• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Manajemen Pembelajaran dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Manajemen Pembelajaran dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN

DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

SISWA SD I T B AI T UL J A N NAH

BANDAR LAMPUNG

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

F A R I D A

NPM : 1422030053

Pembimbing I : Dr. H. Achmad Asrori, MA Pembimbing II : Dr. Hasan Mukmin, M.Ag.

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
(2)

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS/ KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Farida

NPM : 1422030053

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR SISWA SD IT BAITUL JANNAH BANDAR LAMPUNG” adalah benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Bandar Lampung, Maret 2016 Yang menyatakan,

(3)

iii ABSTRAK

Berdasarkan penelitian pendahuluan, proses kegiatan mengelola membelajarkan pembelajaran yang diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian, dan penilaian di SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung berjalan seperti baiasa tidak terlihat ada yang berbeda. Namun, jika dilihat dari prestasi akademik maupun non-akademik Siswa SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung tergolong baik, padahal baru meluluskan dua angkatan. Untuk itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan mengajukan rumusan masalah “Bagaimanakah Implementasi Manajemen Pembelajaran dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung?”

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber datanya adalah seluruh guru, Kepala Sekolah, Wakil dan siswa SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisa data yang digunakan teknik analisis kulalitatif, dengan langkah-langkah: mengkatagorisasikan data, mereduksi data, menyajikan data dan mengklasifikasikan data sesuai dengan fokus penelitian kemudian menarik kesimpulan dari data yang diperoleh dalam penelitian ini.

(4)

iv

PERSETUJUAN

Judul Tesis : IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SDIT BAITUL JANNAH BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Farida No Pokok Mahasiswa : 1422030053

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

telah disetujui untuk diajukan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung

Bandar Lampung, Maret 2016 MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Achmad Asrori, MA Dr. Hasan Mukmin, M.Ag

NIP 195507101985031003 NIP 196104211994031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Dr. H. Jamal Fakhri, M.Ag.

(5)

v

PERSETUJUAN

Tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD IT BAITUL JANNAH BANDAR LAMPUNG” ditulis oleh: Farida, Nomor Pokok Mahasiswa: 1422030053, telah diujikan dalam Sidang Ujian Tertutup dan disetujui untuk diujikan dalam Sidang Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji:

Ketua : Prof. Dr. H. Sulthan Syahril, M.A :………

Sekretaris : Dr. Yetri, M. Pd. :………

Penguji I : Dr. H. Jamal Fakhri, M. Ag. :………

Penguji II : Dr. H. Achmad Asrori, M.A. :………

(6)

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

ا

Tidak dilambangkan

ط

ب

b

ظ

ت

t

ع

ث

s

غ

g

ج

j

ف

f

ح

ق

q

خ

kh

ك

k

د

d

ل

l

ذ

z

م

m

ر

r

ن

n

ز

z

و

w

س

s

ه

h

ش

sy

ء

ص

ى

y

ض

Maddah

Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliternya berupa huruf dan tanda sebagai berikut :

Harkat dan Huruf Huruf dan tanda

َ_

_

يا â

__

ي î

ُ◌

__

و û

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, kenikmatan yang tak ternilai ketika akhirnya tesis ini dapat diselesaikan Tesis ini ditulis sebagai salah satu syarat terakhir untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Agama Islam di Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung

Tesis ini merupakan penelitian kualitatif yang meneliti tentang

“IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD IT BAITUL JANNAH BANDAR LAMPUNG.” Dalam penulisan Tesis ini, peneliti tidak akan dapat berhasil tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan ribuan terima kasih, antara lain kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag., selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. H. Jamal Fakhri, M.Ag., selaku ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung. 3. Bapak Dr. H. Achmad Asrori, MA dan Dr. Hasan Mukmin, M.Ag.,

selaku Pembimbing I dan II dalam penelitian dan penyusunan Tesis ini 4. Seluruh Dosen Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung yang telah

(8)

viii

5. Kepala SD IT Baitul Jannah dan wakil-wakilnya, para dewan guru, staf TU dan Pegawai yang telah memberikan segala informasi yang peneliti butuhkan dalam penelitian ini

Terkhusus kepada suami tercinta yang selalu memberikan perhatian, semangat serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi di Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung, dan do’a dari kedua orang tua kami yang selalu menyertai saya dalam menyelesaikan studi ini. Seluruh teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan bantuan dan semangat dalam penyelesaian Tesis ini

Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan yang diberikan dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat, amin

Bandar Lampung, Maret 2016 Penulis,

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PERSETUJUAN PENGUJI ... PEDOMAN TRANSLITERASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 0

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 11

E. Kerangka Pikir ... 12

BAB II : LANDASAN TEORI A. Manajemen Pembelajaran ... 18

1. Defenisi manajemen Pembelajaran ... 18

2. Tahapan manajemen dalam Pembelajaran ... 21

3. Ciri-ciri Kepemimpinan Demokratis ... 23

B. Prestasi Belajar... 35

1. Definisi Prestasi Belajar ... 35

(10)

x BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 45

B. Sumber Data ... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ... 47

D. Teknik Analisa Data ... 51

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA A. Deskripsi SD IT Baitul Jannah ... 55

1. Sejarah Berdiri SD IT Baitul Jannah ... 55

2. Visi, Misi dan Tujuan SD IT Baitul Jannah ... 57

3. Struktur Organisasi SD IT Baitul Jannah ... 59

4. Tenaga Kependidikan SD IT Baitul Jannah ... 60

5. Keadaan Peserta Didik SD IT Baitul Jannah ... 65

B. Penyajian Data lapangan ... 72

1. Implementasi Manajemen Pembelajaran ... 72

a. Tahap Prencanaan Pembelajaran ... 72

b. Tahap Pengorganisasian Pembelajaran... 78

c. Tahap Penggerakkan Pembelajaran ... 85

d. Tahap Pengawasan Pembelajaran ... 88

2. Prestai Belajar Siswa SD IT Baitul Jannah ... 92

C. Analisis Data ... 100

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 112

B. Rekomendasi ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 114

(11)

xi

DAFTAR TABEL

1. Data Siswa dan Robel ... 7

2. Prestasi Akademik ... 9

3. Data, Sumber data, Teknik Pengambilan Data ... 52

4. Daftar Nama Guru PNS di SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung ... 60

5. Keadaan Peserta Didik SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung ... 65

6. Data Sarana SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung ... 67

7. Pengorganisasian dan Penggerakkan ... 82

8. Aktivasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 91

9. Daftar Nilai Ujian Sekolah ... 93

10. Daftar Nilai Ujian Sekolah ... 94

11. Data Alumni ... 95

12. Data Alumni ... 96

(12)

pembelajaran yang diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

atau pengendalian, dan penilaian di SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung berjalan

seperti baiasa tidak terlihat ada yang berbeda. Namun, jika dilihat dari prestasi akademik

maupun non-akademik Siswa SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung SD IT Baitul

Jannah Bandar Lampung tergolong baik, padahal baru meluluskan dua angkatan. Untuk

itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan mengajukan rumusan masalah

“Bagaimanakah Implementasi Manajemen Pembelajaran dalam Peningkatan Prestasi

Belajar Siswa SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung?”

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber datanya adalah

seluruh guru, Kepala Sekolah, Wakil dan siswa SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Adapun teknik analisa data yang digunakan teknik analisis kulalitatif, dengan

langkah-langkah: mengkatagorisasikan data, mereduksi data, menyajikan data dan

mengklasifikasikan data sesuai dengan fokus penelitian kemudian menarik kesimpulan

dari data yang diperoleh dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Manajemen Pembelajaran di

SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung berjalan melalui kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan penilaian. Setiap tahapan tersebut dilaksanakan

dengan kriteria baik oleh guru SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung. Namun,

berdasarkan hasil analisis data, terungkap temuan-temuan penelitian yang memberikan

jawaban dari rumusan masalah penelitian ini. Dalam kegiatan perencanaan guru wajib,

dengan kontrol atasan, menyiapkan dan mengembangkan kreativitasnya sehingga

hasilnya efektif dan efisien. Pada kegiatan pengorganisasian dan pengarahan setiap kelas

dibimbing oleh dua orang guru dengan jumlah siswa pada masing-masing rombel tidak

lebih dari 28 orang, sehingga pembelajaran pun lebih efektif. Selain itu kegiatan

pembelajaran didukung oleh fasilitas yang serba lengkap dan diselenggarakan

berdasarkan one for all, seluruhnya tersedia dalam satu atap sekolah. Selain itu, untuk menunjang Prestasi Belajar Siswa kegiatan pembelajaran juga didukung oleh

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus belajar. Dalam pembelajaran, titik tekannya adalah membangun dan mengupayakan keaktifan anak didik. Keaktifan anak didik tersebut, diharapkan mereka dapat memperoleh hasil lebih maksimal dari proses pembelajaran yang dilakukan.1

Sistem pembelajaran yang cenderung menggunakan pendekatan birokratik, bukan pendekatan pedagogik, menyebabkan ada kecendrungan para peserta didik datang ke sekolah merasa terintimidasi oleh sekolah. Mereka merasa terintimidasi dalam kegiatan belajar, sebagai konsekuensi logisnya mereka selalu merasa tidak mampu belajar dan belajar menjadi kurang menyenangkan. Agar tidak tidak berlanjut, maka sekolah sebaiknya melakukan beberapa pergeseran paradigma pembelajaran yaitu perubahan-perubahan dalam kerangka berfikir pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, para peserta didiknya, dan juga orang tua peserta didik. Desakan dan pengaruh segala aspek di atas hendaknya dalam proses pembelajaran pun kita mesti berubah. Peserta didik ditempatkan sebagai subjek belajar, sebagai pelaku belajar aktif dan bukannya sebagai objek dalam belajar. Pembelajaran sebagai sebuah proses sangat dipengaruhi oleh peranan guru,

1

Ngainun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran

(14)

artinya, guru yang akan menentukan apakah proses pembelajaran yang dilakukan akan membawa hasil secara maksimal sebagaimana diharapkan, ataukah tidak.

Salah satu aspek penting yang menentukan terhadap keberhasilan pembelajaran adalah kompetensi guru. Peningkatan prestasi bukanlah tugas yang ringan karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, baik yang menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun efisien dan efektifitas penyelenggaraan sistem sekolah, peningkatan mutu pendidikan juga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik.2

Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan, hasil penelitian Balitbangdikbud pada Tahun 1991, menunjukkan bahwa manajemen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian, upaya peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan mutu guru dan pengembangan sumber

2

(15)

pendidikan.3 Agar semua unsur terlibat dalam proses pembelajaran dapat bersinergi diperlukan manajemen untuk mengelola, mengatur dan menata semua unsur pembelajaran, dengan kata lain manajemen pembelajaran.

Stoner mengemukakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.4 Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran” menurut E. Mulyasa. Pembelajaran pada hakikatnya merupupakan interaksi peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar, bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.5

Manajemen pembelajaran diartikan sebagai usaha dan tindakan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha maupun tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dilaksanakan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah dan juga pembelajaran. Artinya manajemen pembelajaran di sekolah merupakan pengelolaan pada beberapa unit pekerjaan oleh personel yang diberi wewenang untuk itu yang muaranya pada suksesnya program pembelajaran.6

3

Ibid., h. 22

4

Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), h. 188-189.

5

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 100

6

(16)

Manajemen pembelajaran merupakan tugas yang dilakukan oleh seorang guru meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Begitu pentingnya proses pembelajaran dalam peningkatan mutu pendidikan maka proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan manajemen pembelajaran dapat dicapai jika fungsi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat diimplementasikan dengan baik dan benar program pembelajaran.

Sebagai seorang manajer yang mengelola pembelajaran, seorang guru (pendidik) mempunyai peran yang sangat strategis dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Ibarat sebuah kapal, maka guru adalah nahkoda kapal tersebut, yang mengarahkan kemana kapal itu akan berlabuh. Dalam proses manajemen (pengelolaan), guru terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer.

Untuk memahami materi perencanaan pengajaran atau pembelajaran, maka guru lebih dahulu harus memahami apa itu manajemen, karena perencanaan merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen. Sebagaimana pendapat Hadi Handoko, bahwa manajemen adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.7

Konsep manajemen tersebut jika diterjemahkan dalam kegiatan pembelajaran, maka manajemen pembelajaran diartikan sebagai usaha maupun tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran dikelas dilaksanakan sedemikian

7

(17)

rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah dan juga pembelajaran. Artinya manajemen pembelajaran di sekolah merupakan pengelolaan pada beberapa unit pekerjaan oleh personal yang diberi wewenang untuk itu muaranya pada suksesnya program pembelajaran. Dengan demikian keefektifan manajemen pembelajaran dapat dicapai jika fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dapat diimplementasikan dengan baik dan benar dalam program pembelajaran.8

Sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu tentunya melalui proses pendidikan yang bermutu pula. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia, seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat serta lingkungan yang mendukung.9

Suatu sekolah dapat dikatakan bermutu tinggi jika prestasi sekolah khususnya prestasi belajar peserta anak didik, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam hasil kemampuan akademik, yaitu nilai ujian seperti Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS).10 Mutu sekolah diukur dari output pendidikan yang meliputi efektifitas, produktifitas, efesiensi, inovasi, kualitas kehidupan kerja dan moral kerja. Prestasi terkait dengan mutu sekolah,

