PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS V SD NEGERI 112271 SIAMPORIK T.A 2014/2015
Oleh:
Jubaidah Sipahutar NIM 4103111043
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. skripsi ini berjudul “penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok geometri di kelas V SD Negeri 112271 Siamporik T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Mukhtar M.Pd, bapak Prof. Dr. Asmin M.Pd dan Bapak Drs. Yasifati Hia M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Unimed, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M. Si, selaku ketua jurusan matematika FMIPA UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku seketaris jurusan matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketu prodi pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf pegawai jurusan matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada kepala sekolah SD Negeri 112271 Siamporik, Ibu Nurlela Panjaitan S. Pd. SD, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, guru bidang studi matematika ibu Lamtiur Gultom S.Pd, dan para guru SD Negeri 112271 Siamporik beserta siswa – siswi kelas V yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
v
memberikan do‟a dan motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu memberi semangat dan dukungan yaitu my best friend Himma, Nisa, Nikmah, Ita, dan Nicky dan teman –teman sekelas matematika Dik „2010, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka. Terima kasih juga kepada saudara – saudariku PPLT Unimed 2013 di SMP Negeri 1 Lima Puluh yang selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman terspesial yang selalu memberi semangat dan dukungan Raja Irham Harahap S.P.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersipat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.
Medan, Maret 2015
penulis,
JUBAIDAH SIPAHUTAR
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS V SD NEGERI 112271
SIAMPORIK T.A 2014/2015
JUBAIDAH SIPAHUTAR (NIM 4103111043)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada materi Geometri di kelas V SD Negeri 112271 Siamporik T.A 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 112271 Siamporik yang berjumlah 37 orang siswa dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran inkuiri pada materi Geometri di kelas V SD Negeri 112271 Siamporik T.A 2014/2015. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing – masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Hasil dari PTK ini merupakan tindakan. Sebelum memberi tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan disetiap akhir sislus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 5 dari 37 orang siswa (13,5%) dengan rata – rata kelas 46,5. Hasil analisis data pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 26 orang siswa (70,3%) dengan rata – rata kelas 71,3. Hasil analisis data akhir siklus II dengan menggunakan model pembelajaran yang sama diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 33 orang siswa (89,2%) dengan rata – rata 77. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.
vi
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Diagram x
Daftar Grafik xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 10
1.3. Batasan Masalah 10
1.4. Rumusan Masalah 10
1.5. Tujuan Penelitian 11
1.6. Manfaat Penelitian 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 12
2.1.1. Pengertian Belajar 12
2.1.2. Pembelajaran Matematika 13
2.1.3. Masalah Dalam Matematika 14
2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 16 2.1.5. Pengertian Aktivitas Belajar 19
2.1.6.Pengertian Metode 22
2.1.6. Metode Inkuiri 23
2.1.7. Metode Inkuiri Kelompok 26
2.1.8. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri 27
2.1.8.1. Kelebihan Metode Inkuiri 27
2.1.8.2. Kekurangan Metode Inkuiri 28
2.1.9. Materi Pembelajaran 29
2.1.10. Penerapan Pembelajaran Metode Inkuiri Kelompok 31 2.1.11. Rancangan Pembelajaran Geometri Dengan Metode Inkuiri 33
2.2. Kerangka Konseptual 36
2.3. Hipotesis 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 39
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 39
3.2.1. Lokasi Penelitian 39
vii
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 39
3.3.1. Subjek Penelitian 39
3.3.2. Objek Penelitian 39
3.4. Prosedur Penelitian 40
3.5. Teknik Analisis Data 47
3.5.1. Reduksi Data 47
3.5.2.Paparan Data 49
3.5.3. Ketuntasan Belajar Siswa 52
3.5.4. Analisis Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran 53
3.5.5. Penarikan Kesimpulan 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 55
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 55 4.1.2.Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 71
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 95
5.2. Saran 95
DAFTAR PUSTAKA 96
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri 32
Tabel 3.1 Rubrik Penskoran 48
Tabel 3.2 Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 49 Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 51 Tabel 4.1 Kemampuan siswa Memahami Masalah Pada TKPM I 56 Tabel 4.2 Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian
Masalah Pada TKPM I 57
Tabel 4.3 Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan
Masalah Pada TKPM I 58
Tabel 4.4 Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan
Masalah Pada TKPM I 59
Tabel 4.5 Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada LAS Siklus I 61 Tabel 4.6 Kemampuan siswa Merencanakan Penyelesaian
Masalah Pada LAS Siklus I 62
