• Tidak ada hasil yang ditemukan

KADAR MINERAL SAPI BALI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KADAR MINERAL SAPI BALI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SupportedBy:

<J?

.

-

.

,

,

·

-

J

SEMINAR

NASIONAL SAINS

DAN

TEKNOLOGI II

2015

lnovasi Humaniora,

Sains dan Teknologi

untuk Pembangunan

Berkelanjutan

KUTA.29-30 OKTOBER 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS

&

TEKNOLOGI 112015

lnoY.asi Humaniora, Sains dan Teknologi

untuk Pembangunan Berkelanjutan

(2)

iv | Kuta, 29-30 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29 - 30 Oktober 2015

Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, S.T., MSc. PhD Prof. Dr. Drs. IB Putra Yadnya, M.A.

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, M.S. Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., MHum., LLM.

Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P.

Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Ir. Nyoman Gde Antara, M.Eng

Dra. Ni Luh Watiniasih, MSc, Ph.D Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes. Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.

Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP, Ph.D dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, SpMK, Ph.D

Dr. Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T. Putu Alit Suthanaya, S.T., M.Eng.Sc, Ph.D.

I Putu Sudiarta, SP., M.Si., Ph.D. Dr. Ir. Yohanes Setiyo, M.P. Dr. P. Andreas Noak, SH, M.Si I Wayan Gede Astawa Karang, SSi, MSi, PhD.

Dr. Drh. I Nyoman Suarta, M.Si

l

Udayana University Press, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas Udayana

(3)

PENAMPILAN ITIK DIBERI RANSUM MENGANDUNG SEKAM PADI TERFERMENTASI DISUPLEMENTASI DENGAN TEPUNG DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L)

Tjok. Gede OkaSusila, Tjok. Gede Belawa Yadnya dan Ni Gst. Ketut Roni ...910

PERFORMANS KELINCI LOKAL (LEPUS NIGRICOLLIS) YANG DIBERI PAKAN DASAR RUMPUT LAPANGAN DISUPLEMENTASI MULTI NUTRIENT BLOCK (MNB)

DENGAN ARAS BERBEDA

A.W. Puger, I.M Nuriyasa, dan E. Puspani ...916

PENGARUH BIOSUPLEMEN BERPROBIOTIK ASAL RAYAP TERHADAP PERFORMANS DAN PRODUKSI KARKAS ITIK BALI

Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi 1, I Nyoman Sutarpa Sutama2dan I Wayan Wijana ...922

PENGENDALIAN PENYAKIT VIRUS PADA TANAMAN CABAI

MELALUI PENGGUNAAN BIBIT BEBAS VIRUS DAN TANPA GULMA

IDN Nyana1,2), IGRM Temaja1)K. Siadi ...928

SEROEPIDEMIOLOGI BRUCELLOSIS PADA SAPI BALI

DI NUSA TENGGARA BARAT SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KEJADIAN PENYAKIT

I Nengah Kerta Besung1, Ni Ketut Suwiti1, I Gusti Ketut Suarjana ...936

KADAR MINERAL SAPI BALI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

(The Levels Of Bali Cattle Mineral In West Nusa Tenggara Province)

Ni Ketut Suwiti1I Nengah Kerta Besung1, Ni Luh Watiniasih2, I Nyoman Puja ...943

APLIKASI SRI DENGAN SISTEM LEGOWO

UNTUK EFISIENSI IRIGASI DAN PRODUKTIVITAS BERAS MERAH

I Wayan Tika1), I Putu Gede Budisanjaya1), Sumiyati ...950

INTRODUKSI AGRO-EKOWISATA PADA SUBAK SIGARAN

Sumiyati , I W. Tika1, I.P.G. Budisanjaya ...959

RESPON TIGA KULTIVAR PADI BALI TERHADAP KEKERINGAN

Made Pharmawati, Ni Nyoman Wirasiti, IGA Sugi Wahyuni ...965

APLIKASI PATI TALAS KIMPUL TERMODIFIKASI PADA PEMBUATAN MIE INSTAN

I Nengah Kencana Putra, I Putu Suparthana dan Anak Agung Istri Sri Wiadnyani ...970

