• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Fisika ( 32 Files ) 92 wahyu ari wijaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pembelajaran Fisika ( 32 Files ) 92 wahyu ari wijaya"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Respon Peserta Didik SMK pada Pelajaran Fisika Konsep

Elektromagnetik

WAHYUARIWIJAYA1), ARIFHIDAYAT2,), LIAYULIATI2)

1)Pascasarjana Program Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang

E-mail: [email protected]

2)Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang,

TEL: 081334735778

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengetahui respon dari peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terhadap rencana pembelajaran Fisika yang akan diterapkan pada materi Elektromagnetik. Penelitian ini merupakan penelitian awal dan akan dikembangkan menjadi penelitian lanjutan. Penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Singosari pada semester ganjil 2015-2016 di kelas XI Program Keahlian Mekatronika dengan jumlah responden 32 orang. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan instrumen berupa angket dan hasil dianalisis menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan 32 orang (100%) Peserta Didik menyukai program kejuruan yang mereka ikuti saat ini. Hanya 6 orang (18.75%) Peserta Didik mengetahui kemanfaatan belajar Fisika terhadap pelajaran Produktif. Hasil penilaian pelajaran Fisika 15 orang (46.88%) Peserta Didik tuntas, sedangkan 28 orang (87.75%) Peserta Didik tuntas dalam pelajaran Produktif. Kemudian 30 orang (93.75%) Peserta Didik menginginkan pelajaran Fisika disampaikan dengan praktik seperti pelajaran Produktif terutama materi Elektromagnetik.

Kata Kunci: Elektromagnetik, respon peserta didik.

PENDAHULUAN

Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menitikberatkan pada keterampilan sebagai proses pengalaman hasil belajar (Cedefop, 2011). Melalui keterampilan tersebut diharapkan dapat membangun kemampuan berpikir kreatif, memecahkan masalah, berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi dan berinovasi, sehingga dengan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut dapat digunakan untuk menjawab tantangan hidup. Oleh karena itu proses pembelajaran semua mata pelajaran termasuk Fisika hendaknya berorientasi untuk membekali peserta didik melalui kompetensi keterampilan. Hal ini sejalan dengan pembelajaran Kurikulum 2013 yaitu dalam kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakter mata pelajaran dan peserta didik (Permendikbud no 103 tahun 2014).

Tantangan lulusan SMK adalah dunia kerja (industry), maka pendidikan kejuruan harus mampu mendekatkan dunia industri dengan sekolah (Jatmoko, 2013; Pavlova, 2009), oleh karena itu sekolah dalam pembelajarannya perlu mengintegrasikan materi teori atau praktik dengan kompetensi yang ada di industri. Semua produk teknologi menerapkan konsep-konsep fisika terutama system otomatisasi artinya segala aktivitas kehidupan bergantung pada system robotic baik analog maupun sensor (Irawan, 2013). Hal ini nengharuskan peserta didik SMK harus menguasai konsep-konsep Fisika berkaitan dengan teknologi robotic.

(2)

ketuntasan pelajaran Produktif, 5) keinginan peserta didik terhadap rencana pembelajaran Elektromagnetik.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SMKN 2 Singosari pada semester ganjil 2015-2016 di kelas XI Program Keahlian Mekatronika dengan jumlah responden 32 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif deskriptif dengan instrumen berupa angket dan hasil dianalisis menggunakan persentase serta dijelaskan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Angket yang telah diisi oleh peserta didik dapat di tabelkan seperti tabel 1 berikut: Tabel 1. Hasil Respon Peserta Didik.

Pembahasan

Hasi dari tabel 1 dapat dibuat grafik seperti pada gambar 1 berikut:

Gambar 1: Grafik respon Peserta Didik

Hasil dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

(3)

Gambar 2: Respon Peserta Didik pernyataan pertama

Artinya semua peserta didik (100%) menyukai jurusan/program kejuruan yang mereka ikuti saat ini, artinya jurusan yang mereka tekuni saat ini merupakan jurusan pilihan sesuai bakat minat mereka. Hal ini sejalan dengan himbauan Kurikulum 2013 bahwasannya SMK mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan dalam Bidang Kejuruan, Program Kejuruan, dan Paket Kejuruan (Permen no 60, 2014). Melalui minat terhadap jurusan yang besar peserta didik akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai keinginannya (Aritonang, 2008).

Pernyataan kedua tentang kemanfaatan pelajaran Fisika terhadap Produktif seperti bagan pada gambar 3 berikut:

Gambar 3: Respon Peserta Didik pernyataan kedua

Artinya hanya 6 orang (18.75%) Peserta Didik mengetahui kemanfaatan belajar Fisika terhadap pelajaran Produktif, artinya masih sangat sedikit dari Peserta Didik mengetahui/dapat menerapkan ilmu Fisika pada pelajaran Produktif, dari keenam orang tersebut 3 diantaranya pernah menjadi duta olimpiade fisika di tingkat sekolah menengah pertama. Pada saat ini keenam peserta didik tersebut tergabung dalam ekstra robotik di sekolah sehingga mereka mengetahui dengan baik kemanfaatan pelajaran Fisika pada Produktif. Sedangkan 26 orang (81.25%) tidak mengetahui kemanfaatan pelajaran Fisika terhadap Produktif mereka menganggap bahwa pelajaran Fisika berdiri sendiri dan tidak mendukung pelajan Produktif.

