• Tidak ada hasil yang ditemukan

orientasi pra rekonstruksi Lamp4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "orientasi pra rekonstruksi Lamp4"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

77

Lampiran 4. KRITERIA (DESKRIPSI) KELAS TUTUPAN HUTAN /PENGGUNAAN LAHAN

No Kelas Keterangan

1 Hutan lahan kering primer dataran

rendah

Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah (0 – 1200 meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.

2 Hutan lahan kering primer pegunungan rendah

Seluruh kenampakan hutan di pegunungan rendah (1200 – 1500 meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif. 3 Hutan lahan kering

primer pegunungan tinggi

Seluruh kenampakan hutan di pegunungan tinggi (1500 – 3000 meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif. 4 Hutan lahan kering

primer sub-alpine

Seluruh kenampakan hutan di zone sub-alpine (>3000 meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.

5 Hutan lahan kering sekunder dataran rendah

Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah (0 – 1200 meter), yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian dimasukkan dalam lahan terbuka.

6 Hutan lahan kering sekunder

pegunungan rendah

Seluruh kenampakan hutan di pegunungan rendah (1200 – 1500 meter), yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian dimasukan dalam lahan terbuka. 7 Hutan lahan kering

sekunder

pegunungan tinggi

Seluruh kenampakan hutan di pegunungan tinggi (1500 – 3000 meter), yang telah menampakkan bekas penebangan

(kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian dimasukan dalam lahan terbuka. 8 Hutan lahan kering

sekunder sub-alpine

Seluruh kenampakan hutan di zone sub-alpine (>3000 meter), yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian dimasukan dalam lahan terbuka.

9 Hutan rawa primer Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa-rawa,termasuk rawa gambut yang belum menampakan tanda penebangan. 10 Hutan rawa

sekunder

Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa yang telah menampakkan bekas penebangan. Bekas penebangan yang parah jika tidak memperlihatkan liputan air digolongkan tanah terbuka, sedangkan jika memperlihatkan liputan air digolongkan menjadi tubuh air (rawa).

11 Hutan mangrove primer

Hutan bakau, nipah dan nibung yang berada di sekitar pantai yang belum ditebang.

12 Hutan mangrove sekunder

Hutan bakau, nipah dan nibung yang telah ditebang) yang ditampakan dengan pole alur di dalamnya. Khusus untuk areal bekas tebangan yang telah dijadikan tambak/sawah (tampak pola persegi pematang) dimasukan dalam kelas tambak/sawah (tampak pole persegi/pematang) dimasukan dalam kelas tambak /sawah.

13 Semak/belukar Kawasan bekas hutan lahan kering yang telah tumbuh kembali, didominasi vegetasi rendah dan tidak menampakkan lagi bekas alur/ bercak penebangan.

14 Semak/belukar rawa

(2)

78

No Kelas Keterangan

15 Savanna Kenampakan non hutan alami berupa padang rumput dengan sedikit pohon. (Kenampakan alami daerah Nusa Tenggara Timur dan pantai selatan Irian laya).

16 HTI Seluruh kawasan HTI baik yang sudah ditanami maupun yang belum (masih berupa kahan kosong). Identifikasi lokasi dapat diperoleh pada Peta Persebaran HTI.

17 Perkebunan Seluruh kawasan perkebunan, baik yang sudah ditanami maupun yang belum (masih berupa lahan kosong). Identifikasi dapat diperoleh pada Peta Persebaran Perkebunan

(Perkebunan Besar). Lokasi perkebunan rakyat mungkin tidak termasuk dalam peta sehingga memerlukan informasi

pendukung lain. 18 Pertanian lahan

kering

Semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti tegalan, kebun campuran dan ladang

19 Pertanian lahan kering bercampur dengan semak

Semua ativitas pertanian di lahan kering, berselang-seling dengan semak, belukar dan hutan bekas tebangan.

20 Transrnigrasi Seluruh kawasan baik yang sudah diusahakan maupun yang belum, termasuk areal pertanian, perladangan dan permukiman yang berada didalamnya.

21 Sawah Semua aktifias pertanian di lahan basah yang dicirikan oleh pola pematang.

22 Tambak Aktivitas perikanan yang tampak sejajar pantai.

23 Tanah terbuka Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa vegetasi (singkapan batuan puncak gunung, kawah vulkan, gosong pasir, pasir pantai) tanah terbuka bekas kebakaran dan tanah terbuka yang ditumbuhi rumput/alang-alang. Kenamapakan tanah terbuka untuk pertambangan dimasukan ke kelas pertambangan, sedangkan lahan terbuka bekas land clearing dimasukkan ke kelas pertanian, perkebunan atau HTI.

24 Pertambangan Tanah terbuka yang digunakan untuk kegiatan pertambangan terbuka, openpit (batubara, timah, tembaga dll.). Tambang tertutup seperti minyak, gas dll. Tidak dikelaskan tersendiri, kecuali mempunyai areal yang luas sehingga dapat dibedakan dengan jelas pada citra.

25 Salju Areal yang tertutup oleh salju abadi.

26 Permukiman Kawasan permukiman baik perkotaan, pedesaan, pelabuhan, bandara, industri dll. yang memperlihatkan pola alur yang rapat. 27 Tubuh air Semua kenampakan perairan, termasuk laut, sungai, danau,

waduk, terumbu karang dan lamun (lumpur pantai). Khusus kenampakan tambak di tepi pantai dimasukkan ke pertanian lahan basah.

28 Rawa Kenampakan rawa yang sudah tidak berhutan.

29 Awan Semua kenampakan awan yang menutupi suatu kawasan. Jika terdapat awan tipis yang masih mempelihatkan kenampakan di bawahnya dan masih memungkinkan untuk ditafsir, penafsiran tetap dilakukan. Poligon terkecil yang di delineasi untuk awan adalah 2 x 2 cm2.

Sumber : - Baplan Dep Hut, 2001.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana esensi penggunaan jenis perjanjian kerjasama pada usaha waralaba dengan melihat ciri-ciri dari perjanjian waralaba

Kriteria inklusinya adalah mahasiswa laki-laki yang terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang dan bersedia menjadi responden

Jadi dari ketiga masalah tersebut akan sangat berdampak yang tidak baik bagi guru tersebut, karena guru tersebut akan mengalami suatu kejenuhan dalam proses

Bagaimana cara bapak/ibu menarik minat pengepul, pelanggan atau pedagang ikan agar mau mengambil atau membeli ikan lele di tempat bapak/ibu padahal bapak/ibu tahu

bahan katoda dan anoda memberikan fleksibilitas untuk merancang baterai untuk kebutuhan aplikasi yang spesifik, namun di sisi lain dalam jumlah yang besar, kemungkinan

Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara penerimaan diri dan depresi pada gay di Surakarta.. Kata Kunci: Penerimaan diri,

1 WIDYASRAMA , Majalah Ilmiah Universitas Dwijendra Denpasar, ISSN No... 2 WIDYASRAMA , Majalah Ilmiah Universitas Dwijendra Denpasar,

[r]