• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERDIALOG TEKS DRAMA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRIBIT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 | Supadmi | MAGISTRA 637 1062 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERDIALOG TEKS DRAMA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRIBIT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 | Supadmi | MAGISTRA 637 1062 1 SM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERDIALOG

TEKS DRAMA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRIBIT

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Puji Supadmi*

ABSTRAK : Tujuan penelitian ini adalah untuk  meningkatkan kemampuan siswa dalam berdialog teks drama dengan model pembelajaran role playing. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas V SDN 2 Sribit yang berjumlah 27 siswa, sedangkan obyek penelitian adalah aktivitas belajar berbicara mata pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara guru kelas/peneliti dan kepala sekolah. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan berdialog teks drama dengan model pembelajaran role playing. Hipotesis tindakan yang dihasilkan adalah dari data yang diperoleh didapatkan bahwa sebagian siswa mampu berdialog. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah menunjukkan adanya peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang memerlukan perhatian yang khusus.

Kata kuncikemampuan  berdialog,teks  drama,  role  playing

PENDAHULUAN

Guru dituntut memiliki keterampilan berbahasa sebab guru sering dijadikan contoh dalam pemakaian bahasa bagi para siswanya. Dalam hubungan ini, Lado (1979) mengemukakan bahwa guru bahasa dituntut memiliki kemahiran berbahasa, pengetahuan bahasa, pengalaman budaya, dan pemahaman tentang teknik pengajaran bahasa. Keberhasilan sorang guru dalam mengajar  akan  terlihat  dari  tercapainya  target kurikulum yang telah ditentukan. Tercapainya target kurikulum bisa dilihat dari evaluasi yang diberikan kepada siswa. Apabila evaluasi bisa diselesaikan siswa dengan  baik,  berarti  target  kurikulum  tercapai. Dengan  kata  lain  guru  dikatakan  berhasil  bila pembelajaran  yang  diberikan  bisa  dikuasai  anak. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dilihat dari keaktifan  siswa dalam menjawab

pertanyaan  atau  memberi  tanggapan.  Keberhasilan siswa juga dilihat melalui nilai yang diperoleh.

Profesionalisme  guru  sangat  menentukan keberhasilan belajar siswa. Menurut Hamalik (1990), profil  kemampuan  dasar  guru  mencakupi:  (1) kemampuan  menguasai  bahan,  (2)  kemampuan mengelola program belajar mengajar, (3) kemampuan mengelola kelas, (4) kemampuan menggunakan media dan  sumber,  (5)  kemampuan  menguasai  landasan pendidikan, (6) kemampuan menilai prestasi belajar siswa,  (7)  kemampuan  mengelola  interaksi  belajar mengajar, dan sebagainya.

(2)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Bagaimana upaya meningkatkan aktifitas belajar dalam berdialog teks drama bagi siswa kelas V  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  Role Playing 2)Apakah  dengan  melalui  model pembelajaran  Role  Playing  dapat  meningkatkan kemampuan  belajar  siswa  dalam  berdialog  teks drama?

Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah dikemukakan di atas,  maka penelitian ini bertujuan untuk  :  Mengetahui  peningkatan  kemampuan  anak dalam berdialog teks drama bagi siswa kelas V dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing.

Definisi  istilah  adalah  istilah  –  istilah  yang menjadi  fokus  penelitian.  Semua  istilah  yang  ada diberikan definisi sehingga dapat diamati dan dinilai. Disamping itu indikator istilah – istilah tersebut akan dijelaskan untuk memperjelas fokus penelitian. Adapun istilah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut  :    Model  pembelajaran  role  playing  adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran  melalui pengembangan  imajinasi  dan  penghayatan  siswa. Pengembangan  imajinasi  dan  penghayatan  siswa dilakukan  dengan  memerankannya  sebagai  tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang hal itu tergantung pada apa yang diperankan, pada metode bermain peran titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan  indera ke dalam  suatu situasi  masalah yang  secara  nyata  dihadapi.  Murid  diberlakukan sebagai subyek pembelajaran. Secara aktif melakukan praktik-praktik  berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu model pembelajaran role playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran bermain peran. Langkah-langkah pembelajarannya  adalah  sebagai  berikut  :  1) Guru

menyusun/  menyiapkan  scenario  yang  akan ditampilkan,  2)  Menunjuk  beberapa  siswa  untuk mempelajari  skenario  dalam  waktu  beberapa  hari sebelum pelaksanaan kegiatan. 3) Guru membentuk kelompok siswa yang beranggota misalnya 5 orang. 4) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai, 5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan  skenario  yang  sudah  dipersiapkan,  6) Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil mengamati  skenario  yang  sedang  diperagakan,  7) Setelah  selesai  ditampilkan  masing-masing  siswa diberikan  lembar  kerja  untuk  membahas/  memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok, 8)  Masing-masing  kelompok  menyampaikan  hasil kesimpulan,  9)  Guru  memberi  kesimpulan  secara umum, 10) Evaluasi, 11) Penutup.

(3)

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.Kajian Teori 1. Drama

a. Pengertian Drama

Drama berasal dari kata Yunani, draomi

yang  berarti  berbuat,  bertindak,  bereaksi, dan  sebagainya.  Jadi  kata  drama  bisa diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Secara  umum,  penegrtian  drama  adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para pemain di panggung. Drama mempunyai dua arti, yaitu  drama  dalam  arti  luas  dan  drama dalam  arti  sempit.    Dalam  arti  luas, pengertian  drama  adalah  semua  bentuk tontonan  yang  mengandung  cerita  yang dipertunjukkan  di  depan  orang  banyak. Dalam arti sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia yang diproyeksikan ke atas panggung.

b. Sejarah Drama

Bukti tertulis  yang bisa  dipertanggung jawabkan menggungkapkan  bahwa drama seudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan  temuan  naskah  drama  kuno Yunani. Penulisnya Aeschylus yang  hidup antara  tahun  525-456  SM.  Isi  lakonnya berupa  persembahan  untuk  memohon kepada  dewa-dewa.

c. Jenis Drama

Dalam pembagian jenis drama  biasanya digunakan tiga  dasar, yaitu  : berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah drama.    Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:

1) Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan 2) Komedi: drama  penggeli  hati  yang  penuh

dengan  kelucuan.

3) Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.

4) Opera: drama  yang  dialognya  dinyanyikan dengan diiringi musik.

5) Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.

6) Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.

7) Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para  pemainnya  tidak  mengucapkan  dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan. 8) Sendratari: gabungan  antara  seni  drama  dan

seni tari.

Berdasarkan  sarana  pementasannya,  pembagian jenis drama dibagi antara lain:

1) Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.

2) Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba,  tetapi  hanya  bisa  didengarkan  oleh penikmat.

3) Drama Televisi: hampir  sama  dengan  drama panggung,  hanya  bedanya  drama  televisi  tak dapat diraba.

(4)

5) Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.

6) Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.

Jenis  drama selanjutnya  adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain:

1) Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan  naskah. 

2) Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.

2. Model Pembelajaran Role Playing

a. Pengertian

Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak  yang didalamnya ada  tujuan,  aturan,  dan  sekaligus  unsure senang  (  Jill  hadfield,  1986).  Dalam  role playing  murid  dikondisikan  pada  situasi tertentu  di  luar  kelas,  meskipun  saat  itu pembelajaran terjadi di luar kelas. Selain itu. Role  playing  sering  kali  dimaksudkan sebagai  suatu  bentuk  aktifitas  dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah  berada  diluar  kelas  dan  memainkan peran orang lain (Basri syamsu. 2000). b. Model pembelajaran role playing

Model pembelajaran role playing adalah suatu  cara  penguasaan  bahan-bahan pelajaran  melaluipengembangan imajinasi dan  penghayatan  siswa.  Pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dilakukan dengan memerankannya sebagai tokoh hidup

atau  benda  mati.  Permainan  ini  pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang hal itu  tergantung pada  apa yang  diperankan, pada metode bermain peran titik tekanannya terletak  pada  keterlibatan  emosional  dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diberlakukan sebagai subyek pembelajaran. Secara  aktif  melakukan  praktik-praktik berbahasa  (bertanya  dan  menjawab) bersama  teman-temannya  pada  situasi tertentu  model  pembelajaran  role  playing juga  dikenal  dengan  nama  model pembelajaran bermain peran.

c.  Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1) Guru menyusun/ menyiapkan scenario yang akan ditampilkan.

2) Menunjuk  beberapa  siswa  untuk mempelajari  skenario  dalam  waktu beberapa  hari  sebelum  pelaksanaan kegiatan.

3) Guru membentuk kelompok siswa yang beranggota misalnya 5 orang.

4) Guru  menjelaskan  kompetensi  yang ingin dicapai.

5) Memanggil  para  siswa  yang  sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

6) Masing-masing  siswa  berada dikelompoknya  sambil  mengamati skenario yang sedang diperagakan. 7) Setelah  selesai  ditampilkan 

(5)

untuk membahas/ memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. 8) Masing-masing  kelompok

menyampaikan hasil kesimpulan. 9) Guru  member  kesimpulan  secara

umum. 10) Evaluasi 11) Penutup.

d. Keunggulan  dan  kelemahan  model pembelajaran role playing

1) Keunggulan metode role playing Ada  beberapa  keunggulan  dengan menggunakan  metode  role  playing, diantaranya adalah :

a) Dapat  berkesan  dengan  kuat  dan tahan  lama  dalam  ingatan  siswa, disamping  merupakan  pengalaman yang  menyenangkan  yang  sulit dilupakan.

b) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.

c) Membangkitkan gairah dan semangat optimism  dalam  diri  siswa  serta menumbuhkan rasa  kebersamaan. d) Siswa  dapat  terjun  langsung  untuk

memerankan  sesuatu  yang  akan dibahas dalam proses belajar. 2) Kelemahan metode role playing

a) Bermain  peran  memakan  waktu banyak

b) Siswa  sering  mengalami  kesulitan untuk memerankan peran secara baik khususnya  jika  mereka  tidak

diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal baik apa yang akan diperankan.

c) Bermain  peran  tidak  akan  berjalan baik  jika  suasana  kelas  tidak mendukung.

d) Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik  ada  kemungkinan  tidak  akan melakukan secara sungguh-sungguh. e) Tidak semua materi pelajaran dapat

disajiakn dengan metode ini.

3. Dialog

a. Pengertian dialog

Dialog  merupakan  salah  satu  bentuk komunikasi  interpersonal.  Dialog  berasal dari  kata Yunani dia yang  berarti antara, d i a n t a r a ,  d a n  l e g e i n   y a n g berarti berbicara,  bercakap-cakap, bertukar  pemikiran  idan gagasan.  Maka, secara harafiah dialogs atau dialog adalah berbicara, bercakap-cakap, bertukar pikiran dan  gagasan  bersama.  Dialog  adalah “percakapan  dengan  maksud  untuk saling mengerti,  memahami,  menerima,  hidup damai  dan  bekerja  sama  untuk  mencapai kesejateraan  bersama”.

(6)

mendalam tentang hal yang menjadi bahan dialog

b. Landasan dialog

Landasan  dialog  adalah  kesadaran bahwa  kedua  belah  pihak  yang  terlibat dalam dialog belum lengkap, belum penuh dan  belum  sempurna  dalam  pengetahuan dan  penghayatan  tentang  sesuatu. Kenyataan sedemikian kaya tidak mungkin tertangkap  seluruh  segi  dari  satu  dan beberapa  sagi  dan  hanya  unsur-unsur tertentu saja, maka orang perlu mengadakan dialog.

Dialog  merupakan  kegiatan  budaya. Manusia yang belum tinggi budayanya untuk mencapai  maksud  dan  tujuannya menggunakan  paksaan,  kekerasan, perkelahian,  dan  peperangan.  Sedang manusia  berbudaya  menggunakan pembicaraan, diskusi, tukar  pendapat dan argumen  serta  alasan-alasan  untuk meyakinkan,  mengubah  pikiran  atau  cara bertindak orang atau kelompok lain. c. Syarat dialog

Untuk  dapat  mengadakan  dialog  yang mendatangkan  hasil,  orang-orang  yang mengadakan sebaiknya :

1) Mengerti benar makna dan maksud serta tujuan  dialog  dan  memiliki  kecakapan untuk melaksanakannya.

2) Mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang  setaraf  mengenai  topik  yang dijadikan bahan dialog.

3) Mempunyai kehendak bai untuk mencari kebenaran.  Karena  itu  dalam

mendengarkan  sebaiknya  bersikap terbuka,  tidak  memihak  dan  tidak berprasangka.

