• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Lab Uji Bahan 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Lab Uji Bahan 1"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktek

Laboratorium Uji Bahan I

Dosen Pembimbing : Sumiati, ST, MT NIP. 1963 0405 1989 0320 02

Disusun Oleh : Kelompok 1 Kelas 3 SB

1. 2. 3. 4. 5. 6.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

(2)

Laporan Praktek

Laboratorium Uji Bahan 1

Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Laboratorium Uji Bahan I Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya

Tahun Akademik 2013/2014

Palembang, 18 Oktober 2013 Dosen pembimbing

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Penulisan laporan praktek ini merupakan salah satu syarat yang digunakan untuk acuan penilaian dalam mata kuliah Laboratorium Uji Bahan I.

Pada kesempatan kali ini saya menulis laporan praktek yang didalamnya membahas tentang kadar air agregat, analisa saringan agregat kasar (AK) dan agregat halus (AH), berat jenis/penyerapan agregat halus dan agregat kasar, berat isi agregat, kadar lumpur agregat halus, kadar organik pada agregat halus, konsistensi semen, waktu pengikatan semen, berat jenis semen, kekerasan agregat kasar, keausan agregat kasar, penentuan slump beton, pemeriksaan kuat tekan beton dan pengujian kuat tekan mortar semen portland.

Laporan praktek ini saya akui masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh kerena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penting untuk penyempuranaan laporan ini.

Palembang, 18 Oktober 2013

(4)

Daftar Isi

Cover ... 1

Lembar Pengesahan ... 2

Kata Pengantar ... 3

Daftar Isi ... 4

Kadar air agregat ... 5

Analisa saringan agregat kasar ... 7

Analisa saringan agregat halus ... 10

Berat jenis & penyerapan agregat halus ... 13

Berat jenis & penyerapan agregat kasar ... 16

Berat isi agregat... 19

Kadar lumpur agregat halus ... 22

Pemeriksaan kotoran organik pada agregat halus ... 23

Konsistensi semen ... 24

Waktu pengikatan semen ... 26

Berat Jenis Semen ... 29

Kekerasan agregat kasar ... 31

Keausan agregat kasar ... 33

Penentuan slump beton ... 35

Pemeriksaan kuat tekan beton ... 37

(5)

SUBJEK : TESTING BAHAN TOPIK : KADAR AIR AGREGAT TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menentukan prosentase air yang dikandung agregat

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Menerangkan prosedur pemeriksaan kadar air agregat Menghitung prosentase kadar air dari agregat

Menggunakan peralatan yang diperlukan PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan NO. ALAT

NAMA PERALATAN KETERANGAN

12.125

Timbangan Ketelitian 0,01 gr

12.150 Oven pengering

Cawan Dibuat dari porselin / baja

Bahan

Berat contoh agregat minimum tergantung pada ukuran butir maksimum PROSEDUR PELAKSANAAN

Timbang berat cawan (W1)

Masukkan benda uji kedalam cawan dan timbang beratnya (W2)

Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)

Keringkan benda uji berikut cawan dalam oven dengan suhu ( 110 ± 5°) C sampai beratnya tetap

Timbang berat cawan dan benda uji (W4)

Hitung berat benda uji kering oven (W5 = W4 –W1)

(6)

W3−W5

W5 x100

W3 = Berat benda uji semula (gram)

W5 = Berat benda uji kering oven (gram)

HASIL PERHITUNGAN

No

. Uraian Pasir Batu

1. Berat Cawan (C1) = gr 1441,50 1030,90 2. Berat Cawan + Agregat (C2) = gr 1975,90 4128,20 3. Berat Cawan + Agregat kering (C3) = gr 1961,00 4107,70

4. 2,87 0,67

CATATAN

Pemeriksaan kadar air agregat dilakukan minimal 2 kali,kemudian diambil harga rata –ratanya.

Hasil perhitungan kadar air agregat dilaporkan dalam dua desimal.

Kadar Air= Berat air

Berat agregat kering×100=

C2−C3

(7)

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR (AK) TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menghitung perbandingan agregat kasar menjadi agregat gabungan yang mempunyai gradiasi yang diinginkan.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Menentukan gradiasi agregat halus dengan menggunakan hasil analisa ayakan Menggunakan peralatan yang diperlukan .

Menggambarkan data hasil pemeriksaan ke dalam grafik gradiasi PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan Cawan

Timbangan (gr)

Saringan, dengan ukuran:

(8)

Mesin Penggetar (Electric Shieve shaker)

Density Spoon

Kuas

Bahan

Contoh agregat yang diuji terlebih dahulu dikeringkan , kemudian di campur rata.

PROSEDUR PELAKSANAAN Timbang berat cawan yang digunakan

Timbang agregat kasar dengan beratnya 3000 gr di dalam cawan.

