• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dr. R. Adhi Teguh Perma Iskandar SpA Divisi Perinatologi FKUI-RSCM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dr. R. Adhi Teguh Perma Iskandar SpA Divisi Perinatologi FKUI-RSCM"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)Dr. R. Adhi Teguh Perma Iskandar SpA Divisi Perinatologi FKUI-RSCM.

(2) Jaundice = Kuning = Ikterus  Pewarnaan kekuningan pada kulit akibat meningkatnya. kadar bilirubin bebas (bilirubin indirek) dalam darah  Kuning akan terlihat bila kadar bilirubin total dalam. darah minimal 5-7 mg/dL.  HIPERBILIRUBINEMIA. Bilirubin serum total (BST) ≥ 5 mg/dL ( 86 µmol/L) Subcommitee on Hyperbilirubinemia, Pediatrics 2004:114;297-316 Clinicians Hand Book, RWWH, 2009 Maisels, Neonatal jaundice 2000,pp1.

(3) Jaundice = Kuning = Ikterus  60% Bayi Cukup Bulan, akan mengalami ikterus  80% Bayi Kurang Bulan akan mengalami ikterus  sebagian besar bersifat jinak  tetapi sekitar <3% dapat menyebabkan kerusakan otak. permanen yang serius  Kernicterus: 0.4 -2.9 per 100,000 kelahiran hidup 3.

(4) Komplikasi hiperbilirubinemia pada bayi prematur MENGAPA KITA KHAWATIR ?  bilirubin indirek bilirubin encepalopati Kernikterus. USAID. Hyperbilirubinemia pada neonatus. Dalam : Essential Neonatal Care, A Competency Based Training Module for Physicians. 2005.

(5) Neuropatologi Kernikterus Pewarnaan kuning dan nekrosis neuronal  ganglia basal : globus pallidus nukleus subtalamik  nukleus syaraf kranial: vestibulokoklear okulomotorik fasialis  nukleus serebral. USAID. Hyperbilirubinemia pada neonatus. Dalam : Essential Neonatal Care, A Competency Based Training Module for Physicians. 2005.

(6) Efek Toksik Bilirubin  Cedera selular menyeluruh  Penghambatan enzim mitokondria1  Sintesis DNA terganggu2  Rusaknya rantai DNA2  Penghambatan sintesis dan fosforilasi protein3 1.Mustafa MG, et.al Cowger ML (1969) Effects of bilirubin on mitochondrial reactions. J Biol Chem 244 (23), 6403–6414. 2.Schiff D, Chan G, et.al (1985) Bilirubin toxicity in neural cell lines N115 and NBR10A. Pediatr Res 19 (9), 908–911. 3.Sano K, et.al (1985) Mode of inhibitoryaction of bilirubin on protein kinase C. Pediatr Res 19 (6), 587–590. Rulina Suradi.

(7) Dampak Toksisitas Bilirubin Pada Bayi Segera. Lanjut. Menahun. - Letargis - Malas minum - Tangis melengking - Hipotonia. - Iritabilitas - Opistotonus - Kejang - Apne - Hipertonia - Panas. - CP Atetoid - Kehilangan pendengaran frekwensi tinggi - Paralisis N.III - Displasia gigi - Retardasi mental ringan. American Family Physician 654, February 2002, hal 600. Rulina Suradi.

(8) INCIDENCE OF SEVERE HYPERBILIRUBINEMIA IN INDONESIA 20-30 30-40 >40. Eastern region. Western region Central region.

(9) Bilirubin Level of Neonates in Indonesia 2010 Prevalence of severe hyperbilirubinemia  3.80% 20-30 mg/dL. >30-40 mg/dL. >40 mg/dL. (3.36%). (0,4%). (0.03%). JaDeBoTaBek Sumatera Java & Bali* Kalimantan* Sulawesi NTT Papua. Sumatera* Java & Bali Kalimantan Sulawesi NTT. Kalimantan. Total premature babies (<35 weeks) with severe hyperbilirubinemia = 21(0.65%) Note: Exchange transfusion:18/123 severe hyperbilirubinemia (14.63%) * ABE: 3/123 severe hyperbilirubinemia (2.44%).

