• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JASA TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK BERDASARKAN CONTRACT DRAFTING DENGAN AKAD MUSHARAKAH YANG DITERAPKAN OLEH PT. GOJEK INDONESIA CABANG TIDAR SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JASA TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK BERDASARKAN CONTRACT DRAFTING DENGAN AKAD MUSHARAKAH YANG DITERAPKAN OLEH PT. GOJEK INDONESIA CABANG TIDAR SURABAYA."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JASA

TRANSPORTASI

ONLINE

GO-JEK BERDASARKAN

CONTRACT

DRAFTING

DENGAN AKAD

MUSHA<RAKAH

YANG

DITERAPKAN OLEH PT. GOJEK INDONESIA CABANG

TIDAR SURABAYA

SKRIPSI

Oleh

Niamatus Sholikha

NIM. C72212130

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari’ah dan Hukum

Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah

(Muamalah)

Surabaya

(2)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JASA TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK BERDASARKAN CONTRACT DRAFTING DENGAN AKAD MUSHA<RAKAH YANG DITERAPKAN OLEH PT. GOJEK INDONESIA

CABANG TIDAR SURABAYA

SKRIPSI Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Syariah dan Hukum

Oleh: Niamatus Sholikha NIM. C722121230

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah dan Hukum

Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Surabaya

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap Jasa Transportasi Online Gojek berdasarkan Contract Drafting dengan Akad Musha>rakah yang diterapkan oleh PT. Gojek Indonesia Cabang Tidar Surabaya‛, penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan, 1) Bagaimana praktik jasa transportasi

online Go-Jek berdasarkan contract drafting yang diterapkan oleh PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya? 2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap

praktik prosedur pemesanan jasa transportasi online Go-Jek berdasarkan contract drafting dengan akad musha>rakah di PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya?

Jenis Penelitian adalah Penelitian lapangan (Field research) dengan menggunakan pendekatan penelitian diskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan kondisi, situasi, atau fenomena tentang data yang diperoleh, yaitu tentang Jasa Transportasi Online Gojek berdasarkan Contract Drafting dengan Akad

Musha>rakah yang diterapkan oleh PT. Gojek Indonesia Cabang Tidar Surabaya.

Kemudian dianalisis dengan menggunakan pola pikir Induktif, yakni dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan setelah itu dihubungkan dengan teori Musha>rakah. Dimana gojek Indonesia membuat kesepakatan dengan driver bahwa, untuk layanan jasa transportasi gojek menggunakan sistem online berdasarkan aplikasi yang telah di unduh dalam smartphone, dan tidak boleh manual (offline). Dikarenakan gojek merupakan jasa layanan angkutan ojek sepeda motor berbasis aplikasi di telepon seluler (smartphone). Namun dalam praktiknya hingga saat ini terdapat beberapa para driver gojek maupun customer masih menggunakan secara manual (offline) / tidak menggunakan aplikasi yang telah disediakan oleh perusahaan yang telah disepakati oleh driver.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, Praktik jasa transportasi online Go-Jek berdasarkan contract drafting oleh PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya yaitu melalui aplikasi gojek yang sudah di install dan praktik pelayanan jasa transportasi ojek yang dilakukan oleh driver menurut hukum Islam tidak diperbolehkan, sebab hal tersebut termasuk dalam perbuatan yang melanggar dan terdapat unsur penipuan dalam bagi hasil. Karena perusahaan memang sudah menerapkannya dengan sistem online pada awal akad perserikatan dan hal tersebut juga disepakati oleh para driver gojek. Selain itu ada sebagian driver yang memenuhi rukun dan syarat.

Dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada para

driver untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan PT. Gojek Indonesia dengan melaksanakan pelayanan berdasarkan aplikasi yang menjadi pedoman dalam melakukan transaksi yang dapat mempermudah baik untuk pengendara atau penumpang dalam menjalanakan transaksi tersebut. Kepada

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Kajian Pustaka ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10

G. Definisi Operasional ... 11

H. Metode Penelitian ... 11

I. Sistematika Pembahasan ... 16

BAB II : TRANSPORTASI ONLINE MENURUT HUKUM ISLAM DAN TEORI MUSHA<RAKAH ... 18

A. Transportasi Online Menurut Hukum Islam ... 18

B. Musha>rakah ... 21

1. Definisi Musha>rakah ... 24

2. Rukun dan Sayarat Musha>rakah ... 26

3. Dasar Hukum Musha>rakah ... 30

4. Macam-macam Musha>rakah ... 33

(9)

BAB III : PRAKTIK PROSEDUR PEMESANAN JASA

TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK BERDASARKAN CONTRACT DRAFTING YANG DITERAPKAN OLEH PT. GOJEK INDONESIA CABANG TIDAR SURABAYA

... 50

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 50

1. Sejarah singkat perusahaan ... 51

2. Visi dan Misi ... 53

3. Struktur Organisasi ... 54

4. Macam-macam Produk Layanan Gojek Indonesia ... 59

5. Ketentuan dan Persyaratan Calon Driver ... 61

6. Contract Drafting PT. Gojek Indonesia dengan Driver ... 62

7. Pelaksanaan Jasa Transportasi Onlie di PT. Gojek Indonesia Cabang Tidar Surabaya ... 66

BAB IV : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR PEMESANAN JASA TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK BERDASARKAN CONTRACT DRAFTING DENGAN AKAD MUSHA<RAKAH DI PT. GO-JEK INDONESIA CABANG SURABAYA ... 71

A. Analisis Praktik Jasa Transportasi Online Go-Jek Berdasarkan Contract Drafting Yang Diterapkan Oleh PT. Go-Jek Indonesia Cabang Tidar Surabaya ... 71

B. Analisis Hukum Islam terhadap Praktik Jasa Transportasi Online Go-Jek Berdasarkan Contract Drafting Dengan Akad Musha>rakah di PT. Go-Jek Indonesia Cabang Tidar Surabaya ... 74

BAB V : PENUTUP ... 81

(10)

B. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama Allah yang telah disempurnakan, memberi

pedoman bagi kehidupan manusia baik spiritual-materialisme,

individu-sosial, jasmani-rohani, duniawi-ukhrawi muaranya hidup dalam

keseimbangan dan kesebandingan. Di dalam bidang kegiatan ekonomi, Islam

memberikan pedoman-pedoman/aturan-aturan hukum, yang pada umumnya

dalam bentuk garis besar. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan

peluang umum bagi perkembangan perekonomian di kemudian hari.1 Islam

juga mengatur berbagai macam aspek kehidupan manusia, baik akidah,

ibadah, akhlak maupun muamalah. Salah satu ajaran yang sangat penting

adalah bidang muamalah/iqtis}adiyah (ekonomi Islam).2

Menurut istilah syara’, muamalah ialah kegiatan yang mengatur hal

-hal yang berhubugan dengan tata cara hidup sesama manusia untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Secara terminologi, muamalah dapat dibagi

menjadi dua macam, yaitu pengertian muamalah dalam arti luas dan dalam

arti sempit. Muamalah dalam pengertian luas ialah segala peraturan yang

diciptakan Allah SWT untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia

dalam hidup dan kehidupan. Sedangkan pengertian muamalah dalam arti

sempit Menurut Idris Ahmad dalam buku fikih muamalah karangan Sohari

1 Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012),5.

(12)

2

Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, bahwa muamalah adalah aturan-aturan Allah

SWT yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya

untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling

baik.3 Jadi, pengertian muamalah dalam arti luas yaitu aturan-aturan

(hukum-hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan

duniawi dalam pergaulan sosial.4

Kegiatan dalam bermuamalah yang sering dilakukan manusia adalah

akad jual beli atau perdagangan, akad kerjasama dalam mengelola suatu

usaha atau lahan, akad sewa menyewa jasa dan barang, serta masih banyak

lagi aktifitas muamalah yang berkembang. Seiring dengan perkembangan

zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi juga turut berkembang dengan pesat,

sehingga memacu manusia untuk berfikir lebih modern dan menghasilkan

perubahan-perubahan baru (revolusi), salah satunya adalah bidang bisnis.

