• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARSINOMA SEL BASAL OLEH IMAM BUDI PUTRA DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN USU RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARSINOMA SEL BASAL OLEH IMAM BUDI PUTRA DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN USU RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN 2008"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KARSINOMA SEL BASAL

OLEH

IMAM BUDI PUTRA

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN – USU

RSUP. H. ADAM MALIK

MEDAN

(2)

KARSINOMA SEL BASAL

Epitelioma Sel Basal, Basalioma, Ulkus Rodens, Ulkus Jacob, Tumor Komprecher, Basal Cell Ca (BSC), Epitetioma Non Matpigi1-7

Pendahuluan

Kanker kulit merupakan satu keganasan yang timbul pada permukaan kulit dan berasal dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin.

Secara umum tumor ganas kulit dibagi atas tiga golongan besar yakni: 1. Melanoma Malignum.

2. Non Melanoma Malignum yang terdiri dari: a. Karsinoma sel basal (KSB).

b. Karsinoma sel Skuamosa(KSS). 3. Tumor Ganas Kulit lainnya (jarang)

Karsinoma sel basal adalah suatu tumor kulit yang bersifat ganas, berasal dari sel-sel basal epidermis dan apendiknya. Tumor ini berkembang lambat dan tidak/jarang bermetastase. Keganasan pada karsinoma ini ialah keganasan lokal (lozalized malignant) yaitu invasi ke tumor ke jaringan dibawah kulit (sub kulit), fasia, otot dan tulang, umumnya tidak menyebabkan kematian.l-4

Epidemiologi

Karsinoma sel basal lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dari pada kulit berwarna dan paparan sinar matahari yang lama dan kuat berperan dalam perkembangannya. Lebih sering dijumpai pada pria dan wanita dan biasanya timbul setelah usia lebih dari 40 tahun. Karsinoma sel basal dapat juga dijumpai pada anak-anak dan remaja walaupun jarang.1,3

Predileksi kanker ini adalah di daerah muka yang terpajan sinar matahari (sinar UV). Daerah muka yang paling sering terkena ialah daerah antara dahi dan sudut bibir, dari daerah ini 2/3 atas yang paling sering

(3)

terkena. Dari penyelidikan yang dilakukan di Indonesia ternyata terdapat predileksi sebagai berikut : pipi dan dahi 50% ; Hidung dan lipatan hidung 28% ; Mata dan sekitarnya 17 % ; Bibir 5%.1,4,6

Etiologi

Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa faktor predisposisi yang memegang peranan penting perkembangan karsinoma sel basal. Faktor predisposisi yang diduga sebagai penyebab yaitu : Faktor internal : umur, ras, genetik, dan jenis kelamin. Faktor eksternal : radiasi ultraviolet (UV B 290- 320 nm), radiasi ionisasi, bahan-bahan karsinogenik, mis : arsen, inorganik, zat-zat kimia, hidrokarbon polisiklik, trauma mekanis kulit mis : bekas vaksin, bekas luka bakar, iritasi kronis, dll.1,6

Patogenesis

Karsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa struktur (folikel rambut, kelenjar ekstrin). Terjadinya didahului dengan regenerasi dari kolagen yang sering dijumpai pada orang yang sedikit pigmentnya dan sering mendapat paparan sinar matahari, sehingga nutrisi pada epidermis terganggu dan merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai energi yang dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan menghilang dalam bentuk panas. Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.

Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal merupakan gabungan pengaruh sinar matahari, tipe kulit, warna kulit dan faktor predisposisi lainnya. Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan kulit pada manusia melalui efek imunologi dan efek karsinogenik. Transformasi sel menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet diperkirakan berhubungan dengan terjadinya perubahan pada DNA yaitu

(4)

terbentuknya photo product yang disebut dimer pirimidin yang diduga berperan pada pembentukan tumor. Reaksi sinar ultraviolet menyebabkan efek terhadap proses karsinogenik pada kulit antara lain : lnduksi timbulnya menjadi sel kanker, menghambat immunosurveillance dengan menginduksi limfosit T yang spesifik untuk tumor tertentu.7,8

Histogenesis

Komprecher (1903) menyatakan bahwa karsinoma sel basal berasal dari sel basal epidermis. Adamson (1914) mengajukan teori bahwa karsinoma sel basal dari fokus embrionik laten yang timbul dari keadaan hormon pada usia lanjut. Lever (1948) mengemukakan bahwa karsinoma sel basal bukan karsinoma dan tidak berasal dari sel basal tetapi adalah tumor nevoid dan hamartama yang berasal dari sel germinativum epitel primer (primary epithelial germ cell) yaitu sel-sel yang belum matang.

