LAPORAN AKHI R
PENGAWALAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PADI DI PROVI NSI BENGKULU
AHMAD DAMI RI
BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU
BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN
2015
LAPORAN AKHI R
PENGAWALAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PADI DI PROVI NSI BENGKULU
Ahmad Damiri
Misw arti
Yulie Oktavia
Yartiw i
Jhon Firison
Robiyanto
Yoyo
BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU
BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga Laporan Akhir Tahun kegiatan Pengawalan Pengembangan
Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu dapat diselesaikan. Kegiatan ini dilakukan
untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat tani di Provinsi
Bengkulu terutama wilayah Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(GP-PTT) kawasan padi sawah.
Sesuai perencanaan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara melalui Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara, bahwa pelaksanaan
pengeringan saluran irigasi untuk perbaikan akan dilaksanakan pada bulan Juli
2015. Pada bulan September 2015 perbaikan irigasi diperkirakan selesai dan
pelaksanaan penanaman padi sawah kegiatan GP-PTT kawasan padi sawah
dapat dimulai.
Melihat kondisi demikian, pengawalan pengembangan kegiatan GP-PTT
kawasan padi sawah tidak dapat berlangsung maksimal. Oleh karena itu,
dilakukan penerapan display varietas seluas lebih kurang 21,7 ha yang terdiri dari
: a) seluas 6 ha mengelompok pada Kelompok Tani Makmur Desa Taba
Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara, b) seluas 8,5 ha
pada 8 lokasi di 7 Kabupaten/ kota dengan luas display pada masing-masing
kabupaten/ kota berkisar antara 0,5; 1,0; dan 2,0 ha, dan c) seluas 7,2
hamengelompok pada Kelompok Tani Makmur Kelurahan Lubuk Kebur
Kecamatan Seluma Kota Kabupaten Seluma. Melalui display ini diharapkan
penyebaran inovasi teknologi dapat berlangsung dengan cepat .
Bengkulu, Desember 2015 Ketua Tim
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Pengawalan Pengembangan Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu.
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 3. Alamat Unit kerja : Jl I rian Km 6,5 Bengkulu 38119.
4. Sumber Dana : DI PA BPTP TA. 2014 5. Status Penelitian : (B) Baru
6. Penanggung Jawab Kegiatan :
a. Nama : I r. Ahmad Damiri, M.Si
b. Pangkat/ Golongan : Pembina / I V.b c. Jabatan
c1. Struktural :
-c2. Fungsional : Penyuluh Pertanian Madya
7. Lokasi : Provinsi Bengkulu
8. Agroekosistem : Lahan Sawah
9. Mulai – Akhir : 2015
10. Tahun Selesai : 2016
11. Output Tahunan : Mempercepat penyebarluasan komponen PTT padi sawah dan kalender tanam pada kelompok tani
12. Output Akhir : Memantau dan menilai penerapan inovasi teknologi komponen PTT padi sawah dan kalender tanam pada kelompok tani
13. Biaya : Rp 212.500.000,00 (Dua ratus dua belas juta lima ratus ribu rupiah)
Koordinator Program Penanggung Jawab RDHP
Dr. I r. Wahyu Wibawa, MP I r. Ahmad Damiri, M.Si NI P. 19690427 199803 1 001 NI P 19630920 199203 1 001
Mengetahui
Kepala BBP2TP, Kepala BPTP Bengkulu,
DAFTAR I SI
Halaman
KATA PENGANTAR ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
DAFTAR I SI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR LAMPI RAN ... vi
RI NGKASAN ... vii
SUMMARY ... ix
I . PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Dasar Pertimbangan ... 2
1.3. Tujuan ... 3
1.4. Keluaran ... 4
I I . TI NJAUAN PUSTAKA ... 5
I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN ... 12
3.1. Waktu dan Tempat ... 12
3.2. Pendekatan Kegiatan ... 12
3.3. Ruang Lingkup Kegiatan ... 12
3.4. Prosedur Pelaksanaan ... 12
I V. HASI L DAN PEMBAHASAN ... 15
4.1. Persiapan Pelaksanaan ... 15
4.2. Pelaksanaan Kegiatan ... 16
4.2.1.Mendampingi penerapan komponen teknologi budidaya padi sawah ... 16
4.2.2.Meningkatkan produktivitas dan produksi padi sawah dilakukan melalui demplot/ display ... 17
4.2.3. Mempercepat penyebarluasan komponen inovasi teknologi PTT padi sawah dan kalender tanam ... 22
V. KESI MPULAN DAN SARAN ... 24
5.1. Kesimpulan ... 24
5.2. Saran ... 24
KI NERJA HASI L PENGKAJI AN ... 24
DAFTAR PUSTAKA ... 25
ANALI SI S RESI KO ... 26
JADWAL KERJA ... 27
PEMBI AYAAN ... 28
PERSONALI A ... 29
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Rekapitulasi Kecamatan dengan Jumlah Desa, Kelompok, dan Luas
Lahan Kegiatan GP-PTT Padi Sawah di Kabupaten Bengkulu Utara ... 16
2. Alamat Kelompok dan Luas Lahan Masing-Masing Kelompok Pelaksana Display Varietas seluas 8,5 ha Pada 8 Lokasi di 7 Kabupaten/ Kota ... 21
3. Daftar Risiko Pelaksanaan Pengawalan Pengembangan Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 ... 26
4. Daftar penanganan risiko dalam pelaksanaan Pengawalan Pengembangan Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu tahun 2015 ... 26
5. Jadwal Kerja Kegiatan ... 27
6. Rencana Anggaran Belanja (RAB) Kegiatan ... 28
7. Realisasi Anggaran Belanja (RAB) Kegiatan ... 29
DAFTAR LAMPI RAN
Halaman 1. Kecamatan dengan Jumlah Desa, Kelompok, dan Luas Lahan
Kegiatan GP-PTT Padi Sawah di Kabupaten Bengkulu Utara per 31
Oktober 2015 ... 31 2. Nama Petani Kooperator dan Tanggal Tanam Padi Sawah Display
Varietas I npari 27, 28, 29, dan 30 Pada Lahan Kelompok Tani Makmur Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten
Bengkulu Utara ... 35 3. Sket Lahan Petani Kooperator Kelompok Tani Makmur Desa Taba
Tembilang Kecamatan Arga Makmur ... 36 4. Foto Pertanamana Padi Petani Kooperator Kelompok Tani Makmur
Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Benkulu
Utara ... 37 5. Foto Display Varietas Padi Seluas Lebih Kurang 8,5 Ha pada
Delapan Lokasi di Tujuh Kabupaten/ Kota Provinsi Bengkulu ... 38 6. Display Kegiatan Pengawalan Pengembangan Kawasan Padi di
Provinsi Bengkulu dilaksanakan seluas 8,5 ha pada 8 lokasi di 7
Kabupaten/ Kota ... 41 7. Menjadi Narasumber Dalam Rangka Mendukung UPSUS
Swasembada Pangan Di Provinsi Bengkulu ... 43 8. Nama Petani Kooperator dan Tanggal Tanam Padi Sawah Display
Varietas I npari 27, 28, 29, dan 30 Pada Lahan Kelompok Tani Makmur Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten
Bengkulu Utara ... 46 9. Sket Lahan Petani Kooperator Kelompok Tani Makmur Kelurahan
RI NGKASAN
1. Judul : Pendampingan Pengembangan Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu.
2. Unit kerja : BPTP Bengkulu
3. Lokasi : Provinsi Bengkulu
4. Agroekosistem : Lahan Sawah 5. Status (L/ B) : (b) Baru
6. Tujuan : Tahun 2015:
Pendampingan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan:
1. Menyiapkan paket teknologi budidaya Padi melalui pendekatan PTT Padi spesifik lokasi.
2. Meningkatkan produktivitas padi sawah sebesar 25% .
3. Mempercepat penyebarluasan komponen PTT Padi dengan berbagai Metode diseminasi (pelatihan, nara sumber, temu lapang/ apresiasi teknologi, media cetak dan elektronik).
7. Keluaran : Tahun 2015 :
Pendampingan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan:
1. Tersedianya paket teknologi budidaya Padi melalui pendekatan PTT spesifik lokasi
2. Meningkatnya produktivitas padi sawah sebesar 25%
3. Percepatan penyebarluasan komponen PTT Padi dengan berbagai Metode diseminasi (pelatihan, nara sumber, temu lapang/ apresiasi teknologi, media cetak dan elektronik)
8. Hasil/ pencapaian :
-9. Prakiraan Manfaat : 1. Meningkatnya perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) petani dan penyuluh terhadap komponen teknologi budidaya padi.
2. Peningkatan adopsi komponen teknologi sehingaga meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan petani.
3. Semakin baik koordinasi dengan petani dan
stakeholders dan semakin terjamin ketersediaan saprodi diharapkan dapat meningkatkan akselerasi adopsi teknologi. 10. Prakiraan Dampak : 1. Peningkatan produktivitas dan pendapatan
setempat.
