ileilia
KONSE,RVASI
Jurnal
Ilmiah
Bidang Konservasi
Sumberdaya
Alam
ffayati
dan
Lingkungan
ISSN 0251-1677 Volume
XILNomor
3, Desember 2007Penelitian ANALISIS POLA PENGGTINAAN RUANG
DAN
WILAYAH JELAJAH BANTENG (Bos javanicus d'Alton,1832) DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO JAWA TIMUR (Analysis on the Pattern of Spatial (Jse and Home
Range ofBull-Bos jattanicus d'Alton,
l8i2
inAlas Put'wo National Park, East Java)Yanto Santosa dan
Deffiandi
99-
107DISTRIBUSI, POPULASI DAN AKTIVITAS HARIAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis, de Blainville 1822)
Dl
TAMAN
NASIONALBALI
BARAT (Distribution, Population andDaily
Activitiesof
Timor Deer-
Cervus timorensis, de Blainville I82 2 in Bali Barat National Park)Burhanuddin Masy'ud, Riclry Wijaya dan lrawan Budi
Santoso
108-
113KEANEKARAGAMAN
JENIS BURLTNGPADA
BEBERAPATIPE
HABITAI
DI
TAMAN
NASIONALGLINLINGCIREMAI(Bird Species's Diversity at SeveralHabitatTypes inCiremaiMountainNationalPark)
Rika Sandra Dewi, Yeni Mulyani dan Yanto
Santosa'
114
1 i 8DISAIN PENANGKARAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis de Blainville) BERDASARKAN SISTEM DEER FARMING
DI
KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR (Design of Timor Deer (Cenus timorensis de Blainville/ Captive Breeding Based on Farming Deer System at IPB Campus, Darmaga Bogor)Sumanto, Burhanuddin Masy'ud dan Achmad Machmud
Thohari
119-
124FOREST COMPOSITIONAND REGENERATION IN MATAAYERVIRGIN JTINGLE RESERVE PENINSULAR MALAYSIA(Komposisi dan Regenerasi Hutan di MataAyer l4rginJungle Reserve SemenanjungMalaysia)
Agus Hihnat, Abdul Latiff Mohamad, Kamaruddin Mat-Salleh dan Faridah Hanttm
I.
tZS
133BEBERAPAASPEK BIO-EKOLOGI K-EDAMING (Parhia timoriana (DC)
Men)
DI
HUTANALAM
TAMANNASIONAL MERU BETIRI (Bio-ecological Aspects of Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) in Natural Forest of M eru B etiri N ati on al P ark)
Ervizal A.M.
Zuhud
B4
-
139POTENSI
BAHAYA
DI
KAWASAN WISATA GLINLING BROMO, RESORT TENGGERLAUT
PASIR,TAMAN
NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU, JAWATIMUR
(Hazard Potentialat
Bromo MountainTourism Area, Tengger Laut Pasir Resort, Bromo Tengger Semeru National Park, West Java)
Volume
XII,
Nomor
3,Desember
2007
Media Konservasi merupakan
jgrnal ilqiah
bidang konservasi sllmbeqdayaalam
hayati.'dan
lingkungaq, .-yang,frenyqiiFan
artikrcl mengenai
hasilpenelitian maupun. telaah
pustaka
.Redaksi menerima sumbangan artikel,dengan ketentuan penulisan
artikel
seperti t€rcantum pada halaman dalam sampulbelakang,
Jumalini ditqbid(m
seahun 3kali
:April,
Agustus dan Desember.Terakreditasi : SK
Dirjen
DIKTI
Nomor : 118/DIKTVKepl200l
8uo-"W1,*'(g
g
/Ltl-4' Eaoty
DEWAN
REDAKSI
Penanggung Jawab
Dewan Redaksi
Dewan
Editor
Alamat Redaksi
Telepon / Fax.
Harga Langganan (Subscription
Rates\ Rinekso SoekmadiBurhanuddin Masy'ud
Rachmad Hermawan Agus
Hikmat
Abdul Haris Mustari Siti Badriyah Rushayati Resti MelaniHadi S.
Alikodra
Machmud Thohari
ErvizalA.M.
ZuhudAni
Mardiastuti E.K.S.Harini
MuntasibDepartemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan IPB, P.O.
Box
168, Bogor 16001(62-2st)
621947media
[email protected]Satu Tahun (One Year) Pelanggan (Sub s cr ib er)
Overseas
OSD)
Indonesia (Rp)Personal
Institusi / Perpustakaan
10
20
125.000,-i
I
I
t
I
r
i
i
I
I
t
t I I
I
l
Media Konservasi Vol. XII, No.3 Desember 2tO7
t
99-
107e
6?(
68
ANALISIS POLA
PENGGT'NAAN RUANG
DAN
WILAYAH
JELAJAH
BAI\ITENG
(Bosjannicus
d'Alton,
1832)
DI
TAMAN
NASIONAL ALAS
PURWO
JAWA
TIMUR
(Analysis on
the
Pattern of Spatial llse
and
Home
Range
of
Butl
-
Bosjavaniczs
d'Alton,
1832in Alos Purwo
National Park, East Java)
YANTo SRNtosnr ) oaN DEr-nler.ror')
t)
Loboratorium Ekologi Sanvaliar
Departemen
Kotnseryasi Sumberdaya Hutsn dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB,2)
Departeme,
r,,,":K,:#frY;;r:r'"?::'ii,tif;
X!i,X7ii;o,u*
Kehutanan rpB,
Kampus Darmaga, Bogor 16680, Indonesia.
