EFEK EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrizha Roxb.) TERHADAP KONTRAKSI
OTOT POLOS ILEUM TIKUS (Rattus novergicus) JANTAN
TERISOLASI SECARA IN VITRO
OLEH:
ANNA SHOFIYA
NIM 091524049
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
EFEK EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma
xanthorrizha Roxb.)TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS ILEUM
TIKUS (Rattus novergicus) JANTAN TERISOLASI SECARA IN VITRO OLEH: ANNA SHOFIYA NIM 091524049 Medan, September 2011
Disetujui Oleh: Disahkan Oleh:
Dosen Pembimbing I, Dekan Fakultas Farmasi
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195311281983031002 NIP 195311281983031002
Dosen Pembimbing II,
Marianne, S.Si., M.Si., Apt. NIP 198005202005012006
Pengaruh Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.) terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Tkus (Rattua novergicus)
Terisolasi secara In vitro
ABSTRAK
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah, diantaranya kekayaan flora yang banyak dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Saat ini, kesadaran masyarakat untuk menggunakan tumbuhan obat dalam mengatasi masalah kesehatan semakin tinggi. Salah satunya penggunaan temulawak sebagai anti diare kerap dilakukan masyrakat Indonesia dalam mengatasi diare.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rimpang temulawak pada kontraksi ileum tikus terisolasi yang sebelumnya dikontraksikan dengan pemberian asetilkolin. Dalam penelitian ini digunakan hewan uji tikus dan dibuat sediaan ileum tikus terisolasi dalam media larutan fisiologis tirode pada suhu 37oC. Alat yang digunakan adalah organ bath yang dikaitkan pada tranduser daya dan dihubungkan dengan recorder untuk mengubah hasil rekaman menjadi data digital.Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian asetilkolin meningkatkan kontraksi ileum tikus. Pemberian atropin sebelum pemberian asetilkolin dapat menghambat kontraksi yang ditimbulkan oleh asetilkolin, dan pemberian ekstrak rimpang temulawak sebelum asetilkolin juga menghambat kontraksi ileum yang disebabkan oleh asetilkolin. Adanya persamaan respon antara ekstrak temulawak dengan atropin menunjukkan bahwa ekstrak temulawak bekerja sebagai antagonis melalui reseptor muskarinik.
The Effect of Ginger Rhizome Extract (Curcuma xanthorrizha Roxb.) Of Smooth Muscle Contraction on Isolated Rats Ileum (Rattus novergicus)
( An in vitro Study)
ABSTRACT
Indonesia has a very abundant natural wealth, large number of flora which are widely used as herbal medicines. Currently, public awareness for the use of medicinal plants in addressing health issues is increasing. One was the use of ginger as an anti-diarrheal by Indonesian people to overcome diarrhea.The purpose of this study was to determine the effect of ginger rhizome extract on the contraction of isolated rat ileum which previously contracted by acetylcholine administration.Isolated rat ileum was used as the sample. It was prepared in the media tirode physicological solution at 37oC. organ bath was used to measured the contractions of the sample. It was linked to the power transducer which connected to the recorder in order to convert records into digital data.The result was shown that administration of acetylcholine enhance rat ileum contractions. Atropine which given before administration of acetylcholine may inhibit the contraction induced by acetylcholine, and the extract of ginger rhizome given before acetylcholine was also inhibited the ileum contractions induced by acetylcholine. The similarity of responses between ginger extract with atropine was shown that ginger extract works as muscarinic receptor antagonist was.
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... iii ABSTRACT ... iv DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Hipotesis... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 4 1.6 Kerangka pikir……….. .. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 5
2.1 Uraian Tumbuhan……… 5
2.1.1 Morfologi Tumbuhan……… ... 5
2.1.2 Sistematika Tumbuhan………... ... 6
2.1.3 Kandungan Kimia………. ... 6
2.2 Usus Halus………. 7
2.2.1 Histologi Usus halus ... 7
2.2.2 Pergerakan Usus Halus ... 9
2.2.3 Motilitas Usus Halus ... 10
2.3 Otot polos ... 11
2.4 Pleksus Instrinsik ... 12
2.5 Reseptor Kolinergik ... 12
2.6 Reseptor Muskarinik ... 13
2.7 Antagonis Muskarinik... 13
BAB III METODE PENELITIAN ... 15
3.1 Alat-alat ... 15
3.2 Bahan-bahan ... 15
3.3 Hewan Percobaan………. 15
3.4 Pengambilan dan Pengolahan sampel ... 16
3.5 Identikasi Tumbuhan ... 16 3.6 Skrining Fitokimia……… 17 3.6.1 Pemeriksaan Alkaloida ... 17 3.6.2 Pemeriksaan Glikosida ... 17 3.6.3 Pemeriksaan fFavonoida ... 18 3.6.4 Pemeriksaan Tanin ... 18 3.6.5 Pemeriksaan Saponin ... 18 3.6.6 Pemeriksaan Antrakinon ... 19 3.6.7 Pemeriksaan Seroida/Triterpenoida ... 19
3.7.1 Pemeriksaan Makroskopik ... 19
3.7.2 Pemeriksaan Mikroskopik... 20
3.7.3 Penetapan Kadar Air Simplisia………. ... 20
3.7.4 Pemeriksaan Kadar Sari Larut dalam Air……….. 20
3.7.5 Pemeriksaan Kadar Sari Larut dalam Etanol………. 21
3.7.6 Penetapan kadar Abu total ... 21
3.7.6 penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam... 21
3.8 Tahapan Persiapan Percobaan………... 22
3.8.1 Pembuatan Ekstrak Rimpang Temulawak ... 22
3.8.2 Pembuatan Larutan Tirode……….. ... 23
3.8.3 Penyiapan Larutan Acetilkolin……… 24
3.8.4 Penyiapan Larutan Atropine sulfat………. . 25
3.9 Tahapan Pengujian………. 26
3.9.1 Preparasi Organ……… 26
3.9.2 Pengujian Effective concentration (EC80) Asetilkolin... 28
3.9.3 Pengujian Inhibition Concentration (IC80) Ekstrak Temulawak ... 28
3.9.4 Pengujian Inhibition Concentration(IC80) Atropin sulfat ... 29
3.9.5 Tahap Farmakodinamik………. ... 30
3.10 Pengolahan Hasil……… ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1 Identifikasi Tumbuhan ... 32
4.3 Hasil Karakterisasi simplisia ... 33
4.4 Hasil Pengujian Efefective Concentration (EC80) Acetilkolin … 34
4.5 Hasil Pengujian Inhibition Concentration (IC80) Ekstrak Temulawak……….. 36
4.6 Hasil Pengujian Inhibition concentration (IC80) Atropin Sulfat…... 38
4.7 Uji Farmakodinamik terhadap Ileum Tikus Terisolasi…………... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
5.1 Kesimpulan ... 43
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Pemberian asetilkolin secara kumulatif pada organ bath
volume 50 ml ... 28
Tabel 2 Pemberian dosis ekstrak temulawak ke dalam organ bath
dengan konsentrasi berturut ……….. 29
Tabel 3 Pengujian Inhibiton concentration (IC80) atropine sulfat …… 30
Tabel 4 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia………. 32
Tabel 5 Hasil karakterisasi simplisia……….. 33
Table 6 Data respon kontraksi ileum tikus terisolasi pada pengujian
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Struktur saluran pencernaan……… 8 Gambar 2 Preparasi ileum terisolasi dari tikus... 27 Gambar 3 Pengikatan organ ileum terisolasi pada batang penahan
jaringan ………. 27
Gambar 4 Pola kenaikan kontraksi pemberian kumulatif asetilkolin pada
ileum tikus terisolasi.…..………. 35
Gambar 5 Kurva-kumulatif pemberian dosis asetilkolin pada ileum tikus
terisolasi……… 35
Gambar 6 Pola penurunan kontraksi ileum tikus terisolasi pada
pemberian ekstrak temulawak ……… 37
Gambar 7 Kurva penurunan kontraksi ileum tikus terisolasi pada
pemberian ekstrak temulawak………... 20
Gambar 8 Pola penurunan kontraksi ileum tikus terisolasi pada pemberian atropin sulfat ……….. 39
Gambar 9 Kurva penurunan kontraksi ileum tikus terisolasi pada
pemberian atropin sulfat………. 40
Gambar10 Pola penurunan kontraksi ileum tikus terisolasi pada
pengujian farmakodinamik……….. 42
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Identifikasi tumbuhan………... 46
Lampiran 2 Karakteristik tumbuhan……… 47
Lampiran 3 Skema kerja pembuatan ekstrak dan pengukuran kontraksi ileum tikus terisolasi……... 51
Lampiran 4 Data orientasi asetilkolin………. ………. 53
Lampiran 5 Data orientasi ekstrak temulawak ……….. . 54
Lampiran 6 Data orientasi atropine sulfat…………... 55
Lampiran 7 Gambar alat organ bath………... ……… . 56
Lampiran 8 Perhitungan Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak...……… 58