OPTIMASI PEMBUATAN KEJU LUNAK (SOFT CHEESE) DENGAN KULIT TANAMAN RAMPELAS (FICUS AMPELAS) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI

I Made Sugitha, Ni Nyoman Puspawati, dan AAI.Sri Wiadnyani ...977

KUALITAS KIMIA DAGING SAPI BALI YANG DIBERI PAKAN SAMPAH KOTA

Tirta Ariana IN., I Gd.Suranjaya ...982

APLIKASI TEKNOLOGI BIOFERMENTASI URIN SAPI DAN SARI GADUNG (DIOSCOREA

COMPASITA) DENGAN MOL MENJADI BIOPESTISIDA PADA KELOMPOK TERNAK WIDYA

(4)

xxiv | Kuta, 29-30 Oktober 2015 Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 4

(5)

KADAR MINERAL SAPI BALI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

(The Levels Of Bali Cattle Mineral In West Nusa Tenggara Province)

Ni Ketut Suwiti1I Nengah Kerta Besung1, Ni Luh Watiniasih2, I Nyoman Puja3,

1Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

2.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana 3.Fakultas Pertanian Universitas Udayana

E-mail:nk_suwiti@unud.ac.id

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar mineral sapi bali di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Total sampel 180 berupa serum sapi bali jantan dan betina, yang dipelihara di Kabupaten Sumbawa, Dompu, dan Bima. Serum dianalisis terhadap kadar mineral makro (Ca, Mg, Na, K, P) dan mikro (Fe, Cu, Zn, Co, Mn) di Laboratorium Analitik Universitas Udayana dengan menggunakan alat Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan, sapi bali yang dipelihara di Kab. Sumbawa mempunyai kadar mineral Ca, Na, K dan P paling tinggi dan terendah ditemukan di Kab. Dompu. Sedangkan kadar Mg ditemukan paling tinggi di Kabupaten Bima dan terendah di Kabupaten

Sumbawa. Pro l mikro mineral Fe dan Mn ditemukan hampir sama pada tiga kabupaten di Provinsi NTB.

Sapi bali yang dipelihara di Kabupaten Sumbawa mempunyai kadar mikro-mineral Cu paling tinggi, Zn tertinggi pada sapi bali di Kabupaten Dompu, dan Co tertinggi di Kabupaten Bima. Kadar makro mineral pada sapi jantan lebih rendah, sedangkan kadar mikro mineral Cu, Zn, Co dan Mn sapi jantan lebih tinggi, dibandingkan dengan sapi bali betina. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan kadar mineral sapi bali di NTB.

Kata kunci : Makro-mikro mineral, Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), Provinsi Nusa Tenggara Barat, sapi bali.

ABSTRACT

Research has been conducted to nd out the mineral levels of Bali cattle in west o Nusa Tenggara

(NTB). Sixty samples of serum (30 males and 30 females) from three different district (Sumbawa, Dompu and Bima) were collected, therefore the overall samples were 180. The serum was analyzed for macro-minerals (Ca, Mg, Na, K, P) and micro-macro-minerals (Fe, Cu, Zn, Co, Mn). Analyze was conducted at Analytic Laboratory of Udayana University using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results showed that mineral levels of Ca, Na, K and P in Bali cattle reared in Sumbawa was the highest, but the lowest was in Dompu. Meanwhile the highest level of magnesium (Mg) in bali cattle serum was found in Bima, and the lowest was in Sumbawa. The levels of micro minerals Fe and Mn were almost similar in those three sites in the province of NTB. Bali cattle reared in Sumbawa had the highest level of Cu, while the highest level of Zn was found in Dompu, and the highest level of Co was found in Bima. Males and females of bali cattle in NTB have a different mineral levels, where the levels of macro minerals on the bulls were lower than the females, but the levels of micro mineral such as Cu, Zn, Co and Mn were higher. The results of this research can be used as a reference to determine mineral levels on bali cattle.