Diterima
l5
September2007/Disetujui
l0
November 2007ABSTRACT
Research on the pattern
of
bull's spatial and homerange in Alas Ppunto National Park, v,as carried out in 2 months, i.e. April-May 2006. Theohservation was done at four vegetation types were lovJand Joresl, coastal forest, planted forest and grazing area. The dominant aclivities of bull's on
each type of vegetation were resling at - lovland forest, briniy al coastal Iorest, and feeding at planred forest and grazing area (pasture field). Butl's
homerange in raitry season ttas 3,37 kn: with 2 L t km was travelled distance. Keytord: Bull, behavior, spatial use patter, home range, nalional park.
PENDAHULUAN
Banteng
merupakansatwaliar
herbivora
yang
lebihsebagai pemakan
rumput (grazer)
daripada
sebagai pemakan semak (browser) yang hidup secara berkoloni atauberkelompok.
Menurut
IUCN
(1972) yang
dinyatakandalam Red
Data
Book, populasi banteng tengah mengalami penurunan dan saatini
statusnya terancam punah sehinggadi
Indonesia
keberadaanbanteng
dilindungi.
Penurunanpopulasi banteng
di
Indonesiadiakibatkan oleh
perburuanliar,
kerusakan habitat dan eksploitasi.Penyebaran
banteng
saat
ini
hanya
terbatas
padatempat atau kawasan konservasi. Kawasan konservasi yang
menjadi
habitat banteng saatini
hanya tersebardi
TamanNasional
Ujung Kulon
(TNUK),
TamanNasional
Baluran(TNB),
Cagar
Alam
Leuweung
Sancang
dan
Taman Nasional Alas Purwo(TNAP).
Pola
penggunaanruang
menggambarkan
interaksiantara satwaliar dengan
habitatnya sebagai
prosesoptimalisasi
penggunaanhabitat dalam rangka
memenuhikebutuhan
hidupnya.
Pola
penggunaan
ruang
bantengdipengaruhi
oleh
tipe
vegetasi
dan jumlah
bantengberdasarkan
kelas
umur.
Semakin banyak aktivitas
yangdilakukan pada berbagai
tipe
vegetasi akan mempengaruhi pola penggunaan ruang, begitu pula semakin banyakjumlah
individu maka akan
bervariasi
jenis
aktivitas
yangdilakukan banteng pada berbagai
tipe
vegetasi.
Tipe vegetasiyang
dimanfaatkanoleh
banteng sebagai habitatterdiri
atas padang penggembalaan, hutan dataran rendah, hutan pantai dan hutan tanaman.Dalam
pengelolaan banteng
pengetahuan mengenaiwilayah
jelajah dan
penyebarannya
pada saat
musimkemarau
maupun musim
penghujan sangat
diperlukan.Dengan
mengetahui
luas wilayah jelajah, maka
dapatdilakukan manajemen yang
tepat
sehingga banteng tersebutdapat selalu terjaga terutama
oleh
kegiatan perburuan liar.Wi layah j elaj ah menggambarkan habitat-habitat yang sering
dilalui dan
dimanfaatkan
banteng
untuk
memenuhi kebutuhannya.Banteng merupakan
icon
dan
prioritas
pengelolaansatwaliar
di TNAP.
Untuk menetapkan langkah pengelolaanyang
tepat serta
menghindari
kesalahan
dalampengelolaannya
diperlukan
data daninformasi
yang cukupmengenai bio-ekologi
dari
satwa
jenis. Untuk
itu
diperlukan suatu
kajian ilmiah
tentang analisis
polapenggunaan
ruang
danwilayah jelajah
bantengdi
TNAP.
Berdasarkan
hal itu,
penelitianini
dilakukan dengan tujuanuntuk
mengidentifikasijenis
aktivitas
dan ukuran populasibanteng menurut
tipe
habitat, menentukan hubungan antarajenis aktivitas
banteng dengan karakteristik
habitat
dan menentukan luas wilayahjelajah
bantengdi TNAP.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
dilaksanakandi
TNAP selama
2
bulan,yakni
April
sampai
Mei 2006.
Peralatanyang
digunakaniiliiff ffiiilliltiliiirii;i,iii;lrilriit;ru.I
mel'rputi
binokuler,
kompas, GPS,kamera'
meteran'tali
r#"li"ir,"*'u""g,
pl"gukur
waktu, peta kawasan dantally
sheet.
-'----Pengumpulan
data
dilakukan
dengan pengamatan dannensuku;
secara langsung
di
lapangan'
Data
yangilff;;;lk"r--r.tiputi
karikteristik habitat'
perilaku;;;;;ff
ffiasuk
jenis
aktivitas, wilavah
jelajah
atauoerserakan banteng.
Data
karakteristik habitat yang.diamatiilf;ili];il
".g'"rti
dan
ketersediaanpakan'
diperoleh,.fufui
"fnalisis
vegetasi
menggunakan-
metode
garisbemetak.