2. Kawasan yang dibangun mampu menghasilkan multi produk sehingga mampu menciptakan pertanian berbasis bio-industri.
SUMMARY
1. Title : Assistance Area Development of rice in the Province of Bengkulu.
2. Work unit : BPTP Bengkulu
3. Location : Bengkulu Province
4. Agroekosistem : Wetland
5. Status (L/ B) : New (B)
6. Objective : Year 2015 :
Adjacent Area Development Food Crops:
1. Prepare rice cultivation technology package through a site-specific approach to PTT rice.
2. I mprove the productivity of paddy rice by 25% .
3. Accelerating the dissemination component of PTT rice with various methods of dissemination (training, resource persons, open-field/ appreciation of technology, print and electronic media)
7. Output : Year 2015 :
Adjacent Area Development Food Crops :
1. The availability of rice cultivation technology package through the PTT-specific approach
2. I ncreased productivity of paddy rice by 25%
3. Accelerating the dissemination component of PTT Rice with various methods of dissemination (training,
resource persons,
open-field/ appreciation of technology, print and electronic media)
8. Results / achievements :
-9. Forecast benefits : 1. I mproved behavior (knowledge, attitudes, and skills) farmers and extension workers to rice cultivation technology components.
2. I ncreased adoption of technology components to increase productivity, production and income of farmers.
3. The better coordination with farmers and stakeholders and more assured availability of inputs is expected to increase the acceleration of technology adoption.
farmers through the development of innovative technologies relevant to the local socio-economic and agro-ecosystems
2. The area is built capable of producing multiple products so as to create bio-based agricultural industry
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan pertanian periode tahun 2015-2019 telah
difokuskan pada pengembangan kawasan. Komoditas strategis dan unggulan
nasional dikembangkan pada kawasan-kawasan andalan secara utuh sehingga
menjadi satu kesatuan dalam sistem pertanian nasional. Pengelolaan usahatani
dikelola dengan prinsip pertanian lestari dengan memenfaatkan agro-input yang
tersedia di sekitar kawasan dan mengelola limbah dengan prinsip zero waste
melalui re-duce, re-use dan re-cycle. Kabupaten Bengkulu Utara merupakan
salah satu daerah sentra produksi padi di Provinsi Bengkulu. Luas lahan sawah
di Kabupaten Bengkulu Utara 13.880 ha terdiri dari sawah irigasi teknis 3.582 ha,
setengah teknis 3.791 ha, dan sederhana 2.053ha, irigasi desa 1.474 ha, dan
tadah hujan 2.980 ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2012). Dari sisi produksi yang
dihasilkan tahun 2012 sebesar 90.731,1 ton menjadi pemasok terbesar ke dua
terhadap total produksi padi Provinsi Bengkulu. Produktivitas rata-rata padi
sawah di Provinsi Bengkulu adalah 4,12t/ ha(BPS Provinsi Bengkulu, 2012), lebih
rendah dibandingkan dengan produktivitas nasional yang sudah mencapai 5,05 t
GKG/ ha. Produktivitas demikian masih terbuka ditingkatkan melalui pendekatan
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan peningkatan
I ndeks Pertanaman (I P).
Pengawalan merupakan salah satu kegiatan diseminasi teknologi dan
informasi yang dihasilkan oleh BPTP/ Badan Litbang Pertanian. Diseminasi
merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan teknologi/ informasi
hasil litkaji kepada pengguna sehingga teknologi/ informasi hasil litkaji dapat
dimanfaatkan dan diadopsi oleh pengguna. Kegiatan diseminasi dibedakan
menjadi 3 yaitu: peragaan teknologi, komunikasi tatap muka dan pengembangan
informasi. Pemilihan metode diseminasi dan media komunikasi didasarkan pada
pertimbangan efektivitas dan efisiensi (cost efective) untuk khalayak sasaran,
serta disesuaikan dengan kebutuhan.
Aspek penting dalam mensukseskan program strategis kementerian
pertanian (kawasan padi)yaitu melalui pengawalan yang holistik, bersinergi,
terkoordinir, fokus dan terukur. Hal ini sangat diharapkan oleh semua pihak
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) merupakan
salah satu keluaran (output) Badan Litbang Pertanian yang dibutuhkan,
mempunyai nilai komersial (demand driven dan market oriented technology)
merupakan sumberdaya informasiinovasi pertanianpenting dari suatu lembaga
litkaji. Muatan PTT padi perlu didesiminasikan secara intensif dan menyeluruh
sehingga merupakan suatu gerakan penerapan dalam upaya peningkatan
produksi padi di Provinsi Bengkulu khususnya Kabupaten Bengkulu Utara sebagai
GP-PTT Kawasan di Provinsi Bengkulu. Diseminasi inovasi teknologi PTT padi,
merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi teknologi spesifik lokasi
secara partisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan penerapan inovasi
teknologi PTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok
tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk
meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya.
1.2. Dasar Pertimbangan
Untuk mencapai sasaran produksi padi nasional tahun 2015 sebesar 73,44
juta ton, Kementerian Pertanian mengarahkan program pengembangan kawasan
di setiap provinsi. Hasil rapat koordinasi pembangunan kementerian pertanian
telah ditetapkan komoditas unggulan untuk sektor pangan Provinsi Bengkulu
adalah padi, oleh karena itudikembangkan satu unit kawasan di Kabupaten
Bengkulu Utara.
Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman
pangan, dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi
juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB)
nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan
Abdulrahman, 2008).Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas 94.595 ha
dengan produktivitas yang masih rendah (4,12 t/ ha) (BPS Provinsi Bengkulu,
2012). Peluang untuk meningkatkan produksi padi di Provinsi Bengkulu masih
terbuka melalui intensifikasi dan efisiensi penggunaan lahan. I ntensifikasi
dilakukan dengan penerapan inovasi teknologi PTT, sedangkan efisiensi
penggunaan lahan dilaksanakan melalui peningkatan indeks pertanaman (I P).
Dengan pendekatan inovasi teknologi PTT tahun 2013, hasil padi sawah di
1.3. Tujuan
a. Tahun 2015
1. Mendampingi penerapan komponen teknologi budidaya padi sawah
pendekatan inovasi teknologi PTT spesifik lokasi dan kalender tanam
kegiatan Upsus Padi pada 10 Kabupaten Kota dan melakukan penjelasan
komponen teknologi melalui pertemuan pada kelompok tani maupun
petugas lapang.
2. Meningkatkan produktivitas dan produksi padi sawah yang dilakukan
melalui demplot/ display uji adaptasi varietas padi sawah dengan penerapan
inovasi teknologi PTT padi sawah di kawasan pengembangan padi atau
sekitarnya.
3. Mempercepat penyebarluasan komponen inovasi teknologi PTT padi sawah
dan kalender tanam pada kelompok tani dengan berbagai metode
diseminasi (pelatihan, nara sumber, temu lapang/ apresiasi teknologi, media
cetak dan elektronik).
b. Tahun 2016
1. Mendampingi penerapan komponen teknologi budidaya padi sawah
pendekatan inovasi teknologi PTT spesifik lokasi dan kalender tanam
kegiatan Upsus Padi pada 10 Kabupaten Kota dan melakukan penjelasan
komponen teknologimelalui pertemuan pada kelompok tani maupun
petugas lapang.
2. Meningkatkan produktivitas dan produksi padi sawah yang dilakukan
melalui demplot/ display uji adaptasi varietas padi sawah dengan penerapan
inovasi teknologi PTT padi sawah di sekitar lokasi wilayah pengembangan
padi.
3. Mempercepat penyebarluasan komponen PTT padi sawah dan kalender
tanam pada kelompok tani dengan berbagai metode diseminasi (pelatihan,
nara sumber, temu lapang/ apresiasi teknologi, media cetak dan elektronik),
dan
1.4. Keluaran
a. Tahun 2015
1. Diterapkannya komponen teknologi budidaya padi sawah pendekatan PTT
spesifik lokasi dan kalender tanam kegiatan Upsus Padi pada 10 Kabupaten
Kota dan dipahaminya komponen teknologioleh kelompok tani maupun
petugas lapang sesuai pendampingan yang dilakukan.
2. Produktivitas dan produksi padi sawah yang lebih tinggi di lokasi demplot
padi sawah setelah penerapan inovasi teknologi PTT padi sawah di kawasan
pengembangan padi atau sekitarnya.
3. Tersebarnya secara luas komponen inovasi teknologi PTT padi sawah dan
kalender tanam pada kelompok tani dan petugas lapang.
b. Tahun 2016
1. Diterapkannya komponen teknologi budidaya padi sawah pendekatan PTT
spesifik lokasi dan kalender tanam kegiatan Upsus Padi pada 10 Kabupaten
Kota dan dipahaminya komponen teknologioleh kelompok tani maupun
petugas lapang.
2. Produktivitas dan produksi padi sawah yang lebih tinggi di lokasi demplot
padi sawah setelah penerapan inovasi teknologi PTT padi sawah di kawasan
pengembangan padi atau sekitarnya.
3. Tersebarnya secara luas komponen inovasi teknologi PTT padi sawah dan
kalender tanam pada kelompok tani dan petugas lapang.