(4)

Artinya dari hasil penilaian pelajaran Fisika 15 orang (46.88%) Peserta Didik tuntas dan selebihnya 17 orang (53.12%) tidak tuntas dengan alasan kesulitan dalam teori materi Fisika disampaikan melalui ceramah. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Lindawati (2013) bahwa efek pembelajaran ceramah tingkat kreativitas peserta didik masih rendah, mereka kurang mampu menjelaskan/menjawab pertanyaan guru.

Pernyataan keempat tentang ketuntasan pelajaran Produkif seperti bagan pada gambar 5 berikut:

Gambar 5: Respon Peserta Didik pernyataan keempat

Artinya dari hasil penilaian pelajaran Produktif 28 orang (87.50%) peserta Didik tuntas dan 4 orang (12.50%) tidak tuntas dalam pelajaran Produktif yang sebagian besar praktik. Mereka yang tuntas merasa lebih memahami pelajaran produktif melalui praktik, sedangkan yang tidak tuntas meskipun dengan praktik mereka masih belum menguasai materi.

Pernyataan kelima tentang harapan/keinginan pembelajaran Fisika materi Elektromagnetik melalui praktik

Gambar 6: Respon Peserta Didik pernyataan lima

Artinya 30 orang (93.75%) Peserta Didik menghendaki pelajaran Fisika disampaikan dengan praktik seperti pelajaran Produktif terutama untuk materi Elektromagnetik. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2013) tentang Pengembangan Pembelajaran IPA SMK dengan Model Kontekstual Berbasis Proyek untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa. Hasilnya adalah hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa juga mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, dan siswa memberikan respon baik terhadap pembelajaran kontekstual berbasis proyek.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan:

(5)

Saran:

Guru merancang pembelajaran Elektromagnetik berbasis praktik agar sejalan dengan keinginan peserta didik dan tuntutan kurikulum 2013.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami tujukan pada Bapak Drs. H. Achmad Maksum, M.Pd selaku Kepala SMKN 2 Singosari, Bapak Hermawan,S.Si selaku Kepala Program Keahlian Mekatronika yang telah memberikan ijin pengambilan data, serta Peserta Didik kelas XI Mekatronika yang telah membantu memberikan kontribusi dalam pengisian angket sebagai data penelitian.

DAFTAR RUJUKAN

Aritonang, K. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008.

Cedefop. (2011). Vocatianal education and training is good for you: the social benefits of vet for individuals. Luxemburg: Publications Office of The European Union

Hayati,M.N. 2013.Pengembangan Pembelajaran IPA SMK dengan Model Kontekstual Bernasis

Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Siswa. Jurnal

Pendidikan IPA IndonesiaJPII 2 (1) (2013) 53-58 . http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii.

Irawan dan Suyadi Rancang Bangun RobotPemindahan Barang sengan Sistem Kontrol Berbasis Mikrikontrolel. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang. TEKNIS Vol. 7, No.2, Agustus 2012 : 100 103

Jatmoko, Adi. 2013.Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013.

Kemendikbud. 2014. Permendikbud no 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lindawati, Siska D F, Arif M. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Man I Kebumen. Jurnal Radiasi-Vol.3.No.1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Universitas muhammadiyah Purworejo.

Pavlova, Margareta. (2009). Technology and vocational education for sustainable development empowering individuals for the future. Australia: Springer Science+Business Media B.V.

Gambar

Gambar 1: Grafik respon Peserta Didik
Gambar 2: Respon Peserta Didik pernyataan pertama
Gambar 5: Respon Peserta Didik pernyataan keempat

Referensi

Dokumen terkait

a) Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. b) Model pembelajaran inquiry merupakan strategi yang

Misalnya peserta didik dapat belajar sedikit dengan menyaksikan efek-efek visual yang ada di CD Pembelajaran (V), tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektif atau tidaknya penggunaan Group Investigation dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X MIPA

Data Hasil Observasi Peserta Didik Kelas XI IPA 3 Skor yang Diperoleh Jumlah Persentase % Keterangan 86 – 100 9 25 % Sangat Tinggi 76 – 85 18 50 % Tinggi 66 – 75 9 25 % Cukup

Pembahasan Siklus I Berdasarkan pengamatan dan hasil tes yang diperoleh pada siklus 1, menunjukkan adanya peningkatan minat belajar dan prestasi Peserta didik walaupun belum