viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Tax is a burden that must be paid and will reduce the profits will.Therefore such companies are always trying to minimize their tax burden so that it remains optimal profit.Attempts to minimize the tax burden should be adjusted to the prevailing tax regulations and conditions perusahaan.A wrong legal way to minimize the tax burden is to implement tax planning, tax savings strategies that the company is doing to minimize their tax obligations,with due regard to the law.Writer do tax regulations research on PT ."X" in Bandung, which is a company that is engaged in contruction.Writer conduct interviews and observations . The method used is descriptive analytical method. The financial statements. " X " is used in this research is reported in the Income Tax Corporate Income 2012. Measured ( tested ) using the tax calculation and statistical test equipment that is " t test " . Both these tests show that tax planning can minimize the payment of Income Tax Article 25 payable . The magnitude of the correlation coefficient is 0.0575243 means between variables X and Y variables have an association relationship is unidirectional , meaning that if there is an increase in the variable X will be followed by an increase in the variable Y and the coefficient of determination is equal to 11.50486 % , indicating that changes in variable X has a very low correlation with the change in the variable Y. this shows that the change in the amount of income tax article 25 is affected by the planning pajak. this hypothesis has been proven empirically.
ix Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Pajak merupakan beban yang harus dibayarkan dan akan mengurangi laba yang akan diterimanya.Oleh karena itu perusahaan selalu berusaha sedemikian rupa untuk meminimalkan beban pajaknya sehingga tetap memperoleh laba yang optimal. Usaha untuk meminimalkan beban pajak harus disesuaikan dengan peraturan perpajakan yang berlaku dan kondisi perusahaan.Salah satu cara yang legal dalam meminimalkan beban pajak adalah dengan menerapkan perencanaan pajak, yaitu dengan strategi penghematan pajak yang dilakukan perusahaan untuk meminimalkan kewajiban pajaknya, dengan tetap memperhatikan undang-undang peraturan perpajakan yang berlaku.Penulis melakukan penelitian pada PT. “X” di Bandung, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi.Penulis melakukan wawancara dan observasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskritif analistis. Laporan keuangan PT. “X” yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan Laba Rugi tahun 2012.Peminimalan Pajak Penghasilan Badan diukur (diuji) dengan menggunakan perhitungan secara perpajakan dan alat uji statistik yaitu “uji t”. Kedua pengujian tersebut menunjukan bahwa perencanaan pajak dapat meminimalkan pembayaran PPh pasal 25 terutang. Besarnya koefesien korelasi adalah 0,0575243 berarti diantara variabel X dan Variabel Y terdapat hubungan mempunyai hubungan yang bersifat searah, artinya jika terjadi kenaikan pada variabel X akan diikuti kenaikan pada variabel Y dan nilai koefesien determinasi yaitu sebesar 11,50486%, menunjukkan bahwa perubahan pada variabel X mempunyai hubungan yang sangat rendah dengan perubahan pada variabel Y. Hal ini menunjukan bahwa perubahan pada besarnya PPh pasal 25 dipengaruhi oleh perencanaan pajak.Dengan demikian, hipotesis ini telah terbukti secara empiris.
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
xi Universitas Kristen Maranatha
2.1.3.11 Pajak Penghasilan Pasal 25...35
xii Universitas Kristen Maranatha
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 67
4.1 Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam meminimalkan pajak terutangnya ... 71
4.2 Perhitungan Pajak Penghasilan Perusahaan Sebelum Perencanaan Pajak Pajak...72
4.2.1 Pendapatan Terkena PPh Final... 73
4.2.2 Biaya-Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan Dari Pendapatan Bruto... 74
4.2.3 Penghasilan Kena Pajak ... 75
4.2.4 Pajak Penghasilan Terutang Pasal 25 Tahun 2012 Sebelum Perencanaan Pajak ... 75
4.2.5 Perencanaan Pajak... 76
4.2.6. Laporan Laba Rugi Fiskal PT. “X” Perhitungan Penulis Setelah Perencanaan Pajak ... 81
4.2.7 Pajak Penghasilan Terutang Pasal 25 Tahun 2012 Perhitungan Penulis Setelah Perencanaan Pajak ... 84
4.3 Peranan Perencanaan Pajak Dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang...85
4.3.1 Analisis Regresi ... 86
4.3.2 Analisis Korelasi ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
5.1 Kesimpulan... 92
5.2 Saran... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
LAMPIRAN A ... 97
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Kena Pajak...……….…….26
TABEL 2.2 Formula Perhitungan Pajak Penghasilan...………...….28
TABEL 2.3 Rumus Metode Gross-up...30
TABEL 3.1 Kriteria Nilai Korelasi...65
TABEL 4.1 Laporan Laba Rugi 2012 PT.”X” Sebelum Perencanaan Pajak...72
TABEL 4.2 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan...78
TABEL 4.3 Laporan Laba Rugi 2012 PT.”X” Perhitungan Penulis Setelah Perencanaan Pajak...83
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 3.1 Struktur Organisasi PT. “X”...……….56
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Terdapat dua hal yang pasti dan tidak dapat dibantahkan oleh setiap orang selama hidupnya, yaitu ‘kematian’ dan ‘pajak’. Secara umum, hampir seluruh
kehidupan perseorangan dan perkembangan dunia bisnis dipengaruhi oleh ketentuan
perundang-undangan perpajakan. Melalui pemahaman yang baik akan peraturan
perpajakan serta perkembangan dan perubahannya, pada hakikatnya pajak tersebut
akan dikelola dengan maksimal (Yenni, 1999:2). Pajak merupakan salah satu sumber
pembiayaan bagi negara untuk menjalankan roda pemerintahan dan salah satu upaya
untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Salah satu penerimaan negara yang
menjadi kunci penting adalah penerimaan dari sektor pajak. Penerimaan dari sektor
pajak merupakan salah satu sumber penghasilan yang terbesar yang digunakan untuk
mendukung terlaksananya pembangunan nasional yang dinamis. Oleh karena itu,
masyarakat Indonesia wajib memberikan kontribusi yang baik secara materi maupun
spritual.