4. Terpantaunya komponen teknologi PTT padi sawah spesifik lokasi yang
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
Bagi Indonesia, beras merupakan pangan pokok yang sangat dominan dan memiliki peran yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia antara lain: (a) usaha tani padi menghidupi sekitar 20 juta keluarga petani dan buruh tani, serta menjadi urat nadi perekonomian perdesaan, (b) permintaan akan beras terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk karena belum berhasilnya program diversifikasi pangan, (c) produksi beras di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif akibat bencana alam, perubahan iklim, serangan hama penyakit dan kenaikan harga beras dan input produksi dan (d) usaha tani padi masih menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja di perdesaan (Suryana dkk, 2009).
Untuk megatasi keterbatasan potensi sumber daya alam yang dimiliki berupa tanah dan air yang sangat terbatas, maka upaya pengembangan produksi hanya dapat dilakukan dengan cara intensifikasi. Sembiring dan Widiarta (2008) menyatakan bahwa keberhasilan peningkatan produksi padi dari 20,2 juta ton pada tahun 1971 menjadi lebih dari 54 juta ton pada tahun 2006 didominasi oleh peningkatan produktivitas, dibandingkan dengan peningkatan luas panen. Peningkatan produktivitas memberikan kontribusi sekitar 56,1% terhadap peningkatan produksi padi, sedangkan peningkatan luas panen dan interaksi keduanya memberikan kontribusi masing-masing hanya 26,3% dan 17,5%. Hal tersebut menunjukkan besarnya peran inovasi teknologi dalam menunjang peningkatan produksi padi.
Dalam kaitannya dengan intensifikasi, pembangunan pertanian
memerlukan dukungan teknologi yang memadai dan berkesinambungan.
Teknologi baru akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh
pihak-pihak yang membutuhkan/ pengguna. Namun demikian, secara nasional,
sistem adopsi/ alih teknologi pertanian dinilai masih lemah. Hasil-hasil penelitian
dan pengkajian yang dihasilkan oleh lembaga penelitian belum sepenuhnya
diadopsi oleh petani dan pengguna. Hal ini disebabkan minimnya strategi
mengkomunikasikan hasil penelitian dan pengkajian kepada pengguna, sehingga
jaringan informasi dari sumber teknologi kepada pengguna teknologi di daerah
terputus.
Kementerian Pertanian (2010) dan Puslitbangtan (2007),indikator utama
dan hasil aplikasinya
efisiensi, produktivita
tanaman pangan. Se
petani dan menyebar
harus didiseminasikan
tanaman pangan.
Teknologi yang
salah satunya untuk
dalam peningkatan
berorientasi pada tem
petani, maka paradig
sesuai dengan kebutu
Agar hasil pen
penelitian tersebut h
yang ditujukan kepad
informasi, timbul kesa
tersebut. Faktor utam
teknologi dalam suat
hasil-hasil penelitian.M
dapat dimanfaatkan
inovasi teknologi. D
sebagai sinonim dar
berbagai bidang, baik
Pada saat ini
dengan meluncurkan
tanaman pangan men
dan swasembada jag
istilah Gerakan Pen
Kawasantanaman pan
kedelai) yang disatu
buatan, serta dibatasi
ekonomi dan efektivit
dibangun dapat beru
lokasinya dapat beru
ya baik secara langsung atau tidak langsung
itas atau keberlanjutan, dalam hal ini in
Secara jelas, hasil akhir suatu penelitian haru
ar kepada petani sekitarnya. Oleh karena itu,
sikan kepada pengguna antara dan pengguna
ng dihasilkan Badan Penelitian dan Pengemba
k menjawab kebutuhan pembangunan perta
n produksi. Jika sebelumnya penelitian p
temuan teknologi yang terkadang sulit ditera
igma penelitian sekarang menciptakan inovasi
tuhan petani.
enelitian yang dihasilkan cepat sampai ke
harus di diseminasikan. Diseminasi adalah
ada kelompok target atau individu agar mere
esadaran, menerima, dan akhirnya memanfa
tama yang dapat mendukung perkembangan
atu keilmuan tertentu adalah didasarkan dan
n.Manfaat yang paling penting bahwa hasil pen
n sebagai dasar pengambilan keputusan da
Diseminasi, sudah menjadi istilah umum y
ari “penyebaran”. I stilah tersebut dapat dig
aik di sektor pertanian maupun sektor di luar pe
ini pemerintah terus mengupayakan swase
n berbagai program yang berkaitan. Program U
enjadi program dalam rangkaswasembada pad
jagung dan kedelai.Gerakan pada kegiatan ini
engembangan Pengelolaan Tanaman Terp
angan adalah kawasan usaha tanaman pangan
tukanoleh faktor alamiah, sosial budaya, in
tasi oleh agroekosistem yang sama sehingga
ivitas manajemen usaha tanaman pangan. Kaw
rupa kawasan yang telah eksis atau calon lok
erupa hamparan dengan aksesibilitas yang m
ng meningkatkan
inovasi teknologi
arus ada di lahan
u, hasil penelitian
a akhir teknologi
bangan Pertanian
rtanian, terutama
pertanian lebih
rapkan di tingkat
asi teknologi yang
tahun 2015, komoditas yang akan dikembangkan pada kegiatan GP-PTT di
Provinsi Bengkulu adalah padi yang rencananya dilaksanakan di Kabupaten
Bengkulu Utara. Kriteria khusus kawasan padi dalam aspek luasan adalah 5000
ha/ 2-4 kecamatan, dalam aspek teknis adalah bersifat spesifik lokasi.
Terkait upaya peningkatan produksi,kegiatan GP-PTT memerlukan strategi
yang cermat berdasarkan prakiraan iklim yang akurat. Untuk memandu upaya ini
diperlukan alat bantu antisipatif berupa kalender tanam terpadu. Kalender tanam
terpadu tidak hanya memuat kapan waktu tanam, tetapi juga memuat
rekomendasi pupuk, varietas dan potensi gangguan OPT. Dengan adanya
Kalender Tanam Terpadu diharapkan petani dapat menentukan waktu tanam
yang terbaik dan sekaligus menetapkan varietas yang sesuai dan pemupukan
yang rasional. Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan
sekaligus menekan gagal panen akibat kondisi iklim yang ekstrem baik genangan
maupun kekeringan.
Ada 5 (lima) prinsip utama PTT padi yaitu:
(1) Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi
setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran di
laboratorium lapangan.
(2) Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan
sosial budaya, dan ekonomi petani setempat.
(3) Terpadu. Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara
terpadu.
(4) Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik dengan
memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling
mendukung.
(5) Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan
dan kemajuan iptek serta kondisi sosial ekonomi setempat.
Dalam pelaksanaan inovasi teknologi PTT terdapat dua komponen teknologi
yaitu komponen dasar dan komponen pilihan. Komponen teknologi dasar yaitu
teknologi yang sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah.
(1) Varietas Moderen (VUB, PH dan PTB).
(2) Bibit bermutu dan sehat.
(3) Pengaturan cara tanam (Jajar Legowo).
(4) Pemupukan berimbang dan efisien.
(5) PHT sesuai OPT sasaran.
Komponen teknologi pilihanyaitu kemampuan teknologi yang disesuaikan
dengan kondisi lokasi petani setempat. Teknologi ini terdiri atas:
(1) Bahan organik/ pupuk kandang/ amelioran.
(2) Umur bibit.
(3) Pengolahan tanah yang baik.
(4) Pengelolaan air optimal (pengairan berselang)
(5) Pupuk cair (PPC, pupuk organik, pupuk biohayati/ ZPT, pupuk mikro)
(6) Penanganan panen dan pasca panen (Kementerian Pertanian, 2015).
Pembangunan sektor pertanian tidak dapat dipisahkan dengan
pembangunan perdesaan, karena pembangunan perdesaan adalah prasyarat
bagi peningkatan pendapatan masyarakat petani melalui optimalisasi
penggunaan sumberdaya pertanian. Berbagai informasi teknologi yang dihasilkan
Badan Litbang Pertanian yang mendukung pembangunan perdesaan perlu
didiseminasikan agar petani dapat memanfaatkannya sesuai dengan kondisi
sumberdaya alam setempat bagi kesejahteraannya.
Keputusan petani untuk menerima atau menolak teknologi baru bukan
tindakan sekali jadi, melainkan merupakan proses yang terdiri dari serangkaian
tindakan dalam jangka waktu tertentu. Karena itulah maka adopsi suatu inovasi
teknologi berlangsung secara bertahap dan berdasarkan konsep tersebut, maka
model percepatan adopsi akan terbangun oleh peubah-peubah yang
berhubungan dengan proses menarik perhatian, menumbuhkan minat,
membangkitkan hasrat sehingga akhirnya memutuskan untuk menerapkan
inovasi. Menurut Tjiptopranoto (2000) dalam penerapan teknologi yang akan
dikembangkan harus disesuaikan dengan potensi sumberdaya setempat dengan
biaya murah dan mudah untuk diterapkan, akan tetapi dapat memberikan
kenaikan hasil dengan cepat. Hal ini menjadi aspek penting untuk keberlanjutan
penerapan teknologi maupun sistem usahatani yang dianjurkan dan dengan
demikian diharapkan petani mampu mengadopsi dan menerapkan teknologi
Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis,
lengkap, sederhana/ aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja
dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode
pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun
melihat,tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/
membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan
mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyampain berbagai informasi melalui kegiatan yang dikenal dengan istilah
diseminasi.