Pengamatanperilaku
banteng
dilakukan
secaraffiilg
denglanteknik /lne
transeksampling'
Pengamatanffdi<in
paia
pagi(0s'00-08'00
WIB)'
siang (09'00-13'00*rsj
Jun'ror.
iti.oo-te.00
wlB)
denganjumlah
transektJ;fk
2l
jalur
dan satu lokasi denganteknik
konsentrasi'pln.nirun
luas wilayah jelajah, dilakukan
dengan
cara,"n!it
uti
pergerakan Uaniengdan
mengambiltitik
terluardari
posisi
banteng' Pengufuran
dilakukan
sebanyak
3"iungu"
Posisi bantengdi
lapangan ditentukan dan dicacat
*.nEgund
u,
GeS yakni
pada-saat banteng
melakukanaktivitas (Santoso 1993; Kartono 2000)'
*"
i;il
berdasarkanhasil
pengamatan langsung
ditupungan,
informasi
mengenaikondisi TNAP'
keberadaantf*"'p.**gsa
dan
teli=ananpenduduk sekitar
kawasanTNAP yang
sangat berguna sebagai
data
pendukungpenelitian di-peroletr
melalui studi literatur
dan wawancara dengan Pihak terkait.=
Analisis
data yang
dilakukan
meliputi
analisist
rtuOuf U.rbagai
faktorierkait
keadaanhabitat
(vegetasiOu,
putunl,
asfek
perilaku,
luaswilayah jelajah
banteng'dan
hubungan antara berbaagai parameter
penduga'iormutasi
ya'ng digunakan dalaminalisis
data antara lain :Analisis
Vegetasidan Pakan Banteng
Analisis
vegetasi
dilakukan
untuk .
T.t"g"{ll
tomposisi
dan dorn'inansi suatujenis
vegetasi' baik vegetast secara keseluruhan maupun sebagaipakin
banteng' Analisis;;il"p
kondisi
u"gluti
mJnggunakan
Indeks Nilai
Penting
(lNP). INP
uniuktingkat
,"ngLl-
tiang dianalisis;;;g;'menggunakan
p""i*unn'
INP
=
KR+FR+DR'
sedangkan INP untuktingkat
pangangl-s-etai dan tumbuhan Uawan'digunakan persaniaan: I11p:
(ft+FR
(Soerianegara dan Indrawan 1998).Analisis Perilaku
Aspek
perilaku dianalisis melelui
duacara'
yaitu
(l)
secara
ieskriptif
dengan menggambarkan seluruh
jenis aktivitas bantengyungli3,*puimtnu'ut
tipe
h6bitat'
danfZj
metatui
pern'Uuatindiagram perilaku
(ethogram) .yangiiiururkun
utu,
tip.
vegetasi,jumlah
bantengdi
berbagaiiipe
vegetasi danjenis aktivitas
berdasarkankelas
umurbanteng.
Analisis Pola Penggunaan Rwng
Analisis Pengukuran
Wilayah
Jelajah
BantengData hasil pengukuran GPS
receiver
(titik-titik
posisi)vans
diD€rolehdi lapang
diplotkan
ke
dalam peta
yang'ff#*[
-ro4'go"-u"iudian
dihitung luas
dan jarak
j;"6
t*d.g'J"ng*
menggunakan SoftwareArc
View3.3."
Analisis Hubungan Parameter
PendugaParameter penduga dianalisis menggunakan metode
uji
chi-#ffi'?ft
ad;toso
lee3)'
Parametervang
diuji
"l"r"ir,-i"l
;it
i"rt
inoi'iou
dengan
aktivita'
(b)
jenis;[irit"t
a"ni*
tipe
vegetasi, (c)jumlah
individu
dengan,tp.';;;#lnip.i*i'
iang
diuji-aadf' H:
=
tidak
adarrluung"un unt
-'aua
paraniet"t:
9un.Hl
=
ada hubunganantara
dua
purarn"to''Adupun kriteria
pengujian adalah :;iili'
hilg
ii"u*r
maka Ho diterima padataraf nvata;;;c",
o..ujitleu*
i"l
:
O
-
!)
q -
l),dimana b
dank
*u.1rg-ruring
*.nyutukan baris
dan
kolom'
Persamaanyang digunakan adalah:
xz =
i=1
5
(o,-Eif
E'itotal
baris xtotal
kolomFrekuensi haraPan =
total
Pengamatan keterangan:o,
=frlfr.nsi
hasil Pengamatan ke-i E i = frekuensi haraPan ke-iK :
jumlah individu ke-i'
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik
Tipe
Vegetasidan
Pakan BantengAda
4 tipe
vegetasiyang menjadi
h.abitat bantengdi
ru*un
Nurional Alas
rurwo [TNAP).
yakni
hutan dataranrendah,
hutan
pantai,
hutan
tln3man
.dan
padangoenssembalaan. Gambaian karakteristik vegetasi dan pakan
["r"t
gJi
setiap tipe vegetasi sebagai berikut:l.