Tabel 4.7 Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan
Masalah Pada LAS Siklus I 63
Tabel 4.8 Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan
Masalah Pada LAS Siklus I 64
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Siklus I Oleh 2 Observer 66
Tabel 4.10 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 67 Tabel 4.11 Kesulitan siswa Dalam Menyelesaikan TKPM I 67 Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Refleksi Siklus I 69 Tabel 4.13 Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM II 72 Tabel 4.14 Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian
Masalah Pada TKPM II 73
Tabel 4.15 Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan
Masalah Pada TKPM II 74
Tabel 4.16 Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah
Pada TKPM II 75
Tabel 4.17 Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada LAS Siklus II 77 Tabel 4.18 Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian
Masalah Pada LAS Siklus II 78
Tabel 4.19 Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan
Masalah Pada LAS Siklus II 79
Tabel 4.20 Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah
Pada LAS Siklus II 80
Tabel 4.21 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II
Oleh 2 Observer 82
table 4.22 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 83
Tabel 4.23 Perbandingan Hasil Penelitian 84
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Siklus I dan Siklus II 86
Grafik 4.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Tingkat kemampuan siswa Dalam Pemecahan
Masalah I 47
Diagram 4.2 Jumlah Siswa Yang Tuntas Pada Tiap Tahap
Pemecahan Masalah I 48
Diagram 4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM I 48
Diagram 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan
Masalah Pada LAS Siklus I 52
Diagram 4.5 Jumlah siswa Yang Tuntas Pada Tiap Tahap
Pemecahan Masalah Pada LAS Siklus I 52
Diagram 4.6 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pemecahan
Masalah LAS Siklus I 53
Diagram4.7 Tingkat kemampuan Siswa Dalam Pemecahan
Masalah II 67
Diagram 4.8 Jumlah Siswa Yang Tuntas Pada Tiap Tahap
Pemecahan Masalah II 67
Diagram 4.9 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM II 68
Diagram 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan
Masalah Pada LAS Siklus II 71
Diagram 4.11 Jumlah Siswa Yang Tuntas Pada Tiap Tahap
Pemecahan Masalah Pada LAS Siklus II 72
Diagram 4.12 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pemecahan
Masalah LAS Siklus II 72
Pada Siklus I dan II 81
Diagram 4.14 Peningkatan Jumlah Siswa Tuntas Belajar Pada
Siklus I dan II 82
Diagram 4.15 Peningkatan Jumlah Siswa Tuntas Belajar Pada
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 93 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 103 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I 124 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II 128 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III 130 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV 134
Lampiran 9 Kisi – kisi tes Awal 137
Lampiran 10 Kisi – kisi tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 138 Lampiran 11 Kisi – kisi tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 139
Lampiran 12 Lembar Validator 140
Lampiran 13 Lembar Validasi Tes Awal 141
Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I 144
Lampiran 15 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II 147
Lampiran 16 Tes Awal 150
Lampiran 17 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 151 Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 152 Lampiran 19 Rubrik Penskoran tes Diagnostik 162 Lampiran 20 Rubrik Penskoran tes Kemampuan Pemecahan
Masalah 163
Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa 164
Lampiran 22 Daftar Nama Siswa Kelas V 178
Lampiran 23 Lembar Observer 179
Lampiran 24 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran
(Siklus I) 180
Lampiran 25 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran
(Siklus II) 188
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya. Pendidikan diarahkan untuk mempersiapkan tenaga kerja terdidik dan terlatih, dengan mempersiapkan kemampuan sumber daya manusia yang mapan. Banyak faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah diantaranya : (a) Tes formatif (b) Tes subsumatif (c) Tes sumatif. Bertujuan untuk menata dan meningkatkan penajaman serta penalaran siswa. Hal tersebut berguna untuk menyelesaikan masalah. Tujuan lain adalah melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan dan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa. Matematika juga merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), matematika memegang peranan penting karena dalam pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir kritis dan teliti untuk mengelola informasi, memecahkan suatu persoalan/permasalahan sehingga berguna baik dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan teknologi. Seperti yang dikemukakan oleh Cornelius (Abdurrahman,2009:253) bahwa: “Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan
masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”
2
pemecahan masalah. Jadi penting bagi kita terutama bagi siswa untuk menyadari manfaat matematika sebagai subjek yang sangat penting dalam peradaban manusia, terutama dalam sistem pendidikan diseluruh dunia. Hal ini terlihat dari matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari tingkat SD hingga SLTA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi.
