• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan antara Lingkungan Rumah dan Sanitasi akanan dengan Keberadaan Tikus di Kabupaten Boyolali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan antara Lingkungan Rumah dan Sanitasi akanan dengan Keberadaan Tikus di Kabupaten Boyolali."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tikus merupakan hewan rodensia yang mempunyai kebiasaan mengerat,

sehingga berakibat rusaknya berbagai perabot rumah tangga. Lokasi sarang

tikus biasanya tersembunyi, lembab, tidak tergenang air. Rumah yang tidak

rapat tikus (rodent proof) dan tidak terawat maka pada titik-titik tertentu akan

menjadi sarang tikus. Sarang tikus di luar rumah biasanya berupa lubang

dalam tanah, di tempat sampah, dan tempat yang kotor (Rusmini, 2011).

Di Indonesia ditemukan enam jenis penyakit zoonosis yang ditularkan

oleh tikus. Penyakit tersebut adalah pes, schistosomiasis, demam semak,

leptospirosis, meningitis eosinofilik, dan echinostomiasis. Di Kabupaten

Boyolali, keberadaan tikus selalu menjadi perhatian khusus dikarenakan

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah fokus pes selain Kabupaten

Pasuruan Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY) (Dinkes Boyalali, 2015). Selain penyakit pes

yaitu kasus leptospirosis. Menurut Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2015

Kabupaten Boyolali mencapai lima besar kasus leptospirosis terbanyak di

Jawa Tengah tahun 2014, sedangkan kasus kematian di Kabupaten Boyolali

mencapai peringkat ke tiga di Jawa Tengah.

(2)

 

   

2 Berdasarkan data dari Survelains di Dinas Kesehatan Boyolali, data dari

diperoleh data bahwa tahun 2013 terdapat 3 kasus. Tahun 2014 mengalami

peningkatan yang drastis yaitu dengan 20 kasus yang meninggal 7 jiwa.

Sedangkan pada 2015 sampai pada Bulan April terdapat 10 kasus yang

meninggal 2 jiwa.

Hasil penelitian Mayasari (2013) diketahui bahwa tidak terdapat

hubungan sanitasi rumah warga dengan jumlah tikus (p=0,581) dan kepadatan

pinjal (p=0,565), tidak terdapat hubungan antara atap (p=0,625), ventilasi

(p=1,000), MCK (p=0,641), SPAL (p=0,449), pencahayaan (p=0,018) dan

sampah (p=1,000) dengan dinding (p=0,681), lantai (p=0,699), jendela

(p=0,199) dan lubang asap dapur (p=0,734) dengan jumlah tikus.

Hasil penelitian Fadzilah (2014) menunjukkan bahwa ada hubungan

perilaku masyarakat dalam membersihkan lingkungan rumah (p-value=0,000),

membersihkan dapur (p=0,001), merapikan barang (p-value=0,030), dan tidak

ada hubungan membersihkan saluran pembuangan air limbah (p-value=0,100),

serta membuang sampah (p-value= 0,262) dengan keberadaan tikus.

Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada penderita

leptospirosis di wilayah Kabupaten Boyolali, diketahui bahwa lingkungan

rumah penderita memiliki jenis lantai tanah, jenis dinding bukan tembok,

kondisi tempat sampah tidak tertutup, SPAL tidak memenuhi syarat, kebiasaan

menyimpan alat makan dan penyimpanan makanan yang tidak tertutup rapat

serta terdapat tikus di rumahnya. Dengan demikian, sesuai data-data yang

(3)

 

   

3 penelitian tentang hubungan antara lingkungan rumah dan sanitasi makanan

dengan keberadaan tikus di Kabupaten Boyolali.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara karakteristik lingkungan rumah dan

sanitasi makanan dengan keberadaan tikus di Kabupaten Boyolali ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan

rumah dan sanitasi makanan dengan keberadaan tikus di Kabupaten

Boyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan mematikan lampu dengan

keberadaan tikus di Kabupaten Boyolali.

b. Untuk mengetahui hubungan kondisi tempat sampah dengan

keberadaan tikus di Kabupaten Boyolali.

c. Untuk mengetahui hubungan penanganan sampah dengan keberadaan

tikus di Kabupaten Boyolali.

d. Untuk mengetahui hubungan jenis lantai dengan keberadaan tikus di

Kabupaten Boyolali.

e. Untuk mengetahui hubungan jenis dinding dengan keberadaan tikus di

(4)

 

   

4 f. Untuk mengetahui hubungan kontruksi atap dengan keberadaan tikus

di Kabupaten Boyolali.

g. Untuk mengetahui hubungan adanya jalur tikus ke atap dengan

keberadaan tikus di Kabupaten Boyolali.

h. Untuk mengetahui hubungan kondisi SPAL dengan keberadaan tikus

di Kabupaten Boyolali.

i. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan menyimpan alat-alat makanan

dengan keberadaan tikus di Kabupaten Boyolali.

j. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan menyimpan makanan dan

minuman dengan keberadaan tikus di Kabupaten Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Boyolali

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi tambahan

dalam usaha pengendalian vektor tikus di Kabupaten Boyolali.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan sebagai informasi tentang karakteristik

lingkungan rumah dan sanitasi makanan dengan keberadaan tikus.

3. Bagi Peneliti

Sebagai referensi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang

Referensi

Dokumen terkait

apabila Saudara tidak hadir sesuai jadwal tersebut diatas dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka perusahaan Saudara beserta pengurusnya dimasukkan ke dalam Daftar Hitam

Namun diagram yang dilakukan oleh puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya adalah mereka tidak lagi menggunakan kertas untuk dibawa pasien ke tiap bagian karena data data semua

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa meliba&an pihak Universitas Sebelas Maret, segala bentuk runfutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak

Pada konsentrasi yang tepat, aplikasi kolkisin menye- babkan penggandaan kromosom berhasil dengan baik, pertumbuhan sel tanaman menjadi lebih besar sehingga pertumbuhan tanaman

Kecepatan fluida di permukaan atas airfoil lebih tinggi jika dibandingkan engan kecepatan di permukaan bawah fluida, hal ini menyebabkan tekanan di permukaan atas airfoil

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa komposisi optimum ESI sulfat berbasis piropilit diperoleh dengan perbandingan 49% : 3% : 16% : 32% (b/b)

Dalam tulisan ini, dijelaskan mengenai pergeseran penggunaan elemen-elemen tradisional pada film yakuza , yang terdiri dari nilai giri- ninjou

Kesadaran terhadap inti agama ini menjadi basis utama bagi tindakan-tindakan keagamaan yang merespon realitas faktual dengan instrument yang telah menjadi bagian inheren dalam