perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENERAPAN SISTEM LAYANAN TERBUKA DI UPT PERPUSTAKAAN AKADEMI AKUNTANSI YKPN
YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Vokasi Ahli
Madya (A.Md) dalam Bidang Ilmu Perpustakaan
Oleh:
FERRY ARIANTO D1809023
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Tugas Akhir berjudul:
UPAYA PENERAPAN SISTEM LAYANAN TERBUKA DI UPT PERPUSTAKAAN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Karya:
Nama : Ferry Arianto
NIM : D1809023
Konsentrasi : Perpustakaan
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dipertahankan di hadapan Dewan
Penguji Tugas Akhir Program Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Jumat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Program Studi Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bertanda tangan
dibawah ini,
NAMA : Ferry Arianto
NIM : D1809023
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir
JUDUL : UPAYA PENERAPAN SISTEM LAYANAN
TERBUKA DI UPT PERPUSTAKAAN AKADEMI
AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA
PEMBIMBING : Riah Wiratningsih, S.S, M.Si
TANGGAL DIUJI :
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) yang saya susun adalah benar-benar
karya saya sendiri. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas
termasuk pencabutan gelar vokasi yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta, Mei 2012
Ferry Arianto
commit to user
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Sivitas Akademik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
NAMA : Ferry Arianto
NIM : D1809023
Program Studi : Perpustakaan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sebelas Maret Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-ekslusive Royalty Free Right) atas Tugas Akhir saya yang berjudul:
UPAYA PENERAPAN SISTEM LAYANAN TERBUKA DI UPT PERPUSTAKAAN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA beserta instrument / desain / perangkat ( jika ada ). Berhak menyimpan, mengalih bentuk, mengalihmediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat serta mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis (Author) dan Pembimbing sebagai co Author atau pencipta dan juga sebagai pemilik Hak Cipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user
vi
MOTTO
Tidak ada kata tidak bisa selama kita belum berusaha
( Penulis)
Jadikan setiap pengalamanmu sebagai dasar pijakan untuk melangkah
menuju masa depan
(Penulis)
Jangan pernah memandang masalah sebagai suatu beban namun
pandanglah masalah sebagai sarana menuju kedewasaan
(Penulis)
Jangan merasa menjadi sahabat sejati jika engkau tak pernah ada di saat
sahabatmu sedang terluka
(Penulis)
Saat Anda berhenti belajar, berhenti mendengarkan, berhenti mencari dan
bertanya, berhenti menanyakan hal-hal yang baru, maka ini adalah saat
untuk mati
(Lilian Smith)
Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan ke surga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk :
1. Kedua orang tua yaitu Ayah dan Ibu saya , yang telah
memberi support serta senantiasa mendoakan saya setiap
wa ktu.
2. Adik – adikku yang kusayang.
3. Bapak dan Ibu dosen D3 Perpustakaan Fa kultas Universita s
Sebelas Maret Surakarta
4. Temen-temen seperjuangan di jogja (andrek, anitol, arum,
atin, firman, kempleng, mey, retno, singgeh, uuk, uzie) dan
temen-temen malang yang selalu siap membagi cerita di
wa ktu senja tiba (budi, intan, wikan)
5. Teman-teman D3 Perpustakaan angkatan 2009
6. Sahabat – sahabatku di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Almamaterku
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas
commit to user
viii ABSTRAK
Ferry Arianto, D1809023, 2012. UPAYA PENERAPAN SISTEM LAYANAN TERBUKA DI UPT PERPUSTAKAAN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA. Tugas Akhir. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta..
Agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemustaka, maka sangat penting dalam penentuan sistem layanan perpustakaan. UPT Perpustakaan AA YKPN Yogyakarta yang saat ini menerapkan sistem layanan tertutup dirasa kurang efektif. Untuk itu dirasa perlu adanya perubahan sistem layanan di perpustakaan tersebut. Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah; 1) Untuk memberikan masukan tentang upaya-upaya penerapan sistem layanan terbuka kepada UPT Perpustakaan AA YKPN Yogyakarta. 2) Mengetahui hambatan yang mungkin dijumpai dalam upaya-upaya penerapan sistem layanan terbuka. 3) Memberikan solusi atau cara mengatasinya hambatan tersebut. Dalam penulisan Tugas Akhir ini untuk memperoleh data dan informasi, penulis menggunakan beberapa metode diantaranya; metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka.
Dalam Tugas Akhir ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka penerapan sistem layanan terbuka di UPT Perpustakaan AA YKPN Yogyakarta adalah penataan ruang, menambah jumlah koleksi, meyediakan OPAC, menyediakan loker, meningkatkan keamanan, membuat peraturan baru, mengadakan kegiatan user education. 2) Hambatan yang mungkin dijumpai dalam upaya-upaya penerapan sistem layanan terbuka adalah penataan ruang dan user education. 3) Solusi atau cara mengatasi hambatan dari segi penataan ruang adalah dengan cara melaksanakan proses penataan pada saat perpustakaan sedang tidak ramai pengunjung, seperti pada saat libur semester. Sedangkan untuk mengatasi hambatan dari segi user education yaitu dengan cara mengajukan permohonan kepada Pembantu Direktur I untuk menerbitkan kebijakan yang mengharuskan bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan user education.
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi kemajuan UPT Perpustakaan AA YKPN Yogyakarta, diantaranya adalah: 1) Bahwa untuk mengetahui keinginan pemustaka terkait dengan upaya-upaya penerapan sistem layanan terbuka, perpustakaan hendaknya memberikan kuisioner kepada mahasiswa. 2) Perlu adanya penambahan unit komputer khusus untuk pengolahan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan pengolahan. 3) Untuk buku pinjaman 1 (satu) semester sebaiknya peminjamannya dimasukkan ke dalam sistem dengan tujuan untuk mempercepat dan mempermudah proses peminjaman. 4) Menyediakan generator cadangan (genset) guna mengantisipasi jika terjadi pemadaman listrik, agar tidak mengganggu proses pelayanan di perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
segenap kemampuan yang penulis miliki, sehingga dapat selesai sampai batas
waktu yang telah ditentukan.
Penulisan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Perpustakaan. Penulis
menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulisan Tugas Akhir ini
tidak dapat terselesaikan. Atas tersusunnya Tugas Akhir ini tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah selama penulis
mengerjakan Tugas Akhir.
2. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Haryanto, M. Lib., selaku Ketua Program Diploma III Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Riah Wiratningsih, S.S, M.Si., selaku pembimbing dalam penulisan
Tugas Akhir
5. Ibu Dra. Tri Hardiningtyas, M.Si, selaku penguji Tugas Akhir.
commit to user
x
7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan DIII Ilmu Perpustakaan FISIP Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan
pengetahuan kepada penulis.
8. Ibu Umiarsi selaku Kepala Bagian UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi
YKPN Yogyakarta yang telah memberikan ijin serta memberikan banyak
kemudahan kepada penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Pusdokinfo
di UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta.
9. Seluruh staff UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penulis
menyelesaikan tugas akhir ini.
Selain itu segala kritik dan saran yang sifatnya positif terhadap Tugas Akhir
ini akan saya terima dengan senang hati.
Akhir kata, Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaaat bagi semua
pihak khususnya untuk perkembangan Ilmu Pengetahuan di dunia Perpustakaan
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surakarta, Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... ... v
MOTTO... vi
PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR BAGAN... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penulisan ... 5
1.4 Metode Pengumpulan Data ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan ... 9
commit to user
xii
2.1.2. Macam-macam Perpustakaan... 11
2.2. Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 16
2.2.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi... 16
2.2.2. Peraturan Pendirian Perpustakaan Perguruan Tinggi... 17
2.2.3. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi... 17
2.2.4. Tujuan dan Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi... 20
2.3. Sistem Layanan Perpustakaan ... 21
2.3.1. Sistem Layanan Tertutup... 21
2.3.2. Sistem Layanan Terbuka... 26
2.4. Layanan Sirkulasi ... 31
2.4.1. Pengertian Layanan Sirkulasi... 31
2.4.2. Tujuan layanan sirkulasi... 32
2.4.3. Jenis tugas layanan sirkulasi... 33
BAB III GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA 3.1 Sejarah Singkat ... 35
3.2 Visi, Misi dan Tujuan... 38
3.2.1 Visi ... 38
3.2.2 Misi ... 38
3.2.3 Tujuan ... 38
3.3 Struktur Organisasi ... 39
3.3.1. Struktur Organisasi Makro... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3.4 Gedung dan Ruang ... 42
3.5 Sumber Daya Manusia ... 44
3.6 Sumber Dana ... 45
3.7 Koleksi ... 46
3.8 Sarana dan Prasarana ... 48
3.9 Layanan ... 50
3.10 Keanggotaan ... 55
3.11 Denda dan Sanksi... 56
3.12 Tata Tertib ... 56
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Upaya-upaya untuk penerapan sistem layanan terbuka di UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta ... 59
4.2 Hambatan dalam upaya penerapan sistem layanan terbuka di UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta ... 68
4.3 Solusi atau cara mengatasi hambatan- hambatan dalam upaya penerapan sistem layanan terbuka ... 69
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 Struktur Organisasi Makro………... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tenaga UPT Perpustakaan………... 45
Tabel 2 Koleksi Karya Cetak... 47
Tabel 3 Sarana dan Prasarana... 49
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan KKP
Lampiran 2 Surat Keterangan KKP
Lampiran 3 Surat Tugas KKP
Lampiran 4 Jawaban Ijin KKP
Lampiran 5 Jadwal KKP
Lampiran 6 Catatan Kerja Harian
Lampiran 7 Laporan Periodik
Lampiran 8 Form Penilaian
Lampiran 9 Sertifikat
Lampiran 10 Data Mahasiswa AA YKPN Yogyakarta Tahun 1970-2012
Lampiran 11 Gambar Gedung UPT Perpustakaan
Lampiran 12 Gambar Ruang Sirkulasi dan Pengolahan
Lampiran 13 Gambar Rak Buku
Lampiran 14 Gambar Ruang Baca dan Internet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan dunia saat ini berdampak pula pada bidang
pendidikan. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap warga
negara. Sebagian kalangan bahkan menyebutkan bahwa pendidikan
merupakan aset besar bagi masa depan suatu bangsa. Maka tidaklah
mengherankan jika pemerintah selalu menekankan akan pentingnya kualitas
pendidikan.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003:12) yang dikutip
oleh Irkhamiyati (2007:52) dalam artikelnya yang berjudul Persepsi
Mahasiswa terhadap Kualitas Pelayanan Sirkula si di Pepustakaan STIKES
Aisyiyah Yogyakarta, menyatakan bahwa:
“Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Keberhasilan tujuan itu harus ditunjang dengan sarana dan prasarana
yang memadai termasuk sarana perpustakaan. Peraturan Pemerintah No.19
tahun 2005 Bab VII pasal 42 juga menyebutkan bahwa setiap satuan
commit to user
belajar lain, serta ruang perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran
yang berkelanjutan.
Menurut Soeatminah (1992:40) yang dikutip oleh Irkhamiyati
(2007:52) dalam artikelnya yang berjudul Persepsi Mahasiswa terhada p
Kualitas Pelayanan Sirkula si di Pepustakaan STIKES Aisyiyah Yogyakarta,
menyatakan bahwa:
“Perguruan Tinggi termasuk satuan pendidikan yang harus dilengkapi sarana perpustakaan. Fungsi perpustakaan di perguruan tinggi sebagai unsur penunjang terlaksananya tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitan, dan pengabdian pada masyarakat.”
Perpustakaan hendaknya dikelola secara optimal agar fungsi
perpustakaan di perguruan tinggi dapat terwujud dengan bukti
dimanfaatkannya perpustakaan semaksimal mungkin oleh pemustakanya.
Perpustakaan dikatakan berhasil jika perpustakaan itu dimanfaatkan secara
optimal oleh pemustakanya.
Agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh
pemustaka, maka sangat penting dalam penentuan sistem layanan
perpustakaan. Sistem layanan perpustakaan yang baik adalah layanan
perpustakaan yang mudah, cepat, efisien serta dapat memuaskan
pemustakanya. Sistem layanan yang jelas dapat meningkatkan mutu layanan
suatu perpustakaan. Pemustaka biasanya mengharapkan kebebasan dalam
mencari dan memilih bahan pustaka yang mereka butuhkan.
Dalam dunia perpustakaan dikenal 2 sistem layanan yaitu sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dimana kedua sistem ini mempunyai keunggulan dan kelemahan
masing-masing, baik untuk perpustakaan itu sendiri atau pemustakanya. Suatu
perpustakaan dapat memilih untuk menerapkan salah satu sistem tersebut
baik untuk menerapkan sistem layanan tertutup (close access) atau sistem
layanan terbuka (open access) tergantung dari kebijakan ataupun tujuan dari
perpustakaan tersebut, namun alangkah baiknya dalam pemilihan sistem
layanan ini memperhatikan aspek pemustaka yang merupakan target dari
layanan. Dalam sistem terbuka dapat merangsang pemustaka datang ke
perpustakaan untuk mencari dan memilih bahan pustaka yang mereka
perlukan sehingga dapat meningkatkan rasa kepuasan pemustakanya
terhadap perpustakaan, terlebih lagi dapat meningkatkan minat baca
pemustakanya.
UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta
merupakan unit kerja yang mendukung proses kegiatan belajar-mengajar,
yang bertugas menyediakan berbagai macam buku, majalah dan bahan
bacaan lainnya untuk menunjang proses perkuliahan dan praktikum.
Tentunya UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta
berharap pemustakanya dapat memanfaatkan berbagai macam bahan
pustaka yang ada di perpustakaan secara maksimal. Karena tidak ada
gunanya jika bahan pustaka yang telah disediakan di perpustakaan tidak
dimanfaatkan secara maksimal oleh mahasiswa. UPT Perpustakaan
Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta yang saat ini menerapkan sistem
commit to user
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan beberapa
mahasiswa, diketahui bahwa pemustaka merasa tidak puas dalam
mendapatkan bahan pustaka yang akan digunakan/dipinjamnya, karena
terkadang petugas mengambilkan bahan pustaka yang tidak sesuai dengan
bahan pustaka yang ingin mereka pinjam (wawancara tanggal 29 februari
2012). Dalam sistem layanan tertutup ada keterbatasan dalam mengakses
bahan pustaka, pemustaka tidak dapat melakukan browsing atau pencarian
sendiri koleksi yang dibutuhkannya di rak. Pemustaka yang mengakses
informasi melalui OPAC hanya sebatas mengetahui bahan pustaka tersebut
tanpa mengetahui keadaannya di rak buku. Hal tersebut tentunya membuat
pemustaka merasa kurang puas. Untuk itu dirasa perlu adanya perubahan
sistem layanan di perpustakaan tersebut, dengan tujuan agar pemustakanya
dapat mengetahui koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan secara
keseluruhan dan dapat memanfaatkannya secara maksimal serta
memberikan rasa puas kepada pemustaka.
Berdasarkan pengamatan dan pernyataan di atas, maka penulis
mengambil judul tugas akhir “UPAYA PENERAPAN SISTEM LAYANAN TERBUKA DI UPT PERPUSTAKAAN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA”. Dengan harapan bahwa untuk ke depannya upaya-upaya yang dilaksanakan dalam penerapan sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1.2.
Rumusan MasalahDari uraian latar belakang di atas, dapat dihasilkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1.2.1. Bagaimana upaya-upaya penerapan sistem layanan terbuka di UPT
Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta?
1.2.2. Hambatan apa saja yang dijumpai dalam upaya-upaya
penerapan sistem layanan terbuka di UPT Perpustakaan Akademi
Akuntansi YKPN Yogyakarta?
1.2.3. Bagaimana solusi atau cara mengatasi hambatan dalam
upaya-upaya penerapan sistem layanan terbuka tersebut?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis mengapa membahas Upaya Penerapan Sistem
Layanan Terbuka di UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN
Yogyakarta, adalah sebagai berikut:
1.3.1. Mengetahui upaya-upaya penerapan sistem layanan terbuka di
UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta.
1.3.2. Mengetahui hambatan apa saja yang dijumpai dalam
upaya-upaya penerapan sistem layanan terbuka di UPT Perpustakaan
Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta.
1.3.3. Mengetahui solusi atau cara mengatasi hambatan dalam
commit to user 1.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan Kuliah Kerja
PUSDOKINFO yang dilaksanakan pada tanggal 13 Februari – 30 Maret
2012 dari hari senin-jumat, jam 07.30-15.30 WIB. Kuliah Kerja
PUSDOKINFO bertempat di UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN
Yogyakarta yang beralamat di Jalan Gagak Rimang 2-3-4 (Balapan)
Yogyakarta 55222.
Dalam melakukan kegiatan pengumpulan data untuk penulisan
Tugas Akhir ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu sebagai
berikut :
1.4.1. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti. Usman
dan Akbar (2000:54) menyatakan, ”Observasi adalah pengamatan
dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.”
Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan secara
langsung mengenai pengolahan bahan pustaka buku, layanan
sirkulasi di UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN
Yogyakarta serta melakukan pencatatan hal-hal yang diperlukan.
1.4.2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pihak yang berwenang dalam suatu masalah. Menurut Slamet
(2006:101) ”Wawancara adalah cara yang dipakai untuk
memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara
peneliti dengan yang diteliti.”
Dalam metode pengumpulan data ini penulis mengajukan
pertanyaan secara langsung dengan kepala bagian, petugas serta
mahasiswa di UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN
Yogyakarta.
1.4.3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan
menggunakan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek
penelitian. Menurut Nawawi (1995:133) mengenai teknik
dokumentasi, yaitu :
“Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.”
Dalam metode ini penulis memanfaatkan dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan topik penelitian.
1.4.4. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan membaca
bahan pustaka. Zed (2004:3) menyatakan, ”Studi pustaka adalah
commit to user
data pustaka, membaca dan mencatat kepustakaan serta mengolah
bahan penelitian.”
Penulis memanfaatkan bahan pustaka dengan cara membaca
bahan pustaka tersebut untuk mendapatkan data-data/informasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perpustakaan
2.1.1. Pengertian Perpustakaan
Seiring dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
pengertian perpustakaan mengalami perkembangan. Sebagian besar
penulis bidang perpustakaan di Indonesia mengacu tulisan
Sulistiyo-Basuki (1991:3) yang menyatakan bahwa:
“Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, atau pun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.”
Dalam pengertian ini, perpustakaan diidentikan dengan
ruangan, koleksi, penyimpanan, dan pemanfaatan. Sebagai lembaga
keilmuan, perpustakaan tidak disyaratkan tenaga pengelolanya yang
semestinya dikelola oleh tenaga terdidik. Sesuai dengan
perkembangan akhir-akhir ini, perpustakaan perlu dipahami bukan
sekedar sebagai lembaga yang mengelola buku dan terbitan lainnya,
tetapi juga mengelola sumber informasi. Oleh karena itu, diperlukan
tenaga yang menguasai keahlian (skill) dan keterampilan dalam
bidang tersebut.
Lasa Hs (1998) menyatakan bahwa, “Perpustakaan
merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktifitas
commit to user
serta penyebarluasan informasi.” Informasi meliputi produk
intelektual dan artistik manusia. Dalam melaksanakan aktifitas
tersebut diperlukan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
pendidikan formal atau nonformal dibidang perpustakaan,
dokumentasi dan informasi. Dalam pengertian ini, perpustakaan
dititikberatkan pada sistem, sumber daya manusia, koleksi, tempat,
dan seperangkat sistem yang mengaturnya. Pengertian ini didasarkan
pada pemikiran bahwa perpustakaan sebagai lembaga yang bergerak
dalam bidang ilmu pengetahuan dan informasi yang selalu
berkembang seirama dengan perkembangan pemikiran dan kultur
masyarakatnya.
Menurut Prytherch (2005:416) dikutip oleh Fiqru Mafar
(2010:20) dalam artikelnya yang berjudul Konsep Perpustakaan,
Sikap Pustakawan, dan Book Vandalism dalam film „Mr. Bean‟
episode „The Library‟ menyatakan bahwa, “Perpustakaan merupakan
suatu tempat, bangunan, ruang atau beberapa ruangan yang khusus
digunakan untuk memanfaatkan dan memelihara koleksi buku dan
lain-lain.”
Muljani Nurhadi A dkk. (1983:3-4) menyatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat, bangunan atau
gedung yang di dalamnya terdapat aktifitas mengumpulkan,
menyimpan, memelihara, pengawetan, pelestarian dan penyajian
koleksi bahan pustaka, yang dikelola dan diatur secara sistematis
dengan cara tertentu, agar dapat digunakan oleh pemakainya secara
kontinu.
2.1.1. Macam-macam Perpustakaan
Banyak penulis telah mencoba membuat cara
pengelompokan sendiri, tetap ternyata kurang sesuai karena
pengelompokannya terpisah. Secara Internasional telah dirumuskan
oleh IFLA (Internasional Federation Library Association). Menurut
IFLA yang dikutip oleh Muljani Nurhadi A dkk (1983:8-11), ada
lima kelompok besar dari seluruh macam perpustakaan yang ada,
yaitu:
1. Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang
diselenggarakan untuk masyarakat umum yang meliputi seluruh
lapisan masyarakat dalam radius wilayah tertentu. Istilah
perpustakaan umum ini sebenarnya kurang tepat karena
terjemahan dari “public libra ry” yang terjemahannya secara apa
commit to user
ini populer, maka yang biasa dipergunakan adalah istilah
perpustakaan umum.
Tujuannya lebih diarahkan untuk meningkatkan
pengetahuan, kecerdasan dan kemampuan masyarakat umum
setempat dalam rangka mempertinggi tingkat hidup mereka.
Oleh karenanya koleksinya yang baik adalah yang sesuai dengan
interes dan mata pencaharian utama dari masyarakat itu.
Misalnya untuk masyarakat nelayan akan lebih tepat sasaran
apabila disediakan koleksi tentang perikanan, cara menangkap
ikan, cara mengawetkan ikan dan sebagainya daripada kalau
disediakan koleksi tentang pertanian. Begitu pula sebaliknya.
Sedangkan radius wilayahnya bermacam-macam sesuai
dengan penyelenggaraannya. Misalnya untuk Perpustakaan
Umum tingkat kabupaten, mestinya pemakai yang barhak
menggunakannya adalah seluruh masyarakat yang bertempat
tinggal di kabupaten yang bersangkutan.
Termasuk kelompok Perpustakaan Umum ini juga
perpustakaan pendidikan masyarakat, perpustakaan umum
tingkat desa, perpustakaan umum tingkat kecamatan,
perpustakaan umum tingkat propinsi dan sebagainya.
2. Perpustakaan Sekolah
Yang dimaksud dengan Perpustakaan Sekolah adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
tingkat Sekolah Dasar maupun tingkat Sekolah Lanjutan guna
menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Berbeda dengan
Perpustakaan Umum, pemakai perpustakaan ini ditekankan
hanya terbatas untuk murid dan guru sekolah yang
bersangkutan. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu
sarana edukatif di sekolah yang langsung dibutuhkan untuk
mempertinggi daya serap dan kemampuan penalaran murid
dalam proses pendidikan serta membantu memperluas
cakrawala pengetahuan guru dalam kegiatan mengajar.
Sesuai dengan fungsinya, maka koleksi Perpustakaan
Sekolah yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan belajar dan
mengajar di sekolah yang bersangkutan. Ini berarti bahwa
koleksi itu harus mendukung kurikulum sekolah. Baik tidaknya
koleksi dapat dilihat dari segi relevan tidaknya koleksi itu
dengan daftar satuan pelajaran yang termuat dalam kurikulum.
3. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Lebih luas dengan Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan
Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang diselenggarakan
oleh lembaga Perguruan Tinggi untuk menunjang pelaksanaan
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ini berarti bahwa bahwa
Perpustakaan Perguruan Tinggi tidak hanya diarahkan untuk
membantu kegiatan pendidikan saja, tetapi juga untuk penelitian
commit to user
koleksinya akan disesuaikan dengan kurikulum, program
penelitian yang dicanangkan dan bentuk pengabdian kepada
masyarakat yang digariskan oleh Perguruan Tinggi yang
bersangkutan. Pemakainya tidak hanya terbatas untuk
mahasiswa dan dosen, tetapi juga termasuk karyawan dan para
peneliti; yang semuanya biasa disebut dengan civita s
academica. Seperti Perpustakaan Sekolah, secara makro
Perpustakaan Perguruan Tinggi ini berfungsi sebagai unit
kelengkapan pendidikan yang bersifat edukatif yang secara
langsung menunjang pelaksanaan program Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Bentuk dari Perpustakaan
Perguruan Tinggi dapat bermacam-macam seperti perpustakaan
pusat, perpustakaan fakultas, perpustakaan lembaga,
perpustakaan akademi, perpustakaan institut dan sebagainya
yang semuanya masih bernaung di bawah lembaga Perguruan
Tinggi.
4. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan Khusus adalah perpustakaan yang
diselenggarakan oleh suatu lembaga khusus di luar lembaga
yang telah termuat pada butir 1,2,3. Lembaga yang dimaksud
dapat berupa lembaga-lembaga industri, lembaga perkantoran
(departemen), lembaga penelitian, dan lembaga-lembaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
diarahkan untuk konsumsi umum, tetapi hanya diperuntukkan
bagi para karyawan lembaga yang bersangkutan dalam rangka
menunjang penyelesaian program lembaga yang bersangkutan.
Misalnya pemerintah Kabupaten dapat mempunyai perpustakaan
ini yang hanya disediakan untuk para pegawai pemerintah
daerah tersebut, para anggota DPR dan sebagainya untuk
membantu mereka dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
Itulah sebabnya Perpustakaan Khusus ini sering disebut dengan
Perpustakaan Kedinasan. Fungsinya lebih diarahkan sebagai
sarana literatur yang menunjang program kedinasan. Koleksinya
sangat khusus sesuai dengan kebutuhan lembaga kedinasan yang
bersangkutan.
5. Perpustakaan Nasional
Yang dimaksud dengan Perpustakaan Nasional adalah
perpustakaan yang diselenggarakan oleh negara pada tingkat
nasional sebagai tempat untuk mendokumentasikan seluruh
penerbitan yang dilakukan di negara yang bersangkutan.
Fungsinya diarahkan untuk melestarikan semua informasi yang
pernah diterbitkan dan disebarluaskan oleh negara yang
bersangkutan. Fungsi semacam ini juga disebut dengan fungsi
deposit. Kelengkapan koleksi merupakan tugas utama, dan ini
dijadikan tumpuan harapan bagi perpustakaan-perpustakaan
commit to user
informasi. Perpustakaan Nasional ini biasanya juga bertugas
untuk mengkoordinasikan penerbitan, pelayanan dan
pengelolaan perpustakaan-perpustakaan kecil yang lain. Oleh
sebab itu fungsi utamanya lebih kepada fungsi dokumentatif.
2.2. Perpustakaan Perguruan Tinggi
2.2.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Sulistiyo-Basuki dikutip oleh Wiyarsih (2009:2),
dalam artikelnya yang berjudul Motivasi Mahasiswa Memanfaatkan
Fasilitas Perpustakaan Fakulta s, menyatakan bahwa:
“Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.”
Menurut Noerhayati Soedibyo (1987:1) menyatakan bahwa:
“Perpustakaan perguruan tinggi suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharmanya.”
Menurut Muljani Nurhadi A dkk, (1983:9), menyatakan
bahwa, “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang
diselenggarakan oleh lembaga Perguruan Tinggi untuk menunjang
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.”
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pada perguruan tinggi yang merupakan suatu unit kerja bagian
integral dari suatu lembaga induknya yang diselenggarakan untuk
menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2.2.2. Peraturan Pendirian Perguruan Tinggi
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan
Tinggi Pasal 12 ayat 2, point d menyatakan bahwa ruang
perpustakaan dengan buku pustaka adalah untuk Program Diploma
dan Program S1 jumlah buku sekurang-kurangnya 10% dari jumlah
mahasiswa dengan memperhatikan komposisi jenis judul.
2.2.3. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Soejono Trimo (1992:2) menyatakan bahwa
berbicara soal fungsi perpustakaan perguruan tinggi, dalam versinya
yang baru maka perpustakaan perguruan tinggi harus berfungsi
sebagai:
1. Jantung dari semua program pendidikan universitas atau institut
yang bersangkutan, yaitu ia harus mampu membantu dan
menjadi pusat kegiatan-kegiatan akademis lembaga
pendidikannya. Metode belajar dan mengajar modern yang lebih
commit to user
dapat dilaksanakan bila perpustakaannya memang fungsional
untuk maksud itu.
2. Pusat alat-alat bahan peraga pengajaran atau instructional
materials center. Dalam membantu memperlancar jalannya
perkuliahan serta praktikum-praktikum, perpustakaan dapat
menyediakan bahan-bahan dan fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan oleh dosen dalam perkuliahan di dalam kelas,
perpustakaan, labolatorium-labolatorium, dan seterusnya.
Demikian juga dalam pelaksanaan extension services dari
universitas atau institut yang bersangkutan kepada masyarakat di
luar lingkungan lembaga tadi, perpustakaan dapat meyediakan
jasa-jasanya, bahan-bahannya, serta fasilitas-fasilitas yang
diperlukan oleh mission itu (misalnya: film, filmstrip, slide,
bahan-bahan lainnya, ruang konferensi/diskusi, dan
bantuan-bantuan tenaga ahli perpustakaan).
3. Clearing house (pusat pengumpulan/penyimpanan) bagi semua
penerbitan dari dan tentang daerahnya ataupun dalam bidang
ilmu pengetahuan tertentu. Ini sesuai dengan salah satu tugas
pokok perpustakaan, yakni: the preservation of knowledge.
Fungsi yang ketiga ini sangat penting bagi setiap lembaga
pendidikan ataupun ilmiah, karena dengan adanya clearing
house ini, setiap orang akan mudah mencari keterangan, data,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tentang daerahnya atau suatu bidang pengetahuan tertentu dalam
usaha-usahnya dalam melakukan riset atau lain-lainnya.
4. Social center dan pusat kegiatan kultural masyarakat setempat.
Haruslah diingat bahwa pengunjung perpustakaan perguruan
tinggi tidak hanya terdiri atas mahasiswa, pengajar, dan para
pegawai lembaga itu saja (ingat pula pada butir ketiga dari
fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi), melainkan termasuk pula
orang-orang di luar lingkungan perguruan tinggi yang
bersangkutan. Mereka pun datang untuk mempergunakan
fasilitas, jasa-jasa, dan bahan-bahann yang disediakan oleh
perpustakaan itu. Dengan sendirinya mereka itu mempunyai
tingkat pendidikan yang berbeda-beda, memiliki perbedaan latar
belakang serta kelainan-kelainan dalam kebutuhan, minat, selera
dan umur. Memang harus diingat bahwa perpustakaan
perguruan tinggi tentunya lebih menitikberatkan jasanya kepada
masyarakat dalam tubuh lembaga penaungnya. Adanya
pertemuan orang-orang inilah serta adanya fasilitas-fasilitas dan
jasa-jasa yang disediakan oleh perpustakaan memungkinkan
terjadinya kegiatan-kegiatan sosial dan kultural yang sangat
menguntungkan, baik bagi perguruan tinggi yang bersangkutan
commit to user
2.2.4. Tujuan dan Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Noerhayati Soedibyo (1987:2) menyatakan bahwa
tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah
untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas
pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan
informasi yang meliputi aspek-aspek:
1. Pengumpulan Informasi
2. Pengolahan Informasi
3. Pemanfaatan Informasi
4. Penyebarluasan Informasi
Menurut Sulistiyo-Basuki (1994:67) menyatakan bahwa
tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah:
1. Melaksanakan pemilihan bahan pustaka yang sesuai dengan
kebutuhan para pemakai perpustakaan yaitu mahasiswa atau
pengajar serta pihak lain yang membutuhkan informasi.
2. Mengolah bahan pustaka yang tersedia sehingga dengan mudah
dapat dipergunakan oleh pemakai.
3. Menyelenggarakan peminjaman bahan pustaka dengan cara yang
efisien.
4. Membantu para pemakai perpustakaan untuk mendapatkan dan
memakai bahan pustaka yang diperlukannya dalam bentuk
program bimbingan penggunaan perpustakaan yang bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
5. Menyelenggarakaan kerja sama antarperpustakaan dengan
memanfaatkan sistem jaringan informasi yang ada dalam rangka
meluaskan cakupan koleksi dan pelayanan informasi
masing-masing perpustakaan.
2.3. Sistem Layanan Perpustakaan
2.3.1. Sistem layanan tertutup (Close Access) 2.3.1.1. Pengertian sistem layanan tertutup
Menurut Stevenson dan Collin (2006:36) dikutip
oleh Fiqru Mafar (2010:20), dalam artikelnya yang berjudul
Konsep Perpustakaan, Sikap Pustakawan, dan Book
Vandalism dalam film „Mr. Bean‟ episode „The Library‟,
menyatakan bahwa, “Sistem layanan tertutup adalah suatu
sistem layanan dimana staff mengambilkan item untuk
pengguna.” Dalam sistem ini, pustakawan harus aktif dalam
proses pelayanan. Pemustaka tidak diperkenankan menuju
ke rak koleksi untuk memilih sendiri koleksi yang
diinginkan. Pemustaka harus terlebih dahulu memesan
koleksi kepada pustakawan dan pustakawanlah yang
mengambilkan koleksi di rak untuk diberikan kepada
pemustaka.
Menurut Lasa Hs (1995:4) menyatakan bahwa,
“Sistem layanan tertutup adalah suatu sistem peminjaman
commit to user
mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan.” Koleksi
yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar/katalog
yang tersedia. Koleksinya akan diambilkan oleh petugas.
Dalam sistem ini peran katalog sangat penting. Di samping
itu petugas harus tanggap atas koleksi yang diinginkan
pengguna. Mereka sering hanya menyebutkan subyek atau
pengarangnya saja. Bahkan tidak jarang mereka hanya
meyebutkan warna dan ukuran buku tanpa mengetahui
judul maupun pengarangnya.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Dinas
Departemen Agama RI (2006:123-124) menyatakan bahwa,
“Sistem layanan tertutup adalah suatu sistem layanan yang
tidak memperbolehkan para pemakai jasa perpustakaan
untuk mengambil sendiri bahan pustaka yang dibutuhkan.”
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup adalah suatu
sistem layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk
memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan,
dimana staff/petugas yang mengambilkan item untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2.3.1.2. Keunggulan sistem layanan tertutup
Menurut Lasa Hs (1995:4-5) menyatakan bahwa
sistem layanan tertutup mempunyai beberapa keunggulan,
antara lain sebagai berikut:
1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak
satu dengan yang lain lebih dekat.
2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah
rusak.
3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila
dibanding dengan sistem terbuka.
4. Tidak memerlukan meja baca di ruang koleksi.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Dinas
Departemen Agama RI (2006:123-124) menyatakan bahwa
sistem layanan tertutup mempunyai beberapa keunggulan,
antara lain sebagai berikut ini:
1. Koleksi pustaka akan tetap terjaga susunannya.
2. Kemungkinan bahan pustaka hilang relatif kecil.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sistem
layanan tertutup mempunyai beberapa keunggulan.
Diantaranya yaitu kerusakan/kehilangan koleksi lebih
sedikit bila dibanding dengan sistem layanan terbuka
karena pemustakanya tidak diperkenankan masuk ke ruang
commit to user
mengambilkan adalah petugas, sehingga keluar-masuknya
koleksi dapat terawasi dengan baik. Pemustaka dalam sitem
layanan tertutup juga tidak perlu bersusah payah mencari
koleksi yang ingin dipinjamnya, mereka tinggal menuliskan
judul buku yang ingin dipinjam kemudian menunggu
petugas mencari dan mengambilkan buku tersebut
(menghemat tenaga dari segi pemustaka).
2.3.1.3. Kelemahan sistem layanan tertutup
Menurut Lasa Hs (1995:5) menyatakan bahwa
sistem layanan tertutup mempunyai beberapa kelemahan,
antara lain sebagai berikut:
1. Banyak energi yang terserap di bagian sirkulasi.
2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah
keluar/dipinjam.
3. Sering menimbulkan koleksi yang tidak diinginkan
misalnya salah pengertian antara petugas dan
peminjam.
4. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku
dibagian ini sering berjubel. Keadaan ini berarti
membuang waktu.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
sistem layanan tertutup mempunyai beberapa kelemahan,
antara lain sebagai berikut ini:
1. Untuk memilih buku lain tidak bebas.
2. Membutuhkan banyak petugas pelayanan.
3. Memerlukan banyak waktu untuk melayani
peminjaman.
4. Mempersulit pemakai perpustakaan yang kurang
mengetahui cara menggunakan katalog.
5. Dibutuhkan banyak waktu bagi peminjam untuk
mencari informasi pada katalog, sampai
didapatkannya buku oleh petugas perpustakaan.
Dari uraian tersebut dapat diketahui beberapa
kelemahan sistem layanan tertutup. Diantaranya yaitu
banyak membutuhkan energi di bagian sirkulasi karena
petugas harus bolak-balik ke ruang koleksi untuk
mengambilkan koleksi yang ingin dipinjam pemustaka (dari
segi petugas). Pemustaka biasanya merasa kurang puas
karena tidak dapat mencari sendiri koleksi yang ingin
dipinjamnya, terkadang koleksi yang diambilkan petugas
berbeda dengan yang mereka maksud (dari segi
commit to user 2.3.2. Sistem layanan terbuka (Open Access)
2.3.2.1. Pengertian sistem layanan terbuka
Menurut Stevenson dan Collin (2006:36) dikutip
oleh Fiqru Mafar (2010:20-21) dalam artikelnya yang
berjudul Konsep Perpustakaan, Sikap Pustakawan, dan
Book Vandalism dalam film „Mr. Bean‟ episode „The
Library‟ menyatakan bahwa, “Sistem layanan terbuka yaitu
suatu sistem layanan dimana pemustaka dapat mencari dan
menemukan sendiri apa yang mereka inginkan.” Dalam
sistem ini, pemustaka diberi kebebasan untuk menuju dan
memilih buku diantara jajaran rak di perpustakaan. Dengan
demikian, sistem ini memungkinkan pemustaka untuk
menemukan koleksi lain yang berhubungan dengan
informasi yang mereka cari.
Menurut Lasa Hs (1995:5) menyatakan bahwa,
“Sistem layanan terbuka adalah suatu sistem layanan yang
memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi
untuk memilih, mengambil sendiri koleksi yang sesuai.”
Untuk itu mereka harus mengenal sistem pengelompokkan
buku yang dianut oleh perpustakaan itu. Tanpa mengerti
sistem ini mereka akan berputar-putar mengelilingi rak-rak
buku hanya untuk menemukan satu atau dua judul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Dinas
Departemen Agama RI (2006:124) menyatakan bahwa,
“Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang
memperbolehkan para pemakai jasa perpustakaan
mengambil sendiri bahan pustaka yang dibutuhkannya di
tempat penyimpanan koleksi pustaka (rak buku)”.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sistem layanan terbuka adalah suatu
sistem layanan yang memungkinkan pemustaka masuk ke
ruang koleksi untuk mencari, menemukan dan mengambil
sendiri bahan pustaka sendiri apa yang mereka inginkan.
2.3.2.2. Keunggulan sistem layanan terbuka
Menurut Lasa Hs (1995:5) menyatakan bahwa
sistem layanan terbuka mempunyai beberapa keunggulan,
antara lain sebagai berikut:
1. Kartu-kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit
menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung
menuju ke rak untuk memilih sendiri.
2. Menghemat tenaga, sebab dalam sistem ini petugas
tidak perlu mengambilkan. Pustakawan hanya mencatat
dan kemudian mengembalikan buku yang telah dibaca
commit to user
3. Judul-judul yang diketahui dan dibaca lebih banyak.
4. Akan segera diketahui judul buku yang dipinjam, nama
dan alamat peminjam.
5. Apabila calon peminjam tidak menemukan buku
tertentu yang dicari, maka saat itu pula dia dapat
memilih judul lain yang relavan.
6. Kecil sekali kemungkinan terjadi salah paham antara
petugas dan peminjam.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Dinas
Departemen Agama RI (2006:124) menyatakan bahwa
sistem layanan terbuka mempunyai beberapa keunggulan,
antara lain sebagai berikut:
1. Pemakai bebas memilih koleksi pustaka yang
diinginkannya.
2. Jika koleksi yang dicari tidak ada pada rak, mereka
dapat memilih alternatif koleksi lain yang sejenis atau
hampir bersamaan.
3. Pelayanan tidak membutuhkan banyak tenaga.
Dari uraian tersebut dapat diketahui beberapa
keunggulan sistem layanan terbuka. Diantaranya yaitu
menghemat tenaga karena petugas tidak perlu
mengambilkan koleksi yang ingin dipinjam oleh pemustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
memilih koleksi yang ingin mereka pinjam sehingga
menimbulkan rasa puas pada pemustaka. Saat pemustaka
tidak menemukan koleksi yang mereka cari, pemustaka
tersebut dapat memilih alternatif koleksi lain yang relevan
dengan koleksi yang mereka maksud sehingga mereka tidak
perlu merasa kecewa karena koleksi yang mereka maksud
tidak ada (dari segi pemustaka).
2.3.2.3. Kelemahan sistem layanan terbuka
Menurut Lasa Hs (1995:5-6) menyatakan bahwa
sistem layanan terbuka mempunyai beberapa kelemahan,
antara lain sebagai berikut:
1. Frekuensi kerusakan lebih besar.
2. Memerlukan ruangan yang lebih luas, sebab letak rak
satu dengan rak yang lain memerlukan jarak yang
longgar.
3. Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh karena itu
pustakawan harus sering mengadakan reshelving.
4. Pemula yang datang ke perpustakaan itu untuk
mencari buku sering bingung.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Dinas
commit to user
sistem layanan terbuka mempunyai beberapa kelemahan,
antara lain sebagai berikut:
1. Koleksi mungkin akan bercampur aduk oleh para
yang kurang tahu tata cara pengaturan di rak.
2. Koleksi pustaka kemungkinan hilang cukup besar.
Dari uraian tersebut dapat diketahui beberapa
kelemahan sistem layanan terbuka. Diantaranya yaitu
susunan koleksi menjadi tidak teratur dan berantakan
karena biasanya pemustaka mengembalikan koleksi yang
tidak jadi mereka pinjam ke rak yang bukan tempatnya. Hal
ini membuat susunan koleksi yang sudah ditata dan
diurutkan sedemikian rupa menjadi bercampur dan
berantakan. Tidak jarang pula pemustaka menyembunyikan
koleksi dengan cara menyelipkan koleksi tersebut di rak
yang bukan tempatnya agar tidak bisa ditemukan oleh
pemustaka. Tujuannya adalah bila sewaktu-waktu
dibutuhkan dapat langsung dipinjam tanpa perlu khawatir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2.4. Layanan Sirkulasi
2.4.1. Pengertian layanan sirkulasi
Kata sirkulasi berasal dari bahasa Inggris “circulation”
yang berarti perpustaran, peredaran, seperti pada “sirkulasi udara,
sirkulasi uang dan lain sebagainya.”
Dalam ilmu perpustakaan, sirkulasi sering dikenal dengan
peminjaman. Namun demikian pengertian pelayanan sirkulasi
sebenarnya adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan
yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi
perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan
pengguna jasa perpustakaan.
Menurut Lasa Hs (1995:1) menyatakan bahwa “Layanan
sirkulasi adalah suatu kegiatan, pekerjaan perpustakaan yang
berkaitan dengan peminjaman maupun pengembalian.” Kegiatan
ini meliputi; syarat keanggotaan, peraturan, prosedur peminjaman
dan pengembalian, jam buka, sistem peminjaman, sistem
pencatatan maupun statistik pengunjung.
Menurut Suharyanti (2010:112) menyatakan bahwa
“Pelayanan sirkulasi merupakan suatu pekerjaan yang tampak dari
luar dan langsung berhubungan dengan pemakai perpustakaan.”
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
layanan sirkulasi adalah suatu kegiatan, pekerjaan yang tampak
commit to user
pengembalian langsung berhubungan dengan pemakai
perpustakaan.
2.4.2. Tujuan layanan sirkulasi
Menurut Lasa Hs (1995:1-2) tujuan dari layanan sirkulasi
adalah sebagai berikut:
1. Supaya pengguna mampu memanfaatkan koleksi tersebut
semaksimal mungkin.
2. Mudah diketahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, di
mana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali.
Dengan demikian apabila koleksi tersebut diperlukan peminat
lain, akan segera dapat diketahui alamat peminjam atau
dinantikan pada waktu pengembalian.
3. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang
jelas. Dengan demikian keamanan bahan pustaka akan
terjaga.
4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang
berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2.4.3. Jenis tugas layanan sirkulasi
Menurut Lasa Hs (1995:2-4) menyatakan bahwa dalam
layanan sirkulasi terdapat sejumlah tugas yang saling terkait antara
satu dengan yang lain. Tugas-tugas itu antara lain:
1. Peminjaman
Peminjaman koleksi ada yang boleh dibawa pulang
dan ada sejumlah koleksi yang hanya boleh dibaca di tempat.
Sedangkan jangka waktu pinjam juga sangat bervariasi,
misalnya :
i. Jangka lama : setahun, semester, sekuartal, sebulan.
ii. Jangka menengah : setengah bulan, sepuluh hari,
seminggu
iii. Jangka waktu pendek : tiga hari, dua hari, sehari.
iv. Jangka waktu singkat : semalam, sesiang, sejam.
2. Pengembalian
Pada perpustakaan kecil, bagian pengembalian sering
dijadikan satu dengan peminjaman. Akan tetapi bagi
perpustakaan yang besar bagian ini dapat berdiri sendiri.
Petugas di bagian ini harus tegas dan teliti. Sebab
sering terjadi pelanggaran misalnya : keterlambatan dalam
pengembalian, penyobekan halaman, terdapat coretan,
commit to user 3. Penagihan
Jika terjadi keterlambatan pengembalian yang
melebihi batas kewajaran perlu diadakan penagihan.
Penagihan dapat dilakukan dengan surat maupun lisan.
4. Sanksi
Sanksi yang dikenakan kepada pelanggar hendaknya
bersifat mendidik agar mereka menyadari bahwa bahan
pustaka itu juga diperlukan oleh orang lain. Berat ringannya
sanksi tergantung pada jenis pelanggarannya. Oleh karena itu
sanksi dapat berupa denda, peringatan penggantian maupun
administrasi.
5. Bebas pinjam
Untuk menjaga keutuhan koleksi secara keseluruhan,
maka tiap anggota yang telah habis masa keanggotaannya
atau untuk keperluan lain, diperlukan keterangan bebas
pinjam. Kegunaan bebas pinjam ini untuk mengecek apakah
pinjaman telah kembali semua atau belum.
6. Statistik
Dengan adanya statistik yang baik dapat diketahui
perkembangan perpustakaan. Statistik ini dapat dibuat untuk
mengetahui jumlah pengunjung, peminjam, pengembalian,
buku yang dibaca ditempat pada waktu tertentu (hari, bulan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35 BAB III
GAMBARAN UMUM
UPT PERPUSTAKAAN AA YKPN YOGYAKARTA
3.1. Sejarah Singkat
Sejarah berdirinya UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN
Yogyakarta tidak terlepas dari sejarah berdirinya Akademi Akuntansi
YKPN Yogyakarta. UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN
Yogyakarta didirikan bersamaan dengan didirikannya Akademi Akuntansi
YKPN Yogyakarta. Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta didirikan pada
tanggal 22 Maret 1970, dibawah naungan Yayasan Keluarga Pahlawan
Negara (YKPN). Pada tahun pertama berdiri, jumlah mahasiswa yang
terdaftar di Akademi Akuntansi YKPN sebanyak 81 orang.
Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta telah memperoleh status
terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktur Pendidikan
Tinggi No. 217/DPT/B/1970 pada tanggal 30 Oktober 1970. Pada tahun
1970 pula Akademi Akuntansi YKPN menerima kesediaan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX (saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI ) untuk
duduk sebagai Ketua Dewan Penyantun. Sampai dengan tahun 1973
Akademi Akuntansi YKPN menggunakan Balai RK Surokarsan sebagai
tempat untuk kegiatan belajar mengajar. Atas ijin Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, sejak tahun 1974 hingga sekarang Kampus Balapan di Jl.
commit to user
(lima) tahun, Akademi Akuntansi YKPN telah mampu menempatkan
dirinya dalam jajaran terdepan lembaga pendidikan tinggi swasta penghasil
tenaga sarjana muda akuntansi. Salah satu langkah monumental yang
terpenting adalah mempelopori diakhirinya dualisme dalam pendidikan
akuntansi dengan menghilangkan mata kuliah Tata Buku dan Hitung
Dagang peninggalan Belanda dan menggantinya dengan matakuliah
Akuntansi yang berorientasi ke Amerika. Langkah ini ditempuh dengan
menjadi pemrakarsa Musyawarah Antar Perguruan Tinggi Akuntansi
Swasta se-Indonesia yang pertama pada tahun 1978, bertempat di Kampus
Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta.
Pada tahun 1981 Akademi Akuntansi YKPN memperoleh status
Diakui berdasarkan SK No. 028/O/1981. Periode ini ditandai dengan
perangkat lunak yang tidak kalah pentingnya, seperti penambahan jumlah
dosen dan penyediaan bahan-bahan praktikum akuntansi, yang pada waktu
itu sangat langka di pasar. Upaya ini membuahkan hasil yang sangat positif,
sehingga Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta tercatat sebagai Akademi
Akuntansi yang paling produktif dalam menghasilkan bahan-bahan
praktikum akuntansi.
Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta memperoleh status
Disamakan berdasarkan SK No. 0191/O/1991 tanggal 11 April 1991.
Dekade itu dicanangkan sebagai dekade peningkatkan mutu. Para dosen
tetap secara bergilir menempuh studi lanjut pada Program S2, baik di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tetap telah berhasil menempuh studi lanjut. Pada saat yang bersamaan,
perubahan dan penyempurnaan kurikulum telah dilaksanakan secara
bertahap. Disisi lain, kewajiban mahasiswa menggunakan buku acuan
berbahasa inggris telah dilaksanakan pula, disamping kewajiban
mengerjakan tugas-tugas secara terencana. Perjalanan Akademi Akuntansi
YKPN Yogyakarta di masa akan datang tetap diwarnai oleh upaya untuk
terus menerus menyempurnakan dirinya. Upaya ini masih terus berlanjut,
karena tuntutan kualifikasi lulusan yang terus meningkat. Dalam
perjalanannya, Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta mampu
menempatkan dirinya di jajaran terdepan lembaga pendidikan tinggi swasta
di bidang akuntansi
Seiring dengan perjalanan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta
dari masa ke masa juga membawa pengaruh terhadap perpustakaan.
Perpustakaan yang awalnya berada di Balai RK Surokarsan dengan
menggunakan ruang seadanya, juga berpindah tempat ke Kampus Balapan
di Jl. Gagak Rimang. Di kampus Balapan di Jl. Gagak Rimang,
perpustakaan menggunakan gedung depan satu tempat dengan bagian
umum. Kemudian pada tahun 1990 perpustakaan Akademi Akuntansi
YKPN Yogyakarta dipindahkan di ruang 101. Selanjutnya beberapa bulan
berselang, perpustakaan mendapatkan gedung sendiri dan bertahan sampai
sekarang. Di UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN tidak memiliki
commit to user
sampai sekarang kepala bagian perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN
telah mengalami pergantian sebanyak 3 (tiga) kali yaitu sebagai berikut :
1. Ibu Suwarni (1977-2009)
2. Bapak Subardjo (2009-2011)
3. Ibu Umiarsi (2011-sekarang)
3.2. Visi, Misi dan Tujuan AA YKPN 3.2.1. Visi
Menjadi suatu lembaga pendidikan terkemuka di Indonesia
termashur karena lulusannya bermutu tinggi, terkenal karena
memiliki komitmen yang tinggi terhadap integritas lembaga
pendidikan sebagai wahana pencerdasan bangsa, khususnya di
bidang akuntansi.
3.2.2. Misi
Menyelenggarakan pendidikan profesional di bidang
akuntansi yang mampu memberi bekal pengetahuan teori dan praktik
kepada para lulusannya, mampu beradaptasi terhadap
perubahan/perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.2.3. Tujuan Pendidikan
1. Mendidik calon-calon profesional di bidang akuntansi agar
memiliki kompentensi tinggi sebagai tenaga ahli madya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Menciptakan suasana yang kondusif bagi terselenggaranya
proses belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan yang
terampil beradaptasi dengan tuntutan profsi serta terampil dalam
mengembangkan potensi diri.
3.3. Struktur Organisasi
3.3.1. Struktur Organisasi Makro
Yang dimaksud dengan struktur organisasi makro adalah
penggambaran kedudukan UPT Perpustakaan sebagai unit kerja di
dalam struktur organisasi Akademi Akuntansi YKPN. Organisasi
makro ini menggambarkan secara formal yang berhubungan dengan
lembaga induknya. Perpustakan sebagai unit pelaksana teknis yang
secara bersama-sama mempunyai kedudukan yang sama dengan unit
yang lain dalam mencapai tujuan lembaga induknya. UPT
Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN berada di bawah dan
commit to user Bagan 1
Struktur Organisasi Makro UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta
Sumber : UPTPerpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta 2012
Lembaga Penelitian dan
Dewan Penyantun Direktur Senat Akademi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3.3.2. Struktur Organisasi Mikro
Yang dimaksud dengan struktur organisasi mikro adalah penegasan dan penggambaran tentang macam, kedudukan, sistem
dan kewenangannya secara hirarkis dari sub-unit kerja yang ada di
dalam lingkungan unit kerja perpustakaan. Dalam struktur organisasi
mikro Kabag membawahi semua staff di UPT Perpustakaan
Akademi Akuntansi YKPN.
Bagan 2
Struktur Organisasi Mikro UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta
Sumber : UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta 2012
Staff
Bp. Maryadi
Staff
Bp. Purwanto Kepala Bagian
Perpustakaan
Staff
Ibu Indayani Staff
Ibu
Sumardjilah
Staff
commit to user 3.4. Gedung dan Ruang
UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta
menempati bangunan berlantai 2 (dua) untuk menjalankan berbagai macam
kegiatannya, dengan perinciannya sebagai berikut ini:
3.4.1. Lantai 1
Lantai satu ini merupakan tempat berpusatnya kegiatan
perpustakaan. Lantai satu ini terdiri dari beberapa ruang yaitu
sebagai berikut :
1. Ruang koleksi
Ruang koleksi merupakan ruangan yang digunakan
untuk menyimpan koleksi-koleksi yang dimiliki oleh
perpustakaan. Koleksi-koleksi tersebut ditempatkan pada
rak-rak buku yang ditata sedemikian rupa oleh petugas dengan
tujuan agar mudah dalam penyimpanan dan pencarian kembali
sewaktu dibutuhkan atau dipinjam.
2. Gudang
Gudang merupakan tempat untuk menyimpan koleksi
bahan pustaka yang sudah rusak parah atau koleksi yang sudah
tidak digunakan lagi. Gudang yang ada di UPT Perpustakaan
Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta tidak terlalu luas,
namun masih cukup untuk menyimpan koleksi bahan pustaka
yang sudah rusak parah atau koleksi yang sudah tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3. Ruang Kabag Perpustakaan
Ruang Kabag Perpustakaan merupakan ruang khusus
yang disediakan untuk Kabag perpustakaan. Di ruangan ini
Kabag perpustakaan melakukan segala aktifitas pekerjaannya.
4. Ruang Pengolahan dan Sirkulasi
Karena UPT Perpustakaan Akademi Akuntansi YKPN
Yogyakarta tidak terlalu besar maka ruang pengolahan dan
sirkulasi menjadi satu. Di ruangan ini bahan pustaka diolah
sehingga dapat dipinjamkan kepada pengguna serta
berpusatnya kegiatan peminjaman, pengembalian ataupun
perpanjangan.
3.4.2. Lantai 2
Meskipun lantai dua UPT Perpustakaan Akademi
Akuntansi YKPN Yogyakarta cukup luas namun hanya dibuat satu
ruangan saja yaitu:
1. Ruang Baca
Bagi mahasiswa yang ingin membaca dapat
memanfaatkan ruangan di lantai dua. Di lantai dua ini ini
karena disediakan beberapa koleksi majalah, jurnal, koleksi
umum yang hanya dapat dibaca ditempat dan tidak boleh
dipinjam. Ruang baca perpustaakan Akademi Akuntansi
YKPN Yogyakarta ini cukup luas sehingga dapat menampung