Diseminasi adalah proses interaktif mengkomunikasikan pengetahuan
kepada khalayak target, sehingga dapat digunakan untuk melakukan perubahan.
Diseminasi bertujuan untuk percepatan penerimaan dan pemahaman oleh
pengguna (pengguna antara dan pengguna akhir) terhadap suatu informasi atau
inovasi baru dapat berlangsung. Dalam hal ini, pengguna akhir adalah petani
yang terlibat langsung dalam proses produksi tanaman pangan. Sedangkan
pengguna antara adalah peneliti, komunikator, sektor swasta, lembaga
penyuluhan, dan pembuat kebijakan, yang memproses informasi menjadi produk
akhir untuk diaplikasikan oleh pengguna akhir.
Salah satu kegiatan yang merupakan bagian dari diseminasi adalah
pengawalan. Pengawalanadalah kegiatan pendampingan dalam rangka
penyebaran inovasi teknologi. Kegiatan diseminasi inovasi teknologi merupakan
proses timbal balik, dimana para pelaku menyediakan, menerima informasi dan
teknologi sehingga diperoleh kesepahaman serta kesepakatan bersama. Kegiatan
diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC),
dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku
kepentingan (stakeholders) terkait. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (GP-TT)terkait komoditas tanaman pangan, merupakan kegiatan
pendukung UPSUS Pajale, perlu mendapatkan pengawalan dengan berbagai
metode komunikasi yang sesuai kebutuhan sasaran. Kementerian Pertanian
(2011) Disain atau rancangan SDMC yang telah mendapat dukungan berbagai
pihak tersebut diimplementasikan di lapangan dalam bentuk antara lain Unit
Display Varietas yang berskala pengembangan dan berwawasan agribisnis.
Selanjutnya menurut Kartono (2009), pendampingan merupakan bagian
komunikasi timbal balik, dimana para pelaku menyediakan sekaligus juga
menerima informasi dan teknologiserta adanya kesepahaman dan kesepakatan
bersama. I novasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila
teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat -sifat antara laian; 1) bermanfaat
bagi petani secara nyata, 2) lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang
telah ada, 3) sudah tersedianya bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga
untuk mengadopsi teknologi, 4) memberikan nilai tambah dan keuntungan
ekonomi, 5) meningkatkan efisiensi dalam berproduksi, 6) bersifat ramah
lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian.
Pelaksanaan Pengawalan Pengembangan Kawasan Padi di Provinsi
Bengkuluyang dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Utara pada beberapa
kecamatan, belum bisa dilakukan secara penuh, karena pelaksanaan oleh Dinas
Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara dimulai pada bulan September 2015.
Sebagai tindakan pendahuluan PelaksanaanPengawalan Pengembangan Kawasan
Padi, telah dilakukan display varietas yang dilaksanakan di Desa Taba Tembilang
Kecamatan Arga Makmur yang penanamannya dilakukan pada bulan Mei 2015,
dilakukan dengan model partisipasi. Pembangunan yang partisipatif merupakan
proses yang melibatkan petani dalam keputusan yang berkenaan dengan
kehidupan masyarakat perdesaan. Keterlibatan petani dimulai dari perencanaan
yaitu penggalian potensi wilayah desa dan permasalahan yang berkembang,
sampai pada pelaksanaan kegiatan melalui penerapan inovasi teknologi padi
sawah. Komponen inovasi teknologi tersebut meliputi penggunaan benih unggul
padi I npari 27, 28, 29, dan 30, penggunaan pupuk sesuai anjuran berdasarkan
rekomendasi KATAM, sistem tanam legowo 2: 1, umur bibit muda sampai 1 bulan,
dan pengendalian hama dan penyakit. Transfer teknologi dari sumber inovasi
teknologi PTTpadi sawah kepada petani pengguna juga menentukan
keberhasilan penerapan inovasi yangdiinginkan.
Guna keberhasilan penyebaran/ penyampaian inovasi teknologi, kegiatan
penyuluhan lebih diutamakan sebagai proses pendidikan dalam
mengubahperilaku petani agar menjadi lebih berkualitas melalui proses
komunikasi. Penyebarluasan informasi, inovasi dan teknologi pertanian yang
sesuai dengankebutuhan petani harus dilakukan dengan pendekatan dan metode
yang tepat. Petani mempunyai kapasitas untuk menyerap apa yang terjadi di
pengamatan maupun pengalaman, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk
memperkirakan ataupun sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Oleh karena itu menarik dikaji bagaimana penerapan inovasi PTT
padi sawahpada komunitas petani padi sawah Desa Taba Tembilang Kecamatan
I I I .
PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Diseminasi kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari - Desember 2015 di
lahan padi sawah Provinsi Bengkulu.
3.2. Pendekatan Kegiatan
Prosedur pelaksanaan kegiatan adalah: 1) Pengawalan dan
pendampingan penerapan komponen teknologi PTT Padi Sawah, 2)
Demplot/ display varietas padi sawah; 3) komunikasi tatap muka/ langsung; 4)
identifikasi lapangan dan need assessment terhadap kebutuhan pengawalan.
3.3. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang Lingkup Kegiatan pengawalan padi meliputi:
1. Melakukan display padi varitasunggul baru.
2. Mengawal penerapan teknologi spesifik lokasi dan penerapan kalender
tanam,
3. Menjadi narasumber pelatihan bagi penyuluh lapang dan petani,
4. Menyiapkan dan menyebarkan materi penyuluhan
5. Analisis data, penyusunan dokumen master plan dan action plan
pengembangan kawasan padi.
3.4. Prosedur Pelaksanaan
Persiapan
1. Penyusunan RODHP
RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP sehingga lebih
rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/ keuangan dan kegiatan
yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi
menjadi juklak kegiatan diseminasi.
2. Pengumpulan data dan identifikasi permasalahan pada kelompok tani calon kooperator demplot/ display padi varietas unggul baru.
Pelaksanaan kegiatan
1. Melakukan penanaman padi sawah varietas unggul baru sebagai demplot/ display pada lokasi kawasan dan non kawasan pengembangan padi sawah seluas 21,7 ha. I novasi teknologi yang diterapkan pada demplot/ display adalah inovasi teknologi PTT Padi Sawah.
2. Melakukan pertemuan teknis pelaksanaan dan apresiasi teknis budidaya di lahan petani sesuai dengan tahapan kegiatan demplot/ display pada lokasi kawasan pengembangan padi sawah seluas 21,7 ha.
3. Pada lokasi kawasan dan non kawasan pengembangan maupun pada lokasi display dilakukan pengawalan agar menerapkan inovasi teknologi PTT Padi Sawah dan berpedoman pada kalender tanam. Masing-masing kecamatan memiliki kalender tanam tersendiri, oleh karena itu penjelasan harus sesuai antara kecamatan dengan kalender tanamnya.
4. Memenuhi undangan untuk menjadi narasumber baik pada pertemuan dengan petani, petugas lapang, maupun dengan TNI terkait inovasi teknologi PTT Padi Sawah.
5. Menyiapkan dan menyebarkan materi penyuluhan terkait dengan komponen teknologi PTT Padi Sawah dan kalender tanam.
6. Mendampingi petani dalam mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan memberikan saran pemecahan masalah.
7. Koordinasi dan konsolidasi dengan institusi terkait untuk pengawalan kemajuan kegiatan display Padi Sawah.
8. Memberikan masukan dan saran bagi tim dalam melakukan penyusunan pedoman teknis penanaman padi sawah.
9. Mengingatkan petugas pertanian/ Dinas agar membuat laporan mingguan dan melaporkan perkembangan kegiatan upsus padi.
10. Mendampingi Pemerintah daerah dalam menyusun dokumen master plan dan action plan pengembangan kawasan padi.
11. Tabulasi dan analisis data kegiatan demplot/ display pada lokasi kawasan
pengembangan padi sawah seluas 21,7 ha
12. Penyusunan laporan (bulanan, semester, tengah tahun, dan akhir tahun
kegiatan).
Analisis Data
Data yang akan dikumpulkan : 1) data teknis berupa data produksi dan
ketrampilan, minat terhadap inovasi teknologi, dan umpan balik kebutuhan
teknologi; 3) data kelayakan usahatani padi.
Analisis data teknis akan dilakukan dengan uji sidik ragam menggunakan
DMRT, dan analisis social menggunakan diskriptif analisis serta statistik non
I V.
HASI L DAN PEMBAHASAN
Kegiatan yang direncanakan pada kegiatan Pengawalan Pengembangan
Kawasan dan Padi di Provinsi Bengkulu meliputi : a) melakukan demplot/ display
padi varitasunggul baru, b) mengawal penerapan teknologi spesifik lokasi dan
penerapan kalender tanam, c) menjadi narasumber pelatihan bagi penyuluh
lapang dan petani, d) menyiapkan dan menyebarkan materi penyuluhan, dan e)
melakukan analisis data, penyusunan dokumen master plan dan action plan
pengembangan kawasan padi.
4.1. Persiapan Pelaksanaan
Kegiatan diawali dengan penyusunan RODHP sebagai penjabaran dan
perincian dari RDHP.RODHPlebih rinci memuat aspek administrasi/ keuangan dan
kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan
lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi.
Koordinasi internal dan eksternal secara reguler. Koordinasi internal
dilakukan setiap minggu atau setiap ada permasalahan yang harus segera
diselesaikan. Sedangkan koordinasi eksternal dilakukan terkait rencana
pelaksanaan demplot/ display padi varietas unggul baru maupun terkait
pelaksanaan kegiatan di kawasan dan non kawasanpengembangan dan upsus
padi, jagung, dan kedelai. Pada saat koordinasi dilakukan pengumpulan data
wilayah yang akan dijadikan lokasi kawasan GP-PTT padi sawah. Sedangkan
untuk lokasi demplot/ display padi varietas unggul baru, dilakukan pengumpulan
data dan identifikasi permasalahan, pada kelompok tani calon kooperator.
Dari hasil koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Pertanian,
BP4K, dan BP3K, diperoleh informasi untuk : a) lokasi GP-PTT Padi Sawah
Kawasan, b) lokasi demplot/ display padi varietas unggul baru padi sawah.
a. Lokasi GP- PTT Padi Saw ah
Lokasi GP-PTT terletak pada 5 kecamatan dengan luas lahan 2.500 ha.
I nformasi lokasi ini diperoleh dari hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara. Luas lahan dan penentuan lokasi melalui
penetapan calon petani calon lahan (CPCL) sudah dilakukan pada tahun 2014.
Masing-masing kecamatan dengan desa, kelompok, dan luas lahan yang telah
Tabel 1. Rekapitulasi Kecamata Dengan Jumlah Desa, Kelompok, dan Luas Lahan Kegiatan GP-PTT Padi Sawah di Kabupaten Bengkulu Utara
No Kecamatan Desa Jumlah Poktan Lahan (ha)Luas
1. Kerkap 4 12 343,00
2. Hulu Palik 12 32 703,00
3. Arma Jaya 3 21 573,00
4. Tanjung Agung Palik 4 14 240,00
5. Arga Makmur 9 28 641,00
Jumlah Luas GP-PTT Kabupaten Bengkulu Utara
32 107 2.500,00
b. Lokasi demplot/ display Padi Varitas Unggul Baru
Lokasi demplot/ display padi varitas unggul baruterdiri dari : 1) display
yang mengelompok (Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten
Bengkulu Utara seluas 6,0 ha dan Kelurahan Lubuk Kebur Kecamatan Seluma
Kota Kabupaten Seluma seluas 7,2 ha), dan 2) display yang tersebar seluas 8,5
ha pada 8 lokasi pada 7 kabupaten/ kota.Lokasi ini diperoleh dari hasil koordinasi
dengan Dinas Pertanian dan BP3K pada 7 kabupaten/ kota.
4.2. Pelaksanaan Kegiatan GP- PTT Kaw asan Padi Saw ah
Pelaksanaan kegiatan GP-PTT Kawasan Padi Sawah oleh Dinas Pertanian
dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara tidak berlangsung secara maksimal,
hal ini karena terjadi perbaikan saluran irigasi dan musim kemarau yang panjang.
Sampai bulan Juli 2015 luas lahan yang bisa ditanami padi hanya seluas 296,5 ha
(11,86% ) dari lahan GP-PTT kawasan padi sawah seluas 2.500 ha. Sebagian
besar persawahan belum bisa ditanami padi.
Sampai pada bulan Oktober 2015 setelah mulai turun hujan, penanaman
padi sawah baru mencapai seluas 1.488 ha (59,52% ). Lahan lain yang belum
tertanami akan dilakukan penanamannya dimulai pada bulan November 2015,
sehingga keseluruhan lahan bisa tertanami tetapi melampaui tahun 2015. Kondisi
ini akan mempenaruhi produksi beras pada tahun 2015.
4.2.1. Mendampingi penerapan komponen teknologi budidaya padi saw ah
Pendampingan/ pengawalan penerapan teknologi spesifik lokasi dilakukan
Bengkulu Utara, yang merupakan lokasi GP-PTT kawasan padi, realisasi tanam
terbesar terjadi pada bulan Oktober – Desember 2015. Keterlambatan tanam
terjadi karena keterlambatan pengerjaan saluran irigasi dari bulan Juli sampai
September menjadi selesai pada bulan Oktober 2015.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara telah
menghimbau kepada anggota kelompok tani agar segera melakukan penanaman
padi pada tahun 2015 dengan waktu tanam paling lambat bulan Maret 2015,
sehingga panen tidak jatuh atau melampaui bulan Juli 2015. Kenyataan di
lapangan, penyelesaian saluran irigasi melampaui bulan juli 2015, sehingga
rencana penanaman pada bulan September 2015 mengalami kemunduran waktu
tanam. Laporan pelaksanaan kegiatan GP-PTT kawasan padi yang dibuat Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara pada bulan Juli 2015
menyampaikan bahwa penanaman yang dilakukan hanya seluas 296,5 ha
(11,86% ). Penanaman ini dilakukan pada lahan sawah yang tidak terpengaruh
oleh perbaikan saluran irigasi.
Hasil laporan yang dibuat Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Bengkulu Utara terkait pelaksanaan kegiatan GP-PTT kawasan padi, penanaman
yang direncanakan seluas 2.500 ha, sampai pada tanggal 31 Oktober 2015 hanya
tertanam seluas 1.488 ha (59,52% ). Jumlah ini termasuk penanaman yang telah
dilakukan seluas 296,5 ha (11,86% ) sesuai dengan Laporan pada bulan Juli
2015.
Dalam rangka pendampingan padi di Provinsi Bengkulu, berbagai langkah
pendahuluan dilakukan guna pengawalan penerapan teknologi spesifik lokasi.
Pada tahun 2015 terkait pelaksanaan GP-PTT kawasan dan non kawasan seperti
: a) pelaksanaan Sosialisasi kegiatan BPTP Bengkulu dilakukan sebelum
pelaksanaan penanaman padi kegiatan GP-PTT kawasan padi dimulai, dan b)
menjadi narasumber bagi kegiatan terkait UPSUS di dalam maupun luar kawasan
seperi terlihat pada Lampiran 7.
4.2.2. Meningkatkan produktivitas dan produksi padi saw ah dilakukan melalui demplot/ display.
Untuk mengetahui peningkatan produktivitas dan produksi padi sawah
dilakukan melalui penerapan demplot/ display varietas unggul baru yang
A. Demplot/ display Padi Varitas Unggul Baru Mengelompok.
1. Demplot/ display yang dilakukan mengelompok pada lokasi GP- PTT kaw asan pengembangan.
Kegiatan ini dilakukan pada lahan kelompok tani Makmur Desa Taba
Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara seluas lebih
kurang 6 ha dengan petani kooperator sebanyak 12 orang anggota
kelompok tani, dimulai pada bulan April 2015.
2. Demplot/ display yang dilakukan mengelompok padabukan lokasi GP- PTT kaw asan pengembangan.
Kegiatan ini dilakukan pada lahan kelompok tani Makmur Kelurahan
Lubuk Kebur Kecamatan Seluma Kota Kabupaten Seluma seluas lebih kurang
7,2 ha dengan petani kooperator sebanyak 21 orang anggota kelompok tani,
dimulai pada bulan Oktober 2015.
Komponen teknologi yang diterapkan oleh kedua kelompok tani ini
adalah komponen teknologi PTT Padi Sawah. (1) Komponen teknologi
Varietas unggul baru (VUB) yang ditanam yaitu VUB I npari 27, 28, 29, dan
30 (untuk Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten
Bengkulu Utara) dan I npari 16, 22, dan 30 (untuk Kelurahan Lubuk Kebur
Kecamatan Seluma Kota Kabupaten Seluma). Dari 4 varietas yang ditanam di
Desa Taba Tembilang yang telah panen dan 3 varietas yang ditanam di
Kelurahan Seluma Kota yang saat ini berumur 1 bulan, dapat dijadikan
alternatif pilihan bagi petani untuk dikembangkan selanjutnya sebagai
varietas yang disukai oleh petani setempat.Dari 6 varietas ini nantinya dapat
dipilih satu varietas atau lebih dari satu varietas. (2) Komponen teknologi
Bibit Bermutu dan Sehat yaitu bibit yang digunakan berasal dari persemaian
dengan menggunakan benih berlabel, dalam hal ini yang digunakan yaitu
label ungu. Pertumbuhan bibit berasal dari persemaian yang dipelihara
dengan baik, sehingga bibit yang diperoleh untuk ditanam adalah bibit yang
baik. (3) Komponen teknologi pengaturan cara tanam (Jajar Legowo).
Sistem tanam yang digunakan yaitu sistem tanam Jajar Legowo 2: 1.
Penerapan sistem tanam Jajar Legowo 2: 1 merupakan lompatan teknologi
bagi kelompok tani Makmur Desa Taba Tembilang maupun Kelurahan
Seluma Kota, dimana selama ini sistem tanam yang digunakan masih sistem
petani terutama dalam pemeliharaan tanaman. (4) Komponen teknologi
Pemupukan berimbang dan efisien. Pemupukan berimbang dan efisien
adalah penggunaan pupuk baik jenis maupun dosisnya sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Dosis pupuk yang diterapkan pada kegiatan ini berasal
dari informasi teknologi pemupukan Kalender Tanam Terpadu (KATAM).
Pupuk yang digunakan yaitu pupuk majemuk dengan dosis 350 kg NPK
Phonska dan 100 kg Urea per hektar untuk Desa Taba Tembilang dan 300
kg NPK Phonska dan 150 kg Urea per hektar untuk Kelurahan Lubuk Kebur.
(5) Komponen teknologi PHT sesuai OPT sasaran. Dalam pengendalian OPT,
penggunaan pestisida harus bijak dan menyesuaikan dengan OPT yang
menyerang pada stadia pertumbuhan tanaman. Pada saat persemaian,
pestisida yang digunakan hanya insektisida yang berbahan aktif karbofuran
untuk mengendalikan hama yang menyerang persemaian seperti penggerek
batang. Pada saat pertumbuhan vegetatif dilakukan pengendalian hama dan
penyakit menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran dan fungisida
berbahan aktif kombinasi dari propikonazol dan trisiklazol. Pada saat
pertumbuhan generatif, dilakukan pengendalian hama dan penyakit
menggunakan insektisida dan fungisida yang mengandung ZPT guna
meningkatkan kebernasan gabah.
Lokasi Demplot/ display kelompok tani Makmur Desa Taba Tembilang
Lokasi ini disepakati setelah tidak terdapat lokasi lain yang dapat dijadikan
lokasi demplot/ display, karena semua lahan petani sudah ada tanamannya:
a) ada yang sudah tanam bulan Maret 2015 sesuai himbauan Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara, b) ada yang belum
panen karena dari penanaman pada bulan sebelumnya.
Lokasi demplot/ display kelompok tani Makmur Desa Taba Tembilangan
dari pertanaman sebelumnya, panen pada bulan April 2015, sehingga
disepakati sebagai lokasi demplot/ display. Selama berlangsungnya kegiatan
Demplot/ display, diketahui bahwa usahatani padi pada kelompok ini bukan
sebagai usahatani utamanya. Usahatani utama kelompok ini adalah
perkebunan kelapa sawit. Semua petani kooperator kecuali ketua kelompok,
merupakan pengelola kebun plasma dari perkebunan kelapa sawit. Oleh
Namun bagi kelompok tani ini, hasil yang dicapai sudah cukup tinggi, karena
hasil yang mereka capai selama ini rata-rata 2,5 t/ ha. Hasil inipun masih
lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil rata-rata Provinsi Bengkulu yang
4,12 t/ ha.
Lokasi demplot/ display kelompok tani Makmur Kelurahan Lubuk Kebur
Lokasi ini dipilih setelah koordinasi dengan Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Seluma. Dari hasil diskusi dengan anggota
kelompok tani diketahui bahwa, sistem tanam yang digunakan masih acak
dan belum pernah menerapkan sistem tanam jajar legowo, walaupun
sudah melihat sistem tanam jajar legowo pada kelompok lain. Bagi anggota
kelompok tani, mereka belum menerapkan sistem tanam jajar legowo
karena belum mengetahui dengan jelas apa keuntungan penerapan sistem
jajar legowo bagi usahataninya.
Saat ini umur tanaman rata-rata berumur 1 bulan dan pertanaman
cukup bagus dengan warna hijau terang. Bagi petani, semua informasi
tentang sistem tanam jajar legowo yang diterapkan belum dapat dipercaya
sepenuhnya sebelum diterapkan. Hal ini terbukti dari ketakutan petani
dengan jumlah benih 25 kg/ ha dirasa masihkurang, sehingga petani tetap
melakukan penyemaian tambahan karena khawatir benih yang disebar
kurang bagi pertanamannya. Namun pada saat tanam 1 bulan lalu,
ternyata bibit yang dihasilkan dari persemaian yang 25 kg/ ha masih
berlebih untuk pertanamannya.
B. Demplot/ display Padi Varitas Unggul Baru yang Menyebar.
Demplot/ display padi ini dilakukan menyebar pada 8 lokasi di 7
kabupaten/ kota seluas 8,5 ha. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada lahan
anggota kelompok tani dan lahan Balai Benih I nduk (BBI ). Masing-masing
Tabel 2. Alamat Kelompok dan Luas Lahan Masing-Masing Kelompok
1. Kelompok Tani Sukasari I Desa Rama Agung Kecamatan Arga Makmur
Bengkulu Utara
0,50
2. Kelompok Tani Gunung Agung 2 Desa Darat Sawah Kecamatan Seginim
Bengkulu Selatan
2,00
3. Kelompok Tani Serindangan Desa Pandan Kecamatan Seluma Selatan
Seluma 1,00
4.
Balai Benih Suka Bumi Desa Suka Bumi Kecamatan Lebong Sakti
Lebong 1,00
Kelompok Tani Maroba Desa Tabeak Belau I Kecamatan Lebong Atas
1,00
5.
Balai Benih Padi Kota Bengkulu Kelurahan Semarang, Kecamatan Sungai Serut
Kota Bengkulu
1,00
6. Kelompok Tani Lubuk Tebat Desa Ranah Karya Kecamatan Lubuk Pinang
Mukomuko 1,00
7. Kelompok Tani I ngin Maju Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup
Rejang Lebong
1,00
Jumlah 8,50
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, masing-masing lokasi
menunjukkan hasil yang berbeda-beda, hal ini karena pengaruh lingkungan
yang berbeda dan kondisi iklim yang berbeda. Hasil yang berbeda
dimaksud yaitu : a) Kabupaten Bengkulu Utara seluas 0,5 havarietas I npari
15 dengan hasil 5,0 ton/ ha. Kondisi pertanaman saat itu terjadi kekurangan
air sejak tanaman memasuki fase generatif umur 40 hari setelah tanam, b)
Kabupaten Bengkulu Selatan seluas 2 ha varietas I npari 15 dengan hasil
7,7 t/ ha. Kondisi tanaman tidak ada masalah terutama air tersedia cukup,
varietas I npari 15 tapi tidak memberikan hasil karena kekeringan, f)
Kabupaten Mukomuko seluas 1 ha varietas I npari 15 dengan hasil 7,7 t/ ha.
Rejang Lebong seluas 1 ha varietas I npari 10 dengan hasil 6,8 t/ ha. Kondisi
tanaman terserang tungro, tetapi air cukup.
Kondisi ini menunjukkan bahwa setiap tanaman masih dapat
berproduksi dengan baik bila tersedia air dan bisa tidak menghasilkan atau
berkurang cukup banyak bila kekurangan air sampai tidak ada air. Menurut
I slami dan Utomo. 1995. Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman
terhadap cekaman air tergantung fase pertumbuhan saat cekaman air
tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan vegetatif
yang cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan dengan jika
cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan lainnya
4.2.3. Mempercepat penyebarluasan komponen inovasi teknologi PTT padi saw ah dan kalender tanam
Usaha untuk mempercepat penyebarluasan komponen inovasi teknologi
PTT padi sawah dan kalender tanamdilakukan dengan peran sebagai Narasumber
tidak hanya kegiatan GP-PTT di Kabupaten Bengkulu Utara, tetapi pada semua
wilayah di Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu. Khusus untuk pelatihan bagi
penyuluh Lapang dan petani terkait kegiatan GP-PTT Padi, dilakukan bersamaan
dengan waktu pelaksanaan GP-PTT Padi. Oleh karena itu peran sebagai
narasumber pelatihan bersamaan dengan pelaksanaan penanaman padi kegiatan
GP-PTT belum dapat dilakukan secara maksimal. Peran sebagai narasumber baru
terlaksana seperti berikut : (a) sebagainarasumber pada saat undangan
penanaman padi sistem tanam Jajar Legowo 4: 1 Kelompok Tani Sido Makmur I
pada lahan sawah Ketua Kelompok Tani (Sumadi) yang di lakukan di Desa
Tebing Kaning Kecamatan Arga Makmur tanggal 2 April 2015 dan Temu Teknis
dengan Babinsa oleh BPP Kota Arga Makmur tanggal 23 November 2015, (b)
narasumberpenanaman padi (pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit)
yang dilakukan pada Balai Desa Kecamatan Arma Jaya pada tanggal 25
November 2015 yang dihadiri oleh Kepala BPP, Petugas Lapang, Babinsa, dan 60
orang petani dari 3 kelompok tani masing-masing: Bina Karya, Karya Baru I I I ,
dan Semangat Bersama.
Narasumber sebagai upaya mendukung UPSUS swasembada pangan di
Provinsi Bengkulu telah dilakukan pada berbagai kegiatan dan lokasi seperti
V. KESI MPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pendampingan penerapan komponen teknologi
budidaya padi sawah melalui pendekatan inovasi teknologi PTT spesifik
lokasi dan kalender tanam kegiatan Upsus Padi pada 10 Kabupaten/ Kota
melalui pertemuan tatap muka pada kelompok tani maupun petugas pada
lokasi GP-PTT Kawasan Padi Sawah maupun non kawasan.
2. Telah terjadi peningkatan produktivitas padi sawahyang bervariasi pada
setiap kabupaten/ kotadengan kisaran sebesar 0,50 – 3,40 ton per hektar
walaupun pada kondisi kekeringan dengan iklim yang kurang baik.
3. Terjadinya percepatan penyebarluasan informasi komponen teknologi PTT
padi sawah dan kalender tanam selama tahun 2015 pada 1.805 orang
anggota kelompok tani, petugas pertanian, dan Babinsa yang dilakukan
melalui (pelatihan, nara sumber, dan temu lapang) pada lokasi GP-PTT
kawasan padi maupun non kawasan padi.
5.2. Saran
1. Agar pendampingan penerapan komponen teknologibudidaya padi sawah
pendekatan PTT spesifik lokasipada lokasi GP-PTT Kawasan Padi Sawah
dapat terlaksana secara maksimal, pelaksanaan pendampingan tetap
dilakukan walaupun pelaksanaan penanaman tertunda.
2. Agar peningkatan produktivitas lebih merata pada setiap kabupaten/ kota,
jumlah display perlu ditingkatkan lagi jumlah mauun luasnya.
3. Agar percepatan penyebar luasan informasi komponen teknologi PTT padi
sawah dan kalender tanam lebih baik lagi, perlu ditingkatkan jumlah
KI NERJA HASI L PENGKAJI AN
Kegiatan Pengawalan Pengembangan Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu
2015 telah melaksanakan display varietas padi seluas lebih kurang 21,7 ha yang
terdiri dari : a) seluas 6 ha mengelompok pada Kelompok Tani Makmur Desa
Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara,b) lebih
kurang 8,5 ha pada delapan lokasi pada tujuh kabupaten/ kota, dan c) seluas
7,2ha mengelompok pada Kelompok Tani Makmur Kelurahan Lubuk Kebur
Kecamatan Seluma Kota Kabupaten Seluma.Kegiatan ini dilakukan dengan
melibatkan petani secara langsung, sehingga semua kegiatan yang dilakukan
dapat diikuti oleh petani kooperator. Setiap tahap kegiatan yang akan
dilakukan,didiskusikan dahulu bersama dengan petani kooperator dan diskusi
dilakukan pada saat pertemuan petani dilakukan sebelum memulai pekerjaan
persiapan lahan.
Berdasarkan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman padi sawah
(I npari 27, 28, 29, dan 30) yang dilaksanakan pada Kelompok Tani Makmur Desa
Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara dan (I npari
16, 22, dan 30), pada Kelompok Tani Makmur Kelurahan Lubuk Kebur
Kecamatan Seluma Kota Kabupaten Seluma,tumbuh dengan baik. Hanya I npari
30 yang ditanam di Desa Taba Tembilang yangmengalami serangan Tungro
relatif lebih berat dibandingkan dengan varietas yang lain yang ditanam di Desa
Taba Tembilang. Varietas lain relatif sedikit terlihat adanya gejala serangan
Tungro dantidak berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Namun demikian,
kondisi serangan ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara saja,
serangan juga terjadi di kabupaten lain seperti Rejang Lebong yang mengalami
serangan hebat. Diduga saat ini sedang terjadi endemi Tungro, sebab tanaman
diluar tanaman petani kooperator yang berada di belakang persawahan pet ani
kooperator terserang Tungro lebih berat. Kondisi pertumbuhan tanaman seperti
ini diketahui oleh petani kooperator, karena petani kooperator selalu mengamati
dan memeliharatanamannyasecara langsung.
I novasi teknologi yang diterapkan adalah inovasi teknologi PTT padi sawah.
Berdasarkan informasi dari petani kooperator tentang sistem tanam legowo 2: 1
cukup baik, banyak petani sekitar yang berminatmengikuti cara penanaman
DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi Bengkulu. 2012. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bengkulu 496 p.
Damardjati, J.S. 2006. Learning from I ndonesian Experiences in Achieve Rice Self Sufficientcy. I n Rice I ndustry, Culture, and Environment. I CCR, I CFORD, I AARD. Jakarta.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara. 2015. Laporan Bulanan Kabupaten. Realisasi GP-PTT Kawasan Padi I nbrida Sawah Tahun 2015.
I slami, Titik dan W.H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. I KI PSemarang Press. Semarang. Hal 211 – 240
Kementerian Pertanian. 2015. Pedoman Teknis GP-PTT Padi 2015. Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Pengembangan Pertanian Perdesaaan Melalui I novasi (M-P3MI ). Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kementerian Pertanian.2010. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Republik I ndonesia. Jakarta.
Puslitbangtan. 2007. Diseminasi Hasil Penelitian Tanaman Pangan.http: / / www.puslittan.bogor.net/ index.php?bawaan= berita/ fullteks_ berita&&id_menu= 3&id_submenu= 3&id= 154[ 22 Juni 2011]
Sembiring, H. dan Abdulrahman, H. 2008. Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. BB Penelitian Padi sawah. Sukamandi.
Sembiring, H dan IN. Widiarta. 2008. Inovasi Teknologi Padi Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. Dalam: A.K. Makarim et al. (eds.): Inovasi Teknologi Tanaman Pangan. Prosiding Simposium V Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Suryana A., S. Mardianto, K. Kariyasadan I.P. Wardhana. 2009. Kedudukan
Padidalam Perekonomian Indonesia dalam Padi, Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan.Buku 1. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Hal 7- 31.
Tjitropranoto, P. 2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan I nformasi Pertanian.
ANALI SI S RI SI KO
Daftar Risiko
Tabel 3. Daftar Risiko Pelaksanaan Pengawalan Pengembangan Kawasan Padi
di Provinsi Bengkulu Tahun 2015.
NO. Risiko Penyebab Dampak
Tabel 4. Daftar penanganan risiko dalam pelaksanaan Pengawalan Pengembangan Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu tahun 2015.
