• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NHT PADA SISWA KELAS IV SDN. 050633 MOJOSARI KEC. KUALA KAB. LANGKAT T.A 2013 / 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NHT PADA SISWA KELAS IV SDN. 050633 MOJOSARI KEC. KUALA KAB. LANGKAT T.A 2013 / 2014."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI

PENERAPAN MODEL MENGAJAR KOOPERATIF

TIPE NHT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

050633 MOJOSARI KECAMATAN KUALA

KABUPATEN LANGKAT

TAHUN AJARAN

2013/2014

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mempertahankan Skripsi Dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pendidikan

Oleh

WULAN TANWIRIYAH NIM 108313401

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

ABSTRAK

WULAN TANWIRIYAH, NIM 108313401. “MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NHT PADA SISWA KELAS IV SDN 050633 MOJOSARI KEC. KUALA KAB. LANGKAT T.A 2013 /2014.

Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah masalah rendahnya hasil belajar IPA siswa pada materi Perubahan Bentuk Benda di kelas IV SD Negeri 050633 Mojosari.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode NHT ( Number Head Together ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal.

Hipotesis yangn diajukan pada penelitian ini adalah “Hasil belajar siswa pada materi pokok perubahan bentuk benda akan meningkat” Jika metode NHT diimplementasikan dengan benar pada siswa kelas IV SD Negeri 050633 Mojosari T.A 2013/2014.

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 050633 Mojosari,dengan jenis penelitian yaitu “Penelitian Tindakan Kelas”.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjunlah 28 siswa 12 laki-laki dan 16 perempuan, sedangkan objek dalam penelian ini adalah model metode NHT (Number Head Together). Dan alat yang digunakan untuk mengumpul data adalah tes tertulis dalam bentuk isian dan lembar observasi.

Berdasarkan tes awal (pre test) yang dilakukan terhadap 28 siswa terhadap 21 siswa (75%) yang mendapat hasil belajar rendah (belum tuntas) dan sebanyak 7 (25%) yang termasuk dalam katagori tuntas.Kemudian pada siklus I terdapat 15 orang siswa (53,57 %) yang termasuk dalam katagori tuntas dan sebanyak 13 orang siswa (46,43 %) termasuk dalam katagori rendah (belum tuntas).

(3)

DAFTAR ISI

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 10

2.1.4 Materi Pembelajaran ... 17

2.2 KerangkaBerpikir ... 24

2.3 HipotesisTindakan ... 25

BAB III. METODOLOGI PENELITAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 26

3.3 Operasional Variabel Penelitan ... 26

3.4 Desain Penelitian ... 27

3.5 Prosedur Penelitian ... 28

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.7 Teknik Analisa Data ... 34

(4)

3.9 Jadwal Penelitian ... 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 38

4.1 HasilPenelitian ... 38

4.1.1 DeskripsiHasilPraSiklus ... 38

4.1.2 DeskripsiSiklus I ... 41

4.13 DeskripsiSiklus II ... 48

4.2 PembahasanHasilPenelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Langkah-Langkah Metode Latihan ... 30

Table 2 : Langkah-Langkah Metode Latihan ... 32

Tabel 3 : Jadwal Penelitian ... 37

Table 4 : Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal ... 39

Table 5 : Presentase Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awaal ... 40

Table 6 : Hasil Observasi Guru Siklus I ... 44

Tabel 7 : Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 45

Tabel 8 : Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 46

Table 9 : Presentase Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 47

Table 10 : Hasil Observasi Guru Siklu II ... 52

Table 11 : Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 53

Tabel 12 : Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 54

Tabel 13 : Presentase Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 55

Table 14 : Daftar Nilai Siswa Tes Awal, Siklus I, Dan Siklus II... 58

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

IPA merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting dan utama untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Karena IPA tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. IPA juga salah satu pelajaran yang memiliki karakteristik berbeda dengan lainnya. Siswa harus mempunyai pemahaman, penguasaan yang baik tentang IPA. Sebagaimana yang dituntut dalam KTSP.

IPA yang diajarkan dijenjang persekolahan seperti sekolah dasar, Sekolah menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Penyajian IPA disesuaikan dengan karakteristik siswa. IPA sangat diperlukan siswa dalam mempelajari dan memehami mata pelajaran lain karena IPA merupakan induk dari pengerhuan (Mother of science) yang didalamnya mencakup berbagai ilmu pengetahuan.

(7)

IPA sebagai ilmu dasar begitu cepat mengalami perkembangan, hal itu terbukti makin banyaknya kegiatan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi pada kenyataanya banyak siswa merasa takut, enggan dan kurang tertarik terhadap mata pelajran IPA. Banyak siswa yang kurang tertantang untuk mempelajari dan menyelesaikna soal-soal IPA. Karena banyak yang menggangap IPA merupakan ilmu yang sangat sulit dan tidak ada gunanya sehingga sebisa mungkin harus dihindari. Oleh sebab itu, prestasi IPA siswa baik secara nasional maupun internasional belum mengembirakan. Rendahnya hasil belajar siswa terhadap IPA disebabkan oleh factor siswa yang mengalami masalah komperhensip dalam IPA.

(8)

Dengan memilih pendekatan ataupun teknik-teknik dalam pembelajaran guru harus mapu memilih cara tepat menyelesaikan masalah tersebut. Untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran dilakukan berbagai cara salah stunya adalah menggunakan model pembelajaran tipe NHT (Number Head Together). Pembelajaran tipe NHT membawa konsep pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa. Agar siswa bekerja sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dna meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Melalui penelitian tindakan ini perlu didisain metode pembelajaran IPA dengan memberikan latihan pada siswa dalam menyeleaikan soal-soal sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran tipe NHT yang sistem kerjanya yaitu dengan bekerja sama antar teman kelompok maka siswa akan dapat mengerjakan soal yang sulitdan dengan sendirinya siswa akan terbiasa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Karena dengan sudah terbiasa maka siswa akan tertarik dan menyenanginya sehingga akan membuat siswa menjadi menggemari pelajaran IPA.

Dari hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul : “Upaya Menigkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Mengajar Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas IV SD

(9)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, peneliti dapat mengindentifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA

2. Guru hanya menggunakan metode yang konvensional yaitu Ceramah 3. Keakrifan siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran

4. Siswa kurang memahami materi pembelajaran IPA 5. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pelajaran siswa

1.3 Batasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang mencakup kajian ini, maka untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, penulis membatasi masalah yang akan diteliti sehingga penelitian ini difokuskan pada : Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran tipe NHT ( Number Head Together ) pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 050633 Mojosari kecamatan Kuala Kabupaten Langkat T.A 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalh diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

(10)

Mojosari kecamatan Kuala Kabupaten Langkat T.A 2013/2014 melaui pembelajaran tipe NHT”.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada materi pokok Perubahan Bentuk Benda di kelas IV SD Negeri 050633 Mojosari Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat T.A 2013/2014 melalui pembelajaran tipe NHT ( Number Head Together ).

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai setelah melakukan penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagian siswa, dapat memeperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolahanya sehingga preses pembelajaran dapat berlangsung baik dan mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.

2. Bagi siswa, dapat memeperbaiki hasil belajar dan meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran IPA.

(11)
(12)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARANA

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan dalam BAB IV

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode NHT pada pembelajaran IPA materi

pokok perubahan bentuk benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas

IV SD Negeri No. 050633 Mojosari Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu dilakukan tes awal. Dari nilai tes

awal sebanyak 21 orang siswa (75 %) yang belum tuntas dalam belajar dan

sebanyak 7 Orang siswa (25 %) yang telah mencapai standart ketuntasan belajar.

3. Setelah pelaksanaan siklus I dengan menggunakan metode NHT terdapat

sebanyak 15 orang siswa (53,57 %) yang belum tuntas dan sebanyak 13 orang

siswa (46,43 %) yang mencapai ketuntasan belajar.

4. Setelah pelaksanaan siklus II dengan menggunakan metode NHT terdapat

sebanyak 5 orang siswa (17,86 %) yang belum tuntas dan sebanyak 23 orang

siswa (82, 14) yang mencapai ketuntasan belajar. Dengan peningkatan hasil

belajar secara klasikal sebesar 29 % dari hasil post tes dan siklus I.

5. Bahwa dengan adanya metode NHT yang diterapkan oleh guru, maka siswa

tersebut terlatih dan juga terbiasa dalam mengerjakan soal – soal khususnya

(13)

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran

sebagai berikut :

1. Guru diharapkan menggunakan Metode NHT dengan langkah – langkahnya

khususnya pada mata pelajaran IPA materi pokok perubahan bentuk benda.

2. Metode nht dapat dikhususkan untuk melatih siswa/I dalam ketepatan dan

kecepatan dalam mengerjakan soal – soal IPA sehingga dapat menjawab soal

dengan cepat dan mudah.

3. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama pada

penggunaan metode nht,disarankan agar menggunakan penelitiannya dengan

tidak membatasi materi pelajaran dan melibatkan variabel yang lain seperti

motivasi serta setuju pada penilaian proses yang bertujuan meningkatkan hasil

belajar siswa.

4. Kepada guru yang ingin menerapkan metode NHT ( Number Head Together )

agar lebih mengaktifkan seluruh siswa dalam menyelesaikan soal – soal dengan

waktu yang telah ditentukan selama proses belajar mengajar. Melalui hal tersebut

siswa akan lebih termotivasi untuk menyelesaikan soal – soal khususnya materi

pokok perubahan bentuk benda pada siklus Kelas IV SDN 050633 Mojosari.

5. Pada peneliti sendiri kiranya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan

suatu keterampilan serta pengetahuan untuk menambah wawasan dalam

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ani, Tri C. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press

Aqib, Zainal. Dkk. 2009. Penilaian Tindakan Kelas. Bandung. Yrama Widia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Daryanto.2010.Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya.

Depdiknas. 2006. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Balai Dimyanti dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Faturohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami. Refika Adirama :Bandung

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta. Penerbit. Pustaka Pelajar.

Leni widya. 2007. Peningkatran Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Melalui Strategi Problem Solving. Jurnal Pendidikan Inovetif : Balik Papan

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Pustaka. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Balai Pustaka Roestiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Sardiman A.M. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada

Slameto.2010. Belajar dan Faktor-Faktro Yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta

Slavin. R. 2005. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Bandung. Penerbit. Nusa Media.

(15)

Sudjana, Nana. 2009 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakaya.

Suharsimi Arikunto dkk., 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Penerbit Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto 2002. Prosedur Penelitian(Suatu Tindakan Praktek). Edisi Revisi V.

Suprijaono, Agus, 2010. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Syaiful Sagala. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran.Bandung : ALFABETA

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana : Jakarta

http://ipotes.wordpress.com./2008/05/15/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht

http://www.erlangga.co.id.sumber-belajar/96-teks/6966-perubuhan-wujud-benda-kelas-4-.html

http://cuppyzna.wordpress.com./ipa-i-2/zat-wujud-dan-zat-massa-jenis.

Referensi

Dokumen terkait

The analysis involved several steps: transcribing the recorded conversation, identifying the conversation between the participant and the speakers by using

Kabupaten Bogor mempunyai letak yang sangat strategis, sebagai daerah penyangga ( buffer zone ) dan penyeimbang ( counter magnet ) ibukota Jakarta. Tumbuh

[r]

Penulisan Ilmiah ini membahas mengenai bagaimana membuat aplikasi table periodik unsur kimia elektronik dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Di zaman modern ini,

merancang alat pencetak keripik biji-bijian yang bisa mengolah biji melinjo. menjadi empingserta biji dari komoditas lain menjadi keripik biji-bijian

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN DOSEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Intervensi psikologis yang paling umum digunakan pada pasien skizofrenia berasal dari prespektif perilaku yang memperlihatkan bahwa banyak kesulitan yang

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,