• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan TiO2 – Zeolit Sebagai Pendegradasi Pestisida (Permethrin) Dengan Metoda Sonolisis Dan Fotolisis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan TiO2 – Zeolit Sebagai Pendegradasi Pestisida (Permethrin) Dengan Metoda Sonolisis Dan Fotolisis."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan TiO2 – Zeolit Sebagai Pendegradasi Pestisida (Permethrin) Dengan Metoda Sonolisis

Dan Fotolisis

5

Oleh :

Ketua Peneliti :

Anggota Peneliti :

Dra. Zilfa MS

1.Prof. Dr. Hamzar Suyani , MSc

(2)

Penggunaan TiO2 – Zeolit Sebagai Pendegradasi Pestisida (Permethrin) Dengan Metoda Sonolisis

5

Oleh :

Ketua Peneliti :

Anggota Peneliti :

Dra. Zilfa MS

1.Prof. Dr. Hamzar Suyani , MSc

(3)

Indonesia mempunyai

Gunung

Hutan

Laut

• Sumber ekonomi

• Sumber bahan tambang • Sumber mineral

• Batu galian • Batu kapur

1.PENDAHULUAN

(4)

Sumber bahan galian

- Trass

- Dunit

- Tufa dan trass – menghasilkan zeolit

Zeolit Indonesia

- Di jawa ( Bayah, Cikalung,Tasik,Sukabumi,Nanggung,

Bogor )

(5)

Zeolit adalah merupakan suatu senyawa alumina silika dengan struktur

- struktur sangkar 3 dimensi - di jawa dan sumatra

- Sifat penukar ion, sorpsi, molekul sieving dan katalis

Si

O O O

Al – O – Si – O – Al – O – Si – O – Al

O O O

(6)

Zeolit

Penukar ion penyerap katalis

Kesuburan tanah penyerap zat warna

fotodegradasi

(7)

Bidang Pertanian:

- Zeolit menahan pupuk dari terdegradasi dan terbawa air

- Dapat mengontrol pH

- Meningkatkan proses nitrifikasi - Sebagai karier pestisida

Bidang Industri:

- Pada proses isomerisasi

- Dapat pengganti polipospat pada pembuatan detergen

- untuk campuran semen Bidang peternakan:

(8)

- prinsipnya mengubah suatu senyawa

menjadi

senyawa

lain

dengan

memperangkap gugus

yang

ada

pada senyawa tersebut

- sebagai foto katalis pada fotodegradasi

etilen

- menghancurkan monokrotofos

Isu (masalah) :

Apakah tidak akan terjadi akumulasi pada

zeolit ?

(9)

Katalis TiO2 - anatase :

stabil

Innerts

Struktur kristal

Luas permukaan yang besar

Ukuran partikel yang teratur

TiO2 dan Zeolit :

Struktur sama

Sebagai fotokatalis

(10)

Deskripsi Umum

Untuk kesejahteraan masyarakat maka perlu

dihasilkan makanan, sayuran dan buah –buahan yang banyak

Dalam hal ini dilakukan peningkatan produksi

dengan memakai pestisida untuk membunuh hama

Pemakaian pestisida yang tidak teratur akan

berbahaya bagi manusia, biota, dan mikro organisme

Pada umumnya petani dalam pemakaian pestisida

(11)

Penaggulangan limbah pestisida

Klorinasi

Pengendapan

Penyerapan

Dibakar

Pestisida untuk kol,kubis,cabe

digunakan Permetrin,Sipermetrin

dan profenofos

Namun menimbulkan masalah baru !!

(12)

Pestisida permethrin:

Racun hama

Berbahaya bagi manusia

Penyebab kanker

(13)

Penaggulangan limbah :

Klorinasi

(14)

Sonolisis :

(15)

Tujuan :

mengetahui kemampuan Zeolit dan TiO2 sebagai katalisator

dalam degradasi permethrin

Untuk mengetahui jumlah permethin yang terdegradasi

secara sonolisis dan fotolisis

Dapat dicari informasi zeolit alam yang dapat digunakan

sebagai katalis Manfaat :

Penggunaan TiO2 Zeolit sebagai pengdegradasi pestisida

secara sonolisis dan fotolisis dapat menerapkan dan mengembangkan metoda praktis untuk penanggulangan limbah

