ABSTRAK
PERANCANGAN KAMPANYE TOLERANSI TERHADAP AGAMA LAIN BAGI ANAK ISLAM USIA DINI MELALUI TEATER BONEKA
Oleh
Saskia Putri Agustine NRP 1164093
Indonesia merupakan negara yang mengakui keberadaan enam agama. Namun sayangnya, keberagaman ini masih disikapi dengan sikap-sikap intoleran yang dilakukan pemeluk agama mayoritas di berbagai daerah, salah satunya Jawa Barat. Selama lima tahun berturut-turut (2009-2014), Jawa Barat menempati peringkat tertinggi dalam jumlah kasus intoleransi beragama. Oleh karena itu, pendidikan toleransi terhadap agama lain penting diberikan sejak dini, terutama bagi masyarakat kelas menengah bawah yang memiliki pendidikan relatif rendah.
Tujuan perancangan ini adalah untuk menanamkan nilai toleransi terhadap agama lain bagi anak Islam usia dini sebagai pemeluk agama mayoritas dengan memperkenalkan keberadaan agama lain di Indonesia melalui cerita dengan alat peraga. Manfaat perancangan ini adalah agar anak mampu memahami dan menerima konsep perbedaan agama sehingga tercipta generasi yang mampu menghormati agama lain.
Pendekatan yang digunakan adalah dengan merancang kegiatan mendongeng yang menggunakan karakter dan alat peraga boneka. Cerita dalam teater boneka ini memiliki enam karakter sebagai representasi enam agama yang ada di Indonesia. Kegiatan ini dipromosikan dengan menggunakan motion graphic dan booklet, serta dilengkapi dengan gimmick.
ABSTRACT
THE CAMPAIGN DESIGN OF TOLERANCE AMONG PEOPLE OF DIFFERENT RELIGIONS, PARTICULARLY THE MOSLEMS
SINCE EARLY AGE WITH PUPPET SHOWS AS THE MEDIUM
Submitted by Saskia Putri Agustine
NRP 1164093
Indonesia acknowledges the existence of six religions. However, this diversification is often met with some intolerance by the religion of majority in different regions, one of the examples of which is West Java. For five consecutive years (2009-2014), West Java is on the first rank of religion tolerance. Thus, the knowledge of tolerance towards the other religions needs to be implemented since the early age, particularly those coming out of modest families.
The purpose of this design is to grow the essence of religion tolerance for the Moslems as the majority so that they can get to know the other religions in Indonesia via stories narrated through displays. The purpose is to make people willing to accept divergence of religion and to eventually make generations able to cope up with and respect religions with distinct concepts with one another.
The approach implemented is to retell fairy tales with puppets as the representation and media. The puppets embody six different characters metaphorically symbolizing six different religions in Indonesia. This activity is promoted by making use of motion graphic and booklets as well as gimmick as complements.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2
1.3 Tujuan Perancangan ... 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3
1.5 Skema Perancangan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Teori Toleransi Dalam Islam ... 6
2.2 Teori Pendidikan Anak Usia Dini ... 6
2.3 Teori Perkembangan Anak Usia Dini ... 7
2.4 Teori Kampanye ... 8
2.5 Teori Event ... 10
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 14
3.1 Data dan Fakta ... 14
3.1.1 Profil Dinas Pendidikan Kota Bandung ... 14
3.1.2 Profil Jakatarub ... 16
3.1.3 Hasil Wawancara, Kuesioner dan Berita di Media Massa ... 17
3.1.4 Tinjauan Karya Sejenis ... 29
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 30
4.4.5 Backdrop & Panggung ... 49
4.4.6 Umbul-Umbul dan X-Banner ... 51
4.4.7 Panduan Untuk Dalang ... 52
4.4.8 Nametag dan T-Shirt Panitia ... 54
4.4.9 Gimmick ... 55
BAB V PENUTUP ... 57
5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN ... 60
DATA PENULIS ... 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Jakatarub ... 17
Gambar 3.2 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Usia Responden Dalam Tahun ... 25
Gambar 3.3 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Usia Jenis Kelamin Responden ... 25
Gambar 3.4 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Kondisi Toleransi Beragama di Indonesia Menurut Responden ... 26
Gambar 3.5 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Pengalaman Responden Dalam Mendengar Kasus Intoleransi ... 26
Gambar 3.6 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Perlu atau Tidaknya Pendidikan Toleransi Agama Lain Sejak Dini ... 27
Gambar 3.7 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Kegiatan yang Dipilih Responden Dalam Mendidik Anak ... 27
Gambar 3.8 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Frekuensi Waktu Luang Khusus Responden Bersama Anak ... 28
Gambar 3.9 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Jumlah Responden dengan Anak yang Senang Diberi Cerita ... 28
Gambar 3.10 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Jumlah Responden yang Suka Mengikuti Kegiatan di Lingkungan Sekitar ... 28
Gambar 3.11 Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Media yang Paling Sering Diakses oleh Anak ... 29
Gambar 3.12 Poster Event Bandung Lautan Damai 2014 ... 29
Gambar 4.8 Desain Cover Depan dan Belakang Booklet ... 46
Gambar 4.9 Desain Halaman 1-3 Booklet ... 47
Gambar 4.10 Desain Halaman 4-6 Booklet ... 47
Gambar 4.11 Desain Halaman 7-9 Booklet ... 48
Gambar 4.12 Desain Halaman 9-12 Booklet ... 48
Gambar 4.13 Desain Karakter ... 49
Gambar 4.14 Desain Backdrop ... 50
Gambar 4.15 Desain Panggung Boneka ... 50
Gambar 4.16 Desain Latar Panggung Boneka ... 51
Gambar 4.17 Desain Umbul-Umbul Event ... 51
Gambar 4.18 Desain X-Banner Event ... 52
Gambar 4.19 Desain Cover Panduan Untuk Dalang ... 53
Gambar 4.20 Desain Halaman Karakter dan Latar Panduan Untuk Dalang ... 53
Gambar 4.21 Desain Halaman Naskah Panduan Untuk Dalang ... 54
Gambar 4.22 Desain Nametag Panitia ... 54
Gambar 4.23 Desain T-Shirt Panitia ... 55
Gambar 4.24 Desain Boneka Jari ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kode Warna yang Digunakan ... 36
Tabel 4.2 Timeline Event Aku Muslim Toleran 2015 ... 41
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara majemuk yang mengakui keberadaan enam agama yaitu
Islam, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Namun sayangnya,
keberagaman ini masih disikapi dengan berbagai kasus intoleransi yang jumlahnya
terus meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai tindakan intoleransi mulai dari
penolakan pendirian tempat ibadah, penghalangan pelaksanaan ritual ibadah,
diskriminasi hingga kekerasan terjadi di berbagai provinsi di Indonesia, termasuk
Jawa Barat. Menurut The Wahid Institute, Jawa Barat memiliki jumlah kasus
intoleransi agama terbanyak se-Indonesia dalam lima tahun berturut-turut sejak tahun
2009 (Linggarsari, 2014). Terjadinya kasus-kasus tersebut seharusnya menyadarkan
masyarakat akan pentingnya sikap saling mengormati antar pemeluk agama,
terutama di kalangan menengah bawah dengan tingkat pendidikan yang rendah.
Pendidikan toleransi terhadap agama lain ini perlu ditanamkan sejak dini agar dapat
menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki kerukunan umat beragama.
Dalam periode keemasaannya, anak perlu diberikan pemahaman yang tepat bahwa
perbedaan agama bukanlah alasan untuk menimbulkan perselisihan. Setiap pemeluk
agama dapat hidup dalam keharmonisan dengan tetap menjalankan keyakinannya
masing-masing. Dengan diberikan pemahaman tersebut, anak diharapkan memiliki
dasar untuk menghadapi pengaruh fanatisme yang seolah menghalalkan kekerasan
dan penindasan terhadap agama lain di masa depan. Pentingnya pendidikan toleransi
terhadap agama lain juga diatur dalam Peraturan Mendikbud Nomor 58 Tahun 2009.
Dalan peraturan tersebut, menghormati agama orang lain merupakan salah satu
Meskipun memahami akan pentingnya pendidikan toleransi terhadap agama lain,
kebanyakan orang tua dari kalangan menengah bawah sangat jarang menanamkan
nilai toleransi ini kepada anak-anaknya. Orang tua cenderung mengandalkan pihak
sekolah untuk mengajarkan toleransi tersebut. Sayangnya, sekolah sebagai lembaga
yang diandalkan pun lebih sering mengajarkan nilai-nilai moral dan agama seperti
ibadah, tata krama atau kesopanan. Media yang beredar saat ini pun lebih banyak
yang mengajarkan nilai-nilai moral dan agama yang berkaitan dengan diri sendiri,
teman dan orang tua. Tidak banyak media yang mengajarkan tentang hubungan anak
muslim dengan orang lain yang berbeda agama. Toleransi terhadap agama lain
menjadi materi yang jarang diajarkan kepada anak akibat minimnya media dan tidak
adanya lingkungan untuk melakukan pembiasaan secara langsung.
Desain Komunikasi Visual dapat membantu menyampaikan materi toleransi melalui
perancangan media. Berdasarkan hasil pengumpulan data, mendongeng dengan alat
peraga seperti boneka merupakan kegiatan yang dapat dijadikan alternatif untuk
menggantikan pembiasaan. Mendongeng dengan boneka dapat membuat anak
merasa lebih terlibat langsung dengan cerita yang disampaikan. Selain itu, kegiatan
ini dapat dilakukan dengan jumlah anak yang banyak untuk mendukung
kecenderungan orang tua dan anak dari kalangan menengah bawah yang gemar
berkumpul dengan teman teman di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan perancangan kampanye toleransi
terhadap agama lain bagi anak usia dini melalui event panggung boneka.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dikerjakan adalah penanaman nilai toleransi terhadap agama
lain yang didasarkan pada ajaran agama Islam agar terbentuk akhlak anak-anak
muslim Indonesia yang dapat menghormati pemeluk agama lain namun tetap
mengimani akidah Islam. Area penelitian adalah Kota Bandung, Jawa Barat, dengan
waktu penelitian mulai dari Februari 2015 hingga Mei 2015. Pendidikan toleransi
terhadap agama lain ini disampaikan melalui event panggung boneka yang ditujukan kepada anak-anak muslim usia 4-6 tahun yang senang mendengarkan cerita. Selain
kepada anak-anak, promosi juga ditujukan kepada orang tua yang senang berkumpul,
berkegiatan di lingkungan sekitar, berorientasi pada keluarga, memahami pentingnya
penddikan toleransi terhadap agama lain, dan berasal dari kalangan menengah hingga
menengah ke bawah dengan pendidikan SMA atau lebih rendah.
1.3Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan event panggung boneka ini adalah menanamkan nilai toleransi terhadap agama lain berdasarkan ajaran Islam kepada anak usia 4-6 tahun guna
membentuk akhlak anak muslim Indonesia yang dapat menghormati pemeluk agama
lain namun tetap mengimani ajaran Islam.
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber dan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada narasumber yang memahami pandangan agama
Islam mengenai toleransi terhadap agama lain, seperti pemuka agama. Wawancara
juga dilakukan kepada narasumber yang memahami pendidikan anak usia dini,
seperti Dinas Pendidikan Kota Bandung, guru TK, dan psikolog. Wawancara ini
bertujuan untuk mengetahui minat anak usia dini dan media belajar yang tepat.
2. Observasi
Observasi dilakukan di TK/KB Cahaya untuk mengetahui minat anak usia dini
3. Studi pustaka
Studi pustaka untuk mencari referensi mengenai toleransi terhadap agama lain
dalam Islam, pendidikan anak usia dini, perkembangan anak, teori kampanye,
teori event, teori pertunjukan boneka, dan teori cerita anak. 4. Kuesioner
Kuesioner dibagikan kepada orang tua yang memiliki anak usia dini untuk
!
1.5 Skema Perancangan
Latar Belakang
Semakin meningkatnya jumlah kasus intoleransi di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan perlunya pendidikan toleransi terhadap agama lain
umat muslim sedini mungkin.
Permasalahan
Bagaimana cara menanamkan nilai toleransi terhadap agama lain dalam Islam pada anak usia dini secara efektif? Bagaimana merancang event
panggung boneka dan promosinya sehingga menarik bagi anak usia dini dan orang tua?
Tujuan Perancangan
Menanamkan nilai toleransi terhadap agama lain berdasarkan ajaran Islam kepada anak usia 4-6 tahun melalui event panggung boneka.
Pengumpulan Data
Wawancara ke Dinas Pendidikan Kota Bandung, pemuka agama, guru TK,
storyteller dan psikolog, observasi di TK, studi pustaka mengenai topik terkait serta pembagian kuesioner kepada orang tua yang memiliki anak usia dini.
Analisis SWOT
Event panggung boneka dengan cerita toleransi terhadap agama lain berdasarkan ajaran Islam dengan bahasa sederhana dan ilustrasi sebagai daya
tarik promosi. Event ini juga dilengkapi buku panduan bagi orang tua.
Tujuan Akhir
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pendidikan toleransi terhadap agama lain sangat penting diberikan sejak dini karena
Indonesia merupakan negara yang mengakui keberadaan enam agama. Sikap-sikap
intoleransi yang terjadi seharusnya menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya
memahami perbedaan sedini mungkin. Berdasarkan data yang diperoleh, cara yang
efektif untuk menyampaikan materi ini adalah melalui event panggung boneka.
Pendidikan toleransi bagi anak usia dini dapat disampaikan dengan memperkenalkan
keberadaan perbedaan agama melalui cerita yang sederhana. Untuk dapat menarik
perhatian, digunakan karakter dan warna-warna yang menunjukkan keceriaan,
kebersamaan dan keislaman. Selain itu, penggunaan boneka juga dapat membuat
anak merasa lebih terlibat dalam cerita. Dengan dirancangnya kampanye ini,
diharapkan anak-anak usia dini dapat menerima dan menghargai perbedaan sehingga
tidak tercipta generasi penerus yang intoleran.
5.2 Saran
Pendidikan toleransi terhadap agama lain terdapat dalam standar pengembangan
anak usia dini yang dibuat pemerintah. Satuan-satuan PAUD sebagai lembaga yang
diandalkan orang tua seharusnya tidak menganak-tirikan penyampaian materi
toleransi ini. Selain itu, sekolah-sekolah dengan kualitas baik sebaiknya lebih dapat
Universitas Kristen Maranatha 58
DAFTAR PUSTAKA
A.S., Marcus, 1984. Petunjuk Mengarang Ceritera Anak-Anak. Jakarta: PT Rosda
Jayapura.
Buchory, Achmad Herry & Saladin, Djaslim. 2010. Manajemen Pemasaran: Edisi.
Pertama. Bandung: Linda Karya.
Linggarsari, Yohannie. CNN Indonesia. 23 Desember 2014. “Pelanggaran Kasus
Kebebasan Beragama Melonjak”, (Online),
(http://www.cnnindonesia.com/nasional/20141223154304-12-20078/pelanggaran-kasus-kebebasan-beragama-melonjak/, diakses 28 Februari
2015).
Goodson, Barbara Dillon. 1993. Which Toy For Which Child. USA: U.S. Consumer
Product Safety Commission
Hairuddin, Enni. 2014. Membentuk Karakter Anak Dari Rumah. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Hawadi, Reni Akbar. 2001. Psikologi Perkembangan Anak Mengenal Sifat, Bakat,
dan Kemampuan Anak. Jakarta: PT Grasindo.
Hidayat, Faiq. Merdeka.
(http://www.merdeka.com/peristiwa/yenny-wahid-sebut-kasus-intoleransi-beragama-terbanyak-di-jabar.html, diakses 28 Februari 2015)
Martani, Wisjnu. 2012. “Metode Simulasi dan Perkembangan Anak Usia Dini”.
Jurnal Psikologi. 39 (1).
Meggit, Carolyn. 2006. Child Development. London: Wooden Ark Ltd.
Minkel, Walter. 1999. How To Do “The Three Bears” with Two Hands: Performing
With Puppet. USA: American Library Association.
Noor, Any. 2009. Manajemen Event. Bandung: Alfabeta.
Sukirman. Pikiran Rakyat. 1 Maret 2015. “Intoleransi Keberagaman Cenderung
Meningkat”, (Online), (http://www.pikiran-rakyat.com/node/318060, diakses 2
Maret 2015)
Suryana, Toto. 2011. “Konsep dan Aktualisasi Kerukunan Umat Beragama”.
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim. 9 (2).
Dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Wigan, Mark. 2009. Basic Illustration. London: Ava Publishing.