(10) Causes of Severe Hyperbilirubinemia Breast-feeding (22.76%). Sepsis (21.13%). ABO Incompatibility (17.07%). Prematurity (16.26%). G6PD Deficiency (1.63%)???. Mean TSB: 22.22 mg/dL JaDeBoTaBek, Kalimantan, Sulawesi, Java & Bali, Sumatera Mean TSB: 25.03 mg/ dL Java & Bali, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, JaDeBoTaBek Mean TSB: 23.59 mg/ dL Sumatera, JaDeBoTaBek, Java & Bali, Kalimantan Mean TSB: 22.58 Sumatera, Kalimantan, JaDeBoTaBek, Java & Bali, Sulawesi There was only 2 cases of G6PD deficiency ,which caused severe hyperbilirubinemia (Mean TSB: 23.63 mg/dL) in Sumatera & Bali. G6PD level was not examined routinely in these hospitals..

(11) Causes of Severe Hyperbilirubinemia in Indonesia 2010 CAUSES. N JaDeBoTaBek*. Sum#. Java & Bali#. Kal#. Breast-feeding. 10. Sepsis. Sul#. 2. 3. 9. 4. 1. 7. 10. 1. ABO Incompatibility. 7. 9. 3. Prematurity. 4. 5. Polycythemia. 1. G6PD Deficiency. TOTAL. TSB (mg/dL) Range. Mean. 28 (22.76%). 20.06 - 28. 22.22. 7. 26 (21.13%). 20.12 – 35.81. 25.03. 2. -. 21 (17.07%). 20.36 – 33.3. 23.59. 4. 5. 2. 20 (16.26%). 20.5 – 24.33. 22.58. -. -. -. 2. 3 (2.44%). 20.6 – 23.39. 22. -. 1. 1. 2 (1.63%). 21.7 – 25.56. 23.63. Rh Incompatibility. -. 2. -. -. -. 2 (1.63%). 21.98 – 23.1. 22.54. Birth Trauma. -. 1. -. 1. -. 2 (1.63%). 21.1 – 21.5. 21.3. Asphyxia. -. 1. -. -. -. 1 (0.81%). 21.35. 21.35. •. The other hospitals (Ulin Hospital Banjarmasin; Prof. Dr. W.Z Johannes Hospital Kupang; Dok 2 Jayapura Hospital Papua)  not complete causal exploration (Blood group -; G6PD level -) •Most cases of hyperbilirubinemia in Ulin Hospital were assumed to be caused by sepsis by the physician Note: *G6PD level was routinely examined in 7 hospitals .There were 7 cases of G6PD deficiency & none of these cases caused severe hyperbilirubinemia. #G6PD level was not routinely examined.

(12) Rulina Phyllis A. Dennery , NEJM, 2001 Suradi.

(13) Metabolisme Billirubin HEME + Globin. CO. BILIVERDIN. LIVER UCB BILIRUBIN. Alb. Bilirubin bebas Bilirubin terkonyugasi/terikat. 13 Neonatal Tecnical Supervisory Group, HSP-USAID, 2006.

(14) BILIRUBIN Indirek. Direk.  Tidak larut dalam air.  Dapat larut dalam air.  Berikatan dengan albumin.  Tidak larut dalam lemak. untuk transport  Komponen bebas larut dalam lemak  Komponen bebas bersifat TOKSIK untuk otak.  Tidak toksik untuk otak  Penumpukan di dalam. hati menjadi kolestasis dapat menjadi sirosis hepatis. USAID. Hyperbilirubinemia pada neonatus. Dalam : Essential Neonatal Care, A Competency Based Training Module for Physicians. 2005 Rulina Suradi.

(15) Bilirubin terikat albumin Ligandin Glukoronil transferase. Bilirubin glukuronid. Sirkulasi entero hepatik. (-) makanan β-glukuronidase dalam usus. (+) makanan. Bilirubin indirek. Sterkobilin Urobilinogen (minimal) Rulina Suradi.

(16) Faktor lain yang memudahkan Bi masuk ke otak:. -Infeksi, asidosis, hiperoksia, sepsis, prematuritas, hiperosmolaritas prematuritas Bilirubin melewati sawar otak Jika albumin serum rendah. Pemakaian obat bilirubin-displacer. >> bilirubin tidak terikat albumin. Jika sawar darah otak rusak. Kernikterus. Neuron yang sedang berdiferensiasi (misal: pada bayi prematur) rentan mengalami kerusakan oleh Bi.Rulina Suradi.

(17) Klasifikasi hiperbilirubinemia berdasarkan etiologi.  1. Produksi yang berlebihan Hemolisis Non Hemolisis.  2. Konjugasi berkurang.  3. Ekskresi yang terganggu Obstruksi biliaris, Infeksi, Gangguan metabolisme, Abnormalitas kromosom, Obat-obatan Rulina Suradi.

(18) Mengapa bayi mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupan?  Meningkatnya produksi bilirubin  Jumlah sel darah merah yang lebih tinggi  Umur sel darah merah lebih singkat --> turn over lebih. cepat  Penurunan ekskresi bilirubin.  Penurunan uptake dalam hati  Penurunan konyugasi oleh hati  Peningkatan sirkulasi enterohepatik. Ekskresi bilirubin membaik setelah 1 minggu Maisels MJ.Jaundice. In : MacDonald MG, Seshia MMK, Mullett MD (eds) : Neonatology : Pathophysiology and management of the newborn. 6th ed. Philadelphia : Lippincott, 2005 Rulina Suradi.

(19) Hiperbilirubinemia pada bayi prematur   . lebih sering, lebih berat, lebih lama.. sebab :       . jumlah eritrosit lebih banyak usia eritrosit lebih singkat sel hati yang masih imatur uptake dan konyugasi lebih lambat sirkulasi enterohepatik ↑ (masukan oral yang tertunda dan kolonisasi bakteri yang terhambat) Rulina Suradi.

(20) Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia 1. Inkompatibilitas darah ibu dan bayi 2. Infeksi : TORCH, sepsis 3. Perdarahan tertutup (trauma lahir) 4. Obat – obatan : ibu : diazepam, oxytocin bayi : erytromicin, chloramphenicol, sulfa. 5. Polisitemia 6. Prematuritas 7. Riwayat hiperbilirubin pada anak sebelumnya Dennerry PA, dkk. Neonatal Hyperbilirubinemia.N Eng J Med. 2001 Rulina Suradi.

(21) PENILAIAN KLINIS IKTERUS.  Laju Cephalocaudal  Wajah 5 mg/ dL (kurang lebih)  Dada atas 10 mg/ dL (kurang lebih)  Abdomen dan paha atas 15 mg/ dL ( kurang lebih)  Telapak kaki 20 mg/ dL ( kurang lebih).  Sebenarnya pemeriksaan secara visual kurang akurat USAID. Hyperbilirubinemia pada neonatus. Dalam : Essential Neonatal Care, A Competency Based Training Module for Physicians. 2005.

(22) METODE KRAMER Zona. Bagian tubuh yang kuning. Rata-rata bilirubin indirek serum mg/dL 5. 1. Kepala - leher. 2. Pusat – leher. 10. 3. Pusat – paha. 15. 4. Leher + tungkai. 20. 5. Tangan + kaki. > 25. 23.

(23) Transcutaneous Bilirubinometers •Berguna sebagai alat skrining •TcB cukup akurat jika kadar TSB < 15mg/ dL. •sangat bergantung pada ras, usia bayi dan berat badan bayi •Tidak akurat mengukur bilirubin setelah terapi sinar. Module: Neonatal Hyperbilirubinemia - Session 1. 24.

(24) Transcutaneous Monitor Non-invasive reflectometer. Range 2-15 mg/dL. Cost: $4,000 for TCM $5.00 per test (calibration).

(25) Bilistick: A New Point of Care System to Measure Plasma Bilirubin Add 25 µl blood to filter. Results appear in 100 sec. Range: 2 – 30 mg/dL. Estimated cost: $500-700 for reader 50-70 cents for test strips.

(26) Kadar bilirubin spesifik berdasarkan waktu  Kadar bilirubin sebesar 10 mg/ dL pada usia 72 jam. pada BBL cukup bulan mungkin merupakan keadaan yang fisiologis  Kadar bilirubin 10 mg/ dL pada usia 10 jam BUKAN keadaan yang fisiologis dan memerlukan perhatian segera (lihat riwayat penyakit dari ikterus fisiologis) USAID. Hyperbilirubinemia pada neonatus. Dalam : Essential Neonatal Care, A Competency Based Training Module for Physicians. 2005.

(27) Kadar Bilirubin pada bayi 16 14 12 10 Cukup bulan Kurang bulan. 8 6 4 2 0 day 1 day 2 day 3 day 4 day 5 day 6 day 7 Module: Neonatal Hyperbilirubinemia - Session 1. 28.

(28) IKTERUS FISIOLOGIS  Jika ikterus patologis/non fisiologis sudah disingkirkan.  Perhatikan riwayat penyakit ikterus fisiologis pada bayi. cukup bulan.  Awitan terjadi setelah 24 jam  Memuncak pada 3 sampai 5 hari  Menurun setelah 7 hari..  Bayi cukup bulan memiliki rerata kadar bilirubin serum. puncak 5-6 mg/dl maksimal 12 mg/dL pada usia 3-4 hari.  Selalu pertimbangkan usia bayi dan kadar bilirubin 29.

(29) IKTERUS NON FISIOLOGIS  Awitan sebelum usia 24 jam  Tingkat kenaikan > 0,5 mg/ dL/ jam atau 5 mg/dL /hari  Ikterus berkepanjangan (prolonged jaundice). > 8 hari pada bayi cukup bulan > 14 hari pada bayi prematur  Tanda-tanda penyakit lain  muntah, toleransi minum buruk, berat badan menurun drastis, apnea, instabilitas suhu , sesak nafas dll) instability USAID. Hyperbilirubinemia pada neonatus. Dalam : Essential Neonatal Care, A Competency Based Training Module for Physicians. 2005.

(30) Ikterus Fisiologis dan Non Fisiologis 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0. physiologic non- physiologic. day 1 day 2 day 3 day 4 day 5 day 6 day 7. 31 Neonatal Tecnical Supervisory Group, HSP-USAID, 2006.

(31) Pemeriksaan penunjang Total bilirubin serum. Golongan darah ibu dan bayi. Gambaran hapusan darah tepi Enzym glukosa 6 phosphat dehidrogenase (G6PD) Retikulosit dan albumin.

(32) tatalaksana Lanjutkan minum ASI. Atasi Penyebab. Foto therapy / Terapi Sinar. Transfusi Tukar.

(33) Terapi Sinar BUKAN SINAR UV !  Panjang gelombang cahaya yang. mempengaruhi metabolisme bilirubin : 450 sampai 460 nm  Gelombang sinar biru: 425 sampai 475 nm  Gelombang sinar putih: 380 sampai 700 nm USAID. Hyperbilirubinemia pada neonatus. Dalam : Essential Neonatal Care, A Competency Based Training Module for Physicians. 2005 Rulina Suradi.

(34) Module: Neonatal Hyperbilirubinemia - Session 1. 35.

(35) Intensive light therapy.

(36) Standar Light Therapy.

(37) Terapi Sinar  Sumber cahaya: cahaya alami siang hari, cahaya putih, cahaya biru, neon fluoresen biru khusus, lampu halogen tungten, selimut serabut optik, dioda yang memancarkan cahaya galium nitrida..  Jarak dari cahaya: cahaya fluoresen harus berada sedekat mungkin (9 sampai 10 cm dari bayi), sinar halogen dapat menyebabkan panas berlebihan.  Daerah permukaan: maksimal, lepas semua pakaian, gunakan pelindung mata,.  Perhatikan hidrasi  minum lebuh banyak Rulina Suradi.

(38) Dosis Terapi Sinar  Spectral qualities of delivered light (wave length and. peak). Billirubin absorbs visible light within the wave length range 400 – 500 nm, with peak absorbtion 460 nm ± 10  Irradianece  intensity of light , is express as watt per square centimeter W/cm2. Thisi refers to the number of photon recieved per square centimeter body surface area  Spectral Irradiance is irradiance that is quantitied within the efective wave length range for efficacy and is express as μW/cm2/nm.

(39) Sinar Biru.

(40) Komplikasi terapi sinar  Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi  Pemisahan ibu dengan bayi  Peningkatan insensible water loss dan dehidrasi. pada bayi prematur  Sindrom bronze-baby (bayi dengan ikterus kolestatik)  Reaksi kulit  eritema toksikum neonatorum. Rulina Suradi.

(41) Pedoman Terapi Sinar Pada Bayi Usia Gestasi ≥ 35 Minggu. Bayi, 2300 gram, UG 36 minggu , usia 3 hari, kuning, kadar bilirubin 12, ibu gol darah O bayi A. • Gunakan bilirubin total. Jangan dikurangi dengan bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi • Faktor risiko : penyakit hemolitik isoimun, defisiensi G6PD, asfiksia, letargi signifikan, instabilitas suhu, sepsis, asidosis atau albumin < 3.0 gr/dL (jika diukur) • Untuk neonatus 35-37 minggu dengan kondisi sehat : intervensi dapat mengacu pada garis di sekitar risiko sedang. • Terapi sinar konvensional/standar dapat dilakukan di Rumah Sakit atau di rumah bila kadar BST 2-3 mg/dL dibawah garis cut off point (35-50 mmol/L). Terapi sinar di rumah tidak dianjurkan pada bayi yang mempunyai faktor risiko..

(42) Guidelines for the use of phototherapy in low birthweight infants based on birth weight Age (hrs). Wt <1500g. Wt >2000g. SBR (micromol/L). Wt 15002000g SBR (micromol/L). SBR (micromol/L). <24 hrs. >70. >70. >85. 24-48 hrs. >85. >120. >140. 49-72 hrs. >120. >155. >200. >72 hrs. >140. >170. >240. American Academy of Pediatrics Guidelines (published in Pediatrics 114:297-316, July 2004). Rulina Suradi.