Sejalan dengan hal itu, Concroft (dalam Abdurrahman, 2009:253)
mengemukakan alasannya perlu belajar matematika, yaitu:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Oleh karena itu kualitas pendidikan matematika di Indonesia hendaknya ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Karena pada kenyataannya sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain seperti dingkapkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (http://www.asia-construction.com) yang
mengatakan : “kemampuan membaca dan matematika kita urutan 64 dari 65
negara dan kita hanya menang dari Chili” . Salah satu penyebab rendahnya hasil
belajar matematika ini adalah karena banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dipelajari. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252) bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang dipelajari di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih lagi bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Hal senada juga diungkapkan oleh Saptono (http://www.indomedia.com) yang mengatakan: “Siswa menganggap matematika sebagai pelajaran sulit. Terlebih lagi bila mereka mendapat nilai dibawah rata-rata. Yang punya niat tekun
mempelajari, akan kembali hilang semangatnya”. Rendahnya prestasi belajar
3
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari matematika. Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Seperti diungkapkan oleh Widianti (http://newspaper.pikiran-rakyat.com):
Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Kebanyakan mengajarkan prosedur atau langkah pengerjaan soal. Bahkan, siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika dan sering dengan mengulang-ulang menyebutkan definisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari, tanpa memahami maksud isinya. Kecenderungan semacam ini tentu saja dapat dikatakan mengabaikan kebermaknaan dari konsep-konsep matematika yang dipelajari siswa, sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang.
Menurut Lidinillah (2010: 2) masalah adalah suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang atau kelompok yang memerlukan suatu pemecahan tetapi individu atau kelompok tersebut tidak memiliki cara yang langsung dapat menentukan solusinya. Dalam pembelajaran matematika, masalah dapat disajikan dalam bentuk soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran kejadian, ilustrasi gambar atau teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut masalah matematika karena mengandung konsep matematika.
Konsep matematika adalah pengertian (ide) abstrak yang memungkinkan seseorang menggolong-golongkan objek atau kejadian dalam matematika dan menentukan apakah suatu objek atau kejadian dalam matematika tersebut merupakan contoh atau bukan contoh . Misalnya, seorang siswa telah memahami konsep luas segitiga, maka siswa tersebut akan dapat membedakan rumus luas segitiga dan rumus luas bangun datar yang lain. Solusi dari masalah tersebut dapat ditemukan dengan menggunakan strategi berpikir yang disebut pemecahan masalah. Hudojo (2005: 128) menyatakan bahwa pemberian masalah dalam matematika menghendaki siswa tersebut harus sintesis atau analisis. Sintesis
4
menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya yaitu mengenai pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman, tetapi dalam hal ini ia menggunakannya pada suatu situasi baru.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lerner (dalam Abdurrahman, 2009:253) bahwa “Kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah.”
NCTM (Ibrahim, 2008: 95) menyebutkan bahwa pemecahan masalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari semua proses belajar matematika, sehingga seharusnya tidak dijadikan sebagai bagian yang terpisah dari program pengajaran matematika. NCTM juga mengemukan bahwa pemecahan masalah melibatkan konteks yang bervariasi yang berasal dari penghubungan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari untuk situasi matematika yang ditimbulkan. Dengan demikian, kemampuan pemecahan masalah adalah komponen penting untuk belajar matematika di masa sekarang dan mendatang. Dengan kemampuan pemecahan masalah, siswa akan membangun dan sekaligus memiliki kemampuan dasar yang lebih bermakna dari sekadar kemampuan berpikir, terlebih dengan mengaitkannya pada bidang lain, kemudian siswa dapat membuat strategi-strategi penyelesaian untuk masalah-masalah selanjutnya yang dipandang lebih efektif. Selain itu, dalam hal ini siswa didorong supaya berpikir bahwa sesuatu itu multidimensi sehingga mereka dapat melihat banyak kemungkinan penyelesaian untuk suatu masalah dengan ketajaman pengamatan, analisis yang lebih baik serta pengembangan proses pemecahan masalah itu sendiri.
belajar-5
mengajar matematika. Guru menyajikan masalah-masalah, sebab melalui penyelesaian masalah siswa-siswa dapat berlatih dan mengitegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan keterampilan yang telah dipelajari.