8

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 140-141

9

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Prosess Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6

10

(18)

dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: prestasi akademik berupa nilai ulangan nasional (UN), karya ilmiah, lomba akademik, dan prestasi non akademik.56

Penelitian pendahuluan (prelimary research) penelitian ini dilakukan di SD IT Baitul Jannah yang beralamat di Jl. Pramuka No.43 Kemiling Permai Bandar Lampung. SD tersebut merupakan salah satu jenjang pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Baitul yang dipimpin oleh Ketua Yayasan yaitu Ir. Sugirianto, M.M. Maksud dan tujuan Yayasan ialah dalam bidang keagamaan, sosial, dan kemanusiaan.11

Ada beberapa hal yang peneliti temukan saat melakukan penelitian pendahuluan di SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung. (a) Minat orang tua menyekolahkan anaknya; (b) Manajemen pembelajaran; (c) Prestasi belajar; dan (d) Sarana-Prasarana SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung.

Sejak didirikan, minat orang tua cukup besar menyekolahkan anaknya di SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tahun 2010 sampai dengan sekarang, telah mengalami banyak sekali kemajuan. Pada tahun pertama (2009/2010) jumlah siswa SD IT Baitul Jannah hanyalah satu kelas dengan jumlah siswa baru 16 Siswa (sekarang kelas 4) dengan jumlah guru 5 orang. Di tahun kedua (2010/2011) menerima siswa baru sebanyak lima kelas dengan jumlah siswa baru 138 siswa (sekarang kelas 3) dengan jumlah guru adalah 27 Guru. Ditahun ketiga (2011/2012) menerima siswa baru sebanyak

56

Umaidi, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, (Depdikbud, Jakarta, 1994), h. 4

11

(19)

delapan kelas dengan jumlah siswa baru 216 siswa (sekarang kelas 2) dengan jumlah guru adalah 62 Guru. Ditahun keempat (2012/2013) menerima siswa baru sebanyak dua belas kelas dengan jumlah siswa baru 324 siswa dengan jumlah guru 85 Guru. Sehingga sekarang ada 28 kelas dengan jumlah siswa 725 siswa.12

Tabel 1

DATA SISWA DAN ROMBONGAN BELAJAR 2015/2016

NO TINGKAT/

KELAS

DATA SISWA 2015/2016

ROMBEL JUMLAH SISWA

1. I 11 308

2. II 10 280

3 III 10 280

4. IV 11 308

5. V 7 196

6. VI 5 140

JUMLAH 54 1512

Sumber: Dokumentasi SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung TP. 2014/2015 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung bahwa adanya peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki oleh SD IT, baik dari bantuan pemerintah mapun dari orang tua siswa. Beliau menjelaskan bahwa setiap tahun adanya penambahan gedung belajar. Misalnya pada Tahun Pelajaran 2013/2014 adanya penambahan ruangan belajar 10 lokal. Pada Tahun Pelajaran 2014/2015 adanya penambahan ruangan kelas juga sekitar 11 kelas dari Yayasan Baitul Jannah. Pada Tahun Pelajaran 2015/2016 adanya penemabahan gedung belajar 10 lokal, 30 unit komputer, penambahan buku-buku di perpustakan, perlengkapan intrakurikuler berupa alat peraga pembelajaran, perlengkapan kokurikuler berupa ruang seni, dan

12

(20)

ekstrakurikuler berupa alat-alat pramuka. hasil observasi penulis, setiap Tahun Pelajaran memang selalu mengalami peningkatan sarana pembelajaran, baik dalam bentuk belajar, alat-alat bantu kegiatan pembelajaran dan lain-lain.13

Berdasarkan observasi, terlihat bahwa dalam melaksanakan tugasnya, guru-guru SD IT Baitul Jannah sebagai seorang pendidik, membuat perencanaan pembelajaran berupa perangkat pembelajaran sebagai acuan tuntasnya materi yang tertuang dalam silabus dan RPP. Untuk melengkapi bahan ajar, materi yang diberikan kepada peserta didik juga diambil dari buku Lembar Kerja Peserta didik (LKS).14

Pada tingkat pengorganisasaian pembelajaran, SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung menempatkan dua (2) orang guru pada tiap-tiap kelas dan jumlah siswa 28 orang per kelas. Dalam mempersiapkan pembelajaran, guru menyediakan fasilitas perlengkapan dan personal yang diperlukan untuk menyusun suatu kerangka atau frame yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana pembelajaran. Kemudian mengelompokkan komponen pembelajaran yang diperlukan, dan mengelola kelas dengan menggunakan tekhnik serta metode.15

Proses penggerakan pembelajaran yang dilakukan guru adalah dengan menciptakan proses pembelajaran secara kondusif dengan suasana yang edukatif agar peserta didik dapat melaksanakan tugas belajar dengan antusias dan optimal. Dengan melibatkan aktivitas peserta didik melalui pendekatan dan metode

13

Taufik Umar, Kepala SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung, Wawancara, 29 September 2015

14

Observasi Proses Pembelajaran di SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung

15

(21)

pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang sedang disajikan. Salah satunya dengan menggunakan media LCD Proyektor.16

Pengawasan pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan melakukan pengawasan terhadap program yang ditentukan. Pengawasan ini dilakukan dengan mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi kegiatan belajar peserta didik. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran baik secara penugasan maupun portofolio.17 Sehingga, kesimpulan peneliti sementara bahwa manajemen pembelajaran yang diterapkan oleh guru SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung sudah baik.

Adapun data awal tentang Prestasi belajar, maka dapat dilihat pada prestasi akademik siswa di SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung berdasarkan hasil Ujian Sekolah berikut.

Tabel 2

PRESTASI AKADEMIK UJIAN SEKOLAH

NO TAHUN PELAJARAN JUMLAH SISWA PERSENTASE KELULUSAN

1. Tahun Pelajaran 2013/2014 18 100%

2. Tahun Pelajaran 2014/2015 39 100%

Sumber: Dokumentasi SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung

Dari tabel di atas diketahui bahwa dari Tahun Pelajaran 2013/2014 sampai Tahun Pelajaran 2014/ 2015, persentase kelulusan siswa di SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung yang mengikuti Ujian Sekolah 100%. Artinya secara prestasi

16

Observasi Proses Pembelajaran di SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung

17

(22)

belajar secara akademik siswa di SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung sudah baik.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Penulis mengidentifikasikan bahwa terdapat permasalahan yang relevan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a) Meskipun SD IT Baitul Jannah baru didirikan beberapa tahun lalu, namun minat orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah ini semakin meningkat

b) Meskipun baru meluluskan alumni dua tahun belakangan ini, namun prestasi belajar SD IT Baitul Jannah sudah cukup baik.

c) Manajemen pembelajaran yang diterapkan oleh guru di SD IT Baitul Jannah belum maksimal, namun tingkat kelulusan siswa (2013-2015) seratus persen.

d) Meskipun manajemen pembelajaran yang diterapkan oleh guru di SD IT Baitul Jannah belum maksimal, namun prestasi belajarnya sudah cukup baik.

2. Pembatasan Masalah

(23)

dengan pelaku utamanya, yakni guru itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis memfokuskan penelitiannya pada: Implementasi manajemen pembelajaran dan prestasi belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Implementasi Manajemen Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis secara mendalam Implementasi Manajemen Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dan memperluas wacana serta dapat dijadikan wawasan ilmu pengetahuan dalam kaitannya dengan implementasi manajemen pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar.

(24)

peningkatan mutu pendidikan.

E. Kerangka Pikir

1. Implementasi Manajemen Pembelajaran

Manajemen pembelajaran merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran, sehingga manajemen pembelajaran merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan dalam manajemen pendidikan. Dalam manajemen pembelajaran, yang bertindak sebagai manajer adalah guru atau pendidik. Sehingga dengan demikian, pendidik memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa langkah kegiatan manajemen yang meliputi merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengendalikan (mengarahkan) serta mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.

Dalam proses Pembelajaran perencanaan dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 18

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatau lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.19 Selain itu, Syaiful Sagala menyebutkan

18

Ratna Willis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Gelotra Aksara Pratama, 2006), h.72.

19

(25)

empat fungsi manajemen pembelajaran, yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakkan, dan Pengawasan.20

a) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Dalam proses Pembelajaran perencanaan dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan pembelajaran hendaknya dibuat secara tertulis. Hal ini dilakukan agar guru dapat menilai diri sendiri selama melaksanakan pembelajaran. Atas dasar penilaian itu guru dapat mengadakan koreksi atas hasil kerjanya, dengan tujuan agar dapat melaksanakan tugas sebagai guru dan pendidik makin lama makin meningkat.21 Setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur sebagai berikut :

1) Adanya tujuan yang ingin diperoleh 2) Terdapat strategi dalam mencapai tujuan

3) Memiliki sumber daya yang sesuai dengan tujuan 4) Implementasi setiap keputusan.22

20

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 140-141

21

Ratna Willis Dahar, Op. Cit., h.72

22

(26)

Perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar guru dapat menilai diri sendiri selama melaksanakan pembelajaran. Atas dasar penilaian itu guru dapat mengadakan koreksi atas hasil kerjanya, dengan tujuan agar dapat melaksanakan tugas sebagai guru dan pendidik makin lama makin meningkat.23

b) Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu struktur, yang dengan struktur itu semua subyek, perangkat lunak dan perangkat keras yang semuanya dapat bekerja secara efektif, dan dapat dimanfaatkan menurut fungsi dan porposinya masing-masing. Pengorganisasian merupakan fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif.

c) Penggerakkan (actuating)

Dalam konteks pembelajaran di kelas penggerakkan dilakukan oleh guru sebagai pimpinan dan guru sebagai penanggungjawab pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan orang-orang yang terlibat dalam melaksanakan program belajar dan mengajar pada institusi sekolah. Dengan demikian penggerakkan juga dapat diartikan sebagai pelaksanaan dan kepemimpinan bagi sekolah maupun dalam kegiatan pembelajaran.

23

(27)

Penggerakan dalam proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik dengan suasana edukatif agar peserta didik dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias, dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik. Peran guru sangat penting dalam menggerakkan dan memotivasi para peserta didiknya melakukan aktivitas belajar baik itu dilakukan di kelas, di laboratorium, di perpustakaan, praktek lapangan kerja dan tempat lain yang memungkinkan para peserta didik melakukan kegiatan belajar.24

d) Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan sebelumnya. Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran,

pendidik melakukan penilaian (evaluasi) terhadap pembelajaran yang telah

berlangsung. Dalam kegiatan menilai itulah pendidik dapat menemukan

bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran serta sejauh mana tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Sehingga kemudian dapat menemukan berbagai

upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran berikutnya. Melalui kegiatan

mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat dilakukan upaya perbaikan

pembelajaran.

2. Prestasi Belajar

24

(28)

Prestasi belajar Siswa adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah

dilakukan/dikerjakan,25 sedangkan menurut Tu’u prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan

oleh guru.26 Menurut Sukmadinata, “Prestasi belajar adalah realisasi atau

pemekaran dari kecakapa-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang”.27

Prestasi belajar kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang

tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan

psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada

seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang keilmuan.

Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat

dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal

menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan,

dipelajari, difahami dan diterapkan. Prestasi belajar banyak diartikan sebagai

seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau

materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada

umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan

dengan satu kriteria.28

25

Alwi Hasan, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2005), h. 89

26

Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), h. 75

27

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 101

28

(29)

Sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah

khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam :

(1) prestasi akademik berupa nilai ulangan nasional (UN), karya ilmiah, lomba

akademik, dan (2) prestasi non akademik seperti misalnya, IMTAQ, kejujuran,

kesopanan, keterampilan, olahraga, kesenian dan kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan

yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencaaan, pelaksanaan dan

pengawasan.56

Jamaludin Idris menjelaskan bahwa output sekolah dikatakan bermutu

tinggi, jika prestasi sekolah khususnya prestasi belajar peserta anak didik,

menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam hasil kemampuan akademik, yaitu

nilai ujian seperti Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS).29

Berpedoman pada uraian di atas, agar lebih jelas implementasi manajemen pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar di SD IT Baitul Jannah Bandar Lampung, maka divisualisasikan dalam bentuk bagan kerangka pikir berikut:

56

Umaidi, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, (Depdikbud, Jakarta, 1994), h. 4

29

(30)

Visualisasikan Kerangka Pikir

Indikator Prestasi Belajar

Pencapaian yang tinggi dalam hasil kemampuan Akademik.

Umaidi, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, (Depdikbud, Jakarta, 1994), h. 4

Indikator Implementasi Manejemen Pembelajaran

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Penggerakkan 4. Pengawasan

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Pembelajaran

1. Definisi Manajemen Pembelajaran

Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran. Secara bahasa (etimologi) manajemen berasal dari kata kerja “to manage” yang berarti mengatur.1 Purwodarminto dalam “Kamus Lengkap Indonesia-Inggris”, menjelaskan bahwa kata manajemen (management) berarti pimpinan, direksi dan pengurus, yang diambil dari kata kerja “manage” dalam bahasa perancis berarti tindakan membimbing atau memimpin. Sedangkan dalam bahasa latin management berasal dari kata “managiere” terdiri dari dua kata yaitu manus dan agere. Manus Berarti tangan dan “agere” berarti melakukan atau melaksanakan.2

George R. Terry mendefinisikan manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perncanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya.3

Syaiful Sagala mengutip Mary Parker Follet yang mendefinisikan manajemen sebagai :"The art of Getting things Done Through People" (proses

1

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 1.

2

Wojowarsito Purwodarminto, Kamus Lengkap Indonesia-Inggris, (Jakarta: Hasta, 1974), h. 6

3

(32)

pencapaian tujuan melalui pendayagunaan sumberdaya manusia dan material secara efisien).4

Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang lebih luas daripada pengajaran (teaching). Dalam instruction yang di tekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa, disebut pembelajaran.5 Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang artinya belajar. Belajar merupakan perubahan tingkah laku, sedangkan pembelajaran dipandang sebagai proses kegiatan menggerakkan orang-orang untuk belajar.6

Selanjutnya, Muslich Mansur mengatakan bahwa pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran”. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik.7

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan, menegaskan bahwa pembelajaran merupakan proses interaktif peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.8 Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat

4

Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan: Membuka Rungan Kreativitas, Inovasi dan Perdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah, (Bandung: ALPABETA, 2006), h. 48

5

Syeb Kurdi dan Abdul Aziz, Model Pembelajaran Efektif Pendidikan Agama Islam di

SD dan MI, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006), h.1

6

Suyanto, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Mas Media Pustaka, 2009), h. 6 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008) h.12

7

Muslich Mansur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 163

8

(33)

meningkatkan kemampuan menkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Gagne dan Briggs mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian events (kondisi, peristiwa, kejadian, dsb) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi pembelajar, sehingga proses belajarnya dapat berlangsung mudah.9 Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan.10

Pembelajaran memiliki dua karakteristik: Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal. Bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir; Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan tanya jawab terus menerus diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.11

Manajemen pembelajaran dapat didefinisikan sebagai usaha mengelola (memenej) lingkungan belajar dengan sengaja agar seseorang belajar berprilaku tertentu dalam kondisi tertentu.12 Selain itu, manajemen pembelajaran juga diartikan sebagai serangkaian proses kegiatan mengelola bagaimana

9

Permendiknas, No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses.

10

M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan: Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga

Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islam), Cetakan Pertama, (Lombok: Holistica,

2012), h. 6

11

Ibid, h. 63

12

(34)

membelajarkan pembelajar peserta didik dengan diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian, dan penilaian. Sedangkan manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan usaha untuk mengelola pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.

2. Tahapan Manajemen dalam Pembelajaran

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah the function of management that involves setting objectives and determining a course of action for achieving those objectives.13 (fungsi manajemen yang melibatkan penetapan tujuan dan menentukan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.)

Perencanaan merupakan keseluruhan proses dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.14 Dalam bidang manajemen, perencanaan merupakan sesuatu yang fundamental. Fungsi pertama dari fungsi manajemen adalah perencanaan. Banyak yang percaya bahwa perencanaan adalah kegiatan yang paling mendasar dari fungsi manajemen, karena semua fungsi

13

Mason Carpenter, Talya Bauer, and Berrin Erdogan, “Principles of Management,” dalam http://catalog.flatworldknowledge.com, diakses 15 November 2015

14

(35)

lainnya, termasuk pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian dan stafing, berasal dari fungsi perencanaan. Perencanaan mempersiapkan organisasi untuk masa akan datang dengan menilai apa yang ingin dicapai dan bagaimana tujuan itu dapat dicapai.

Seorang manajer akan menghabiskan banyak waktu perencanaan untuk menghadapi segala sesuatu yang mungkin atau akan terjadi dalam organisasi. Biasanya manajer akan membuat rencana yang ditujukan untuk mencapai beberapa tujuan organisasi seperti, meningkatkan penjualan atau meningkatkan layanan pelanggan. Namun, penting untuk dicatat bahwa perencanaan merupakan langkah berkelanjutan berdasarkan tujuan organisasi, tujuan divisi, tujuan departemen dan tujuan tim. Terserah manajer untuk mengenali apa tujuan perlu direncanakan di wilayah masing-masing.

Perencanaan adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah. Proses ini dimulai dengan pengenalan terhadap lingkungan, yang berarti bahwa perencana harus menyadari konsekuensi kritis yang dihadapi organisasi dalam hal kondisi ekonomi (economic conditions), pesaing (competitors), dan pelanggan (customers). Perencana kemudian harus mencoba untuk meramalkan kondisi masa depan. Perkiraan ini membentuk dasar untuk perencanaan.

(36)

diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan”.

Penentuan segala sesuatunya terlebih dahulu, untuk melaksanakan sebagai kegiatan dan aktivitas, itulah yang disebut dengan istilah ‘planning’. Adapun Planning adalah “penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan. Penentuan ini juga mencanangkan tindakan secara effectiveness, efficiency dan mempersiapkan input dan output.15 Sedangkan dalam proses belajar mengajar, perencanaan program pembelajaran memegang peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi. Keterpaduan pembelajaran sebagai suatu sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses belajar mengajar, tetapi juga antara langkah yang satu dengan langkah berikutnya dan guru dalam melaksanakan program pembelajaran benar-benar harus sesuai dengan yang telah direncanakan.16

Al-Qur’an selalu memberikan petunjuk kepada perbuatan-perbuatan yang baik untuk menciptakan kedamaian dan kebahagiaan bagi aspek kehidupan manusia yang beranekaragam. Dalam bentuk suatu kelompok atau organisasi, yang hendak dicapai adalah keberhasilan. Tentu didalamnya terdapat apa yang disebut dengan perencanaan atau planning.

Stimulasi ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat al-Hajj ayat 77

َنﻮُﺤِﻠْﻔُـﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ َﺮْـﻴَﺨْﻟا اﻮُﻠَﻌْـﻓا َو ْﻢُﻜﱠﺑ َر اوُﺪُﺒْﻋا َو اوُﺪُﺠْﺳا َو اﻮُﻌَﻛْرا اﻮُﻨ َﻣآ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﺎَﻬﱡـﻳَأ ﺎَﻳ

15

Jawahir Tantowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1993), h. 65

16

(37)

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan” (Qs. al-Hajj : 77)

Sedangkan Banghart dan Trull mengemukakan bahwa “perencanaan adalah awal dari semua proses rasional, dan mengandung sifat yang optimis yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan”.17 Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan sebagai “proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan metode pengajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Proses perencanaan dilaksanakan secara kolaboratif atau kerjasama, artinya dengan mengikutsertakan personel sekolah dalam semua tahap perencanaan. Bentuk kerjasama dalam perencanaan adalah dengan melibatkan personel sekolah. “Pengikutsertaan ini menimbulkan perasaan ikut memiliki (sense of belonging) yang dapat memberikan dorongan kepada guru dan personel yang lain untuk berusaha agar rencana tersebut dapat berhasil.

Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya sebagai pendidik, dalam melayani kebutuhan belajar para siswanya. Perencanaan pengajaran yang dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Seorang guru sebelum masuk kerung kelas, sudah mempersiapkan sejumlah materi serta bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, agar penyampaian materi tersebut

17

(38)

sesuai arah dan tujuan yang ditetapkan, maka lebih dahulu disusun suatu perencanaan yang fleksibel dan matang. Dengan kesiapan yang matang ini permasalahan teknis dapat diatasi.

Setelah memiliki konsep-konsep yang akan diajarkan, guru hendaknya merencanakan strategi-strategi pengajaran untuk mengajarkan konsep-konsep tersebut. Dalam merencanakan, guru harus memutuskan tingkat pencapaian konsep mana yang dapat diharapkan dari siswa.

Perencanaan pembelajaran pada prinsipnya meliputi: (1) menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran; (2) membatasi sasaran atas dasar tujuan instruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran; (3) mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran; (4) mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran; dan (5) mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak-pihak yang berkepentingan.18

Adapun bentuk-bentuk perencanaan adalah: (1) Rencana Global (global plan) analisa rencana penyusunan global terdiri atas : (a) Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan, seorang guru sudah mengukur kekuatan perencanaan yang dimiliki hingga mampu merencanakan pembelajaran yang tepat bagi siswa sesuai dengan kurikulum dan silabus (2) Weakneses,

18

(39)

memperhatikan kelemahan perencanaan yang dimiliki sehingga mampu mengantisipasi segala kemungkinan yang mungkin terjadi guna tercapainya tujuan pembelajaran (c) Opportunity, yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi. kesempatan atau opportunity yang ada semaksimal mungkin harus diberdayakan (d) Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi. Guru juga mampu memprediksi hambatan atau tekanan yang akan menghambat perencanaan yang dibuat sehingga telah menyiapkan pilihan atau alternativ lain. (2) Rencana Strategik (strategic plan) bagian dari rencana global yang lebih terperinci. Dimana dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi waktunya jangka panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai terlebih dahulu. Dalam hal ini selain membuat rencana jangka pendek, guru juga membuat perencanaan jangka panjang.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu struktur, yang dengan struktur itu semua subyek, perangkat lunak dan perangkat keras yang semuanya dapat berjalan secara efektif, dan dapat dimanfaatkan menurut fungsi dan porposinya masing-masing.

(40)

dirumuskan, menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan”.19 Pengorganisasian merupakan faktor yang sangat menentukan sekali, dan erat kaitannya dengan planning yang telah menjadi patokan, didalam menggerakkan orang guna mencapai tujuan. Pengorganisasaian adalah tindakan penyatuan yang terpadu, utuh dan kuat di dalam suatu wadah kelompok atau organisasi.

Wujud dari pelaksanaan pengorganisasian ini, adalah tampaknya kesatuan yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisasi yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses pengorganisasian yang menetapkan pentingnya terciptanya kesatuan dalam segala tindakan, dalam hal ini Al-Qur’an telah menyebutkan betapa urgensinya tindakan kesatuan yang utuh, murni dan bulat dalam suatu kelompok kemasyarakatan. Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 103 :

َﺄَﻓ ًءاَﺪْﻋَأ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْذِإ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ِﻪﱠﻠﻟا َﺔ َﻤْﻌِﻧ اوُﺮُﻛْذا َو اﻮُﻗﱠﺮَﻔَـﺗ ﻻَو ﺎ ًﻌﻴ ِﻤَﺟ ِﻪﱠﻠﻟا ِﻞْﺒ َﺤِﺑ اﻮ ُﻤِﺼَﺘْﻋا َو

َﻦْﻴَـﺑ َﻒﱠﻟ

َﻬْـﻨِﻣ ْﻢُﻛَﺬَﻘْـﻧَﺄَﻓ ِرﺎﱠﻨﻟا َﻦِﻣ ٍة َﺮْﻔ ُﺣ ﺎَﻔَﺷ ﻰَﻠَﻋ ْﻢُﺘْﻨُﻛَو ﺎًﻧا َﻮْﺧِإ ِﻪِﺘ َﻤْﻌِﻨِﺑ ْﻢُﺘ ْﺤ َﺒْﺻَﺄَﻓ ْﻢُﻜِﺑﻮُﻠُـﻗ

ُﻪﱠﻠﻟا ُﻦﱢﻴ َـﺒُـﻳ َﻚِﻟَﺬَﻛ ﺎ

َنوُﺪَﺘ ْﻬَـﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ِﻪِﺗﺎَﻳآ ْﻢُﻜَﻟ

Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali-Imran : 103)

Jelas diperlukan penyatuan dalam setiap tindakan yang terpadu, utuh dan kuat. Karenanya dilarang oleh Allah terhadap tindakan adu domba, bercerai berpecah belah, antara sesama kamu umat manusia dalam satu aqidah dan dalam

19

(41)

keimanan. Kemudian al-Qur’an memberikan petunjuk agar dalam satu wadah, tempat, persaudaraan, ikatan, kelompok, negara bahkan sampai ketingkat keluarga, janganlah timbul pertentangan, perselisihan, percekcokan yang mengakibatkan hancurnya kesatuan.

Kegiatan pengorganisasian pembelajaran bagi tiap guru dalam institusi sekolah dimaksudkan untuk menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian dengan membagi tanggungjawab setiap personel sekolah dengan jelas sesuai bidang, wewenang, mata pelajaran dan tanggungjawabnya. Gorton dalam buku Syaiful Sagala mengemukakan pengorganisasian adalah terbaginya tugas kedalam berbagai unsur organisasi, dengan kata lain pengorganisasian yang efektif adalah membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas kedalam sub-sub atau komponen-komponen organisasi.20 Pengorganisasian ini memberi makna adanya unsur-unsur yang mempersatukan dan memisahkan dengan tujuan, keselarasan dan keseimbangan. Unsur-unsur yang mempersatukan diantaranya tujuan bersama yang menjadi iktikad bersama untuk mewujudkannya, sedangkan unsur-unsur yang memisahkan diantaranya kewenangan membagi-bagikan kekuasaan yang dimiliki, menyerahkan tanggungjawab kepada pihak tertentu, memberi pengarahan kepada anggota atau unit dibawah tanggungjawabnya.

Jika ditelusuri hubungan pengorganisasian dalam pembelajaran, tampak pada adanya unsur-unsur yang mempersatukan yaitu tujuan bersama yang menjadi iktikad bersama antara guru sebagai pendidik untuk mencapai tujuan belajar yang

20

(42)

dilaksanakan bersama oleh pendidik dan peserta didik. Sedangkan unsur yang memisahkan adalah adanya kewenangan guru dalam menyampaikan pelajaran dilain pihak adanya kewajiban peserta didik untuk mematuhi aturan dalam mengikuti pelajaran.21

Hal inilah yang harus dijalankan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bagi guru dalam merencanakan program pembelajaran dan melaksanakan tugas pembelajaran perlu menstrukturkan model dan perencanaan pembelajaran sesuai aturan atau kaidah pembelajaran, memenuhi aspek-aspek edukatif dengan memperhatikan unsur-unsur persatuan juga unsur-unsur yang memisahkan.

Pengorganisasian pembelajaran meliputi aspek : (a) menyediakan fasilitas, perlengkapan dan personel yang diperlukan untuk menyusun kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan untuk menyelesaikannya; (b) pengelompokkan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah secara teratur; (c) membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi pembelajaran; (d) merumuskan dan menetapkan metode dan prosedur pembelajaran; dan (e) memilih, mengadakan latihan dan pendidikan dalam upaya pertumbuhan jabatan guru dilengkapi dengan sumber-sumber lain yang diperlukan. Pengorganisasian pembelajaran ini memberi gambaran apakah seorang guru mampu mengelola kelas dengan menggunakan tekhnik dan langkah tertentu seperti yang tertuang dalam perencanaan pengajaran yang dibuatnya sendiri, sehingga proses

21

(43)

pembelajaran berlangsung dengan suasana harmonis, edukatif, meaning full, bermutu , dan mengarah pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.22

c. Penggerakan (Actuating)

Menggerakkan (actuating) menurut Terry berarti merangsang anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemampuan yang baik.23 Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang tak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan kedalam fungsi actuating ini, adalah directing, commanding, leading dan coordinating. Adapun rumusan actuating adalah suatu fungsi pembimbing dan pemberian pimpinan serta penggerakan agar kelompok itu suka dan mau bekerja.24 Tekanan yang terpenting adalah tindakan membimbing, mengarahkan, menggerakkan agar bekerja dengan baik, tenang, tekun sehingga dipahami fungsi dari diferensiasi tugas masing-masing. Al-Qur’an dalam hal ini telah memberikan pedoman dasar terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk actuating ini. Dalam surat al-Kahfi Allah berfirman :

ﺎ َﺟَﻮِﻋ ُﻪَﻟ ْﻞَﻌْﺠَﻳ ْﻢَﻟ َو َبﺎَﺘ ِﻜْﻟا ِﻩ ِﺪْﺒَﻋ ﻰَﻠَﻋ َلَﺰْـﻧَأ يِﺬﱠﻟا ِﻪﱠﻠِﻟ ُﺪ ْﻤَﺤْﻟا

ُﻪْﻧُﺪَﻟ ْﻦِﻣ اًﺪﻳ ِﺪَﺷ ﺎ ًﺳْﺄَﺑ َرِﺬْﻨُـﻴِﻟ ﺎ ًﻤﱢﻴَـﻗ

ا ًﺮْﺟَأ ْﻢُﻬَﻟ ﱠنَأ ِتﺎ َﺤِﻟﺎﱠﺼﻟا َنﻮُﻠ َﻤْﻌَـﻳ َﻦﻳ ِﺬﱠﻟا َﻦﻴِﻨ ِﻣْﺆ ُﻤْﻟا َﺮﱢﺸَﺒ ُـﻳ َو

ﺎًﻨ َﺴَﺣ

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan di dalamnya; Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang

22

Ibid, h. 144

23

Ibid, h. 145

24

(44)

mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik”. (QS. Al-Kahfi : 1-2)

Faktor pembimbing dan memberikan peringatan, merupakan sebagai hal penunjang demi suksesnya, suatu rencana, sebab jika hal ini diabaikan, maka akan memberi pengaruh kurang baik terhadap kelangsungan suatu roda organisasi, sekolah, kelas dan lain-lain. Proses actuating adalah memberikan perintah, petunjuk, pedoman dan nasehat serta keterampilan dalam berkomunikasi25 actuating merupakan inti dari pada manajemen yaitu menggerakkan untuk mencapai hasil, sedang inti dari actuating adalah leading, harus menentukan prinsip-prinsip efisiensi, komunikasi yang baik dan prinsip menjawab pertanyaan who (siapa), why (mengapa), how (bagaimana), when (bilamana atau kapan), dan where (dimana).

Dalam konteks pembelajaran di kelas penggerakkan dilakukan oleh guru sebagai pimpinan dan guru sebagai penanggungjawab pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan orang-orang yang terlibat dalam melaksanakan program belajar dan mengajar pada institusi sekolah. Dengan demikian penggerakkan juga dapat diartikan sebagai pelaksanaan dan kepemimpinan bagi sekolah maupun dalam kegiatan pembelajaran.

Penggerakan dalam proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik dengan suasana edukatif agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias, dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik. Peran guru sangat penting dalam menggerakkan dan memotivasi para siswanya melakukan aktivitas belajar baik itu dilakukan di kelas, di laboratorium, di perpustakaan,

25

(45)

praktek lapangan kerja dan tempat lain yang memungkinkan para siswa melakukan kegiatan belajar.26

c. Pengawasan (Controling)

Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterangkan pada manusia, benda dan organisasi. Pengawasan dimaksudkan untuk memastikan agar anggota organisasi melaksanakan apa yang dikehendaki dengan mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi serts memanfaatkannya untuk mengendalikan organisasi. Jadi pengawasan ini dilihat dari segi input, proses, dan output bahkan outcome.

Mengenai faktor ini Al-Qur’an memberikan konsepsi lebih jauh, lebih tegas dan meyakinkan, agar hal yang bersifat merugikan tidak akan terjadi. Tekanan al-Qur’an lebih dahulu pada intropeksi, kontrol diri pribadi sebagai pimpinan apakah sudah sejalan dengan pola dan tingkah berdasarkan planning dan program yang telah dirumuskan. Setidak-tidaknya menunjukkan sikap yang simpatik dalam menjalankan tugas, selanjutnya mengadakan pengecekan atau memeriksa kerja anggota.

Keadaan demikian akan lebih memudahkan diterima langsung oleh anggota. Dalam Islam, ada tuntunan bahwa kita mesti meriksa diri sebelum memeriksa orang lain, melihat diri terlebih dahulu atas kerja sebelum melihat atas kerja orang lain. Pimpinan yang melupakan dirinya, akan mengakibatkan sulitnya segala bentuk perintahnya diterima oleh anggotanya. Al-Qur’an banyak

26

(46)

menyebutkan mengenai mengontrol dan koreksi kepada diri, dan ancaman bagi yang melanggarnya. Surat al-Tahrim ayat 6 menyebutkan,

ٌﺔَﻜِﺋﻼَﻣ ﺎ َﻬْـﻴَﻠَﻋ ُةَرﺎ َﺠ ِﺤْﻟا َو ُسﺎﱠﻨﻟا ﺎ َﻫُدﻮُﻗ َو ا ًرﺎَﻧ ْﻢُﻜﻴ ِﻠْﻫَأ َو ْﻢُﻜ َﺴُﻔْـﻧَأ اﻮُﻗ اﻮُﻨ َﻣآ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﺎَﻬﱡـﻳَأ ﺎَﻳ

ٌظﻼِﻏ

ْﻢُﻫَﺮَﻣَأ ﺎ َﻣ َﻪﱠﻠﻟا َنﻮُﺼْﻌَـﻳ ﻻ ٌداَﺪ ِﺷ

َنوُﺮَﻣْﺆُـﻳ ﺎ َﻣ َنﻮُﻠَﻌْﻔَـﻳَو

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. al-Tahrim : 6)

Ayat lain menyatakan mengenai proses pengawasan dan ancaman terhadap orang atau pimpinan yang tidak melaksanakan amanat planning dan program yang telah disepakati, semula diterapkan dalam surat al-Dzariyaat, ayat 21,

َنوُﺮِﺼْﺒُـﺗ ﻼَﻓَأ ْﻢُﻜ ِﺴُﻔْـﻧَأ ﻲِﻓ َو

Artinya: “Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan.” (Qs. Adz-Dzariyaat : 21)

Surat al-Baqarah ayat 44 menyebutkan,

َنﻮُﻠِﻘْﻌَـﺗ ﻼَﻓَأ َبﺎَﺘ ِﻜْﻟا َنﻮُﻠْـﺘَـﺗ ْﻢُﺘْـﻧَأ َو ْﻢُﻜ َﺴُﻔْـﻧَأ َن ْﻮَﺴْﻨَـﺗَو ﱢﺮِﺒْﻟﺎِﺑ َسﺎﱠﻨﻟا َنوُﺮُﻣْﺄَﺗَأ

Artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (Qs. Al-Baqarah : 44)

(47)

segera dilakukan perbaikan dalam perencanaannya, sehingga tujuan yang sebelumnya ditentukan tetap secara maksimal dapat dipenuhi. kaitannya Dengan siswanya guru perlu untuk memastikan apakah para siswanya itu melaksanakan kegiatan belajar sesuai yang direncanakan.

Pengawasan dalam perencanaan pembelajaran meliputi: (a) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, dibanding dengan rencana; (b) melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar pembelajaran dan sasaran-sasaran; (c) menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan baik institusional satuan pendidikan maupun program proses pembelajaran.27

Maksud dan tujuan evaluasi adalah menentukan hasil yang dicapai siswa.28 penetapan proses pembelajaran secara keseluruhan termasuk tujuan yang akan dicapai oleh siswa, media pembelajaran, teknik pendekatan dalam pembelajaran, bahkan sifat efektif seorang guru memerlukan evaluasi. Dimana evaluasi adalah suatu proses yang berlangsung secara berkesinambungan.

Evaluasi dilakukan sebelum, selama, dan sesudah suatu proses pembelajaran. Evaluasi sebelum proses pembelajaran, misalnya karakteristik siswa, kemampuan siswa, metode dan materi pembelajaran yang digunakan. Evaluasi selama proses pembelajaran ialah evaluasi yang digunakan untuk melacak dan memperbaiki masalah belajar mengajar serta kesulitannya, baik dalam penyampaian materi maupun strategi pendekatan yang digunakan.

27

Syaiful Sagala, Op Cit, h. 146

28

(48)

Dalam perencanaan pengajaran yang tertuang dalam satuan pelajaran, evaluasi selalu memegang peranan penting dalam segala bentuk pengajaran yang efektif. Dengan evaluasi diperoleh balikan atau feedback yang dipakai untuk memperbaiki dan merevisi bahan atau metode pengajaran, atau untuk menyesuaikan bahan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

B. Prestasi Belajar

1. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan/ dikerjakan.29 Menurut Tu’u prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.30 Sukmadinata mengatakan bahwa prestasi belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapa-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.31

Prestasi belajar kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi Belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan psikomotor. Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal

29

Alwi Hasan, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2005), h. 89

30

Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), h. 75

31

(49)

menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan. Prestasi Belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria.32

Prestasi Belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi Belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

Maryanto mengatakan bahwa seseorang yang telah berusaha untuk mencapai tujuannya dan berhasil, maka orang itu dinyatakan berprestasi. Lebih lanjut Maryanto menyatakan bahwa seseorang dinyatakan berprestasi bila mampu memberikan sesuatu yang terbaik bagi orang lain, mampu melakukan sesuatu

32

(50)

dengan baik dalam segala hal, membuat impian menjadi kenyataan dan mampu menghentikan kebiasaan buruk.33

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar.34 Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguas

Gambar

Tabel 1 DATA SISWA DAN ROMBONGAN BELAJAR 2015/2016
Tabel 2 PRESTASI AKADEMIK UJIAN SEKOLAH
gambar maupun elektronik.15 Metode ini merupakan teknik pengambilan data dari
Tabel. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ciri khusus pohon mangga pohon mangga, bahwa pohon mangga merupakan salah satu tanaman yang masuk ke dalam kingdom Plantae.. Di mana tanaman ini juga termasuk ke dalam kelompok

Keberaksaraan fungsional, terutama dalam bahasa nasional, bertuju- an mengukuhkan kohesi nasional di antara warga masyarakat; menjem- batani kesenjangan antara orang tua yang

Aplikasi ruang lingkup di KJKS BMT Fastabiq adalah sebuah lembaga keuangan yang menggunakan layanan jasa bertaraf internasional dengan menerapkan sistem manajemen mutu

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pasir vulkanik mempunyai karaktersitik geser yang sama dengan pasir alluvial, penambahan kadar butiran halus dalam tanah pasir vulkanik tidak

The aim of this study was to lind a new management in metformin therapy optimalisation in patients with type 2 diabetes, espec ially in redUCing blood glucose,

Raja Johansyah bersama Putri Bidasari memerintah dengan bijaksana. Rakyatnya bertambah hormat terhadap rajanya. Negeri Inderapura pun bertambah subur. Raja dan permaisuri

By writing this thesis the writer hopes that the analysis of "Of Mice and Men" especially through the characters of the story will represent the whole story so that

Saya dengan segala hormat pimpinan Komite IV saya terpaksa harus menyampaikan bahwa ini pertimbangan yang terbaik, tapi mari kita buat yang terbaik lagi, kita buat