Sedangkan Pinkus mengatakan bahwa karsinoma sel basal dari sel pluri potensial epidermal sel yang terbentuk secara kontinu sepanjang hidup menjadi aktif pada usia tua dan mempunyai potensi untuk berdiffrensiasi menjadi epitel gepeng belapis, membentuk rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar ekskrin atau apokrin.1,2,11,12

Gambaran Histopatologis

Sifat-sifat histopatologis dari karsinoma sel basal bervariasi, namun pada umumnya mempunyai inti yang besar, oval atau memanjang dengan sedikis sitoplasma. Sel pada karsinoma sel basal mirip dengan sel basal pada stratum basal epidermis hanya rasio antara inti dengan sitoplasma lebih besar atau tidak tampak adanya jembatan antar sel. Inti dari sel karsinoma sel basal lebih seragam (tidak banyak berbeda dalam ukuran dan intensitas perwarnaan) dan tidak tampak gambaran anaplastik.

Parenkim tumor pada karsinoma sel basal selalu dikelilingi oleh stroma yang sering tampak sebagai jaringan dengan banyak fibroblast muda. Oleh

(5)

karena parenkim tumor berasal dari sel epitelial, dan stroma berasal dari mesoderm, yang berperan dalam pembentukan adneksa kulit.

Berdasarkan gambaran histopatologis Lever (1993) membagi Karsinoma Sel Basal dalam 2 golongan :

I. Differensiasi yaitu : 1. Jenis keratotik

Disebut juga tipe pilar karena berdifferensiasi ke arah rambut menunjukkan sel-sel para keratotik dengan gambaran inti yang memanjang dan sitoplasma agak eosinafilik dan dijumpai horn cyst (kista keratin). Sel parakeratonic dapat membentuk susunan konsentris atau mengelilingi kista keratin.

2. Jenis differensiasi sebasea

Dulu disebut bentuk kistik, merupakan bentukbsolidbyang mengalami nekrobiosis. Tetapi tidak terbukti secara histokimia bahwa bentuk tersebut adalah di fferensiasi kelenjar sebasea.

3. Jenis Adenoid

Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang dibatasi jaringan ikat. Kadang-kadang ditemukan lumen yang dikelilingi sel-sel bersekresi. Sel tersusun berhadapan, melingkari pulau-pulau jaringan ikat sehingga tumor berbentuk seperti renda.

Dalam lumen dapat ditemukan semacam substansi koloid atau materi granuler yang amorph. Akan tetapi belum ada bukti aktivitas sel yang bersifat sekretoris pada tepi lumen.

II. Tidak berdifferensiasi 4. Jenis solid

Merupakan gambaran histopalogik yang banyak ditemukan. Berupa pulau-pulau sel dengan bentuk dan ukuran bermacam-macam, terdiri dari sel-sel basaloid, dengan inti basofilik yang bulat atau lonjong, stioplasma sedikit, sel-sel pada tepi massa tumor tersusun palisade.

(6)

Bentuk solid ini juga dibagi 2 sub kelompok 1. Sirkumskrip

- Tampak parenkim tumor dengan berbagai bentuk dan ukuran pada dermis lebih dari 90% parenkim tumor berhubungan dengan epidermis.

- Batas tepi tumor terdiri dari sel yang tersusun palisade (seperti pagar), sedangkan sel didalam tumor tidak beraturan.

- Kadang-kadang terjadi disintegrasi sel pada pusat tumor sehingga terbentuk kista.

2. lnfiltrative

- Disebut sebagai karsinoma sel basal yang agresif

- Terdiri dari sel basaloid yang tersusun memanjang dengan ketebalan hanya beberapa lapis dengan atau tanpa susunan palisade pada tepinya.

Tumor ini dapat mengadakan invansi dalam batas tumor tidak jelas, sel dan inti sel bentuk dan ukurannya bervariasi.

Beberapa pembagian jenis berdasarkan diferensiasi yang lain adalah:

1. Jenis adamontionoid, keratotik, kistik, adenoid, plexiform,dan

pigmented (seldan + Helwing 1974). 2. Jenis superfisial dan morphealike.

Menurut Sloan (1974) mengemukakan bahwa pembagian jenis karsinoma sel basal menurut diferensiasi kurang mempunyai arti prognostik.

Berdasarkan sifat pertumbuhan merupakan hal yang lebih penting antara lain bentuk:

a. Noduler, kelompok sel tumor secara keseluruhan memberi kesan berbatas tegas dengan jaringan sekitar.

b. Noduler infiltratif, pada bagian tengah tampak tonjolan tumor d engan tepi menunjukkan pertumbuhan infiltratif kecil.

(7)

c. Infiltratif, jaringan tumor menunjukkan pertumbuhan infiltratif tidak teratur.

- Selerosing, stroma menunjukkan jaringan ikat padat terdiri dari serabut kolagen dan elastis.

- Non selerosing, kelompok sel tumor besar dengan jaringan ikat stroma tidak begitu padat.

d. Multifokal, jaringan tumor berasal dari beberapat empat pada epidermis. 2,10-12

Walaupun dengan pewarnaan dopa 75 % KSB mengandung melanosit, akan tetapi hanya 25 % saja yang mengandun pigmen melanin, KSB yang banyak mengandung pigmen disebut KSB berpigmen. Bentuk

morfea-like atau fibrosing merupakan varian KSB dimana tumor terdiri dari sel Yang tersusun memanjang dan terkadang hanya satu lapis di dalam stroma yang tebal.1

Gambaran Klinis

Karsinoma sel basal umumnya mudah didiagnosis secara klinis. Ruam dari karsinoma sel basal terdiri dari satu atau beberapa nodul kecil seperti lilin (waxy), semitranslusen berbentuk bundar dengan bagian tengah lesi cekung (central depresion) dan bisa mengalami ulserasi dan pendarahan, sedangkan bagian tepi maninggi seperti mutiara yang merupakan tanda khas yang pada pinggiran tumor ini.

Pada kulit sering dijumpai tanda-tanda kerusakan seperti telngektase dan atropi. Lesi tumor ini tidak menimbulkan rasa sakit. Adanya ulkus menandakan suatu proses kronis yang berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan ulkus ini secara perahan-lahan dapat bertambah besar. Gambaran klinik karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3 sindroma klinik yaitu :

(8)

1. Tipe Nodula-ulseratif (Ulkus Rodens)

Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2 - 4 mm, translusen, warna pucat seperti lilin (waxy-nodulo). Dengan inspeksi yang teliti, dapat dilihat perubahan pembuluh darah superficial melebar (telangiektasi).

Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi cekungan ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti mutiara (pearly border). Nodus mudah berdarah pada trauma ringan dan mengadakan erosi spontan yang kemudian menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi.

Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tegas, dasar irreguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya indurasi disekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai ukuran lebih dari 1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit atau gatal. Dengan trauma ringan atau bila krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah.

2. Tipe pigmented

Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, ad nya pada jenis ini berwarna coklat atau berbintik-bintik atau homogen (hitam merata) kadang- kadang menyerupai Melanoma. Banyak dijumpai pada orang dengan kulit gelap yang tinggal pada daerah tropis.

3. Tipe morphea-like atau fibrosing

Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk plakat yang berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak jelas, kadang-kadang tepinya meninggi. Pada permukaannya tampak beberapa folikel rambut yang mencekung sehingga memberikan gambaran seperti sikatriks.

Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang mangalami ulserasi. Tepi ini cenderung invasif kearah dalam.Tepi ini menyerupai penyakit morphea atau skleroderma.

4. Tipe superfisial

Berupa bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi. Lesi dapat meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi. Umumnya

(9)

multipel, terutama dijumpai pada badan, kadang-kadang pada leher dan kepala.

5. Tipe fibroepitelial

Berupa satu atau beberapa nodul yang keras dan sering bertangkai pendek, permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai dipunggung. Tipe ini sangat jarang ditemukan.

Sindroma klinik yang merupakan bagian penting dari karsinomasel basal yaitu.

1. Sindroma karsinoma sel basal nevoid.

Dikenal sebagai sindroma Gorlin-Goltz Merupakan suatu sindroma yang diturunkan secara autosomal dan terdiri dari :

- Kelainan kulit ; berupa nodul kecil yang multipel yang terdapat pada masa kanak-kanak atau akhir pubertas, terutama dijumpai pada muka dan badan.

- Selama stadium nevoid, ukuran dan jumlah nodur bertambah. Sering setelah umur dewasa, lesinya mengalami ulserasi dan ke dalam stadium neoplastik dimana terjadi invasi, destruksi dan multilasi. Kematian dapat terjadi karena invasi ke otak terdapat cekungan (pit's) pada telapak tangan dan kaki

- Kelainan tulang : berupa kista pada rahang, kelainan pada tulang iga dan tulang belakang (skoliosis, spina bifida).