Hutan Dataran
RendahHasil
analisis vegetasi
di
hutan dataran
rendahditemukan
40 jenis tumfiuhan,terdiri dari
14 jenis pohon' 2i.ri,
iirrg,
8jenis
pancang durrl9
jenis.tumbuhan bawah dan semai.Selain
itu
i.rA"p"
jenisiambu-
yangmemiliki
luasan 40%
dari
luasan hutan dataran rendah' Adapunjenis
i"t
irfr",
yang
mendominasihutan
dataran. rendatr padasemua tingkatan vegetasi disajikan
p{a
T1!el
I'
Gambaranil*dffirran
jei'is
tumbuhanini
dapat dinyatakan cukupt,,rg;t.
i;fu r*,
aittiuhui
bahwa
hutan dataran rendahmemiliki
keanekaragamandan
komposisi tumbuhan
dan satwaliaryang cukup
tinggi
dibandingryn
d3ngan formasiir,"" i"iirrla,
sehinggi-
bagi
satwaliar hutan
dataranMcdh Xoorcruri Vol.
Xll'
No 3 ltocmbcr 20O7:
99-
107rsndah
merupakan
habitat satwaliar yang disukai
olehbanyak
jenis
satwa
seperti
macan-tutul,
banteng'
rusa'krj*g,
b"abi hutan,primita,
aves,reptil
dan amphibi'Di
hutan
dataranrendah
ter-dapattumbuhan
bawahyung
;"*pakan
sumber
pakan banteng' Hasil
analisis[.rirr.*"g"*aan
jenis
tumbuhan bawahyang
merupakan;;k;il;;;*g
airNen
ditemukanl4
jenis vang tersebar dil"tUugui tipe
vegetasi,
dan
khusus
untuk-
hutan
dataran
i"rOut
ditemukan 6jenis
tumbuhan pakan banteng (Tabel2).
Tabel
l.
Vegetasi dominasidi
hutan dataran rendahDR
2.
Hutan
Tanaman
,Hutan tanaman
di
TNAP memiliki
luas 3'350 Ha yangterdiri dari
hutanjati,
mahoni
danjohar'
Hutan
tanaman;-.rg';;g
Jftunjungi
bantengyaitu
ltutan
tanamanjati'
ilf
yad iit"totu
ot"-ttBalai
Taman NasionalAlas
PurworsrNiepl
maupunoleh
Perhutani' Tegakan hutan tanamani".riii-ti',"p"i*n
yung
relatif datar,
terbuka
dan kering',.nu
,.raupi
ierbagai-sumber
kebutuhan banteng seperti;;;.;'pir.-,
air
dan tempat istirahat' Hasil
analisis,.!.tuti
menunjukkan ada 8jenis
tumbuhan pakan banteng yang ditemukandi TNAP
(Tabel 3)'Tabel
3.
Jenis pakan banteng di hutan tanamanTingkatan
Jenis
KR FR INP INP71,8.1
No
Jenis FR
INP
FR
KR
bawah
/ Kawatan
13,61
I1,54
'
25'15 I 2 3 Wedhusan Kawatan Sidagori 56,19 6,13 5,45 2,50 12,94 0,23 3,52 32,26 12,90 6,45 6,45 19,35 3,23 6,46 88,45 19,03 I 1,90 8,95 32,29 3,46 9,97 sema!-
36'39Endog-endogan
5,45
9,09 -
14'55Suren
18,18
9,09 -
27'27
Budensan
58,18
36,36
-
94'5520,9g
lf:
!)!:^
Malaman
85'71
8O,OO95'52
258'24 ,+z8
Teki
13,05 12'90
25'954
Jombok5
Paku6
Brambangan Putihan1
Kawatan2
Brambangan3
Lamuran4
Teki
5
BambuVlalamall tJrrJ I r'r I v"v
Garu
20,00
Il,1l
17,81
48'93IJ,JJ
20,00
Il,
Bayur
20,00
ll'll
36'93
68'04Tabel
2.
Jenis pakan bantengdi
hutan dataran rendahNo
JenisKR
3:
Padang PenggembalaanPadang penggembalaan
di
TNAP
merupakan tempatmakan
6idng-
ground) buatan'
Pembuatan
padangp*gg.rUufuan"
in]
dimaksudkan
untuk
memudahkano"nll*urun
dan
pembinaan terhadap satwaliar
terutamafuni.ng
sebagai
salah
satu
satwa prioritas
utama pengelolaandiTNAP.
Saat
ini
keberadaan padang
penggembalaan telah terancam denganinvasi
dari
enceng-encengdan.kirinyuh'
f.A"r*r, ffarion
(2003),
tidak
semua-hijauandi
padangp""gg".U"f"an
dimanfaatkan
satwa
(terutama
banteng'lr.u]iun
krjang)
sebagai pakan' Jenis- enceng-enceng. danilily;h
Ji
#ur
inl
uatrt<ansudah
merupakan jenis
;;d;;;gg"
bagi
pertumbuhan
rumput
sebagai
sumber;ffi_
ffi*u'
-nfiUut
invasi
kedua
jenis
tumbuhan,.rtt"rtp
tersebutmaka
saat sekarang luas areal rumputdi
TNAP yang
terslsa adalah
+
30Yodari
luasan total
paOang
penggimbalaan.