(6)
(7)

levels of Mg found in Bima and the lowest in Sumbawa. Pro le micro minerals Fe and Mn are found almost

identical in the three districts in NTB. Bali cattle reared in Sumbawa has a micro-mineral content of the highest Cu, Zn highest in Bali cattle in Dompu, and Co the highest in Bima. Macro mineral levels in the bulls is lower, while the levels of trace minerals Cu, Zn, Co and Mn bulls higher, compared with bali cattle females. Furthermore, the results of this study can be used as a reference in the Bali cattle mineral content NTB.

Key words: Macro-micro minerals, Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), Nusa Tenggara Barat, Bali Cattle,

PENDAHULUAN

Masyarakat di Nusa Tenggara Barat khususnya Kabupaten Sumbawa kegiatan memelihara ternak (sapi, kerbau dan kuda) merupakan kegiatan yang telah menyatu dengan masyarakat, hanya saja dalam pemeliharan ternak tersebut masih bersifat ekstensif tradisional yaitu ternaknya dilepas pada suatu padang pengembalaan umum yang sangat luas, yang biasa disebut Lar. Ada ratusan sapi dari berbagai pemilik dilepas di Lar tersebut. Sistem penggembalaan seperti ini menyebabkan kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi ternak akan rendah dan berdampak terhadap pertumbuhan dan produktivitas sapi.

Adanya fenomena penurunan produktivitas sapi bali, dengan indikator pertambahan bobot badan yang tidak maksimum, menjadi permasalahan dalam pengembangan sapi bali di Indonesia. Hasil penelitian membuktikan pertambahan sapi bali di Bali hanya 0,28 kg/ekor/hari untuk sapi bali betina sedangkan sapi bali jantan 0.32 kg/ekor/hari. Keadaaan tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh kualitas pakan yang

tidak baik sehingga dapat menyebabkan penyakit defsiensi salah satunya adalah de siensi mineral.

Ternak sapi, layaknya mahluk hidup lainnya membutuhkan nutrisi yang berkualitas. Beberapa bahan nutrisi yang dibutuhkan yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Mineral memegang peranan penting dalam metabolisme tubuh, diantaranya bersama dengan protein membentuk struktur seperti tulang dan gigi. Membantu mengirimkan impuls saraf, penyusun enzim atau membawa oksigen.

Mineral dibedakan atas dua jenis yaitu : makro dan mikro mineral. Makro mineral diantaranya : kalsium (Ca), potasium, fosfor (P), sodium (Na), sulfur (S), khlorid (Cl), dan magnesium (Mg) sedangkan mikro mineral yaitu tembaga (Cu), khromium (Kr), zat besi (Fe), kobal (Co), yodium (I), mangan (Mn), selenium (Se), Seng (Zn), dan nikel (Ni). Kebutuhan akan mineral setiap individu ternak sangat berbeda (Knowtoln and Nelson, 2003).

Keberadaan mineral pada pakan sangat tergantung terhadap kandungan mineral tanaman sebagai sumber pakan yang dikonsumsi sapi tersebut. Kandungan mineral pada berbagai spesies tanaman sangat bervariasi, tergantung dari musim, kondisi tanah dan jenis tanaman. Pada musim penghujan kandungan mineral pada tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan pada musim kemarau. Tumbuhan jenis tanaman kacang-kacangan mengandung Cu, Zn, Mo dan Co lebih tinggi dibandingkan dengan rumput-rumputan sedangkan sebaliknya kandungan Se lebih tinggi pada rumput-rumputan (Khan et al, 2007).

Unsur mineral sangat berpengaruh terhadap produktivitas, diantanya pertumbuhan bobot badan, peningkatan populasi, produksi, dan keberadaannya dapat dipengaruhi oleh sumber pakan/tanaman yang

ada di lingkungan tempat pemeliharaan. Sedangkan informasi tentang pro l mineral ternak sapi bali yang

dipelihara di Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya pada tiga kabupaten yakni : Sumbawa, Bima dan Dompu belum pernah dilaporkan.

METODE PENELITIAN

(8)

945 | Kuta, 29-30 Oktober 2015 Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 945

kematangan reproduksi dengan umur di atas 17 bulan (Toelihere, 1985). Selanjutnya serum tersebut dianalisis terhadap 10 jenis mineral yaitu makro mineral (Ca, Mg, Na, K, P) dan mikro mineral (Fe, Cu, Zn, Co, Mn).

Pengukuran Kadar Mineral

Metode yang digunakan untuk mengukur kadar mineral darah mengikuti metode accelerated shelf

life test, dengan pengabuan basah menggunakan HNO3 dan H2SO4. Analisis mineral ini dilakukan Laboratorium Analitik Universitas Udayana, dengan cara sebagai berikut : Sebanyak 5-10 gram sampel ditimbang dan masukkan kedalam labu kjeldahl, ditambahkan 10 ml H2SO4 dan 10 ml HNO3 dan beberapa buah batu didih. Dipanaskan perlahan-lahan sampai larutan berwarna gelap, dan dihindarkan dari pembentukan buih yang berlebihan. Selanjutnya ditambahkan 1-2 ml HNO3 dan pemanasan dilanjutkan sampai larutan menjadi lebih gelap. Penambahan HNO3 dan pemanasan selama 5-10 menit sampai semua zat organik telah teroksidasi (larutan tidak gelap lagi), kemudian didinginkan. Selanjutnya ditambahkan 10 ml aquades sehingga larutan menjadi tidak berwarna atau menjadi bening, pemanasan dilanjutkan sampai berasap. Larutan didiamkan sampai dingin kemudian ditambahkan 5 ml aquades dan dididihkan sampai berasap, selanjutnya larutan didinginkan kemudian diencerkan sampai volume tertentu. Pembacaan sampel dilakukan pada Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

Cara kerja SSA sebagai berikut : Larutan abu (larutan hasil pengabuan) dipindahkan kedalam labu takar dan ditempatkan sampai tanda tera dengan air dicampur merata. Sebelumnya alat dikalibrasi untuk penetapan sampel.

Analisis data

Data yang diperoleh berupa kadar makro dan mikro mineral disajikan secara deskriptif kualitatif yaitu mentabulasikan kadar makro dan mikro mineral berdasarkan atas wilayah pengambilan sampel dan jenis kelamin serta membandingkan data yang diperoleh dengan rujukan yang ada. Mengingat sampai saat ini belum ada standar normal kadar mineral pada sapi bali, maka rujukan yang dipakai adalah sapi potong (McDowell, 1992).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Makro Mineral

Kadar makro mineral (Ca, Na. K, P dan Mg) sapi bali yang dipelihara di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tiga kabupaten yakni : Sumbawa, Bima dan Dompu disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rerata Makro Mineral Darah Sapi Bali yang Berasal dari Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima (mg/l)

(9)
(10)

947 | Kuta, 29-30 Oktober 2015 Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 947

Kadar mineral Ca, Mg, Na, K, dan P serum sapi bali di Kabupaten Dompu paling rendah.

Adanya variasi kadar makro mineral dalam tubuh sapi berkaitan dengan asupan pakan yang dikonsumsi. Rendahnya salah satu mineral yang dikonsumsi oleh ternak akan berpengaruh terhadap kadar mineral darah dan berakibat pada terganggunya pertumbuhan (Ward and Lardy, 2005). Suwiti et al, 2012 mendapatkan bahwa kandungan mineral sumber pakan sapi bali di Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima bervariasi. Kandungan Ca terendah ditemukan di Kabupaten Dompu (1071,1 ± 78,65 mg/kg), dibandingkan dengan Kabupaten Sumbawa (6515,2 ± 87,34 mg/kg) atau Bima (7359,5 ± 235,86 mg/kg). Kandungan mineral sumber pakan sapi di Kabupaten Sumbawa, Dompu, dan Bima dalam satuan mg/kg masing-masing untuk Mg : 3463 ± 134,67, 3465,94 ±1 48,86, 3887,7 ± 167,75, untuk Na : 1363,4 ± 123,43, 942,6 ± 103,65, 1342 ± 123,76, dan kandungan mineral K pada sumber pakan didapatkan : 806 ± 98,76, 647 ± 87,67, dan 865 ± 98,85 mg/kg.

Kalsium (Ca) dan Phospor (P) darah sapi bali yang dipelihara di Kabupaten Dompu lebih rendah dibandingkan dengan serum sapi bali di Sumbawa dan Bima, bahkan lebih rendah dibandingkan dengan standar normal yang dianjurkan oleh Mc Dowell (1992), sehingga dapat dikatakan sapi tersebut mengalami defesiensi kalsium dan phospor. Sedangkan kadar mineral Mg, Na dan K ditemukan hampir sama pada ketiga kabupaten walaupun dalam kadar di atas level kritis.

Kandungan normal makro dan mikro mineral pada darah sapi bali sampai saat ini belum ditemukan,

sehingga perbandingan pro l mineral pada serum sapi bali menggunakan standar dari McDowell (1992).

Secara umum kadar Mg, Na, dan K pada serum sapi bali di semua kabupaten lebih tinggi dari standar, tetapi kadar P hanya di Kabupaten Sumbawa lebih tinggi dari standar, sedangkan di Kabupaten Dompu dan Bima lebih rendah. Tingginya kadar Na pada sapi yang dipelihara di Kabupaten Sumbawa, disebabkan peternak dengan sengaja memberikan konsumsi tambahan garam (NaCl), dengan cara menggantungkannya pada ranting pohon, sehingga ternak dengan mudah dapat mencapai garam tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya keadaan berlebih konsumsi garam tersebut, dan berakibat pada keadaan peningkatan konsentrasi Na dan Cl dalam serum darah sapi bali yang dipelihara.

Pada penelitian ini ditemukan perbandingan mineral kalsium dan fosfor lebih dari 7 : 1, keadaan ini menurut Stoltz, et. al (1985), dapat menekan pertambahan berat badan sapi pedaging. Kadar kalsium lebih tinggi dari 1 % dapat menurunkan penggunaan pakan (feed asetilization) dan menghambat pertumbuhan. Selanjutnya dikatakan, kadar kalsium melebihi 2 % dalam ransum dapat menekan pertumbuhan. Kadar kalsium yang tinggi dapat menekan penggunaan protein, lemak, vitamin, mineral fosfor, magnesium, zat besi, yodium, seng dan mangan. Konsumsi kalsium yang berlebihan pada sapi jantan akan menimbulkan struktur tulang yang tidak sempurna (malformation), apalagi jika kadar vitamin D juga tinggi (Darmono dan S. Bahri. 1989). Demikian juga pada keadaan kelebihan fosfor di Kabupaten Sumbawa (5,235±1,46 mg/ l). Kelebihan fosfor dapat menyebabkan pertumbuhan tulang yang tidak normal, seperti osteodystrophia

brosa,hipertiroidism sekunder akibat faktor makanan, osteomalacia, osteoporosis, dan penyakit big head

disease yang ditemukan pada beberapa spesies hewan (Chung, et.al 2004; Darmono dan S. Bahri. 1989).

Kadar Mikro Mineral

(11)

Tabel 2. Rerata Mikro Mineral Darah Sapi Bali yang Berasal dari Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima (mg/l)

Rerata kadar mineral Fe dan Co di Kabupaten Sumbawa, Dompu, dan Bima di atas nilai standar minimal, sedangkan kadar Zn lebih rendah dari standar minimal. Kadar Cu dan Mn dalam darah sapi bali di kabupaten Sumbawa, Dompu, dan Bima bervariasi. Sapi bali di Kabupaten Sumbawa kadar mineral Cu yang sangat tinggi (1,165±0,38), sebaliknya kadar Co ditemukan paling rendah (1,705±0,42), dibandingkan serum sapi bali yang dipelihara di Kabupaten Dompu dan Bima, bahkan kadar Cu ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan standar normal yang layaknya ada pada serum sapi. Kadar Co ditemukan paling tinggi pada serum sapi bali yang dipelihara di Bima (2,57±0,41).

Kadar mineral ini sejalan dengan yang diperoleh pada hasil analisis kadar mineral dalam pakan, dimana peternak cendrung memberikan pakan berasal dari sumber pakan disekitarnya (Suwiti., et.,

al., (2012). Dalam hal ini didapatkan, kadar mikro mineral dalam pakan yang dikonsumsi oleh sapi di

Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima bervariasi dengan dengan kadar yang rendah.

Sapi bali yang dipelihara di Sumbawa, Dompu dan Bima mengalami de siensi mineral Zn dan Mn,

walaupun di Kabupaten Dompu kadarnya kedua mineral tersebut ditemukan sudah cukup tinggi dan paling

tinggi diantara ketiga kabupaten di NTB, tetapi masih di bawah standar minimal. De siensi mineral pada ternak dapat menimbulkan gejala klinis yang spesi k untuk setiap mineral, tetapi terkadang gejala tersebut hampir mirip, sehingga untuk menentukan diagnosis penyakit karena de siensi mineral perlu dilakukan

uji laboratorium.

Perbandingan Pro l Mineral sapi jantan dengan Betina

Apabila dibandingkan antara sapi bali jantan dan betina, maka ditemukan kadar mineral yang

berbeda. Pro l kadar makro mineral pada sapi jantan lebih rendah dibandingkan dengan yang betina,

dengan perbedaan yang jelas ditemukan pada kadar Na, dalam hal ini kadar Na sapi betina lebih tinggi dibandingkan dengan sapi jantan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kadar Makro Mineral Sapi Jantan dan Betina di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tabel 4 menunjukkan, kadar mikro mineral sapi bali jantan yang dipelihara di Provinsi NTB lebih

rendah dibandingkan dengan yang betina, tetapi pro l mikro mineral yang lain seperti Cu, Zn, dan Co

pada sapi jantan lebih tinggi dibandingkan dengan betina. Sedangkan kadar Mn di dalam serum sapi bali

(12)

949 | Kuta, 29-30 Oktober 2015 Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 949

Tabel 4. Perbandingan Kadar Mikro Mineral pada Sapi Jantan dan Betina di Provinsi Nusa Tenggar Barat

Kelamin FE Cu Zn Co Mn

Jantan 8,63±1,35 0,52±0,62 0,36±0,26 2,17±0,53 0,08±0,03

Betina 9,18±1,72 0,42±0,46 0,35±0,26 2,15±0,52 0,08±0,03

Total 8,91±1,56 0,47±0,54 0,36±0,26 2,16±0,52 0,08±0,03

Hasil penelitian ini menunjukkan, adanya perbedaan pro l makro dan mikro mineral pada sapi bali

jantan dan betina yang dipelihara di NTB. Kadar mineral dalam tubuh hewan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : umur, jenis kelamin, spesies hewan, genetik dan tingkat keparahan pada keadaan

patologik, serta status siologis tubuh hewan seperti adanya gangguan beberapa proses metabolisme di

dalam tubuh akan berpengaruh terhadap absorpsi mineral lainnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Kadar mineral Ca, Na, K dan P sapi bali yang dipelihara di Kabupaten Sumbawa mempunyai nilai paling tinggi dan terendah ditemukan di Kabupaten Dompu. Sedangkan kadar Mg ditemukan paling tinggi di Kabupaten Bima dan terendah di Kabupaten Sumbawa. Sapi bali yang dipelihara di Kabupaten Sumbawa mempunyai kadar mineral Cu paling tinggi, Zn ditemukan tertinggi pada serum sapi bali di Kabupaten Dompu, dan Co tertinggi di Kabupaten Bima. Kadar makro mineral pada sapi jantan lebih rendah dibandingkan sapi bali betina, sedangkan kadar mikro mineral Cu, Zn, Co dan Mn sapi jantan lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ari n, Z. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro dalam Sistem Biologi dan Metode Analisisnya.

Balai Besar Penelitian Veteriner. Jurnal Litbang Pertanian, 27(3), 2008

Chung, J., D.J. Haile, and M.W. Resnick. 2004. Ferroportin-1 is not upregulated in copperde cient mice.

J. Nutr. 134: 517−521.

Darmono and S. Bahri. 1989. De siensi Cu dan Zn pada sapi di daerah Transmigrasi Kalimantan Selatan.

Penyakit Hewan 21(38):128−131.

Darmono, 2007. Penyakit De siensi Mineral pada Ternak Ruminansia dan Upaya Pencegahannya. Balai

Besar Penelitian Veteriner. Jurnal Litbang Pertanian 26 (3) 2007.

Khan, Z I, M. Ashraf, K. Ahmad, I. Mustafa, M. Danish. 2007. Evaluation of MicroMinerals Composition of Different Grasses in Ration to Livestock Reqruirements. Pak. J. Bot., 39(3): 719-728, 2007. McDowell, L. R. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. Academic Press Inc. Harcourt Brace

Jovanovich Publishers, San Diego, CA.

Paterson JA and Angle TE. 2005. Trace Mineral Nutrition in Beef Cattle. Presented at the 2005 Nutrition Conference sponsored by Department of Animal Science, UT. Extension and University Professional and Personal Development The University of Tennesse. Pp : 1 -22

Pemerintah Provinsi NTB, 2009. Blue Print NTB BUMI SEJUTA SAPI. BAPPEDA Kab Sumbawa. http://

bappeda.sumbawakab.go.id. Diakses 12 Desember 2012.

Prabowo, A., J.E. Van Eys, I.W. Mathius, M. Rangkuti, and W.I. Johnson. 1984. Studies on the mineral nutrition on sheep in West Java. Balai Penelitian Ternak, Bogor. p. 25.

Sinar Tani ,2012. Tabloid Sinar Tani. Membangun Kemandirian Agribisnis. http://tabloidsinartani.com/ Sorotan/Menebar-Jutaan-Sapi-di-Pulau-Sumbawa.html. Diakses 11 Des 2012

(13)

Stoltz, D.R, Darmono, Ismawan, Gunawan, dan R.B. Marshall. 1985. Bovine copper de ciency in

Indonesia. Proc. 3rd Animal Science Congress. Asian-Australian Assoc. Animal Prod. Soc. Seoul I:

531−533.

Toelihere M.R. 1985. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Universitas Indonesia Press: Bogor Yaremcio B. 2010. Trace Minerals for Beef Cows. Adapted from Alberta Agriculture Beef Herd

Gambar

Tabel 1. Rerata Makro Mineral Darah Sapi Bali yang Berasal dari Kabupaten Sumbawa, Dompu danBima (mg/l)
Tabel 4. Perbandingan Kadar Mikro Mineral pada Sapi Jantan dan Betina di Provinsi Nusa Tenggar Barat

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Berdasarkan data yang ditemukan bahwa minat belajar kela X dan XII SMK Putra Tama bantul berada pada kategori sangat tinggi hak ini

Oleh karena itu penelitian ini dibatasi dengan kajian manajemen kurikulum di Pondok Pesantren Salafiyah Kasyiful ‘Ulum yang menyangkut tujuan pendidikan, materi

Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah al-Quran yang wajib dilaksanakan dan dimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pemahaman terhadap Hadis merupakan

Sejalan dengan penjelasan diatas Azhar (2010) mengemukakan peranan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses pembelajaran adalah sebagai

Untuk ini Jama'at Jepang telah memberikan pengorbanan harta yang besar, tetapi harus selalu diingat bahwa hak-haknya yang semestinya akan dipenuhi ketika apapun yang Hadhrat

Semua aktiva dan pasiva dialihkan dari anak perusahaan kepada perusahaan holding (kecuali aktiva yang harus dibayar kepada pemegang saham minoritas yang tidak setuju merger).

Hasil survei dari ZEW-Pusat Penelitian Ekonomi Eropa menunjukkan pada hari Selasa bahwa sentimen ekonomi Jerman meningkat tajam namun kurang dari yang diperkirakan pada bulan Maret