• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN METODE SPRINGATE (S-SCORE) SEBAGAI Analisis penggunaan metode springate (S-SCORE) Sebagai prediktor kebangkrutan (Studi pada Perusahaa Textile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN METODE SPRINGATE (S-SCORE) SEBAGAI Analisis penggunaan metode springate (S-SCORE) Sebagai prediktor kebangkrutan (Studi pada Perusahaa Textile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013)."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGGUNAAN METODE SPRINGATE (S-SCORE) SEBAGAI

PREDIKTOR KEBANGKRUTAN

(Studi pada Perusahaa Textile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

Tahun 2011-2013)

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

PUTRI RAHAYU

B 100120164

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS PENGGUNAAN METODE SPRINGATE (S-SCORE) SEBAGAI

PREDIKTOR KEBANGKRUTAN

(Studi pada Perusahaa Textile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

Tahun 2011-2013)

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

PUTRI RAHAYU

B 100 120 164

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dra. W. Mukharomah M.M

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS PENGGUNAAN METODE SPRINGATE (S-SCORE) SEBAGAI

PREDIKTOR KEBANGKRUTAN

(Studi pada Perusahaa Textile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

Tahun 2011-2013)

OLEH

PUTRI RAHAYU

B 100 120 164

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jum’at, 22 April 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Soepatini, SE., M.Si., Ph.D. ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dra. W. Mukharomah, MM. ( )

(Sekretaris Dewan Penguji)

3. Drs. Kusdiyanto, M.Si ( )

(Anggota Dewan Penguji)

Dekan,

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 22 April 2016

Penulis

PUTRI RAHAYU

(5)

ANALISIS PENGGUNAAN METODE SPRINGATE (S-SCORE) SEBAGAI

PREDIKTOR KEBANGKRUTAN

(Studi pada Perusahaa Textile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

Tahun 2011-2013)

ABSTRAKSI

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebangkrutan pada perusahaan sektor tekstil dengan menggunakan metodel Sringate (S-Score) pada perusahaan sektor textile yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) periode 2011-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan semua industri Textile yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Pemilihan sampel penelitian ini ditentukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel dengan representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Springate. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Model Springate dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan. Dari 10 perusahaan yang telah dilakukan penelitian, terdapat 9 perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan 1 perusahaan dalam kondisi sehat. Sembilan perusahaan tersebut adalah PT Argo Pantes Tbk, PT Century textile Industri, PT Eratex Djaja Tbk, PT Panasia Indo Resources Tbk, PT Roda Vivatex Tbk, PT Sri Rejeki Isman, PT Sunson Textile Manufacturer Tbk, PT Tifico Fiber Indonesia Tbk, PT Unitex Tbk. Ke sembilan perusahaan tersebut memiliki nilai rata-rata S-Score < 0,862 selama tiga tahun berturut-turut. Satu perusahaan yang dinyatakan dalam kondisi sehat/tidak bangkrut adalah PT Trisula Internasional. Perusahaan tersebut memiliki nilai rata-rata S-Score > 0,862

Kata kunci

:

metode

springate (S-Score), prediksi kebangkrutan

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the company's bankruptcy in the textile sector by using Model Sringate (S-Score) on the textile sector companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2011-2013. The population in this study are the financial statements of all Textile industry which is already listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) 2011-2013. Selection of the sample is determined by purposive sampling in order to obtain representative samples in accordance with the specified criteria. Data analysis method used is by using Springate. The results of this study indicate that Springate Model can be used to predict bankruptcy. Of the 10 companies that have done the research, there are nine companies that went bankrupt and the first company in good health. Nine companies are PT Argo Pantes Tbk, PT Century Textile Industry, PT Eratex Djaja Tbk, PT Panasia Indo Resources Tbk, PT Roda Vivatex Tbk, PT Sri Rejeki Isman PT Sunson Textile Manufacturer Tbk, PT Tifico Fiber Indonesia Tbk, PT Unitex Tbk , All nine companies have an average value of S-Score < 0.862 for three consecutive years. One company stated in a healthy condition/is not bankrupt is PT Trisula International. The company has an average value of S-Score > 0,862

Keywords: springate metods (S-Score), bankruptcy prediction

PENDAHULUAN

(6)

menjadi hal yang fatal dalam kelangsungan perusahaan, kesalahan prediksi mengakibatkan kehilangan pendapatan atau investasi yang sudah ditanamkan kedalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu pentingnya suatu analisis prediksi kebangkrutan menjadi sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak terkait, seperti investor, bank, pemerintah dan yang utama perusahan itu sendiri. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode Springate (S-score) dalam menilai tingkat kebangkrutan pada perusahaan tekstil yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

TINJAUAN PUSTAKA 1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan (Weston dan Copeland, 2010:24). Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi suatu perusahaan yang dapat memperlihatkan secara jelas gambaran kondisi financial suatu perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang berguna sebagai informasi dalam pengelolaan perusahaan dan pengambilan keputusan.

2. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses mengahasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 2006:190). Pada dasarnya laporan keuangan perusahaan merupakan perhitungan dari rasio-rasio untuk menilai kondisi keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinan di masa depan.

3. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan merupakan gambaran mengenai hasil operasi perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dalam periode tertentu dan pada dasarnya merupakan cerminan dari kinerja manajemen pada periode tersebut (Julaisah, 2012).

4. Kebangkrutan

Kebangkrutan diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress), yaitu keadaan dimana perusahaan tidak mampu membayar kewajiban pada saat jatuh tempo yang menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan, atau menyebabkan terjadinya perjanjian kasus dengan kreditur untuk mengurangi atau menghapus hutangnya (Munawir, 2010). Dengan kata lain kebangkrutan juga dapat dikatakan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan, minimal untuk menutup hutang-hutangnya dengan aset yang dimiliki.

5. Alat Kebangkrutan Model Springate

Model springate adalah model kebangkrutan yang dikembangkan pada tahun 1978 oleh Gordon L.V Springate dengan mengikuti prosedur multiple discriminant analysis yang dikembangkan oleh Altman dalam memprediksi adanya indikasi kebangkrutan (www.bankruptyon.com). Model kebangkrutan Springate menggunakan 4 dari 19 rasio laporan keuangan yang banyak digunakan untuk membedakan antara perusahaan yang mengalami distress dan yang tidak distress (Vickers 2005:67). Keempat rasio tersebut adalah rasio modal kerja terhadap total asset, rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total asset, rasio laba sebelum pajak terhadap liabilitas lancar dan rasio total penjualan terhadap total asset.

Keempat rasio tersebut dikombinasikan dalam suatu persamaan yang dirumuskan Springate, selanjutnya dikenal dengan istilah Model Springate (S-Score). Nilai cut-off yang berlaku untuk model ini adalah sebesar 0,862. nilai S (S-Score) yang lebih kecil dari 0,862 menunjukkan bahwa perusahaan diprediksi akan mengalami financial distress yang menuju ke arah kebangkrutan. Model ini memiliki akurasi 92,5% (Purnajaya dan Merkuisiwati 2014). Penelitian yang telah dilakukan menggunakan sampel perusahaan yang berbeda-beda nilai asetnya. Persamaan metode Springate adalah sebagai berikut:

Prediksi kebangkrutan merupakan salah satu hal positif untuk menilai dan melihat tanda-tanda awal kebangkrutan bagi perusahaan khususnya manajemen untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Selain itu agar dapat mengantisipasi akan terjadinya kebangkrutan yang akan dialami oleh perusahaan.

METODE PENELITIAN

(7)

sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya yang kemudian penelitian ini membantu untuk memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut atau membuat keputusan tertentu yang sederhana (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan semua industri Textile yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013.

Pemilihan sampel penelitian ini ditentukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel dengan representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang harus dipenuhi semua sampel yaitu:

a. Perusahaan tekstil yang menerbitkan data keuangan dari tahun 2011-2013.

b. Perusahaan menyajikan laporan laba rugi, neraca, dan arus kas dengan lengkap tahun 2011-2013.

c. Laporan keuangan secara umum dapat dipenuhi semua perusahaan yang terdaftar di BEI, karena BEI mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar untuk mempublikasikan laporan keuangannya.

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1.

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Argo Pantes Tbk.

Periode 2011 2012 2013

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S-Score dengan kriteria model Springate:

 Untuk tahun 2011 nilai S-Score perusahaan sebesar -0,691. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

 Untuk tahun 2012 nilai S-Score perusahaan sebesar -0,267. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

 Untuk tahun 2013 nilai S-Score perusahaan sebesar 0,244. Nilai ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

Tabel 4.2.

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Century Textile Industry Tbk.

Periode 2011 2012 2013

(8)

 Untuk tahun 2011 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 0,950. Nilai ini > 0,862 maka perusahaan

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Eratex Djaja Tbk.

