• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Zea

Spesies : Zea mays L

Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan semusim. Susunan tubuh tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Dimana biji jagung terdiri dari tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana, 1997).

Sistem agribisnis melingkupi kegiatan kompleks yang dimulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk usahatani dan/atau agroindustri yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam agribisnis terdapat beberapa subsistem:

(a) subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya pertanian,

(b) subsistem produksi pertanian atau usahatani,

(c) subsistem pengolahan hasil hasil pertanian atau agroindustri (d) subsistem pemasaran hasil pertanian

(2)

(e) subsistem penunjang.

Penyediaan dan penyaluran sarana produksi mencakup semua kegiatan yang meliputi perencanaan, pengolahan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi untuk memperlancar penerapan teknologi dalam usahatani dan memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal. Teknologi yang dimaksud adalah teknik bercocok tanam, penggunaan bibit baru yang lebih baik, penggunaan pupuk dan pestisida. Untuk mendorong terciptanya sistem agribisnis yang dinamis, khusus-nya yang menunjang terlaksanakhusus-nya usahatani yang baik dan menjamin pemasaran hasil pertanian serta pengolahan hasil pertanian, diperlukan jasa dari pemerintah seperti jasa transportasi, jasa keuangan, jasa penyaluran dan perdagangan serta jasa penyuluhan (W.David Downey and Steven P.Erickson, 1992).

Ciri khas dari kehidupan petani adalah perbedaan pola penerimaan, pendapatan, dan pengeluarannya. Hasil produksi hanya diterima petani setiap musim sedangkan pengeluaran harus diadakan setiap hari, setiap minggu atau kadang-kadang dalam waktu yang sangat mendesak seperti kematian, pesta perkawinan dan selamatan lain. Petani kaya dapat menyimpan hasil panen untuk kemudian dijual sedikit demi sedikit pada waktu diperlukan sedangkan petani gurem (tidak berlahan dan penguasaan lahan sempit) masih kesulitan untuk menyimpan hasil (Mubiyarto, 1973).

Pedesaan memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi dan produksi, kegiatan ini berupa usaha pertanian dan sebagian kecil kegiatan pengolahan hasil pertanian. Semua kegiatan ini umumnya melibatkan kegiatan pembiayaan dan kredit untuk produksi disamping juga terdapat banyak kegiatan perkreditan untuk tujuan konsumsi terutama karena tingkat pendapatan petani di

(3)

daerah pedesaan rendah. Menghadapi situasi ini salah satu kebijakan yang selama ini diambil adalah menyediakan kredit guna mendorong pembangunan masyarakat pedesaan. Kebijakan tersebut menyangkut dua kelompok lembaga keuangan yang ada di pedesaan yaitu lembaga formal dan in-formal (Wijaya F.,1996).

Bentuk skim kredit tradisional merupakan kredit peminjaman input produksi usahatani jagung dan uang oleh petani kepada avalis yang dibayar kembali setelah panen. Fleksibelitas merupakan kekuatan untuk mengenakan tingkat suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan lembaga kredit formal. Kemudahan ini sangat terasa manfaatnya terutama bagi mereka yang membutuhkan, namun tidak bisa memenuhi syarat permohonan kredit pada lembaga formal. Karakteristik kredit informal adalah prosedurnya cukup luwes dan tidak formal. Pelaksanan tidak terikat waktu dan tempat tertentu. Tak ada formulir rumit yang harus diisi dan ditandatangani, hanya merupakan transakasi pribadi saling mempercayai serta dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Dalam kasus di mana peminjam berada dalam keadaan mendesak maka transaksi bersifat hubungan pribadi dan dipandang sebagai pertolongan disertai rasa terima kasih (Wijaya F., 1996).

Skim kredit tradisional merupakan mekanisme dan bentuk perkreditan yang tidak berasal dari lembaga resmi tetapi dari usaha perorangan berupa pelepasan uang dan input produksi kepada petani. Sumber modal berasal dari modal sendiri, disamping juga ada pinjaman dari pihak lain. Mengenai prosedur peminjaman dan pengembalian kredit sangat mudah dan sederhana, berbeda dengan Bank Umum yang mengharuskan peminjam menyerahkan jaminan kredit di samping prosedur yang jauh lebih rumit (Wijaya F., 1996).

(4)

. Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 1989).

2.2 Landasan Teori

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan ( Hafsah, 2000).

Penerapan dasar-dasar etika bisnis dalam bermitra yang diwujudkan dalam tindakan nyata identik dengan membangun suatu fondasi sebuah rumah atau bangunan . jhon L. Marioty dalam bukunya The power of partnership (1993) mengemukakan enam dasar etika berbisnis, dimana empat yang pertama

hubungan interaksi manusia dan selebihnya adalah perspektif bisnis. Keenam dasar etika bisnis tersebut adalah :

1) Karakter, Integritas dan Kejujuran 2) Kepercayaan

3) Komunikasi yang terbuka 4) Adil

5) Keinginan pribadi pihak yang bermitra 6) Keseimbangan antara insentif dan risiko

(5)

Manfaat sari kemitraan adalah : 1) Produktifitas

2) Efisiensi

3) Jaminan Kualitas, Kuantitas dan Kontiunitas 4) Risiko

5) Sosial

6) Ketahanan Ekonomi Nasional (Hafsah, 2000).

Kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu “credere” atau “credo” yang berarti kepercayaan (trust atau faith). Oleh karena itu dasar dari kegiatan pemberian kredit dari yang memberikan kredit kepada yang menerima kredit adalah kepercayaan. Transaksi kredit timbul karena suatu pihak meminjam sejumlah uang atau sesuatu yang dipersamakan dengan itu, di mana pihak peminjam wajib melunasi hutangnya atau rekeningnya tersebut pada waktu yang telah ditentukan. Disamping itu kredit pun timbul sebagai akibat adanya transaksi jual beli, dimana pembayarannya ditangguhkan, baik sebagian maupun seluruhnya. Adapun pengertian kredit menurut UU Perbankan No.7 tahun 1992 : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara suatu perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah uang, imbalan atau Pembagian Hasil keuntungan.”

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planing suatu organisasi ( Mahsum, 2006).

(6)

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perncanaan, tahap pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi (Mahsun,2006).

Terdapat banyak model evaluasi program yang digunakan para ahli. Salah satunya adalah model CIPP ( context – input – procces -product). Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam, model CIPP oleh Stufflebeam 1971 (dari ward Mitchel Cates, 1990). Model CIPP (1971) melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses, dimensi Produk. Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan(decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah program. Keunggulan program CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komperhensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu konteks, masukan, proses, dan produk (Isaac and Michael,1981).

Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi objektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan objek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan. Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan (discrepancy view) kondisi nyata (reality) dengan kondisi yangdiharapkan(ideality). Dengqan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari objek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks

(7)

memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menetapakan kebutuhandan merumuskan suatu program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga mendiaknosis suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulakan kerugian jangka panjang ( Isaac and Michael, 1981).

Evaluasi input meliputi analis personal yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi yang harus diprtimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadualan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaaan sumber-sumber yang ada sebagai upaya memperoleh program yang efektif dan efisien ( Isaac and Michael, 1981).

Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan dirancang diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktifitas. Setiap aktifitas dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktifitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk

(8)

menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika diakaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses adalah:

a. Mengetahui kelemahan selama pelaksanan temasuk hal-hal yang baik untuk dipertahankan

b. Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan, dan

c. Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat implementasi dilaksanakan.

Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses, kemudian diinterprestasikan harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktifitas evaluasi produk adalah mengukur dan menfsirkan hasil yang akan dicapai. Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan penganjuran saran sesuai standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan operasional program, pengukuran kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional ( Isaac and Michael, 1981).

Analisis produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil program yang dicapai. Hasil yang dinilai berupa skor tes, presentase, data obsevasi, diagram data, sosiometri dll, yang dapat

(9)

ditelusuri kaitannya dengan tujuan-tujuan yang lebih rinci. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif tentang mengapa hasilnya seperti itu ( Isaac and Michael, 1981).

Keputusan-keputusan yang diambil dari penilaian implementasi pada setiap setiap evaluasi program diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu rendah, modera, dan tinggi. Model CIPP merupakan model yang berorientasi kepada pemegang keputusan. Model membagi evaluasi dalam empat keputusan, yaitu:

1. Evaluasi konteks melayani keputusan perencanaan, yaitu membantu merencanakan pilihan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan tujuan program.

2. Evaluasi masukan untuk keputusan strukturisasi yaitu menolong mengatur keputusan menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil, rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, serta prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

3. Evaluasi proses melayani keputusan implementasi, yaitu membantu keputusan samapai sejauh mana program telah dilaksanakan.

4. Evaluasi produk untuk melayani daur ulang keputusan

( Isaac and Michael, 1981).

Evaluasi merupakan kegiatan yang saling terkait dan merupakan aspek penting dalam menejemen penggelolaan produksi terutama untuk mengontrol sasaran dari program yang direncanakan. Monitoring yang merupakan kegiatan internal dan bagian internal dari fungsi manajemen adalah suatu proses pengamatan/kunjungan yang bersifat priodikal dan terus menerus pada berbagai

(10)

tingkat manajemen. Karena itu, kinerja program diharapkan lebih efisien dan efektif. Melalui monitoring dapat segera diambil langkah-langkah penanggulangan masalah yang terjadi. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai relevansi, efisiensi, efektifitas dan dampak dari kegiatan dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan. Dengan demikian, kegiatan ini merupakan proses untuk memperbaiki dan menyempurnakan aktivitas yang sedang berjalan. Evaluasi juga dimaksud untuk membantu manajemen dalam merumuskan program dan pengambilan keputusan (Suryana A., 2007).

Pada analisis usaha tani, maka data tentang penerimaan, biaya dan pendapatan usaha tani perlu diketahui. Cara analisis terhadap tiga variable ini sering disebut dengan analisis anggaran uang tunai (cash flow analysis). Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual :

TRi = Yi . Py Yaitu : TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani Py = Harga Y

Biaya usaha tani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usaha tani

TC = FC + VC Yaitu : TC = total biaya

FC = biaya tetap VC = biaya tidak tetap

Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pd = TR – TC

(11)

Yaitu : Pd = pendapatan usaha tani TR = total penerimaan TC = total biaya

R/C adalah singkatan dari return cost ratio, atau dikenal sebagai perbandingan penerimaan dengan biaya (Soekartawi 1995).

Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari : 1.) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.

2.) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.

3.) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani (Soekartawi,1994).

(12)

2.3 Kerangka pemikiran

Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai relevansi, efisiensi, efektifitas dan dampak dari kegiatan dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan. Peningkatkan produksi usaha tani dapat dilakukan dengan perluasan areal usahatani dan atau meningkatkan intensitas usahatani. Lembaga-lembaga yang memberikan kredit produksi kepada petani dapat merupakan faktor pelancar penting bagi pembangunan pertanian. Untuk memproduksi lebih banyak, petani harus lebih banyak mengeluarkan uang untuk bibit unggul, pestisida, pupuk dan alat-alat. Pengeluaran-pengeluaran seperti itu harus dibiayai dari tabungan atau dengan meminjam selama jangka waktu antar saat pembelian sarana produksi itu dan saat penjualan hasil panen. Oleh karena kekurangan modal untuk berusahatani banyak petani menggunakan Skim Kredit Tradisional untuk memenuhi kebutuhan sarana produksi, dengan demikian petani dapat meningkatkan intensitas usaha dan perluasan usaha tani jika memukinkan.

Skim Kredit Tradisional menawarkan kebutuhan petani jagung seperti bibit, pupuk, pestisida dan biaya produksi dalam bentuk barang atau uang tunai, yang akan dibayar dengan hasil panen yang telah dijual dalam bentuk uang tunai. Skim Kredit tradisonal ini tidak hanya menyediakan pinjaman untuk keperluan produksi saja, akan tetapi menyediakan pinjaman berupa uang untuk berbagai keperluan misalnya untuk persediaan makanan selama masa sebelum panen dan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak. Sebagai imbalan skim kredit memperoleh sejumlah bunga dari pinjaman yang diterima bunga. Bunga Pinjaman termasuk kedalam biaya produksi yang akan dibayar setelah panen, pendapatan dipengaruhi oleh selisih penerimaan dengan total biaya produksi. Skim Kredit

(13)

Tradisional dalam pengembangan agribisnis jagung diukur dari keterlibatannya dalam pengadaan kebutuhan usahatani jagung.

Skema Kerangka Pemikiran

ket: Menyatakan hubungan

Menyatakan mitra

Menyatakan dievaluasi dari

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Kinerja skim kredit tradisional dalam pembiayaan usahatani jagung di daerah penelitian adalah baik.

2. Usahatani Jagung menggunakan pembiayaan melalui skim kredit tradisional di daerah penelitian layak diusahakan

Avalis Kinerja Kemitraan Model CIPP Petani Jagung Kemitraan Usahatani jagung Kelayakan Usahatani jagung

Referensi

Dokumen terkait

Karena temuan yang disini hanya tiga dalam tiga jenis yang berbeda pula, maka tidak ada yang lebih dominan. Bentuk tedong-tedong yang ada disini berbeda dengan yang lain,

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas

Di lokasi yang lebih tinggi lagi, Gangga (50 m dpl), menunjukkan bahwa sekitar 1-50 dari 0 – 885 jantan yang berhasil ditangkap terinfestasi oleh larva Epipyropidae. Lokasi Bayan,

– Dengan memperhitungkan faktor tidak dapat diprediksi serta pelepasan energi dingin melalui dinding pipa, bak pendinginan, serta mengatasi panas yang dikeluarkan oleh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Earnings Per Share, dan Price Earnings Ratio terhadap harga saham baik.. secara parsial

Hasil penelitian menunjukan pengomposan eceng gondok dan jerami padi dengan penambahan biodekomposer mempunyai lama waktu 32 hari dengan C/N rasio 2,67, warna kehitaman,

Oleh karena itu, dengan adanya faktor penghambat yang beraneka ragam di Pondok Pesantren Bahauddin Al- Ismailiyah, hal yang dapat dilakukan yaitu dengan selalu menjaga

Pengembangan buku karakter anak berbasis CTL ini pada tahap uji validasi ahli materi dan bahasa, ahli desain, dan hasil uji kemenarikan oleh siswa dan