Memanfaatkan bahan alam yang potensial

Memakai alat instrumen untuk merubah senyawa yang

berbahaya menjadi tidak berbahaya

Sangat erat dengan iptek

Target :

Diharapkan zeolit dan TiO2 tidak akan menimbulkan limbah

baru

Intermediet yang terbentuk tidak beracun bagi manusia

Dapat membandingkan tingkat degradasi senyawa pestisida

dengan memakai zeolit dan TiO2

(16)

Zeolit alam

Karakterisasi zeolit dan TiO2-anatase

Karakterisa si

Aktifasi

Asam Basa Pemanasan

Untuk pengerjaa

n

(17)

1. A. Penyerapan Permethrin pada Variasi Pelarut

Permethrin 20 ppm 20 ml dibuat dengan variasi pelarut (acetonitril : aquades) ml

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Ukur absorban dengan Spektrofotometer UV - VIS

Ket perb volume pelarut : Acetonitril : aquades

(ml)

• 0 : 10

• 1 : 9

• 2 : 8

• 3 : 7

• 4 : 6

• 5 : 5

• 6 : 4

• 7 : 3

• 8 : 2

• 9 : 1

(18)

B. Pengukuran Serapan Max.

Permethrin dengan volume perbandingan pelarut optimum dibuat dengan beberapa variasi konsentrasi

10 20 30 40 50 (ppm)

(19)

Permethrin pada konsentrasi serapan Max. sonolisis dengan variasi suhu

30 40 50 (derjat celcius)

Sonolisis selama 1 jam

Ukur absorban

(20)

Permethrin dengan suhu optimum

sonolisis dengan beberapa variasi waktu

30 60 90 120 180 (menit)

Sonolisis

(21)

Permethrin pada suhu dan waktu

Optimum sonolisis dengan variasi kadar Zeolit

0,001 0,01 0,1 0,2 0,4 (gram)

Sonolisis

Sentrifuse selama 15 menit

(22)

Permethrin + zeolit kadar optimum sonolisis pada suhu dan waktu optimum dengan ukuran

partikel

150 180 250 (µm)

Sonolisis

Sentrifuse selama 15 menit

Ukur absorban

(23)

Permethrin+Zeolit dengan kadar dan ukuran partikel

optimum disonolisis pada suhu dan waktu optimum

Sonolisis

Sentrifuse

10 15 20 25 30 (menit)

(24)

Fasa gerak (acetonitril : aquades )

70:30 60:40 50:50 40:60 30:70

kecepatan alir 0,5 ml

Injek 20 mg/l 20 µl kedalam l00p sampel

Dorong kedalam ODS

Detektor

(25)

0,5 1,0 1,5 (ml)

injek 20 mg/l 20µl ke dalam loop sampel

Dorong ke ODS

Detektor

(26)

Permethrin hasil sonolisis pada fasa gerak kecepatan

alir optimum ukur waktu retensi dan intermediet dengan HPLC – MS

injek 20 mg/l 20µl ke dalam loop sampel

Dorong ke ODS

Sambungkan ke HPLC – MS

Detektor

(27)

4. Katalis Zeolit hasil sonolisis dikarakterisasi dengan SEM-EDX, X-Ray difraktion dan FTIR

(28)

IV HASIL DAN DISKUSI

Hasil penelitian tentang Penggunaan TiO2-Zeolit Sebagai Pendegradasi Pestisida (Permetrin) Dengan Metoda Sonolisis Untuk Tahun Pertama.

(29)
(30)
(31)

4.4 Penentuan panjang gelombang optimum

(32)
(33)

Variasi Pelarut

0 0,04 0,08 0,12 0,16 0,2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Perbandingan Pelarut ( asetonitril : aqubides ) ml)

A

b

s

o

r ban

(34)
(35)

variasi suhu

-1 0 1 2 3 4 5 6 7

0 10 20 30 40 50 60 70

Suhu (oC)

%

d

e g r a d a s i

(36)
(37)

variasi waktu

0 5 10 15 20 25 30 35 40

0 50 100 150 200 250 300

Waktu (menit)

%

d

e

g

r

a

d

as

i

(38)
(39)
[image:39.720.38.685.46.412.2]
(40)
(41)
(42)

4.11 Hasil Spektrum Variasi Ukuran Partikel

(43)
(44)

4.12 Hasil Degradasi Variasi Konsentrasi

(45)

Spektrum HPLC Permetrin

Spektum HPLC Permetrin setelah sonolisis

(46)

Spektrum HPLC Permetrin sonolisis setelah penambahan zeolit

(47)

Spektrum HPLC Permetrin Sonolisis setelah diberi TIO2

(48)

500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 3500 4000 4500 1/cm 0 15 30 45 60 75 90 %T 3 7 5 9 .2 6 3 4 4 6 .7 9 3 4 2 5 .5 8 1 6 3 5 .6 4 6 4 2 .3 0 5 4 5 .8 5 5 1 3 .0 7 4 8 4 .1 3 4 6 4 .8 4 4 0 1 .1 9 po 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 3500 4000 4500 1/cm 0 15 30 45 60 75 90 105 %T 3 8 8 8 .4 9 3 7 6 8 .9 1 3 4 4 6 .7 9 2 3 6 2 .8 0 2 2 5 6 .7 1 1 6 3 7 .5 6 5 8 2 .5 0 5 3 0 .4 2 5 2 2 .7 1 5 1 1 .1 4 4 8 7 .9 9 4 7 2 .5 6 4 2 8 .2 0 4 0 1 .1 9 ps 120 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 3500 4000 4500 1/cm 0 15 30 45 60 75 90 105 %T 3 7 6 1 .1 9 3 4 4 8 .7 2 2 0 6 7 .6 9 1 6 3 5 .6 4 1 5 3 5 .3 4 5 3 2 .3 5 5 0 1 .4 9 4 6 0 .9 9 4 3 0 .1 3 4 0 1 .1 9 spz 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 3500 4000 4500 1/cm 0 15 30 45 60 75 90

%T 38

7 3 .0 6 3 7 7 0 .8 4 3 4 4 6 .7 9 2 3 6 0 .8

7 2256

.7 1 1 6 3 5 .6 4 6 5 5 .8 0 6 4 0 .3 7 5 7 8 .6 4 5 3 2 .3 5 5 1 8 .8 5 4 8 9 .9 2 4 7 4 .4 9 4 5 7 .1 3 4 3 0 .1 3 4 0 1 .1 9 spt

Spektrum Infra Merah Sampel PO

PO = spekturum Permetrin

Spektrum Infra Merah Sampel SP 120

SP 120 = Spektrum Permetrin Setelah Sonolisis

Spektrum Infra Merah Sampel SPZ

SPZ = Spektrum Permetrin hasil Sonolisis Yang Telah Diberi Zeolit

(49)

500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 3500 4000 4500 1/cm 0 15 30 45 60 75 90

%T 3774.6

9 3 6 2 4 .2 5 3 5 9 7 .2 4 3 4 5 0 .6 5 3 4 4 2 .9 4 3 4 2 5 .5 8 1 6 3 3 .7 1 1 0 4 5 .4 2 7 9 2 .7 4 7 2 1 .3 8 5 9 4 .0 8 4 6 6 .7 7 4 0 1 .1 9 z1 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 3500 4000 4500 1/cm 0 15 30 45 60 75 90 105 %T 3 7 8 0 .4 8 3 6 3 0 .0 3 3 5 7 0 .2 4 3 5 2 7 .8 0 3 5 0 4 .6 6 3 4 4 8 .7 2 3 4 2 9 .4 3 1 6 3 9 .4 9 1 0 4 7 .3 5 7 9 2 .7

4 723.3

1 6 6 7 .3 7 5 9 6 .0 0 4 6 0 .9

9418

.5 5 4 0 1 .1 9 z2 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 3500 4000 4500 1/cm 0 15 30 45 60 75 90 %T 3 7 7 0 .8 4 3 4 0 8 .2 2 2 3 7 8 .2 3 1 6 2 2 .1 3 6 5 5 .8 0 4 5 5 .2 0 4 0 3 .1 2 t1 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 3500 4000 4500 1/cm -15 0 15 30 45 60 75 90 105 %T 3 7 9 7 .8 4 3 7 1 6 .8 3 3 4 0 4 .3 6 2 3 7 2 .4 4 1 6 2 9 .8 5 5 3 0 .4 2 4 3 2 .0 5 4 0 3 .1 2 t2

Spektrum Infra Merah Sampel Z1

Z1 =Zeolit sebelum digunakan sebagai katalis

Spektrum Infra Merah Sampel Z2 Z2 =Zeolit telah digunakan

sebagai katalis

Spektrum Infra Merah Sampel T1

T1 =TIO2 sebelum digunakan sebagai katalis

Spektrum Infra Merah Sampel T2

(50)

Spektrum SEM – EDX TIO2 sebelum

(51)

Spektrum SEM – EDX Zeolit sebelum

(52)

Hasil spektrum XRD Zeolit sebelum dan sesudah Sonolis

Position [°2Theta]

10 20 30 40 50 60 70

Counts 0 100 400 5. 55 1 [° ]; 1 5. 90 71 7 [Å ] 9. 82 6 [° ]; 8 .9 94 70 [ Å] 11 .1 23 [ °] ; 7. 94 85 3 [Å ] 13 .4 08 [ °] ; 6. 59 83 9 [Å ] 15 .2 04 [ °] ; 5. 82 28 9 [Å ] 17 .3 01 [ °] ; 5. 12 15 8 [Å ] 19 .0 23 [ °] ; 4. 66 14 5 [Å ] 19 .5 85 [ °] ; 4. 52 89 8 [Å ] 20 .9 01 [ °] ; 4. 24 67 2 [Å ] 21 .9 16 [ °] ; 4. 05 22 6 [Å ] 22 .2 95 [ °] ; 3. 98 42 0 [Å ] 23 .6 65 [ °] ; 3. 75 66 7 [Å ] 24 .4 55 [ °] ; 3. 63 69 6 [Å ] 24 .9 74 [ °] ; 3. 56 26 4 [Å ] 25 .6 44 [ °] ; 3. 47 10 4 [Å ] 26 .7 38 [ °] ; 3. 33 14 2 [Å ] 27 .6 74 [ °] ; 3. 22 08 2 [Å ] 29 .8 98 [ °] ; 2. 98 61 4 [Å ] 30 .2 47 [ °] ; 2. 95 24 3 [Å ] 30 .8 52 [ °] ; 2. 89 59 0 [Å ] 31 .9 15 [ °] ; 2. 80 18 3 [Å ] 32 .7 26 [ °] ; 2. 73 42 9 [Å ] 34 .9 80 [ °] ; 2. 56 30 4 [Å ] 35 .5 10 [ °] ; 2. 52 59 9 [Å ] 35 .9 97 [ °] ; 2. 49 29 6 [Å ] 36 .9 33 [ °] ; 2. 43 18 9 [Å ] 38 .3 32 [ °] ; 2. 34 63 0 [Å ] 39 .4 59 [ °] ; 2. 28 18 0 [Å ] 44 .7 46 [ °] ; 2. 02 37 4 [Å ] 46 .2 54 [ °] ; 1. 96 12 0 [Å ] 48 .2 76 [ °] ; 1. 88 36 6 [Å ] 50 .8 47 [ °] ; 1. 79 42 8 [Å ] 54 .1 25 [ °] ; 1. 69 31 2 [Å ] 58 .9 34 [ °] ; 1. 56 59 0 [Å ] 59 .9 22 [ °] ; 1. 54 24 1 [Å ] 60 .5 70 [ °] ; 1. 52 74 6 [Å ] 61 .9 56 [ °] ; 1. 49 65 8 [Å ] 62 .8 43 [ °] ; 1. 47 75 6 [Å ] 64 .8 35 [ °] ; 1. 43 69 0 [Å ] 68 .4 41 [ °] ; 1. 36 97 2 [Å ] 69 .1 94 [ °] ; 1. 35 66 4 [Å ] 71 .8 18 [ °] ; 1. 31 33 8 [Å ] 76 .5 75 [ °] ; 1. 24 32 1 [Å ]

Zeolit Awal (Z1)

Position [°2Theta]

10 20 30 40 50 60 70

Counts 0 25 100 225 9. 70 7 [° ]; 9 .1 04 46 [ Å] 11 .0 48 [ °] ; 8. 00 21 9 [Å ] 17 .1 94 [ °] ; 5. 15 30 6 [Å ] 19 .2 14 [ °] ; 4. 61 57 2 [Å ] 20 .3 61 [ °] ; 4. 35 81 7 [Å ] 21 .7 99 [ °] ; 4. 07 38 7 [Å ] 22 .2 43 [ °] ; 3. 99 35 4 [Å ] 24 .3 47 [ °] ; 3. 65 28 6 [Å ] 24 .8 90 [ °] ; 3. 57 44 4 [Å ] 25 .5 50 [ °] ; 3. 48 35 7 [Å ] 26 .5 81 [ °] ; 3. 35 07 6 [Å ] 27 .6 42 [ °] ; 3. 22 45 4 [Å ] 28 .9 55 [ °] ; 3. 08 11 7 [Å ] 29 .9 09 [ °] ; 2. 98 50 5 [Å ] 30 .8 38 [ °] ; 2. 89 72 0 [Å ] 31 .8 46 [ °] ; 2. 80 77 9 [Å ] 32 .5 99 [ °] ; 2. 74 46 2 [Å ] 35 .5 26 [ °] ; 2. 52 49 2 [Å ] 36 .5 27 [ °] ; 2. 45 79 5 [Å ] 36 .8 81 [ °] ; 2. 43 52 0 [Å ] 38 .3 91 [ °] ; 2. 34 28 1 [Å ] 39 .3 29 [ °] ; 2. 28 90 8 [Å ] 43 .0 76 [ °] ; 2. 09 82 2 [Å ] 44 .6 03 [ °] ; 2. 02 98 9 [Å ] 46 .2 50 [ °] ; 1. 96 13 6 [Å ] 46 .7 96 [ °] ; 1. 93 97 3 [Å ] 48 .3 56 [ °] ; 1. 88 07 3 [Å ] 50 .6 97 [ °] ; 1. 79 92 5 [Å ] 52 .7 70 [ °] ; 1. 73 33 5 [Å ] 53 .9 45 [ °] ; 1. 69 83 4 [Å ] 56 .7 65 [ °] ; 1. 62 04 7 [Å ] 57 .6 66 [ °] ; 1. 59 72 8 [Å ] 62 .1 97 [ °] ; 1. 49 13 6 [Å ] 64 .8 52 [ °] ; 1. 43 65 7 [Å ] 68 .0 02 [ °] ; 1. 37 74 9 [Å ] 72 .6 41 [ °] ; 1. 30 05 2 [Å ] 74 .7 20 [ °] ; 1. 26 94 0 [Å ]

(53)

V. KESIMPULAN

Dari hasil yang didapatkan ternyata degradasi permetrin adalah pada

panjang gelombang 274 nm dan suhu pada 45 derjat celcius serta waktu 120 menit.

Degradasi permetrin tanpa zeolit dan TiO2 pada suhu 40 derjat celciun dan

waktu 120 menit adalah 22,23 % sedangkan dengan pemakaian 0,002 g TiO2 adalah 44,9 % dan dengan pemakaian 0,2 g zeolit adalah 52,34 %

Dari spektrum HPLC ternyata permetrin mengalami degradasi secara

sonolisis dimana terjadi perobahan spektrum pada puncak permetrin awal dibandingkan spektrum setelah sonolisis , sonolisis dengan penambahan zeolit dan TiO2

Dari spektrum FTIR ternyata permetrin mengalami degradasi secara

sonolisis dimana terjadi perobahan spektrum pada puncak permetrin awal dibandingkan spektrum setelah sonolisis , sonolisis dengan penambahan zeolit dan TiO2. Pada masing-masing spektrum didapatkan tebentuknya gugugs baru diantaranya gugus CO2. H2O, Cl. dll. Sedangkan katalis zeolit dan TiO2 tidak mengalami perobahan struktur

Dari spektrum SEM-EDX ternyata permetrin mengalami degradasi secara

sonolisis dimana tidak terjadi perobahan spektrum pada puncak permetrin awal dibandingkan spektrum setelah sonolisis , sonolisis dengan

penambahan zeolit dan TiO2 ini dapat dilihat pada spektrum EDX.

Sedangkan pada spektrum SEM terjadi perobahan bentuk luas permukaan pada masing-masing katalis setelah sonolisis dimana luas pemukaan zeolit dan TiO2 semakin besar.

Dibandingkan penggunaan TiO2 dengan zeolit ternyata TiO2 lebih efisien

(54)

Penggunaan TiO2 – Zeolit Sebagai Pendegradasi Pestisida (Permethrin) Dengan Metoda Fotolisis

Oleh :

Ketua Peneliti :

Anggota Peneliti :

Dra. Zilfa MS

1.Prof. Dr. Hamzar Suyani , MSc

(55)

RENCANA PENELITIAN

TAHAP II TAHUN

ANGGARAN 2010

Dari hasil penelitian tahap 1 dapat

diaplikasikan pada limbah pabrik dengan membuat instalator getaran ultrasonik tapi tidak bisa diaplikasikan pada pertanian

Sesuai dengan rencana penelitian untuk

tahap 2 yaitu metoda fotolisis dengan

(56)

B. Pengukuran Serapan Max.

Permethrin dengan volume perbandingan pelarut optimum dibuat dengan beberapa variasi konsentrasi

10 20 30 40 50 (ppm)

(57)

1. a. Pengaruh waktu fotolisis

Permethrin difotolisis dengan beberapa variasi waktu

30 60 120 180 240 (menit)

Fotolisis

(58)

b. Pengaruh katalis Zeolit

Permethrin dengan waktu optimum fotolisis dengan beberapa variasi kadar Zeolit

0,001 0,01 0,1 0,2 0,4 (gram)

Fotolisis

Sentrifuse pada waktu optimum sonolisis

(59)

Permetrin difotolisis pada kadar Zeolit optimum dengan variasi ukuran partikel

150 180 250 (µm)

Fotolisis

Sentrifuse pada variasi waktu optimum sonolisis

(60)

d. Pengaruh waktu fotolisis terhadap kadar Zeolit Permethrin difotolisis pada kadar Zeolit dan ukuran partikel optimum dengan variasi waktu

30 60 120 180 240 (menit)

Fotolisis

Sentrifuse pada waktu sonolisis optimum

(61)

Permethrin+Zeolit dengan kadar dan ukuran partikel

optimum difotolisis pada suhu dan waktu optimum

fotolisis

Sentrifuse

10 15 20 25 30 (menit)

(62)

Fasa gerak (acetonitril : aquades )

70:30 60:40 50:50 40:60 30:70

kecepatan alir 0,5 ml

Injek 20 mg/l 20 µl kedalam l00p sampel

Dorong kedalam ODS

Detektor

(63)

0,5 1,0 1,5 (ml)

injek 20 mg/l 20µl ke dalam loop sampel

Dorong ke ODS

Detektor

(64)

Permethrin hasil fotolisis pada fasa gerak kecepatan

alir optimum ukur waktu retensi dan intermediet dengan HPLC – MS

injek 20 mg/l 20µl ke dalam loop sampel

Dorong ke ODS

Sambungkan ke HPLC – MS

Detektor

(65)

2. Penentuan intermediet hasil fotolisis dilakukan dengan HPLC – MS. Yang sama dengan sonolisis

3. Karakterisasi katalis dilakukan dengan SEM, X- Ray difraktion dan FTIR

(66)

Gambar

Gambar 5. Grafik linier variasi kadar TiO2

Referensi

Dokumen terkait

Mempengaruhi Terjadinya Pergantian Kantor Akuntan Publik ( Auditor Switching ) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman( Food And Beverages ) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Dalam penelitian ini membutuhkan data-data atau informasi yang relevan dalam pembuatan animasi sejarah berdirinya kerajaan Demak. Informasi yang penulis cari berasal

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah tari Rampak Hadrah di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sedangkan subjeknya adalah koreografer,

Dari Produk pelaksanaan program, komite sekolah telah berperanserta dalam program yang disusun oleh komite sekolah, antara lain pembuatan program komite sekolah,

Bahasa Daerah di Kecamatan Binong Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Dari penelitian ini kita akan mendapat gambaran tentang dialek bahasa-bahasa di.. Kecamatan Binong, dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V di SD Negeri 1 Kalikajar, Kecamatan

Kegiatan estrakurikuler bulutangkis dan ekstrakurikuler bolavoli yang dilakukan di SMA N 1 Sedayu tersebut diharapkan dapat meningkatkan kebugaran fisiknya yang antara lain

Konsep yang dimaksud pada penelitian ini adalah konsep-konsep pada topik elektrostatika, meliputi: muatan listrik, konduktor dan isolator, dipol listrik, gaya listrik,