Periode 2011 2012 2013

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S-Score sesuai dengan kriteria model Springate:

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Panasia Indo Resources Tbk.

Periode 2011 2012 2013

(9)

Tabel 4.5.

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Roda Vivatex Tbk.

Periode 2011 2012 2013

X1 (0,107) (0,063) (-0,164)

X2 0,123 0,122 0,149

X3 0,560 0,629 0,588

X4 0,273 0,272 0,269

S = 1,03 X1 + 3,07 X2 + 0,66 X3 + 0,4 X4

S-score 0,746 0,833 0,784

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S-Score sesuai dengan kriteria Springate:

 Untuk tahun 2011 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 0,746. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

 Untuk tahun 2012 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 0,833. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

 Untuk tahun 2013 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 0,784. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

Tabel 4.6.

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Sri Rejeki Isman Tbk.

Periode 2011 2012 2013

X1 (0,053) (0,043) 0,019

X2 0,264 0,075 0,082

X3 0,119 0,126 0,138

X4 1,146 0,796 0,843

S = 1,03 X1 + 3,07 X2 + 0,66 X3 + 0,4 X4

S 1,292 0,587 0,699

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S-Score dengan kriteria model Springate:

 Untuk tahun 2011 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 1,292. Nilai ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan tidak bangkrut/sehat.

 Untuk tahun 2012 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 0,587. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

(10)

Tabel 4.7.

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk.

Periode 2011 2012 2013

X1 0,251 0,221 0,123

X2 (0,035) (0,022) (0,020)

X3 (0,093) (0,056) (0,041)

X4 0,478 0,684 0,714

S = 1,03 X1 + 3,07 X2 + 0,66 X3 + 0,4 X4

S-Score 0,280 0,396 0,323

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S-Score dengan kriteria model Springate:

 Untuk tahun 2011 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 0,280. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

 Untuk tahun 2012 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 0,396. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

 Untuk tahun 2013 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 0,323. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

Tabel 4.8.

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk.

Periode 2011 2012 2013

X1 0,046 0,106 0,109

X2 0,095 0,019 0,027

X3 0,381 0,114 (0,145)

X4 1,038 0,937 0,842

S = 1,03 X1 + 3,07 X2 + 0,66 X3 + 0,4 X4

S-Score 1,005 0,617 0,436

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S-Score dengan kriteria model Springate:

 Untuk tahun 2011 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 1,005. Nilai ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan tidak bangkrut/sehat.

 Untuk tahun 2012 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 0,617. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

(11)

Tabel 4.9.

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Trisula Internasional Tbk.

Periode 2011 2012 2013

X1 0,312 0,469 0,434

X2 0,154 0,163 0,142

X3 0,169 0,330 0,321

X4 1,975 1,525 1,492

S = 1,03 X1 + 3,07 X2 + 0,66 X3 + 0,4 X4

S-Score 1,695 1,811 1,691

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S-Score dengan kriteria model Springate:

 Untuk tahun 2011 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 1,695. Nilai ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan tidak bangkrut/sehat.

 Untuk tahun 2012 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 1,811. Nilai ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan tidak bangkrut/sehat.

 Untuk tahun 2013 nilai S-Score pada perusahaan sebesar 1,691. Nilai S ini > 0,862 maka perusahaan dikategorikan tidak bangkrut/sehat

Tabel 4.10.

Perhitungan Nilai S-Score pada PT. Unitex Tbk.

Periode 2011 2012 2013

X1 (1,348) (1,575) (1,366)

X2 (0,042) (0,071) (0,090)

X3 (0,021) (0,036) 0,049

X4 1,280 0,912 1,065

S = 1,03 X1 + 3,07 X2 + 0,66 X3 + 0,4 X4

S-Score (1,019) (1,499) (1,224)

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui kondisi kebangkrutan perusahaan dengan menilai nilai S-Score dengan kriteria model Springate:

 Untuk tahun 2011 nilai S-Score pada perusahaan sebesar -1,019. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

 Untuk tahun 2012 nilai S-Score pada perusahaan sebesar -1,499. Nilai ini < 0,862 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

(12)

SIMPULAN

Tabel 5.1.