Adapun
jenis
-tumbuhan
yangait.*itun
dl-padang
penggembalaanadalah
sebanyak 9 jenis (Tabel 4).26,38 16,39 53,79 0,36 0,60 29,41 20,59 23,53 2,94 5,88 55,79 36,98 77,32 3,30 6,48
6 Serut
2,77 17,65
20'42
Gambaran keanekaragaman tumbuhan pakan banteng
di
hutan dataran rendahai
fNnp
ini
relatif
berbeda hasil;;;;iiii;"
Halder (1e76) datam
Ptivatmono(lee6)'
vakn! iebanyak 68jenis. Kondisi
yang berbedajuga
ditemukan dii;r;
NasionalUjung Kuion
(rNurc;,
sebagaimana hasilprrril,i*
Muntasibelal.(2000)yakni
sebanyakl0l
jenis'
ifoog..*"tf
(1970)
sebanyak 89jenis
danAlikodra
(1983)r.i"iv"r.
zgienis.'Jenis-jinis
tumbuhan. pakan banteng initerdiri
dari
i"nis
tumput,
semak,
herba dan
tumbuhanU"*"fr.
Perbedaan jumlahjenis
tumbuhan pakan banteng inidapat
terjadi
selain
karena perbedaanlokasi
juga
karenaperbedaan
setiap penelitian
dalam
memasukkan
danLenetapkan
jenis-jenis
tumbuhan
tertentu yang
menjadiput un Uunttng,
seierti
memasukkanjenis-jenis
semak dan herba (browse) sebagai sumber pakan banteng' [image:5.612.60.304.389.483.2]Analisis Pola Penggunaan Ruang
No
JenisTabel
4.
Jenis tumbuhandi
padang penggembalaan4.
Hutan
PantaiHutan pantai
di TNAP
seluas 750 Ha dengan topografidatar
dan
kondisi tanah berpasir, serta
dimanfaatkanbanteng
untuk mengasin. Hasil
analisis
vegetasi*"rlniut
tun
bahwa
hutan
pantai
memiliki
keaneka-tugurul
jenis
tumbuhan yang cukuptinggi
karena terdapat"u*prtan
vegetasi
hutan
dataran
rendah'
Secarakeseiuruhan
aia
28 jenis
tumbuhan
yang
ditemukan
di hutanpantai
termasuk satujenis
tumbuhan pakan bantengyakni waru laut.
Adapun
jenis
tumbuhan
yang
dominanpada semua
tingkatan
tumbuhandi
hutanpantai
disajikanpada Tabel 6.
Tabel
6.
Jenis tumbuhan yang mendominasi hutan pantaifrngtutan
lenls
fn
fn Pn
[N!-frt"tut
an fe.anaa,
32,89
7,69 -
40,58bawah
/
Piplan
12,75
7,69 -
20,44semai
Dadaplaut
31,54
23,08
-
11,9?earrcang
t-otrtotran
36,84
14,29
-
51,13Pulai
18,42
28,57
-
46,99KR
FR INPI
2 3 4 5 6 7 8 9Enceng-enceng
3,79 8,33Putihan
2,78
8,33Meniran
4,29
12,50 WedusanPahitan
Teki
0,25 4,17
Legetan
5,81
16,67Lamuran 4,55
4,17Brambangan
l,0l
8,33
9,34No
JenisKR
FR INPNdog-ndogan
15,79 28,5?
---
1{,3-9@
33,33
33,33
32,46
99,12-
Jambu
16,67
16,6'1
21,41
54"74Pulai
16,67
16,67
l-2,52
5?,9?Pohon Bogem
50,00
25,00 59,72
134,72Pulai
20,83
25,00
18,73
64,57 Dada1laut
12,50 16,67
7,82
36,99Sebaran
Populasi Banteng
pada Setiap EkosistemHasil
pengamatan sebaran populasi bantengdi
TNAP
menunjukkin
bahwa
sebaran banteng
terjadi
secara*"rg.iorpok
karena
sifat
banteng
yang
selalumenlelompok,
yakni terdiri
dari jantan, betina dan
anak'Selain
itu
terdapat banteng
yang soliter,
karena bantengtersebut
kalah
bersaingdalam kelompoknya akibat
sudah berumur tua.Di
hutan dataran rendah dijumpai banteng sebanyakl8
ekor terdiri
ataskelas
umur
masing-masingyaitu
3
ekorjantan
dewasa,8
ekor betina dewasa,6
ekor betina remajaian I
ekor anak.Di
hutan tanaman ditemukan sebanyak 37ekor terdiri atas
II
ekor
jantan
dewasa,
14 ekor
betinadewasa,
8
ekor betina
remaja dan4
ekor anak'
Di
hutanpantai ditemukan
8
ekor terdiri
atas
kelas
umur
jantan dewasa2
ekor, betina
dewasa5
ekor
betina, dan
betinaremaja
I
ekor.
