• Tidak ada hasil yang ditemukan

governance (GCG) dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) bottom line yaitu perusahaan harus menyelarasakan pencapaian kinerja BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "governance (GCG) dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) bottom line yaitu perusahaan harus menyelarasakan pencapaian kinerja BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB BAB BAB BAB IIII

PENDAHULUAN PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1 1.1

1.11.1 LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang

Laporan keuangan merupakan sarana penting bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah memperoleh laba yang terus menerus dan selalu meningkat. Informasi selain laba yang dapat digunakan investor sebagai dasar pengambilan keputusan yakni pengungkapan good corporate governance (GCG) dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) (Agustini, 2011). Melalui pengungkapan CSR, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangan saja, namun perusahaan memiliki suatu tanggung jawab yang disebut tripple bottom line yaitu perusahaan harus menyelarasakan pencapaian kinerja ekonomi (profit) dengan kinerja sosial (people) dan kinerja lingkungan (planet).

Menurut Amalia dan Wijayanto (2007) perusahaan dengan pengungkapan lingkungan yang tinggi dalam laporan keuangannya akan lebih dapat diandalkan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar. Literatur mengenai pengungkapan sukarela yang ada memberikan pemahaman bahwa pengungkapan informasi akuntansi digunakan dalam penilaian perusahaan dan penilaian keuangan perusahaan (Core, 2001). Menurut Basalamah et al (2005) perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR secara sukarela adalah untuk alasan strategis manajemen. Hasil penelitian menunujukkan bahwa kegiatan sosial,

(2)

legitimasi perusahaan dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan secara berkelanjutan. Praktek pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengungkapkan informasi terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan masih bersifat sukarela (Kristanto, 2009). Di negara asing seperti Jepang pengungkapan CSR merupakan sesuatu yang diwajibkan namun di Indonesia masih bersifat voluntary. Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan (Anggraini, 2006).

Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada para investor dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan. Informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan haruslah informasi yang mempunyai relevansi. Salah satu indikator bahwa suatu informasi akuntansi relevan adalah adanya reaksi pemodal pada saat diumumkannya suatu informasi yang dapat diamati dari adanya pergerakan harga saham (Naimah dan Utama, 2006). Ball dan Brown (1968) dalam Agustini (2011) menyatakan tujuan mempelajari relevansi nilai angka-angka akuntansi adalah untuk menguji relevansi dan keandalan angka akuntansi sebagaimana tercermin pada nilai ekuitas dan untuk menilai seberapa baik akuntansi mencerminkan informasi yang digunakan oleh investor. Laporan keuangan yang berkualitas menyajikan angka-angka yang memiliki daya informasi akuntansi yang berguna bagi investor untuk pengambilan keputusan investasi, kredit atau keputusan sejenis lainnya. Daya informasi dari angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan dapat menjadi ukuran kualitas suatu laporan keuangan (Feliana, 2007). Laporan keuangan

(3)

dengan pengungkapan CSR dan daya informasi akuntansi yang baik akan memberi keyakinan investor dalam menilairisk dan return yang diharapkan.

Pengungkapan laporan CSR sebagai informasi tambahan dalam pelaporan keuangan pasti akan melibatkan biaya. Menurut Chancera (2011) pengungkapan informasi oleh perusahaan berkonsekuensi terhadap meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dijelaskan dalam PSAK tentang keseimbangan antara biaya dan manfaat yang artinya bahwa manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Menurut Suwardjono (2010:165) penyediaan dan penggunaan informasi memerlukan atau melibatkan kos. Informasi akan dipertimbangkan untuk masuk ke dalam pelaporan keuangan kalau manfaatnya melebihi kos penyediaan. Kos-manfaat (benefit>cost) merupakan kendala atau batas umum untuk menyaring pertama kali masuknya informasi kedalam pelaporan keuangan.

Dhaliwal, Li, Tsang dan Yang (2009) membuktikan perusahaan dengan kinerja CSR yang baik akan menikmati pengurangan dalam biaya modal ekuitas. Plumlee, Brown dan Marshall (2009) meneliti hubungan antara kualitas pengungkapan sukarela lingkungan perusahaan dan nilai perusahaan (biaya modal ekuitas dan arus kas yang diharapkan) ditemukan bahwa kualitas pengungkapan sukarela lingkungan negatif terkait dengan biaya modal perusahaan. Hasil penelitian Botosan (1997) menujukkan semakin besar tingkat pengungkapan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan, semakin rendah cost of equity capital nya. Di dukung oleh hasil penelitian Agustini (2011) yakni memperlemah pengaruh positif atau dengan kata lain memperkuat pengaruh negatif CSR terhadap cost of equity capital, mengindikasikan pengurangancost of equity capital.

(4)

Hasil dari beberapa penelitian diatas tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) yang menyatakan bahwa menyediakan informasi bagi publik justru berdampak terhadap naiknya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Di dukung hasil penelitian Chancera (2011) menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh positif secara signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Richardson dan Welker (2001) menemukan hubungan positif yang signifikan secara statistik antara tingkat pengungkapan sosial dan biaya modal, pengungkapan sosial lebih meningkatkan biaya modal pada perusahaan sampel yang diteliti.

Adanya pro kontra terkait pengungkapan CSR justru akan menambah beban operasional perusahaan dan disisi lain justru pengungkapan CSR akan menurunkan biaya dan memperoleh laba secara berkelanjutan. Peneliti tertarik untuk meneliti kembali penelitian mengenai pengungkapan CSR terhadap biaya. Penelitian ini adalah penelitian yang dikembangkan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustini (2011) yang menyimpulkan bahwa daya informasi akuntansi terbukti mempengaruhi hubungan pengungkapancorporate social responsibilty dengan cost of equity capital yakni memperlemah pengaruh positif corporate social responsibilty terhadap cost of equity capital nya. Semakin besar tingkat pengungkapan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang berupa pengungkapan CSR disertai dengan daya informasi yang baik, maka semakin rendah cost of equity capital nya. Penelitian tersebut menggunakan book value of equity sebagai proksi dari daya informasi akuntansi, sedangkan penelitian yang dilakukan ini akan menambahkan laba akuntansi sebagai proksi dari daya informasi akuntansi. Laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan (Lev, 1989 dalam Sayekti dan

(5)

oleh laba sedangkan nilai buku hanya menambah sedikit incremental explanatory power (Naimah dan Utama, 2006). Dalam perusahaan tumbuh, penggunaan laba akuntansi memberikan informasi dan memainkan peran signifikan dalam penilaian sekuritas. Akan tetapi peran nilai buku tidak dapat diabaikan karena nilai buku juga merupakan faktor yang relevan dalam menjelaskan nilai ekuitas.

Pengujian relevansi nilai gabungan laba akuntansi dan nilai buku ekuitas yang dilakukan oleh beberapa peneliti banyak dimotivasi oleh hasil studi Ohlson (1995). Studi Ohlson (1995) dipakai sebagai dasar teoritis oleh peneliti-peneliti lainnya yang menghubungkan nilai buku dan laba dengan harga saham. Penelitian-penelitian yang banyak diwarnai oleh studi tersebut yang menggunakan gabungan laba dan nilai buku antara lain (Ely dan Waymire, 1999; Ali dan Hwang, 2000; Naimah dan Utama, 2006). Temuan utama studi-studi tersebut menunjukkan bahwa laba dan nilai buku merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi harga saham. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasar memberikan penghargaan terhadap laba dan nilai buku (Kothari dan Zimmerman, 1995; Ohlson, 1995; Feltham dan Ohlson, 1995).

Laba akuntansi dan nilai buku ekuitas merupakan variabel yang dapat digunakan untuk menjelaskan nilai ekuitas. Laba dan nilai buku merupakan dua ukuran yang mengikhtisarkan laporan keuangan. Nilai buku merupakan ukuran neraca atau aktiva bersih yang menghasilkan laba, sedangkan laba merupakan ukuran laporan rugi laba yang mengikhtisarkan imbal hasil dari aktiva-aktiva tersebut. Nilai buku yang berasal dari neraca memberikan informasi tentang nilai bersih sumber daya perusahaan. Sedangkan laba yang berasal dari laporan rugi laba mencerminkan hasil

(6)

dan Utama, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya informasi akuntansi yang ditunjukkan dalam laba akuntansi dan nilai buku ekuitas pada hubungan pengungkapancorporate social responsibility dengan cost of equity capital.

Berdasarkan latar belakang dan analisis pendahuluan yang dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah daya informasi akuntansi berpengaruh pada hubungan pengungkapan corporate social responsibility dengan cost of equity capital.

1.2 1.2

1.21.2 ManfaatManfaatManfaatManfaat PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dan pemahaman mengenai relevansi nilai laba akuntansi dan nilai buku ekuitas sebagai daya informasi akuntansi pada hubungan corporate social responsibility dengan cost of equity capital.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh manajemen perusahaan sebagai pertimbangan bagi kebijakan perusahaan untuk meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi potensi ekonomi kreatif, menilai potensi ekonomi kreatif unggulan dan memetakan potensi ekonomi kreatif berbasis sistem

This study discusses two approaches in testing the causal ordering of a model, i.e., the Granger and Sim’s tests as well as SCDTs test of causality, which could be either used

Karena biasanya tidak mungkin bagi bayi mengkonsumsi makanan hewani dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi, seng atau kalsium, bila secara ekonomi

Contoh-contoh yang menggambarkan bahwa para Nabi berijtihad dalam urusan duniawiy adalah ijtihad yang dilakukan Nabi Yunus yang memutuskan untuk lari dari kaummnya

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa: tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS dengan sikap ilmiah siswa

Kalo ada produk baru dari masjid, speaker buat masjid, jadi yang kita undang orang-orang masjid kayak pengurus-pengurus masjid gitu.. Terus kalo TOA mengadakan

Judul “ Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir di Kota Pekanbaru ” hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan partisipasi masyarakat mulai dari

- Setiap siswa diberi LKS yang mengarahkan siswa untuk merumuskan pengertian dan fungsi norma kesopanan.LKS dikerjakan secara individu.. Bagi siswa yang