Kesimpulan Hasil Perhitungan S-Score

Perusahaan 2011 2012 2013 Rata-rata Keterangan

Argo Pantes

Dari hasil perhitungan S-Score yang dilakukan perusahaan sektor tekstil selama kurun waktu 2011-2013 dapat di ambil kesimpulan bahwa terdapat 9 perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan 1 perusahaan lainnya dinyatakan dalam kondisi sehat/tidak bangkrut. Perusahaan yang mengalami kebangkrutan antara lain adalah PT Argo Pantes Tbk dengan nilai rata-rata sebesar (0,238). PT Century textile Industri dengan nilai rata-rata sebesar 0,231. PT Eratex Djaja Tbk dengan nilai rata-rata sebesar 0,527. PT Panasia Indo Resources Tbk dengan nilai rata-rata sebesar 0,118. PT Roda Vivatex Tbk dengan nilai rata-rata sebesar 0,787. PT Sri Rejeki Isman Tbk dengan nilai rata-rata sebesar 0,859. PT Sunson Textile Manufacturer Tbk dengan nilai rata-rata sebesar 0,333. PT Tifico Fiber Indonesia Tbk dengan nilai rata-rata 0,686. PT Unitex Tbk dengan nilai rata-rata sebesar (1,247). Ke sembilan perusahaan tersebut memiliki nilai rata-rata S-Score < 0,862 selama tiga tahun berturut-turut. Satu perusahaan yang dinyatakan dalam kondisi sehat/tidak bangkrut adalah PT Trisula Internasional Tbk dengan nilai rata-rata 1,732. Perusahaan tersebut memiliki nilai rata-rata Score > 0,862. Sembilan perusahaan yang dikategorikan dalam keadaan bangkrut tidak akan menjadi sehat apabila perusahaan tersebut tidak ada perbaikan kinerja keuangan yang lebih baik. Perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan melakukan perbaikan pada tahun-tahun berikutnya. Perusahaan yang dikategorikan sehat/tidak bangkrut diharapkan mampu mempertahankan kondisi kinerja keuangannya sehingga perusahaan tidak akan memasuki ambang kebangkrutan menuju bangkrut.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Muhammad Akhyar dan Eha Kurniasih. 2000. “Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan Untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan Dengan Pendekatan Altman”. Jurnal Auditing dan Akuntansi Indonesia. Volume 4. No. 2 Desember. Yogyakarta.

AHL, 2015, Rupiah Akan Alami Pelemahan Lanjutan, Metrotvnews,

Http://Ekonomi.Metrotvnews.Com/Read/2015/09/17/431983/Rupiah-Akan-Alami-Pelemahan-Lanjutan Di Akses Pada 17 September 2015.

(13)

Ben, DA., Moch. Dzulkirom AR dan Topowijoyono, 2015, “Analisis Metode Springate (S-score) Sebagai Alat Untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Property dan Real Estate yang Listing di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 21 No. 1 April 2015.

BI: Inflasi Indonesia Tertinggi di ASEAN” http://www.ekbis.sindonews.com, akses 19 September 2015

Dani. 2015. Gelombang PHK di Sektor Tekstil Capai 36 Ribu Karyawan, Okezone.com,

http://m.okezone.com/read/2015/08/26/320/1202984/gelombang-phk-di-sektor-tekstil-capai-26-ribu-karyawan Di Akses Pada 15 Desember 2015.

Dwijayanti, S.P.F., (2010), “Penyebab, Dampak, Dan Prediksi Dari Financial Distress Serta Solusi Untuk Mengatasi Financial Distress”, Jurnal Akuntansi Kontemporer, Vol. 2, No. 2, Hal. 194-202.

Endri. 2009. Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan Bisnis: Analisis Metode Altman Z-score. Perbanas Quarterly Review , Vol. 2 No. 1

Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern : Kajian berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta). SNA VIII. Solo. 15-16 September.

Gunardiansya (2009). Analisis Metode Z-score Untuk Memprediksi Kebangkrutan Industri Baja Di BEI. Universitas Gunadarma Hadi, Syamsul. 2008. Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik (Perbandingan Antara The Zmijewski Model, The Altman Model, Dan The

Springate Model) Skripsi UII. Yogyakarta.

Hanafi, M.M. Dan Abdul Halim, 2009, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Harahap, S.S., 2006, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada.

Harian Ekonomi Neraca, 2015, Industri Tekstil Diprediksi Tumbuh 4%, Kemenprin,

http://www.kemenprin.go.id/artikel/6199/Industri-Tekstil-Diprediksi-Tumbuh-4 Di Akses Pada 15 Desember 2015.

Ida dan Santoso, Sandy. 2011. Analisis Kebangkrutan dengan Menggunakan Metode Springate. Dalam Media Bisnis, Maret. Imanzadeh, P. Jouri dan Sepehri. 2011. A Study of the Application of Springate and Zmijewski Bankruptcy Prediction Models in Firms

Accepted in Tehran Stock Exchange. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(11): 1546-1550.

Julaisah. 2012. Analisis Prediksi Kinerja Keuangan Model Springate dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food and Beverages Di Bursa Efek Indonesia. (skripsi). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada.

Kokyung dan Khairani, Siti. 2014. Analisis Penggunaan Altman Z-Score dan Springate Untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT. Bakrie Telecom Tbk. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang.

Koran. 2015. Faktor Cina dan AS dalam Terpuruknya Rupiah.

http://m.republika.co.id/berita/koran/pareto/15/09/07/nuauc86-faktor-cina-dan-as-dalam-terpuruknya-rupiah.

Mulyadi, 2010, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Munawir, 2010, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Yogyakarta, Liberty.

Peter dan Yoseph. 2011. Analisis Kebangkrutan Dengan Metode Z-Score Altman, Springate. Dan Zmijewski Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2005-2009. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Nomor 4 Tahun Ke-2 Januari-April 2011.

Purnajaya dan Merkusiwati. 2014. Analisis Komparasi Potensi Kebangkrutan Dengan Metode Z-score Altman, Springate, dan Zmijewski pada Industri Kosmetik yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dalam E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):48-63. ISSN: 2302-8556.

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan Dua. Edisi Keempat. Literata alintas Media: Jakarta.

Rismawati. 2012. Analisis Perbandingan Model Prediksi Financial Distress Altman, Springate, Ohlson, Dan Zmijewski (Studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (Skripsi). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Sanusi, A., 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Jakarta, Salemba Empat.

Sekaran, U., 2006, Research Methods for Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi Pertama Jilid 1, Jakarta, Salemba Empat.

Sekaran, U., 2006, Research Methods for Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi Pertama Jilid 2, Jakarta, Salemba Empat.

Sinarti dan Sembiring. 2015. Bankruptcy Prediction Analysis of Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. International Journal of Economics and Financial Issues, 2015, 5(Special Issue) 354-359. ISSN: 2146-4138

Supardi dan Mastuti, Sri, 2003. Validitas Penggunaan Z-Score Altman untuk Menilai Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa Efek Jakarta, KOMPAK, No. 7, Januari-April 2003, hal 80.

Springate, Gordon L.V. 1978. Predicting The Possibility of Failure in a Canadian Firm. Unpublised Masters Thesis. Simon Fraser University. January 1978.

(14)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1998 tentang Kepailitan.

Vickers, Frank. 2005. The dynamic small business manager. North Carolina: Lulu Press.

Widyastuti, Rini. 2006. Analisis Kinerja Keuangan Pendekatan Altman dan Pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan jasa go public di Bursa Efek Jakarta. (Skripsi). Universitas Diponegoro. Semarang.

Wiyono, G., 2011, Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 dan SmartPLS 2.0, Edisi Pertama, Yogyakarta, STIM YKPN.

Weston, J.F. dan Thomas E. Copeland, 2010, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Oleh A. Jaka W. dan Kibrandoko, Tangerang, Binarupa Aksara.

Gambar

Tabel 4.1.
Tabel 4.5.
Tabel 4.7.
Tabel 4.9.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan seorang pelajar itu menuntut ilmu adalah untuk menghiasi rohaninya dan mencantikkan dengan sifat yang mulia. Dengan itu pelajar dapat mendekatkan diri

Makalah ini menguraikan tentang aplikasi SCADA menggunakan jaringan nirkabel 2.4 Ghz dalam pengendalian dan pemantauan peralatan proses di fasilitas penyimpanan bahan

9.5.2 LSP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa, serama pembekuan sertifikat atau seterah pencabutan sertifi kat,

Sifat ZnO yang mudah bereaksi menjadikan bahan tersebut dapat disintesis menjadi nanopartikel sebagai filler pada pembuatan bio- nanokomposit film berbahan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan serta pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan metode statistik maka dari penelitian ini

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan penelitian ini menghasilkan sistem informasi penggajian yang dapat digunakan untuk melakukan

Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil, pegawai non Pegawai'Negeri Sipil, atau pihak lain, atas perintah pejabat yang berwenang di

SD NEGERI KOWEL 3 KURIKULUM 2013 REVISI TAHUN 2017.