Polya (dalam Yuanari, 2011: 16) mengemukakan langkah-langkah
penyelesaian masalah yang terdapat dalam buku ”How to Solve It” meliputi: (1)
understanding the problem; (2) devising a plan; (3) carrying out the plan; (4)
looking back. Hal ini berarti pemecahan masalah memuat empat langkah yaitu: (1)
memahami masalah, (2) merencanakan penyelesaian, (3) menyelesaikan masalah
sesuai rencana, dan (4) melakukan pengecekan kembali.
Geometri merupakan salah satu materi pelajaran dalam matematika. Pada topik ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Lamtiur Gultom, guru matematika SD Negeri 112271 Siamporik pada tanggal 30 April 2014 : “Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Geometri. Siswa kurang memahami bagian-bagian dari bagun datar dan kurang terampil dalam menetukan rumus. Karena itu saat dites, nilai merekapun menjadi rendah”.
Ketika ditanya mengenai kendala yang paling mencolok pada siswa pada saat ini, Ibu Lamtiur Gultom menyatakan rendahnya minat siswa di SD N 112271 Siamporik terhadap mata pelajaran matematika. Ibu Lamtiur Gultom juga mengemukakan bahwa materi Geometri merupakan salah satu materi yang sulit bagi siswa dalam mata pelajaran matematika. Pada umumnya kesulitan mereka terletak pada kurangnya pemahaman ketika siswa diberikan soal atau permasalahan yang sedikit berbeda dari contoh yang telah dibuat, mereka tidak bisa menggunakan informasi-informasi yang diberikan dalam soal tersebut. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan Ibu Lamtiur Gultom dapat disimpulkan
bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa rendah.
6
112271 Siamporik pada ulangan harian I dan ulangan harian II yang dipaparkan sebagai berikut:
No Kode Siswa Nilai Siswa
Ulangan Harian I Ulangan Harian II
1. S1 65 70
2. S2 60 60
3. S3 50 65
4. S4 60 70
5. S5 80 75
6. S6 70 70
7. S7 65 65
8. S8 85 90
9. S9 50 60
10. S10 60 65
11. S11 50 70
12. S12 40 40
13. S13 60 65
14. S14 55 50
15. S15 75 45
16. S16 65 70
17. S17 70 55
18. S18 85 85
19. S19 75 80
20. S20 70 60
21. S21 60 50
22. S22 50 60
23. S23 60 70
24. S24 65 60
25. S25 60 65
26. S26 45 55
27. S27 45 60
28. S28 85 80
29. S29 35 50
30. S30 75 70
31. S31 85 75
32. S32 60 80
33. S33 90 80
34. S34 35 40
35 S35 60 65
36 S36 40 45
37 S37 55 60
7
Dari paparan nilai di atas, dapat kita lihat bahwa rata – rata nilai belajar siswa kelas V SD Negeri 112271 Siamporik masih rendah berdasarkan nilai ulangan harian I dengan nilai rata – rata kelas 62,02 dan nilai ulangan harian II dengan nilai rata – rata kelas 64,19 sedangkan nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih kurang memuaskan. Sejalan dengan hasil tes
kemampuan awal yang diberikan peneliti kepada siswa kelas V SD Negeri 112271 Siamporik untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
Menanggapi pernyataan tersebut, Auliyawati (dalam http://www.indomedia.com) mengungkapkan: “Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah motivasi”.
Mengenai metode pembelajaran yang digunakan selama ini dalam proses belajar mengajar, Ibu Lamtiur Gultom mengungkapkan: “ Metode mengajar yang digunakan selama ini adalah metode mengajar ceramah, Tanya jawab dan Diskusi kelompok”.
Untuk mengatasi masalah yang ada, hendaknya guru mampu memberi inovasi pada metode pembelajaran yang digunakan selama ini. Metode pembelajaran yang digunakan hendaknya variatif, sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan, mampu diterima oleh siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, dan mampu menjalin hubungan komunikasi yang positif pada siswa sehingga memberi motivasi pada siswa dan dapat menumbuhkan minat belajar yang tinggi pada siswa.