JADWAL KERJA
Tabel 5. Jadwal Kerja Kegiatan
N
o Uraian kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan RDHP
2 Penyusunan/ pembahasan perbaikan RODHP
3 Koordinasi
4 Pelaksanaan
5 Laporan bulanan
6 Laporan tengah tahun
PEMBI AYAAN
Tabel 6. Rencana Anggaran Belanja (RAB)
No. Jenis Pengeluaran Volume
3 Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi
• Bahan pendampingan dan bahan pendukung lainnya • ATK dan komputer suplies, jilid,
cetak
4 Belanja Barang Persediaan Lainnya • Analisa laboratorium antara Rp. 365.000,- s/ d Rp. 5.000.000)
8 OP 5.000.000
40.000.000 40.000.000
7 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
• Uang harian dan transport perjalanan ke luar
propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan
• Penginapan perjalanan ke luar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan
• Uang harian dalam rangka temu lapang, ekspose, dan
pertemuan tingkat petani • Paket kegiatan dalam rangka
Tabel 7. Realisasi Anggaran Belanja (RAB) Kegiatan 3 Belanja Barang Untuk Persediaan
Barang Konsumsi
• Bahan pendampingan dan bahan pendukung lainnya • ATK dan komputer suplies,
jilid, cetak
4 Belanja Barang Persediaan Lainnya
• Analisa laboratorium 5.924.000 98,73 100,00
5 Belanja Jasa Profesi antara Rp. 365.000,- s/ d Rp. 5.000.000)
39.926.400 99,82 100,00
7 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
• Uang harian dan transport perjalanan ke luar
propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan
• Penginapan perjalanan ke luar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan
• Uang harian dalam rangka temu lapang, ekspose, dan pertemuan tingkat petani • Paket kegiatan dalam rangka
PERSONALI A
Tabel 8. Personalia Kegiatan
N
o Nama/ NI P Uraian Tugas
Keterangan
1 I r. Ahmad Damiri, M.Si/ 19630920 199203 1 001
1.Mengkoordinir anggota tim dalam menyusun perencanaan,
1.Membantu kegiatan di lapangan, pengambilan data, kuisioner
1.Membantu kegiatan di lapangan, pengambilan data, kuisioner
2.Membantu pengawasan
pelaksanaan kegiatan di lapangn
Lampiran 1. Kecamatan Dengan Jumlah Desa, Kelompok, dan Luas Lahan Kegiatan GP-PTT Padi Sawah di Kabupaten Bengkulu Utara per 31 Oktober 2015
No Kecamatan Jumlah Luas(ha)
Desa Poktan Lahan Tanam
1. Kerkap 1. Aur Gading 1. Tanjung Sari 27,00 25,00 2. Kelindang jaya 21,00 21,00 3. Arga Jaya 33,00 33,00 4. Sepakat Rasa 31,00 28,00 5. Keluarga Dasen
Palak Siring
32,00 30,00
6. Sedayu Tani 28,00 25,00 7. Harapan Maju 26,00 24,00 8. Kencana Makmur 34,00 34,00
Jumlah 232,00 220,00
2. Tanjung putus 1. Harapan Makmur I 25,00 21,50 2. Harapan Makmur I I 25,00 25,00
Jumlah 50,00 46,50
3. Simpang Ketenong 1. Ketenong Raya 25,00 23,00
Jumlah 25,00 23,00
4. Lubuk Jale 1. Segar Muda 36,00 32,00
Jumlah 36,00 32,00
Jumlah Luas Lahan Kec Kerkap 343,00 321,50 2. Hulu Palik 1. Batu Raja Rejang 1. Harapan Baru 20,00 20,00 2. Harapan Makmur 15,00 12,50 3. I te Dasen 18,00 12,00
Jumlah 53,00 44,50
2. Batu Raja Kol 1. Sri Rejeki 21,00 21,00 2. Sri Mulyo 20,00 20,00
Jumlah 41,00 41,00
3. Pematang Balam 1. Jeminang Jaya 24,00 14,00 2. Tanjung Raya 29,50 6,00 3. Tanjung Harapan 17,00 10,00 4. Dayang Sakti 25,50 8,00 5. Persada Tani 26,00 9,00 6. Jaya Bersama 26,00 21,00 7. Usaha Bersama 25,00 9,00
Jumlah 173,00 77,00
4. Padang Bendar 1. Karya Bersama 24,00 1,00 2. Genting Jaya 24,00 3,00 3. Harapan Maju 26,00 0,00
Jumlah 74,00 4,00
5. Batu Layang 1. Srigati 43,00 19,00
Jumlah 43,00 19,00
6. Taba Padang Kol 1. Menuju Sejahtera 22,00 14,00 2. Tri Sareng 24,50 16,00
Jumlah 46,50 30,00
7. Taba Padang Rejang
1. Serba Usaha 24,25 24,25
2. Berkah Jaya 21,50 16,50 3. Usaha Bersama 20,25 20,25
Lampiran 1. Lanjutan
No Kecamatan Jumlah Luas(ha)
Desa Poktan Lahan Tanam
8. Air Banai 1. Sri Rahayu 12,00 12,00
Jumlah 12,00 12,00
9. Air Baus I I 1. Rajo Langgeng 11,00 4,00 2. Karya Mandiri 11,00 3,00
Jumlah 22,00 7,00
10. Sumber Rejo 1. Dwi Karya I 19,50 19,50 2. Cinta Tani 31,50 31,50 3. Dwi Karya I V 19,00 19,00 4. Dwi Karya I I I 19,50 19,50
Jumlah 89,50 89,50
11. Talang Rendah 1. Sumber I ndah 22,00 11,50
Jumlah 22,00 11,50
12. Batu Roto 1. Karya Tani Makmur 18,50 14,00 2. Tirto Arum 20,50 16,50 3. Sumber Makmur I I 22,00 1,00
Jumlah 61,00 31,50
Jumlah Luas Lahan Kec Hulu Palik 703,00 428,00 3. Arma Jaya 1. Sido Dadi 1. Sinar Baru 24,00 0,00 2. Tirto Bening 35,50 0,00 3. Sugih Waras 28,00 0,00 4. Kulon Deso 24,00 0,00
Jumlah 111,50 0,00
2. Kemumu 1. Bina Karya 37,00 37,00 2. Usaha Bersama 25,00 0,00 3. Semangat Karya 25,00 0,00 4. Karya Baru I 27,00 0,00 5. Karya Baru V 25,00 0,00 6. Karya Baru I I 34,50 0,00 7. Tirta Agung 25,00 0,00 8. Gelora Muda 18,00 0,00 9. Semangat Bersama 24,00 0,00 10. Karya Baru I V 25,00 0,00 11. Tirta Bening 25,50 25,50 12. Karya Baru I I I 25,00 0,00
Jumlah 316,00 62,50
3. Tebing Kaning 1. Sido Muncul 32,00 0,00 2. Sido Makmur I 31,00 0,00 3. Sido Makmur I I 30,00 0,00 4. Merintis 26,50 0,00 5. Sejahtera 26,00 0,00
Jumlah 145,50 0,00
Lampiran 1. Lanjutan
No Kecamatan Jumlah Luas(ha)
Desa Poktan Lahan Tanam
4. Tanjung Agung Palik
1. Tanjung Agung 1. Banyu Palik 16,00 16,00
2. Tani Makmur 12,00 12,00 3. Setia Bersama 14,00 14,00 4. Setia Budi 16,00 16,00 5. Bina Karya 12,00 12,00 6. Harapan Maju I 15,00 15,00 7. Air Kotok 15,00 15,00 8. Harapan Maju I I 19,00 19,00 9. Ujung Tanjung 11,00 0,00 Jumlah 130,00 119,00 2. Alun Dua 1. Cinta Sepakat 16,00 16,00 2. Sumber Rezeki 25,00 25,00 3. Batu Badak 17,00 17,00
Jumlah 58,00 58,00
3. Lubuk Semantung
1. Bina Tani 36,00 0,00
Jumlah 36,00 0,00
4. Lubuk Pendam 1. Tanjung Jaya 16,00 16,00
Jumlah 16,00 16,00
Jumlah Luas Lahan Kec Tanjung Agung Palik 240,00 193,00 5. Arga Makmur 1. Sido Urip 1. Panca Usaha I I I 25,00 16,00 2. Panca Usaha 1B 21,50 0,00 3. Panca Usaha 1C 21,50 0,00 4. Karya Mandiri 25,00 16,00 5. Panca Usaha 1 23,00 0,00 6. I htiar Harapan 27,00 0,00 7. Panca Usaha I I I B 15,00 0,00
Jumlah 154,00 32,00
2. Tanjung Raman 1. Harapan Jaya I 25,00 8,00
Jumlah 25,00 8,00
3. Lubuk Sahung 1. Standar Jaya 25,00 25,00
Jumlah 25,00 25,00
4. Taba Tembilang 1. Tanjung Jaya 24,50 24,50 2. Tani Makmur 25,00 25,00 3. Tanjung Harapan 25,00 25,00 4. Tri Pugar Baru 25,00 25,00
Jumlah 99,50 99,50
5. Gunung Agung 1. Harapan Maju I I 19,00 19,00 2. Harapan Maju I 19,00 19,00 3. Harapan Maju I I I 19,00 19,00 4. Harapan Makmur 17,50 17,50
Jumlah 74,50 74,50
6. Karang Anyar I I 1. Sumber Harapan 25,00 25,00 2. Tunas Jaya 26,00 26,00
Lampiran 1. Lanjutan
No Kecamatan Jumlah Luas(ha)
Desa Poktan Lahan Tanam
7. Karang Anyar I 1. Harapan Jaya 22,00 22,00 2. Sumber Rezeki 27,00 27,00 3. Kembang Semusim 34,00 34,00 4. Rejeki Kito 20,00 20,00 5. Serumpun 20,00 20,00
Jumlah 123,00 123,00
8. Kuro Tidur 1. Bina Usaha 25,00 25,00 2. Mekar Sari 25,00 25,00 3. Karya Abadi 20,00 20,00
Jumlah 70,00 70,00
9. Gunung Selan 1. Talang Tetanggo 15,00 15,00
Jumlah 15,00 15,00
Lampiran 2. Nama Petani Kooperator dan Tanggal Tanam Padi Sawah Display Varietas I npari 27, 28, 29, dan 30 Pada Lahan Kelompok Tani Makmur Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara
No Nama Luas Lahan
( m2)
Varietas yang ditanam
Jumlah
benih ( kg) Tanggal Tanam
Tanggal Pemupukan I
1 Riduwan 8.200 I npari 30 21,0 2-7 Mei 2015 17 Mei 2015
2 I bnul Munzir 1.000 I npari 28 2,5 7 Mei 2015 17 Mei 2015
3 Wahya 2.849 I npari 28 7,0 9-11 Mei 2015 21 Mei 2015
4 Roki 3.718 I npari 30 9,5 6-10 Mei 2015 17 Mei 2015
5 Tabi’i 3.427 I npari 30 9,0 6 Mei 2015 17 Mei 2015
6 Agus 4.158 I npari 30 10,5 10-12 Mei 2015 24 Mei 2015
7 Antozi 3.829 I npari 28 12,5 11-14 Mei 2015 24 Mei 2015
8 Subanri 6.620 I npari 29 19,0 9-10 Mei 2015 17 Mei 2015
9 Sahad 5.227 I npari 29 15,0 9-10 Mei 2015 17 Mei 2015
10 Erik 5.530 I npari 29 16,0 11 Mei 2015
11 Zulkarnain 8.621 I npari 27 17,0 12-15 Mei 2015 25 Mei 2015
I npari 28 3,0
12 Andi 3.434 I npari 27 8,0 9-11 Mei 2015 17 Mei 2015