Masukkan agregat yang akan disaring ke dalam saringan, misalnya agregat kasar yang dimulai dengan ukuran 38 mm sampai pan.

Hidupkan mesin penggetar, kemudian susun saringan-saringan tersebut. Getarkan selama 15 menit.

(9)

PERHITUNGAN

Prosentase berat benda uji yang tertahan di atas saringan =

3. 9,5 2736,7 89,31 91,42 8,58 4. 4,8 250,3 8,17 99,59 0,41 10. 0,075 4,93 0,16 99,95 0,05 11. Pan 1,42 0,05 100,00 0,00

(10)

CATATAN

Pemeriksaan analisa ayak ini dapat dilakukan hanya satu kali percobaan

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS (AH) TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menghitung perbandingan agregat halus menjadi agregat gabungan yang mempunyai gradiasi yang diinginkan.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Menentukan gradiasi agregat halus dengan menggunakan hasil analisa ayakan Menggunakan peralatan yang diperlukan .

Menggambarkan data hasil pemeriksaan ke dalam grafik gradiasi PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan Cawan

(11)

Saringan, dengan ukuran:

( 19 mm; 9,5 mm; 4,8 mm; 2,36 mm ; 1,2 mm ; 0,6 mm ; 0,3 mm ;0,15 mm;0,075 mm ; pan)

Mesin Penggetar (Electric Shieve shaker)

Density Spoon

Kuas

Bahan

Contoh agregat yang akan di uji , terlebih dahulu dikering di udarakan, kemudian di campur rata.

(12)

Timbang agregat halus atau pasir dengan berat bersih pasir 500 gr, letakkan di dalam cawan.

Masukkan agregat yang akan disaring ke dalam saringan.

Hidupkan mesin penggetar, kemudian susun saringan-saringan tersebut. Getarkan selama 15 menit.

Setelah selesai digetarkan, timbang berat masing-masing agregat yang ada di dalam saringan.

PERHITUNGAN

Prosentase berat benda uji yang tertahan di atas saringan = 6. 1,2 48,24 9,03 15,78 84,22 7. 0,6 133,69 25,02 40,79 59,21 8. 0,3 210,72 39,43 80,22 19,78 9. 0,15 88,01 16,47 96,69 3,31 10. 0,075 15,02 2,81 99,50 0,50 11. Pan 2,67 0,50 100,00 0,00

(13)

0.01 0.1 1 10 100 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

CATATAN

Pemeriksaan analisa ayak ini dapat dilakukan hanya satu kali percobaan

(14)

TOPIK : BERAT JENIS / PENYERAPAN AGREGAT HALUS TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat menentukan berat jenis dan prosentase berat air yang dapat diterap agregat halus dihitung terhadap berat kering.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Menentukan berat jenis agregat halus dalam keadaan kering oven. Menentukan berat jenis agregat halus kering permukaaan.

Menentukan kadar air agregat halus kering permukaan jenuh air (SSD).

Menerangkan kegunaan pemeriksaan ini dalam kaitannya dengan perhitungan rancangan susunan campuran beton.

Menggunakan peralatan yang dipakai. PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan NO.

ALAT NAMA PERALATAN KETERANGAN

12.370

Timbangan 0,01 gr Kapasitas >2000 g

Piknometer / gelas ukur Kapasitas 500 ml Kerucut terpancung untuk

menentukan keadaan SSD diameter atas (40 ± 3) mm,diameter bawah (90 ±3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logan tebal minimum 0,8 mm

12.372 Barang penumbuk Dengan penampang rata,berat (340±15) gr diameter permukaan penumbuk (25±3) mm

12.318 Saringan no.4 (4,75 mm)

Saringan standar

12.154 Oven Pengering Dapat diatur suhu konstan 110 + 5° C - Thermometer

_ 12.296 Cawan

12.142 Hot Plate 12.060 Desikator

(15)

Bahan

Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no. 4, yang diperoleh dari alat pembagi contoh atau sistem perempat (quatering) senbanyak ± 1000 gram. Benda uji terlebih dahulu dibuat dalam keadaan jenuh air kering permukaan (SSD).

PROSEDUR PELAKSANAAN Penentuan SSD Agregat Halus

Masukkan benda uji dalam kerucut terpancung dalam 3 lapisan, yang masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 8 kali, ditambah 1 kali penumbukan untuk bagian atasnya (seluruhnya 25 kali tumbukan)

Angkat cetakan kerucut terpancung perlahan-lahan Perhatikan !

Sebedlum diangkat, cetakan kerucut terpancung harus dibersihkan dari butiran agregat yang berada dibagian luar cetakan.

Pengangkatan cetakan harus benar-benar vertikal.

Periksa bentuk agregat hasil pencetakan setelah kerucut terpancung diangkat : Bentuk agregat , umumnya ada 3, yang masing-masing menyatakan keadaan kandungan air dari agregat tersebut, yaitu :

Perhatikan!

Jika keadaab agregat kering, maka perlu ditambah air

Jika keadaan agregat basah, maka agregat perlu dikeringkan di udara b. Penentuan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

1. Timbang agregat dalam keadaan SSd tersebut pada a seberat 500 gram dan masukkan kedalam piknometer / gelas ukur.

2. Masukkan air bersih mencapai 90% isi piknometer , putar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.

Perhatikan !

Proses untuk menghilakan udara dalam piknometer dapat dipercepat dengan menggunakan pompa hampa udara atau dengan merebus piknometer. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas.

(16)

Timbang piknometer berisi air dan benda uji (B1 )

Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110±5°) C sampai berat tetap kemudian dinginkan benda uji dalam desikator, lalu timbang beratnya (B2)

Isi kembali piknometer dengan air sampai tanda batas , lalu timbang beratnya (B3)

PERHITUNGAN

Berat jenis kering (Bulk dry specific gravity)

B2

(B3+500−B1)

Berat jenis kering permukaan (SSD) 500

(B3+500−B1)

Penyerapan 500−B2

B2 x100

B1 = Berat piknometer berisi benda uji dan air (gram) B2 = Berat benda uji dalam keadaan kering oven(gram) B3 = Berat piknometer berisi air (gram)

500= Berat benda uji dalam keadaan SSD (gram) HASIL PERHITUNGAN

No

. Uraian Sample 1 Sample 2

1. Agregat SSD (Bj) 527,00 521,10 2. Pasir oven (Bk) 494,40 499,60 3. Berat tabung + air (B) 1285,70 1271,40 4.

Berat tabung + benda uji + air

(Bt) 1594,60 1577,10

5. 2,27 2,32

Berat Jenis Bulk

Bk

(17)

6. 2,42 2,42

7. 6,59 4,30

CATATAN

Hasil perhitungan dilaporkan dalam 2 desimal

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR TUJUAN UMUM

(18)

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat menentukan berat jenis dan prosentase berat air yang dapat diterap agregat kasar dihitung terhadap berat kering.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Menentukan berat jenis agregat kasar dalam keadaan kering oven.

Menentukan berat jenis agregat kasar dalam jenuh air kerng permukaan (SSD). Menentukan kadar air agregat kasar dalam keadaan kering permukaan jenuh air (SSD).

Menerangkan kegunaan pemeriksaan ini dalam kaitannya dengan perhitungan rancangan susunan campuran beton.

Menggunakan peralatan yang dipakai. PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan NO. ALAT

NAMA PERALATAN KETERANGAN 12.097

12.125

Timbangan 0,01 gr Kapasitas >5000 g

12.150 Oven Pengering Dapat diatur suhu konstan 110 + 5° C

12.252 Penjepit

- Alat pembagi contoh (Riffle Sampler)

- Desikator Dapat diatur suhu konstan 110 + 5° C - Bejana gelas

12.296 Kain Penyerap

Bahan

Agregat kasar doperoleh dengan menggunakan Riffle Sampler atau sistim perempat (Quartering) sebanyak kira-kira 500 gr.

PROSEDUR PELAKSANAAN

Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yangt melekat pada permukaan agregat

(19)

Dinginkan dalam desikator ,kemudian timbang beratnya (Bk) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam.

Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan agregat hilang (agregat ini dinyatakan dalam keadaan jenuh airv kering permukaan atau SSD)

Perhatikan !

Untuk butiran yang besar, pengeringan dengan lap harus satu per satu.

Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuah air kering permukaan (Bj) Masukkan benda uji kedalam bejana gelas dan tambahkan air hingga benda uji terendam dan permukaan pada tanda batas ( pada bejana gelas diberi tanda batas)

Timbang berat bejana yang berisi benda uji + air (W1)

Bersihkan bejana dari benda uji dan masukkan lagi sampai permukaannya ada pada tanda batas (seperti pada 7)

Timbang beratnya (W2)

PERHITUNGAN

Berat jenis kering (Bulk dry specific gravity)

Bk

(W2+BjW1)

Berat jenis kering permukaan (SSD)

Bj

(W2+BjW1)

Penyerapan

BjBk Bk x100

Bk = Berat jenis uji kering oven

Bj = Berat jenis uji kering permukaan jenuh air (SSD) W1= Berat bejana berisi benda uji + air

W2= Berat bejana berisi air

HASIL PERHITUNGAN No

(20)

1. Berat benda uji dalam air (Ba) = gr 659,30 609,30 2. Berat benda uji SSD (Bj) = gr 1067,70 987,40 3. Berat benda uji kering oven (Bk) = gr 1050,10 966,90

4. 2,57 2,56

5. 2,61 2,61

6. 2,69 2,70

7. 1,68 2,12

CATATAN

Karena harga berat jenis yang tidak tetap walaupunb dilakukan dengan sangat hati-hati. Dalam hal ini diperlukan pemeriksaan berulang-ulang minimum 2 kali pemeriksaan.