(43) Exchange transfusion should be considered based on Bilirubin:Albumin Ratio. Gestational Age and risk group. Bilirubin : albumin ratio. > 38 weeks and well. 8.0. > 38 weeks + 7.2 hemolysis, or 35 to 37 6/7 and well 35 to 37 6/7 + 6.8 hemolysis Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed. 2003; 88:459-463. (Rev August 2004; May2007). Rulina Suradi.

(44) Transfusi Tukar. Rulina Suradi.

(45) PEDOMAN TRANSFUSI TUKAR Bayi, 2300 gram, UG PADA BAYI USIA GESTASI ≥ 35 MINGGU 36 minggu , usia 6 hari, kuning, kadar bilirubin 18, ibu gol darah O bayi A. • Transfusi tukar segera direkomendasikan jika neonatus menunjukkan tanda ensefalopati bilirubin akut (hipertoni, kejang, retrocollis, opistotonus, demam, high pitch cry) atau bila kadar BST ≥5 mg/dl (85 µmol/L) dari garis yang ditentukan • Ukur serum albumin dan hitung perbandingan bilirubin/albumin • Gunakan bilirubin total. Jangan dikurangi dengan bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi.

(46) Komplikasi Transfusi Tukar  Gagal jantung  Hipoglikemia, hiperkalemia, hipokalsemia,. toksisitas sitrat  Emboli udara  Trombositopenia  Sepsis bakteri  Penyakit virus yang ditularkan melalui transfusi  Enterokolitis nekrotikans  Trombosis vena porta. Angka kematian/gejala sisa menetap 1-12% Rulina Suradi.

(47) PAPARAN SINAR MATAHARI  Sinar matahari memberikan radiasi. yang cukup pada gelombang 425-. 475 nm sebagai fototerapi.  Hindari keterpaparan sinar. matahari secara langsung,. terutama kondisi bayi telanjang, terhadap kemungkinan kulit terbakar.  Pukul ???? Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316 48.

(48) Ketika Memulangkan Bayi Kadar Bilirubin. Faktor risiko. Follow UP.

(49) Pencegahan Hiperbilirubinemia Pencegahan primer  Pemberian ASI dini dan sering (8-12 kali sehari untuk hari-hari. pertama)  Menghindari pemberian suplementasi air atau air gula pada bayibayi yang menyusu yang tidak dehidrasi. Pencegahan sekunder  Bila golongan darah ibu O atau ibu adalah Rh-negatif, perlu. dilakukan pemeriksaan darah tali pusat.  Apabila bayi dipulangkan sebelum 72 jam cek bilirubinnya sebelum pulang. Apabila kadar bilirubinnya mendekati kadar berisiko, bayi diminta kontrol lebih cepat.. Rulina Suradi.

(50) SIMPULAN  Kuning suatu hal yang normal pada neonatus.  60% Neonatus Cukup Bulan dan 80% Neonatus Kurang Bulan. mengalami kuning pada 1-2 minggu kelahiran  Hanya sekitar < 3% yang bermasalah  Jangan melakukan penilaian kuning hanya berdasarkan kadar bilirubin, perlu memperhitungkan faktor risiko hemolisis  Tata laksana kuning yang dianjurkan saat ini adalah :  terapi sinar.  Transfusi tukar  Pemberian obat-obatan tidak dianjurkan.

(51) Thank You. Rulina Suradi.

(52)

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan terselesaikannya penyusunan skripsi dengan judul Meningkatan Hasil Belajar Pada Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi Dan Transportasi

Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19);

 Jika calon Tertanggung/Peserta tidak mempunyai saudara kandung (anak tunggal) dan hanya salah satu orang tua mempunyai Polis asuransi, maka besarnya UP yang

Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari kegiatan (mengamati) menanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan teks bahasan yang

Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan lebar lengkung gigi pada maloklusi klasifikasi Angle yang berbeda di SMPN I Salatiga

Dalam petualangan kamu dari level ke level kamu dapat mengembangkan skill kamu, setelah level kamu mencapai level 11 kamu bisa melakukan digivolution dan kalau perkembangan level

Perjalanan penyakit appendisitis akut bisa terhenti pada stadium akut fokal, namun mukosa yang telah mengalami iritasi akan menyisakan jaringan parut dalam proses

Isoenzyme usus memiliki sangat pendek setengah-hidup dan tidak signifikan menambah tingkat ALP serum pada anjing dan kucing 1 Tikus memiliki aktivitas ALP tinggi