4) Menciptakan suasana damai dan tenang, jauh dari emosi dan rasa superior. 5) Menyampaikan  gagasan  dengan  jelas,

dan  boleh  dengan  semangat,  tetapi dengan nada enak dan bijak,

6) Dalam  keseluruhan  dialog  hendaknya bersikap jujur, tulus, tidak manipulatif, mencarai-cari kelemahan rekan dialog, dan percaya bahwa hal-hal yang dibahas dalam dialog tidak dimanfaatkan di luar dialog  untuk  tujuan-tujuan  lain  demi keuntungan diri.

d. Manfaat dialog

Dialog yang dilakukan dengan baik dan diikuti  oleh orang-orang  yang  memenuhi syarat  dapat  membuahkan  hasil  yang banyak, diantaranya :

1) Pada tingkat pribadi,  dialog  dapat meningkatkan  sikap  saling  memahami dan  menerima,  serta  mengembangkan kebersamaan  dan  hidup  yang  damai saling menghormati dan saling percaya.

2) Di tempat kerja, dialog dapat membantu kelancaran  perencanaan,  pelaksanaan, dan evaluasi kerja.

(7)

4) Dalam keseluruhan hidup bangsa, dialog  dapat  memecahkan  masalah nasional,  merencanakan  dan melaksanakan  pembangunan  bangsa, dan mengambil arah hidup bangsa menuju masa depan.

B.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu

hipotesis sebagai berikut : “Dengan menggunakan

metode  pembelajaran  role  playing  dapat

merangsang siswa  dalam  hal  meningkatkan

kecakapan berdialog teks drama pada pelajaran

bahasa Indonesia”

METODE PENELITIAN

Penelitian  ini  merupakan  jenis  penelitian deskritif,  penelitian ini  hanya  menggambarkan  atau mendeskripsikan fenomena kegiatan pendidikan dan pembelajaran siswa sekolah dasar yang di observasi secara  deskritif  obyektif.  Karena  di  dalamnya menggambarkan aktifitas, kharakteristik, perubahan dan  hubungan  antar fenomena. Tindakan  penelitian ini di laksanakan pada situasi alami siswa dan ditujukan untuk  memecahkan  permasalahan  praktis  yang memang masalah tersebut benar-benar di hadapi oleh guru kelas sekolah dasar.

Rancangan/desain penelitian adalah merupakan gambaran  matang  keseluruhan  proses  penelitian. Penelitian ini berupaya untuk mendapatkan hasil yang optimal  melalui  cara  dan  prosedur  secara  efektif, disertai  penelaahan  yang  di  teliti  terhadap  suatu perlakuan dan mengkaji sejauh mana dampak perilaku dalam  rangka  mengubah,  memperbaiki,  dan meningkatkan mutu perilaku yang diteliti. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain : permasalahan,

perencanaan,  pelaksanaan,  pengumpulan  data, refleksi.

Subyek Penelitian, Dalam penelitian ini siswa kelas V SD Negeri 2 Sribit sebagai obyek peneliti, guru kelas sebagai subyek sekaligus  pengamat dan kepala  sekolah  sebagai  mitra  penelitian  dalam perencanaan dan pengumpulan data penelitian.

Lokasi  Penelitian, Tempat  penelitian  adalah sekolah  tempat  peneliti  mengambil  populasi  dan sample  untuk  mendapatkan  data  dalam  penelitian. Tempat  yang  digunakan  sebagai  penelitian  tentang implementasi  pembelajaran  role  playing  untuk meningkatkan aktifitas belajar dalam bermain peran tokoh drama adalah peserta didik kelas V SD Negeri 2  Sribit  Kecamatan  Delanggu  kabupaten  Klaten Tahun 2014/2015.

A. Prosedur Penelitian 1. Tindakan siklusI

a. Perencanaan

1) Menyiapkan  Rencana  Perbaikan Pembelajaran.

2) Menyiapkan materi pelajaran. 3) Menyiapkan media pembelajaran. 4) Menyiapkan instrument penelitian b. Pelaksanaan

       Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1. Guru menyusun/ menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

2. Menunjuk  beberapa  siswa  untuk mempelajari  skenario  dalam  waktu beberapa  hari  sebelum  pelaksanaan kegiatan.

(8)

4. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

5. Memanggil  para  siswa  yang  sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

6. Masing-masing  siswa  berada dikelompoknya  sambil  mengamati scenario yang sedang diperagakan. 7. Setelah  selesai  ditampilkan 

masing-masing  siswa  diberikan  lembar  kerja untuk membahas/ memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. 8. Masing-masing kelompok menyampaikan

hasil kesimpulan.

9. Guru member kesimpulan secara umum. 10.Evaluasi

11. Penutup. c. Pengumpulan Data

Untuk  mendapatkan  data  hasil  belajar siswa,  peneliti  mengambil  dengan menggunakan tes/hasil evaluasi pada akhir pertemuan  pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan dalam beberapa hal: 1) Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan. 2) Cara guru memotivasi siswa.

3) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran. 4) Sikap  guru  dalam  menangani  respon

siswa.

5) Penggunaan waktu  secara efisien. 6) Pemantapan  penguasaan  materi. 7) Pelaksanaan  evaluasi.

2. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II adalah penyempurnaan dari siklus I yaitu sebagai berikut :

a. Perencanaan

1) Menyiapkan  Rencana  Perbaikan Pembelajaran.

2) Menyiapkan materi pelajaran. 3) Menyiapkan media pembelajaran. 4) Menyiapkan instrument penelitian b. Pelaksanaan

Langkah-langkah  pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1) Guru  menyusun/  menyiapkan  skenario yang akan ditampilkan.

2) Menunjuk  beberapa  siswa  untuk mempelajari  skenario  dalam  waktu beberapa  hari  sebelum  pelaksanaan kegiatan.

3) Guru membentuk kelompok siswa yang beranggota misalnya 5 orang.

4) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

5) Memanggil  para  siswa  yang  sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

6) Masing-masing  siswa  berada dikelompoknya  sambil  mengamati skenario yang sedang diperagakan. 7) Setelah  selesai  ditampilkan 

masing-masing  siswa  diberikan  lembar  kerja untuk membahas/ memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. 8) Masing-masingkelompok menyampaikan

hasil kesimpulan.

(9)

10)Evaluasi 11)Penutup

c. Pengumpulan Data

Untuk  mendapatkan  data  keaktifan siswa,  peneliti  mengambil  dengan menggunakan tes/hasil evaluasi pada akhir pertemuan  pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan dalam beberapa hal: 1) Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan. 2) Cara guru memotivasi siswa.

3) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran. 4) Sikap  guru  dalam  menangani  respon

siswa.

5) Penggunaan waktu  secara efisien. 6) Pemantapan  penguasaan  materi. 7) Pelaksanaan  evaluasi.

Kriterian  kesuksesan,  Untuk  menentukan keberhasilan  suatu  penelitian  dibutuhkan  indikator kinerja  penelitian.  Indikator  ini  berguna  untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu penelitian, oleh karena  itu,  indikator  harus  memuat  angka  nyata sebagai ukuran atau pedoman keberhasilan penelitian. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi  belajar  siswa  adalah  adanya  peningkatan prestasi  belajar siswa  baik  secara klasikal  maupun individual. Secara individual, siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman materi 70%  yang  ditunjukkan  dengan  perolehan  nilai  tes formatif 70 atau lebih.  Kriteria yang digunakan untuk mengukur  tingkat  keberhasilan  perbaikan pembelajaran adalah jika ada peningkatan hasil belajar secara klasikal dan individual, serta minimal 90% dari siswa  tuntas  dalam  belajar,  maka  intervensi  yang

dilakukan dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan  keaktifan  siswa  diamati  saat pembelajaran berlangsung, siswa menjawab maupun mengajukan pertanyaan, interaksi antar siswa ketika siswa  melakukan  kerja  kelompok,  dalam  kegiatan kerja  kelompok  dicatat  keterlibatan  masing-masing siswa.

Instrumen Penelitian, Dalam pengumpulan data peneliti sebagai instrumen utama dengan dibantu oleh rekan sejawat untuk menjaga keabsahan data. Dalam melaksanakan  penelitian  ini,  cara  yang  ditempuh peneliti  yaitu  mengadakan  penelitian  langsung  di lapangan sebagai partisipan yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan-pengamatan dan pencatatan pada gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian, yang mana observer berada diantara orang yang diobservasi, dan sekaligus berkedudukan sebagai pengamat.

HASIL PENELITIAN

Dari pembelajaran ini yang peneliti amati dari siswa  adalah  kemampuan  untuk  berdialog  sesuai dengan naskah drama yang telah dipersiapkan dengan pengajaran  dan  praktek  langsung  melalui  model pembelajaran role playing. Dari data yang diperoleh didapatkan bahwa sebagian siswa mampu berdialog. Hal  ini  menunjukkan  bahwa  pembelajaran  yang berlangsung sudah menunjukkan adanya peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang memerlukan perhatian yang khusus.

1. Siklus I

(10)

pembelajaran  yang  dilaksanakan  sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan siswa mencapai tingkat penguasaan materi yang semakin  meningkat,  yang  dibuktikan  dengan pencapaian nilai yang meningkat.

Tindakan perbaikan pembelajaran I difokuskan agar siswa  memahami cara membaca pusi  yang benar. Penerapan pembelajaran model ini memang belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena siswa masih sangat tergantung pada instruksi guru (peneliti).  Untuk  subjek  penelitian  yang  masih melakukan  kesalahan  diberikan  bimbingan langsung.

2. Siklus II

Pada  siklus  II,  peneliti  telah  berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, dan  subjek  penelitian  sudah  menampakan antusiasme  dan  motivasi  yang  tinggi.  Hal  ini nampak dari keberanian siswa untuk berbicara dan mencoba  membaca  naskah  drama  dengan  baik. tujuan  pembelajaran  sudah  tercapai.  Pada  saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua,  siswa  kelas  V  mengalami  perubahan tingkah  laku. Siswa  penuh kosentrasi  mengikuti pembelajaran.  Banyak  siswa  yang  mengajukan pertanyaan seputar pembacaan bermain drama.

SIMPULAN A. Simpulan

Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  telah diuraikan  di  atas  dapat  diambil  beberapa kesimpulan :

1. Dalam  penyajian  materi  bahasa  Indonesia dalam  bentuk  teks  drama  akan  lebih  mudah diterima  siswa  dengan  menggunakan  metode role playing.

2. Pemberian  contoh berdialog  melalui  bermain peran  memudahkan  siswa  untuk  memahami materi.

3. Siswa  akan  mudah  memahami  materi  jika diberikan banyak latihan dan bimbingan.

B. Saran Tindak Lanjut

1. Dalam pembelajaran ini guru mengalokasikan waktu yang cukup, Setelah adanya penelitian ini, guru hendaknya menerapkan penggunaan media  gambar  dalam  proses  pembelajaran. Dengan  guru  menerapkan  strategi pembelajaran  ini  pada  poses  pembelajaran diharapkan  proses  pembelajaran  akan  lebih menarik, menyenangkan, dan siswa tidak bosan maupun jenuh selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

2. Terhadap siswa, Setelah diadakan penelitian ini, siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar proses pembelajaran terasa nyaman  dan  menyenangkan  dan  hendaknya siswa  lebih  aktif  dalam  mengikuti  proses pembelajaran di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas,  2006.   Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.

Anonim,  definisi  dialog.http:// www.galeripustaka.com/2013/03/definisi-syarat-dan-manfaat-dialog.html

Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta  : Kanisius

(11)

 Role playing, http://s1pgsd.blogspot.co.id/2012/11/ model pembelajaran-role-playing.html

Drama,http://www.pengertianahli.com/2013/10/ pengertian-drama-dan-jenis-drama.html#

Wijayanto,  Asul.  2007. Terampil  Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menentukan aspek-aspek mutu pada minuman susu jahe merah yang meliputi penentuan umur simpan susu jahe merah dengan menggunakan

3 Berdasarkan laporan pola penyebab kematian di Indonesia dari analisis data kematian 2010, didapatkan sebagai penyebab dasar kematian ( underlying cause ) tertinggi dari

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pedagogik Prodi Pendidikan Guru Sekolah

The Directorate of High Schools Development of the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia is honoured to be hosting the World Schools Debating

penelitian ini pada maksila tidak menunjukkan perbedaan antara film yang menggunakan aluminium dan tanpa menggunakan aluminium sedangkan pada mandibula menunjukkan perbedaan

a. Perusahaan menerima pelunasan piutang Rp 6.000.000,00 belum disetor ke bank. PT.MUKTI PERDANA mengeluarkan cek Rp 12.000.000,00 tetapi dicatat oleh bank dalam rekening

Melalui game yang Penulis buat diharapkan user tidak merasa bosan berlama-lama di depan komputer dan juga bisa membantu gerak refleks anak atau merangsang kecepatan berfikir pada

Setiap Negara memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lainnya baik dari bangsa, bahasa, mata uang, pemerintahan, dan lain sebagainya. Program aplikasi ini menggunakan