8
strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang cocok digunakan bagi topik matematika tertentu dan sekelompok siswa tertentu.
Kenyataannya menunjukkan bahwa selama ini kebanyakan guru menggunakan metode atau model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal bila seorang guru tepat dalam menerapkan metode mengajar. Untuk itu diperlukan
suatu metode pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar siswa.
Pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peran aktif siswa. Hal ini bertujuan, agar siswa mampu berekspresi untuk membentuk kompetisi dengan menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah sehingga menimbulkan motivasi belajar. Salah satunya adalah dengan menerapakan pembelajaran metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan suatu proses belajar yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep-konsep matematika melalui serentetan pengalaman belajar yang lampau. Siswa secara aktif terlibat didalam menemukan suatu prinsip dasar matematika, sehingga siswa akan memahami konsep dengan baik, ingat lebih lama dan membuat siswa dapat berfikir secara abstrak. Disamping itu metode inkuiri juga dapat melatih keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang konsep yang telah ia temukan.
Penggunanan metode inkuiri dalam proses pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan kepemimpinan siswa didalam mengemukakan pendapat. Sehubugan dengan itu Gulo (2008 : 84) menyatakan bahwa inkuiri adalah: “Suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri”. Selain itu melalui metode ini diharapkan pemahaman konsep siswa akan
9
Metode inkuiri juga menekankan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Demikian yang dikatakan oleh sutrisno bahwa:
Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator.Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal – soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. (http://www.erlangga.co.id)
Sasaran utama kegiatan mengajar dengan metode inkuiri adalah keterlibatan siswa dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran dan mengembangkan sikap percaya diri pada diri siswa. Metode inkuiri ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Seperti yang dikatakan Syaiful Sagala (2009 : 196) bahwa: “Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru”.
Berdasarkan penjelasan diatas, Metode Inkuiri diharapkan dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan materi Geometri di SD. Penulis ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan metode Inkuiri efektif diterapkan pada materi pokok persamaan garis lurus, maka peneliti
10
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul sebagai berikut:
1. Rendahnya peran serta siswa dalam melakukan aktifitas belajar di kelas. 2. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan Geometri masih
rendah.
3. Belum adanya penerapan model pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SD N 112271
Siamporik
4. Model pembelajaran yang digunakan oleh bersifat teacher oriented.
1.3. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan metode Inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi geometri di kelas V SD Negeri 112271 Siamporik Tahun Ajaran 2014/2015.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Apakah penerapan metode Inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi geometri di kelas V SD Negeri 112271 Siamporik Tahun Ajaran 2014/2015?
2. Apakah penerapan metode Inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi geometri di kelas V SD
11
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Inkuiri dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa pada materi geometri di kelas V SD Negeri 112271 Siamporik T.A 2014/2015.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dengan penerapan metode Inkuri pada materi geometri di kelas V SD Negeri 112271 Siamporik 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan diadakan penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi guru: Sebagai masukan bagi guru SD Negeri 112271 Siamporik tentang metode inkuiri yang diterapkan pada Materi Geometri.
2. Bagi siswa: Sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam matematika melalui penerapan metode inkuiri.
3. Pihak Sekolah: Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah menjalin komunikasi yang positif dengan siswa.
4. Bagi peneliti: Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa akan datang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II dan setiap siklus sebanyak 2 pertemuan. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Penerapan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Geometri di kelas V SD Negeri 112271 Siamporik dari siklus I ke siklus II . Nilai rata-rata siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah I adalah 71,3 sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II nilai rata –rata diperoleh sebasar 77.
Jadi, diperoleh peningkatan rata –rata kelas sebesar 5,7. Pada tes kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 26 orang siswa (70,3%) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II , jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 33 orang siswa (89,2%). Sehingga diperoleh peningkatan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah dengan nilai tuntas sebanyak 7 orang atau 18,9%.
geometri yang diberikan pada tiap akhir siklus dalam penelitian ini mengalami peningkatan dan telah mencapai ketuntasn klasikal.
5.2 Saran
Adapun saran yang didapat dari hasil penelitian yaitu :
1. Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalaah dan melibatkan siswa dalam pembelajaran dan menerapkan model pembelajaran inkuiri sebagai salah salah satu alternatif
2. Kepada siswa disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide –ide , memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam belajar.
3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat