• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN TRUST TERHADAP BERIKLAN DI E-COMMERCE JAWA POS SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN TRUST TERHADAP BERIKLAN DI E-COMMERCE JAWA POS SURABAYA."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Usulan Penelitian

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan oleh :

0212010315 / FE / EM

Rifqi Mizanuddin

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

Yang Diajukan

0212010315 / FE / EM

Rifqi Mizanuddin

Telah disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing Utama

Drs. Ec.Eko Purwanto,MSi Tanggal : ………..

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen

(3)

Yang Diajukan

0212010315 / FE / EM

Rifqi Mizanuddin

Telah Diseminarkan Dan Disetujui untuk Menyusun Skripsi Oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec.Eko Purwanto,MSi Tanggal : ………..

Mengetahui

Ketua Program Studi Jurusan Manajemen

NIP. 030 191 295

(4)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan oleh :

0212010315 / FE / EM

RIFQI MIZANUDDIN

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(5)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

0212010315 / FE / EM

RIFQI MIZANUDDIN

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(6)

Yang diajukan

0212010315 / FE / EM

Rifqi Mizanuddin

Disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec.Eko Purwanto,MSi Tanggal : ………..

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

NIP. 030 194 437

(7)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan

berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul

Pengar uh Structural Assurance Dan Trust Ter hadap Ber iklan Di e-commerce J awa Pos Sur abaya”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Eko Purwanto, MSi selaku Dosen Pembimbing Utama yang

(8)

6. Kepada kedua orang tuaku dan Kakakku tercinta yang telah memberikan

dukungan baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran

dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salam hormat,

Surabaya, 11 Juni 2010

(9)

iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

2.2.2. Pengertian Marketing Mix ... 11

2.3 Perilaku Konsumen... 13

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 12

2.3.1.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 13

2.4. Electronic Commerce ... 15

2.4.1 Berdasarkan Jenis Transaksi e-commerce dibagi Menjadi dua ... 17

2.4.1.1. Pokok-pokok Permasalahan e-commerce... 17

2.4.1.2. Sistem Aplikasi e-commerce ... 20

2.5. Trust di e-commerce ... 21

(10)

iv

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional ... 29

3.1.1 Definisi Operasional Variabel ... 29

3.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 32

3.3 Jenis Data ... 33

3.4 Sumber Data ... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.6 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 34

3.6.1. Teknik Analisis ... 34

3.7. Asumsi Model [Structural Equation Modelling] ... 35

3.7.1. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 37

3.7.2. Pengujian Model dengan Two Step Approach ... 37

3.7.3. Evaluasi Model... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 43

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 49

(11)

v

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56 4.5.1. Pengaruh Structural Assurance Terhadap Beriklan di

e- commerce ... 56 4.5.2. Pengaruh Trust Terhadap e-commerce ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 61 5.2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

(12)

vi

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 46

Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier ... 47

Tabel 4.4. Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 4.5. Uji Validitas ... 49

Tabel 4.6 Uji Construct reliability dan Variance Extracted ... 50

Tabel 4.7. Uji Normalitas ... 51

Tabel 4.8. Uji Confirmatory Structural Assurance ... 51

Tabel 4.9. Uji Confirmatory Trust ... 52

Tabel 4.10. Uji Confirmatory Beriklan E-Commerce ... 52

Tabel 4.11. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 53

Tabel 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Modifikasi ... 54

Tabel 4.13. Uji Hipotesis ... 55

Tabel 4.14. Analisis Structural Assurance ... 56

(13)

vii

Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural Structural assurance

Dan Trust: One Step Approach-Base Model ... 53 Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural Structural assurance

(14)

viii Lampiran 2 : Hasil Rekap Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

(15)

vi

Oleh :

Rifqi Mizanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan (trust) pengguna internet terhadap sistem

electronic commerce. Ketidakpastian yang melekat di electronic commerce

membuat para peneliti berargumen bahwa membangun kepercayaan (trust) dan memperkecil risiko menjadi faktor paling penting dalam bertransaksi di electronic commerce (Pavlov, 2003, Gefen et al. 2003, Jarvenpaa dan Tractinsky, 1999, McKnight, 2002). Kepercayaan (trust) menjadi katalisator bagi transaksi penjual dan pembeli yang membuat konsumen memiliki harapan besar untuk puas terhadap hubungan tukar-menukar tersebut. Kepercayaan (trust) terhadap

electronic vendor menentukan putusan konsumen untuk melakukan hubungan penyedia bisnis e-commerce. Dharma,(2006:5).tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh structural assurance yang berorientasi pada (B2C) terhadap beriklan di e-commerce Jawa Pos Surabaya. Dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh trust yang berorientasi pada (B2C) terhadap beriklan di e-commerce Jawa Pos Surabaya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan transaksi beriklan di e-commerce Jawa Pos. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden dengan menggunakan analisis Structural Equation Modelling.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa a).Faktor

Structural assurance berpengaruh positif terhadap Faktor Beriklan e-commerce, tidak dapat diterima . b)Faktor Trust berpengaruh positif terhadap Faktor Beriklan e-commerce, dapat diterima.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Internet merupakan sarana elektronik yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis dan lainnya. Sejak

diperkenalkan pada tahun 1969 di Amerika Serikat, internet mengalami perkembangan yang luar biasa. Apalagi dengan diperkenalkannya teknologi

World Wide Web (WWW), semakin menambah sempurnanya teknologi tersebut (McLeod dan Schell, 2004:64). Teknologi internet menghubungkan ribuan jaringan komputer individual dan organisasi di seluruh dunia. Setidaknya ada

enam alasan mengapa teknologi internet begitu populer. Keenam alasan tersebut adalah internet memiliki konektivitas dan jangkauan yang luas; dapat mengurangi biaya komunikasi; biaya transaksi yang lebih rendah; dapat mengurangi biaya

agency; interaktif, fleksibel, dan mudah; serta memiliki kemampuan untuk mendistribusikan pengetahuan secara cepat (Laudon dan Laudon, 2000:300).

Penggunaan internet untuk aktivitas transaksi bisnis dikenal dengan istilah

Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod dan Schell, 2004:49). Menurut Indrajit (2001:2), karakteristik e-commerce terdiri atas terjadinya transaksi antara

dua belah pihak; adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi; dan internet

sebagai medium utama dalam proses transaksi. Dalam praktiknya, transaksi e-commercedapat terjadi antara organisasi bisnis dengan sesama organisasi bisnis

(17)

Pengguna internet di Indonesia yang resmi tercatat berlangganan pada tahun 2003 sebanyak 739.571, yang terbagi dalam kategori personal/perseorangan

sebanyak 591.045 dan korporasi sebanyak 148.526 (CIC, 2004). Jumlah tersebut belum termasuk pengguna yang memanfaatkan jasa internet cafe, warnet, dan

fasilitas internet instan seperti Terlkomnet Instan, Mobile-8, atau StarOne. menurut catatan WDR research, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia

mencapai 05% per tahun dan merupakan pertumbuhan paling tinggi di antara

negara-negara di Asia setelah China (Boerhanoeddin, 2003).

Kondisi tersebut dapat dijadikan pemicu untuk menumbuhkan e-commerce di Indonesia. Dengan semakin banyaknya pengguna internet,

diharapkan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam melakukan pembelian barang/jasa, yaitu dari pembelian secara konvensional ke e-commerce.

Sebagaimana hasil penelitian Liao dan Cheung (2001) bahwa pengguna internet di

Singapura, semakin banyak mempergunakan internet maka ia semakin senang melakukan pembelian melalui e-shop (toko maya). Fenomena ini diharapkan

dapat menjadi daya tarik bagi pengusaha, khususnya di Indonesia, untuk mulai mengembangkan inovasi bisnis melalui e-commerce.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan (trust) pengguna internet terhadap sistem

electronic commerce. Ketidakpastian yang melekat di electronic commerce

membuat para peneliti berargumen bahwa membangun kepercayaan (trust) dan

(18)

McKnight, 2002). Kepercayaan (trust) menjadi katalisator bagi transaksi penjual dan pembeli yang membuat konsumen memiliki harapan besar untuk puas

terhadap hubungantukar-menukar tersebut. Kepercayaan (trust) terhadap

electronic vendor menentukan putusan konsumen untuk melakukan hubungan penyedia bisnis e-commerce. Dharma,(2006:5).

Kekurang-percayaan terhadap web vendor akan menghalangi konsumen menggunakan produk web vendor (Bhattacherjee, 2002) mendefinisikan

kepercayaan (trust) di e-commerce system sebagai kesediaan konsumen untuk bergantung pada penjual dan melakukan tindakan walaupun penjual dapat dengan

mudah merugikan konsumen. Gefen et al. (2003) memperoleh bukti empiris bahwa structural assurance berpengaruh terhadap timbulnya trust terhadap sistem e-commerce. Structural assurance mengacu pada penilaian adanya mekanisme

keamanan jaringan sistem electronic commerce yang memadai. Keyakinan terhadap struktur muncul karena pengguna yakin bahwa teknologi sistem e-commerce memberikan perlindungan sehingga konsumen yakin bahwa transaksi

melalui internet dapat berjalan aman (McKnight et al., 2002). Jarvenpaa dan Tractinsky (1999) meneliti bahwa perceived reputation suatu situs belanja suatu

situs belanja berpengaruh terhadap trust di e-commerce. Trust terhadap penjual bergantung pada keahlian, kemampuan untuk menyenangkan dan kesamaan

(19)

Obyek penelitian ini adalah e-commerce Jawa Pos yang mengacu pada (B2C) Bussiness to Consumer, dari sebuah koran yang hampir mati, Jawa Pos

sekarang menjadi grup media terbesar di Indonesia. Memiliki total lebih dari 150 koran, tabloid, majalah, dan televisi. Tersebar di seluruh penjuru Indonesia, dari

Aceh hingga Papua. Jawa Pos lahir pada 1 Juli 1949. Pendirinya adalah The Chung Shen, dengan Gho Cheng Hok sebagai pemimpin redaksi pertama. Kantor pertama Jawa Pos terletak di China Town Surabaya, Jalan Kembang Jepun pada

1982, kondisi Jawa Pos sangatlah mengkhawatirkan. Oplah harian hanya sekitar 6.000 eksemplar.

Jumlah ini akan terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya.

Dalam konsep bisnis retail, pelayanan menjadi fokus dan cenderung diarahkan untuk kemudahan transaksi bisnis. Electronic commerce merupakan penggunaan

jaringan komputer untuk melakukan pembelian dan penjualan barang, jasa dan informasi secara elektronis. E-commerce berhubungan dengan penjualan,

periklanan, pemesanan produk yang semuanya dikerjakan melalui internet. Di Jawa Pos sendiri program e-commerce yang mengacu pada (B2C) Bussiness to Consumer yaitu konsumen akhir yang akan mengkonsumsi barang atau jasa yang

dibeli atau dijual.Dharma,(2006). Jawa pos mengembangkan (B2C) Business to Consumer yaitu terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secara

umum kemudian service yang dilakukan bersifat umum, sehingga mekanismenya dapat digunakan oleh orang banyak, service yang diberikan berdasarkan permintaan, sering dilakukan sistem pendekatan client-server, di mana konsumen

(20)

atau jasa (business procedure) berada di pihak server. suatu sistem e-commerce yang secure, oleh karena itulah dibutuhkan structural assurance atau keamanan

jaringan electronic commerce seperti garansi, kontrak, ataupun prosedur lainnya ada dan berjalan dengan baik (McKnight et al. 2002, Shapiro, 1987). Berikut data

konsumen yang bertransaksi (beriklan) dalam melakukan transaksi di e-commerce

Jawa Pos Surabaya antara tahun 2006 – 2008:

Tabel 1. Transaksi e-commerce (beriklan) di Jawa Pos pada Tahun 2006-2008

Tahun

Transaksi e-commerce

Periklanan Target Penjualan Penjualan

2006 1400 user 400 user 120 transaction

2007 1715 user 400 user 285 transaction

2008 1525 user 400 user 175 transaction

Sumber: PT. Jawa Pos, (2009).

Dari gambaran data diatas menunjukkan bahwa sangat sedikit sekali

konsumen yang melakukan aktivitas transaksinya (beriklan) melalui e-commerce

di Jawa Pos sebab program e-commerce sendiri di Jawa Pos Surabaya masih baru berdiri jadi diperlukan pengenalan terlebih dahulu kepada konsumen, terlihat dari

data di atas transaksi (B2C) selama kurun waktu 2006 sebesar 1400 pengiklan dengan transaksi penjualan sebesar120 transaksi, kemudian tahun 2007 pengiklan sebesar 1715 user dengan transaksi penjualan sekitar 285 transaksi dan tahun 2008

pengiklan sebesar 1525 user dengan transaksi penjualan sebesar 175 transaksi penjualan yang melakukan aktivitas e-commerce di Jawa Pos Surabaya, sangat

jauh sekali dari harapan PT.Jawa Pos Surabaya

Data di atas menunjukkan bahwa transaksi (beriklan) melalui e-commerce

memiliki potensi resiko yang cukup tinggi. Tetapi mengapa transaksi e-commerce

(21)

yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, hal ini bisa dikarenakan kurangnya kepercayaan konsumen (B2C) kepada vendor, sebab proses yang agak lama,

kemudian diperlukan verifikasi data yang cukup lama, sehingga membuat konsumen enggan bertransaksi (beriklan) melalui e-commerce Jawa Pos yang

mulai dibangun tahun 2004 hingga sekarang. Jawa Pos memberikan kepercayaan (trust) di e-commerce system sebagai kesediaan konsumen untuk bergantung pada penjual dan melakukan tindakan walaupun penjual dapat dengan mudah

merugikan konsumen.

Menurut Tan dan Thoen (2000), dapat dieliminir dengan menjalin

komunikasi yang baik antara dua pihak yang bertransaksi, di antaranya melalui penyajian informasi yang relevan. Penyajian informasi yang baik akan menghindari terjadinya information asymmetry yang seringkali dimanfaatkan

pihak lain untuk melakukan kejahatan di internet (cybercrime).

Kurangnya rasa percaya menjadi alasan utama konsumen untuk tidak berhubungan dengan situs e-commerce (Keen dalam Pavlou, 2003). Ketidakpastian yang melekat di electronic commerce membuat para peneliti berargumen bahwa membangun kepercayaan (trust) dan memperkecil risiko

menjadi faktor paling penting dalam bertransaksi di electronic commerce. Hanya

pelanggan yang memiliki kepercayaan yang akan berani melakukan transaksi melalui media internet. Tanpa ada kepercayaan dari pelanggan, mustahil transaksi

(22)

. Dari uraian diatas, peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian

dengan judul ”Pengar uh Structural Assurance Dan Trust Ter hadap Ber iklan Di e-commerce J awa Pos Sur abaya”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah structural assurance yang berorientasi pada (B2C) berpengaruh terhadap beriklan di e-commerce Jawa Pos Surabaya?.

2. Apakah trust yang berorientasi pada (B2C) berpengaruh terhadap beriklan

di e-commerce Jawa Pos Surabaya?.

1.3. Tujuan Penelitian

Dilihat dari perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh structural assurance yang berorientasi pada (B2C) terhadap beriklan di e-commerce Jawa Pos Surabaya. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh trust yang berorientasi pada

(B2C) terhadap beriklan di e-commerce Jawa Pos Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Menambah ilmu pengetahuan dan kepustakaan bagi mahasiswa khususnya

(23)

b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk memberikan informasi dan pertimbangan perusahaan dalam melakukan pemasaran yang efektif dan

efisien.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian – penelitian terdahulu yang telah dilakukan diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dharma, Fitri. (2006) dengan judul

“Pengaruh structural assurance dan perceived reputation terhadap trust pengguna internet di sistem e – commerce”. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian

ini adalah .

1. Apakah structural assurance berpengaruh positif kepada kepercayaan (trust) terhadap sistem e-commerce?

2. Apakah perceived reputation website berpengaruh positif kepada kepercayaan (trust) terhadap sistem e-commerce?

• Alat analisis yang digunakan adalah dengan model pengujian regresi berganda

dengan bantuan software SPSS versi 10. Analisis regresi pada dasarnya adalah

studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan tujuan mengestimasi atau

memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui

• Hasil penelitian : Melalui temuan riset ini diharapkan memberikan konstribusi

bagi entitas bisnis dot com dalam melakukan desain dan pengendalian bagi situs e-commerce yang dikelolanya. Penelitian ini menemukan bukti empiris

(25)

berpengaruh terhadap trust pengguna internet Indonesia terhadap situs e-commerce.

Penelitian selanjutnya dilkukan oleh Jusuf, Eddy. (2004). Dengan judul “Perancangan Aplikasi e-business Berbasis Web Sebagai Sarana Penyampaian

Informasi Distribusi Di PT.Citra Parahyangan Bandung”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada suatu media komunikasi yang memberikan informasi dengan cepat, akurat dan mudah antara distributor sebagai principal dengan sub-distributor sebagai customer?

2. Apakah jaringan informasi tentang produk dan layanan yang tersedia di PT.Citra Parahyangan sebagai principal dapat diterima dan diakses secara

cepat oleh customer?

• Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode aplikasi World ide

Web untuk mendukung promosi, pemasaran dan pengambilan keputusan di

PT. Citra Parahyangan Bandung.

• Hasil penelitian Dengan adanya website di PT.Citra Parahyangan

penyampaian informasi menjadi cepat, akurat dan mudah antara distributor dengan subdistributor karena di dalam website terdapat beberapa menu pilihan

seperti menu produk minuman dan rokok akan terlihat informasi produk-produk apa saja yang terdapat di PT.Citra Parahyangan, sehingga informasi tentang poduk yang ditawarkan PT.Citra Parahyangan diterima oleh

(26)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba. Tidak akan ada suatu perusahaan yang dapat bertahan lama bila perusahaan tersebut tidak mampu menjual produk aatau jasa yang dihasilkannya. Pengertian pemasaran telah

banyak diberikan para ahli di bidang pemasaran antara lain:

Menurut Nitisemito (1981:13) marketing adalah semua kegiatan yang

bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif, Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (1983:5) pemasaran

adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang

dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

2.2.2. Pengertian Marketing Mix

Marketing mix merupakan variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai

sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.

(27)

a. Produk, meliputi product assortment, configuration engine dan alat perencanaan serta layout dalam pengelolaannya perlu adanya perencanaan

dan pengembangan produk atau jasa untuk dipasarkan, selain itu keputusan-keputusan yang perlu diambil menyangkut masalah

pembelian merek, pembungkusan, warna dan bentuk produk lainnya. b. Harga, diantaranya dynamic pricing, forward auctions, reverse auctions

dalam kebijaksanaannya manajemen harus menentukan harga dasar dari

produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan

c. Promosi, mencakup online, ads, sponsored links, outbond email dan

rekomendasi promosi ini dipakai untuk memberi tahu dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan yang termasuk kegiatannya adalah periklanan.

d. Distribusi, adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistem distribusi secara fisik,

seperti FAQ, email response, community, site.

e. Personalisasi, di antaranya custumization, individualization, rules based system, dan collaborative.

f. Privacy, terutama menyangkut data-data pribadi pelanggan.

g. Customer service, misalnya FAQ, dan help desk, email response

management

(28)

i. Site, di antaranya home page, navigation dan search serta desain layout webpage.

j. Security, yakni keamanan bertransaksi k. Sales promotion, seperti e-coupon.

2.3. Perilaku Konsumen

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Winardi (1991:41) pada buku Sumartono (2002:97) perilaku konsumen dapat dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang

dalam hal merencanakan, membeli, dan mengunakan produk dan jasa sedemikian rupa sehingga hal tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa analisa peilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang akan dibeli atau dikonsumsi konsumen, tetapi juga dimana, bagaimana konsumen dan dalam kondisi yang bagaimana barang dan jasa itu dibeli.

2.3.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peilaku konsumen menurut

Kotler dan Amstrong (1997:144), yaitu: a. Faktor budaya

1) Budaya: kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah

laku yang dipelajari serang anggota masyarakat dari keluarga

2) Sub budaya: sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama

berdasarkan pengalaman hidup dan situasi.

(29)

b. Faktor sosial

1) Kelompok acuan: kelompok acuan berfungsi sebagai titik perbandingan

atau acuan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau tingkah laku seseorang.

2) Keluarga: adalah faktor yang mempengaruhi tingkah laku pembeli yang merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.

3) Peran dan status: peran terdiri dari aktifitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada di sekitarnya. Sedangkan status

mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. c. Faktor pribadi

1) Umur dan tahap daur hidup: orang mengubah barang dan jasa yang

mereka beli semasa hidupnya, dipengaruhi oleh faktor umur.

2) Pendapatan: mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Seseorang

yang mempunyai pendapatan yang bagus cenderung akan memilih produk dan jasa yang dapat menunjang penampilan mereka.

3) Situasi ekonomi: Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan

mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat.

4) Gaya hidup: pola kehidupan seseorang diwujudkan dalam aktifitas, interest, dan opininya.

5) Kepribadian dan konsep diri: kepribadian adalah karakteristik

(30)

konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. Sedangkan konsep diri adalah apa yang dimiliki seseorang memberi

kontribusi dan mencerminkan identitas mereka. d. Faktor psikologi

1) Motivasi: adalah kebutuhan yang cukup menekan yang mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhannya.

2) Persepsi: merupakan proses yang dilalui orang dalam memilih,

mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti atau berguna.

3) Pengetahuan: merupakan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman.

4) Keyakinan dan sikap: keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang

dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap siuatu obyek atau ide 2.4. Electr onic Commer ce

Electronic commerce didefinisikan beragam oleh para peneliti. Pada

penelitian ini, penulis mengambil definisi electronic commerce yang dikemukakan oleh Urbaczewski et al. (2002) yakni penggunaan jaringan komputer untuk

melakukan penjualan dan pembelian barang, jasa atau informasi secara elektronis

dengan para suplier, konsumen atau kompetitor atau antar konsumen. Definisi ini membutuhkan dua persyaratan agar suatu perniagaan dapat disebut sebagai electronic commerce. Syarat pertama: perniagaan dilakukan secara online dan

(31)

Perniagaan secara online mengindikasikan adanya penggunaan jaringan

komputer yang menjadi dasar teknologi informasinya untuk mendukung

akumulasi data, manipulasi atau komunikasi. Jaringan komputer yang digunakan dalam bertransaksi berupa jaringan terbuka seperti internet ataupun jaringan privat

yang tertutup seperti intranet yang hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu yang diizinkan pengelola jaringan. Fokus penelitian ini adalah perniagaan secara elektronik pada jaringan internet. Pertukaran nilai (exchange value) yang dilakukan melalui e-commerce melibatkan hal yang berkaitan dengan barang, jasa,

informasi, uang, waktu dan kenyamanan. Perusahaan manufaktur, distributor

ataupun pedagang eceran dapat menjual produknya melalui internet. Bila produk berupa barang digital (misal: software atau musik) dapat juga dijual melalui internet. Demikian pula suatu bank dapat memberikan pelayanan kepada

konsumennya untuk membayar tagihan atau memperbaiki data pribadinya dengan menggunakan jaringan internet.

Ada tiga elemen berbeda yang ditemui di e-commerce. Pertama, vendor

yakni organisasi atau orang yang menjual barang atau jasa secara elektronik.Mereka disebut electronic vendor atau e-vendor. Kedua, konsumen

yang menggunakan jasa elektronik untuk mencari informasi, memesan jasa atau membeli produk. Ketiga, teknologi berupa perangkat keras (komputer, internet,

telepon seluler), perangkat lunak yang dapat digunakan untuk bertransaksi (Cowles et al. 2002). E-commerce berdasar pasarnya dapat dibagi menjadi dua

(32)

e-commerce akan melakukan pertukaran bisnis antar organisasi bisnis di pasar

online tersebut. Sedang pasar yang dituju e-vendor yang bergerak di business to consumer (B2C) e-commerce adalah konsumen akhir yang akan mengkonsumsi

barang atau jasa yang dibeli. Riset ini akan memfokuskan trust yang ada di business to consumer (B2C) e-commerce

2.4.1. Berdasarkan Jenis Transaksinya e-Commerce dibagi 2:

1. Business to business e-commerce (B2B)

Transaksi perdagangan melalui internet yang dilakukan oleh dua atau lebih

perusahan. Transaksi dagang tersebut sering disebut sebagai Enterprise Resources Planning (ERP) ataupun supply chain management.

2. Business to Consumer e-commerce (B2C)

Merupakan transaksi jual beli melalui internet antara penjual barang konsumsi dengan konsumen (end user).

2.4.1.1. Pokok-pokok Permasalahan E-commerce

Bidang-bidang yang membutuhkan kehadiran perjanjian internasional untuk melindungi internet sebagai media yang tidak mempunyai aturan, yaitu:

a. Masalah Finansial

Bea Cukai dan Perpajakan Perpajakan di internet harus mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pajak harus tidak mengubah maupun menghalangi perdagangan.

2. Sistem pajak tersebut harus sederhana dan transparan (mudah dilaksanakan

(33)

3. Sistem tersebut harus dapat menyesuaikan dengan sistem pajak yang sekarang digunakan oleh negara-negara yang telah menjalankannya.

b. Masalah Hukum

Uniform Commercial Code (UCC) untuk e-commerce UCC adalah sebuah

dokumen hukum dagang yang penting. The National Conference of Commisioners of Uniform State of Law (NCCUSL) dan American Law Institute, para sponsor UCC telah berusaha menyesuaikan UCC pada

cyberspace. Prinsip-prinsip berikut, jika memungkinkan, harus memberi pedoman pada pembuatan bagan peraturan-peraturan yang menentukan

e-commerce global:

- Orang seharusnya bebas mengharapkan adanya hubungan kontrak di antara mereka.

- Peraturan-peraturan harus murni teknologi.

- Peraturan-peraturan yang sudah ada harus dimodifikasi untuk

mendukung penggunaan teknologi elektronik.

- Proses-proses ini harus meliputi sektor perdagangan high-tech dan juga perusahaan-perusahaan yang belum online.

Dengan prinsip-prinsip yang dimaksud, harus dikembangkan ketetapan model tambahan dan harus menyeragamkan prinsip-prinsip dasar untuk

(34)

c. Masalah Akses Pasar

Sarana Telekomunikasi dan teknologi Informasi E-commerce global

bergantung pada jaringan telekomunikasi yang modern, bersifat tidak berlapis dan global, juga bergantung pada penerapan komputer dan penerapan informasi yang

dihubungkan dengan e-commerce. Masalah yang dihadapi konsumen: 1. Layanan telekomunikasi terlalu mahal.

2. Bandwidth terlalu terbatas dan layanannya tidak banyak tersedia dan tidak

dapat dipercaya. Isi (Content) Ada empat bidang yang diprioritaskan, yaitu: 1. Peraturan mengenai isi

2. Quota isi asing 3. Peraturan periklanan

4. Peraturan untuk menghindari penipuan

Standar teknik Untuk menjamin pertumbuhan e-commerce global di internet, standar-standar diperlukan dalam penjaminan kemampuan yang dapat

dipercaya, interoperabilitas, pengurangan pemakaian, dan skalabilitas pada bidang-bidang seperti:

1. Pembayaran elektronis

2. Keamanan

3. Prasarana layanan keamanan

4. Sistem manajemen copyright elektronis 5. Pengkonversian video dan data

(35)

2.4.1. 2. Sistem Aplikasi e-commerce

Murthy (2004) mengklasifikasikan sistem electronic commerce sebagai

sistem informasi akuntansi yang real time dan berbasis internet online. Sistem Informasi akuntansi menurut Wilkinson et al. (2001) adalah kesatuan struktur

pada suatu entitas bisnis yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan memuaskan kebutuhan informasi bagi berbagai pengguna. Aplikasi web

e-commerce beroperasi melibatkan dua sisi yakni sisi mesin server dan sisi client atau sering disebut server/client. Server bertugas menyediakan bermacam-macam

jenis layanan misalnya adalah pengaksesan berkas, peripheral, database dan dihubungkan dengan berbagai client. Sedangkan client adalah sebuah terminal yang menggunakan layanan tersebut.

Sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual-beli modern (sales oriented) yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti

internet sebagai media transaksi. Dengan demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual-beli yang diatur dalam Buku III KUHPerdana berlaku sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce

di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e-commerce tersebut timbul sengketa, maka para pihak dapat mencari penyelesaiannya dalam ketentuan

tersebut. Christine dan Vela,(2002).

(36)

1.Vendor adalah organisasi, perusahaan atau orang yang menjual barang atau jasa secara elektronik kepada konsumen.

2.Users adalah konsumen yang menggunakan jasa elektronik untuk mencari informasi, memesan jasa atau membeli produk.

3.Teknologi Perangkat Keras adalah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk bertransaksi (Cowles et al. 2002) seperti : (komputer, internet, telepon seluler).

2.5. Trust Di E-Commerce

Mengadopsi istilah yang digunakan Jarvenpaa dan Tractinsky (1999) penulis mendefinisikan kepercayaan (trust) di sistem e-commerce sebagai

kesediaan konsumen untuk bergantung pada penjual dan melakukan tindakan pembelian walaupun penjual dapat dengan mudah merugikan konsumen. Trust

adalah suatu harapan bahwa pihak yang telah dipercaya tidak akan berlaku curang dengan mengambil keuntungan pribadi dalam situasi tertentu (Gefen et al. 2003).

Trust merupakan keyakinan bahwa masing-masing pihak saling bergantung dan saling membutuhkan (Kumar et al. 1995). Trust berkaitan dengan keyakinan

bahwa pihak yang dipercaya akan memenuhi komitmennya (Luhman, 1979 dan Rotter, 1971 dalam Gefen et al. 2003). Jarak jauh yang memisahkan konsumen

dan situs belanja dan infrastruktur internet menghasilkan ketidakpastian dalam bertransaksi dengan e-vendor sehingga pelanggan memiliki risiko kehilangan

(37)

dimonitor (Reichheld dan Schefter 2000 dalam Gefen et al. 2003).

Kurangnya rasa percaya menjadi alasan utama konsumen untuk tidak berhubungan dengan situs e-commerce (Keen dalam Pavlou, 2003). Ketidakpastian yang melekat di electronic commerce membuat para peneliti

berargumen bahwa membangun kepercayaan (trust) dan memperkecil risiko menjadi faktor paling penting dalam bertransaksi di electronic commerce

Adapun instrumen indikator dari Trust di e-commerce adalah sebagai

berikut:Friedman, B., P.H. Kahn, Jr., dan Howe, D.C. (2000).

1. Harapan tidak berlaku curang adalah harapan bahwa pihak yang telah dipercaya

tidak akan berlaku curang dengan mengambil keuntungan pribadi dalam situasi tertentu.

2. Keyakinan saling membutuhkan dan ketergantungan adalah merupakan

keyakinan bahwa masing-masing pihak saling bergantung dan saling membutuhkan (Kumar et al. 1995). Yang berkaitan dengan keyakinan bahwa

pihak yang dipercaya akan memenuhi komitmennya.

3. Reputasi Perusahaan adalah keyakinan konsumen bahwa organisasi yang menjual barang atau jasa akan jujur dan peduli kepada konsumen mereka,

mengenai kemampuan, integritas dan goodwill.

4. Komitmen dalam melaksanakan transaksi adalah baik penjual maupun pembeli

sama-sama saling bertanggung jawab terhadap transaksi yang dijalankan.

2.6. Structural assurance

(38)

electronic commerce seperti garansi, kontrak, ataupun prosedur lainnya ada dan

berjalan dengan baik (McKnight et al. 2002, Shapiro, 1987). Seseorang memiliki

persepsi structural assurance yang tinggi yakin bahwa teknologi internet (misal: enkripsi data) memberikan perlindungan, sehingga seseorang yakin bahwa transaksi melalui internet dapat berjalan aman (McKnight et al., 2002). Enkripsi, perlindungan hukum dan technology safeguard menjaga konsumen agar tidak

kehilangan uang dan privacy.Menurut Gefen et al. (2003), structural assurance dapat terbangun ke dalam situs e-commerce melalui kerja sama dengan pihak

ketiga yang memiliki reputasi baik dalam masalah keamanan jaringan dan memberikan standar jaminan keamanan internet dengan web assurance seal seperti Verisign, TRUSTe, Good House Keepingdan CPA Web Trust.

Konsumen yang merasa aman terhadap lingkungan internet secara

keseluruhan akan cenderung percaya terhadap website yang menyediakan pelayanan electronic commerce dibandingkan dengan orang yang merasa bahwa

internet tidak aman karena tidak yakin adanya perlindungan yang memadai di situs e-commerce (Gefen et al., 2003, McKnight et al., 2002). Sehingga persepsi

yang baik terhadap structural assurance akan menimbulkan trust terhadap situs e-commerce. Penelitian McKnight et al. (2002) dan Gefen et al. (2003) menemukan bukti empiris bahwa structural assurance akan menimbulkan trust pengguna

internet terhadap system e-commerce.

(39)

1. Garansi adalah Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap

produk yang rusak setelah pembelian.

2. Kontrak adalah perjanjian atau kesepakatan antara kedua belah pihak (pembeli

dan penjual) dalam melakukan transaksi jual beli produk.

3. Tingkat Keamanan adalah sekuritas yang diberikan oleh jasa penyedia layanan dalam melakukan transaksi jual beli.

2.7. Pengaruh Structural assurance Terhadap Beriklan di E-commerce.

Keamanan transaksi menuntu adanya autentikasi, integritas, otorisasi, konfidensialitas, dan reliabilitas pembayaran. Selain itu juga harus dijamin

anonimitas pembayar, transaksi tidak dapat dilacak, konfidensialitas data pembayaran, non-repudiasi pesan pembayaran, dan kesegaran pesan pembayaran.

Para pelaku e-commerce dan ahli-ahli komputer berusaha

mengkompromikan antara resiko keamanan data yang rendah pada transaksi off-line (resiko keamanan data yang tinggi pada transaksi on-off-line), rendahnya biaya

komunikasi pada transaksi on-line (tingginya biaya komunikasi pada transaksi off-line), dan tingginya traceablity pada transaksi on-line (rendahnya traceability pada transaksi off-line) untuk memperoleh suatu sistem e-commerce yang secure,

oleh karena itulah dibutuhkan structural assurance atau keamanan jaringan electronic commerce seperti garansi, kontrak, ataupun prosedur lainnya ada dan berjalan dengan baik (McKnight et al. 2002, Shapiro, 1987).

(40)

pelayanan electronic commerce dibandingkan dengan orang yang merasa bahwa internet tidak aman karena tidak yakin adanya perlindungan yang memadai di situs e-commerce (Gefen et al., 2003, McKnight et al., 2002). Sehingga persepsi

yang baik terhadap structural assurance akan menimbulkan trust terhadap situs e-commerce.

2.7.1. Pengaruh Trust Terhadap E-Commerce.

Di electronic commerce, toko-toko online berusaha untuk membangun

persepsi mengenai reputasi mereka dengan berbagai cara, misal: mempublikasikan kesaksian konsumen ketika bertransaksi melalui website mereka atau dengan

memiliki sertifikat atau lisensi mengenai keamanan dan kepercayaan dari pihak ketiga, contoh lisensi dari veri sign).

Perceived reputation memberikan keyakinan kepada pihak lain mengenai

kemampuan, integritas dan goodwill. Keyakinan membantu untuk meningkatkan trust terutama ketika pihak-pihak tersebut belum pernah berinteraksi sebelumnya

sehingga belum memiliki pengetahuan tentang masing-masing pihak. keyakinan konsumen bahwa organisasi yang menjual barang atau jasa akan jujur dan peduli kepada konsumen mereka (Donney dan Cannon 1997 dalam Jarvenpa dan

Tractinsky, 1999). Reputasi baik inilah merupakan signal bahwa perusahaan di masa lalu berupaya dengan sabar untuk tidak bersikap oportunistik (Smith &

Barclay, 1997). Penjual berusaha menghindarkan hal yang menyebabkan mereka memperoleh reputasi buruk sehingga dapat menciptakan trust kepada konsumen.

(41)

Ketidakpastian yang melekat di electronic commerce membuat para peneliti

(42)

2.9. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas dalam

penelitian ini adalah:

1. Bahwa structural assurance berpengaruh positif terhadap beriklan

di e-commerce Jawa Pos Surabaya.

(43)

29

3.1. Definisi Operasional

3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Untuk kemudahan dalam memahami penilitian ini serta menghindari kesalahan persepsi, maka perlu diuraikan definisi operasional variabel-variabel

yang akan diteliti. Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Beriklan E-commerce (Y).

Penggunaan jaringan komputer untuk melakukan penjualan dan pembelian dan panjualan barang, jasa atau informasi secara elektronis dengan para suplier, konsumen atau kompetitor atau antar konsumen. Adapun instrumen

indikator dari e-commerce adalah sebagai berikut: Dharma,Fitri.(2006: 6). a. Vendor (Y1) adalah organisasi, perusahaan atau orang yang menjual

barang atau jasa secara elektronik kepada konsumen.

b. Users (Y2) adalah konsumen yang menggunakan jasa elektronik untuk mencari informasi, memesan jasa atau membeli produk.

c. Teknologi Perangkat Keras (Y3) adalah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk bertransaksi (Cowles et al. 2002) seperti : (komputer,

internet, telepon seluler). 2. Structural assurance (X1)

(44)

transaksi melalui internet dapat berjalan aman, tidak berlaku curang dan tidak merasa kehilangan. Adapun instrumen indikator dari structural assurance

adalah sebagai berikut: Dharma,Fitri.(2006).

a. Garansi (X1.1) adalah Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh

perusahaan untuk pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap produk yang rusak setelah pembelian.

b. Kontrak (X1.2) adalah perjanjian atau kesepakatan antara kedua belah

pihak (pembeli dan penjual) dalam melakukan transaksi jual beli produk. c. Tingkat Keamanan (X1.3) adalah sekuritas yang diberikan oleh jasa

penyedia layanan dalam melakukan transaksi jual beli. 3. Keper cayaan (trust) di sistem e-commer ce (X2)

Adalah Sebagai kesediaan konsumen untuk bergantung pada penjual dan

melakukan tindakan pembelian walaupun penjual dapat dengan mudah merugikan konsumen. Trust adalah suatu harapan bahwa pihak yang telah

dipercaya tidak akan berlaku curang dengan mengambil keuntungan pribadi dalam situasi tertentu (Gefen et al. 2003). Adapun instrumen indikator trust di

sistem e-commerce adalah sebagai berikut: Dharma,Fitri.(2006).

a. Harapan tidak berlaku curang (X2.1

b. Keyakinan saling membutuhkan dan ketergantungan (X

) adalah harapan bahwa pihak yang telah dipercaya tidak akan berlaku curang dengan mengambil keuntungan

pribadi dalam situasi tertentu.

2.2) adalah

merupakan keyakinan bahwa masing-masing pihak saling bergantung dan

(45)

keyakinan bahwa pihak yang dipercaya akan memenuhi komitmennya. c. Reputasi Perusahaan (X2.3) adalah keyakinan konsumen bahwa organisasi

yang menjual barang atau jasa akan jujur dan peduli kepada konsumen mereka, mengenai kemampuan, integritas dan goodwill.

d. Komitmen dalam melakukan transaksi (X2.4

Sangat tidak setuju Sangat Setuju

Keterangan :

1 = Sangat tidak setuju

2 = Tidak setuju 3 = Netral

4 = Setuju 5 = Sangat setuju

) adalah baik penjual maupun pembeli saling bertanggung jawab terhadap transaksi yang dijalankan. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan skala interval dengan pembobotan skala likert (likert scale). skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi

seseorang tentang fenomena yang terjadi .

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan.

(46)

3.2. Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang melakukan aktivitas transaksi (beriklan) (B2C) e-commerce di Jawa Pos Surabaya.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling adalah teknik penarikan sampel non probabilitas yang menyeleksi responden-responden

tersebut berdasarkan karakteristi-karakeristik. Ciri-ciri Responden tersebut

adalah 1). Konsumen yang pernah bertransaksi (beriklan) (B2C) di

e-commerce di Jawa Pos Surabaya minimal 2 kali transaksi, 2). Melakukan transaksi iklan di e-commerce Jawa Pos Surabaya.

Pedoman pengukuran sampel menurut Augusty (2002: 48):

1. 100-200 sampel untuk teknik maximum Likelihood Estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.

(47)

3.3. Jenis Data

Untuk menganalisa data yang baik maka diperlukan data yang valid, supaya

mengandung suatu kebenaran. Ada dua macam data yang dikumpulkan dari penelitian, yaitu:

a. Data Primer

Data yang dikumpulkan langsung dari lokasi penelitian, yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner)

b. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan dari pihak manajemen Jawa Pos berupa: sejarah

perusahaan

3.4. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari perusahaan yang dijadikan sebagai responden adalah Jawa Pos Surabaya.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Digunakan untuk mendapatkan bukti–bukti yang berkaitan atau keterangan

yang lebih mendalam, khususnya berhubungan dengan beberapa hal yang belum jelas dari data yang ada, wawancara ini dilakukan kepada karyawan

(48)

b. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data, menggali data dokumen atau arsip-arsip

aturan yang disepakati, misalnya keberadaan perusahaan dan struktur manajemen perusahaan.

c. Kuesioner

Yaitu dengan menyebarkan angket daftar pertanyaan kepada karyawan perusahaan, Tujuannya adalah mendapatkan tanggapan langsung atas

pengaruh beberapa faktor terhadap kinerja karyawan.

3.6. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.6.1. Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling [SEM]. Model pengukuran variabel

structural assurance, trust terhadap e-commerce menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur. Persamaan Dimensi variabel structural assurance :

X1 = λ1 structural assurance + er_1

X2 = λ2 structural assurance + er_2

X3 = λ3 structural assurance + er_3

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan contoh variabel structural assurance akan nampak sebagai

(49)

Gambar 4.1 : Contoh Model Pengukuran variabel structural assurance

Keterangan :

X1.1 = pertanyaan tentang garansi

X1.2 = pertanyaan tentang kontrak

X1.3 = pertanyaan tentang tingkat keamanan

er_j = error term X1j

3.7. Asumsi Model [Structural EquationModelling]

a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistik.

2) Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standard errornya dan Skewness value yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji

normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikansi 1%, jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi

data adalah tidak normal.

3) Normal Probability Plot [SPSS 10.1].

4) Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih

(50)

b. Evaluasi atas Outlier

1) Mengamati nilai Z-score : ketentuanya diantara ± 3,0 non outlier.

2) Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p

< 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square x2 pada df sebesar jumlah variabel

bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis > dari nilai x2

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel

kombinasi [Hair,1998].

 adalah multivariate

outlier.

c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity

Dengan mengamati Determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila

determinant sample matrix mendekati angka 0 [kecil], maka terjadi multikolinieritas dan singularitas

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya

diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajad sampai

dimana masing-masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum.

Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel/

(51)

obseverd variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan

construct reliability dan Variance-extracted. Construct reliability dan

Variance-extracted dihitung dengan rumus berikut :

Var iance Ex t r act ed = [Σ Standardize Loading]

[Σ Standardize Loading] + Σ εj]

Sementara Σj dapat dihitung dengan formula εΨ j = 1 - [Standardize

Loading]

3.7.1. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah 0,7 dan variance extracted 0,5 [Hair et.al.,1998]. Standardize Loading dapat

diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weigths terhadap setiap butir sebagai indikatornya.

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p

[probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t table berarti signifikan.

3.7.2. Pengujian model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach to structural equation modelling [SEM] digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.7. Two-Step Approach

digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan dan keakuratan reliabilitas

[Σaai ding]

Const r uct Reliabilit y =

(52)

indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan

model struktural pada One Step Approach [Hair et.al., 1998]. Yang dilakukan dalam dalam two step approach to SEM adalah: estimasi terhadap measurement

model dan Estimasi terhadap structural model [Anderson dan Gerbing, 1988]. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two step approach adalah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator

summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap

indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut [Hair et.al.,1998].

b. Menetapkan error [ε] dan lambda [λ] terms, error terms dapat dihitung

dengan rumus 0,1 kali dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali [Anderson

dan Gerbing,1988]. Perhitungan construct reliabilityΨ

Keterangan akan symbol-simbol di dalam S.E.M adalah sebagai berikut :

] telah dijelaskan

pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [σ] dapat dihitung dengan

bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [ε] dan lambda [λ]

terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

: faktor/construct/latent variable/unobserved variable yaitu sebuah variabel bentukan, yang dibentuk melalui

(53)

: variabel terukur/obseverd variable/indicators variables yaitu variabel yang datanya harus dicari melalui observasi, misalnya

melalui instrumen-instrumen survei.

Garis dengan anak panah satu arah = garis yang menunjukkan hubungan

yang dihipotesiskan antara dua variable dimana variable yang dituju anak panah merupakan variable dependen.

Garis dengan anak panah dua arah = garis yang menunjukkan hubungan

yang tidak dihipotesiskan antara dua variable dimana kedua variabel berkorelasi.

3.7.3. Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan

pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang

diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model

“good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam

penggunaan structural equation modelling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria

(54)

Goodness of Fit Indices

X2 Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].

-

Chi-Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2, atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada

sample besar. ≤ 0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2

≥ 0,90 dalam regresi berganda].

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang diuji

terhadap baseline model. ≥ 0,95

CFI

Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model.

≥ 0,94

Sumber

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

: Hair et.al., [1998]

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood

ratio chi-square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200), statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan

dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan

(55)

X² bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Penggunaan Chi-Square hanya

sesuai bila ukuran sampel antara 100-200. Bila ukuran luar tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable. Oleh karena itu pengujian ini perlu

dilengkapi dengan uji yang lain.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR Of APPROXIMATION

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi

chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi alam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0, 08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI – GOODNES of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kiovarians

sampel yang dijelaskan oleh kovarians matriks populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non- statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini

menunjukkan sebuah “better fit”.

4. AGFI – ADJUST GOODNES of FIT INDEX

AGFI = GFI/df Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai niali yang sama dengan atau lebih besar dari 0.09. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians

(56)

sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).

5. CMIN/DF

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.

Dalam hal ini CMNI/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Dfnya sehingga disebut X² relatif. Nilai X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relatif

yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI – TUCKER LEWIS INDEKS

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan a very good fit.

7. CFI – COMPERATIF FIT INDEX

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mendidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi ( avery good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0.95. Keunggulan dari indeks ini

besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

Jawa Pos didirikan ole

Djawa Post

sebuah bioskop di

di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya

selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar

saja. Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 ta

Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di

Pada ta

manajemen baru, Eric mengangkat

Biro Tempo di Surabaya untuk memimpin Jawa Pos. Eric Samola kemudian meninggal dunia pada ta Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 eksemplar, dalam

(58)

Lima tahun kemudian terbentukla

salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Pada ta

salah satu gedung pencakar langit di di

semua wilayah di Indonesia. Tahun 2002, Jawa Pos Group membangun pabrik kertas koran yang kedua dengan kapasitas dua kali lebih besar dari pabrik yang pertama. Kini pabrik it

koran 450 ton/hari. Lokasi pabrik ini di Kabupaten Gresik, hanya 45 menit bermobil dari Surabaya. Setelah sukses mengembangkan media cetak di seluruh

Indonesia, pada ta di

tahun 2003, Jawa Pos Group merambah bisnis baru Proyek pertama adalah 1 x 25 MW di Kab. Gresik, yakni dekat pabrik kertas.

Proyek yang kedua 2 x 25 MW, didirikan di Kaltim, bekerjasama dengan perusahaan daerah setempat. Pada ta

Pada ta

(59)

Phone. (031) 8283333 (Hunting), Fax. (031) 8285555 Jl. Ahmad Yani 88,

Surabaya 60234 Jawa Timur - Indonesia Phone. (031) 8283333 (Hunting), Fax. (031) 8285555

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan

teknik Purposive Sampling, yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas terhadap konsumen yang beriklan (e-commerce) di jawa Pos, diolah dengan menggunakan structural equation modelling. Kuesioner ini di sebarkan melalui

email pada bulan april 2010 sekitar 120 kuesioner dan yang kembali sekitar 102 kuesioner.

4.2.2. Keadaan Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan–pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan umum

kuisener yang telah diberikan. Dari jawaban–jawaban tersebut diketahui hal–hal seperti dibawah ini.

a. Jenis Kelamin

Dari 100 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

70 70.0 70.0 70.0

(60)

b. Usia

Dari 100 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat

diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

17 17.0 17.0 17.0

Berdasarkan data di atas bahwa mayoritas konsumen yang melakukan

transaksi kebanyakan adalah konsumen yang berusia 31-40 tahun, usia tersebut menunjukkan bahwa pola aktivitas konsumen banyak melakukan kegiatan surfing di internet dan melakukan transaksi.

4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam

bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel)

perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi

(61)

variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick &

Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan

menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang

digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut: Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier

Sumber : Data Diolah

Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu

dievaluasi dengan menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel

yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi

multivariate outliers. Nilai χ20.001dengan jumlah variabel 10 adalah sebesar 29,59.

Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 27,597 yang kurang dari χ2 tabel 29,59

(62)

4.3.2. Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki

ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002).

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4. Uji Reliabilitas

Penguj ian Reliabilit y Consist ency I nt er nal

Konst r ak I ndik ator I t em t o Tot al

Sumber: Data Diolah

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya ada yang tidak ≥ 0,5. Indikator yang

tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas

(63)

4.3.3. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent

variable atau construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada

tabel di bawah ini. Tabel 4.5. Uji Validitas

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor

loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct

sebagian besar ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik.

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu

(64)

individual mengukur suatu pengukuran yang sama (Purwanto, 2002). Dan

variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan

construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.7. Tabel 4.6. Construct Reliability dan Variance Extracted

Const r uct Reliabilit y & Var iance Ex tr at ed

Sumber: Data Diolah

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan

variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demiki an

angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima

sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.5. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis

maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat

Gambar

Tabel 1. Transaksi e-commerce (beriklan) di Jawa Pos pada Tahun 2006-2008
Gambar 4.1 :  Contoh Model Pengukuran variabel structural assurance
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer di PT Pos Indonesia Surabaya Selatan sebanyak 30 responden. Sampel dalam penelitian ini seluruh manajer di PT Pos

Hasil penelitian sikap masyarakat Surabaya tentang pemberitaan poligami di Jawa Pos bersikap netral yang artinya bahwa masyarakat tidak memihak pada kelompok yang setuju

“Pengaru h Structural Assurance dan Kepercayaan pada Sistem E-Commerce terhadap Niat untuk Bertransaksi secara Online ”.. Skripsi, Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sikap masyarakat Surabaya mengenai iklan Midtown Hotel Surabaya di harian Jawa Pos adalah positif (kognitif: 4,01; afektif: 3,96

Dicky Darmawan, 0843010190, Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan Kasus Ibu Rumah Tangga Pengidap HIV/AIDS Di Jawa Pos (Sikap Suami Di Surabaya Terhadap

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai kepercayaan (trust) pelanggan e-commerce Indonesia, sehingga dalam pengembangan e- commerce

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sikap masyarakat Surabaya mengenai iklan Midtown Hotel Surabaya di harian Jawa Pos adalah positif (kognitif: 4,01; afektif: 3,96

( Studi Deskriptif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi Bagian Redaksional Di Media Cetak Harian PT. Jawa Pos Surabaya