Kemudianb diambil harga rata-ratanya.

Hasil penentuan dilaporkan dalam 2 desimal

SUBJEK : TESTING BAHAN TOPIK : BERAT ISI AGREGAT

Berat Jenis Bulk

Berat Jenis SSD

Berat Jenis Semu

Penyerapan

(21)

TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menentukan berat isi agregat halus, kasar atupun campuran.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Menerangkan prosedur pelaksanaan penemuan bobot isi agregat .

Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan bobot isi agregat sesuai dengan kenyataan , sekaligus dapat mengoreksinya jika tidak tepat .

Menggunakan peralatan yang dipakai PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan Bejana silinder Density spoon

Batang penumbuk baja Cawan

Timbangan Bahan

Sebagai benda uji dapat digunakan agregat kasar, halus atau campuran. PROSEDUR PELAKSANAAN

Gembur

Ukur diameter dan tinggi silinder (cm) lalu timbang beratnya (gram) kemudian hitung volumenya (cm) .

2. Masukan agregat kasar (split) kedalam bejana silinder sampai penuh dan ratakan (jangan diguncang atau diketuk),kemudian timbang.

3. Ulangi pekerjaan NO. 2 sampai 3x 2. Padat

1. Ukur diameter dan tinggi silinder (cm) lalu timbang beratnya (gram) kemudian hitung volumenya (cm) .

2. Masukan agregat halus (pasir) kedalam bejana silinder yang lain (bejana silinder yang sama setelah selesai meneliti agregat kasar) dalam 3 lapisan setiap lapis ditumbuk 25 kali kemudian ditimbang .

3. Ulangi pekerjaan NO. 2 sampai 3 kali PERHITUNGAN

Berat isi agregat = W3

v kg/dm3

v = volume (isi wadah ) dm3

(22)

HASIL PERHITUNGAN

Tabel Berat isi gembur & padat

Uraian Tabung kecil Tabung besar Berat air + silinder (gr) 2686,00 4777,80 Berat silinder (gr) 842,89 2194,10 Volume Air (gr/cm³) 1843,11 2583,70

Pasir Batu Batu

Gembur 1 2 3

Berat siinder + batu 5621,00 5574,50 5715,30 Berat silinder 2194,10 2194,10 2194,10 Berat isi 3426,90 3380,40 3521,20

ɣ 1,33 1,30 1,36

Padat 1 2 3

Berat siinder + batu 5933,60 5888,70 5983,70 Berat silinder 2194,10 2194,10 2194,10 Berat isi 3739,50 3694,60 3789,60

ɣ 1,45 1,43 1,45

Pasir

Gembur 1 2 3

Berat siinder + batu 3457,00 3432,00 3414,90 Berat silinder 842,89 842,89 842,89 Berat isi 2614,11 2589,11 2572,01

ɣ 1,42 1,40 1,40

Padat 1 2 3

Berat siinder + batu 3596,10 3630,00 3636,30 Berat silinder 842,89 842,89 842,89 Berat isi 2753,21 2787,11 2793,41

ɣ 1,50 1,51 1,52

CATATAN

(23)

Isilah wadah dengan air sampai penuh pada suhu kamar, sehingga pada waktu ditutup dengan plat kaca tidak terlihat gelembung udara.

Timbang dan catat berat wadah berikut air. Hitung berat air.

Berat air = berat isi wadah

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menentukan presentase air yang di kandung agregat.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

(24)

Menghitung persentase kadar air pada agregat . Menggunakan peralatan yang diperlukan. PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan

Timbangan 0.01gram Oven pengering

Cawan

Density spoon Bahan

Agregat halus, pasir 1000 gram . PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Timbang berat cawan ( W1 )

2. Masukan benda uji kedalam cawan dan timbang beratnya ( W2 ) 3. Hitung berat benda uji ( W3 = W2 – W1 )

4. Keringkan benda uji berikut cawan dalam oven dengan suhu ( 110 ± 5◦C ) sampai beratnya tetap .

5.Timbang berat cawan dan benda uji ( W4 )

6. Hitung berat benda uji kering oven ( W5 = W4 – W1) PERHITUNGAN

Kadar lumpur = Berat agregat basahBerat agregat basahberat kering oven×100

HASIL PERHITUNGAN

No

. Uraian (gr)

1. Berat benda uji semula (W3) 519,50 2. Berat benda uji kering oven (W5) 515,60

3. 0,76

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : PEMERIKSAAN KOTORAN ORGANIK PADA AGREGAT HALUS TUJUAN UMUM

K adar lumpur=¿

W3−W5

(25)

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menentukan adanya bahan organik dalam pasir alam yang akan digunakan sebagai bahan campuran mortar atau beton. PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan

Botol gelas yang tidak berwarna, mempunyai tutup dari karet, gabus atau lainnya yang tidak larut dalam larutan Na OH, dengan isi sekitar 350 ml. Standars warna (organik plate)

Larutan Na OH (3%) Bahan

Pasir 115 ml (kira-kira 1/3 isi botol) PROSEDUR PELAKSANAAN

Benda uji dimasukkan kedalam botol.

Tambahkan larutan NaOH 3% setelah dikocok isinya harus mencapai 2/3 isi botol

Tutuplah botol dan kocok lagi kuat-kuat, biarkan selama 24 jam

Setelah 24 jam bandingkan warna cairan yang terlihat diatas benda uji dengan warna standar.

KESIMPULAN

Air berubah menjadi warna no.3, jadi apabila pasir akan digunakan maka pasir harus terlebih dahulu dicuci.

CATATAN

(26)

SUBJEK : TESTING BAHAN TOPIK : KONSISTENSI SEMEN TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menguraikan hubungan anatara konsistensi dengan pemeriksaan semen secara fisik lainnya.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Menentukan banyak air yang dipakai untuk mencampur semen dalam keadaan konsistensi normal

Mengidentifikasikan bahwa semen portland telah mencapai konsistensi normal Trampil dalam menggunakan peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan ini. PERALATAN DAN BAHAN

(27)

Mesin pengaduk

Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr Stop watch

Gelas ukur

Sarung tangan karet Spatula

Bahan

Semen portland 400 gr Air suling sebanyak 94 gr

PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Siapkan Alat dan bahan

2. Masukkan air sebanyak 24 % dari Semen PC

3. Campurkan air dan semen lalu aduk dengan mixer selama 30 detik. 4. Angkat Pasta semen dan gumpalkan ditangan

5. Masukkan kedalam cetakkan berbentuk lingkaran lalu ratakan atasnya.

(28)

7. Lepaskan pengunci alat, tunggu sampai 30 detik dan baca berapa dalam jarum masuk kedalam pasta semen.

PERHITUNGAN

Konsistensi = Berat semenBerat air ×100

HASIL PERHITUNGAN

Konsistensi = Berat air

Berat semen×100

CATATAN

Untuk mendapatkan konsistensi normal dilakukan beberapa kali percobaan dengan kadar air yang berbeda. Percobaan pertama kali banyak air yang digunakan lebih 25% dari berat semen.

Setiap percobaan harus digunakan dengan semen yang baru dan selama percobaan alat-alat harus bebas getar.

Konsistensi normal yang didapat pada penurunaan (10±1)mm

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : WAKTU PENGIKATAN SEMEN TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menentukan waktu pengikatan semen portland dengan menggunakan alat vicat.

TUJUAN KHUSUS

(29)

Trampil menggunakan alat, yang digunakan dalam pemeriksaan waktu pengikatan semen.

PERALATAN DAN BAHAN Peralatan

Alat vicat

Mesin pengaduk

Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr Stop watch

Gelas ukur

Sarung tangan karet Spatula

Bahan

Semen Portland Air suling

PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Siapkan Alat dan bahan

2. Masukkan air sebanyak 24,5 % dari Semen PC

3. Campurkan air dan semen lalu aduk dengan mixer selama 30 detik. 4. Angkat Pasta semen dan gumpalkan ditangan

5. Masukkan kedalam cetakkan berbentuk lingkaran lalu ratakan atasnya.

6. Pastikan Jarum pada alat menyentuh permukaan pasta semen dan pastikan juga alat menunjukkan angka 0.

7. Lepaskan pengunci alat, tunggu sampai 30 detik dan baca berapa dalam jarum masuk kedalam pasta semen.

(30)

HASIL PERHITUNGAN

Jarak antara titik setiap menjatuhkan jarum adalah 6,4 mm, dan jarak titik terdekat dengan tepi bagian dalam cincin konik 9,5 mm.

(31)

Waktu pengikatan akhir tercapai bila jarum tidak pada permukaan

SUBJEK : TESTING BAHAN TOPIK : BERAT JENIS SEMEN TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menyimpulkan pengaruh berat jenis semen terhadap kemurniannya.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Dapat menerangkan prosedur pemeriksaan berat jenis semen Dapat menentukan berat jenis semen

Dapat menggunakan peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan berat jenis semen

PERALATAN DAN BAHAN Peralatan

(32)

Kawat Bahan

Semen 64 gram Semen Portland

PROSEDUR PELAKSANAAN Siapkan Alat dan Bahan

Masukkan minyak tanah secara perlahan kedalam gelas ukur sampai pada skala 0,00 (V1)

Lalu masukkan semen 64 gram secara perlahan kedalam gelas ukur. Miringkam gelas ukur sehingga gelembungnya menghilang (V2) PERHITUNGAN

Berat Jenis = Berat Semen

(V2−V1)

V1 = pembacaan pertama pada skala botol V2 = pembacaan kedua pada skala botol

(V1-V2) = isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat tertentu

HASIL PERHITUNGAN

No Uraian Sample 1 Sample 2

1. (V2-V1) 21,1 21,2

2. Berat Semen 64 64

3. Berat Jenis 3,03 3,02

CATATAN

Berat jenis semen portland antara 3-3,2

(33)

Percobaan berat jenis dilaporkan sampai dua angka dibelakang koma Suhu ruangan pemeriksaan yang diijinkan berkisar antara 20-24° C

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : KEKERASAN AGREGAT KASAR TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menentukan agregat kasar untuk pembuatan suatu konstruksi beton berdasarkan kekerasannya.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

1. Menerangkan prosedur pelaksanaan pengujian kekerasan agregat kasar dengan menggunakan bejana tekan ( berdasarkan standar British )

2. Menentukan sifat keras terhadap daya hancur dari agregat kasar 3. Menggunakan peralatan yang diperlukan

(34)

Timbangan dengan ketelitian 1 gram Saringan no.12,5;10 ;pan

Bejana silinder

Batang pemadat dari baja Mesin penekan

Bahan

Agregat kasar ( batu pecah)

1500 gr (tertahan saringan 12,5 mm) 1500 gr (tertahan saringan 10 mm) PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Saring agregat kasar dengan susunan angka 14 mm dan 10 mm

2. Masukan agregat dengan fraksi 14mm-10mm kedalam bejana setinggi 10cm dalam 3 lap yang masing-masing lapisan dipadatkan sebanyak 25x dengan batang baja.

3. Ratakan permukaan agregat

4. Keluarkan benda uji dari bejana dan timbang beratnya ( A gr ) 5. Lakukan pekerjaan no 2 dan 3sebanyak dua kali lagi.

6. Letakkan stempel penekan didalam bejana

7. Tekan bejana berikut stempelnya dengan tekan 40 KN yang dicapai dalam waktu 10 menit

8. Setelah penekan keluarkan benda uji dari dalam bejana 9. Saring benda uji yang telah ditekan dengan saringan 2,36 mm 10. Timbang berat benda uji yang tahan diatas ayakan 2,36 mm ( B gr ) 11. Hitung % benda uji yang menembus lubang ayakan 2,36 mm PERHITUNGAN

Benda uji yang menembus lubang ayakan 2,36 mm

AB A ×100

A = Berat benda uji

B = Berat benda uji yang tertahan pada ayakan 2,36 mm.

HASIL PERHITUNGAN

No

. Uraian (gr)

1. A 3001,7

(35)

3.

Kekerasan =

AB A ×100 AB

A ×100

3,31%

CATATAN

Untuk pemeriksaan kekerasan agregat kasar ini sekurang-kurangnya dilakukan dua kali percobaan, sedangkan nilai prosentase agregat kasar yang tembus 2,36 mm diambil rata-ratanya.

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : KEAUSAN AGREGAT KASAR TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menentukan keausan agregat kasar. TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

1. Menerangkan prosedur pelaksanaan pengujian keausan agregat kasar 2. Menentukan sifat keausan dari agregat kasar

(36)

1. Peralatan

Timbangan dengan ketelitian 1 gram Bejana silinder

Lousangles abration test

Saringan no. 19; 12,5; 9,5 pan Bahan

Agregat kasar (batu pecah)

2500 gr (tertahan saringan 12,5 mm)

2500 gr (tertahan saringan 9,5 mPROSEDUR PELAKSANAAN 1. Saring agregat kasar dengan susunan angka 12,5 mm dan 9,5 mm 2. Campurkan kedua ukuran agregat kasar.

3. Masukkan agregat ke dalam mesin lousangles abrasi test dengan 8 buah bola 4. Putar dengan mesin sampai 500 kali putaran

5. Saring benda uji yang telah ditekan dengan saringan 2,36 mm 6. Timbang berat benda uji yang tahan diatas ayakan 2,36 mm ( B gr ) 7. Hitung % benda uji yang menembus lubang ayakan 2,36 mm PERHITUNGAN

Benda uji yang menembus lubang ayakan 2,36 mm

AB A ×100

A = Berat benda uji

(37)

HASIL PERHITUNGAN

Daftar Gradiasi dan Berat Benda Uji

Keausan

6. 6,3 4,75 2500,00

7. 4,75 2,36 5000,00

Jumlah

bola 12 11 8 6

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : PENENTUAN SLUMP BETON TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat menentukan kekentalan adukan beton TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

(38)

Membuktikan hasil penentuan slump beton dalam pembuatan rancangan adukan beton, sehingga jika ada ketidaksesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya maka kadar air bebas dengan segera dapat diubah sesuai dengan slump yang diijinkan.

Trampil dalam menggunakan peralatan yang diperlukan. PERALATAN DAN BAHAN

Peralatan

Alat slump lengkap dengan pelat dasar ukuran kerucut terpancung

Tongkat pemadat dari baja Ǿ 16 mm , panjang 60 cm , salah satu ujungnya berbentuk bulat

Sendok spesi Ember Bahan

Pengambilan contoh uji : Pasir 14499,9 gr

Batu pecah 16874,2 gr Semen 9113,2 gr Air 5059,9 gr

PROSEDUR PELAKSANAAN Buatlah adukan beton

Basahi cetakan dan pelat dengan lap basah Letakan cetakan pada pelat slump

Masukan adukan beton kedalam cetakan dalam 3 lapis yang kira – kira sama tebalnya . Setiap lapis dipadatkan dengan menusuk – nusuk dan menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali .

Ratakan permukaan aduk beton dan biarkan ½ menit . Perhatikan !

(39)

Angkat cetakan perlahan – lahan Perhatikan

Dalam pengangkatan , posisi cetakan harus dijaga tetap dalam keadaan vertical . Ukur penurunan dari aduk beton (slump) .

HASIL PERHITUNGAN

Penurunan dari aduk beton (slump) adalah 95 mm = 0,95 cm CATATAN

Penentuan slump beton biasanya dilakukan dua kali pemeriksaan dengan adukan yang sama

Nilai slump dilaporkan dalam satuan cm

Jika hasil penurunan slump beton berbentuk seperti gambar di bawah ini (shear slump) maka pemeriksaan harus diulang kembali

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat Membuatsesuai dengan rancangan beton yang diinginkan

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat tekan beton Mengaduk beton secara masinal

Membuat benda uji untuk pemeriksaan beton

Melakukan proses pematangan (curing) dari benda uji PERALATAN DAN BAHAN

(40)

Mesin penekan Meja penggetar Cetakan benda uji

Tongkat pemadat yang terbuat dari baja dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm yang salah satu ujungnya dibulatkan.

Mistar baja

Timbangan dengan kapasitas 20 kg Bahan

Adukan beton yang akan digunakan untuk benda uji diambil langsung dari pengaduk beton dengan memakai peralatan yang tidak menyerap air. Adukan beton tersebut harus diaduk lagi sebelum diisikan kedalam cetakan

PROSEDUR PELAKSANAAN Pembuatan benda uji

Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis , setiap lapis berisi kira – kira isi ⅓

(41)

Perhatikan !

Jika pemadatannya dilakukan dengan menggunakan vibrator penggetar , baik itu internal vibrator atau meja getar , pengisian adukan beton kedalam cetakan dilakukan sekaligus . Penggetaran dihentikan apabila permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh air semen dan udara tidak ada yang keluar dariadukan beton .

Ratakan permukaan beton .

(42)

Setelah 24 jam , bukalah cetakan dan keluarkan benda uji .

Rendam benda uji dalam bak yang berisi air agar proses pemotongan (cuting) beton berlangsung dengan baik , maka perendaman ini dilakukan sampai batas waktu pengujian kuat tekan.

Penekanan benda uji

Ambil benda uji dari bak perendam dan lap dengan menggunakan lab lembab . Tentukan berat dan ukuran benda uji

Perhatian !

Jika benda ujinya berbentuk silinder , sebelum benda uji tersebut ditekan harus diberi lapisan mortar / semen / belerang dipermukaan atas dan bawah setebal 4 mm , untuk meratakan permukaan bidang tekan .

Letakan benda uji pada mesin tekan secara sentris

Jalankan mesin dengan penambahan beban terutama berkisar antara 2 sampai 4 Kg/cm2 perdetik

Pembebanan ini dilakukan sampai batas maksimum dan catat hasilnya . Hitung kuat tekan dari benda uji tersebut .

(43)

Kekuatan tekan beton (Bm) = PA (kg/cm2)

P = beban maksimum

A = luas penampang bidang tekan HASIL PERHITUNGAN

SILINDER BETON

Ukuran :

15 cm x 30 cm

Volume : 5298750,00 mm³ 5298,75 cm³ Luas : 17662,50 mm²

No. Berat (gr) Berat isi (gr/cm³) Kuat Tekan

KN N N/mm²

1. 11991,3 2,26 170 170000 9,62 2. 11766,9 2,22 75 75000 4,25 3. 11979,6 2,26 130 130000 7,36

KUBUS BETON

Ukuran : 15 cm x 15 cm x 15 cm

Volume : 3375000,00 mm³ 3375,00 cm³ Luas : 22500,00 mm²

No. Berat (gr) Berat isi (gr/cm³) Kuat Tekan

KN N N/mm²

(44)

SUBJEK : TESTING BAHAN

TOPIK : KUAT TEKAN MORTAR SEMEN PORTLAND TUJUAN UMUM

Setelah akhir pelajaran trainee, diharapkan dapat mengetahui penngaruh kekuatan semen terhadap kekuatan aduk.

TUJUAN KHUSUS

Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat :

Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kekuatan tekan mortar Menghitung kuat tekan dari adukan mortar

Membuat contoh uji kuat tekan adukan mortar Peralatan

Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram Mesin pengaduk

Spatula

Mesin penekan Tangki pemanas Pemadat plastik

(45)

Pisau Bahan

Semen portland Pasir

Air

PROSEDUR PELAKSANAAN Persiapan Pasta Semen

Masukkan air pencampur, sebanyak 24% dari berat semen ke dalam tromol pengaduk

Masukkan semen sebanyak 500 gr ke dalam tromol pengaduk

Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140±5) putaran permenit selama 30 detik.

Masukkan pasir sebanyak 1375 gr perlahan-lahan sambil pengaduk dijalankan dengan kecepatan (140±5) putaran permenit selama 30 detik

Hentikan mesin pengaduk, pindahkan kecepatan menjadi (285±10) putaran permenit dan jalankan selama 30 detik

Hentikan mesin pengaduk dan segera bersihkan mesin pengaduk dari mortar yang menempel pada dinding bagian dalam selama 15 detik, selanjutnya tromol ditutup selama 1 menit

Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 285±10 putaran permenit selama 1 menit

Adukan dibiarkan selama 90 detik

Jalankan kembali mesin pengaduk dengan kecepatan (285±10) putaran permenit selama lebih kurang 15 detik .

Penentuan Slump mortar

Isi cetakan cincin dengan adukan mortar dalam 3 lapis , setiap lapis berisi kira – kira ⅓

isi cetakan . Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata . Kemudian angkat cetakannya.

Perhatikan !

(46)

(adukan mortar dengan diameter 10 cm)

N o

Titik Diameter (mm)

1 T1 106,9

2 T2 105,1

3 T3 103,6

4 T4 101,4

Rata -Rata

104,25

Pencetakan Benda Uji

Mencetak benda uji, dimulai, paling lambat 2,5 menit setelah selesai pengadukan.

30 detik setelah selesai pengadukan, cetak mortar dengan cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm, cetakan diisi dalam dua lapisan dimana setiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk sebanyak 32 kali dalam waktu ±10 detik. Keseluruhan waktu pencetakan tidak lebih dari 2 menit

Ratakan permukaan mortar, kemudian simpan cetakan di tempat yang lembab selama 24 jam

Buka cetakan dan rendam mortar dalam air bersih kemudian periksalah kekuatan mortar dengan umur yang biasanya 3 hari dan 7 hari.

(47)

Kuat tekan Mortar = luas permukaanbenda ujiBeban maksimum kg/cm²

HASIL PERHITUNGAN

No Berat Mortar (gr) Kuat Tekan (mpa) M

1

266,00 8,80 M

2

266,60 12,30 M

3

265,30 15,80 M

4

268,00 69,40

M

5 265,20 22,90 M

6 261,80 13,80

CATATAN

Gambar

Tabel Berat isi gembur & padat

Referensi

Dokumen terkait

Dc to Dc konverter merupakaian rangkaian yang menstabilkan energi yang dihasilkan panel surya fleksibel agar dapat dikonsumsi guna untuk keperluan pengisian

Secara rinci Sumarmo (2006) menuliskan indikasi kegiatan komunikasi matematis sebagai berikut: 1) Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa,

Sebagai otoritas tertinggi regulasi sekaligus pengawas syariah terhadap lembaga keuangan dan perbankan yang berasaskan kepada syariah, mereka dapat bekerja sama dengan DSN,

Berdasarkan pemikiran diatas perlu diadakanya kajian tentang pemilihan moda di Kota Magelang untuk mengetahui pemodelan pengguna jasa taksi konvesional yang

Ada beberapa alasan kenapa penyakit kanker dapat mendorong seseorang untuk mencari tahu makna hidupnya, antara lain : kanker merupakan salah satu penyakit serius bahkan dalam

Untuk standar 23 tentang Pelaksanaan PkM mencapai 94%, dan terendah adalah standar 18 tentang Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian dengan persentase sedikit lebih

Salah satu upaya yang dianggap mampu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dan hasil

Selain kesalahan-kesalahan fatal berkaitan kaidah penafsiran dan bahasa Arab yang menjadikan Minardi dikritik sebagai orang yang tidak paham bahasa Arab, dalam terjemahan