- Kelainan sistem saraf : berupa perubahan menonjol dan retardasi mental

- Kelainan mata : berupa katarak, buta congenital.

2. Sindroma linear and generalized folicular basal cell nevi. Merupakan jenis yang sangat jarang ditemui pada lesi yang linier, berupa nodul disertai komedo dan kista epidermal, tersusun seperti garis dan unilateral. Biasanya teradapa sejak lahir.

(10)

Pada jenis generalized folicular ditemukan adanya kerontokan rambut yang bertahap, akibat kerusakan folikel rambut akibat pertumbuhaun tumor.

3. Sindorma Bazex : atrophoderma dengan multipel kasinoma sel basal. Disamping itu ada juga tipe-tipe klinis yang jarang dijumpai yaitu : fibro epitelioma, giant pore BCC, wild fire BCC, angiomatous BCC, lipoma like BCC, giant exophytic BCC, hiperkreatotic BCC dan intra oral BCC.1,8,11,12

Diagnosis Banding

1. Karsinoma sel skuamosa

2. Melanocytyc naevi (Nevus Pigmentosus) 3. Melanoma Malignan

4. Trichoepitelioma

5. Hiperplassia sebaceus.

6. Keratosis seboroik (Keratosis senelis)1,2-4,7

Diagnosis

Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik (gejala klinis), dan pemeriksaan histopatologis. Dari anamnesis terdapat kelainan kulit terutama dimuka yang sudah berlangsung lama berupa benjolan kecil, tahi lalat, luka yang sukar sembuh, lambat menjadi besar dan mudah berdarah. Tidak ada rasa gatal / sakit. Pada pemeriksaan fisik terlihat papul / ulkus dapat berwarna seperti warna kulit atau hiperpigmentasi. Pada palpasi teraba indurasi. Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan histopatologi yaitu dengan dilakukan biopsi. Pada setiap kelainan kulit yang tersangka KSB harus dilakukan biopsi.1

(11)

Penatalaksanaan

Tujuan karsinoma sel basal yaitu kesembuhan dengan hasil kosmetik yang baik karena umumnya karsinoma sel basal terdapat pada wajah. Terapi dapat bersifat preventif dan kuratif. Banyak metode pengobatan karsinoma sel basal yaitu :

- Preventatif:

Oleh karena sinar matahari predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-orang yang sering melakukan aktifitas diluar rumah dengan cara memakai sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar matahari. Penggunaan tabir surya untuk kegiatan diluar rumah diperlukan tabir surya dengan SPM yang lebih tinggi (>15-30).

Adanya hubungan antara terbentuknya berbagai radikal bebas antara lain akibat sinar UV pada beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan. Pemakaian antioksidan dapat berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau mempertahankan fungsi dari serangan radikal bebas. Telah banyak bukti bahwa terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat mengakibatkan berbagai gejala klinik atau penyakit yang cukup serius.

Akibat reaksi oksidatif radikal bebas di DNA menimbulkan mutasi yang akhirnya menyebabkan kanker. Diantara antioksidan tersebut adalah ; betakaroten, vitamin E, dan vitamin C.1

- Kuratif

1. Bedah eksisi

Bedah eksisi atau bedah skalpel pada KSB dini memberikan tingkat sembuhan yang tinggi.1

2. Radiotera(pria diasiio nisasi)

Penyinaran lokal diberikan lapangan radiasi meliputi tumor dengan 1 - 2 cm jaringan sehat disekelilingnya. Pe nyinaran dilakukan dengan dosis 200 cGy per fraksi, 5 fraksi dalam 1 minggu dengan total dosis 4000 cGy.1

(12)

3. Kuretasi dan elektrodesikasi

Dilakukan pada tingkat yang dini, cara yang terbaik dengan cara cutting dan koagulasi dibantu dengan curettage. Jika hendak mengambil spesimen jaringan untuk pemeriksaan histopatologi, dilakukan dengan electro section (pure cutting). Terlebih dahulu diberi marker 3 - 5 mm di luar tumor.1

4. Bedah beku (cryosurgery)

Bedah beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan bahan yang dapat menurunkan suhu jaringan tubuh dari puluhan sampai ratusan derajat Celcius di bawah nol (subzero). Efek yang ingin dicapai :

a. Perubahan sel epidermal dan epidermolisis dengan pembekuan ringan dimana terjadi vesikulasi (tampak vesikel atau bula), kemudian diikuti krustasi dan proses wound healing tanpa jaringan parut dan kemungkinan hipopigmentasi.

