• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang (PT. "X" di Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang (PT. "X" di Bandung)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Tax is a burden that must be paid and will reduce the profits will.Therefore such companies are always trying to minimize their tax burden so that it remains optimal profit.Attempts to minimize the tax burden should be adjusted to the prevailing tax regulations and conditions perusahaan.A wrong legal way to minimize the tax burden is to implement tax planning, tax savings strategies that the company is doing to minimize their tax obligations,with due regard to the law.Writer do tax regulations research on PT ."X" in Bandung, which is a company that is engaged in contruction.Writer conduct interviews and observations . The method used is descriptive analytical method. The financial statements. " X " is used in this research is reported in the Income Tax Corporate Income 2012. Measured ( tested ) using the tax calculation and statistical test equipment that is " t test " . Both these tests show that tax planning can minimize the payment of Income Tax Article 25 payable . The magnitude of the correlation coefficient is 0.0575243 means between variables X and Y variables have an association relationship is unidirectional , meaning that if there is an increase in the variable X will be followed by an increase in the variable Y and the coefficient of determination is equal to 11.50486 % , indicating that changes in variable X has a very low correlation with the change in the variable Y. this shows that the change in the amount of income tax article 25 is affected by the planning pajak. this hypothesis has been proven empirically.

(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pajak merupakan beban yang harus dibayarkan dan akan mengurangi laba yang akan diterimanya.Oleh karena itu perusahaan selalu berusaha sedemikian rupa untuk meminimalkan beban pajaknya sehingga tetap memperoleh laba yang optimal. Usaha untuk meminimalkan beban pajak harus disesuaikan dengan peraturan perpajakan yang berlaku dan kondisi perusahaan.Salah satu cara yang legal dalam meminimalkan beban pajak adalah dengan menerapkan perencanaan pajak, yaitu dengan strategi penghematan pajak yang dilakukan perusahaan untuk meminimalkan kewajiban pajaknya, dengan tetap memperhatikan undang-undang peraturan perpajakan yang berlaku.Penulis melakukan penelitian pada PT. “X” di Bandung, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi.Penulis melakukan wawancara dan observasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskritif analistis. Laporan keuangan PT. “X” yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan Laba Rugi tahun 2012.Peminimalan Pajak Penghasilan Badan diukur (diuji) dengan menggunakan perhitungan secara perpajakan dan alat uji statistik yaitu “uji t”. Kedua pengujian tersebut menunjukan bahwa perencanaan pajak dapat meminimalkan pembayaran PPh pasal 25 terutang. Besarnya koefesien korelasi adalah 0,0575243 berarti diantara variabel X dan Variabel Y terdapat hubungan mempunyai hubungan yang bersifat searah, artinya jika terjadi kenaikan pada variabel X akan diikuti kenaikan pada variabel Y dan nilai koefesien determinasi yaitu sebesar 11,50486%, menunjukkan bahwa perubahan pada variabel X mempunyai hubungan yang sangat rendah dengan perubahan pada variabel Y. Hal ini menunjukan bahwa perubahan pada besarnya PPh pasal 25 dipengaruhi oleh perencanaan pajak.Dengan demikian, hipotesis ini telah terbukti secara empiris.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.11 Pajak Penghasilan Pasal 25...35

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 67

4.1 Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam meminimalkan pajak terutangnya ... 71

4.2 Perhitungan Pajak Penghasilan Perusahaan Sebelum Perencanaan Pajak Pajak...72

4.2.1 Pendapatan Terkena PPh Final... 73

4.2.2 Biaya-Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan Dari Pendapatan Bruto... 74

4.2.3 Penghasilan Kena Pajak ... 75

4.2.4 Pajak Penghasilan Terutang Pasal 25 Tahun 2012 Sebelum Perencanaan Pajak ... 75

4.2.5 Perencanaan Pajak... 76

4.2.6. Laporan Laba Rugi Fiskal PT. “X” Perhitungan Penulis Setelah Perencanaan Pajak ... 81

4.2.7 Pajak Penghasilan Terutang Pasal 25 Tahun 2012 Perhitungan Penulis Setelah Perencanaan Pajak ... 84

4.3 Peranan Perencanaan Pajak Dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang...85

4.3.1 Analisis Regresi ... 86

4.3.2 Analisis Korelasi ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1 Kesimpulan... 92

5.2 Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN A ... 97

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Kena Pajak...……….…….26

TABEL 2.2 Formula Perhitungan Pajak Penghasilan...………...….28

TABEL 2.3 Rumus Metode Gross-up...30

TABEL 3.1 Kriteria Nilai Korelasi...65

TABEL 4.1 Laporan Laba Rugi 2012 PT.”X” Sebelum Perencanaan Pajak...72

TABEL 4.2 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan...78

TABEL 4.3 Laporan Laba Rugi 2012 PT.”X” Perhitungan Penulis Setelah Perencanaan Pajak...83

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1 Struktur Organisasi PT. “X”...……….56

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Terdapat dua hal yang pasti dan tidak dapat dibantahkan oleh setiap orang selama hidupnya, yaitu ‘kematian’ dan ‘pajak’. Secara umum, hampir seluruh

kehidupan perseorangan dan perkembangan dunia bisnis dipengaruhi oleh ketentuan

perundang-undangan perpajakan. Melalui pemahaman yang baik akan peraturan

perpajakan serta perkembangan dan perubahannya, pada hakikatnya pajak tersebut

akan dikelola dengan maksimal (Yenni, 1999:2). Pajak merupakan salah satu sumber

pembiayaan bagi negara untuk menjalankan roda pemerintahan dan salah satu upaya

untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Salah satu penerimaan negara yang

menjadi kunci penting adalah penerimaan dari sektor pajak. Penerimaan dari sektor

pajak merupakan salah satu sumber penghasilan yang terbesar yang digunakan untuk

mendukung terlaksananya pembangunan nasional yang dinamis. Oleh karena itu,

masyarakat Indonesia wajib memberikan kontribusi yang baik secara materi maupun

spritual.

Definisi pajak yang dikemukakan oleh Rochmat Soemitro, (Siti Resmi,

2011:1) menyatakan : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum”. Berdasarkan definisi ini pajak merupakan

(10)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha pemindahan sumber daya ini tidak diikuti secara langsung manfaatnya oleh

pembayar pajak. Orang yang membayar pajak besar atau membayar pajak kecil dan

orang yang tidak membayar pajak, semuanya memiliki hak yang sama dari

pemerintah untuk menggunakan fasilitas umum, seperti jalan raya, jembatan dan

fasilitas lainnya, serta mendapatkan pelayanan yang sama dari pemerintah.

Kontribusi terbesar penerimaan pajak masih berasal dari Pajak Penghasilan (PPh)

sebesar Rp. 97,37 triliun disusul Pajak Pertambahan Nilai (PPN) senilai Rp. 65,99

triliun, kemudian Pajak Bumi Bangunan (PBB) sebesar Rp 0,71 triliun, dan Pajak

Lainnya sejumlah Rp. 0,96 triliun (Direktorat Jenderal Pajak, 2012). Penerimaan PPh

juga berasal dari pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak Badan Usaha. Dengan

adanya pembayaran pajak maka akan mengurangi laba badan usaha. Oleh karena itu

sangatlah wajar dan alamiah bila setiap Wajib Pajak berusaha untuk meminimalkan

beban pajaknya. Berbagai upaya dilakukan guna meminimalkan beban pajak agar

mengoptimalkan laba yang diterima bahkan menghindari pajak karena badan usaha

tidak rela untuk membayar pajak yang akan mengurangi laba usaha. Hal ini terlihat

pada hasil survei di Indonesia tahun 2011 bahwa jumlah badan usaha yang sudah

melaporkan kewajibannya kepada Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebanyak 466 ribu

dan 12 juta yang terdaftar (Hida, 2011).

Banyak upaya yang dilakukan oleh Wajib Pajak di Indonesia, kalau bisa tidak

membayar pajak, mengapa harus membayar pajak ? Kalau bisa membayar pajak

lebih kecil, mengapa harus membayar dengan lebih besar? (Mansur, 2005:7).

Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang membuat Wajib Pajak perlu melakukan

manajemen pajak agar beban pajak yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Wajib Pajak

(11)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha untuk mengoptimalkan laba perusahaan. Dapat dilakukan dengan berbagai cara

mulai dari yang masih ada dalam bingkai peraturan perpajakan (legal) sehingga

upaya-upaya yang dilakukan tidak bertentangan dengan hukum. Hal ini disebut (tax

avoidance). Namun dalam kenyataanya ada juga Wajib Pajak yang melakukan

usaha-usaha yang ilegal dengan sengaja, yang disebut penggelapan pajak (tax

evasion). Upaya untuk melakukan manajemen pajak dimulai dengan perencanaan

pajak (tax planning) (Nyoman, 2007:3). Perencanaan pajak merupakan tahap awal

penghematan pajak. Dalam pelaksanaanya, sangat diperlukan pengetahuan yang baik

mengenai peraturan dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Perubahan

peraturan perpajakan yang sangat cepat membuat perusahaan menghadapi tantangan

yang cukup berat. Perusahaan harus benar-benar memahami seluk beluk peraturan

perpajakan agar tidak terjebak dalam masalah penggelapan dan penyelundupan

sehingga harus menanggung konsekuensi yang akan merugikan perusahaan itu

sendiri selaku Wajib Pajak.

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas wajar apabila Wajib Pajak

yang berorientasi pada memaksimalkan laba yang diperolehnya berusaha

meminimalkan pengeluaran pajaknya selama cara-cara yang dilakukannya masih

sesuai dan tidak melanggar ketentuan perundang-undangan perpajakan. Pada

umumnya dalam melakukan perencanaan pajaknya, Wajib Pajak berusaha untuk

mencari celah-celah peluang (loopholes) yang dapat dimanfaatkan dalam peraturan

perpajakan sehingga dapat melakukan perencanaan pajak. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk meneliti bidang perencanaan perpajakan,berdasarkan survei awal yang

(12)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

penerapan perencanaan pajak (tax planing) dalam membayar penghasilan terutang

perusahaannya maka penulis tertarik untuk mengajukan skripsi dengan judul :

“ Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang ”

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam melakukan penghematan pajak agar pajak yang ditanggung

perusahaan dapat seminimal mungkin, maka pihak manajemen perusahaan harus

membuat perencanaan yang matang. Pihak manajemen dalam perusahaan perlu

untuk melakukan perencanaan pajak sehingga menghasilkan penghematan pajak

tanpa menentang aturan perpajakan dan tidak terkena sanksi apapun serta

menghindari pembayaran pajak berlebihan. Dengan didasari oleh latar belakang

diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah :

1. Apa permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam meminimalkan Pajak

Penghasilan Pasal 25 terutang?

2. Berapa besar Pajak Penghasilan Pasal 25 terutang yang harus dibayar oleh

perusahaan sebelum dan sesudah penulis melakukan perhitungan

perencanaan pajak?

3. Berapa besar peranan perencanaan pajak bagi perusahaan dalam usaha

(13)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam

meminimalkan pajak terutang.

2. Untuk mengetahui besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 terutang yang harus

dibayar oleh perusahaan sebelum dan sesudah diterapkan perencanaan pajak.

3. Untuk mengetahui berapa besar peranan perencanaan pajak bagi perusahaan

dalam usaha meminimalisasi pembayaran Pajak Penghasilan pasal 25

terutang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat memberikan

kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

• Pihak perusahaan dapat memanfaatkan hasil-hasil penelitian ini

(14)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha perencanaan dalam sektor pajak tanpa melanggar Ketentuan

Undang-Undang Perpajakan.

• Hasil penelitian ini juga berguna sebagai suatu bukti yang nyata

bahwa penelitian yang dilakukan di perusahaan dapat memberikan

hasil yang berguna untuk pengorganisasian perusahaan di masa yang

akan datang.

2. Bagi Penulis

• Penelitian pada topik ini dapat berguna sebagai bahan dalam

penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh

Ujian Sidang Sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Kristen Maranatha.

• Menambah pengalaman dan pemahaman penulis dalam penerapan

teknik-teknik perencanaan pajak untuk meminimalisasi pengeluaran

pajak yang sesuai dengan kaedah yang berlaku dalam peraturan

perpajakan.

• Dapat mengetahui cara perusahaan dalam melakukan perencanaan

pajaknya.

• Untuk mengetahui penerapan teori-teori yang didapat selama

(15)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi Masyarakat

• Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan

khususnya bagi yang melakukan penelitian tentang perencanaan

perpajakan.

• Sebagai tambahan masukan bagi masyarakat yang lain betapa

(16)

92 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan uraian penelitian tentang peranan perencanaan pajak PT. “X”

untuk fiskal tahun 2012 yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, disimpulkan

hal-hal sebagai berikut :

1. a. Tahap Pertama menganalisis informasi (basis data) yang ada yaitu

kurangnya luasnya pengetahuan perusahaan terhadap berbagai cara yang

dapat ditempuh dalam meminimalkan pajak. Salah satu contoh cara yang

dapat ditempuh perusahaan dalam meminimalkan pajak terutangnya

adalah dengan cara melakukan perencanaan pajak. Perencanaan pajak

merupakan cara legal yang dapat ditempuh perusahaan dalam

meminimalkan pajak terutangnya.

b. Apabila perusahaan sudah cukup mengenal perencanaan pajak, namun

banyak juga perusahaan yang tidak melakukan perencanaan pajak dalam

meminimalkan pajak terutang perusahaannya. Disebabkan banyaknya

manajer atau pemimpin perusahaan yang lebih memilih untuk

meminimalkan pajak terutang dengan cara yang ilegal. Banyaknya

manajer atau pemimpin perusahaan memilih cara yang ilegal karena cara

ilegal lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan cara legal

(perencanaan pajak) dan juga cara ilegal pun lebih praktis dan tidak

(17)

BAB V Simpulan dan Saran 93

Universitas Kristen Maranatha c. Perubahan peraturan pajak yang relatif cepat sehingga harus mencari

peluang dan strategi baru yang harus disesuaikan dengan Undang-Undang

Perpajakan.

2. Dari perhitungan yang dilakukan penulis sebelum dan sesudah Perencanaan

pajak, dapat dilihat bahwa jumlah Pajak Penghasilan 25 terutang yang harus

dibayar PT. “X” dapat diminimalkan sebesar :

• PPh Pasal 25 sebelum perencanaan pajak : Rp. 4.982.794

• PPh Pasal 25 setelah perencanaan pajak : Rp. 3.351.827

• Penghematan pajak (sebelum-sesudah) : Rp. 1.630.970

3. Perencanaan pajak berperan dalam meminimalkan pembayaran pajak

penghasilan terutang pasal 25 perusahaan dapat dilihat dari besarnya nilai

koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,0575243.Menurut kriteria

koefisien korelasi bahwa apabila nilai koefisien korelasi berada antara

0,00-0,19 berarti diantara variabel X dan Variabel Y terdapat hubungan yang

sangat rendah. Sedangkan tanda positif dari nilai koefisien korelasinya

menunjukkan bahwa antara variabel X dan variabel Y mempunyai hubungan

yang bersifat searah, artinya jika terjadi kenaikan pada variabel X akan

diikuti kenaikan pada variabel Y dan sebaliknya jika terjadi penurunan pada

variabel X maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y dan nilai

koefesien determinasi yaitu sebesar 11,50486%, menunjukkan bahwa

perubahan pada variabel X mempunyai hubungan yang sangat rendah dengan

perubahan pada variabel Y. Hal ini menunjukan bahwa perubahan pada

(18)

BAB V Simpulan dan Saran 94

Universitas Kristen Maranatha Dengan demikian keputusan statiskanya Ho ditolak atau dengan kata lain Hi

diterima. Ha mengandung arti bahwa hipotesis yang diajukan oleh penulis yang

berjudul “Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi

Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang” dapat diterima.

5.2 Saran

Agar pelaksanaan kebijakan perencanaan pajak di PT.”X” dapat dijalankan

dengan lebih lancar, maka sebaiknya :

a. Harus mengikuti perkembangan peraturan perpajakan terbaru agar senantiasa

melakukan kebijakan perencanaan pajak secara tepat tidak melanggar

peraturan hukum perpajakan, sehingga dapat membayar pajak terutang badan

seminimal mungkin. Sebaiknya perencanaan pajak dilakukan oleh orang yang

mempunyai pemahaman di bidang perpajakan.

b. Menyusun,merapikan sistem dokumentasi, sehingga dapat mengoptimalkan

beban-beban yang dapat dikurangkan ke penghasilan bruto perusahaan.

Karena, tanpa bukti pendukung, beban-beban yang seharusnya dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto menjadi tidak dapat dikurangkan,

sehingga dampaknya tidak dapat mengoptimalkan peminimalisasian

pembayaran pajak terutang.

c. Perusahaan diharapkan memberikan gaji kepada karyawannya menggunakan

(19)

95 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak. “Penerimaan pajak Pajak Tumbuh 18% Selama Tiga

Bulan Terakhir”.

(http://www.pajak.go.id/content/news/penerimaan-pajak-tumbuh-18-selama-tiga-bulan-terakhir. Diakses tanggal 03 Agustus 2013)

Hardika, Nyoman Sentosa. 2007. Perencanaan Pajak Sebagai Strategi Penghematan

Pajak. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.2 ; (103-112)

Hida,Ramdania. 9 Oktober 2011. “Ditjen Pajak Bidik Tambahan 3 juta SPT PPh dari

Sensus

”.(http://www.detik.com/2011/10/9/ditjen-pajak-bidik-tambahan-3-juta-spt.html. Diakses tanggal 02 agustus 2013

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Penerbit :

Graha Ilmu. Yogyakarta

Mangonting,Yenni. 1999. Tax planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif

Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.1 No.1, Mei

1999.

Mansur,M. 2005. Tax Planning: Seri Undang-Undang Perpajakan Baru. Jakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan edisi Revisi 2011. Penerbit: Andi. Yogyakarta

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar Statistical Product and Service Solution.

Penerbit PT.Buku Kita. Jakarta.

Poerwodarminto, W.J.S. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit: Balai

(20)

96 Universitas Kristen Maranatha

Resmi,Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

Slephen P. Robbins. 2000. Perilaku Organisasi.Penerbit: PT. Prenhallindo. Jakarta.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi dengan metode R&D. Penerbit:

Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit: Alfabeta. Bandung

Sumarsan,Thomas. 2012. Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Penerbit:

Indeks. Jakarta

Soerjono,Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit: PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Zain,Mohammad. 2011. Manajemen Perpajakan. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

_________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang

Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang

Pajak Penghasilan. 2008.

_________. Undang-Undang Republik Indonsia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan

Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS EKONOMI KESEIMBANGAN

yang akan diaplikasikan seperti rangkaian di atas. Gambar 2.1 Rangkaian yang sudah dicetak

Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiwa mampu menjelaskan fungsi dan sistem tubuh dalam keadaan fisiologis dan patologis tertentu serta mampu

dalam penelitian ini adalah Apa bentuk-bentuk dan pemanfaatan bantuan bagi korban banjir bandang yang bertahan di wilayah

Bertolak dari hal-hal tersebut maka dilakukan kajian mengenai koefisien kecernaan fraksi serat bungkil kelapa sawit yang dihidrolisis dengan enzim asal cairan rumen domba sebagai

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai: 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan secara teoritis untuk memperkaya khazanah keilmuan dan sebagai motivasi

(3) Hak Cipta atas ciptaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan Pasal 26 ayat (1) yang dimiliki atau dipegang oleh suatu badan hukum, berlaku selama 50 (lima puluh) tahun

Untuk mengetahui hubungan antara kreativitas terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri menggunakan media virtual dan model