Definisi pajak yang dikemukakan oleh Rochmat Soemitro, (Siti Resmi,
2011:1) menyatakan : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum”. Berdasarkan definisi ini pajak merupakan
BAB I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha pemindahan sumber daya ini tidak diikuti secara langsung manfaatnya oleh
pembayar pajak. Orang yang membayar pajak besar atau membayar pajak kecil dan
orang yang tidak membayar pajak, semuanya memiliki hak yang sama dari
pemerintah untuk menggunakan fasilitas umum, seperti jalan raya, jembatan dan
fasilitas lainnya, serta mendapatkan pelayanan yang sama dari pemerintah.
Kontribusi terbesar penerimaan pajak masih berasal dari Pajak Penghasilan (PPh)
sebesar Rp. 97,37 triliun disusul Pajak Pertambahan Nilai (PPN) senilai Rp. 65,99
triliun, kemudian Pajak Bumi Bangunan (PBB) sebesar Rp 0,71 triliun, dan Pajak
Lainnya sejumlah Rp. 0,96 triliun (Direktorat Jenderal Pajak, 2012). Penerimaan PPh
juga berasal dari pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak Badan Usaha. Dengan
adanya pembayaran pajak maka akan mengurangi laba badan usaha. Oleh karena itu
sangatlah wajar dan alamiah bila setiap Wajib Pajak berusaha untuk meminimalkan
beban pajaknya. Berbagai upaya dilakukan guna meminimalkan beban pajak agar
mengoptimalkan laba yang diterima bahkan menghindari pajak karena badan usaha
tidak rela untuk membayar pajak yang akan mengurangi laba usaha. Hal ini terlihat
pada hasil survei di Indonesia tahun 2011 bahwa jumlah badan usaha yang sudah
melaporkan kewajibannya kepada Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebanyak 466 ribu
dan 12 juta yang terdaftar (Hida, 2011).
Banyak upaya yang dilakukan oleh Wajib Pajak di Indonesia, kalau bisa tidak
membayar pajak, mengapa harus membayar pajak ? Kalau bisa membayar pajak
lebih kecil, mengapa harus membayar dengan lebih besar? (Mansur, 2005:7).
Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang membuat Wajib Pajak perlu melakukan
manajemen pajak agar beban pajak yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Wajib Pajak
BAB I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha untuk mengoptimalkan laba perusahaan. Dapat dilakukan dengan berbagai cara
mulai dari yang masih ada dalam bingkai peraturan perpajakan (legal) sehingga
upaya-upaya yang dilakukan tidak bertentangan dengan hukum. Hal ini disebut (tax
avoidance). Namun dalam kenyataanya ada juga Wajib Pajak yang melakukan
usaha-usaha yang ilegal dengan sengaja, yang disebut penggelapan pajak (tax
evasion). Upaya untuk melakukan manajemen pajak dimulai dengan perencanaan
pajak (tax planning) (Nyoman, 2007:3). Perencanaan pajak merupakan tahap awal
penghematan pajak. Dalam pelaksanaanya, sangat diperlukan pengetahuan yang baik
mengenai peraturan dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Perubahan
peraturan perpajakan yang sangat cepat membuat perusahaan menghadapi tantangan
yang cukup berat. Perusahaan harus benar-benar memahami seluk beluk peraturan
perpajakan agar tidak terjebak dalam masalah penggelapan dan penyelundupan
sehingga harus menanggung konsekuensi yang akan merugikan perusahaan itu
sendiri selaku Wajib Pajak.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas wajar apabila Wajib Pajak
yang berorientasi pada memaksimalkan laba yang diperolehnya berusaha
meminimalkan pengeluaran pajaknya selama cara-cara yang dilakukannya masih
sesuai dan tidak melanggar ketentuan perundang-undangan perpajakan. Pada
umumnya dalam melakukan perencanaan pajaknya, Wajib Pajak berusaha untuk
mencari celah-celah peluang (loopholes) yang dapat dimanfaatkan dalam peraturan
perpajakan sehingga dapat melakukan perencanaan pajak. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk meneliti bidang perencanaan perpajakan,berdasarkan survei awal yang
BAB I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha
penerapan perencanaan pajak (tax planing) dalam membayar penghasilan terutang
perusahaannya maka penulis tertarik untuk mengajukan skripsi dengan judul :
“ Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang ”
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam melakukan penghematan pajak agar pajak yang ditanggung
perusahaan dapat seminimal mungkin, maka pihak manajemen perusahaan harus
membuat perencanaan yang matang. Pihak manajemen dalam perusahaan perlu
untuk melakukan perencanaan pajak sehingga menghasilkan penghematan pajak
tanpa menentang aturan perpajakan dan tidak terkena sanksi apapun serta
menghindari pembayaran pajak berlebihan. Dengan didasari oleh latar belakang
diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah :
1. Apa permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam meminimalkan Pajak
Penghasilan Pasal 25 terutang?
2. Berapa besar Pajak Penghasilan Pasal 25 terutang yang harus dibayar oleh
perusahaan sebelum dan sesudah penulis melakukan perhitungan
perencanaan pajak?
3. Berapa besar peranan perencanaan pajak bagi perusahaan dalam usaha
BAB I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam
meminimalkan pajak terutang.
2. Untuk mengetahui besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 terutang yang harus
dibayar oleh perusahaan sebelum dan sesudah diterapkan perencanaan pajak.
3. Untuk mengetahui berapa besar peranan perencanaan pajak bagi perusahaan
dalam usaha meminimalisasi pembayaran Pajak Penghasilan pasal 25
terutang.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat memberikan
kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
• Pihak perusahaan dapat memanfaatkan hasil-hasil penelitian ini
BAB I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha perencanaan dalam sektor pajak tanpa melanggar Ketentuan
Undang-Undang Perpajakan.
• Hasil penelitian ini juga berguna sebagai suatu bukti yang nyata
bahwa penelitian yang dilakukan di perusahaan dapat memberikan
hasil yang berguna untuk pengorganisasian perusahaan di masa yang
akan datang.
2. Bagi Penulis
• Penelitian pada topik ini dapat berguna sebagai bahan dalam
penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh
Ujian Sidang Sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Kristen Maranatha.
• Menambah pengalaman dan pemahaman penulis dalam penerapan
teknik-teknik perencanaan pajak untuk meminimalisasi pengeluaran
pajak yang sesuai dengan kaedah yang berlaku dalam peraturan
perpajakan.
• Dapat mengetahui cara perusahaan dalam melakukan perencanaan
pajaknya.
• Untuk mengetahui penerapan teori-teori yang didapat selama
BAB I Pendahuluan 7
Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi Masyarakat
• Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
khususnya bagi yang melakukan penelitian tentang perencanaan
perpajakan.
• Sebagai tambahan masukan bagi masyarakat yang lain betapa
92 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan uraian penelitian tentang peranan perencanaan pajak PT. “X”
untuk fiskal tahun 2012 yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. a. Tahap Pertama menganalisis informasi (basis data) yang ada yaitu
kurangnya luasnya pengetahuan perusahaan terhadap berbagai cara yang
dapat ditempuh dalam meminimalkan pajak. Salah satu contoh cara yang
dapat ditempuh perusahaan dalam meminimalkan pajak terutangnya
adalah dengan cara melakukan perencanaan pajak. Perencanaan pajak
merupakan cara legal yang dapat ditempuh perusahaan dalam
meminimalkan pajak terutangnya.
b. Apabila perusahaan sudah cukup mengenal perencanaan pajak, namun
banyak juga perusahaan yang tidak melakukan perencanaan pajak dalam
meminimalkan pajak terutang perusahaannya. Disebabkan banyaknya
manajer atau pemimpin perusahaan yang lebih memilih untuk
meminimalkan pajak terutang dengan cara yang ilegal. Banyaknya
manajer atau pemimpin perusahaan memilih cara yang ilegal karena cara
ilegal lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan cara legal
(perencanaan pajak) dan juga cara ilegal pun lebih praktis dan tidak
BAB V Simpulan dan Saran 93
Universitas Kristen Maranatha c. Perubahan peraturan pajak yang relatif cepat sehingga harus mencari
peluang dan strategi baru yang harus disesuaikan dengan Undang-Undang
Perpajakan.