Bisnis merupakan peranan yang sangat penting di dalam kehidupan sosial dan

ekonomi manusia. Namun, dalam pikiran mereka juga ada semacam

ketidakpastian apakah praktik-praktik bisnis mereka benar menurut

pandangan Islam.

Tingkat perkembangan ekonomi dunia ini ditandai dengan arus

mobilitas penduduk yang semakin meningkat seiring dengan tingginya lalu

lintas uang dan barang dalam arus perdagangan serta semakin pesatnya

persaingan bisnis. Indonesia mempunyai banyak perusahaan besar yang

menawarkan berbagai produk, baik barang maupun jasa. Untuk di bidang

3 Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 5.

(13)

3

jasa, salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia yang tak kalah penting

adalah jasa transportasi. Banyak penduduk yang saling mengirimkan barang

dari lokasi tertentu ke lokasi lainnya sehingga jasa transportasi menjadi

peranan sangat penting dalam masyarakat untuk menunjang perekonomian.5

Pentingnya jasa transportasi dalam menunjang perkembangan

ekonomi adalah meningkatkan hubungan di antara manusia, yaitu pemilik

barang dan pemilik kendaran untuk menjalankan kerjasama yang sesuai

dengan ajaran Islam secara transparan. Mulai dari proses pemesanan dan

penentuan harga kepada customer agar dapat mengetahui informasi secara

jelas dalam pelayanan tersebut sehingga dapat menciptakan hubungan antara

produsen dengan konsumen secara efisien serta dapat mencapai persetujuan.

Go-Jek merupakan sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia yang

melayani angkutan melalui jasa ojek yang pemesanannya menggunakan

sistem online.

Dengan demikian, semua orang dapat melakukan pertimbangan dalam

memilih jasa transportasi Go-Jek untuk menjadikan opsi sebagai pilihan

alternatif dalam bertransportasi. Jasa transportasi berbasis online (Go-jek)

memiliki berbagai macam produk yang ditawarkan kepada masyarakat, di

antaranya yaitu, Go-Send, Go-Ride, Go-Food, Go-Mart Go-Box, Go-Clean,

Go-Glam, dan Go-Message.6

Oleh karena itu, bagi semua orang yang sesuai produk yang

5 Ahsinatun Najibah Rohmah, ‚Tinjauan hukum Islam terhadap pengiriman barang bergaransi Pos

Express di PT. Pos Indonesia (persero) kantor pos 6000 Surabaya‛ (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015), 1.

(14)

4

ditawarkan dengan membayar sesuai harga yang telah ditentukan dan bisa

dilakukan dengan cara pemesanan online. Hal ini merupakan suatu peluang

berharga bagi pemilik usaha tersebut.

Akad kemitraan dalam jasa transportasi online (Go-jek) dalam hukum

Islam sama halnya dengan akad musha>rakah. Sebagaimana telah diatur dalam

Fatwa DSN MUI nomor : 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang musha>rakah.7

Dalam firman Allah Qs. Shad [38]: 24;

 …                          …

‚…Dan sesungguhnya kebanyakaan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; dan amat sedikitlah mereka ini…‛8

Nabi sering melakukan musha>rakah kepada para sahabatnya,

sebagaimana dalam h}adi>th disebutkan:

لَا

ةَكْرِش

َيِ

ةَراَبِع

ْنَع

دْقَع

َْيَ ب

ِْيَكِراَشَت مْلا

ِْف

ِسْأَر

ِلاَمْلا

ِحْبِرلاَو

‚Musha>rakah adalah suatu ungkapan tentang akad (perjanjian) antara dua orang yang berserikat di dalam modal dan keuntungan‛.9

Adapun pengertian musha>rakah (shirkah) secara etimologis

mempunyai arti percampuran, yakni bercampurnya salah satu dari dua harta

dengan harta lainnya, tanpa dapat dibedakan antara keduanya.10

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, musha>rakah

7 Himpunan Fatwa DSN MUI, ‚Himpunan Fatwa DSN MUI tentang Lembaga Keuangan Syariah

(tematik)‛, http://almist.blogspot.com/2010/fatwa-dsn-mui, di akses pada, 18 Nopember 2015.

8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2013), 454.

9 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillatuh, Juz 4, Dar Al-Fikr, Damaskus, cet. III, 1989,

hlm. 792.

(15)

5

(shirkah) adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam hal

permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan

pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati oleh pihak-pihak

yang berserikat.11

Perusahaan penyedia jasa transportasi online (jek) adalah PT.

Go-Jek Indonesia. Kantor pusat PT. Go-Go-Jek Indonesia terletak di Jalan Ciasem 1

No.1 Rawa Barat Kebayoran Baru Jakarta Selatan dan telah memiliki

sebanyak 6 kantor cabang yang tersebar di berbagai pulau. Setiap pelanggan

dapat melakukan pemesanan via online berupa aplikasi yang telah disediakan

oleh perusahaan. Berkenaan dengan harga jasa transportasi yang telah

termuat dalam website resmi milik PT. Go-Jek Indonesia. Harga dari setiap

pemesanan tersebut berbeda-beda, disesuaikan dengan pemesanan yang

diinginkan oleh customer. Namun, dalam melayani customer sebagian driver

tidak menggunakan aplikasi secara online, melainkan menetap di berbagai

tempat (pangkalan). Hal tersebut dilatarbelakangi karena ketika driver

menggunakan aplikasi online maka driver harus menunggu penumpang yang

online, sedangkan ketika ada penumpang maka pihak driver harus berebut

penumpang dengan driver yang lainnya, karena sistemnya adalah siapa yang

cepat maka dia yang mendapatkan penumpang tersebut. Oleh karena itu

terdapat beberapa driver yang memilih untuk tidak menggunakan aplikasi

online dan lebih memilih menetap di berbagai tempat (pangkalan) karena

mereka menganggap bahwa dia tidak harus bersaing dengan driver yang

11 Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah,

(16)

6

lainnya. Selain itu yang menjadi dasar dan alasan para driver melakukan hal

tersebut adalah mereka menganggap bahwa nilai keuntungan yang

didapatkan akan lebih besar menggunakan sistem manual (offline) daripada

menggunakan aplikasi online. Menurut mereka jika menggunakan aplikasi

online maka secara otomatis keuntungan tersebut akan terbagi dengan

perusahaan. Sedangkan jika menggunakan sistem manual (offline) maka

keuntungan tersebut murni akan masuk ke pendapatan (kantong) driver

tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap ‚Praktik pelayanan jasa transportasi online yang

diterapkan oleh PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya‛.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang ada pada latar belakang, penulis

mengidentifikasikan beberapa masalah yang muncul dari praktik pelayanan

jasa transportasi online Go-Jek yang diterapkan oleh PT. Go-Jek Indonesia

cabang Tidar Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Produk yang ditawarkan di PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

2. Akad yang diterapkan dalam pemesanan jasa transportasi online oleh PT.

Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

3. Sistem pemesanan jasa transportasi online yang diterapkan oleh PT.

(17)

7

4. Prosedur pemesanan jasa transportasi online yang diterapkan oleh PT.

Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

5. Tinjauan Hukum Islam terhadap praktik jasa transoprtasi online yang

diterapkan oleh PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

Dari beberapa identifikasi masalah tersebut, untuk menghasilkan

penelitian yang lebih fokus pada judul di atas, penulis membatasi penelitian

ini yakni pada praktik jasa transportasi online Go-Jek yang diterapkan oleh

PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya, meliputi:

1. Praktik pelayanan jasa transportasi online yang diterapkan oleh PT.

Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

2. Tinjauan hukum Islam terhadap praktik jasa transportasi online yang

diterapkan oleh PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

C. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan masalah yang telah penulis batasi, maka penulis

dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana praktik jasa transportasi online Go-Jek berdasarkan contract

drafting yang diterapkan oleh PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar

Surabaya?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik prosedur pemesanan

jasa transportasi online Go-Jek berdasarkan contract drafting dengan akad

(18)

8

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi tentang kajian atau penelitian yang

sudah pernah dilakukan. Kajian Pustaka ini bertujuan untuk memperoleh

suatu gambaran yang memiliki hubungan topik yang akan diteliti dari

beberapa penelitian terdahulu yang sejenis atau memiliki keterkaitan,

sehingga tidak ada pengulangan penelitian dan duplikasi. Dalam penelusuran

awal, sampai saat ini penulis menemukan beberapa penelitian yang hampir

sama dengan penelitian yang penyusun kaji tentang jasa transportasi. Akan

tetapi belum ada sama sekali yang membahas secara spesifik tentang tinjauan

hukum Islam terhadap jasa transportasi online Go-Jek yang diterapkan oleh

PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya. Berikut adalah beberapa tulisan

yang membahas tentang jasa transportasi:

1. Sebuah judul skripsi pada tahun 2009 yang telah ditulis oleh saudari

Muthiatul Khoiroh, yakni ‚Tinjauan Hukum Islam Tentang Pemberian

Ganti Rugi terhadap Pemilik Barang oleh Pengusaha Angkutan di PT.

POS INDONESIA (PERSERO) kantor pos Surabaya 6000‛. Kesimpulan

skripsi ini menjelaskan jika kelalaian dari pihak pengirim maka yang

bertanggung jawab si pengirim dan jika kelalaian dari pihak penerima

maka yang bertanggung jawab adalah pihak PT. Pos Indonesia. Ditinjau

dari hukum Islam hal ini tidak sesuai dengan hukum Islam.12

12 Muthiatul Khoiroh, ‚Tinjauan Hukum Islam Tentang Pemberian Ganti Rugi terhadap Pemilik

(19)

9

2. Sebuah skripsi pada tahun 2015 yang ditulis oleh saudari Anisatun

Najibah Rohmah dengan judul ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk

Pengiriman Barang Bergaransi Pos Express di PT. POS INDONESIA

(PERSERO) Kantor Pos 6000 Surabaya‛. Kesimpulan dari skripsi

tersebut jika ditinjau dari hukum Islam sudah benar, karena kurir dari PT.

Pos Indonesia menyerahkan langsung kepada alamat yang dituju.13

3. Telah ditulis sebuah skripsi pada tahun 2016 oleh saudari Leti Latifah

dalam sebuah skripsi dengan judul ‚Analisis Hukum Islam terhadap

Penerapan Tarif Layanan Jasa PT. Ojek Syar’i Indonesia di Surabaya‛.

Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah adanya penetapan tarif layanan

jasa PT. Ojek Syar’i Indonesia ini menggunakan empat akad, yaitu tarif

order, tarif jarak minimal, tarif tusnggu dan tarif pembatalan.14

Dengan adanya kajian pustaka diatas, hal ini jelas sangat berbeda

dengan penelitian yang akan disusun oleh penulis. Dalam penulisan penelitian

ini penulis akan mengkaji akad jasa transportasi online Go-Jek yang

diterapkan oleh PT. Go-Jek Indonesia ditinjau dari hukum Islam. Dan

tersusun menjadi judul ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap Akad Jasa

Transportasi Online Go-Jek yang diterapkan oleh PT. Go-Jek Indonesia

cabang Tidar Surabaya‛.

13 Ahsinatun Najibah Rohmah, ‚Tinjauan hukum Islam terhadap pengiriman barang bergaransi

Pos Express di PT. Pos Indonesia (persero) kantor pos 6000 Surabaya, (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015).

14 Leti Latifah, ‚Analisis Hukum Islam terhadap Penerapan Tarif Layanan Jasa PT. Ojek Syar’i

(20)

10

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka dalam melakukan

penelitian ini penulis memiliki tujuan:

1. Mengetahui praktik jasa transportasi online Go-Jek yang diterapkan oleh

PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

2. Mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap jasa transportasi online

Go-Jek yang diterapkan oleh PT. Go-Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

F. Kegunaan dan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan, baik secara

teoritis maupun secara praktis. Secara umum, kegunaan penelitian yang

dilakukan penulis ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:

1. Dari tinjauan teoritis – akademis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas

wawasan ilmu pengetahuan di bidang hukum Islam, terutama pada bidang

muamalah dan mengingat perkembangan zaman dan teknologi, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang akan

melakukan penelitian lanjutan dengan tema jasa transpostasi dan

musha>rakah, juga merupakan mampu menjadi bahan hipotesis bagi

penelitian berikutnya.

2. Dari sisi praktisnya

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

(21)

11

aturan-aturan agama Islam bagi objek penelitian, serta dapat dijadikan

bahan untuk memperbaiki system penerapan pemesanan jasa transportasi

online yang benar sehingga tidak bertentangan dengan aturan Islam.

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami beberapa istilah

yang ada di dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan atau

definisi dari beberapa istilah sebagai berkut:

1. Hukum Islam adalah seperangkat aturan yang bersumber dari al-Qur’an,

h}adi>th dan pendapat para ulama’ yang berkaitan dengan aturan

musha>rakah.

2. Akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara PT. Go-Jek

Indonesia dengan driver untuk melakukan perbuatan hukum tertentu yang

berkaitan dengan musha>rakah.

3. Contract drafting adalah mengatur dan merencanakan struktur, anatomi,

dan substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak.

4. PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya adalah perusahaan yang

melayani jasa transportasi ke wilayah tertentu dan beralamat di Surabaya.

H. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat field research

(penelitian lapangan), yakni tentang tinjauan hukum Islam terhadap praktik

(22)

12

cabang Tidar Surabaya.

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah:

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar

Surabaya.

2. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh driver yang bekerja di

PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya dengan jumlah 3.000 driver.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang

terdiri dari 6 (enam) driver PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

Dalam menentukan sampel penelitian digunakan teknik sampling. Teknik

sampling merupakan teknik atau cara yang digunakan peneliti untuk

mengambil sampel penelitian yang akan di teliti. Untuk menentukan

sampling pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik random

sampling.

3. Data yang akan dikumpulkan

Adapun data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini

diantaranya:

a. Contract Drafting yang diterapkan oleh PT. Go-Jek Indonesia di

Surabaya.

b. Data tentang penyimpangan berupa penggelapan penghasilan yang

dilakukan oleh oknum driver Go-Jek dengan cara tidak melaporkan

(23)

13

4. Sumber data

Sumber data yang di gunakan dalam penelitian tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Sumber Primer

Sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian dengan mengambil data langsung pada subjek

sebagai sumber informasi.15 Sumber data penelitian ini yakni

keterangan dan data yang diperoleh dari staf pengelola, driver, serta

dari para konsumen yang pernah melakukan pemesanan jasa

transportasi di PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya tersebut.

b. Sumber Sekunder

Sumber Sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber

secara tidak langsung kepada pengumpul data, yakni dari pustaka,

internet dan dokumen yang berkaitan dengan masalah tersebut.16

1) Abdul Rahman Ghazaly, Dkk. Fiqh Muamalah.

2) Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia, http://almist.blogspot.com/2010/fatwa-dsn-mui.

3) Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif.

4) Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah.

5) Sohari sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fikih Muamalah.

6) Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam.

15 Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Sigma 1996), 28.

(24)

14

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi adalah metode observasi data pengamatan ini merupakan

strategi pengumpulan data mengenai apa yang mereka lakukan dan

benda-benda apa saja yang mereka buat dan gunakan dalam kehidupan

mereka.17 Dalam teknik ini, peneliti memperoleh data mengenai

praktik jasa transportasi online Go-Jek di Surabaya.

b. Wawancara (Interview) Yaitu Proses Tanya-jawab dalam penelitian

yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih

bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi

atau keterangan-keterangan.18 Peneliti akan mencoba melakukan

wawacara dengan pimpinan perusahaan, direksi, staf pengelola, dan

driver yang ada di PT. Go-Jek Indonesia, serta melakukan wawancara

kepada orang yang pernah melakukan pemesanan jasa transportasi

Go-Jek online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya

tersebut.

c. Dokumentasi yaitu teknik pengambilan data dengan cara membaca

dan mengambil kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip dokumen

perjanjian antara driver dengan perusahaan serta aturan atau

ketentuan yang diterapkan di PT. Go-Jek Indonesia, serta membaca

website resmi milik PT. Go-Jek Indonesia.

17 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), 58.

(25)

15

6. Teknik Pengolahan Data

Adapun untuk menganalisa data-data dalam penelitian ini, penulis

melakukan hal-hal berikut:

a. Editing, adalah memeriksa kelengkapan data. Teknik ini digunakan

untuk meneliti kembali data-data yang diperoleh,19 yaitu mengadakan

pemeriksaan kembali data-data tentang implementasi pemesanan jasa

transportasi di PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya.

b. Organizing, yaitu menyusun dan mensistematika data tentang proses

awal hingga akhir tentang tahapan pemesanan produk jasa tranportasi

yang di tawarkan oleh PT. Go-Jek Indonesia.

c. Analizing, yaitu tahapan analisis dan perumusan aturan pemesanan

dengan akad musha>rakah yang telah diatur oleh syariat Islam terhadap

praktik pemesanan jasa transportasi online Go-jek.

7. Teknik Analisis Data

Sesudah terkumpulnya data-data yang diperoleh oleh penulis,

kemudian telah dikelola dengan tehnik pengelolahan yang dilakukan oleh

penulis, maka data-data tersebut akan dianalisa dengan kritis dan

mendalam menggunakan hukum Islam. Analisa data adalah

mengorganisasikan data yang terkumpul yang meliputi catatan lapangan

19 Soeratno, Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UUP AMP YKPM,

(26)

16

dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen (laporan, biografi,

artikel).20

Analisis data yang telah di kumpulkan dalam penelitian ini adalah

di dahului dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu bertujuan

mendiskripsikan masalah yang ada sekarang dan berlaku berdasarkan

data-data tentang praktik pemesanan jasa transportasi Go-Jek online di

PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya tersebut yang di dapat

dengan mencatat, menganalisis dan menginterprestasikannya kemudian di

analisis dengan pola pikir induktif yang di pergunakan untuk

mengemukakan kenyataan dari hasil penelitian yang bersifat khusus

untuk kemudian di tarik kesimpulan yang bersifat umum, setelah itu

untuk mengetahui nilai-nilai antara teori akad musha>rakah dengan fakta

mengenai gambaran tentang praktik pemesanan jasa transportasi Go-Jek

online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Tidar Surabaya apakah

penerapannya telah sesuai dengan teori-teori hukum yang ada khususnya

hukum Islam yaitu dilakukan dengan metode verifikatif.

I. Sistematika Pembahasan

Bab pertama berisi pendahuluan yaitu terdiri dari latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, kajian

pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, metode penelitian,

definisi operasional dan sistematika pembahasan.

Bab kedua berisi landasan teori tentang musha>rakah berdasarkan

(27)

17

sumber-sumber pustaka yang mencakup tentang pengertian, rukun dan syarat,

dasar hukum, macam-macam akad musha>rakah serta konsekuensinya, dan

ketentuan umum.

Bab ketiga memaparkan mengenai hasil penelitian di lapangan. Yang

berisi tentang gambaran umum Go-Jek Cabang Tidar Surabaya meliputi;

sejarah Go-jek, visi misi, lokasi, struktur organisasi, job deskripsi, produk,

ketentuan dan persyaratan calon driver, contract drafting PT. Go-Jek

Indonesia dengan driver, pelaksanaan jasa transportasi online di PT. Go-Jek

Indonesia cabang Tidar Surabaya.

Bab keempat penulis akan membagi menjadi 2 (dua) sub bab yakni:

memaparkan tentang Analisis Praktik Jasa Transportasi Online Go-Jek

Berdasarkan Contract Drafting Yang Diterapkan Oleh PT. Go-Jek Indonesia

Cabang Tidar Surabaya dan Analisis Hukum Islam terhadap Praktik Jasa

Transportasi Online Go-Jek Berdasarkan Contract Drafting Dengan Akad

Musha>rakah di PT. Go-Jek Indonesia Cabang Tidar Surabaya.

Bab kelima merupakan bagian akhir dari skripsi atau penutup yang

berisikan tentang kesimpulan dari pembahasan serta analisis dan saran

mengenai praktik jasa transportasi online Go-Jek di PT. Go-Jek Indonesia

(28)

18

BAB II

TRANSPORTASI ONLINE MENURUT HUKUM ISLAM

DAN TEORI MUSHA<RAKAH

A. Transportasi Online Menurut Hukum Islam

Pada zaman Rasulullah SAW unta biasanya digunakan sebagai kendaraan,

termasuk perang. Tenaganya yang kuat dengan berjalan di tengah gurun pasir

menjadi nilai positif dari hewan tersebut. Meskipun demikian, hewan tersebut

tidak bisa berlari kencang seperti kuda. Namun, pada saat itu alat transportasi

utama antar kampung dan kota adalah kuda, unta, keledai dan kereta kuda.

Manusia menempuh jarak yang jauh dengan berjalan kaki, bagi yang mampu

tentunya mengendarai kuda atau kereta kuda. Dalam hal tersebut,

binatang-binatang tunggangan serta alat-alat pengangkutan umum lainnya merupakan

kendaraan yang memang di ciptakan Allah untuk manusia agar dapat mereka

kendarai. Terdapat pada Qs. Yasin : 41-42 yang berbunyi :

                     

‚Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan, dan kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai‛.1

Dengan banyaknya jumlah manusia yang terus berkembang, sarana yang

ada sudah tidak memadai lagi, untuk memenuhi kebutuhan manusia Allah

menciptakan berbagai sarana dan kendaraan untuk memudahkan manusia

berhubungan satu dengan yang lainnya. Setelah ribuan tahun manusia

(29)

19

menggunakan alat transportasi tradisional seperti unta, kuda dan keledai, maka

pada awal abad ke 20 mulai muncul alat transportasi seperti kereta api, mobil,

motor bahkan pesawat terbang. Allah telah menceritakan akan adanya

perkembangan alat transportasi ini 14 abad yang lalu, ketika itu manusia belum

mengerti dengan teknologi tentang kendaraan mobil, motor, kereta api, apalagi

pesawat terbang. Mereka hanya mengenal unta, kuda dan keledai sebagai alat

trasportasi utama didaratan, dan ini masih terjadi hingga beberapa tahun

kemudian hingga awal abad ke 20.2

Disebutkan pada Firman Allah dalam Qs. An-Nahl : (8) yang berbunyi:

                 

“Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya‛. (An-Nahl : 8)3

Allah memuliakan dan memanjakan manusia di dunia ini dengan berbagai

fasilitas. Namun pada kenyataannya sedikit sekali manusia yang bersyukur

kepada Allah. Manusia selalu menuntut apa yang menjadi haknya, tapi lupa

memenuhi kewajibannya terhadap Allah yang telah memenuhi semua fasilitas

dan kebutuhan hidupnya di bumi ini. Pada firman Allah disebutkan dalam surat

Al-Israak :(70) yang berbunyi :

                               2 Http://ALATTRANSPORTASIDARIMASAKEMASAPondokTadabbur.htm

(30)

20

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. ( Al Israak : 70)4

Pada awal abad ke 20 secara bertahap Allah telah memperlihatkan apa

yang dijanjikan-Nya dalam surat An-Nahl ayat 8, bahwa Ia akan menciptakan

kendaraan lain yang seperti unta dan keledai, untuk sarana trasportasi bagi

manusia. Di dalam HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim dan lain-lain) juga

dijelaskan bahwa akan ada teknologi transportasi dengan kecepatan super, baik

kendaraan darat maupun udara, seperti pesawat supersonic, pesawat challenger

dan lain-lainnya. Sehingga saat ini banyak bermunculan kendaraan dan alat

transportasi yang canggih seiring dengan majunya globalisasi yang ada di dunia

ini. Berikut ini adalah bunyi dari h}adi>th yang menjelaskan teknologi transportasi

yang lebih canggih;

ىَصْقَأ َدِْع ُُوْطَخ ُعَقَ ي ِلْغَ بْلا َنوُدَو ِراَمِْْا َقْوَ ف ُقاَرُ بْلا َُل ُلاَقُ ي َضَيْ بَأ ٍةباَدِب ُتيِتُأ ُ

ُتْلِمُحَف ِِفْرَط

ُ ِْيَلَع

اَيْ ندلا َءاَمسلا اَْ يَ تَأ ََح اَْقَلَطْنا

“Kemudian aku didatangi binatang yang disebut Buroq, yang lebih tinggi dari keledai namun lebih pendek dari Baghol, yang setiap langkah kakinya adalah sejauh batas pandangan mata. Aku dibawa di atasnya, kemudian kami pergi

hingga kami mendatangi langit dunia.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori,Muslim dan lain-lain).5

Dengan kemajuan teknologi yang telah dikuasai, manusia mampu

membuat kendaraan motor, mobil, kereta api bahkan pesawat terbang.

Perjalanan yang semula ditempuh berhari hari dengan berjalan kaki sekarang

4

Ibid, 289.

5

(31)

21

bisa ditempuh hanya dalam beberapa jam saja dengan kendaraan mobil atau

motor. Perjalanan antar Kota dan Negara yang dahulu membutuhkan waktu

berbulan bulan, sekarang bisa ditempuh hanya beberapa jam saja dengan

pesawat terbang. Jumlah manusia semakin banyak, mobilitas mereka pun

semakin tinggi. Allah telah memenuhi semua kebutuhan manusia dengan

menciptakan berbagai alat transportasi seperti motor, mobil, kereta api, pesawat

terbang dan lain sebagainya.

Dengan berkembangnya zaman di Indonesia jenis transportasi ada 3 (tiga),

yaitu transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara. Dari ketiga

jenis transportasi tersebut, transportasi angkutan jalan darat merupakan media

yang paling sering digunakan oleh penumpang bila dibandingkan dengan

transportasi lainnya. Karakateristik transportasi orang dapat dibedakan menjadi

angkutan pribadi dan angkutan umum. Sepeda motor termasuk dalam klasifikasi

jenis kendaraan pribadi namun dewasa ini sepeda motor juga melakukan fungsi

angkutan umum yaitu mengangkut orang dan/atau barang dan memungut biaya

yang telah disepakati. Sepeda motor merupakan sarana transportasi darat yang

digunakan untuk mengangkut penumpang dari satu tujuan ke tujuan lainnya

kemudian menarik bayaran.

Transportasi online roda dua (sepeda motor) merupakan angkutan umum

yang sama dengan ojek pada umumnya, yang digunakan sebagai sarana

pengangkutan namun ojek online dapat dikatakan lebih maju karena telah

(32)

22

motor yang menggunakan teknologi dengan memanfaatkan aplikasi pada

smartphone yang memudahkan pengguna jasa untuk memanggil pengemudi ojek

tidak hanya dalam hal sebagai sarana pengangkutan orang dan/atau barang

namun juga dapat dimanfaatkan untuk membeli barang bahkan memesan

makanan sehingga dalam masyarakat global terutama di kota-kota besar dengan

kegiatan yang sangat padat dan tidak dapat dipungkiri masalah kemacetan selalu

menjadi polemik, ojek online ini hadir untuk memudahkan masyarakat dalam

melakukan kegiatan sehari-hari dengan mengedepankan teknologi yang semakin

maju.

Dalam hukum Islam transportasi online diperbolehkan. Karena, belum ada

dalil yang mengharamkannya, berdasarkan kaidah Fiqh yang berbunyi :

اَهِِْْرََْ َىلَع ٌلْيِلَد لُدَي ْنَأ اِإ ُ ةَحاَبِإا ِتَاَماَعُما ِ ُلْصَأا

‚Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.‛6

Dari kaidah diatas dipahami bahwa dalam urusan dunia termasuk di dalam

muamalah, Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk mengaturnya

sesuai dengan kemaslahatan mereka. Oleh karena itu semua bentuk akad dan

berbagai cara transaksi yang dibuat oleh manusia hukumnya sah dan dibolehkan,

asalkan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan umum yang ada dalam

syara’. Selain itu dijelaskan pula dalam Qs. Al-Baqarah : 198 yang berbunyi :

















(33)

23

‚Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari tuhanmu‛.7

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa dibolehkan dalam mencari rizki dengan

cara apapun, selama tidak bertentangan dengan syara’. Maka dari itu jasa

transportasi online merupakan upaya mencari rizki melalui akad musharakah.

Dalam mencari rizki, transportasi online juga bertujuan menolong penumpang

untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Misalnya, mengantarkan anak sekolah, mengantarkan dokumen, serta belanja

harian dengan menggunakan layanan fasilitas kurir. Berdasrkan penjelasan diatas

sesuai dengan Qs. Al-Maidah : 2

                                                                                                      

‚Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya‛.8

7Departemen Agama RI,…454.

8

(34)

24

B. Teori Musha>rakah

1. Definisi Musha>rakah

Ash-shirkah termasuk salah satu bentuk kerjasama dengan rukun dan

syarat tertentu, yang dalam hukum positif disebut dengan perserikatan

dagang.9

Menurut Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah yang di

kutip oleh Bank Indonesia musha>rakah adalah saling bekerja sama,

berkongsi, berserikat, bermitra (coorperation, partnership); pembiayaan

berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati,

sedangkan kerugian ditanggung oleh para pihak sebesar partisipasi modal

yang disertakan dalam usaha.10

Musha>rakah (shirkah) menurut Dewan Syariah Nasional adalah

pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung

bersama sesuai dengan kesepakatan.11

Musha>rakah secara etimologi, diambil dari kata shirkah yang berarti

al-Ih}tilat} atau pencampuran. Pencampuran adalah seorang atau lebih yang

9 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000),165.

10 Harisman, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 2006), 50.

(35)

25

mencampurkan hartanya dengan harta orang lain sehingga tidak mungkin

untuk dibedakan, seperti persekutuan hak milik atau persekutuan usaha.12

Secara terminologi, ada beberapa definisi ash-shirkah yang

dikemukakan oleh para ulama fiqh antara lain sebagai berikut:

Menurut ulama Hanafiah, shirkah adalah:

ُةَكْرّشلَا

َيِ

ٌةَراَبِع

ْنَع

ٍدْقَع

َْيَ ب

ِْيَكِراَشَتُمْلا

ِْف

ِسْأَر

ِلاَمْلا

حْبّرلاَو

‚Shirkah adalah suatu ungkapan tentang akad (perjanjian) antara dua orang yang berserikat di dalam modal dan keuntungan‛.

Menurut Ulama Malikiyah, shirkah adalah:

ُةَكْرّشلَا

َيِ

ٌنْذِإ

ِْف

ِفرَصتلا

َامََُ

َعَم

اَمِهِسُفْ نَأ

ْيَأ

ْنَأ

َنَذْأَي

لُك

ٍدِحاَو

َنِم

ِْيَكْيِرشلا

اَصِل

ِِبِح

ِْف

ْنَأ

َفرَصَتَ ي

ِْف

ٍلاَم

َامََُ

َعَم

ِءاَقْ بِإ

ّقَح

َفرَصتلا

لُكِل

اَمُهْ ِم

‚Shirkah adalah persetujuan untuk melakukan tas}arruf bagi keduanya beserta diri mereka; yakni setiap orang yang berserikat memberikan persetujuan kepada teman serikatnya untuk melakukan tas}arruf terhadap harta keduanya di samping masih tepatnya hak tas}arruf bagi masing-masing peserta‛.

Menurut Ulama Syafi’iyah, shirkah adalah:

ِفَو

ِعْرشلا

:

ٌةَراَبِع

ْنَع

ِتْوُ بُ ث

ّقَْْا

ِْف

ِءْيشلا

ِدِحاَوْلا

ِْيَصْخَشِل

اًدِعاَصَف

ىَلَع

ِةَه ِج

عْوُ يشلا

‚Shirkah menurut syara’ adalah suatu ungkapan tentang tetapnya hak atas suatu barang bagi dua orang atau lebih secara bersama-sama‛.

Menurut Ulama Hanabilah, shirkah adalah:

ُةَكْرّشلَا

َيِ

ُعاَمِتْج ِإْا

ِْف

ٍقاَقْحِتْسا

فرَصَتْوَأ

‚Shirkah adalah berkumpul atau bersama-sama dalam kepemilikan atas hak dan tas}arruf ‛.13

12 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. VI, 2006), 125.

(36)

26

Dalam kamus Al-Mu’jam Al-Wasith dikemukan:

َكْرّشلَا

ُة

ٌدْقَع

َْيَ ب

ِْيَ ْ ثا

ْوَأ

َرَ ثْكَأ

ِماَيِقْلِل

ٍلَمَعِب

ئَكََِْشُم

‚Shirkah adalah suatu akad antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu perbuatan secara bersama-sama.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa definisi shirkah adalah suatu akad atau perjanjian antara

dua pihak atau lebih untuk bekerja sama dalam suatu kegiatan usaha, dimana

modal dan keuntungan dimiliki oleh dan dibagi bersama kepada semua pihak

yang berserikat.14

2. Rukun dan syarat Musha>rakah

Rukun shirkah adalah sesuatu yang harus ada ketika shirkah itu

berlangsung. Menurut ulama Hanafiyah rukun shirkah hanya ada dua yaitu

ija>b (ungkapan penawaran melakukan perserikatan) dan qabu>l (ungkapan

penerimaan perserikatan). Menurut Abdurrahman al-Jaziri yang dikutip

dalam buku fiqh muamalah rukun shirkah meliputi dua orang yang berserikat,

s}igha>t, objek akad shirkah baik berupa modal maupun jasa.

Syarat shirkah merupakan perkara penting yang harus ada sebelum

dilaksanakan shirkah. Jika syarat tersebut tidak terwujud maka transaksi

shirkah batal.15 Syarat-syarat umum musha>rakah;

Perserikatan dalam kedua bentuk di atas yaitu shirkah al-amlak dan

shirkah al-‘uqu>d mempunyai syarat-syarat umum, yaitu;

14 Ibid.

(37)

27

a. Perserikatan itu merupakan transaksi yang boleh diwakilkan. Artinya,

salah satu pihak jika bertindak hukum terhadap obyek perserikatan itu,

dengan izin pihak lain dianggap sebagai wakil seluruh pihak yang

berserikat.

b. Persentase pembagian keuntungan untuk masing-masing pihak yang

berserikat dijelaskan ketika akad berlangsung.

c. Keuntungan itu diambil dari hasil laba harta perserikatan, bukan dari

harta lain.16

Beberapa syarat musha>rakah menurut Ustmani yang dikutip

As-carya, antara lain:17

a. Syarat Akad. Musha>rakah merupakan hubungan yang dibentuk oleh para

mitra melalui kontrak/akad yang disepakati bersama, maka otomatis

empat syarat akad yaitu;

1) Syarat berlakunya akad (In’iqo>d),

2) Syarat sah akad (shihah),

3) Syarat terealisasinya akad (Nafadz), dan

4) Syarat lazim yang harus dipenuhi.

Para mitra usaha harus memenuhi syarat pelaku akad (ahliyah dan

wilayah), akad harus dilaksanakan atas persetujuan para pihak tanpa

adanya tekanan, penipuan, atau penggambaran yang salah, dan

sebagainya.

16 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah…,173.

(38)

28

b. Pembagian proporsi keuntungan. Dalam pembagian proporsi keuntungan

harus dipenuhi hal-hal berikut:

1) Proporsi keuntungan yang dibagikan kepada mitra usaha harus

disepakati di awal kontrak/akad. Jika proporsi belum ditetapkan,

maka akad tidak sah menurut syariah.

2) Rasio/nisbah keuntungan untuk masing-masing mitra usaha harus

ditetapkan sesuai dengan keuntungan nyata yang diperoleh dari

usaha, dan tidak ditetapkan berdasarkan modal yang disertakan.

Tidak diperbolehkan untuk menetapkan lumsum untuk mitra tertentu,

atau tingkat keuntungan tertentu yang dikaitkan dengan modal

investasinya.

c. Penentuan proporsi keuntungan. Dalam menentukan proporsi keuntungan

terdapat beberapa pendapat dari para ahli hukum Islam sebagai berikut:

1) Imam Malik dan Imam Syafi’I berpendapat bahwa proporsi

keuntungan dibagi di antara mereka menurut kesepakatan yang

ditentukan sebelumnya dalam akad sesuai dengan proporsi modal

yang disertakan.

2) Imam Ahmad berpendapat bahwa proporsi keuntungan dapat pula

berbeda dari proporsi modal yang mereka sertakan.

3) Imam Abu Hanifah, yang dapat dikatakan sebagai pendapat

tengah-tengah, berpendapat bahwa proporsi keuntungan dapat berbeda dari

(39)

29

memutuskan menjadi sleeping partner, proporsi keuntungan tidak

boleh melebihi proporsi modalnya.

d. Pembagian kerugian. Para ahli hukum islam sepakat bahwa setiap mitra

menanggung kerugian sesuai dengan porsi investasiya.

e. Sifat modal. Sebagian besar ahli hukum Islam berpendapat bahwa modal

yang diinvestasikan oleh setiap mitra harus dalam bentuk modal likuid.18

f. Manajemen musha>rakah . Prinsip dari musha>rakah bahwa setiap mitra

mempunyai hak untuk ikut serta dalam manajemen dan bekerja untuk

perusahaan patungan tersebut.

g. Penghentian musha>rakah. Musha>rakah akan berhenti jika salah satu

peristiwa terjadi, yaitu:

1) Setiap mitra memiliki hak untuk mengakhiri musha>rakah kapan saja

setelah menyampaikan pemberitahuan kepada mitra yang lain

mengenai hal tersebut.

2) Jika salah seorang mitra meninggal pada saat musha>rakah masih

berjalan, kontrak dengan almarhum tetap berakhir/dihentikan. Ahli

warisnya memiiliki pilihan untuk menarik bagian modalnya atau

meneruskan kontrak musha>rakah.

3) Jika salah satu mitra menjadi hilang ingatan atau menjadi tidak

mampu untuk melakukan transaksi, maka musha>rakah berakhir.19

4)

18 Ibid, 222.

(40)

30

3. Dasar Hukum Musha>rakah

Musha>rakah (shirkah) memiliki kedudukan yang sangat kuat dalam

Islam. Sebab keberadannya diperkuat oleh Al-Qur’an, h}adi>th , dan ijma’

ulama.20Shirkah atau musha>rakah merupakan akad yang dibolehkan

berdasarkan al-Qur’an, H}adi>th | dan Ijma’. Berikut ini akan dikemukakan

beberapa ayat, h}adi>th, dan ijma’ ulama yang berkaitan dengan pembiayaan

musha>rakah.

a. Al-Qur’an

Terdapat dalam al-Qur’an Firman Allah surat Ash-S}a>d ayat 24

sebagai berikut :

                            

‚Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan amat sedikitlah mereka itu‛.21

Terdapat pula dalam al-Qur’an pada surat An-Nisa’ ayat 12

sebagai berikut ini:

               

‚Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.22

20 Abdul Rahman Ghazaly, Dkk. Fiqh Muamalah…,128

21 Departemen Agama RI…, 454.

(41)

31

b. H}adi>th

Di samping ayat-ayat di atas, dijumpai pula sabda Rasulullah

SAW yang membolehkan akad musha>rakah (shirkah). Dalam sebuah

h}adi>th Qudsi Rasulullah SAW bersabda:

اَنَأ

ُثِلاَث

ِْيَكْيِرَش

َْلاَم

ْنََُ

اَُُُدَحَأ

َُبِحاَص

َُناَخاَذِإَف

ْتَجَرَخ

ْنِم

اَمِهِْيَ ب

{ .

اور

وبأ

دواد

مكاْاو

نع

يأ

ةرير

}

‚Aku (Allah) merupakan ketiga dalam perserikatan antara dua orang, selama salah seorang di antara keduanya tidak melakukan pengkhianatan terhadap yang lain. Jika seseorang melakukan penghianatan terhadap yang lain, aku keluar dari perserikatan antara dua orang itu (HR Abu Daud dan al-Hakim dari Abi Hurairah).23

Dalam h}adi>th lain Rasululah SAW bersabda:

ِلاُدَي

ىَلَع

ِْيَكْيِرشلا

َْلاَم

اَنَواَخَتَ ي

{

اور

ىراخبلا

}

‚Allah akan ikut membantu doa untuk orang yang berserikat, selama di antara mereka tidak saling mengkhianati‛.

H}adi>th tersebut menunjukkan kecintaan Allah pada

hamba-hamba-Nya yang melakukan perserikatan selama saling menjunjung

tinggi amanat kebersamaan dan menjauhi penghianatan.

c. Ijma’ ulama

Ijma’ menurut pakar ushul fikih merupakan salah satu prinsip dari

syariat Islam. Ijma’ adalah suatu konsensus (kesepakatan) mengenai

permasalahan hukum Islam baik dinyatakan secara diam maupun secara

nyata, dan merupakan konsensus (kesepakatan) seluruh ulama (mujtahid)

23 Imam Hafid Abu Dawud Sulaiman Bin As’ad Sibhatani, Sunan Abu Dawud, Jus 2, 1696. Beirut:

(42)

32

di kalangan kaum muslimin pada suatu masa setelah Rasulullah SAW

wafat atas hukum syara’ mengenai suatu kejadian.

Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa semua syirkah yang

tercakup dalam syirkah uqu>d (yaitu syirkah ina>n, syirkah mufa>wad}ah,

syirkah abda>n, dan syirkah wuju>h boleh hukumnya, selama rukun dan

syaratnya terpenuhi.24

Ulama Malikiyah berpendapat bahwa hukum syirkah ina>n, syirkah

mufa>wad}ah, syirkah abda>n adalah boleh, sedangkan syirkah wuju>h tidak

diperbolehkannya. Alasan antara lain karena dalam syirkah wuju>h tidak

terdapat dana sebagai modal usaha dan/atau keterampilan yang

dikerjasamakan.

Menurut Imam Syafi’I semua syirkah mufa>wad}ah, syirkah abda>n,

dan syirkah wuju>h adalah batal (tidak sah) hukumnya.

Dalam konteks musha>rakah, Ibnu Quda>mah dalam kitabnya

Al-Mughni, yang dikutip oleh Muhammad Syafi'i Antonio dalam bukunya

Bank Syari'ah dari Teori ke Praktik, mengatakan: ‚Kaum muslimin telah

berkonsensus terhadap legitimasi musha>rakah secara global walaupun

terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen darinya.‛ Tetapi

berdasarkan hukum yang diuraikan diatas, maka secara tegas dapat

(43)

33

dikatakan bahwa kegiatan musha>rakah dalam usaha diperbolehkan dalam

Islam, karena dasar hukumnya telah jelas dan tegas.25

4. Macam-macam Musha>rakah

Musha>rakah (shirkah) dibagi menjadi dua macam, yaitu musha>rakah

amlak (kepemilikan) dan musha>rakah ‘uqu>d /akad (kontrak).

a. Musha>rakah amlak

Shirkah amlak mengandung pengertian sebagai bentuk

kepemilikan lebih dari satu orang terhadap suatu barang tanpa diperoleh

melalui akad, tetapi karena melalui warisan, wasiat, atau kondisi lainnya

yang berakibat pemilikan. Dalam musha>rakah ini kepemilikan dua orang

atau lebih berbagi dalam asset nyata dan berbagi pula dalam hal

keuntungan yang dihasilkan asset tersebut. Bentuk musha>rakah amlak ini

terbagi menjadi dua bagian, yaitu musha>rakah (shirkah ) ikhtiari dan

jabari :

1) Shirkah ikhtiari (sukarela) adalah suatu bentuk kepemilikan bersama

yang muncul akibat tindakan hukum orang yang berserikat, seperti

dua orang sepakat membeli suatu barang atau keduanya menerima

hibah, wasiat, atau wakaf dari orang lain maka benda-benda tersebut

menjadi harta serikat (bersama) bagi mereka berdua.26

25 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Pers, 2001),

91.

(44)

34

2) Shirkah jabari (paksa) adalah suatu bentuk kepemilikan bersama

yang muncul secara paksa bukan keinginan orang yang berserikat27,

artinya hak milik bagi mereka berdua atau lebih tanpa dikehendaki

oleh mereka. Seperti harta warisan yang mereka terima. Harta

warisan tersebut menjadi milik bersama bagi mereka yang memiliki

hak warisan.

Menurut para fuqaha, hukum kepemilikan shirkah amlak

disesuaikan dengan hak masing-masing yaitu bersifat sendiri-sendiri

secara hukum. Artinya seseorang tidak berhak untuk menggunakan atau

menguasai milik mitranya tanpa izin dari yang bersangkutan. Karena

masing-masing mempunyai hak yang sama.28

b. Musha>rakah uqu>d/akad

Musha>rakah uqu>d tercipta karena adanya kesepakatan antara dua

orang atau lebih untuk bekerja sama dalam memberi modal dan mereka

sepakat berbagi keuntungan dan kerugian.29

Terdapat perbedaan pendapat para ulama fiqh tentang

bentuk-bentuk serikat yang termasuk ke dalam shirkah al-uqu>d. Ulama Hanabilah

membaginya ke dalam lima bentuk, yaitu Musha>rakah al-ina>n,

Musha>rakah al-mufa>wad}ah, Musha>rakah al-abda>n, Musha>rakah al-wuju>h,

Musha>rakah al-mud}a>rabah, Sedangkan ulama Malikiyah dan Syafi’iyah

membaginya kedalam empat bentuk, yaitu Musha>rakah al-ina>n,

27 Ibid, 1712.

28 Abdul Rahman Ghazaly, Dkk. Fiqh Muamalah…,131

(45)

35

Musha>rakah al-mufa>wad}ah, Musha>rakah al-a’ma>l, Musha>rakah al-wuju>h,

Sedangkan Hanafiyah membagi musha>rakah dalam tiga, yaitu

musha>rakah al-a’ma>l, musha>rakah al-wuju>h, musha>rakah al-amwa>l.

Menurutnya ketiga bentuk musha>rakah ini boleh masuk kategori

musha>rakah al-ina>n dan al-mufa>wad}ah.30 Shirkah uqu>d terbagi menjadi

beberapa bagian, yaitu:

1) Shirkah ina>n

Pengertian shirkah ina>n dikemukakan oleh sayid sabiq adalah

sebagai berikut:

َيَِو

ْنَأ

َئكََِْسَي

ِناَْ ثا

ِْف

ٍلاَم

اَمََُ

ىَلَع

ْنَأ

اَرِجتَ ي

ِْيِف

ُحْبّرِلّاَو

اَمُهَ ْ يَ ب

‚Shirkah ina>n adalah suatu persekutuan atau kerjasama antara dua pihak dalam harta (modal) untuk diperdagangkan dan keuntungan dibagi di antara mereka‛.31

Shirkah ina>n merupakan kerjasama antara dua orang atau

lebih dalam permodalan untuk melakukan suatu usaha bersama

dengan cara membagi keuntungan atau kerugian sesuai dengan jumlah

modal masing-masing. Namun, apabila porsi masing-masing pihak

baik dalam modal maupun jasa atau bagi hasil berbeda sesuai dengan

kesepakatan.32

Dalam hal ini para fuqaha membuat kaidah:

ُحْبرلا

ىَلَع

اَم

اَطَرَش

ُةَعْ يِضَوْلاَو

ىَلَع

ِرْدَق

ِْيَلاَم

30 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, 168.

31 Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, juz 3, Dar Al-Fikr, Beirut, cet. III, 1981, 295.

(46)

36

‚Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian sesuai dengan modal masing-masing‛.33

Ulama Fikih sepakat menyatakan bahwa bentuk perserikatan

seperti ini adalah boleh. Dalam bentuk perserikatan ina>n ini, modal

yang di gabungkan oleh masing-masing pihak tidak harus sama

jumlahnya, tetapi boleh satu pihak memiliki modal yang lebih besar

dari pihak lainnya. Demikian juga halnya dalam soal tanggung jawab

dan kerja. Boleh satu pihak bertanggung jawab penuh terhadap

perserikatan tersebut, sedangkan satu pihak lain tidak bertanggung

jawab.34

Terdapat beberapa ketetapan shirkah ina>n yang berkaitan

dengan bidang bisnis yang dilakukan, pembagian hasil (laba dan rugi),

dan kerusakan harta shirkah.35 Berikut merupakan hukum (ketetapan)

shirkah ina>n yaitu:

a) Syarat pekerjaan

Dalam shirkah ina>n dibolehkan kedua orang yang

berserikat untuk menetapkan persyaratan bekerja, misalnya

seseorang membeli dan seseorang lagi menjual, dan lain-lain.

b) Pembagian keuntungan

Menurut ulama Hanafiyah, pembagian keuntungan

bergantung pada besarnya modal. Akan tetapi menurut Hanafiyah

33 Ibid.

34 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 2006), 1712.

(47)

37

selain Jafar, dapat juga modal dan keuntungan itu tidak sama

dengan syarat salah satunya menambah pekerjaannya, sebab

dalam shirkah, selain dengan harta dapat juga dengan pekerjaan.

Ulama Hanabilah dan Zaidiyah berpendapat sama dengan

Hanfiyah, membolehkan adanya kelebihan keuntungan, tetapi

kerugian arus dihitung berdasarkan modal masing-masing.36

c) Harta shirkah rusak

Ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat jika terjadi

kerusakan pada harta shirkah sebelum dibelanjakan, atau pada

salah satu harta sebelum dicampurkan, maka shirkah batal. Hal ini

karena yang ditransaksikan dalam shirkah adalah harta.

Jika terjadi kerusakan setelah harta dibelanjakan maka

akad tidak batal, dan apa yang telah dibelanjakan itu menjadi

tanggungan mereka berdua karena mereka membelinya dalam

pelaksanaan shirkah.

d) Tas}arruf (pendayagunaan) harta shirkah

Setiap anggota persekutuan berhak memperjualbelikan

harta shirkah, karena dalam shirkah ina>n seseorang yang

berserikat memiliki dan memberikan izin rekannya untuk

mendayagunakan harta mereka, juga diperbolehkan berbelanja

secara kontan maupun ditangguhkan.

(48)

38

Menurut ulama Syafi’iyah tidak dibolehkan berbelanja

tidak kontan. Dalam hal ini di antara ulama Hanabilah terbagi

atas dua pendapat, tetapi yang paling masyhur adalah pendapat

yang membolehkan belanja secara tidak kontan.37

2) Shirkah Mufa>wad}ah

Mufa>wad}ah dalam arti bahasa adalah al-musa>wah, yang

artinya ‚persamaan‛. Dalam shirkah mufa>wad}ah terdapat unsur

persamaan dalam modal, keuntungan, melakukan tas}arruf (tindakan

hukum), dan lain-lainnya.

Dalam arti istilah, shirkah mufa>wad{ah didefinisikan oleh

Wahbah Zuhaili dalam buku Fiqh Muamalat yang dikutip oleh

Rahmat Syafei sebagai berikut:

َيَِو

ِف

ِحَاِطْص ِإْا

:

ْنَأ

َدَقَاعَتَ ي

ِنَاْثِا

َرَ ثْكَأَف

ىَلَع

ْنَأ

اَكََِْشَي

ِْف

ٍلَمَع

ِطْرَشِب

ْنَأ

اَنْوُكَي

اَسَتُم

ِْيَ يِو

ِْف

ِسْأَر

اَمَِِاَم

رَصَتَو

اَمِهِف

اَمِِِِدَو

ْيَأ

ُ

اَمِهِتلِم

َ

ُنْوُكَيَو

ُلُك

ٍدِحَاو

اَمُهْ ِم

ًاْيِفَك

ِنَع

ِرَخَأْا

اَمْيِف

ُبََِ

ِْيَلَع

ْنِم

ِحْيَ بَوٍءاَرِش

.

‚Shirkah mufa>wad}ah menurut istilah adalah suatu akad yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk bersekutu (bersama-sama) dalam mengerjakan suatu perbuatan dengan syarat keduanya sama dalam modal, tas}arruf dan agamanya, dan masing-masing peserta menjadi penanggung jawab atas yang lainnya di dalam hal-hal yang wajib dikerjakan, baik berupa penjualan maupun pembelian‛.38

Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa shirkah

mufa>wad}ah adalah suatu perjanjian kerjasama antara beberapa orang

Gambar

 Gambar 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan gambaran tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10 – 12 tahun baik yaitu 74,93% dengan tindakan pemeliharaan kebersihan gigi

Nilai spiritual lain dari Oray-orayan adalah pada inti permainan, yakni ular menangkap ekornya sendiri... d ij elaskan sebelumnya, momentum ular menangkap ekornya sendiri

Spesies lamun yang banyak ditemukan di Gugusan Pulau Pari adalah Cymodocea rotundata dengan rata-rata kerapatan adalah 37.28% dan rata-rata penutupan adalah

Huruf ya’ tanda nashob isim tastniyah Dan jamk mudzakar salim tanpa salah Af’alul khomsah, Nashobnya ditandai Dengan membuang nun rofa’ yang terjadi ضفخلا تاملعر باب

tersebut dibatasi hanya untuk mengetahui Bagaimana Pemanfaatan Aplikasi GO- JEK Dalam Melayani Konsumen (Studi Kasus Pada Pengguna Jasa Transportasi GO-JEK Di Jakarta

Sebelum munculnya GO-JEK yang happening ini, jasa transportasi antar jemput seperti ojek hanya bisa ditemukan di pangkalan-pangkalan khusus ojek saja yang akhirnya