian sebanyak 66 orang. Yang terdiri dari 33 orang ibu hamil dengan kejadian pre eklampsiaa dan 33 orang ibu hamil dengan kehamilan normal di RSUD Provinsi Kepri.

(5)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

23

ISSN: 2087-4944

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampel non random (non probability) sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat di perhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka (Notoatmodjo, 2012).

Teknik yang digunakan Total Sampling (sampling jenuh), merupakan teknik sampling yang digunakan cara pengambilan semua anggota populasi menjadi sampel. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil, seperti bila sampelnya kurang dari tiga puluh maka anggota populasi tersebut diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel (A.Aziz Alimul Hidayat, 2014).

Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan ukuran atau ciri yang dimilki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. (Notoatmodjo, 2012). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : variabel independent penelitian : usia ibu, paritas dan perilaku asupan zat gizi/nutrient, variabel dependent penelitian : kejadian pre eklampsia.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh melalui pertanyaan dengan menggunakan kuesioner yang akan ditanyakan langsung kepada responden, yaitu tentang asupan zat gizi/nutrient dan kejadian pre eklampsiaa pada ibu hamil. Data sekunder diperoleh dari laporan harian pasien rawat inap di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017.

Analisis Data

Analisis data menggunakan program SPSS dengan uji statistic chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variabel indeprnden. Kriteria keputusan pengujian hipotesis, yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen jka nilai ρ < 0,05.

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden

Penelitian yang dilakukan pada bulan 14 Mei-04 Juli Tahun 2017 secara door tu door pada 66 responden yang dilihat dari segi usia, pendidikan, paritas, pekerjaan. Hasil penelitian yang didapat akan disampaikan dalam bentuk tabel dan narasi. Adapun hasil penelitian sebagai berikut :

(6)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

24

ISSN: 2087-4944

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pendidikan, Paritas, dan Pekerjaan di RSUD Provinsi Kepri Tahun 2017

Karakteristik N = 66 Orang % 1. Usia < 20 tahun 20-35 tahun ˃ 35 tahun 3 57 6 4,5 86,4 9,1 2. Pendidikan Tidak tamat SD SD SLTP SLTA D3/PT 0 6 45 13 2 0 9,1 68,2 19,7 3,0 3. Paritas

Perta kali hamil (Primipara)

Hamil lebih dari 2 kali (Multipara) 23 43 34,8 65,2 4. Pekerjaan IRT PNS Karyawan Swasta Wiraswasta 66 0 0 0 100 0 0 0 Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan mayoritas responden berusia 20-35 tahun sebanyak 57 orang (86,4%) tingkat pendidikan SLTP sebanyak 45 orang (68,2%) tingkat paritas Multipara sebanyak 43 orang (65,2%) dan sebagian besar responden bekerja sebagai IRT sebanyak 66 Orang (100%).

2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui hubungan usia,

paritas dan perilaku asupan zat gizi dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri Tahun 2017 dengan kuesioner sebanyak 14 pertanyaan yang terdiri 4 kategori yang akan memperlihatkan hubungan usia, paritas dan perilaku asupan zat gizi dengan kejadian pre eklampsia. Adapun hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :

(7)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

25

ISSN: 2087-4944

Distribusi Frekuensi Perilaku Asupan Zat Gizi pada Ibu Hamil di RSUD Provinsi Kepri Tahun 2017

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan mayoritas responden

perilaku asupan zat

gizi/nutrientnya kurang sebanyak 34 orang (51,5%) dan responden

yang asupan zat gizi/nutrientnya baik sebanyak 32 orang (48,5%). b. Kejadian Pre eklampsia pada ibu

hamil

Distribusi Frekuensi Kejadian Pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri Tahun 2017

Kejadian Pre eklampsia %

Ya Tidak 33 33 50 50 Total 66 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mengalami pre eklampsia sebanyak 33 orang (50%) dan responden yang mengalami pre eklampsia sebanyak 33 orang (50%).

3. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antara usia, paritas, dan perilaku asupan zat gizi dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri Tahun 2017. Adapun hasil yang didapatkan adalah

:

Asupan Zat Gizi %

Baik Kurang 32 34 48,5 51,5 Total 66 100

(8)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

26

ISSN: 2087-4944

Hubungan Antara Usia dengan Kejadian Pre eklampsia pada Ibu Hamil di RSUD Provinsi Kepri Tahun 2017

Usia Ibu Hamil Kejadian Pre eklampsia Jumlah Ya (0) Tidak (1) % % N % Beresiko Tidak beresiko 3 30 4,5 45,5 6 27 9,1 40,9 9 57 13,6 86,4 Total 33 50 33 50 66 100

X

2 = 3,158 ρ = 0,206

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa terdapat 57 orang (86,4%) ibu yang usia tidak beresiko dengan 30 orang (45,5%) mengalami pre eklampsia dan 27 orang (40,9%) tidak mengalami pre eklampsia.

Hasil uji statistic chi square diperoleh nilai ρ = 0,206 (ρ > 0,05)

dengan nilai X2 hitung = 3,158 < X2 tabel = 3,841 yang berarti Ha dalam hipotesa pada penelitian ini ditolak yaitu tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017.

Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Pre eklampsia pada Ibu Hamil di RSUD Provinsi Kepri Tahun 2017.

Paritas Kejadian Pre eklampsia Jumlah

Ya (0) Tidak (1) ∑ % ∑ % N % Beresiko (Primipara) Tidak beresiko (Multipara) 11 22 16,7 33,3 12 21 18,2 31,8 23 43 34,8 65,2 Total 33 50 33 50 66 100 X2 = 0,000 ρ = 1,000

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat 43 orang (65,2%) ibu yang paritas tidak beresiko (Multipara) dengan 22

orang (33,3%) mengalami pre eklampsia dan 21 orang (31,8%) tidak mengalami pre eklampsia.

(9)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

27

ISSN: 2087-4944

Hasil uji statistic chi square diperoleh nilai ρ = 1,000 (ρ > 0,05) dengan nilai X2 hitung = 0,000 < X2 tabel = 3,841 yang berarti Ha dalam hipotesa pada penelitian ini ditolak

yaitu tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017.

Hubungan Antara Perilaku Asupan Zat Gizi/Nutrient dengan Kejadian Pre eklampsia pada Ibu Hamil di RSUD Provinsi Kepri Tahun 2017. Asupan Zat

Gizi/Nutrient

Kejadian Pre eklampsia Jumlah Ya (0) Tidak (1) ∑ % ∑ % N % Baik Kurang 0 33 0 50 32 1 48,5 1,5 32 34 48,5 51,5 Total 33 50 33 50 66 100 X2 = 58,296 ρ = 0,000

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa terdapat 34 orang (51,5%) ibu yang asupan zat gizi/nutrient kurang dengan 33 orang (50%) mengalami pre eklampsia dan 1 orang (1,5%) tidak mengalami pre eklampsia.

Hasil uji statistic chi square diperoleh nilai ρ = 0,000 (ρ > 0,05)

dengan nilai X2 hitung = 58,296 < X2 tabel = 3,841 yang berarti Ha dalam hipotesa pada penelitian ini diterima yaitu ada hubungan antara perilaku asupan zat gizi/nutrient dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017.

PEMBAHASAN

1. Analisis Univariat

a. Usia ibu hamil dengan kejadian pre eklampsia

Berdasarkan tabel 4.1

didapatkan mayoritas

responden di RSUD Provinsi Kepri yang berusia 20-35 tahun sebanyak 57 orang (86,4%). Berdasarkan hasil uji statistic chi square diperoleh nilai ρ = 0,206

(ρ > 0,05) dengan nilai X2 hitung = 3,158 < X2 tabel = 3,841 yang berarti Ha dalam hipotesa pada penelitian ini ditolak yaitu tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nursal,dkk (2015), di mana ibu hamil yang berusia < 20 tahun dan > 35

(10)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

28

ISSN: 2087-4944

tahun berisiko lebih besar terkena pre eklampsia bila dibandingkan dengan ibu hamil berusia 20-35 tahun.dengan hasil analisis di dapatkan nilai OR (Odds Ratio) sebesar 4,886 yang berarti ibu hamil yang berusia < 20 tahun dan > 35 tahun beresiko 4,866 kali beresiko untuk terkena pre eklampsia dibandingkan denagn ibu hamil yang berusia antara 20-35 tahun.

Penelitian ini sesuai dengan teori Royston dan Armstrong yang menyatakan usia merupakan bagian status reproduksi yang penting. Bahwa usia 20-35 tahun merupakan usia yang paling aman bagi wanita untuk hamil dan melahirkan. Royston dan Armstrong juga menyatakan bahwa wanita usia remaja yang hamil untuk pertama kali dan wanita yang hamil pada usia > 35 tahun akan mempunyai resiko yang sangat tinggi untuk mengalami pre eklampsia (Indriani,2012 dalam jurnal Nursal,dkk 2015).

Berdasarkan asumsi peneliti, usia berpengaruh terhadap terjadinya pre eklampsia karena usia yang terlalu muda atau terlalu tua

dalam menjalani proses kehamilan akan berpengaruh terhadap kematangan organ reproduksi dan komplikasi-komplikasi yang akan terjadi salah satunya yaitu pre eklampsia.

b. Paritas dengan kejadian pre eklampsia

Berdasarkan tabel 4.1

didapatkan mayoritas

responden di RSUD Provinsi Kepri yang hamil lebih dari satu kali (Multipara) sebanyak 43 orang (65,2%). Berdasarkan hasil uji statistic chi square diperoleh nilai ρ = 1,000 (ρ > 0,05) dengan nilai X2 hitung = 0,000 < X2 tabel = 3,841 yang berarti Ha dalam hipotesa pada penelitian ini ditolak yaitu tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Tigor,dkk (2015) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian pre eklampsia di Poli KIA RSU Anutapura Palu dengan hasil uji statistik diperoleh nilai ρ = 0,765 (ρ > 0,05). Hasil tersebut di dukung dengan adanya hasil

(11)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

29

ISSN: 2087-4944

kuesioner dari responden yang

mana sebagian besar

responden atau ibu hamil yang dating ke ruang Poli KIA lebih banyak yang memiliki paritas atau jumlah kehamilan ≤ 3 kali kehamilan (19 orang). Serta persepsi dan asumsi yang berbeda mengenai adanya hubangan antara paritas dengan kejadian pre eklampsia, di mana sebagian besar ibu hamil yang dating di Poli KIA RSU

Anutapura Palu

mempersepsikan bahwa jumlah bayi yang mereka lahirkan ini tidak ada hubungannya dengan kejadian pre eklampsia, bagi mereka selama mereka memiliki kemampuan untuk melahirkan, serta berusaha untuk tidak selalu cemas dengan janinnya serta selalu percaya bahwa selama mereka menjaga kesehatan mereka dan janin yang dikandungnya maka hal tersebut tidak ada hubungannya dengan adanya kejadian pre eklampsia.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Erni W dan Sulastri (2007), yaitu bahwa variabel paritas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kejadian pre eklampsia. Jadi hipotesis

alternative yang menyatakan bahwa “ada pengaruh antara paritas dengan kejadian pre eklampsia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta” Tidak terbukti kebenarannya (Tigor, dkk 2016).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Langelo et al pada thun 2012 membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian pre eklampsia (Karima, dkk 2015).

Berdasarkan asumsi peneliti, ada hubungan antara paritas dengan pre eklampsia terutama pada primipara. Karena pada primipara sering mengalami setres dalam menghadapi persalinan. Setres akan menimulkan emosi yang tidak terkontrol sehingga dapat mengganggu kinerja organ jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. c. Perilaku asupan zat gizi/nutrient

dengan kejadian pre eklampsia Berdasarkan tabel 4.2

didapatkan mayoritas

responden di RSUD Provinsi Kepri yang perilaku asupan zat gizi/nutrient kurang pada ibu

(12)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

30

ISSN: 2087-4944

hamil sebanyak 34 orang (51,5%). Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai ρ = 0,000 (ρ < 0,05) dengan nilai X2 hitung = 58,296 > X2 tabel = 3,841 yang berarti Ha dalam hipotesa pada penelitian ini diterima yaitu ada hubungan antara perilaku asupan zat gizi/nutrient dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017.