Di
padang
penggembalaan ditemukan sebanyak32
ekor
terdiri
atas kelas umurjantan
dewasa 2 ekor,-betina
dewasa 13 ekor,
jantan
remaja2 ekor,
betina remaja II
ekor, dananak4
ekor.Kelas umur yang paling
banyakdijumpai
di
seluruhtipe vegetasi adalah betina dewasa (40 ekor) dengan
jumlah
terbanyik
(14 ekor) ditemukan di hutan tanaman, sedangkanjumlalt
paling didominasioleh
kelas umur jantan remaja (215,91
16,6761,62
20,8312,12 I
l,l
I 16,79 4,42 32,58 82,45 22,48 8,71Menurut Alikodra (1990), habitat
merupakan
suatutempat
yang
dapat memenuhi kebutuhan satwaliar,
dandigunakan sebagai
tempat mencari
makan,
minum,berlindung, bermain,
berkembangbiak,shelter
dancover-Padang
penggembalaanyang dibuat
di
TNAP
sebagaihabitat
dilengkapi dengan berbagai kebutuhan
yangdiperlukan
oleh
satwaliar terutama
bantengyaitu
sumberpakan,
air,
shelter,
cover
dan
ruang'
Pada
awalpembuatannya,
jenis
tumbuhan
yang
ditanam
di
padangpenggembalaan
adalah
jenis
lamuran,
karena
jenis
ini
merupakan pakanyang
sangatdisukai oleh
banteng, akantetapi
pada
saat inijumlahnya
sangatsedikit.
Adapunjenis
tumbuhan pakan yang ditemukandi
padang penggembalaansaat
penelitian dodominasi
oleh 8 jenis
seperti
disajikanpada Tabel 5.
Tabel
5.
Pakan Bantengdi
Padang PenggembalaanI 2 3 4 5 6 7 8 Teki Lamuran Sidagori Pahitan Putihan Wedhusan Brambangan
65,34
21,957,92
14,634,92
21,9517,98
24,392,77
4,881,03
7,320,04
2,4487,29
?? qs 26,87 42,37 7,65 8,35 2,48
Junggul
0,13 2,44
2,57Selain pakan,
bantengjuga
memerlukan
air
dalamjumlah
yang cukup dan bersih. Sumberair
yang terdapat di padang penggembalaanberasal
dari
sumber
alami
yaknidari
sungai
Gua Basori, dan sumber
air
buatan
yangditampung dalam bak penampung
air
dansprinkle.
Sumberair
buatanini
sangat bermanfaatbagi
satwa pada musim kemarau karena sumberair
alami
sulit
ditemukan, padahalair
merupakanfaktor
pembatas sebagai sumberair
minum bagi banteng, sebagaimana kasus yang dilaporkanAlikodra
(1983) di
TN
Baluran. [image:6.602.317.564.243.402.2] [image:6.602.59.299.424.536.2]Media Konservrsl Vol. XIl, No 3
llc*obcr
2(X}7:
99-
107ekor)
hanya
dircmukan
di
padang
penggembalaan.Banyaknya
jumlah
banteng
betina yang
ditemukan
jika
dibandingkan denganjumlah jantan,
sesuai dengan hasilpenelitian
Alikodra (1983),
bahwa
perbandinganjumlah
jantan dan betina
yaitu
l:3.Namun demikian
di
hutan tanamanjati di
Kucur
ditemukan
5
ekor
banteng dengan kelas umur4
ekorjantan
dewasadan
I
ekor betina dewasadalam
I
kelompok. Kondisiterakhir ini
tidak
sesuai dengan pendapatAlikodra
( I 983) tersebut.Hasil
perhitungan terhadapjumlah
total
banteng total yang dijumpai adalah sebanyak 95 ekor,terdiri
atas 37 ekordi
hutan tanaman,32
ekor
di
padang penggembalaan,l8
ekor
di
hutan dataran rendahdan
8
ekor
di
hutan pantai. Gambaranjumlah total
banteng berdasarkantipe
vegetasidisajikan pada Gambar
l.
Hlstogram Jumlah lndividu dengan Tipe Vegetasi
16
14 iantan dryas
bctina dewas
_12
fto
Ea
in
maiaremaiaHutan Tanaman Hutan Daiaran Hutan Pantai Padang
Rendah Penggembalaan
[image:7.599.51.296.250.448.2]Tipe Vegetasi
Gambar
1.
Histogramjumlah individu
bantengdi
setiaptipe vegetasi.
Dari
gambardi
atasterlihat
bahwa kepadatan populasidi
hutan dataran rendah dan hutan pantailebih
rendahbila
dibandingkan
dengan'hutan
tanaman
dan
padangpenggembalaan.
Hal
tersebutantara
lain
disebabkan olehrendahnya
jumlah
ketersediaan
pakan.
Sebagaimanadiketahui, komunitas hutan
sekunder
kurang
memiliki
jumlah
pakan bermutu
tinggi
bila
dibandingkan
denganhutan
primer,
sedangkanjumlah
pakan
di
hutan
tanamandan padang penggembalaan
lebih
tinggi bila
dibarrdingkan dengan hutan dataran rendah dan hutanpantai.
Akibatnyacenderung
jumlah
banteng lebih banyak ditemukandi
keduatipe
habitat tersebut karena
areal
tersebut
lebih
banyak dimanfaatkan untuk mencari makan.Untuk
membuktikan ada
tidaknya
hubungan
antarajumlah
individu
dengan
tipe
vegetasi maka
dilakukanpengujian
hubungan parameter.
Hasil
uji
Chi'Kuadrat
menunjukkan bahwa
tidak
terdapat
hubungan-yang
erat antarajumlah
individu
dengantipe
vegetasi 1X2:
13,45 <X2 o os
:
21,03), seperti disajikan pada Tabel 7.TabelT.
Nilai
Chi-kuadrat Jumlah
Individu
denganTipe
Vegefasi
xz
'
x'tabel
Kesimpulanhitung
(0,05)13,45
21,03Terima Ho
dan tolak H1
Perilaku
BantengPengamatan
tentang
perilaku
banteng
dilakukan
di
empat tipe
habitat
banteng,yakni
hutan tanaman, hutandataran rendah,
hutan
pantai
dan padang penggembalaan. Gambaranperilaku
atauaktivitas
yang dominant dilakukan banteng masingdi
keempattipe
habitat
banteng tersebut sebagai berikut:l.
Perilaku
Bantengdi
Hutan Tanaman
Banteng
merupakan
satwa herbivora
yakni
lebihsebagai
pemakan rumput (grazer) daripada
sebagai pemakan semak (browser) sehinggalebih
menyukai habitat yang terbukauntuk
mencari makan. Dalamhal
ini
bantengmemanfaatkan
hutan
tanaman
untuk
memenuhikebutuhannya seperti mencari makan,
minum,
istirahat dan membesarkan anaknya.Hasil
observasi menunjukkan bahwa aktivitas bantengdihutan
tanaman lebih didominasi oleh aktivitas makan danistirahat,
kadang-kadangjuga
terlihat minum.
MenurutMuntasib
et
at. (2000),
di
TNUK
bantengmerumput di
padang penggembalan padapagi hari sekitar pukul
06-30WIB
sampai
pukul
10.00
WIB.
Sedangkan
hasilpengamatan
di
TNAP,
banteng beradadi
hutan
tanaman padapukul
08.00WIB
sampai 09.30WIB
dengan aktivitas makan,minum,
waspada terhadap gangguandan
istirahatsambil
bergerakmenuju
padang penggembalaan. Namunhasil
pengamatanjuga
menunjukkan bahwa terdapat pulabanteng
yang
menghabiskan
waktu
seharian
di
hutan tanaman untuk mencari makan, minum dan istirahat.Menurut
Alikodra
dan
Sastradipradja
(1983),ketersediaan
air di
suatu
habitat
secara
langsungdipengaruhi oleh
iklim
loka.Air
memegang peranan pentingbagi kehidupan banteng yang diperlukan'Sebagai sumber
air
minum,
sehinggga
air
harus
tersedia
di
dalam
wilayahjelajah
(home
range\
banteng dalam
keadaanbersih. Di
TNAP
sumberair
alami terutama berasaldari
aliran sungaidi
goa-goa yang mengalir sepanjang tahun.Aliran
sungaiini
hanya terdapat
di
hutan dataranrendah,
sedangkan untuk hutan tanaman ketersediaanair
bagi
banteng berasal darigenangan atau kubangan yang menampung
air
pada musimpenghujan, dan biasanya kering pada musim kemarau.
Hasil
analisisjenis
akititas
bantengdi
hutan tanamanmenunjukkan aaanya perbedaan
jenis
akiivitas untuk semuakelas
umur
banteng:seperti ditunjukkan
pada
Tabel
8. Jumlahindividu
banteng dengan tipe
vegetasi
I
A na I is i s P ola Pe nggunaot
individu
denganaktivitas
bantengjuga
memberikan hasil bahwateflpat
hubungan yang erat antara.iumlahindividu
dengan
aktivitas
banteng(az-=
46,933,
iro*
:
36,415)(Tabel
l3).
Tabel 12.
Analisis
hubungan antarajenis
aktivitas
dengantipe vegetasi
x'x
hitung
tabel
kesimpulanbanteng dengan
tipe
dan Terimavegetasi
rr rTabel 13.
Analisis Jumlah
Individu
dengan
Aktivitas
Banteng
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian
di
atas dapatditarik
kesimpulansebagai berikut :
l.
Jenisaktivitas
bantengyang
dominan pada setiap tipevegetasi
relatif
berbeda, masing-masinguntuk
hutandataran rendah adalah
aktivitas
istirahat-, hutan pantaiadalah
mengasin,
hutan
tanaman
dan
puaurgpenggembalaan
didominasi
oleh
aktivitas
rutarl
Sebarar populasi
bantengpaling
banyak
dijumpai
dihutan
tanaman denganjumlah
jZ
eto,
dengan'kelasumur
masing-masing II
ekorjantan
dewasa, 14 ekor-
betina dewasa, 8 ekor betina remaja dan 4 ekor anakan.2.
feldpat
hubungan
yang
sangat
erat
antara jenis
aktivitas banteng dengantipe
vegetasi karenanilai
X2 = 66,096>
X'o.os=28,g69.
3.
Luas.wilayah
jelajah
bante^ngdi
TNAP
pada musimpenghujan seluas
+
3,37 km2 denganjarak2l,l
km
dantipe
vegetasi
yang paling
luai
dlmanfaatkan
olehbanteng
yaitu
hutan dataran rendah seluas 2,22 km2.DAFTAR PUSTAKA
Alikodra
HS.
1983.
Ekologi
banteng (Bos
javanicus
d'Alton)
di
Taman
Nasional Ujung Kulon.
Z&es;sMegister.
Bogor: Fakultas pascasirjanaIpB.
Alikodra
HS. 1990.
pengelolaan Satwaliar.Jilid
I.
Bogor:Pusat Antar Universitas
IpB.
Alikodra
HS.2002.
pengelolaan Satwaliar.Jilid I.
Bogor:Yayasan penerbit Fakultas Kehutanan
IpB.
Alikodra HS
&
D
Sastradipradja.
19g3.
Studi
tentangbeberapa parameter
faal
pelestarian banteng
(Bosjavanicus).
Bogor: Fakultas KedokteranHewan
IpB.
HaryonT.
2003.
penutupanjenis
kacangan (Casia tona) di
padang
penggembalaan Sadengan.
Banyuwangi:Taman Nasional Alas purwo.
X'tabel
dengan
Aktivitas
dan TerimaBanteng
u IPergerakan dan
Wilayah
Jelajah
BantengMenurut Alikodra (19g3),
untuk
memenuhikebutuhannya banteng melakukan
fergerakan
secara tetap setiap_hari. pergerakannya
dilakulan-
pada
waktu_waktu sebagaiberikut:
pukul
I t.OO_t g.OOWIR
beradadi
padangpenggembalaan
untuk
makan, minum,
mengasu-h dan
membesarkan
anaknya
serta
melakukan
p"rrLa*iron.
Setelah
pukul 18.00 WIB
bantengk;;ii
menuju hutanuntuk
beristirahat,
dan pukul
2 I.OO_Z+.OOWIB
bantengmenuju tempat
minum dan
pada
waktu
tertentu
menujupantai.
Pola
aktivitas banteng
ini
merupakansuatu
polaV31g_Uer1lfat tetap, berbeda
dingan hasil
penelitianini
diTtP,
dimana
pola aktivita. 6untrng
ait.tut,ui
bersifat,jgtl:t1p
Hasit penelitian tentangpoia aktivitas
bantengli
|N11
ini
dapat
digambarkan-sebagai
berikut:
puku'i06.0H8.00
WIB
banteng beradadi
hitan
tanaman;jam
08.00-09.30WIB
beradadi
padang penggembalaun;prkul
09.3M.00
WIB
beradadi
hutan
dataialnrendah;
pukul1190.
WIB_menuju hutan pantai; dan
pukut
I6.00_17.30WIB
kembali beradadi
padang penggemtalaan. pada pukul17.30-20.00
WIB
banteng beiadaIlnutun
dataranrendah dan atau hutan
tanaman;
putul
20.00_12.00*tg
berada diIH
f..q'T.d.un
pukul 01.00
wrB
berterak
menuju nutan pantai. Selainpola aktivitas
,rrr,
,.p-.,li
diuraikandi
atp,
ditemukan pula kelompot Uani"ig yang
tidak sesuai dengan pola waktu pemanfaatan ruang tlrsebut..
_
Hasil
penelitian
juga
menunjukkan
iahwa
wilayah j.l-".luh bantengyang
Uias-adu,
b;yukl,.irmpr,
di
TNAP
meliputi hutan
dataran rendah,
hutan
tanaman,
padangpenggembalaan dan hutan pantai, dengan
total
luaswilaya[
l
x
[*hYoL
XIl, No 3 Desember 2007:
99-
107tto6enrc*
1970.Ujung Kulon, The
Land
of
The
LastIam
Rhinoceros. E.J.Brill.
Leaden.tffiilo-
AP.
2000.
Teknik
Inventarisasi
Satwaliar
dan.
Turrbuhan.
Bogor:
Laboratorium
Ekologi
Satwaliar."
fuusan
Konservasi
Sumberdaya
Hutan,
Fakultas,,
1,
X*utananlPB.
ritif;drypl
B
andJA
McNeely.
1977. Mammalsof
Thailand. Associationfor
Concervationof
Wildlife.
Bangkok. Mrmtasib EKSH, Haryanto,B Masy'ud, D
Rinaldi, HArief.
2000. Studi persaingan antara banten g (Bos
javanicus)
dengan badak
jawa
(Rhinoceros sondaicus)di
TamanNasional
Ujung
Kulon.
Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas KehutananIpB.
Bogor.Pnyatmono
T,
1996..Evaluasi
daerahtempat
berlindung banteng(Boi
ioantcus
d'Alton)
di
Taman Nasional'
Alas Purwo, Banyuwangi.
Slaipsi Sarjana.
JurusanKonservasi
SumberdayaHutan, Fakultas
KehutananInstitut Pertanian Malang. Malang.
Santosa
Y.
1993. Startegi kuantitatif untuk
pendugaan beberapa parameterdemografi
dankuota
pemanenanpopulasi satwaliar
berdasarkan pendekatan ekologiperilaku
(studi
kasus terhailap populasi rusa jawa
(Cervus timorensis))
di
Pulau
Peucang.
Bogor:Fakultas Kehutanan IPB.
Soerianegara
I
& A
Indrawan.
1998.
Ekologi
Hutanlndonesia.
Bogor:
Laboratorium
Ekologi
Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.