b. Cryonecrosis, destruksi serta nekrosis sel dalam jaringan dermis dan jaringan dibawahnya dengan cara pembentukan kristal es intra dan ekstra sel, akibatnya terjadi kerusakan membran sel dan perubahan konsentrasi elektrolit, iskemik, respon immunologik selama masa pencarian kristal es (thaw period).1

5. Bedah kimia 6. Teraplia ser

Pengamatan lebih lanjut setelah pengobatan perlu dilakukan, untuk mengawasi kemungkinan terjadinya kekambuhan dan kemungkinan adanya tumor baru yang mungkin timbul. Kemungkinan kambuh berulang dilaporkan 11%-49%.1,2,4

(13)

Karsinoma sel basal mempunyai rekurensi tinggi, terutama bila pengobatan tidak adekuat. Biasanya rekurensi terjadi 4 bulan pertama sampai 12 bulan setelah pengobatan.2

Prognosis

Prognosis umumnya baik dengan five year survival rate mencapai 99%.2

Kesimpulan

1. Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit malignat yang berasal dari sel-sel basal epidermis dan appendiknya, berkembang lambat dan tidak/jarang bermetastase, serta tidak mengakibatkan kematian.

2. Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam perkembangan karsinoma sel basal.

3. Diagnosa karsinoma sel basla ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan histopatologis.

4. Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan dengan hasil kosmetik yang baik.

5. Prognosis karsinoma sel basal umumnya baik apabila dapat ditegakkan diagnosis dini dan pengobatan segera.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Cipto H, Pratomo U.S et al : Deteksi dan Penatalaksanaan Kanker Kulit Dini, FKUl Jakarta 2001 : 15-24, 30-40, 73-85.

2. Harahap M : llmu penyakit kulit cetakan I, Hipokrates, Jakarta 2000, 222-226.

3. Tambunan GW : Diagnosis dan Tata Laksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia, Edisi l, EGC, Jakarta 1991: 52-58.

4. Arinold HL, et al : Andrew's Disesases of the skin, 9th edition, WB Soundeos Co 2000 : 820-829.

5. Moschella SL, Hurley Hj : Dermatology 3rd edition, WB Sounders Co 1995. Bol2 : 1746-1749.

6. Habib TB : Clinical Dermatology, 3rd edition, mosty missaouri 1996:649-659.

7. Fitzpatrick TB et al : Dermatology in General Medicine, 4rd edition, Mc. Graw Hill Inc 1993, Vol : 840-846.

8. Jayanta K, Widjaya Hakim R dkk : penanganan Karsinoma Sel Basal Dalam : Perkembangan Orkologi dan Bedah Kulit di Indonesia, Kumpulan Makalah Lengakap PTT V Perdoski Semarang November 2000.

9. Farmer ER, Hood AF : Pathology of Skin, Prentice Hall International 1990 : 568-579.

10. Murphy F,G : Dermathology in General Medicine, 4rd edition, Mc. Graw Hill Inc 1993, Vol : 840-846.

11. Kanoko M : Beberapa Aspek Patologik Tumor Ganas Kulit Melanom dan Non Melanoma. Dalam : Perkembangan Onkologi dan Bedan Kulit di Indonesia, Pada Kumpulan Makalah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan V Perdoski Tahun 2000 : Penerbit : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang, 2000 : 24-25.

12. Lever WF : Histopatology of The Skin, 6rd edition, JB Lippincot Company, 1983: 562-574.

Referensi

Dokumen terkait

Pemohon berpendapat bahwa prasyarat utama lahirnya PERPPU yang terdapat dalam ketentuan pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juncto Pasal 1 dan

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai tugas pokok : Membantu Kepala Dinas dalam bidang tugasnya, memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas

Untuk memperoleh ketahanan luntur yang tinggi perlu dilakukan proses fiksasi (pembangkitan warna) yang bertujuan untuk mempertajam warna dansupaya tidak mudah

Disamping itu, perawatan atau perbaikan pada pihak ketiga seperti yang selama ini dilakukan memiliki kelemahan dimana waktu perbaikan yang relatif lama sehingga

Tolong menolong merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap manusia, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian. Agama Islam

Dari uji hipotesis hasilkan kesimpulan bahwa (1) variabel partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajeria.(2) partisipasi penyusunan anggaran

Berdasarkan pemaparan diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian guna mengkaji mengenai perkembangan tenun songket dalam bidang perekonomian yang berjudul: “Perkembangan