Berdasarakan hasil penelitian Nuryani,dkk (2013) hasil uji statistik menunjukkan nilai ρ = 0,000 yang berarti

asupan energi yang

berhubungan dengan kejadian pre eklampsia dan merupakan faktor resiko. Sama halnya dengan asupan protein dengan hasil uji statistik menunjukkan nilai ρ = 0,000 yang berarti

asupan protein juga

berhubungan dengan kejadian pre eklampsia, dan merupakan faktor resiko. Sementara itu hasil analisis statistik asupan lemak dengan kejadian pre eklampsia menunjukkan nilai ρ = 1,000 yang berarti asupan lemak tidak berhubungan dengan kejadian pre eklampsia dan bukan merupakan faktor resiko. Demikian halnya dengan

asupan kalsium yang

menunjukkan ada hubungan antara supan kalsium dengan kejadian pre eklampsia dan merupakan faktor resiko dengan nilai ρ = 0,000. Hasil analisis variabel antioksidan meliputi asupan vitamin C,A, E dan Zink, yaitu asupan vitamin C tidak berhubungan dengan kejadian pre eklampsia, namun merupakan faktor resiko. Sementara itu, hasil uji statistik untuk vitamin A;baik nilai ρ maupun OR, sama-sama tidak teridentifikasi karena data asupan pada kedua kelompok adalah homogeny. Serupa dengan vitamoin C hasil uji statistik pada vitamin E menunjukkan tidak ada hubungan dengan kejadian pre eklampsia, namun merupakan faktor resiko. Sementara hasil uji statistik untuk asupan Seng menunjukkan tidak ada hubungan dengan kejadian pre eklampsia, serta bukan merupakan faktor resiko maupun faktor protektif terhadap kejadian pre eklampsia.

Berdasarkan asumsi peneliti, seorang ibu hamil akan lebih baik jika mengkonsumsi makanan yang sehat dan mengandung gizi seimbang.

(13)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

31

ISSN: 2087-4944

Teori diet merupakan salah satu

cara yang dapat

mengendalikan pre eklampsia pada ibu hamil. Untuk itu disarankan pada ibu hamil agar memastikan pola makannya sehat dengan mengkonsumsi berbagai makanan yang seimbang dari kuantitas dan kualitas yang terdiri dari sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral.

Dari hasil uji statistik chi square dengan tingkat signifikan 0,05 didapatkan ρ adalah 0,000 artinya ρ < 0,05 dan X2 = 58,296 > 3,841 yang berarti Ho ditolah yaitu ada hubungan perilaku antara asupan zat gizi dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Usia, Paritas dan Perilaku Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Pre Eklampsia pada Ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017 dengan jumlah responden 66 orang didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini mayoritas ibu hamil berusia 20-35 tahun sebanyak 57 orang (86,4%).

2. Pada penelitian ini mayoritas paritas pada ibu hamil multipara atau hamil lebih dari dua kali sebanyak 43 orang (65,2%).

3. Pada penelitian ini mayoritas perilaku asupan zat gizi/nutrient pada ibu hamil kurang sebanyak 33 orang (50%).

4. Pada penelitian ini mayoritas kejadian pre eklampsia pada ibu hamil yang YA mengalami pre eklampsia sebanyak 33 orang (50%). 5. Tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017, dengan hasil uji

chi square nilai ρ adalah 0,206 > 0,05 dan nilai x2 hitung adalah 3,158 < x tabel = 3,841.

6. Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017, dengan hasil uji

chi square nilai ρ adalah 0,000 > 0,05 dan nilai x2 hitung adalah 1,000 < x tabel = 3,841.

7. Ada hubungan antara perilaku asupan zat gizi/nutrient dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di RSUD Provinsi Kepri tahun 2017, dengan hasil uji chi square nilai ρ adalah 0,000 > 0,05 dan nilai x2 hitung adalah 58,296 < x tabel = 3,841.

(14)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

32

ISSN: 2087-4944

AbouZhar C, (2011). New Estimates Of Maternal Mortality and How to Interpret Them: Choice or Confution ?.Reproductive Health Matters Vol 19 (37) : 117-128. , (2010). Making Sense Of

Maternal Mortality Estimates. Health Information System. School Of Population Health, University Of Quensland, Australia. Jurnal,Vol 2, No 1 (hal 35).

Achmad D, (2008). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I, Jakarta: PT.Dian Rakyat

Asniar. 2011. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Preklampsia Di Rumah Sakit Umum Nene Mallomosidenreng Rappang Tahun

2011.(http://asni4r.blogspot.com/ 2013/08/kti-pre-eklampsia.html) On Line: 1 juni 2016).

Dahlan, Sopiyudin, (2011). Statistik

Untuk Kedokteran dan

Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Eni W, Sulastri (2008). FaktorFaktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklamsia di RSUD dr. Moewardi Surakarta.

Fhairus, Andi Gusthi, Dwi Panghestu, (2010). Hubungan pendidikan dan paritas ibu dengan terjadinya BBLR di RSUD Datu Sanggul Rantau tahun 2010.

(http://perpustakaanhb.files.wor dpress.com) One Line: 9 Desember 2016).

Hamilton, Morgan (2009). Obstetri & Ginekologi Edisi 2, Jakarta : EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul (2014). Metode

Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Karima, Nurulia Muthi,dkk (2015). Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat Di RSUD Dr. M. Djamil Padang, Jurnal Kesehatan Andalas. 2015;4(2).

Kemenkes, (2013). Cakupan

Penanganan Komplikasi

Kebidanan Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2013. (www.depkes.go.id) On Line: 11 Juli 2016. Jam 04.48 WIB.

Manuaba,IB, (2007). (dalam Asniar, 2012). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.

Novida Hidayati dan Titik Kurniawati (2012). Hubungan Umur dan Paritas dengan Kejadian Pre eklampsia pada Ibu Hamil di

Puskesmas Bangetayu

Semarang. KTI Akademi Kebidanan, Semarang.

Nursal, Dien Gusta Anggr8aini,dkk (2015). Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia Pada Ibu Hamil Di

(15)

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017

33

ISSN: 2087-4944

RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014. Artikel Penelitian, e-ISSN 2442-6725.

Nuryani,dkk (2013). Hubungan Pola Makan, Sosial Ekonomi, Antenatal Care dan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kasus Pre eklampsia di Kota Makasar. Jurnal, Vol 2, No 2, Agustus 2013:104-112.

Notoatmodjo, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho, Taufan, (2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Radjamuda,nelawati dan Montolalu, agnes (2014). Faktor-Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manad. Jurnal, Vol 2, No 1, Januari-Juni 2014.

Rahmawati, Eni Nur, (2011). Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya : Victory Inti Cipta.

Rasmini Ni Wayan Ari, (2012). Gambaran Karakteristik Ibu Hamil yang Melakukan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di

BPM Y. Sri Subiyarti Pakem Sleman

Yogyakarta.(https://www.google .com/#q=jurnal+preeklampsia+Ni +wayan+ari M+rasmini.+pdf) On Line: 11 Desember 2016).

Rozikhan (2007). Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklamsia Berat di Rumah Sakit dr. H. Soewondo Kedal. Diakses 26 Agustus 2010. http://eprints.undip.ac.id/4918/1/ Ro zikhan/pdf.

Situmorang, Tigor H, dkk (2016). Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di Poli Kia RSU Anutapura Palu. Jurnal, Vol 2, No 1, Januari 2016 ; 1-75.

Vivan Nanny Lia Dewi & Tri Sunarsih, (2011). Asuhan Kehamilan untuk CKebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Wawan A dan Dewi M, (2010). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika. Wiknjosastro, dkk (2008). (dalam

Novida Hidayat & Titik Kurniawati). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta

(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 11 menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang ayam memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap berat segar rimpang dibandingkan dengan penggunaan pupuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara SPS Batik ini dalam berkomunikasi dengan orang tua anak didik mereka dengan memfasilitasi buku Penghubung sebagai dokumentasi

Namun demikian, karena pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia, maka seyogyanya dalam dakwah pun perlu diperhatikan

Ibu Indrajani, S.Kom., MM selaku dosen pembimbing dari jurusan Sistem Informasi yang telah banyak meluangkan waktu, perhatian, dan pemikiran yang luar biasa dalam

Apakah free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen pada. perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Simpulan yang didapat adalah ukuran sejauh mana sistem informasi sudah berjalan sesuai dengan pengendalian yang ada dan pentingnya kesadaran perusahaan untuk melakukan

Kepuasan juga berperan penting dalam mengukur loyalitas konsumen, Kepuasan akan mendorong konsumen untuk mengulang perilaku pembelian atau konsumsi yang mengakibatkan

If the measure of systolic blood pressure is normally distributed with a mean of 120 and a standard deviation of 10, find the probability that a randomly selected person will have