2. Dari perhitungan yang dilakukan penulis sebelum dan sesudah Perencanaan
pajak, dapat dilihat bahwa jumlah Pajak Penghasilan 25 terutang yang harus
dibayar PT. “X” dapat diminimalkan sebesar :
• PPh Pasal 25 sebelum perencanaan pajak : Rp. 4.982.794
• PPh Pasal 25 setelah perencanaan pajak : Rp. 3.351.827
• Penghematan pajak (sebelum-sesudah) : Rp. 1.630.970
3. Perencanaan pajak berperan dalam meminimalkan pembayaran pajak
penghasilan terutang pasal 25 perusahaan dapat dilihat dari besarnya nilai
koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,0575243.Menurut kriteria
koefisien korelasi bahwa apabila nilai koefisien korelasi berada antara
0,00-0,19 berarti diantara variabel X dan Variabel Y terdapat hubungan yang
sangat rendah. Sedangkan tanda positif dari nilai koefisien korelasinya
menunjukkan bahwa antara variabel X dan variabel Y mempunyai hubungan
yang bersifat searah, artinya jika terjadi kenaikan pada variabel X akan
diikuti kenaikan pada variabel Y dan sebaliknya jika terjadi penurunan pada
variabel X maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y dan nilai
koefesien determinasi yaitu sebesar 11,50486%, menunjukkan bahwa
perubahan pada variabel X mempunyai hubungan yang sangat rendah dengan
perubahan pada variabel Y. Hal ini menunjukan bahwa perubahan pada
BAB V Simpulan dan Saran 94
Universitas Kristen Maranatha Dengan demikian keputusan statiskanya Ho ditolak atau dengan kata lain Hi
diterima. Ha mengandung arti bahwa hipotesis yang diajukan oleh penulis yang
berjudul “Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi
Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang” dapat diterima.
5.2 Saran
Agar pelaksanaan kebijakan perencanaan pajak di PT.”X” dapat dijalankan
dengan lebih lancar, maka sebaiknya :
a. Harus mengikuti perkembangan peraturan perpajakan terbaru agar senantiasa
melakukan kebijakan perencanaan pajak secara tepat tidak melanggar
peraturan hukum perpajakan, sehingga dapat membayar pajak terutang badan
seminimal mungkin. Sebaiknya perencanaan pajak dilakukan oleh orang yang
mempunyai pemahaman di bidang perpajakan.
b. Menyusun,merapikan sistem dokumentasi, sehingga dapat mengoptimalkan
beban-beban yang dapat dikurangkan ke penghasilan bruto perusahaan.
Karena, tanpa bukti pendukung, beban-beban yang seharusnya dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto menjadi tidak dapat dikurangkan,
sehingga dampaknya tidak dapat mengoptimalkan peminimalisasian
pembayaran pajak terutang.
c. Perusahaan diharapkan memberikan gaji kepada karyawannya menggunakan
95 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pajak. “Penerimaan pajak Pajak Tumbuh 18% Selama Tiga
Bulan Terakhir”.
(http://www.pajak.go.id/content/news/penerimaan-pajak-tumbuh-18-selama-tiga-bulan-terakhir. Diakses tanggal 03 Agustus 2013)
Hardika, Nyoman Sentosa. 2007. Perencanaan Pajak Sebagai Strategi Penghematan
Pajak. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.2 ; (103-112)
Hida,Ramdania. 9 Oktober 2011. “Ditjen Pajak Bidik Tambahan 3 juta SPT PPh dari
Sensus
”.(http://www.detik.com/2011/10/9/ditjen-pajak-bidik-tambahan-3-juta-spt.html. Diakses tanggal 02 agustus 2013
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Penerbit :
Graha Ilmu. Yogyakarta
Mangonting,Yenni. 1999. Tax planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif
Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.1 No.1, Mei
1999.
Mansur,M. 2005. Tax Planning: Seri Undang-Undang Perpajakan Baru. Jakarta.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan edisi Revisi 2011. Penerbit: Andi. Yogyakarta
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar Statistical Product and Service Solution.
Penerbit PT.Buku Kita. Jakarta.
Poerwodarminto, W.J.S. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit: Balai
96 Universitas Kristen Maranatha
Resmi,Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta
Slephen P. Robbins. 2000. Perilaku Organisasi.Penerbit: PT. Prenhallindo. Jakarta.
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi dengan metode R&D. Penerbit:
Alfabeta. Bandung
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit: Alfabeta. Bandung
Sumarsan,Thomas. 2012. Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Penerbit:
Indeks. Jakarta
Soerjono,Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit: PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Zain,Mohammad. 2011. Manajemen Perpajakan. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta
_________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan. 2008.
_________. Undang-Undang Republik Indonsia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan
Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum