Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran IPS sangat penting bagi siswa, karena mata pelajaran IPS berperan
untuk meningkatkan kemampuan kewarganegaraan siswa pada tingkat sekolah
dasar. Pendidikan dasar adalah tiang penyanggah bagi pendidikan selanjutnya, oleh
karena itu pelajaran IPS dipelajari sejak pendidikan dasar. Maka dari itu pendidikan
IPS di sekolah dasar harus dikembangkan dengan sebaik-baiknya dan harus
dipelajari dengan sungguh-sungguh.
Menurut National Council for the Social Studies (NCSS) (dalam Susanto, 2013, hlm. 144) “Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu kajian dari ilmu-ilmu sosial untuk meningkatkan kemampuan kewarganegaraan (civic
competence)”. Kosasih menyatakan bahwa “IPS merupakan ilmu pengetahuan yang
memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu
lainnya. kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan” (Sapriya, 2006, hlm. 7).
Dalam pembelajaran di sekolah, banyak model pembelajaran yang sudah
dipelajari, namun masih jarang digunakan dalam proses pembelajaran. Adanya
kecenderungan untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher centred) masih lebih dominan dilakukan daripada pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centred). Hal ini disebabkan adanya perasaan terlalu
banyak hal yang harus dipersiapkan serta dapat juga disebabkan kurangnya
pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran yang tepat untuk digunakan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal yang harus diyakini oleh guru
adalah tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan
kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah
memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia,
dan kondisi guru itu sendiri.
Dalam pelaksanaannya di salah satu SD Negeri di Kecamatan Sukarasa, IPS
masih dianggap sulit dan membosankan, hal ini tercermin dari minat dan hasil
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahasan mempertahankan kemerdekaan yang relatif rendah. Hal tersebut dapat
terlihat dari hasil UTS siswa dengan rata-rata yang rendah. Kelas tersebut memiliki
rata-rata 68,78 pada UTS mata pelajaran IPS. Nilai tertinggi dari hasil UTS tersebut
adalah 97,5. Sedangkan nilai terendah adalah 20. Kemudian siswa kurang antusisas
dalam proses pembelajaran IPS dan siswa kurang menyukai proses pembelajaran
IPS. Karena guru yang mengajar kelas tersebut hanya meminta siswa untuk
membaca buku pelajaran dan memberikan latihan. Maka dari itu sangat perlu
dilakukannya peningkatan pemahaman belajar siswa tersebut, tapi pada dasarnya
belajar berarti berusaha mengubah tingkah laku, jadi belajar akan membawa sesuatu
perubahan pada individu-individu yang belajar. Seperti dikatakan (Sardiman, 2004,
hlm. 21) bahwa “ perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,
harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri”. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa belajar itu sebagai rangkaian dari kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk
menuju perkembangan pribadi seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta,
rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Selain itu dari hasil observasi didapat beberapa kelemahan lain dalam
pembelajaran IPS. di antaranya ini diakibatkan kurang bersemangatnya siswa
dalam pembelajaran yang dipicu oleh model pembelajaran yang tidak digunakan
secara optimal. Guru kurang peka dengan kesulitan–kesulitan yang dialami oleh
peserta didik, serta kurangnya keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Akibatnya, pembelajaran ini relatif kecil berpengaruh juga pada peningkatan
pemahaman siswa saat belajar.
Adapun untuk mengatasi masalah–masalah tersebut di atas, peneliti
merencanakan sebuah tindakan yang dapat dilakukan guna meningkatkan
pemahaman siswa dalam pembelajaran. Rencana tindakan tersebut berupa
penggunaan Model Role Playing. Hal ini dilakukan agar kesan IPS sebagai mata
pelajaran yang sulit dan membosankan akan terhilangkan, diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS pokok bahasan
mempertahankan kemerdekaan.
3
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang didalamnya ada tujuan dan aturan”. Role playing ini merupakan sebuah model pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial. Role
playing ini juga bisa dikatakan suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Dalam role playing, siswa
dikondisikan pada situasi tertentu diluar kelas, meskipun saat itu pembelajaran
terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu
bentuk aktivitas di mana siswa membayangkan dirinya seolah-olah berada diluar
kelas dan memainkan peran orang lain. Oleh karena itu, peneliti menggunakan
metode ini untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS pokok
bahasan mempertahankan kemerdekaan. Karena siswa akan terlibat secara
langsung dalam skenario yang telah disediakan oleh guru dan siswa akan
memerankan tokoh dalam pembelajaran mempertahankan kemerdekaan tersebut.
Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian untuk pengajuan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Tentang Materi Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Model Role Playing untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang materi mempertahankan kemerdekaan Indonesia
pada kelas tinggi di sala satu sekolah dasar di Kecamatan Sukarasa ?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Model Role
Playing tentang materi mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada kelas
tinggi di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Sukarasa
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Model Pembelajaran Role Playing untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi mempertahankan kemerdekaan
Indonesia pada kelas tinggi di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Sukarasa.
2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam Model Pembelajaran
Role Playing tentang materi mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada
kelas tinggi di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Sukarasa.
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan masukan bagi semua pihak yang ada di dunia pendidikan untuk
memberikan variasi dalam menyampaikan pembelajaran serta dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan dilaksanakan. Adapun juga
untuk menerapkan strategi atau metode serta penggunaan media dalam proses
pembelajaran. Dan menilainya apakah strategi atau metode serta penggunaan
media itu efektif atau tidak dalam meningkatkan kualitas belajar siswa
2. Manfaat Praktis
Secara khusus Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:
a. Peneliti
Dalam pelaksanaan belajar mengajar penelitian tindakan kelas, maka peneliti
sedikit demi sedikit mengetahui strategi, media ataupun metode pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Selain itu
peneliti dapat menyadari bahwa dalam menciptakan kondisi pembelajaran
selain penggunaan metode, strategi dan media juga diperlukan kreatifitas yang
tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik yang sedang belajar.
b. Siswa
Adanya pelaksanaan tindakan kelas maka akan membantu siswa yang
bermasalah atau mengalami kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan yang
5
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar mengajar, mengembangkan daya nalar serta mampu untuk berfikir lebih
kreatif, sehingga proses pembelajaran akan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Sekolah
Adapun manfaat Penelitian ini sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan
sistem pembelajaran, sedangkan bagi guru yang lain hasil penelitian dapat
digunakan sebagai referensi dalam memilih dan menerapkan suatu strategi,
metode atau media yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi pembelajaran
tertentu.
d. Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK)
Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bahan pertimbangan bagi penelitian
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
23
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Sebuah penelitian perlu adanya metode untuk membantu dalam memecahkan
masalah yang akan di teiliti serta mendapatkan sasaran yang tepat dalam mencapai
target yang telah dipertimbangkan sebelum melaksanakan penelitian. Metode
penelitian yang digunakan penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris Classroom
Action Research (CAR) yang selanjutnya disingkat menjadi PTK bertujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.
2. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan
Taggart. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk bagian yang bersifat reflektif
atas tindakan guru yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian ini terdiri atas siklus
yang berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang
bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.Penelitian ini dilaksanakan dengan
rancangan model siklus Kemmis Taggart (dalam Wiriaatmaja, 2007, hlm. 127).
Langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus dijelaskan secara rinci
sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Rencana tindakan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang akan
ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan
peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian belajar. Perencanaan dalam hal ini
hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang disebut RPP
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pelaksanaan (acting)
Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat,
yaitu proses bermain peran dengan konsep mempertahankan kemerdekaan indonesia
sebagai metode dalam pembelajarannya.
c. Observasi (observing)
Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan
setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh tindakan
rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau
kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.
Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk
mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat
diharapkan akan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting
dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang
dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai yang
diharapkan.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh
saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi secepatnya
dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang efektif pada kegiatan
pembelajaran di luar kelas selanjutnya pada tahap berikutnya. Langkah-langkah
25
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi Awal
Rumusan Masalah
[image:9.612.192.451.146.394.2]Refleksi
Gambar 3.1: Desain Penelitian Kemmis & Taggart
3. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar yang terletak di
kecamatan sukarasa, kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas
tinggi.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah salah satu kelas tinggi. Siswanya memiliki nilai
rata-rata pada pelajaran IPS sebesar 68,78. Jumlah semua siswa 23 orang yang
terdiri dari 9 perempuan dan 14 laki-laki. Siswanya berasal dari latar belakang
keluarga berbeda-beda, ada yang berasal dari keluarga bermata pencaharian
sebagai buruh, PNS, dan wiraswasta Perencanaan
Refleksi I Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Refleksi II Pelaksanaan
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan februari sampai dengan awal bulan Mei
2015. Penelitian tersebut dilakukan kurang lebih selama 4 bulan. Dan agar tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar, maka penelitian ini dilakukan secara
bersamaan dengan kegiatan pembelajaran pada sekolah tersebut.
6. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Pembelajaran
Instrumen yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran ini adalah rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan model pembelajaran Role
Playing
b. Instrument pengungkap data penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
terdiri atas dua jenis, yaitu:
1) Instrumen Tes
Untuk tes, instrument yang digunakan adalah tes tertulis, yaitu tes yang dilaksanakan
pada setiap akhir siklus. tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar
tentang materi mempertahakan kemerdekaan indonesia dalam IPS dan ketuntasan
belajar siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan pada kedua siklus sebagai
implikasi PTK.
2) Instrumen Non Tes
Dalam instrument non tes ini digunakan instrument sebagai berikut:
a) Lembar observasi aktivitas Role Playing
Lembar observasi belajar mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam mata
pelajaran IPS digunanakan untuk mengetahui tingkat aktivitas pemahaman konsep
dalam materi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lembar observasi ini juga
digunakan untuk merefleksi setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus
berikutnya.
27
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar observasi kelompok siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana
peningkatan kelompok siswa selama pembelajaran dengan diterapkan model
pembelajaran role playing.
7. Prosedur Penelitian
a. Perencanaan tindakan
1) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media yang
akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Mempersiapkan proses kegiatan pembelajaran role playing.
5) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran role playing yang perlu
disiapkan dan dikembangkan, yaitu: teks skenario, foto tokoh nasional, siswa
yang memerankan tokoh nasional, soal sebagai evalusi pemahaman siswa.
6) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran
b. Pelaksanaan tindakan
1) Guru menjelaskan secara general tentang materi yang akan dibahas.
2) Guru menjelaskan permainan yang akan dilaksanakan.
3) Guru memberikan foto tokoh-tokoh nasional.
4) Guru membagi peran yang akan dimainkan oleh siswa
5) Guru memberikan teks scenario yang akan dimainkan oleh siswa.
6) Siswa diminta untuk menghafalkan teks scenario yang akan dimainkan.
7) Siswa memainkan peran yang sudah dipersiapkan.
8) Guru membimbing siswa dan mengatur alur cerita yang dimainkan.
9) Guru dan siswa berdiskusi tentang scenario yang sudah dimainkan.
10) Guru memberikan soal untuk menguji pemahaman konsep kepada siswa.
11) Guru melakukan evaluasi dengan memeriksa hasil tes yang sudah diberikan.
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru melakukan observasi kesesuaian rencana dengan aplikasinya pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar. Guru juga mengobservasi ketercapaian
indikator kognitif dan indikator afektif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan proses
belajar mengajar pada siklus I. Kekurangan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
Perencanaan, pelaksanaaan, dan refleksi pada siklus II dapat dilakukan atas hasil
evaluasi dari siklus I. Apabila pada siklus II belum juga mengarah kepada perubahan
proses pembelajaran dan hasil belajar maka dapat dilakukan siklus III. Siklus dapat
dihentikan jika hasil belajar yang diinginkan telah tercapai.
8. Rencana pengolahan dan uji keabsahan data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif (interactive model analysis). Analisis ini terdiri dari tiga komponen utama,
yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan conclution
drawing verifikasi (Sugiyono, 2009, hlm. 337).
a. Rencana pengolahan data
Data yang terdapat pada penelitian ini terdiri dari kualitatif dan data
kuantitatif. Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data
kualitatif, seperti hasil observasi. Analisis data kuantitatif digunakan untuk
menganalisa data kuantitatif, seperti hasil belajar siswa yang didapat dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif.
1) Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa. Langkah-langkah dalam analisis data kuantitatif adalah
sebagai berikut:
a) Pemberian skor terhadap jawaban siswa
Penskoran yang dipakai peneliti menggunakan skala 0 – 20 untuk setiap
soal. Penskoran ini diadaptasi dari Charles (dalam Khuswatun, 2013, hlm.
29
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1) 0 = jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan soal
(2) 10 = jawaban sesuai dengan pertanyaan soal, tetapi jawaban tersebut
kurang tepat
(3) 20 = jawaban sesuai dengan pertanyaan soal dan jawabannya benar dan
tepat
b) Penilaian aktivitas role playing siswa
Aspek yang dinilai dalam hal ini adalah keberanian, intonasi, ekspresi, dan
penghayatan. Masing-masing aspek tersebut memiliki skala nilai 1,2, dan
3.
c) Membuat tabel nilai rata-rata berdasarkan nilai yang diperoleh siswa.
Menurut Santoso (dalam Pratiwi 2014, hlm. 48) untuk menghitung
rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus:
�̅ = � � Keterangan:
�̅ = Nilai rata – rata kelas
� = Total nilai yang diperoleh siswa
� = Jumlah siswa
d) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa
Menurut Santoso (dalam Pratiwi, 2014, hlm. 48) untuk menghitung
persentase ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan dengan rumus:
�� = � ≥75
� x 100% Keterangan:
� ≥ 75 = Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar
dari atau sama dengan 75.
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
% = Bilangan tetap.
�� = Ketuntasan Belajar.
e) Menghitung peningkatan kemampuan siswa
Menurut Khuswatun (2013, hlm. 55-56) menhitung peningkatan
kemampuan siswa dari siklus pertama ke siklus berikutnta perlu dihitung
untuk memperoleh gambaran peningkatan yang terjadi. Perhitungan ini
dilakukan dengan cara mencari selisih skor dari setiap siklus dengan rumus
gain dan indeks gain.
2) Analisis data kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil lembar observasi
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan penelitian penerapan model pembelajaran role playing untuk
meningkatkan pemahaman konsep tentang materi mempertahankan kemerdekaan
Indonesia yang telah dilaksanakan, ada tiga poin yang disimpulkan yaitu mengenai
persiapan, pelaksanaan dan hasil dari penelitian tersebut , hal lain yang menjadi
kajian yaitu mengenai rekomendasi bagi guru dan bagi peneliti lain .
A. SIMPULAN
Pada pelaksanaan penelitian penerapan model pembelajaran role playing
untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang materi mempertahankan
kemerdekaan Indonesia secara keseluruhan berlangsung dengan baik dan mencapai
target peningkatan skala kategori pemahaman dan hasil belajar yang baik atau kuat.
Dalam penelitian ini ada tiga tahapan yang disimpulkan dalam pelaksanaanya yaitu
sebagai berikut :
1. Dalam tahap perencanaan penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus ini
,peneliti menyediakan instrument penelitian yang terdiri dari instrument
pembelajaran berupa RPP dan instrument pengungkap data berupa lembar
observasi guru, lembar aktivitas kelompok, lembar aktivitas role playing dan
siswa juga lembar soal latihan beserta dokumentasi penelitian. Pada
pelaksanaan siklus satu ini materi yang disampaikan berdasarkan kompetensi
dasarnya yaitu mendeskripsikan perjuangan tokoh pejuang dalam persiapan
kemerdekaan Indonesia .Sedangkan indikator pembelajaranya yaitu
menjelaskan makna dari kemerdekaan, menjelaskan peranan dari tkoh-tokoh
nasional dalam mempertahankan kemerdekaan, menjelaskan peristiwa dalam
dtik-detik menuju kemerdekaan Indonesia, serta memerankan tokoh-tokoh
nasional. Sedangkan pada siklus dua perencanaan yang dipersiapkan sama
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrument pengungkap data berupa lembar aktifitas guru dan siswa juga
lembar observasi kelompok siswa, lembar aktivitas role playing, dan lembar
soal evaluasi beserta dokumentasi , namun yang menjadi perbedaan yaitu pada
RPP poin indikator yang pada siklus dua ini yaitu menjelaskan makna dari
mempertahankan kemerdekaan, mendeskripsikan peranan tokoh yang terlibat
dalam pertempuran Surabaya, dan mendeskripsikan makna dari hari
pahlawan. Hal lain yang menjadi perbedaan pada siklus dua ini yaitu adanya
refleksi yang harus ditindak lanjuti dari siklus I sehingga ada beberapa
perbaikan yang harus dilaksanakan .
2. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran role playing untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa tentang materi mempertahankan kemerdekaan
Indonesia pada kelas tinggi ini secara keseluruhan berjalan dengan baik,
karena metode ini berpusat pada anak sehingga pembelajaran berlangsung
dengan aktif dan menyenangkan ,namun dalam pelaskanaanya ada beberapa
kendala baik dari guru maupun murid seperti guru tidak secara intensif
mengawasi murid dengan baik dalam proses diskusi sehingga suasana kelas
menjadi tidak kondusif ,hal lain yang menjadi permasalahan yaitu pada murid
seperti ketika guru menerangkan penjelasan tentang tata cara bermain drama,
masih ada beberapa murid yang bergurau,tentunya hal ini menganggu proses
pembelajaran.
3. Hasil dari penerapan model pembelajaran role playing mengalami
peningkatan pada setiap siklus dalam hal pemahaman konsep maupun hasil
dari tes evaluasi siswa ,hal ini bisa kita lihat berdasarkan data yang diperoleh
pada siklus I yang perolehan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 72,14
sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 84,76.hasil tersebut
telah memenuhi kriteria baik atau kuat dalam hal pemahaman konsep . Pada
penelitian ini pun penerapan model pembelajaran role playing berpengaruh
pada hasil tes evaluasi yang telah dilaksanakan, hal ini bisa terlihat dari
pencapaian nilai siswa pada siklus I rata-rata sebesar 72,14 dengan persentase
71
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi 84,76 dengan persentase ketuntasan siswa menjadi 85,71%,hasil
tersebut telah memenuhi kriteria baik dalam hal ketuntasan nilai evaluasi
,dengan melihat hasil tersebut maka penerapan model pembelajaran role
playing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang materi
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka peneliti membuat
sebuah rekomendasi untuk tindakan berikutnya yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Model pembelajaran role playing tipe seharusnya diterapkan secara
intensif oleh guru dalam proses pembelajaran dikarenakan metode ini
dapat secara efektif meningkatkan pemahaman konsep siswa ,
b. guru hendaknya terus mengawasi siswa ketika proses pembelajaran
supaya kondisi kelas tetap kondusif
c .guru hendaknya memberikan teks drama yang lebih menarik sehingga
lebih menarik siswa dalam proses pembelajaran
2. Bagi Peneliti Lain
a. Hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti lain yaitu pemberian waktu
pada siswa ketika proses pembuatan soal jangan terlalu lama supaya anak
Hardian Nofikri , 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kesuma, Dharma. (2010). SK-KD-ICK-AMP. Pendidikan Profesi Guru (PPG) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Khuswatun, E. N. (2013). Pendekatan Problem Based Learning ( PBL ) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Kurniawati, Ai Susi. (2014). Penerapan Strategi React (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-sifat Cahaya Di Sekolah Dasar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Lestari, Indri N. (2012). Penggunanaan Metode Mengajar Role Playing pada Pembelajaran IPS di Kelas V SDN Haruman 1. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Pamungkas, Tya. (2014). Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Bunyi Pada Mata Pelajaran IPA. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Pratiwi, Asri. (2010). Peningkatan Pemahaman Konsep “Persiapan Kemerdekaan Indonesia” Dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Role Playing pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 01 Blorong, Jumantono, Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Pratiwi, L. (2013). Implementasi Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Peristiwa Alam untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SDN 2 Sutenjaya. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Saputra, Fajar Dayu. (2012). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Drama Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI) Gapura Watukumpul Kabupaten Pemalang. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Sapriya, Susilawati, dan Nurdin,S,. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA
Wiriaatmadja, Rochiati. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.